BAB I PENDAHULUAN. jawab. 3 Penyampaian pelajaran pada peserta didik di sekolah akan menjadi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

hlm Nana Sudjana, Cara Belajar Peserta didikaktif, (Bandung: Sinar Baru Algensind, 1996),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hlm.4. dan Kompetensi Dasar Tingkat SD, MI, dan SDLB, hlm. 317

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan rukun Islam dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan pembelajaran akan tercapai apabila guru

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jaya Abadi, 2006), hlm Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Cet. I, (Jakarta: PT. Raja. Grafindo Persada, 1999), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, hlm. 67

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pendidikan Islam baik MI, MTs, MA, maupun PTAI sering

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Baru, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, Hal. 89

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar pertama tersebut anak akan diberikan pengenalan tentang huruf.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran Pendidikan Agama Islam yang mempelajari tentang Fiqih ibadah,

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin lama semakin berkembang dan merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari guru, guru merupakan sebagai pendidik atau pelaksana dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. Standar Nasional Pendidikan pasal 3 menyebutkan, bahwa: 2

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

DAFTAR PUSTAKA. Achmadi, Islam Paradigma Ilmu Pendidikan, Yogyakarta: Aditya Media, 2005.

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Remaja Rosdakarya, 2011), hlm Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tingkah laku

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan wadah bagi anak untuk belajar memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilan tetapi lebih dari itu adalah transfer prilaku.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. menyelenggarakan suatu kehidupan yang penuh kedamaian dan kebahagiaan

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan satu di antara makhluk Allah SWT yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. perpustakaan yang lengkap, media dan lain sebagainya). materi yang akan disampaikan. Akan tetapi ada faktor-faktor lain yang harus

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 bahwa Tiap-tiap. perubahan yaitu memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah konsep Pembelajaran Berbasis Kecedasan, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2009, hlm. 108.

BAB I PENDAHULUAN. Shop Pembelajaran Guru bagi Guru SMAN Banjarangkan, 2007), hlm. 3

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ilmuwan khususnya para ahli pendidikan. Hal ini karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu unit kerja tidak bisa terlepas dari kegiatan administrasi

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan secara sengaja terhadap peserta didik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan tersebut kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia, pendidikan dapat mempengaruhi manusia dalam semua aspek

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

SKRIPSI. Disusun Oleh: : JUNI WIHAYANI NIM :

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. berperan dengan sebaik-baiknya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena itu merupakan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan, (Semarang: Tim Pengadaan Buku Pelajaran IKIP Semarang Press, 1990), hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. satu sektor penting dan dominan dalam menentukan maju mundurnya suatu

BAB V PENUTUP A. Simpulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V PENUTUP. dengan kesimpulan oleh guru. 2. hasil belajar siswa menggunakan metode diskusi ini tidak memuaskan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, keterampilan dan ilmu yang lebih tinggi, serta sikap dan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam hubungannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk maju sejahtera

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga pendidikan mampu mencetak sumber daya manusia yang handal tidak hanya secara

BAB I PENDAHULUAN. yang mengajar dan anak didik yang belajar. Perpaduan dari kedua unsure

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. perlu dalam perkembangan zaman untuk menghadapi permasalahan-permasalah yang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB I PENDAHULUAN. pengertian. Tesis ini berjudul Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam. Peserta Didik Kelas VII Di SMP Negeri 2 Adiluwih yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. seyogyanya lebih memperhatikan komponen-komponen pengajaran seperti. sarana dan prasarana pengajaran serta evaluasi pengajaran.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah yang bersangkutan di mana anak didik belajar. Di sekolah inilah anak

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berkualitas yang mana menjadi subjek pencipta,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman. Pengaruh globalisasi dapat mempengaruhi gaya hidup

BAB I PENDAHULUAN. dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka. Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu dan cakap. 1 Berhasil tidaknya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2003), hlm Jalaluddin, Teologi Pendidikan,(Jakarta: PT. Raja Grafindo

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek yang mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Nasional, (Jakarta: CV. Mini Jaya Abadi,2003), hlm Pasal 3 Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, meningkatkan kualitas manusia dalam membentuk watak bangsa menjadi

BAB V PENUTUP A. SIMPULAN

LINGKUNGAN SEKITAR SEKOLAH SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN IPA

BAB I PENDAHULUAN. potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. aktif, kreatif, dan menyenangkan dengan menerapkan model pembelajaran yang

Transkripsi:

jawab. 3 Penyampaian pelajaran pada peserta didik di sekolah akan menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Pendidikan juga sebagai upaya sadar dan tanggung jawab untuk memelihara, membimbing dan mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan kehidupan manusia, agar ia memiliki makna dan tujuan hidup yang hakiki. 1 Kemajuan suatu kebudayaan bergantung pada cara kebudayaan tersebut mengenali, menghargai dan memanfaatkan sumber daya manusia, hal ini berkaitan erat dengan kualitas pendidikan yang diberikan kepada anggota masyarakat yaitu peserta didik. 2 Pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik harus sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang menitik beratkan pada pengembangan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung tolak ukur apakah pendidikan sudah berhasil sesuai dengan tujuan pendidikan, sedangkan hasil yang dicapai masih jauh dari tujuan pendidikan pada umumnya dan pembelajaran pada khususnya. Hal tersebut sebagai akibat kurang optimalnya model pembelajaran yang digunakan di sekolah. Sering dijumpai dalam pengajaran khususnya pengajaran Pendidikan Agama Islam, bagaimana cara menyajikan materi kepada siswa secara baik sehingga diperoleh hasil yang efektif dan efisien disamping masalah lain yang sering didapati adalah kurangnya perhatian guru Agama terhadap variasi 1 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta : PT Logos Wacana Ilmu, 2001), hlm. 1. 2 Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998), hlm. 6. 3 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3, Undang-undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung: Citra Umbara, 2006) hlm. 77. 1

2 mengajar sebagai upaya peningkatan mutu pengajaran secara baik, sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan kurang mengena dan kurang maksimal. Kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan suatu dunia komunikasi tersendiri dimana guru atau dosen dan siswa bertukar pikiran untuk mengembangkan ide dan pengertian. Pembelajaran merupakan proses komunikasi. Model pembelajaran yang digunakan guru tidak hanya mengandalkan model ceramah atau yang lebih dikenal dengan verbalism. Penyakit verbalism terdapat dalam setiap situasi belajar, yakni pada saat anak diberi kata-kata tanpa memahami artinya. 4 Untuk mengarahkan pembelajaran peserta didik agar mengarah pada tujuan pembelajaran maka dalam pembelajaran di sekolah proses pembelajaran harus bisa mengoptimalkan bahan yang ada dan memberi variasi pelajaran agar lingkungan belajar tidak bersifat membosankan bagi peserta didik, maka guru sebagai salah satu elemen penting dalam proses belajar mengajar harus pandai-pandai mengolah bahan pembelajaran untuk dapat digunakan. Salah satu usaha untuk mengatasi keadaan demikian ialah penggunaan media secara terintegrasi dalam proses belajar mengajar. Karena fungsi media dalam kegiatan tersebut disamping sebagai penyaji stimulus informasi, sikap dan lain-lain, juga untuk meningkatkan keserasian dalam menerima informasi. Media juga berfungsi untuk mengatur langkah-langkah kemajuan serta untuk memberikan umpan balik pada proses belajar mengajar. 5 Media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran, pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. 6 Pada mulanya media hanya sebagai alat bantu kegiatan belajar 4 Nasution. S, Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta; Bumi Aksara, 1995), hlm.94 5 Usman M. Basyiruddin dan Asnawir, Media Pembelajaran,(Jakarta: Ciputat Pers, 2002), Cet I, hlm: 13. 6 Nana Sudjana dan Achmad Riva i, Media Pengajaran, (Bandung: CV. Sinar Baru, 1991), hlm. 2.

3 mengajar, yaitu sebagai sarana yang dapat memberikan pengalaman visual. 7 Dengan menggunakan media sistem pembelajaran tidak terkesan membosankan bagi peserta didik karena peserta didik tidak hanya mendengarkan ceramah dari guru tapi dengan menggunakan media pembelajaran siswa akan lebih tertarik dengan pelajaran yang disampaikan dan peserta didik akan terdorong motivasi belajarnya, memperjelas dan mempermudah konsep yang abstrak dan mempertinggi daya serap atau retensi belajar. Tidak dapat diingkari lagi bahwa media pembelajaran sangat dibutuhkan guna mempermudah pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Oleh karena itu dibutuhkan ketrampilan dari guru untuk dapat menggunakan media yang tersedia maupun tidak. Pemanfaatan teknologi pendidikan sebagai pendekatan dasar dapat membantu meningkatkan keefisienan dan keefisienan pada dosen dan guru dalam menunaikan tugasnya sehari-hari. 8 Bahan dan alat yang kita kenal sebagai software dan hardware tidak lain adalah media pendidikan. Kata media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari medium batasan mengenai pengertian media sangat luas, namun kita membatasi pada media pembelajaran saja yakni media yang digunakan sebagai alat dan bahan kegiatan pembelajaran. Sekilas dari gambaran diatas, penulis sangat tertarik untuk mengkaji lebih lanjut tentang bagaimana penggunaan media pembelajaran sebagai media pembelajaran dalam sebuah skripsi yang berjudul Penerapan Media Gambar Mati Sebagai Media Pembelajaran Bagi Peningkatan Keaktifan Dan Hasil belajar fiqih materi pokok salat sunah rawatib di kelas III MI Roudlatul Athfal Nongkosawit Gunungpati Semarang. B. Penegasan Istilah Sebelum peneliti membahas lebih lanjut dalam penulisan skripsi ini, kiranya penting penulis menjelaskan judul penelitian ini, dengan harapan agar mudah dipahami, terarah, jelas, dan tepat sasaran selain itu juga untuk 7 Yusuf Hadi Miarso, Teknologi Komunikasi Pendidikan (pengertian dan penerapannya di Indonesia), (Jakarta: CV. Raja Wali, 1986), hlm. 49. 8 Sudjarwo S, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Erlangga, 1989), hlm. 9.

4 menghindari agar tidak terjadi kesalahfahaman serta salah tafsir. Untuk itu perlu dikemukakan batasan-batasan judul yang masih perlu mendapat penjelasan secara rinci. 1. Penerapan Media Gambar Penerapan berasal dari kata dasar terap yang artinya pohon sukun hutan, kemudian mendapat imbuhan pe-an. Sehingga kata tersebut menjadi penerapan yang berarti proses, cara atau perbuatan menerapkan. 9 Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. 10 Sedangkan gambar adalah bentuk yang divisualkan. 11 Jadi media gambar adalah suatu perantara atau pengantar visual yang digunakan ketika kegiatan belajar mengajar terjadi demi tercapainya tujuan pembelajaran fiqih materi pokok salat sunah rawatib di kelas III MI Roudlatul Athfal Nongkosawit Gunungpati Semarang. 2. Meningkatkan Hasil Belajar Meningkatkan berasal dari asal kata tingkat yang berarti susunan yang berlapis-lapis atau berlenggek-lenggek. Mendapat awalan me dan akhiran an, yang mengandung arti menaikkan (derajat, taraf, dsb). 12 Hasil belajar yaitu suatu hasil usaha yang dapat memuaskan dan kurang memuaskan, karena hasil itu bergantung pada banyak faktor. 13 Jadi maksud peningkatan hasil belajar dalam penelitian ini adalah usaha yang dilakukan peneliti untuk menjadikan pembelajaran fiqih materi pokok salat sunah rawatib di kelas III MI Roudlatul Athfal Nongkosawit Gunungpati Semarang. 9 Hasan Alwi dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2008), hlm.1180. 10 Arief S. Sadiman, Media Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), Cet. IV, hlm. 6. 11 Arief S. Sadiman, Media Pendidikan hlm. 7. 12 Hasan Alwi dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1198 13 Soejono AG., Pendahuluan Didaktik Metodik Umum, (Bandung, Bina Karya, t.th.,) hlm. 174.

5 3. Mata pelajaran Fiqih Mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang mempelajari tentang fiqih ibadah, terutama menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan rukun Islam dan pembiasaannya dalam kehidupan sehari-hari, serta fiqih muamalah yang menyangkut pengenalan dan pemahaman sederhana mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan haram, khitan, kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam. Secara substansial mata pelajaran Fiqih memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada siswa untuk mempraktikkan dan menerapkan hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari sebagai perwujudan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya ataupun lingkungannya. 14 Dalam penelitian ini fiqih materi pokok salat sunah rawatib di kelas III MI Roudlatul Athfal Nongkosawit Gunungpati Semarang C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah penerapan media gambar mati dalam meningkatkan hasil belajar fiqih materi pokok salat sunah rawatib di kelas III MI Roudlatul Athfal Nongkosawit Gunungpati Semarang? 2. Bagaimana Meningkatkan Hasil belajar fiqih materi pokok salat sunah rawatib di kelas III MI Roudlatul Athfal Nongkosawit Gunungpati Semarang setelah menggunakan media gambar mati? D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berkaitan dengan permasalahan diatas, maka tujuan yang hendak dicapai adalah: 14 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, Tentang Standar Kompetensi Lulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab di Madrasah, (Bandung: Citra Umbara, 2006), hlm. 67

6 1. Untuk mendeskripsikan penerapan media gambar mati dalam meningkatkan hasil belajar fiqih materi pokok salat sunah rawatib di kelas III MI Roudlatul Athfal Nongkosawit Gunungpati Semarang 2. Untuk mengetahui peningkatan Hasil belajar fiqih materi pokok salat sunah rawatib di kelas III MI Roudlatul Athfal Nongkosawit Gunungpati Semarang setelah menggunakan media gambar mati. 2. Manfaat Penelitian 1. Secara teoritis Dapat memberikan masukan dan informasi secara teori tentang penggunaan media gambar mati dalam pembelajaran fiqih 2. Secara praktis 1) Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di MI Roudlatul Athfal Nongkosawit Gunungpati Semarang 2) Sebagai masukan ilmiah khususnya dalam hal penggunaan media gambar mati sebagai media dalam pembelajaran.