BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya terus meningkat. World Health Organization (WHO) di Kabupaten Gunungkidul DIY tercatat 1262 orang terhitung dari bulan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. terlupakan, padahal kasusnya cukup banyak ditemukan, hal ini terjadi karena

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR DEMOGRAFI DENGAN DEPRESI PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL DIY INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah penderita 7,3 juta jiwa (International Diabetes Federation

BAB I PENDAHULUAN. mampu menggunakan insulin yang dihasilkan oleh pankreas (Word Health

BAB I PENDAHULUAN. mellitus dan hanya 5% dari jumlah tersebut menderita diabetes mellitus tipe 1

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Wonosari Kabupaten. Gunungkidul DIY pada bulan September-Oktober 2016.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perhatian adalah diabetes melitus (DM). Menurut Kementrian Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronis (Chronic Renal Failure) adalah kerusakan ginjal progresif

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Amerika Serikat prevalensi tahunan sekitar 10,3%, livetime prevalence mencapai

BAB I PENDAHULUAN. abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terpotongnya suplai oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Diabetes Melitus atau kencing manis, seringkali dinamakan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Diabetes Association / ADA (2011) DM adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes melitus (DM) adalah penyakit kronis yang mengacu pada

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Depresi adalah gangguan alam perasaan (mood) yang ditandai dengan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Global Report On Diabetes yang dikeluarkan WHO pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. (glukosa) akibat kekurangan atau resistensi insulin (Bustan, 2007). World

BAB I PENDAHULUAN. Statistik (2013), angka harapan hidup perempuan Indonesia dalam rentang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah pengidap diabetes diatas umur 20 tahun berjumlah 150 juta orang dan. membengkak menjadi 300 juta orang (Suyono, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. insulin secara relatif maupun absolut (Hadisaputro & Setyawan, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. insulin dependent diabetes melitus atau adult onset diabetes merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makanan, berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran / polusi

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Indonesia setiap tahun meningkat. World Health Organization (WHO) besar pada tahun-tahun mendatang (Gustaviani, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. I.A Latar Belakang. Diabetes merupakan salah satu penyakit yang. diperkirakan prevalensi di seluruh dunia akan meningkat

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia Indonesia seutuhnya. Visi Indonesia sehat yang diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) termasuk ke dalam penyakit

BAB I PENDAHULUAN. menurun dan setelah dibawa ke rumah sakit lalu di periksa kadar glukosa

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

Kesehatan (Depkes, 2014) mendefinisikan diabetes mellitus sebagai penyakit. cukup atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif, dan

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak ditemukan di Indonesia maupun di dunia. Penderita hipertensi

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1

BAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan 63% penyebab kematian di seluruh dunia dengan membunuh 36 juta jiwa

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas hidup pasien (dewasa dan anak-anak) dan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Diabetes Melitus (DM) berdasarkan American Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamisnya kehidupan masyarakat. Masalah ini merupakan

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kronis menjadi masalah kesehatan yang sangat serius dan

BAB 1 PENDAHULUAN. penting untuk mengetahui bagaimana melakukan tindakan. Disadari bahwa bila

BAB 1 PENDAHULUAN. karena semakin meningkatnya frekuensi kejadiannya di masyarakat. 1 Peningkatan


BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.

TUGAS MATA KULIAH METOPEN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. yang selalu mengalami peningkatan setiap tahun di negara-negara seluruh

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah peningkatan jumlah kasus diabetes melitus (Meetoo & Allen,

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

BAB I PENDAHULUAN. menurut tingkatan usia lanjut yakni usia pertengahan (45-59), usia lanjut (60-

BAB I PENDAHULUAN. hiperkolesterolemia, dan diabetes mellitus. angka kejadian depresi cukup tinggi sekitar 17-27%, sedangkan di dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. seluruh pembuluh dimana akan membawa darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang timbul karena kelainan metabolisme yang disebabkan oleh tidak bekerjanya

BAB I PENDAHULUAN. membahayakan jiwa dari penderita diabetes. Komplikasi yang didapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Chan, sekitar 1 miliar orang di dunia menderita hipertensi, dan angka kematian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan gejala terlebih dahulu dan ditemukan secara kebetulan saat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas PTM semakin meningkat baik di negara maju maupun

ABSTRACT ABSTRAK RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS

DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... v. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. RINGKASAN... viii. SUMMARY...

BAB I PENDAHULUAN. (InfoDatin, 2014). Menurut International Diabetes Federation (IDF) tahun 2015,

BAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh kadar glukosa darah melebihi normal serta gangguan

BAB I PENDAHULUAN. (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi sering kali disebut silent killer karena

BAB I PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2010). Menurut

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit yang banyak dialami oleh

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Diabetes Federation (IDF, 2015), diabetes. mengamati peningkatan kadar glukosa dalam darah.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut


BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari. kesehatan dan Keadaan Sejahtera Badan, Jiwa dan Sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus telah menjadi masalah kesehatan di dunia. Insidens dan

BAB I PENDAHULUAN. Data WHO (World Health Organization) menunjukkan bahwa 78%

BAB 1 PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2004, dalam

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) sebagai suatu penyakit tidak menular yang cenderung

BAB I PENDAHULUAN. Prevention (CDC) memperkirakan jumlah penderita hipertensi terus

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus merupakan masalah kesehatan di Indonesia karena jumlahnya terus meningkat. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita diabetes melitus di Indonesia akan meningkat hingga tiga kali lipat pada tahun 2030 mencapai 21,3 juta orang. Indonesia adalah salah satu negara dengan penderita diabetes terbanyak nomor 4 di dunia dengan jumlah 8,4 juta orang (Wahdah, 2012). Data penderita diabetes melitus di Kabupaten Gunungkidul DIY tercatat 1262 orang terhitung dari bulan Januari-Desember 2015 (Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, 2015). Diabetes melitus akan menimbulkan komplikasi jangka panjang jika tidak ditangani dengan benar. Beberapa komplikasi yang akan timbul diantaranya adalah terjadi gangguan retinopati dengan potensi kebutaan, gangguan nefropati yang dapat menyebabkan gagal ginjal, amputasi, gangguan neuropati otonom yang dapat mengganggu sistem gastrointestinal, genitourinaria, gangguan kardiovaskuler, jantung, stroke, serta disfungsi seksual dan gangguan neuropati perifer dengan resiko terjadinya ulkus kaki yang berujung amputasi (American Diabetes Assotiation, 2013). Berbagai kondisi tersebut menyebabkan penderita diabetes melitus mengalami gangguan psikologis seperti depresi. Kadang sulit mendeteksi apakah seseorang itu mengalami depresi karena yang muncul dominan justru pada keluhan fisik. Beberapa penyakit fisik pada 1

2 umumnya komorbid (tumpang tindih) dengan gangguan mood. Depresi lebih sulit didiagnosis bila seseorang memiliki penyakit fisik lainnya (Rochmawati, 2009). Oleh karena itu, kita harus melihat penyakit secara holistik, tidak hanya secara fisik namun juga dari sisi psikis. Prevalensi depresi pada beberapa penyakit kronis termasuk diabetes melitus memberikan gambaran bahwa depresi perlu mendapatkan perhatian dan terapi yang adekuat karena kasusnya cukup banyak. Menurut Silverstone (1996), diabetes melitus memiliki risiko dapat menyebabkan depresi sebesar 9-27%, sedangkan menurut Cavanaugh (1998), risiko depresi yang disebabkan oleh diabetes melitus sebesar 8,5-27,3%. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa diabetes melitus memiliki komorbiditas dengan gangguan depresi (Mudjaddid, 2001). Di Kabupaten Gunungkidul selama tahun 2015 tercatat 860 kasus gangguan depresi. Depresi menduduki peringkat ke empat pada prevalensi gangguan jiwa setelah somatoform, skizofrenia dan penyakit YDK (yang diklasifikasikan di tempat lain). Hal tersebut berhubungan dengan tingginya prevalensi penyakit kronik diabetes melitus di Kabupaten Gunungkidul yang memiliki komplikasi gangguan jiwa depresi (Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, 2015). Dari data tersebut dapat kita ketahui secara nyata bahwa kasus depresi banyak terjadi dan masih banyak juga yang tidak terdeteksi karena berbagai faktor. Depresi merupakan tindakan yang di larang oleh Allah SWT sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran surat Yunus ayat 62 sebagai berikut:

3 Ingatlah, sesungguhnya para kekasih Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Faktor risiko terjadinya depresi dapat dikelompokkan menjadi beberapa faktor, antara lain: faktor psikososial, faktor biologis, karakteristik personal, faktor medikasi dan faktor demografi. Faktor psikososial dapat meliputi stress kehidupan, seperti: kesedihan, masalah finansial dan kesepian. Faktor biologis atau genetik dapat meliputi: jenis kelamin, defisiensi folat dan vitamin B12 dan penyakit kronis. Karakteristik personal, antara lain: sifat ketergantungan, pesimis dan rendah diri. Sedangkan faktor medikasi dapat meliputi penggunaan obat anxiolytics tranquilizers, anti inflamasi dan sebagainya, selain itu jenis kelamin, usia, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, status pernikahan merupakan beberapa faktor demografi yang turut berperan dalam terjadinya depresi (Mudjaddid, 2001). Dari uraian fakta di atas, dikhawatirkan faktor demografi berhubungan dengan depresi pada penyakit diabetes melitus. Untuk itu peneliti merasa tertarik untuk mengetahui hubungan antara faktor demografi dengan depresi pada penderita diabetes melitus di Kabupaten Gunungkidul DIY.

4 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah faktor demografi berhubungan dengan depresi pada penderita diabetes melitus di Kabupaten Gunungkidul DIY? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tujuan Umum Menganalisis hubungan faktor demografi dengan depresi pada penderita diabetes melitus. 2. Tujuan Khusus Mengetahui hubungan faktor demografi dengan depresi pada penderita diabetes melitus di Kabupaten Gunungkidul DIY. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti 1) Menjadi bahan referensi untuk bahan belajar selanjutnya. 2) Mengetahui apakah ada hubungan antara faktor demografi dengan depresi pada penderita diabetes melitus. b. Bagi Mahasiswa Kedokteran 1) Sumber data untuk penelitian selanjutnya. 2) Diharapkan bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahun, khususnya di bidang kedokteran.

5 c. Bagi Masyarakat Meningkatkan pengetahuan tentang faktor-faktor yang meningkatkan depresi pada individu maupun keluarga, terutama pengetahuan mengenai hubungan faktor demografi dengan depresi pada penderita diabetes melitus, sehingga dapat memberikan informasi dalam terlaksananya kemandirian penanggulangan maupun pencegahan sedini mungkin. 2. Manfaat Teoritis a. Diharapkan dengan hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan dalam ilmu pengetahuan di bidang kedokteran khususnya psikiatri. b. Diharapkan dengan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi penelitian selanjutnya di bidang kedokteran.

6 E. Keaslian Penelitian Tabel 1. Keaslian Penelitian Nama Peneliti/Publikasi/Tahun Judul Penelitian Metode Penelitian Perbedaan Dewi Erna Susilowati. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2015. Gambaran Tingkat Depresi Pasien Diabetes Melitus Di RSUD Panembahan Senopati Bantul. Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling dengan 30 responden. Metode penelitian ini adalah penelitian noneksperimental dengan pendekatan deskriptif yang bersifat kuantitatif. Variabel, subjek dan lokasi penelitian. Arhatya Marsasina. Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Diponegoro, 2016. Gambaran dan Hubungan Tingkat Depresi Dengan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pada Pasien Rawat Jalan Puskesmas. Teknik pengambilan sample menggunakan purposive sampling dengan 59 responden. Metode penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Variabel, subjek dan lokasi penelitian. I Wayan Suardana. Program Studi Magister Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011. Hubungan Faktor Sosiodemografi, Dukungan Sosial, dan Status Kesehatan Dengan Tingkat Depresi Pada Lanjut Usia di Kecamatan Karangasem Bali. Teknik pengambilan sample menggunakan multistage random sampling dengan 163 responden. Metode penelitian cross sectional. Variabel, subjek dan lokasi penelitian.