Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Latar Belakang

KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN BERAU BAB I PENDAHULUAN

[BUKU PUTIH SANITASI KOTA PADANGSIDIMPUAN] BAB IPENDAHULUAN Latar Belakang

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) Tahun 2012 POKJA AMPL KABUPATEN TANGERANG

BUKU PUTIH SANITASI KAB. WAKATOBI (POKJA SANITASI 2013) BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Grobogan Halaman 1 1

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Bima

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

[BUKU PUTIH SANITASI KOTA YOGYAKARTA] BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran

PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pokja AMPL Kota Makassar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi

POKJA PPSP KABUPATEN SAROLANGUN BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016

BAB 1 PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Landasan Gerak

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON I - 1

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN MINAHASA UTARA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PEMUTAKHIRAN SSK LAMPUNG TIMUR Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. Strategi sanitasi kabupaten bintan Tahun anggaran Latar Belakang

BUKU PUTIH SANITASI KOTA SALATIGA BUKU PUTIH SANITASI. Tahun 2012 POKJA PPSP KOTA SALATIGA. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP)

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN I-1

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Aru 2014 BAB 1. PENDAHULUAN

PPSP BAB 1 PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI I Latar Belakang.

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten

Strategi Sanitasi Kabupaten Empat Lawang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

b. Kecamatan Padang Panjang Timur, terdiri dari : 1. Kelurahan Koto Panjang; Bagian C Lampiran

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KAB. SIDENRENG RAPPANG

B A B I P E N D A H U L U A N

Sia Tofu (Bersama dan Bersatu) dan Visi Pembangunan Kabupaten Pulau Taliabu Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

1.1 Latar Belakang. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Gunungkidul Halaman I-1

Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Pelalawan

BAB 1 PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara, Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

L a p o r a n S t u d i E H R A K a b. T T U Hal. 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

PEMETAAN SISTEM SANITASI KRITERIA PEMILIHAN LOKASI

Universal Access cakupan akses 100% untuk air minum dan sanitasi dalam rangka. 1.1 Latar Belakang

Ringkasan Studi EHRA Kabupaten Malang Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN DRAFF BUKU PUTIH SANITASI KOTA METRO

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TOJO UNA-UNA

Strategi Sanitasi Kabupaten Pasaman. ( Refisi 2012 ) I.1

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG 2014 KATA PENGANTAR

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGI SANITASI KOTA TANGERANG 1

Rangkuman visi, misi, tujuan, sasaran, dan arah penahapan sesuai yang telah ditetapkan.

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT 2014

1.1 Latar Belakang. 1.2 Wilayah cakupan SSK

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN I - 1

KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN

STRATEGI SANITASI KOTA KAB. SIDENRENG RAPPANG

STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG

STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 1 PENDAHULUAN MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) 1.1 Latar Belakang.

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI

PENDAHULUAN Latar Belakang 1-1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab 1 Pendahuluan PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN KUDUS. Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Minahasa Selatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN MADIUN

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG

BAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI

KOTA TANGERANG SELATAN

Pendahuluan. Bab Latar Belakang

Transkripsi:

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-nya Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang telah dapat diselesaikan oleh Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan untuk pelaksanaan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP). Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang dalam Penentuan Area Prioritas (Priority Setting) pembangunan sanitasi dilaksanakan dengan menggunakan hasil study Environmental Health Risk Assessment (EHRA), data sekunder yang tersedia dan persepsi dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang secara langsung menangani pembangunan sektor sanitasi. Penyusunan Buku Putih Sanitasi ini diharapkan sebagai dasar bagi penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) yang dijadikan acuan pemutakhiran data Buku Putih Sanitasi untuk penyusunan SSK nantinya. Kami menyadari bahwa Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan perbaikan dari berbagai pihak, terutama yang berpengalaman dalam bidang sanitasi sangat kami harapkan, untuk kesempurnaan dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi. Atas segala kebaikan yang telah diberikan oleh semua pihak dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang ini, kami ucapkan terima kasih dengan harapan semoga dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi ini bermanfaat bagi pembangunan dan pengembangan sanitasi di Kabupaten Tulang Bawang. Menggala, Desember 2014 BUPATI TULANG BAWANG, Ir. HANAN A. ROZAK, M.Si. Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang i

Buku Putih Sanitasi (BPS) merupakan dokumen yang menjelaskan tentang kondisi sanitasi atau profil sanitasi di Kabupaten Tulang Bawang yang menjadi salah satu dokumen penting sebagai dasar penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK). Oleh sebab itu, dalam penyusunannya Buku Putih Sanitasi (BPS) harus mengacu kepada data yang aktual dan mutakhir. Buku Putih Sanitasi Kabupaten merupakan upaya pemerintah untuk memperoleh gambaran awal tentang karakteristik dan kondisi sanitasi di Kabupaten Tulang Bawang. Salah satu upaya memperbaiki kondisi sanitasi tersebut adalah dengan menyiapkan sebuah perencanaan pembangunan sanitasi yang responsif dan berkelanjutan. Terkait dengan hal itu pemerintah mendorong kabupaten untuk menyusun Buku Putih Sanitasi (BPS) dan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) yang memiliki prinsip : (1) berdasarkan data aktual, (2) berskala kabupaten, (3) disusun sendiri oleh kabupaten : dari, oleh, dan untuk kabupaten, (4) menggabungkan pendekatan bottom-up dan top-down, (5) Komprehensif. Dalam penyusunan perencanaan pembangunan sanitasi, tidak dapat dilakukan secara parsial, baik dilihat dari wilayah kerja maupun subsektor yang akan dilakukan. Oleh karena itu, berdasarkan kesepakatan Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang, pelaksanaan wilayah kajian dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS) maupun Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) adalah seluruh desa / kelurahan di Kabupaten Tulang Bawang, yang terdiri dari 15 Kecamatan dan 151 Desa. Dengan dilakukannya kajian di semua desa/kelurahan diharapkan dapat memberikan gambaran yang utuh mengenai kondisi risiko sanitasi di masing-masing wilayah, sehingga data yang diperoleh nantinya akan dapat digunakan untuk menyusun kebijakan dalam pembangunan di bidang sanitasi atau kebijakan lainnya. Adapun jangka waktu Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang adalah 5 (lima) tahun dan setelah itu akan dilakukan review terhadap pemutakhiran data sanitasi. Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang ii

Tahapan dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi adalah sebagai berikut : (1) Internalisasi dan penyamaan persepsi; (2) Penyiapan profil wilayah; (3) Penilaian profil sanitasi (sanitation assessment); (4) Penetapan prioritas pengembangan sanitasi; (5) Finalisasi Buku Putih. A. Profil Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang Dari hasil pemetaan yang dilakukan, telah diperolah gambaran tentang profil sanitasi di Kabupaten Tulang Bawang adalah sebagai berikut : a. Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Berdasarkan hasil EHRA dapat diketahui bahwa di Kabupaten Tulang Bawang kebiasaan masyarakat mencuci tangan dengan sabun pada 5 waktu penting baru dilakukan oleh 17,57 % masyarakat, selebihnya yaitu sekitar 87,87 % masyarakat belum melakukan praktek cuci tangan pakai sabun di 5 waktu penting. b. Perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABs) Berdasarkan hasil studi EHRA dapat diketahui bahwa di Kabupaten Tulang Bawang perilaku Buang Air Besar Sembarangan masih dilakukan oleh 57,11 % masyarakat. Hanya 42,89 % masyarakat Kabupaten Tulang Bawang yang sudah tidak melakukan praktek BABS. c. Pengelolaan Air Minum Berdasarkan hasil studi EHRA dapat diketahui bahwa di Kabupaten Tulang Bawang masih ada sekitar 24,25 % masyarakat yang pengelolaan air minumnya memiliki potensi tercemar pada saat penanganan air maupun pada wadah penyimpanan air minum. Sementara 75,75 % masyarakat sudah aman dalam pengelolaan air minum. d. Pengelolaan Sampah Berdasarkan hasil studi EHRA diketahui bahwa hanya 9,81 % saja masyarakat yang sudah melakukan pengelolaan sampah setempat, sebagian besar masyarakat belum melakukan pengelolaan sampah. Sedangkan layanan pengelolaan sampah rumah tangga secara keseluruhan baru 1,9% yang telah memadai dan 98,1% masih belum memadai. e. Perilaku Pengelolaan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) Berdasarkan hasil studi EHRA diketahui bahwa sebagian besar masyarakat atau 62,67 % belum mengelola air limbah dari dapur, kamar mandi dan tempat cuci dengan benar. Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang iii

B. Permasalahan Mendesak Sub Sektor Air Limbah Domestik 1. Sarana dan prasarana air limbah belum memadai, 53,86 % penduduk di Kabupaten Tulang Bawang belum memiliki jamban bertangki septik aman (belum tersedianya IPLT, masih kurangnya jumlah tangki septik komunal/ MCK komunal). 2. Belum adanya peraturan daerah yang mengatur tentang pengelolaan air limbah domestik (baru sekedar perda IMB yang digunakan untuk mengendalikan penyediaan sarana pengolahan air limbah domestik on-site / setempat). 3. Belum adanya lembaga yang mengelola air limbah domestik. 4. Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk memiliki jamban bertangki septik aman, dan belum adanya kegiatan penyuluhan atau sosialisasi terkait air limbah secara berkelanjutan. 5. Kurangnya keterlibatan pihak swasta dalam mengurangi permasalahan air limbah di Kabupaten Tulang Bawang. Sub Sektor Persampahan 1. Pengelolaan sampah belum memadai, 98,15% penduduk di Kabupaten Tulang Bawang sampahnya belum terangkut dan terolah (TPA baru melayani sampah di 2 (dua) kecamatan, kapasitas TPA saat ini sudah mencapai 70%). 2. Minimnya dana pemeliharaan dan operasional pengelolaan sampah (anggaran pemda di bawah kebutuhan dan penarikan retribusi belum maksimal). 3. Masih kurangnya kesadaran masarakat dalam mengelola sampah dengan konsep 3R (Reuse, Reduce and Recycle). 4. Belum maksimalnya pihak swasta dalam membantu pemerintah daerah dalam pengelolaan sampah untuk masyarakat. Sub Sektor Drainase Perkotaan 1. 30,73% pemukiman di Kabupaten Tulang Bawang mengalami banjir secara rutin tiap tahun (sistem drainase belum terkoneksi secara baik, saluran tersier dan sekunder belum terkoneksi/terintegrasi dengan baik. Kabupaten Tulang Bawang merupakan daerah hilir dari sungai Way Tulang Bawang, dimana pada saat musim hujan debit air meningkat sehingga tidak tertampung dan menggenangi sebagian daerah di sekitar sungai. Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang iv

2. Belum adanya peraturan, kebijakan dan perencanaan terpadu dalam pengelolaan drainase. 3. Masih rendahnya kesadaraan masyarakat dalam menjaga kebersihaan drainase yang terbangun (banyaknya sampah yang berserakan di drainase, bahkan digunakan sebagai tempat sampah). 4. Kurangnya peran serta masyarakat dalam membentuk lembaga yang peduli terhadap drainase serta unya dukungan dari pihak swasta dalam mendukung pemerintah daerah terkait drainase. C. Area Beresiko Sanitasi Area beresiko sanitasi merupakan hasil penilaian dan analisis tingkat resiko sanitasi suatu wilayah berdasarkan pada data sekunder dan data primer yang dikelompokan menjadi 4 kategori yaitu resiko sangat tinggi, resiko tinggi, resiko sedang dan resiko rendah. Daerah yang memiliki tingkat resiko tinggi dan resiko sangat tinggi merupakan daerah yang menjadi prioritas penanganan untuk jangka pendek dan jangka menengah. Dari hasil penentuan area berisiko sanitasi di wilayah Kabupaten Tulang Bawang, yang termasuk area berisiko tinggi air limbah domestik sebanyak 15 (Lima belas) kelurahan/desa. Sedangkan kelurahan/desa lainnya mayoritas merupakan area beresiko sedang dan rendah rendah. Untuk sub sektor persampahan, yang masuk kategori beresiko sangat tinggi sebanyak 9 (sembilan) kelurahan/desa dan area beresiko tinggi sebanyak 1 (satu) kelurahan/desa. Area beresiko sanitasi drainase sangat tinggi sebanyak 5 (lima) kelurahan/desa, dan tinggi sebanyak 14 (empat belas) kelurahan/desa dari 151 (seratus lima puluh satu) kelurahan/desa yang ada di Kabupaten Tulang Bawang. Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang v

KATA PENGANTAR... i RINGKASAN EKSEKUTIF... ii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR PETA... xvi BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Landasan Gerak... I-4 1.2.1. Definisi dan Ruang Lingkup Sanitasi... I-4 1.2.2. Visi dan Misi Kabupaten Tulang Bawang... I-5 1.2.3. Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Tulang Bawang... I-6 1.3. Maksud dan Tujuan... I-7 1.4. Metodologi... I-7 1.4.1. Pendekatan... I-7 1.4.2. Pengumpulan Data... I-8 1.4.3. Sumber Data... I-8 Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang vi

1.5. Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain... I-9 1.5.1. Manfaat dari Buku Putih... I-9 1.5.2. Peraturan Perundangan... I-10 1.5.3. Kesepakatan tentang posisi, fungsi, maupun peran Buku Putih Sanitasi di antara dokumen perencanaan lain... I-11 BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH... II-1 2.1. Geografis Administratif dan Kondisi Fisik... II-1 2.1.1. Kondisi Geografis... II-1 2.1.2. Kondisi Fisik... II-2 2.1.3. Administratif... II-4 2.2. Demografi... II-7 2.3. Keuangan dan Perekonomian Daerah... II-10 2.3.1. Perkembangan Realisasi APBD 5 Tahun Terakhir... II-10 2.3.2. Realisasi Belanja Sanitasi Daerah 5 Tahun Terakhir... II-11 2.3.3. Pendanaan Sanitasi oleh APBD 5 Tahun Terakhir... II-13 2.3.4. Realisasi Belanja Sanitasi per Kapita... II-14 2.3.5. Realisasi dan Potensi Retribusi Sanitasi per Komponen... II-14 2.3.6. Peta Perekonomian Kabupaten 5 Tahun Terakhir... II-15 2.4. Tata Ruang Wilayah... II-15 2.4.1. Rencana Struktur Ruang Wilayah... II-18 2.4.2. Rencana Pola Ruang Wilayah... II-20 2.5. Sosial dan Budaya... II-27 2.6. Kelembagaan Pemerintah Daerah... II-29 2.6.1. Organisasi Pemerintah Daerah... II-29 2.6.2. Pemangku Kepentingan dalam Pengelolaan Sanitasi... II-31 2.7. Komunikasi dan Media... II-32 Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang vii

BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH... III-1 3.1. Wilayah Kajian Sanitasi... III-1 3.2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terkait Sanitasi... III-3 3.2.1. Tatanan Rumah Tangga... III-4 3.2.2. Tatanan Sekolah... III-8 3.3. Pengelolaan Air Limbah Domestik... III-12 3.3.1. Kelembagaan... III-12 3.3.2. Sistem dan Cakupan Pelayanan... III-16 3.3.3. Peran Serta Masyarakat... III-29 3.3.4. Komunikasi dan Media... III-33 3.3.5. Peran Swasta... III-34 3.3.6. Pendanaan dan Pembiayaan... III-34 3.3.7. Permasalahan Mendesak... III-37 3.4. Pegelolaan Persampahan... III-37 3.4.1. Kelembagaan... III-38 3.4.2. Sistem dan Cakupan Pelayanan... III-42 3.4.3. Peran Serta Masyarakat... III-59 3.4.4. Komunikasi dan Media... III-60 3.4.5. Peran Swasta... III-61 3.4.6. Pendanaan dan Pembiayaan... III-62 3.4.7. Permasalahan Mendesak... III-63 3.5. Pengelolaan Drainase Perkotaan... III-63 3.5.1. Kelembagaan... III-64 3.5.2. Sistem dan Cakupan Pelayanan... III-68 3.5.3. Peran Serta Masyarakat... III-76 3.5.4. Komunikasi dan Media... III-78 3.5.5. Peran Swasta... III-78 3.5.6. Pendanaan dan Pembiayaan... III-79 3.5.7. Permasalahan Mendesak... III-81 Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang viii

3.6. Pengelolaan Komponen Terkait Sanitasi... III-81 3.6.1. Pengelolaan Air Bersih... III-82 3.6.2. Pengelolaan Air Limbah Industri Rumah Tangga... III-86 3.6.3. Pengelolaan Limbah Medis... III-88 BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN... IV-1 4.1. Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Terkait Sanitasi... IV-1 4.2. Peningkatan Pengelolaan Air Limbah Domestik... IV-4 4.3. Peningkatan Pengelolaan Persampahan... IV-6 4.4. Peningkatan Pengelolaan Drainase Perkotaan... IV-9 4.5. Peningkatan Komponen Terkait Sanitasi... IV-13 BAB V AREA BERISIKO SANITASI... V-1 LAMPIRAN Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang ix

Halaman Tabel 2.1 Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Tulang Bawang... II-2 Tabel 2.2 Nama, luas wilayah per-kecamatan dan jumlah kelurahan... II-4 Tabel 2.3 Tabel 2.4 Tabel 2.5 Jumlah Penduduk dan Kepadatannya 5 tahun terakhir... II-8 Jumlah Penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun... II-9 Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2010 2014... II-10 Tabel 2.6 Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2010 2014... II-12 Tabel 2.7 Perhitungan Pendanaan Sanitasi Oleh APBD Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2010 2014... II-13 Tabel 2.8 Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2009-2013... II-14 Tabel 2.9 Tabel 2.10 Realisasi dan Potensi retribusi Sanitasi per Kapita... II-14 Tabel Peta Perekonomian Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2010 2014... II-15 Tabel 2.11 Jumlah fasilitas pendidikan yang tersedia di Kabupaten Tulang Bawang... II-27 Tabel 2.12 Tabel 2.13 Jumlah penduduk miskin per kecamatan... II-28 Jumlah rumah per kecamatan di Kabupaten Tulang Bawang... II-29 Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang x

Tabel 2.14 Tabel 2.15 Tabel 3.1 Kegiatan Komunikasi terkait Sanitasi... II-32 Media Komunikasi dan Kerjasama terkait Sanitasi... II-33 Rekapitulasi Jumlah Sarana Air Bersih dan Sanitasi Tingkat Sekolah Dasar/ MI... III-10 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Kondisi Sarana Sanitasi Sekolah... III-11 PHBS Terkait Sanitasi pada Sekolah Dasar/MI... III-11 Daftar Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Air Limbah Domestik... III-13 Tabel 3.5 Daftar Peraturan Air Limbah Domestik Kabupaten Tulang Bawang... III-15 Tabel 3.6 Cakupan layanan air limbah domestik di Kabupaten Tulang Bawang... III-21 Tabel 3.7 Tabel 3.8 Kondisi Prasarana dan Sarana Air Limbah Domestik... III-29 Daftar Program/Kegiatan Air Limbah Domestik Berbasis Masyarakat... III-30 Tabel 3.9 Pengelolaan sarana air limbah domestik oleh masyarakat... III-32 Tabel 3.10 Penyedia Layanan air limbah domestik yang ada di Kabupaten Tulang Bawang... III-34 Tabel 3.11 Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi air limbah domestik... III-36 Tabel 3.12 Tabel 3.13 Tabel 3.14 Realisasi dan Potensi Retribusi Air Limbah... III-36 Permasalahan Mendesak... III-37 Daftar Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Persampahan... III-39 Tabel 3.15 Daftar Peraturan Persampahan Kabupaten Tulang Bawang... III-41 Tabel 3.16 Sistem pengelolaan persampahan yang ada di Kabupaten Tulang Bawang... III-47 Tabel 3.17 Kondisi Prasarana dan Sarana persampahan yang ada di Kabupaten Tulang Bawang... III-58 Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang xi

Tabel 3.18 Daftar Program/Kegiatan Persampahan Berbasis Masyarakat... III-59 Tabel 3.19 Tabel 3.20 Pengelolaan sarana persampahan oleh masyarakat... III-60 Peran Swasta dalam penyediaan layanan pengelolaan Persampahan... III-61 Tabel 3.21 Tabel 3.22 Tabel 3.23 Tabel 3.24 Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi Persampahan... III-62 Realisasi dan Potensi Retribusi Sampah... III-62 Permasalahan Mendesak... III-63 Daftar Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Drainase Perkotaan... III-66 Tabel 3.25 Daftar Peraturan Drainase Perkotaan Kabupaten Tulang Bawang... III-67 Tabel 3.26 Tabel 3.27 Luas Genangan... III-71 Kondisi sarana dan prasarana drainase di Kabupaten Tulang Bawang... III-76 Tabel 3.28 Daftar Program/kegiatan Drainase Perkotaan Berbasis Masyarakat... III-77 Tabel 3.29 Pengelolaan Sarana Drainase Perkotaan oleh Masyarakat... III-78 Tabel 3.30 Penyedia Layanan Pengelolaan Drainase perkotaan yang ada di Kabupaten... III-79 Tabel 3.31 Tabel 3.32 Tabel 3.33 Tabel 3.34 Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Drainase Perkotaan... III-80 Realisasi dan Potensi Retribusi Drainase Perkotaan... III-80 Permasalahan Mendesak... III-81 Sistem Penyediaan dan Pengelolaan Air Bersih Perpipaan di Kabupaten Tulang Bawang... III-86 Tabel 3.35 Pengelolaan limbah industri rumah tangga di Kabupaten Tulang Bawang... III-87 Tabel 3.36 Tabel 4.1 Pengelolaan Limbah Medis di Fasilitas-Fasilitas Kesehatan... III-88 Rencana Program dan Kegiatan PHBS terkait sanitasi tahun 2015... IV-3 Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang xii

Tabel 4.2 Tabel 4.3 Kegiatan PHBS terkait sanitasi yang sedang berjalan... IV-3 Rencana Program dan kegiatan pengelolaan air limbah domestik tahun 2015... IV-5 Tabel 4.4 Kegiatan pengelolaan air limbah domestik yang sedang berjalan... IV-5 Tabel 4.5 Rencana program dan kegiatan pengelolaan persampahan tahun 2015... IV-7 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Kegiatan pengelolaan persampahan yang sedang berjalan... IV-8 Rencana program dan kegiatan pengelolaan drainase perkotaan tahun 2015... IV-10 Tabel 4.8 Kegiatan pengelolaan drainase perkotaan yang sedang berjalan... IV-11 Tabel 4.9 Tabel 4.10 Rencana program dan kegiatan saat ini... IV-14 Kegiatan yang sedang berjalan... IV-15 Tabel 5.1 Area berisiko sanitasi komponen Air Limbah Domestik... V-6 Tabel 5.2 Area berisiko sanitasi komponen Persampahan... V-7 Tabel 5.3 Area Berisiko Sanitasi Komponen Drainase... V-8 Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang xiii

Halaman Gambar 2.1 Gambar 2.2 Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang... II-30 SKPD Yang Memiliki Keterkaitan Tupoksi Langsung/ Tidak Langsung dalam Pembangunan Sanitasi di Kabupaten Tulang Bawang... II-4 Gambar 3.1 Gambar 3.2 Gambar 3.3 Grafik CTPS di 5 (lima) Waktu Penting... III-5 Grafik Persentase Penduduk yang melakukan BABS... III-6 Grafik Pengelolaan Air Minum (pencemaran pada wadah penyimpanan dan penangan air)... III-7 Gambar 3.4 Gambar 3.5 Gambar 3.6 Gambar 3.7 Grafik Pengolahan Sampah Setempat... III-7 Grafik Pencemaran karena SPAL... III-8 Grafik Tempat Penyaluran Akhir Tinja... III-16 Grafik Presentase Tangki Septik Suspek Aman dan Tidak Aman... III-17 Gambar 3.8 Diagram Sistem Sanitasi pengelolaan Air Limbah Domestik... III-20 Gambar 3.9 Kegiatan Penyuluhan atau Sosialisasi yang pernah diikuti di Kabupaten Tulang Bawang... III-33 Gambar 3.10 Gambar 3.11 Gambar 3.12 Gambar 3.13 Grafik Pengelolaan Persampahan... III-43 Grafik Pengangkutan Sampah... III-44 Diagram Sistem Sanitasi Pegelolaan Persampahan... III-46 Kegiatan Penyuluhan atau Sosialisasi yang pernah diikuti di Kabupaten Tulang Bawang... III-60 Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang xiv

Gambar 3.14 Grafik Presentase Rumah Tangga yang mengalami banjir rutin... III-68 Gambar 3.15 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Drainase Perkotaan... III-70 Gambar 3.16 Kegiatan Penyuluhan atau Sosialisasi yang pernah diikuti di Kabupaten Tulang Bawang... III-78 Gambar 3.17 Grafik Akses terhadap Air Bersih/Sumber Air Minum dan Memasak... III-85 Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang xv

Halaman Peta 2.1 Peta 2.2 Peta 2.3 Peta 2.4 Peta 3.1 Peta 3.2 Peta Daerah Aliran Sungai di Wilayah Kabupaten Tulang Bawang... II-5 Peta Administrasi Kabupaten Tulang Bawang... II-4 Rencana Struktur Ruang Kabupaten Tulang Bawang... II-25 Rencana Pola Ruang Kabupaten Tulang Bawang... II-26 Wilayah Kajian Sanitasi... III-2 Peta Cakupan Layanan Pengelolaan Air Limbah Domestik... III-18 Peta 3.3 Peta 3.4 Peta Cakupan Layanan Persampahan... III-45 Peta Jaringan Drainase dan Wilayah Genangan Kabupaten Tulang Bawang... III-69 Peta 3.5 Peta 5.1 Layanan Cakupan Air Bersih (atau peta jaringan PDAM)... III-84 Peta Area Berisiko Sanitasi Komponen Air Limbah Domestik... V-3 Peta 5.2 Peta Area Berisiko Sanitasi Komponen Persampahan... V-4 Peta 5.3 Peta Area Berisiko Sanitasi Komponen Drainase... V-5 Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang xvi

1.1. Latar Belakang Millenium Development Goals (MDGs) atau tujuan pembangunan milenium adalah upaya untuk memenuhi hak-hak dasar kebutuhan manusia melalui komitmen bersama antara 189 negara anggota PBB untuk melaksanakan 8 (delapan) tujuan pembangunan yaitu : 1. menanggulangi kemiskinan dan kelaparan; 2. mencapai pendidikan dasar untuk semua; 3. mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan; 4. menurunkan angka kematian anak; 5. meningkatkan kesehatan ibu; 6. memerangi penyebaran HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya; 7. kelestarian lingkungan hidup; 8. serta membangun kemitraan global dalam pembangunan. Sektor sanitasi merupakan salah satu pelayanan dasar yang sering kali kurang mendapatkan perhatian dan menjadi prioritas pembangunan di beberapa daerah. Hal ini bertolak belakang dengan pentingnya sektor sanitasi yang juga merupakan salah satu pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan tingkat kualitas hidup dan kemiskinan. Kondisi sanitasi yang tidak memadai akan berpengaruh terhadap menurunnya kualitas lingkungan hidup serta tercemarnya sumber air bersih yang digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan lebih jauh lagi terhadap kondisi kesehatan dan lingkungan keseluruhan pada umumnya dan di daerah permukiman miskin pada khususnya. Lebih jauh lagi kondisi tersebut dapat menurunkan citra kabupaten/kota. Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB I 1

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP), yang merupakan salah satu formulasi strategis pemerintah Kabupaten Tulang Bawang dalam menjawab berbagai persoalan sosial masyarakat khususnya masalah sanitasi. Peningkatan kualitas sanitasi adalah pemenuhan hak dasar masyarakat karena masyarakat yang merupakan obyek pemerintah yang harus diurus dan dilayani. Realita sosial masyarakat yang kian tak kunjung selesai khususnya masalah sanitasi dalam 3 (tiga) komponen pembangunan sanitasi dan satu prilaku anatara lain : Masalah limbah domestik, Masalah persampahan dan Masalah drainase lingkung serta PHBS, hal ini membutuhkan perhatian bagi pemerintah daerah untuk lebih memprioritaskan ketiga komponen ini membutuhkan upaya yang maksimal dari pemerintah baik pusat maupun daerah dan semua sosial masyarakat, seperti dikemukakan diatas bahwa penigkatan kualitas sanitasi adalah pemenuhan hak stakeholder untuk mencapai tujuan. hal ini menjadi tantangan baik pemerintah pusat dan daerah untuk mencapai terget dalam Millenium Development Goals (MDGs), yang membebaskan separuh jumlah penduduk dari BABs (Bebas Buang Air Besar Sembarangan) Pada tuhun 2015. Penyebab utama buruknya kondisi sanitasi di Indonesia adalah lemahnya perencanaan pembangunan sanitasi: tidak terpadu, salah sasaran, tidak sesuai kebutuhan, dan tidak berkelanjutan, serta kurangnya perhatian masyarakat pada perilaku hidup bersih dan sehat. Salah satu upaya memperbaiki kondisi sanitasi adalah dengan menyiapkan sebuah perencanaan pembangunan sanitasi yang responsif dan berkelanjutan. Terkait dengan hal itu pemerintah mendorong agar setiap kabupaten/kota untuk menyusun Buku Putih dan Strategi Sanitasi Kota yang memiliki karakteristik : 1) Berdasarkan data actual; 2) Berskala kabupaten; 3) Disusun sendiri oleh kabupaten : dari, oleh, dan untuk kabupaten; 4) Menggunakan pendekatan top down meets bottom up; 5) Komprehensif dan berskala kabupaten. Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang adalah pelaksana dan tim administrasi program PPSP Kabupaten Tulang Bawang dengan personil dari berbagai dinas dan kantor dilingkungan Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang yang didukung oleh stakeholder pembangunan terkait sanitasi seperti unsur lembaga pendidikan dan lembaga swadaya masyarakat. Pokja Sanitasi inilah yang Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB I 2

menjadi garda depan operasional PPSP. Dalam pelaksanaan tugasnya, Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang melakukan pertemuan untuk mengkaji, menganalisa, dan mengumpulkan data primer dan sekunder untuk memetakan sanitasi skala Kabupaten Tulang Bawang. Hasil-hasil tersebut disajikan dalam dokumen profil sanitasi kota yang disebut Buku Putih Sanitasi (BPS). Buku Putih Sanitasi merupakan dokumen yang berisi hasil pengkajian dan pemetaan kondisi sanitasi yang dijadikan dasar dalam penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK). Tujuan disusunnya Buku Putih ini adalah untuk menyediakan dasar dan acuan bagi dimulainya pekerjaan pengembangan sanitasi yang lebih terintegrasi. Disamping itu, buku ini juga nantinya dapat menjadi panduan kebijakan kota/daerah dalam kegiatan pengelolaan sanitasi, termasuk didalamnya adalah penetapan prioritas dalam pengembangan sanitasi skala kota mencakup strategi sanitasi, rencana tindak serta anggaran perbaikan maupun peningkatan sanitasi yang lebih lanjut akan dituangkan dalam Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) tahun 2014-2018. Pada masa yang akan datang laporan dalam buku ini akan diperbaharui sebelum SSK yang baru akan disusun, artinya BPS ini akan mengikuti kemajuan rencana-rencana dalam hal pengembangan sanitasi kabupaten/kota. Rangkaian awal dalam penyusunan Dokumen Perencanaan Sanitasi adalah Penulisan Buku Putih Sanitasi. Buku Putih tersebut berisikan informasi yang lengkap tentang situasi dan kondisi sanitasi di Kabupaten/Kota sebagai dasar untuk membuat perencanaan pengembangan sanitasi dimasa mendatang. Tahapan dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi antara lain : 1. Internalisasi dan penyamaan persepsi; 2. Penyiapan profil wilayah; 3. Penilaian profil sanitasi (sanitation assessment); 4. Penetapan prioritas pengembangan sanitasi; 5. Finalisasi buku putih. Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB I 3

1.2. Landasan Gerak 1.2.1. Definisi dan Ruang Lingkup Sanitasi Sanitasi diartikan sebagai upaya membuang limbah cair domestik dan sampah untuk menjamin kebersihan dan lingkungan hidup sehat baik pada tingkat rumah tangga maupun pada lingkungan perumahan dan terbagi kedalam 3 (tiga) sub sektor antara lain air limbah, persampahan, dan drainase tersier. Menurut Program Percepatan Sanitasi Permukiman (PPSP), 2010 sanitasi diartikan sebagai suatu proses multi-langkah, dimana berbagai jenis limbah dikelola dari titik timbulan (sumber limbah) ke titik pemanfaatan kembali atau pemrosesan akhir. Berdasarkan pada Buku Opsi Sistem dan Teknologi Sanitasi (TTPS, 2010), sanitasi adalah upaya membuang limbah cair domestik dan sampah untuk menjamin kebersihan dan lingkungan hidup sehat baik pada tingkat rumah tangga maupun pada lingkungan perumahan. Sanitasi terbagi ke dalam 3 (tiga) sub sektor yaitu air limbah, persampahan dan drainase. Berikut disajikan uraian terkait dengan sub sektor sanitasi. 1. Pengelolaan air limbah Sistem pengelolaan air limbah dikelompokkan antara lain : a. Sistem setempat air limbah (blak and grey water) langsung diolah setempat. Sistem setempat bisa kering atau basah. Sistem kering tidak memakai air untuk membersihkan kotoran. Sedangkan sistem basah menggunakan air untuk membersihkan kotoran dan sistem basah ini yang umum digunakan di Indonesia. Pada sistem setempat yang memadai dibutuhkan ceruk atau tangki untuk menampung endapan tinja dan tergantung pada permeabilitas tanah untuk menapis air limbah ke dalam tanah. Tangki septik memerlukan pembuangan endapan tinja secara berkala (2-4 tahun). Endapan tinja yang terkumpul harus diangkut dan diolah di instalasi pengolahan yang dirancang untuk ini (instalasi pengolahan lumpur tinja atau IPLT). b. Sistem terpusat, sistem ini biasanya dikelola oleh Pemerintah Daerah atau badan milik swasta resmi yang mengalirkan black dan grey water secara bersamaan. Sistem ini umumnya menyertakan WC gelontor yang tersambung ke saluran limbah. Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB I 4

c. Sistem sanitasi hibrida, sistem ini masih menahan solid di dalam bak penampungannya, tetapi mengalirkan limbah cairnya ke sistem pengumpulan/koleksinya. Sistem hibrida bisa dikoneksikan ke kloset sistem simbur ataupun sentor yang dialirkan lebih dulu ke interseptor sebelum dihubungkan dengan jaringan pipa air limbah. Sebagaimana tangki septik biasa, lumpur dalam bak penampung tetap harus dikuras ke IPLT. 2. Pengelolaan persampahan Pengelolaan sampah dibagi ke dalam dua aktivitas utama yaitu pengumpulan dan pemrosesan akhir. Berdasarkan UU No 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, untuk pemrosesan akhir digunakan sistem controlled dan sanitary landfill. Sedangkan untuk sistem open dumping sudah tidak diperkenankan lagi. Pengumpulan sampah dibedakan menjadi pengumpulan langsung atau perorangan (dari pintu ke pintu) dan tidak langsung atau komunal (ditimbun pada TPS atau kontainer). 3. Pengelolaan drainase Drainase perkotaan dibedakan menjadi, sebagai berikut : a. Drainase makro yang terdiri dari drainase primer dan sekunder yang umumnya dioperasikan oleh Provinsi atau Balai. Drainase ini berupa sungai, drainase/saluran primer dan sekunder. b. Drainase tersier/mikro yang umumnya direncanakan, dibangun dan dirawat oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dan bahkan sering pula melibatkan masyarakat. Fungsi ganda pada drainase tersier yaitu (1) sebagi tempat pembuangan dan pengaliran grey water dan juga black water sepanjang tahun dan (2) sebagai penyalur air hujan/limpasan saat musim hujan tiba. 1.2.2. Visi dan Misi Kabupaten Tulang Bawang Mengacu pada Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2013-2017 diharapkan mampu mewujudkan keterpaduan, integrasi perencanaan, sinkronisasi program dan penentuan prioritas dalam pembangunan pelaksanaan daerah. Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Tulang Bawang meliputi : Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB I 5

1. Rencana Program Investasi Infrastruktur Sektor Pengembangan Permukiman; 2. Rencana Program Investasi Infrastruktur Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan; 3. Rencana Program Investasi Infrastruktur Sektor Penyehatan Lingkungan Permukiman yang meliputi 2 sub sektor yaitu : Rencana Program Investasi Infrastruktur Sub Sektor Air Limbah; Rencana Program Investasi Infrastruktur Sub Sektor Persampahan; Rencana Program Investasi Infrastruktur Sub Sektor Drainase; 4. Rencana Program Investasi Infrastruktur Sektor Sistem Penyediaan Air Minum. 1.2.3. Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Tulang Bawang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2012-2032 disusun untuk kurun waktu 20 tahun mendatang, pengembangan ruang Kabupaten Tulang Bawang mengacu pada hierarki fungsional sesuai dengan RTRWN dan selaras dengan RTRW Provinsi antara lain : Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dan Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Dalam penyusunannya, Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tulang Bawang harus mengacu pada RTRWN dan RTRWP, pedoman dan petunjuk pelaksanaan bidang penataan ruang, dan RPJP daerah. Selain itu penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten juga harus memperhatikan : 1. Perkembangan permasalahan provinsi dan hasil pengkajian implikasi penataan ruang kabupaten; 2. Upaya pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi kabupaten; 3. Keselarasan aspirasi pembangunan kabupaten; 4. Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup; 5. RPJP daerah; 6. RTRW Kabupaten yang berbatasan; 7. Rencana tata ruang kawasan strategis kabupaten. Tujuan dari RTRW Kabupaten Tulang Bawang dengan mempertimbangkan visi misi daerah, potensi yang dimiliki dan permasalahan yang saat ini sedang dihadapi adalah : Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB I 6

untuk mewujudkan tata ruang wilayah kabupaten yang aman, sejahtera, mandiri dan berketahanan pangan berbasis agribisnis dengan memperhatikan pemerataan pembangunan wilayah yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. 1.3. Maksud dan Tujuan Maksud dari penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang ini, yaitu untuk memberikan informasi awal yang lengkap tentang situasi dan kondisi sanitasi Kabupaten Tulang Bawang saat ini dengan melakukan pemetaan zona/kawasan pengembangan sanitasi berkawasan kota dan memahami secara detail Kerangka pembangunan dan pengelolaan sanitasi secara terpadu, sistematis dan berkelanjutan sebagai dasar untuk membuat perencanaan pengembangan sanitasi di masa yang akan datang. Tujuan dari penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang ini adalah : 1. Memberikan informasi sarana sanitasi yang ada saat ini; 2. Sebagai dasar untuk melakukan analisis situasi dalam perencanaan pembangunan dilihat dari segala aspek, sehingga zona sanitasi prioritas dapat ditetapkan berdasarkan urutan potensi risiko kesehatan lingkungan/area risiko sanitasi; 3. Sebagai bahan informasi bagi seluruh pemangku kepentingan dalam bersinergi dan menjalankan perannya untuk berpartisipasi dalam pembangunan sanitasi ke depan; 4. Memberikan bahan dasar penetapan kebijakan daerah dalam pengelolaan sanitasi di masa yang akan datang berdasarkan target prioritas yang disepakati bersama. 5. Bahan masukan dalam penyusunan Startegi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK). 1.4. Metodologi 1.4.1. Pendekatan Untuk lebih memahami proses dan kegiatan penyusunan Buku Putih ini secara menyeluruh, Pendekatan yang digunakan dalam proses penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut : Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB I 7

1. Arsip dan dokumen yang berkaitan dengan aktivitas program masingmasing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait, baik langsung maupun tidak langsung, yaitu data primer dan sekunder, proposal, laporan, foto, rencana strategis dan peta; 2. Narasumber, yang terdiri dari beragam posisi yang berkaitan dengan tugas SKPD terkait untuk klarifikasi data, pihak swasta, masyarakat sipil, dan tokoh masyarakat; 3. Hasil studi terkait dengan sanitasi dari berbagai organisasi pemerintah. 1.4.2. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan proses seleksi dan kompilasi data primer dan sekunder. Tidak hanya sekedar kompilasi, tetapi juga dilakukan proses seleksi dan verifikasi data. Teknik kajian dokumen dipergunakan oleh tim untuk mengkaji data yang tersedia. Data-data tersebut digunakan sebagai dasar untuk membuat pemetaan kondisi sanitasi secara aktual, serta memotret kebutuhan akan layanan sanitasi yang baik, sesuai standar kebutuhan minimal pembangunan sanitasi. 1.4.3. Sumber Data Data yang dikumpulkan dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang meliputi data sekunder dan data primer. Berikut disajikan uraian terkait dengan sumber data yang digunakan dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang. 1. Data sekunder, meliputi : Arsip dan dokumen terkait dengan pelaksanaan pembangunan sanitasi Kabupaten Tulang Bawang yang berasal dari Badan Perencana Pembangunan Daerah Kabupaten Tulang Bawang, Dinas Kesehatan Kabupaten Tulang Bawang, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tulang Bawang, Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Tulang Bawang dan dinas/instansi terkait lainnya meliputi (data statistik, Kabupaten Tulang Bawang Dalam Angka proposal, laporan, foto-foto lapangan); Dokumen perencanaan meliputi Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Tulang Bawang, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tulang Bawang dan dokumen perencanaan lainnya. Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB I 8

2. Data Primer, merupakan data yang diperoleh dari lapangan yang meliputi data dari survey Pemberdayaan Masyarakat dengan Pelibatan Jender dan Kemiskinan (PMJK) dan Aspek Promosi Higiene, Studi Penyedia Layanan Sanitasi (Sanitation Supply Assessment/SSA), Studi Komunikasi dan Pemetaan Media dan Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan (Environmental Health Risk Assessment/EHRA), Studi Kelembagaan dan Studi Keuangan. 1.5. Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain 1.5.1. Manfaat dari Buku Putih Buku Putih Sanitasi merupakan dokumen yang berisi hasil pengkajian dan pemetaan kondisi sanitasi yang merupakan informasi awal bagi penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK). Dengan adanya Buku Putih Sanitasi ini beberapa manfaat yang dapat diperoleh Kabupaten Tulang Bawang adalah sebagai berikut : 1. Diketahuinya kondisi menyeluruh sanitasi kabupaten saat ini yang menjadi masukan penting bagi penyusunan prioritas pembangunan sanitasi, hal ini dapat dicapai karena Buku Putih disusun dari kompilasi berbagai data terkait sanitasi Kabupaten Tulang Bawang; 2. Adanya pedoman pelaksanaan pengembangan sanitasi Kabupaten Tulang Bawang yang lebih jelas dan tepat sasaran; 3. Buku Putih dapat dijadikan acuan Strategi Sanitasi Kota karena Buku Putih Sanitasi juga menjadi dasar bagi penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK); 4. Buku Putih dapat dijadikan rekomendasi bagi perencanaan pembangunan daerah khususnya dibidang sanitasi; 5. Karena Buku Putih memuat strategi pengembangan sanitasi serta prioritas penanganan sanitasi, maka Buku Putih juga dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk melakukan investasi di bidang sanitasi; 6. Karena Buku Putih memuat kondisi sanitasi Kabupaten Tulang Bawang saat ini, maka dokumen ini dapat digunakan juga sebagai pedoman untuk mengukur sejauh mana pencapaian pembangunan di bidang sanitasi. Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB I 9

1.5.2. Peraturan Perundangan Dasar hukum yang digunakan dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang antara lain : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alami Hayati dan Ekosistemnya; 2. Undang-Undang RI Nomor 4 tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman; 3. Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak dan Retribusi Daerah; 4. Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup; 5. Undang-Undang RI Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 6. Undang-Undang RI Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 7. Undang-Undang RI Nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air; 8. Undang-Undang RI Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 9. Undang-Undang RI Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 10. Undang-Undang RI Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; 11. Undang-Undang RI Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang; 12. Undang-Undang RI Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah 13. Peraturan Pemerintah RI Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisi Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL); 14. Peraturan Pemerintah RI Nomor 16 tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum; 15. Keputusan Presiden RI Nomor 7 tahun 2004 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2004 2009; 16. Peraturan Menteri PU Nomor 494/PRT/M/2005 tentang Kebijakan Nasional Strategi Pengembangan (KNSP) Perumahan dan Permukiman; 17. Peraturan Menteri PU Nomor 20/PRT/M/2006 tentang Kebijakan Nasional Strategi Pengembangan (KNSP) Sistem Penyediaan Air Minum; 18. Peraturan Menteri PU Nomor 21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan Nasional Strategi Pengembangan (KNSP) Sistem Pengelolaan Persampahan; Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB I 10

19. Keputusan Menteri PU Nomor 69/PRT/1995 Tentang Pedoman Teknis Dampak Lingkungan Proyek Bidang Pekerjaan Umum; 20. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik; 21. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat; 22. Peraturan Daerah Propinsi Lampung Nomor : 03 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup; 23. Peraturan Daerah Propinsi Lampung Nomor : 01 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Propinsi Lampung Tahun 2009 2029; 24. Peraturan Daerah Kabupaten Tulang Bawang Nomor : 04 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2013 2018; 25. Peraturan Daerah Kabupaten Tulang Bawang Nomor 05 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tulang Bawang. 1.5.3. Kesepakatan tentang posisi, fungsi, maupun peran Buku Putih Sanitasi di antara dokumen perencanaan lain. Buku Putih Sanitasi menyediakan data dasar yang esensial mengenai struktur, situasi dan kebutuhan sanitasi Kabupaten Tulang Bawang. POKJA Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang tahun 2014 telah menyepakati posisi, fungsi, maupun peran Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang sebagai berikut : 1) Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang berperan sebagai database kondisi sanitasi Kabupaten Tulang Bawang saat ini. 2) Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang diposisikan sebagai acuan untuk perencanaan strategis sanitasi tingkat kabupaten (SSK). 3) Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang difungsikan sebagai masukkan dalam menyusun dokumen perencanaan lain seperti RPJPD, RPJMD, Renstra, dan RTRW yang terkait sanitasi di Kabupaten Tulang Bawang. Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB I 11

2.1. Geografis Administratif dan Kondisi Fisik 2.1.1. Kondisi Geografis Setelah dikeluarkannya Undang Undang Nomor 49 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Mesuji dan Undang Undang Nomor 50 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Tulang Bawang Barat, maka terjadi pemekaran 2 (dua) daerah otonomi baru, dan Kabupaten Tulang Bawang sebagai Kabupaten Induk. Administrasi pemerintah Kabupaten Tulang Bawang pada tahun 2010 terdiri dari 15 (lima belas) kecamatan dan 151 kampung/kelurahan dengan luas wilayah sebesar 3.466,32 Km 2. Secara geografis Kabupaten Tulang Bawang terletak antara 40 08' - 04 41' Lintang Selatan dan 105 09-105 55' Bujur Timur. Kabupaten Tulang Bawang mempunyai Kecamatan terluas dan terkecil, Kecamatan yang terluas adalah Kecamatan Dentes Teladas (± 19,78 %), sedangkan yang terkecil adalah Kecamatan Meraksa Aji (± 2,73 %). Akan tetapi dari segi kepadatan penduduk eksisting, penduduk lebih terkonsentrasi di pusat-pusat kegiatan, seperti di Kecamatan Banjar Agung, Kecamatan Banjar Margo, Kecamatan Rawajitu Selatan serta Kecamatan Menggala. Sedangkan kecamatan lainnya masih rendah, yang menandakan perlunya suatu intervensi perencanaan untuk mencapai efisiensi penggunaan sumber daya dan efisiensi alokasi distribusi sumber daya. Kabupaten Tulang Bawang memiliki potensi yang tinggi untuk perkembangan sektor pertanian sebab sebagian besar sungai-sungai yang mengalir dari barat ke timur berpotensi untuk pengembangan irigasi, sungaisungai yang dimaksud antara lain Way Tulang Bawang. Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB II 1

Tabel 2.1 Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Tulang Bawang Nama DAS Luas (Ha) Way Tulang Bawang 934.400 Way Kiri 125.100 Way Rarem 69.700 Way Abung 17.800 Way Sabuk 17.100 Way Kanan 167.600 Way Besai 27.200 Way Umpu 5.300 Way Pisang 20.500 Way Giham 50.400 Way Neki 21.200 Way Tahmi 22.700 Sumber: Tulang Bawang Dalam Angka 2013 2.1.2. Kondisi Fisik Kabupaten Tulang Bawang merupakan daerah yang mengalami siklus musiman dengan dominasi kondisi basah di mana bulan Desember merupakan bulan terbasah di Kabupaten Tulang Bawang. Daerah basah terdapat di bagian Barat atau hulu sungai, sedangkan daerah yang kering terdapat di bagian Timur mendekati pantai. Kondisi topografi Kabupaten Tulang Bawang merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terbentuknya hamparan rawa di daerah sepanjang aliran sungai sebelah hulu yang mengindikasikan adanya sistem drainase alam yang kurang baik secara permanen. Ketersediaan air yang paling rendah di Kabupaten Tulang Bawang terjadi pada bulan Juli dan Agustus sehingga pada bulan-bulan tersebut pada umumnya terjadi kekeringan khususnya di wilayah pantai. Hal ini ditandai dengan ketersediaan hujan yang relatif rendah (75 mm/bulan) dan lama hari tidak hujan mencapai 16 hari (rerata). Kondisi ini mempengaruhi kualitas air setempat terutama pada kualitas air sungai yang ditandai dengan adanya intrusi air laut yang semakin ke hulu. Hal ini akan berpengaruh terhadap situasi dan kondisi peri kehidupan masyarakat dan tata kehidupan flora dan fauna. Suhu udara disuatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya tempat tersebut dari permukaan air laut dan jarak dari pantai. Tahun 2011, Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB II 2

suhu udara rata-rata siang hari berkisar antara 27,0 C sampai 29,9 C sedangkan suhu udara pada malam hari berkisar antara 21,0 C sampai 23,7 C. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Maret yaitu mencapai 320 mm, sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan Agustus 0 mm. Kabupaten Tulang Bawang beriklim tropis dengan musim hujan dan musim kemarau berganti sepanjang tahun. Temperatur rata-rata 31 C. Kabupaten Tulang Bawang merupakan daerah amat basah, dengan perbandingan devisit air 0 1.5 bulan. Kenyataan ini menunjukan bahwa budidaya sawah dengan harapan produksi sedang atau kurang optimal, atau apabila diusahakan secara luas memerlukan usaha dan pertimbangan ketat dalam menentukan jadwal tanamannya. Guna mendapatkan keandalan dalam budidaya sawah perlu dikembangkan jenis padi lokal dengan suplai air berasal dari tadah hujan. Secara topografi Kabupaten Tulang Bawang dapat dibagi dalam 4 (empat) unit topografi, yaitu : 1. Daerah dataran hingga dataran bergelombang Merupakan daerah dataran sampai dengan dataran bergelombang, berada pada kemiringan antara 15% 30% yang dimanfaatkan untuk area pertanian, perkebunan dan cadangan pengembangan transmigrasi. 2. Daerah Rawa Daerah Rawa terdapat di sepanjang Pantai Timur dengan ketinggian 0 1 m yang merupakan muara dari Way Tulang Bawang dan Way Mesuji. Rawa-rawa tersebut terdapat di 3 (tiga) wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Rawajitu Timur, Rawajitu Selatan dan Kecamatan Dente Teladas. Daerah-daerah tersebut merupakan areal yang cukup produktif untuk pengembangan budidaya tambak dan perikanan laut. 3. Daerah River Basin Terdapat 2 River Basin yang utama yaitu River Basin Tulang Bawang dan River Basin sungai-sungai kecil lainnya. Daerah ini berupa cekungan yang memungkinkan untuk diisi air pada musim penghujan membentuk rawarawa atau lebung-lebung. Pada areal River Basin Way Tulang Bawang dengan anak-anak sungainya membentuk pola aliran dendritic. Daerah ini memiliki luas 10.150 Km² dengan panjang 753 Km yang digunakan untuk pengembangan tambak udang. Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB II 3

4. Daerah Alluvial Daerah ini tertetak di pinggir pantai timur yang merupakan bagian hilir (down steem) dari sungai besar yaitu Way Tulang Bawang dan Way Mesuji yang dimanfaatkan untuk pelabuhan dan areal persawahan pasang surut. Di lokasi Rawa Pitu telah dimanfaatkan areal seluas ± 36.000 Ha dan ± 20,000 Ha (Rawa Pitu I dan II). 2.1.3. Administratif Batas wilayah administratif Kabupaten Tulang Bawang adalah sebagai berikut : Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Mesuji Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Lampung Tengah dan Lampung Timur Sebelah Timur : berbatasan dengan kawasan pantai (Laut Jawa) Sebelah Barat : berbatasan dengan Kabupaten Tulang Bawang Barat Secara administratif Kabupaten Tulang Bawang terdiri dari 15 (lima belas) kecamatan dan 151 kampung/kelurahan dengan luas wilayah sebesar 3.466,32 km 2. Tabel 2.2 Nama, luas wilayah per-kecamatan dan jumlah kelurahan Nama Kecamatan Jumlah Kelurahan/Desa Luas Wilayah Administrasi Terbangun (Ha) (%) thd total (Ha) (%) thd total Banjar Agung 11 23.088,00 6,66 1.823,43 15,28 Banjar Margo 12 13.295,00 3,84 903,00 9,14 Banjar Baru 10 13.295,00 3,84 557,75 7,29 Gedung Aji 10 11.447,00 3,30 173,00 4,43 Penawar Aji 9 10.445,00 3,01 13,00 0,33 Meraksa Aji 8 9.471,00 2,73 62,00 1,59 Menggala 9 34.400,00 9,92 1.346,00 10,15 Penawar Tama 14 21.053,00 6,07 201,00 5,15 Rawajitu Selatan 9 12.394,00 3,58 125,00 3,20 Gedung Meneng 11 65.707,00 18,96 651,00 9,68 Rawajitu Timur 8 17.665,00 5,10 353,30 6,05 Rawa Pitu 9 16.918,00 4,88 336,00 8,61 Gedung Aji Baru 9 9.536,00 2,75 190,72 4,77 Dente Teladas 12 68.565,00 19,78 250,00 6,41 Menggala Timur 10 19.353,00 5,58 387,06 7,92 Jumlah 151 346.632,00 100 7.372,26 100 Sumber: Tulang Bawang Dalam Angka 2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB II 4

Peta 2.1 Peta Daerah Aliran Sungai di Wilayah Kabupaten Tulang Bawang Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB II 5

Peta 2.2 Peta Administrasi Kabupaten Tulang Bawang Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB II 6

2.2. Demografi Berdasarkan hasil Estimasi Penduduk Tahun 2013, jumlah penduduk Kabupaten Tulang Bawang sebesar 417.767 jiwa/orang. Dengan luas wilayah 3.466,32 km 2 dan jumlah penduduk sebanyak 417.767 jiwa berarti tingkat kepadatan penduduk mencapai 121 jiwa/km 2, jumlah dan kepadatan penduduk di Kabupaten Tulang Bawang terlihat dalam Tabel di bawah ini. Jumlah penduduk terbanyak berada di Kecamatan Dente Teladas dengan jumlah penduduk sebanyak 60.216 jiwa (14,41% dari jumlah penduduk keseluruhan), sedangkan tingkat kepadatan penduduk tertinggi berada di Kecamatan Banjar Margo dengan tingkat kepadatan 299 jiwa/km 2. Demikian sebaliknya jumlah penduduk terendah ada di Kecamatan Menggala Timur dengan jumlah penduduk 13.466 jiwa (3,22 % dari jumlah penduduk keseluruhan), sedangkan tingkat kepadatan penduduk terendah berada di Kecamatan Gedung Meneng dengan tingkat kepadatan 59 jiwa/ km 2. Ilustrasi kondisi demografi Kabupaten Tulang Bawang dalam 3 tahun terakhir disajikan dalam Tabel 2.3. Jumlah penduduk suatu wilayah pada tahun tertentu di waktu yang akan datang dapat diperkirakan/diproyeksikan dengan menggunakan persamaan : P n = P o (1+r) t Dimana : P n = jumlah penduduk tahun akhir P 0 = jumlah penduduk tahun awal r n = pertumbuhan penduduk = tahun perhitungan Dengan menggunakan persamaan di atas, proyeksi jumlah penduduk Kabupaten Tulang Bawang untuk 5 tahun ke depan disajikan dalam Tabel 2.4. Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB II 7

Tabel 2.3 Jumlah penduduk dan kepadatannya 5 tahun terakhir Jumlah Penduduk Jumlah KK Tingkat Pertumbuhan (%) Kepadatan Penduduk (Jiwa/km 2 ) Nama Kecamatan Tahun Tahun Tahun Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 Banjar Agung 30.875 35.349 35.732 37.974 38.822 7.019 8.957 9.013 9.161 9.043 (27,6) 14,5 1,1 6,3 2,2 134 153 155 164 168 Banjar Margo 28.884 36.614 37.012 38.475 39.814 9.487 9.787 9.505 9.685 9.545 1,7 26,8 1,1 4,0 3,5 217 275 278 289 299 Banjar Baru 12.518 13.012 13.087 13.753 14.048 3.737 3.886 3.935 4.059 6.432 (18,9) 3,9 0,6 5,1 2,1 94 98 98 103 105 Gedung Aji 11.406 12.023 13.162 13.933 14.119 4.507 4.613 3.585 3.646 4.986 1,7 5,4 9,5 5,9 1,3 100 105 115 122 123 Penawar Aji 18.236 16.988 17.173 18.014 18.262 5.353 5.470 5.485 5.526 10.874 1,7 (6,8) 1,1 4,9 1,4 175 163 164 172 174 Meraksa Aji 13.389 12.894 13.061 14.335 14.523 3.507 3.622 3.645 3.670 3.986 1,7 (3,7) 1,3 9,8 1,3 141 136 138 151 153 Menggala 31.085 41.109 41.554 47.020 47.780 12.625 9.601 9.879 9.933 8.543 (40,1) 32,2 1,1 13,2 1,6 90 120 121 137 138 Penawar Tama 27.142 25.791 26.071 27.394 28.000 9.088 9.219 9.232 9.232 11.456 1,7 (5,0) 1,1 5,1 2,2 129 123 124 130 132 Rawajitu Selatan 27.976 30.756 31.099 31.980 31.820 7.630 7.977 7.588 7.588 7.234 1,7 9,9 1,1 2,8 (0,5) 226 248 251 258 256 Gedung Meneng 26.560 37.024 37.429 38.368 38.988 12.275 12.407 12.245 12.271 11.997 1,7 39,4 1,1 2,5 1,6 40 56 57 58 59 Rawajitu Timur 30.673 28.854 28.166 16.375 16.332 10.017 9.891 8.496 8.496 12.765 1,7 (5,9) (2,4) (41,9) (0,3) 174 163 159 93 92 Rawa Pitu 15.075 15.883 16.067 19.386 19.734 6.399 6.523 6.574 6.601 4.537 1,7 5,4 1,2 20,7 1,8 89 94 95 114 116 Gedung Aji Baru 19.655 20.730 20.956 21.328 21.843 5.978 6.066 6.076 6.165 12.576 1,7 5,5 1,1 1,8 2,4 206 217 220 224 229 Dente Teladas 47.218 59.066 59.706 59.376 60.216 9.987 10.099 10.114 10.114 10.112 1,7 25,1 1,1 (0,6) 1,4 69 86 87 87 87 Menggala Timur 21.735 11.813 11.951 13.014 13.466 4.471 3.789 3.848 3.897 3.476 5,3 (45,6) 1,2 8,9 3,5 112 61 62 67 69 Jumlah 362.427 397.906 402.226 410.725 417.767 112.080 111.907 109.220 110.044 127.562 2,0 9,8 1,1 2,1 1,7 105 115 116 118 121 Sumber Data : Tulang Bawang Dalam Angka 2010, 2011, 2012, 2013 dan BPS Kabupaten Tulang Bawang Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB II 8

Tabel 2.4 Jumlah penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun Jumlah Penduduk Jumlah KK Tingkat Pertumbuhan (%) Kepadatan Penduduk (Jiwa/km 2 ) Nama Kecamatan Tahun Tahun Tahun Tahun 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 Banjar Agung 37.872 48.979 38.342 44.516 45.510 8.610 10.987 11.056 11.237 11.092 (2,4) 29,3 (21,7) 16,1 2,2 164 212 166 193 197 Banjar Margo 35.430 50.732 39.716 45.103 46.673 11.637 12.005 11.659 11.880 11.708 (11,0) 43,2 (21,7) 13,6 3,5 153 220 172 195 202 Banjar Baru 15.355 18.029 14.043 16.122 16.468 4.584 4.767 4.827 4.979 7.890 9,3 17,4 (22,1) 14,8 2,1 67 78 61 70 71 Gedung Aji 13.991 16.659 14.123 16.333 16.551 5.528 5.658 4.397 4.472 6.116 (0,9) 19,1 (15,2) 15,6 1,3 61 72 61 71 72 Penawar Aji 22.369 23.538 18.427 21.117 21.408 6.566 6.710 6.728 6.778 13.338 22,5 5,2 (21,7) 14,6 1,4 97 102 80 91 93 Meraksa Aji 16.423 17.866 14.015 16.805 17.025 4.302 4.443 4.471 4.502 4.889 13,1 8,8 (21,6) 19,9 1,3 71 77 61 73 74 Menggala 38.130 56.960 44.589 55.120 56.011 15.486 11.777 12.118 12.184 10.479 (20,2) 49,4 (21,7) 23,6 1,6 165 247 193 239 243 Penawar Tama 33.293 35.736 27.975 32.113 32.824 11.148 11.308 11.324 11.324 14.052 18,9 7,3 (21,7) 14,8 2,2 144 155 121 139 142 Rawajitu Selatan 34.316 42.615 33.371 37.489 37.302 9.359 9.785 9.308 9.308 8.873 7,8 24,2 (21,7) 12,3 (0,5) 149 185 145 162 162 Gedung Meneng 32.579 51.300 40.163 44.978 45.705 15.057 15.219 15.020 15.052 14.716 (16,4) 57,5 (21,7) 12,0 1,6 141 222 174 195 198 Rawajitu Timur 37.624 39.980 30.223 19.196 19.146 12.287 12.133 10.421 10.421 15.658 130,4 6,3 (24,4) (36,5) (0,3) 163 173 131 83 83 Rawa Pitu 18.491 22.007 17.241 22.726 23.134 7.849 8.001 8.064 8.097 5.565 (6,3) 19,0 (21,7) 31,8 1,8 80 95 75 98 100 Gedung Aji Baru 24.109 28.723 22.487 25.002 25.606 7.333 7.441 7.453 7.562 15.426 10,4 19,1 (21,7) 11,2 2,4 104 124 97 108 111 Dente Teladas 57.919 81.841 64.067 69.605 70.590 12.250 12.388 12.406 12.406 12.404 (3,8) 41,3 (21,7) 8,6 1,4 251 354 277 301 306 Menggala Timur 26.661 16.368 12.824 15.256 15.786 5.484 4.648 4.720 4.780 4.264 98,0 (38,6) (21,7) 19,0 3,5 115 71 56 66 68 Jumlah 444.564 551.336 431.607 481.483 489.738 137.481 137.268 133.972 134.983 156.471 6,4 24,0 (21,7) 11,6 1,7 128 159 125 139 141 Sumber Data : Tulang Bawang Dalam Angka 2010, 2011, 2012, 2013 dan BPS Kabupaten Tulang Bawang, Data Diolah Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB II 9

2.3. Keuangan dan Perekonomian Daerah 2.3.1. Perkembangan Realisasi APBD 5 Tahun Terakhir Realisasi APBD Kabupaten Tulang Bawang selama lima tahun terakhir mengalami fluktuasi yang cukup signifikan. Fluktuasi tersebut terjadi pada pendapatan, belanja maupun surplus/defisit daerah. Ringkasan realisasi APBD Kabupaten Tulang Bawang selama 5 tahun terakhir adalah sebagai berikut : Tabel 2.5 Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2010 2014 No Realisasi Anggaran Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 Rata-rata Pertumbuhan A Pendapatan (a.1 + a.2 + a.3) 511.409.803.126,50 667.001.646.543,54 690.385.444.512,00 728.745.918.530,00 818.138.427.942,00 0,12 a.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 62.810.777.766,50 29.223.095.639,54 30.702.571.288,00 41.011.600.000,00 45.432.698.003,00 (0,06) a.1.1 Pajak Daerah 3.110.200.000,00 3.360.200.000,00 4.550.200.000,00 5.554.200.000,00 9.091.000.000,00 0,38 a.1.2 Retribusi Daerah 1.883.025.000,00 17.972.437.164,00 13.427.371.288,00 28.382.400.000,00 29.266.698.003,00 2,91 a.1.3 Hasil Pengolahan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 636.840.000,00 4.304.633.475,54 8.175.000.000,00 3.500.000.000,00 3.500.000.000,00 0,90 a.1.4 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 57.180.712.766,50 3.585.825.000,00 4.550.000.000,00 3.575.000.000,00 3.575.000.000,00 (0,19) a.2 Dana Perimbangan (Transfer) 335.123.977.188,00 521.934.820.955,00 532.277.983.724,00 608.647.286.148,00 696.237.977.939,00 0,22 a.2.1 Dana Bagi Hasil 42.476.738.188,00 44.206.580.955,00 53.545.516.724,00 73.120.656.148,00 73.120.656.148,00 0,14 a.2.2 Dana Alokasi Umum 254.712.839.000,00 400.393.840.000,00 412.608.587.000,00 482.230.950.000,00 540.609.710.675,00 0,22 a.2.3 Dana Alokasi Khusus 37.934.400.000,00 77.334.400.000,00 66.123.880.000,00 53.295.680.000,00 82.507.611.116,00 0,24 a.3 Lain-lain Pendapatan yang Sah 113.475.048.172,00 115.843.729.949,00 127.404.889.500,00 79.087.032.382,00 76.467.752.000,00 (0,07) Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB II 10

B Belanja (b1 + b.2) 531.142.579.895,00 691.493.441.675,00 713.780.704.857,00 754.466.921.031,00 822.026.069.756,00 0,11 b.1 Belanja Tidak Langsung 294.809.678.251,00 318.370.405.371,00 339.917.538.378,00 374.395.680.181,00 376.357.142.732,00 0,06 b.1.1 Belanja Pegawai 235.988.510.513,00 262.588.359.371,00 286.976.245.448,00 306.305.324.117,00 320.896.786.668,00 0,07 b.1.2 Subsidi - - 1.000.000.000,00 375.000.000,00 1.000.000.000,00 - b.1.3 Hibah 34.045.167.738,00 29.538.546.000,00 29.876.322.866,00 8.992.390.000,00 10.807.390.000,00 (0,14) b.1.4 Bantuan Sosial, Parpol 8.705.000.000,00 12.027.500.000,00 1.352.266.064,00 5.852.266.064,00 2.852.266.064,00 (0,13) b.1.5 Belanja Bantuan Keuangan Kepada Prov/Kab/Kota dan Pemerintah Desa 14.571.000.000,00 13.716.000.000,00 20.212.704.000,00 50.870.700.000,00 38.800.700.000,00 0,33 b.1.6 Belanja Tidak Terduga 1.500.000.000,00 500.000.000,00 500.000.000,00 2.000.000.000,00 2.000.000.000,00 0,07 b.2 Belanja Langsung 236.332.901.644,00 373.123.036.304,00 373.863.166.479,00 380.071.240.850,00 445.668.927.024,00 0,18 b.2.1 Belanja Pegawai 17.700.194.500,00 31.704.150.334,00 35.402.132.890,00 48.241.567.452,00 73.478.836.406,00 0,63 b.2.2 Belanja Barang dan Jasa 97.765.116.064,00 127.137.520.870,00 155.345.678.432,00 172.900.327.828,00 178.563.349.418,00 0,17 b.2.3 Belanja Modal 120.867.591.080,00 214.281.365.100,00 183.115.355.157,00 158.929.345.570,00 193.626.741.200,00 0,12 C Pembiayaan 19.732.776.768,50 24.491.795.131,46 23.395.260.345,00 25.721.002.501,00 3.887.641.814,00 (0,16) Surplus/Defisit Anggaran (19.732.776.768,50) (24.491.795.131,46) (23.395.260.345,00) (25.721.002.501,00) (3.887.641.814,00) (0,16) Sumber : Realisasi APBD tahun 2010 2014, diolah 2.3.2. Realisasi Belanja Sanitasi Daerah 5 Tahun Terakhir Realisasi belanja sanitasi Kabupaten Tulang Bawang terus mengalami peningkatan dari tahun 2010 sebesar Rp. 1.830.852.388,- menjadi sebesar Rp. 3.366.655.681,- ditahun 2014. Dinas Pekerjaan Umum menempati peringkat tertinggi untuk belanja sanitasi sebesar Rp. 1.265.166.643,- pada tahun 2010 dan terus meningkat pada tahun 2014 menjadi Rp. 2.238.889.315,- dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 0,17 %, untuk peringkat terendah realisasi belanja sanitasi adalah Dinas Kesehatan yaitu sebesar Rp. 211.343.570,- pada tahun 2010 dan meningkat menjadi Rp. 243.444.354,- pada tahun 2014 dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 0,03 %. Untuk Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.6 berikut : Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB II 11

Tabel 2.6 Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2010 2014 No SKPD Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 Rata2 pertumbuhan 1 Bappeda 0,00 0,00 0,00 0,00 230.000.000,00-1.a Investasi 0,00 0,00 0,00 0,00 230.000.000,00-1.b operasional/pemeliharaan (OM) 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00-2 Pekerjaan Umum (PU) 1.265.166.643,00 1.598.618.010,00 1.879.965.653,00 2.098.803.652,00 2.328.889.315,00 0,17 2.a Investasi 1.265.166.643,00 1.598.618.010,00 1.879.965.653,00 2.098.803.652,00 2.328.889.315,00 0,17 2.b operasional/pemeliharaan (OM) 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00-3 Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 354.342.175,00 487.566.434,00 564.233.107,00 645.323.220,00 564.322.012,00 0,12 3.a Investasi 340.354.575,00 471.578.834,00 538.356.543,00 624.446.224,00 538.446.029,00 0,12 3.b operasional/pemeliharaan (OM) 13.987.600,00 15.987.600,00 25.876.564,00 20.876.996,00 25.875.983,00 0,17 4 Dinas Kesehatan 211.343.570,00 228.543.554,00 287.604.433,00 329.586.000,00 243.444.354,00 0,03 4.a Investasi 211.343.570,00 228.543.554,00 287.604.433,00 329.586.000,00 243.444.354,00 0,03 4.b operasional/pemeliharaan (OM) 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00-5 SKPD Lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00-5.a Investasi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00-5.b operasional/pemeliharaan (OM) 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00-5 Belanja Sanitasi (1+2+3+ n) 1.830.852.388,00 2.314.727.998,00 2.731.803.193,00 3.073.712.872,00 3.366.655.681,00 0,17 6 Pendanaan investasi sanitasi Total (1a+2a+3a+ na) Sumber : Realisasi APBD tahun 2010 2014, diolah Keterangan : investasi termasuk didalamnya pembangunan sarana prasaranan, pengadaan lahan, pelatihan, koordinasi, advokasi, kampanye dan studi-studi yang terkait dengan sanitasi 1.816.864.788,00 2.298.740.398,00 2.705.926.629,00 3.052.835.876,00 3.340.779.698,00 0,17 7 Pendanaan OM (1b+2b+3b+ nb) 13.987.600,00 15.987.600,00 25.876.564,00 20.876.996,00 25.875.983,00 0,17 8 Belanja Langsung 236.332.901.644,00 373.123.036.304,00 373.863.166.479,00 380.071.240.850,00 445.668.927.024,00 0,18 9 10 11 Proporsi Belanja Sanitasi - Belanja Langsung (5/8) Proporsi Investasi Sanitasi Total Belanja Sanitasi (6/5) Proporsi OM Sanitasi Total Belanja Sanitasi (7/5) 0,8 0,6 0,7 0,8 0,8 0,0 99,2 99,3 99,1 99,3 99,2 0,0 0,8 0,7 0,9 0,7 0,8 0,0 Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB II 12

2.3.3. Pendanaan Sanitasi oleh APBD 5 Tahun Terakhir Realisasi Belanja Sanitasi oleh APBD Kabupaten Tulang Bawang terus mengalami peningkatan dari tahun 2010 sebesar Rp. 1.830.852.388,- menjadi sebesar Rp. 4.180.394.246,- pada tahun 2014, dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 0,46 %. Tabel 2.7 Perhitungan Pendanaan Sanitasi Oleh APBD Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2010-2014 No URAIAN BELANJA SANITASI (Rp) 2010 2011 2012 2013 2014 Rata-rata Pertumbuhan 1 Belanja Sanitasi ( 1.1 + 1.2 + 1.3 + 1.4 ) 1.830.852.388,00 2.314.727.998,00 2.731.803.193,00 3.705.981.868,00 4.090.394.246,00 0,41 1.1 Air Limbah Domestik 564.400.768,00 644.387.006,00 776.533.245,00 1.128.254.598,00 1.378.150.191,00 0,29 1.2 Sampah rumah tangga 354.342.175,00 487.566.434,00 564.233.107,00 645.323.220,00 564.322.012,00 0,12 1.3 Drainase perkotaan 700.765.875,00 954.231.004,00 1.103.432.408,00 1.602.818.050,00 1.904.477.689,00 0,34 1.4 PHBS 211.343.570,00 228.543.554,00 287.604.433,00 329.586.000,00 243.444.354,00 0,03 2 Dana Alokasi Khusus ( 2.1 + 2.2 + 2.3 ) 1.687.537.963,00 1.882.057.801,00 2.183.553.400,00 3.021.853.635,00 3.199.922.606,00 0,23 2.1 DAK Sanitasi 850.237.762,00 956.755.667,00 1.073.228.750,00 1.318.677.087,00 1.387.654.088,00 0,13 2.2 DAK Lingkungan Hidup 837.300.201,00 925.302.134,00 1.110.324.650,00 1.228.545.328,00 1.268.750.000,00 0,10 2.3 DAK Perumahan dan Permukiman 0,00 0,00 0,00 474.631.220,00 543.518.518,00-3 Pinjaman/Hibah untuk Sanitasi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00-4 Bantuan Keuangan Provinsi untuk Sanitasi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 - Belanja APBD murni untuk Sanitasi (1-2-3) Total Belanja Langsung % APBD murni terhadap Belanja Langsung 143.314.425,00 432.670.197,00 548.249.793,00 684.128.233,00 890.471.640,00 1,04 236.332.901.644,00 373.123.036.304,00 373.863.166.479,00 380.071.240.850,00 445.668.927.024,00 0,18 0,06 0,12 0,15 0,18 0,20 0,46 Sumber : APBD tahun 2010-2014, diolah Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB II 13

2.3.4. Realisasi Belanja Sanitasi per Kapita Realisasi belanja sanitasi per kapita Kabupaten Tulang Bawang pada tahun 2010 sebesar Rp. 1.830.852.388,- dan terus meningkat hingga Rp. 4.180.394.246,- di tahun 2014 atau meningkat rata-rata sebesar Rp. 2.952.751.938,60,-. Belanja sanitasi per kapita Kabupaten Tulang Bawang 5 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.8 Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2009-2013 No D e s k r i p s i Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 Rata-rata 1 Total Belanja Sanitasi Kab. Tulang Bawang 1.830.852.388,00 2.314.727.998,00 2.731.803.193,00 3.705.981.868,00 4.180.394.246,00 2.952.751.938,60 2 Jumlah Penduduk 397.906,00 402.226,00 410.725,00 417.767,00 444.563,56 414.637,51 Belanja Sanitasi Perkapita (1 / 2) 4.601,22 5.754,79 6.651,17 8.870,93 9.403,37 7.121,29 Sumber Data: APBD dan BPS, diolah 2.3.5. Realisasi dan Potensi Retribusi Sanitasi per Komponen Realisasi dan Potensi retribusi sanitasi per komponen dapat di lihat pada tabel berikut : Tabel 2.9 Realisasi dan Potensi retribusi Sanitasi per Kapita No SKPD Retribusi Sanitasi Tahun (Rp) 2010 2011 2012 2013 2014 Pertumbuhan (%) 1 Retribusi Air Limbah - - - - - - 1.a Realisasi retribusi - - - - - - 1.b Potensi retribusi - - - - - - 2 Retribusi Sampah 13.808.000,00 20.000.000,00 27.492.000,00 30.000.000,00 25.940.000,00 0,88 2.a Realisasi retribusi 8.808.000,00 10.000.000,00 7.492.000,00 10.000.000,00 3.940.000,00 (0,55) 2.b Potensi retribusi 5.000.000,00 10.000.000,00 20.000.000,00 20.000.000,00 22.000.000,00 3,40 3 Retribusi Drainase - - - - - - 3.a Realisasi retribusi - - - - - - 3.b Potensi retribusi - - - - - - 4 5 6 Total Realisasi Retribusi Sanitasi (1a+2a+3a) Total Potensi Retribusi Sanitasi (1b+2b+3b) Proporsi Total Realisasi Potensi Retribusi Sanitasi (4/5) 8.808.000,00 10.000.000,00 7.492.000,00 10.000.000,00 3.940.000,00-0,55 5.000.000,00 10.000.000,00 20.000.000,00 20.000.000,00 22.000.000,00 3,00 Sumber Data : Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tulang Bawang 1,76 1,00 0,37 0,50 0,18-0,72 Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB II 14

2.3.6. Peta Perekonomian Kabupaten 5 Tahun Terakhir Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Tulang Bawang merupakan gambaran potensi wilayah Kabupaten Tulang Bawang sekaligus kemampuan pemerintah Kabupaten Tulang Bawang dalam mengelola sumber daya yang dimiliki dalam suatu proses produksi. Berdasarkan harga konstan PDRB Kabupaten Tulang Bawang mengalami peningkatan, pada tahun 2014 PDRB Kabupaten Tulang Bawang sebesar Rp. 2.675.432.000.000,- atau meningkat sebesar 5.32 % dibanding tahun 2013 yang sebesar Rp. 2.548.776.000.000,-. Data perekonomian daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah sebagai berikut: Tabel 2.10 Tabel Peta Perekonomian Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2010-2014 Tahun No D e s k r i p s i 2010 2011 2012 2013 2014 1 PDRB harga konstan (struktur perekonomian) (Rp.) 2.129.602.000.000 2.261.365.000.000 2.385.679.000.000 2.548.776.000.000 2.675.432.000.000 2 Pendapatan Perkapita Kab. Tulang Bawang (Rp.) 14.123.453 14.268.852 16.163.114 18.225.992 19.543.721 3 Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,13 6,19 5,50 6,93 5,32 Sumber Data : Tulang Bawang Dalam Angka 2013, BPS (untuk tahun 2014 data proyeksi) 2.4. Tata Ruang Wilayah Perencanaan tata ruang wilayah kabupaten/kota bertujuan mewujudkan ruang wilayah kabupaten/kota yang memenuhi kebutuhan pembangunan dengan senantiasa berwawasan lingkungan, efisien dalam alokasi investasi, bersinergi dan dapat dijadikan acuan dalam penyusunan program pembangunan untuk tercapainya kesejahteraan masyarakat. Selanjutnya upaya-upaya yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan dari RTRW perlu dituangkan dalam bentuk arah kebijakan, dengan memperhatikan rumusan tujuan penataan ruang, kapasitas sumber daya wilayah dan kebijakan penataan ruang nasional dan provinsi, dengan demikian alternatif kebijakan yang harus ditempuh terkait dengan tujuan yang ingin dicapai adalah : a. pengembangan produk unggulan pertanian untuk menunjang pengembangan agribisnis; b. peningkatan peran dan fungsi perkotaan secara berhirarki; Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB II 15

c. peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana wilayah yang terpadu dan merata; d. pemeliharaan kawasan lindung untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan kegiatan di dalamnya; dan e. peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan Negara. Mengacu pada klausul kebijakan yang telah dirumuskan di atas serta dikaitkan dengan program pembangunan yang tertuang dalam RPIJM Kabupaten Tulang Bawang, maka strategi penataan ruang adalah sebagai berikut : 1. Strategi pengembangan produk unggulan pertanian untuk menunjang pengembangan agribisnis : a. mengembangkan komoditas kelapa sawit, karet, tebu dan ubi kayu di wilayah tengah dan barat kabupaten; b. mengembangkan perikanan budidaya di wilayah timur kabupaten; c. mengembangkan dan melestarikan kawasan budidaya pertanian pangan untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional; d. memperluas lahan pertanian tanaman pangan; e. mengembangan jaringan irigasi; f. mengembangkan pusat-pusat kegiatan agropolitan; dan g. mengembangkan kawasan industri berbasis perikanan. 2. Strategi peningkatan peran dan fungsi perkotaan secara berhirarki : a. meningkatkan peran Perkotaan sesuai hirarki masing-masing; b. mengembangan sarana wilayah di kawasan perkotaan sesuai dengan fungsi dan peran masing-masing perkotaan; dan c. mendorong interaksi antar wilayah dengan mengembangkan spesifikasi masing-masing perkotaan. 3. Strategi peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana wilayah yang terpadu dan merata : a. meningkatkan akses antar wilayah dan kawasan perkotaan; b. mengembangkan prasarana transportasi sesuai hirarki masing-masing; c. mengembangkan sistem transportasi antar moda; d. mengembangkan dan membangun pembangkit listrik serta memperluas sistem jaringan sampai ke pelosok; Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB II 16

e. mengembangkan dan membangun prasarana telekomunikasi serta memperluas jangkauan pelayanan; f. mengembangkan dan membangun sistem prasarana lainnya secara terpadu; dan g. menyediakan prasarana penunjang penanggulangan bencana disertai sistem peringatan dini. 4. Strategi pemeliharaan kawasan lindung untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan kegiatan di dalamnya : a. menetapkan luas dan fungsi kawasan lindung; b. mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah menurun; c. mengendalikan dampak pembuangan limbah; d. menyelenggarakan upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup; e. melindungi kemampuan lingkungan hidup dari tekanan perubahan dan/atau dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan yang ada dan akan berkembang; dan f. merehabilitasi lahan kritis. 5. Strategi untuk peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara : a. mendukung penetapan kawasan pertahanaan dan keamanan di wilayah kabupaten; b. mengembangkan kegiatan budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan pertahanaan dan keamanan untuk menjaga fungsi pertahanan keamanan; c. mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak terbangun di sekitar pertahanaan dan keamanan dengan kawasan budidaya terbangun; dan d. turut serta menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan keamanan. Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB II 17

2.4.1. Rencana Struktur Ruang Wilayah Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Tulang Bawang telah dituangkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tulang Bawang tahun 2012 2032. Pola persebaran kegiatan, kondisi kecenderungan pergerakan penduduk dan karakteristik fisik lahan dapat direncanakan satu pola pengembangan perwilayahan kawasan secara hirarkis sebagai berikut : 1. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) PKW terdapat di Perkotaan Menggala di Kecamatan Menggala, berfungsi sebagai pusat pemerintahan, pusat pendidikan dan pusat pelayanan kesehatan. 2. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) PKL terdapat di Perkotaan Unit II Banjar Agung di Kecamatan Banjar Agung yang berfungsi sebagai pusat kegiatan industri dan pusat perdagangan dan jasa. 3. Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp) PKLp terdapat di Perkotaan Teladas di Kecamatan Dente Teladas diarahkan perkembangannya sebagai kawasan industri dan kawasan minapolitan. 4. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) PPK terdapat di : a. Perkotaan Batang Hari di Kecamatan Rawa Pitu yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan dan kawasan agropolitan; b. Perkotaan Medasari di Kecamatan Rawajitu Selatan yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan, pertanian, perdagangan dan jasa; c. Perkotaan Bumi Dipasena Mulya di Kecamatan Rawajitu Timur yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan, kawasan tambak strategis, kawasan minapolitan, industri dan pergudangan; d. Perkotaan Gedung Aji di Kecamatan Gedung Aji yang berfungsi sebagai pemerintahan kecamatan, perdagangan dan jasa, pendidikan, kesehatan, perkebunan dan pariwisata; e. Perkotaan Karya Bhakti di Kecamatan Meraksa Aji yang berfungsi sebagai pemerintahan kecamatan, perdagangan dan jasa, pendidikan, dan kesehatan; f. Perkotaan Bogatama di Kecamatan Penawar Tama yang berfungsi Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB II 18

sebagai pemerintahan kecamatan, perdagangan dan jasa, pendidikan dan kesehatan; g. Perkotaan Sidomukti di Kecamatan Gedung Aji Baru yang berfungsi sebagai pemerintahan kecamatan, perdagangan dan jasa, pendidikan dan kesehatan; h. Perkotaan Gedung Meneng di Kecamatan Gedung Meneng yang berfungsi sebagai pemerintahan kecamatan, perdagangan dan jasa, pendidikan, dan kesehatan; i. Perkotaan Gedung Rejo Sakti di Kecamatan Penawar Aji yang berfungsi sebagai pemerintahan kecamatan, perdagangan dan jasa, pendidikan dan kesehatan; j. Perkotaan Agung Dalem di Kecamatan Banjar Margo yang berfungsi sebagai pemerintahan kecamatan, perdagangan dan jasa, pendidikan dan kesehatan; k. Perkotaan Kahuripan Jaya di Kecamatan Banjar Baru yang berfungsi sebagai pemerintahan kecamatan, perdagangan dan jasa, pendidikan dan kesehatan; dan l. Perkotaan Lebuh Dalem di Kecamatan Menggala Timur yang berfungsi sebagai pemerintahan kecamatan, perdagangan dan jasa, pendidikan, kesehatan dan pariwisata. 5. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) PPL terdapat di : a. Perdesaan Pasiran Jaya di Kecamatan Dente Teladas yang berfungsi sebagai pusat kegiatan pertanian, perikanan dan perdagangan dan jasa; b. Perdesaan Panca Karsa Purna Jaya di Kecamatan Banjar Baru yang berfungsi sebagai pusat kegiatan pertanian dan perkebunan; dan c. Perdesaan Sungai Luar di Kecamatan Manggala Timur yang berfungsi sebagai pusat kegiatan pertanian, perkebunan dan pariwisata. Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB II 19

2.4.2. Rencana Pola Ruang Wilayah Rencana pola ruang adalah rencana gambaran letak, ukuran, fungsi dari kegiatan-kegiatan budidaya dan lindung. Isi rencana pola ruang adalah deliniasi (batas-batas) kawasan kegiatan sosial, ekonomi, budaya dan kawasan-kawasan lainnya di dalam kawasan budidaya dan deliniasi kawasan lindung, dengan demikian secara prinsip rencana pola ruang Kabupaten Tulang Bawang dapat dipilah menjadi dua kawasan utama yaitu kawasan lindung dan kawasan budidaya. 1. Kawasan Lindung Kawasan lindung di Kabupaten Tulang Bawang memiliki luas ± 57.047 Ha meliputi : a. kawasan perlindungan setempat; b. kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan kawasan cagar budaya; dan c. kawasan rawan bencana alam. Kawasan perlindungan setempat berfungsi untuk pemanfaatan tanah yang dapat menjaga kelestarian jumlah, kualitas dan penyebaran tata air dan kelancaran pengaturan air serta pemanfaatannya, adapun kawasan perlindungan setempat di wilayah kabupaten terdiri atas : a. kawasan sempadan pantai; b. kawasan sempadan sungai; c. kawasan sekitar mata air; dan d. ruang terbuka hijau (RTH). Kawasan Sempadan pantai yang meliputi wilayah dataran sepanjang tepian yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondosi fisik pantai minimal 100 meter dari titik pasang tertinggi kearah darat sebagian lokasi. Kawasan sempadan pantai di wilayah kabupaten dengan luas kurang lebih 3.338 hektar terdapat di sepanjang pantai wilayah kabupaten meliputi : a. Kecamatan Rawajitu Timur; dan b. Kecamatan Dente Teladas. Kawasan sempadan sungai diperuntukkan untuk melindungi sungai dari aktivitas manusia yang dapat dimungkinkan untuk mengganggu dan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik pinggir dan dasar sungai serta Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB II 20

mengamankan aliran sungai. Penetapan garis sepadan sungai untuk kawasan non permukiman sekurang-kurangnya 100 meter dari kiri kanan sungai besar, dan 50 meter di kiri kanan anak sungai. Untuk kawasan permukiman disiapkan sekurang kurangnya 10 15 meter cukup untuk dibangun jalan inspeksi. Kawasan sempadan sungai berjarak maksimal 100 meter dari badan sungai dengan luas kurang lebih 5.553 Ha meliputi : a. Kecamatan Menggala; b. Kecamatan Menggala Timur; c. Kecamatan Gedung Meneng; d. Kecamatan Gedung Aji; e. Kecamatan Meraksa Aji; f. Kecamatan Penawar Aji; g. Kecamatan Rawa Pitu; h. Kecamatan Rawajitu Timur; dan i. Kecamatan Dente Teladas. Kawasan sekitar mata air adalah kawasan di sekeliling mata air yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi mata air. Perlindungan terhadap kawasan sekitar mata air dilakukan untuk melindungi mata air dari kegiatan budidaya yang dapat merusak kualitas air dan kondisi fisik kawasan sekitarnya. Kawasan sekitar mata air terdapat di seluruh kecamatan di wilayah kabupaten ditetapkan dengan radius 100 meter dari mata air. Kawasan RTH berada di seluruh kawasan perkotaan meliputi : a. RTH publik berupa taman kota, taman pemakaman umum, hutan kota dan jalur hijau sepanjang jalan, sungai, dan pantai dengan luas kurang lebih 17.306 Ha atau ± 21 % dari seluruh perkotaan; dan b. RTH privat berupa kebun atau halaman rumah/gedung milik masyarakat/swasta yang ditanami tumbuhan dengan luas kurang lebih 9.065 Ha atau ± 11 % dari luas seluruh perkotaan. Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB II 21

Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan kawasan cagar budaya di Kabupaten Tulang Bawang terdiri atas : a. kawasan suaka alam; dan b. kawasan cagar budaya. Kawasan suaka alam ditetapkan dengan kriteria kawasan yang memiliki keanekaragaman biota, ekosistem, serta gejala dan keunikan alam yang khas baik di darat maupun di perairan dan mempunyai fungsi utama sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman jenis biota, ekosistem, serta gejala dan keunikan alam yang terdapat di dalamnya. Kawasan suaka alam di Kabupaten Tulang Bawang meliputi : kawasan perlindungan satwa Rawa Pacing yang berada di Kecamatan Menggala Timur dan Kecamatan Gedung Aji yang pelaksanaannya diatur melalui ketentuan dan perundangundangan yang berlaku. Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan ditetapkan dengan kriteria sebagai hasil budaya manusia yang bernilai tinggi yang dimanfaatkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Kawasan cagar budaya di Kabupaten Tulang Bawang, meliputi : a. kawasan areal pemukiman asli (kampung adat lampung) di Kecamatan Menggala Timur; b. kawasan makam leluhur di Kecamatan Menggala; dan c. kawasan sejarah Tangga Raja di Kecamatan Menggala dan Kecamatan Gedung Aji. Kawasan rawan bencana alam meliputi : a. kawasan rawan banjir; b. kawasan rawan puting beliung; c. kawasan rawan longsor; dan d. kawasan rawan abrasi. Kawasan rawan banjir ditetapkan dengan kriteria kawasan yang diidentifikasikan sering dan/atau berpotensi tinggi mengalami bencana alam banjir. Kawasan rawan banjir meliputi : a. Kecamatan Menggala; b. Kecamatan Menggala Timur; c. Kecamatan Gedung Aji; Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB II 22

d. Kecamatan Gedung Aji Baru; e. Kecamatan Gedung Meneng; f. Kecamatan Rawajitu Timur; g. Kecamatan Rawajitu Selatan; h. Kecamatan Dente Teladas; dan i. Kecamatan Rawa Pitu. Kawasan rawan puting beliung meliputi : a. Kecamatan Banjar Margo; b. Kecamatan Banjar Agung; c. Kecamatan Dente Teladas; dan d. Kecamatan Menggala. Kawasan rawan tanah longsor ditetapkan dengan kriteria kawasan berbentuk lereng yang rawan terhadap perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran. Kawasan rawan longsor di Kabupaten Tulang Bawang terdapat dibeberapa kecamatan diantaranya : a. Kecamatan Menggala; b. Kecamatan Menggala Timur; c. Kecamatan Gedung Aji; d. Kecamatan Gedung Aji Baru; e. Kecamatan Gedung Meneng; f. Kecamatan Rawajitu Timur; g. Kecamatan Rawajitu Selatan; h. Kecamatan Dente Teladas; dan i. Kecamatan Rawa Pitu. Kawasan rawan abrasi meliputi : a. Kecamatan Dente Teladas, dan b. Kecamatan Rawajitu Timur. Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB II 23

2. Kawasan Budidaya Kawasan budidaya di Kabupaten Tulang Bawang memiliki luas ± 289.585 Ha meliputi : a. kawasan peruntukan hutan rakyat; b. kawasan peruntukan pertanian; c. kawasan peruntukan perikanan; d. kawasan peruntukan pertambangan; e. kawasan peruntukan industri; f. kawasan peruntukan pariwisata; g. kawasan peruntukan permukiman; h. kawasan peruntukan pesisir dan pulau-pulau kecil; dan i. kawasan peruntukan lainnya. Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB II 24

Peta 2.3 Rencana Struktur Ruang Kabupaten Tulang Bawang Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB II 25

Peta 2.4 Rencana Pola Ruang Kabupaten Tulang Bawang Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB II 26

2.5. Sosial dan Budaya Kondisi Sosial Budaya daerah dapat dilihat dari beberapa aspek, mulai dari pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan. Pendidikan sangatlah penting untuk kemajuan sebuah bangsa, karena pendidikan menyangkut masa depan sebuah Negara, maka dari itu pendidikan merupakan salah satu prioritas pembangunan. Tingkat kemajuan pendidikan dapat dilihat dari data fasilitas pendidikan atau jumlah sekolah yang ada di sebuah wilayah tersebut. Jumlah sekolah yang berdiri di Kabupaten Tulang Bawang sampai dengan tahun 2013 adalah sebanyak 205 Sekolah Dasar (SD), 88 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), 28 Sekolah Menengah Atas (SMA), 24 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), 25 Madrasah Ibtidaiyah (MI), 33 Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan 12 Madrasah Aliyah (MA) yang tersebar di 15 Kecamatan di Kabupaten Tulang Bawang seperti yang tersaji pada Tabel 2.11 berikut : Tabel 2.11 Jumlah fasilitas pendidikan yang tersedia di Kabupaten Tulang Bawang Jumlah Sarana Pendidikan Nama Kecamatan Umum Agama SD SLTP SMA SMK MI MTs MA Banjar Agung 17 5 4 7 2 3 1 Banjar Margo 14 9 2 1 1 2 1 Banjar Baru 8 4 - - - 1 1 Gedung Aji 8 2 1 1 - - - Penawar Aji 12 5 2-1 3 1 Meraksa Aji 8 3 2-2 3 2 Menggala 23 9 5 4 3 3 - Penawar Tama 17 7 2 2 4 3 2 Rawajitu Selatan 12 4 2 2 3 3 1 Gedung Meneng 17 10 1-1 2 - Rawajitu Timur 10 4 1 1 3 - - Rawa Pitu 9 6-2 1 2 1 Gedung Aji Baru 15 5 2 1-2 - Dente Teladas 26 11 4 2 4 6 2 Menggala Timur 9 4-1 - - - Jumlah 205 88 28 24 25 33 12 Sumber : Tulang Bawang Dalam Angka 2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB II 27

Selain pendidikan dan kesehatan, faktor kesejahteraan masyarakat sangatlah berpengaruh bagi kondisi sosial budaya suatu daerah.terutama tingkat kemiskinan yang merupakan salah satu faktor utama suksesnya kinerja pemerintah sebagai pelayan masyarakat. Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhikebutuhan dasar. Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Tabel 2.12 Jumlah penduduk miskin per kecamatan Nama Kecamatan Jumlah keluarga miskin (KK) Banjar Agung 1.033 Banjar Margo 1.152 Banjar Baru 575 Gedung Aji 942 Penawar Aji 919 Meraksa Aji 770 Menggala 1.605 Penawar Tama 1.417 Rawajitu Selatan 1.697 Gedung Meneng 1.639 Rawajitu Timur 406 Rawa Pitu 1.508 Gedung Aji Baru 1.936 Dente Teladas 3.795 Menggala Timur 1.259 Jumah 20.653 Sumber: Tulang Bawang Dalam Angka 2013 Pertumbuhan penduduk akan selalu diikuti dengan pertumbuhan hunian tempat tinggal yang merupakan kebutuhan pokok manusia. Jumlah rumah di Kabupaten Tulang Bawang sampai tahun 2013 disajikan dalam Tabel 2.13. Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB II 28

Tabel 2.13 Jumlah rumah per kecamatan di Kabupaten Tulang Bawang Nama Kecamatan Jumlah Rumah (Unit) Banjar Agung 9.018 Banjar Margo 9.485 Banjar Baru 6.412 Gedung Aji 4.886 Penawar Aji 10.874 Meraksa Aji 3.926 Menggala 8.443 Penawar Tama 11.436 Rawajitu Selatan 7.214 Gedung Meneng 11.987 Rawajitu Timur 12.665 Rawa Pitu 4.517 Gedung Aji Baru 12.516 Dente Teladas 10.102 Menggala Timur 3.456 Jumah 126.937 Sumber : Tulang Bawang Dalam Angka 2013 2.6. Kelembagaan Pemerintah Daerah 2.6.1. Organisasi Pemerintah Daerah Pembentukan kelembagaan pemerintah daerah berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah. Dalam kebijakan tersebut tergambar bahwa perangkat daerah terbagi atas lima unsur, yaitu : 1. Unsur staf yang membantu penyusunan kebijakan dan koordinasi, diwadahi dalam Sekretariat; 2. Unsur pengawas yang diwadahi dalam bentuk Inspektorat; 3. Unsur perencana yang diwadahi dalam bentuk Badan; 4. Unsur pendukung tugas kepala daerah dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik; 5. Unsur pelaksana urusan daerah yang diwadahi dalam dinas daerah Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB II 29

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang BUPATI WAKIL BUPATI DPRD SEKRETARIAT DAERAH STAF AHLI BUPATI SEKRETARIAT DPRD DINAS DAERAH : LEMBAGA TEKNIS DAERAH : LEMBAGA LAIN : 1. DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN 2. DINAS PEKERJAAN UMUM 3. DINAS PENDIDIKAN 4. DINAS KESEHATAN 5. DINAS KOPERASI, UKM, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN 6. DINAS PERHUBUNGAN 7. DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI 8. DINAS PASAR 9. DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA 10. DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI 11. DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA 12. DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMASI 13. DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN 14. DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 15. DINAS PENDAPATAN 16. DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL 1. INSPEKTORAT 2. BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH 3. BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH 4. BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMKAM/KEL 5. BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KB 6. BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DAERAH 7. BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH 8. BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 9. BADAN KETAHANAN PANGAN DAERAH 10. BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH 11. KANTOR PERPUSTAKAAN, ARSIP DAN DOKUMENTASI 12. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MENGGALA 1. BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN 2. BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH 3. BP4K 4. SEKRETARIAT DEWAN PENGURUS KORPRI 5. SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KECAMATAN KELURAHAN Gambar ukuran A3 terlampir Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB II 30

2.6.2. Pemangku Kepentingan dalam Pengelolaan Sanitasi Dalam pengelolaan dan pelaksanaan pembangunan sanitasi di Kabupaten Tulang Bawang, beberapa satuan kerja perangkat daerah terlibat di dalamnya dan melaksanakan pembangunan sanitasi sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Secara ringkas, hubungan kerja SKPD yang terlibat dalam pembangunan sanitasi di Kabupaten Tulang Bawang digambarkan dalam bagan berikut : Gambar 2.2 SKPD Yang Memiliki Keterkaitan Tupoksi Langsung/Tidak Langsung dalam Pembangunan Sanitasi di Kabupaten Tulang Bawang Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB II 31

2.7. Komunikasi dan Media Peran aktif media dalam pengelolaan sanitasi sangat dibutuhkan untuk menjembatani pesan pesan kunci dari pemerintah Kabupaten Tulang Bawang dan pihak peduli sanitasi kepada masyarakat. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pembangunan sanitasi di Kabupaten Tulang Bawang perlu terus ditingkatkan kegiatan komunikasi tersebut dengan memaksimalkan peran seluruh media yang ada di Kabupaten Tulang Bawang. Kegiatan komunikasi terkait sanitasi di Kabupaten Tulang Bawang selama lima tahun terakhir disajikan dalam Tabel 2.14 sebagai berikut : Tabel 2.14 Kegiatan Komunikasi terkait Sanitasi Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Tulang Bawang Media komunikasi dan kerjasama terkait sanitasi dengan pihak non pemerintah yang ada di Kabupaten Tulang Bawang masih sangat kurang. Hal ini disebabkan oleh kurangnya perhatian oleh pemerintah Kabupaten Tulang Bawang terhadap sektor sanitasi. Selain itu, belum adanya penanganan sektor sanitasi secara komprehensif menjadi salah satu penyebab kurangnya kerjasama terkait sanitasi. Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB II 32

Rincian media komunitasi dan kerjasama terkait sanitasi disajikan dalam tabel 2.15 sebagai berikut : Tabel 2.15 Media Komunikasi dan Kerjasama terkait Sanitasi Sumber : Dinas Kesehatan dan BLHD Kabupaten Tulang Bawang Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB II 33

Penilaian Profil Sanitasi merupakan gambaran lengkap dan menyeluruh baik teknis maupun nonteknis dan mencakup berbagai aspek tentang sanitasi di Kabupaten Tulang Bawang baik yang bersumber dari data primer maupun sekunder. Secara umum kondisi pengelolaan sanitasi Kabupaten Tulang Bawang masih belum memadai hal ini dikarenakan beberapa faktor, utamanya masih terbatasnya infrastruktur pengelolaan sanitasi seperti masih belum maksimalnya pengelolaan persampahan disebabkan oleh Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) belum layak, dari sisi cakupan pelayanan persampahan juga masih terbatas pada kawasan perkotaan hal ini dikarenakan armada pengangkutan sampah masih minim. Sektor pengelolaan air limbah domestik juga demikian, sampai saat ini sarana Instalasi Pengelolaan Air limbah (IPAL) maupun Instalasi Pengelolaan Lumpur Tinja (IPLT) belum ada di Kabupaten Tulang Bawang Kecuali di RSUD Menggala yang sudah memiliki IPAL. Untuk sub sektor pengelolaan drainase perkotaan sampai saat ini, belum berjalan sesuai dengan rancangan masterplan drainase Kabupaten Tulang Bawang, sehingga intervensi program sub sektor drainase tidak terencana dengan baik. Pengelolaan sanitasi meliputi promosis hiegiene dan sanitasi, pengelolaan air limbah domestik, pengelolaan persampahan, dan pengelolaan drainase. Selain itu ada juga komponen lain yang terkait dengan sanitasi adalah pengelolaan air bersih/minum, pengelolaan limbah industri rumah tangga dan pengelolaan limbah medis. 3.1. Wilayah Kajian Sanitasi Wilayah kajian dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang meliputi seluruh wilayah di Kabupaten Tulang Bawang, yang terdiri dari 15 (lima belas) kecamatan, 147 (seratus empat puluh tujuh) desa dan 4 (empat) kelurahan. Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 1

Peta 3.1 Wilayah Kajian Sanitasi Tabel 3.2 Kondisi Sarana Sanitasi Sekolah (tingkat sekolah/setara : SD/MI) Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 2

3.2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terkait Sanitasi Banyak masalah kesehatan yang ada di negeri kita Indonesia, termasuk timbulnya Kejadian Luar Biasa yang erat kaitannya dengan perilaku masyarakat itu sendiri. Sebagai contoh Diare dimana penyebab utamanya adalah rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat seperti kesadaran akan buang air besar yang belum benar (tidak di jamban), cuci tangan pakai sabun masih sangat terbatas, minum air yang tidak sehat, dan lain-lain. Promosi Higiene dan Sanitasi merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui proses pembelajaran dari-oleh-untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumberdaya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. Secara khusus kegiatan Promosi Higiene dan Sanitasi bertujuan untuk menurunkan angka penyakit berbasis air dan lingkungan melalui peningkatan kapasitas dan kemampuan masyarakat untuk merencanakan dan melaksanakan program pengembangan cakupan sanitasi melalui pengembangan jamban keluarga dan pembangunan sarana sanitasi di masyarakat, dan sekolah melalui Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terkait Stop Buang Air Besar Sembarangan (STOP BABS) dan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS). Namun dalam rangka pengendalian penyakit berbasis lingkungan secara menyeluruh, ada 5 lingkup sasaran perilaku yang harus dijadikan sasaran yaitu promosi STOP BABS, promosi CTPS, kampanye pengelolaan air minum dan makanan yang aman, kampanye pengelolaan sampah dengan benar, kampanye pengelolaan limbah cair rumah tangga dengan aman. Upaya penerapan Prohisan dilakukan melalui tiga strategi berikut : 1. Advokasi Kesehatan, yaitu pendekatan kepada para pimpinan atau pengambil keputusan agar dapat memberikan dukungan, kemudahan, perlindungan pada upaya pembangunan kesehatan. 2. Bina Suasana, yaitu upaya untuk menciptakan suasana kondusif untuk menunjang pembangunan kesehatan sehingga masyarakat terdorong melakukan perilaku hidup bersih dan sehat. Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 3

3. Gerakan Masyarakat, yaitu upaya memandirikan masyarakat agar secara proaktif mempraktikkan hidup bersih dan sehat secara mandiri. Pelaksanaan promosi higiene dan sanitasi bukan hanya proses penyadaran masyarakat atau pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan saja, tetapi juga disertai upaya-upaya memfasilitasi perubahan perilaku. Dengan demikian promosi kesehatan adalah program-program yang dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan) baik di dalam masyarakat sendiri maupun dalam organisasi dan lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya, politik dan sebagainya). Ada dua hal mendasar yang menjadi obyek sasaran promosi higiene dan sanitasi yaitu rumah tangga dan sekolah. Hal ini disadari mengingat permasalahan sanitasi menyangkut perilaku masyarakat sehingga harus ada penyadaran khusus bagi rumah tangga dan perlunya pemahaman di usia dini bagi siswa sekolah akan pentingnya sanitasi yang benar. 3.2.1. Tatanan Rumah Tangga Rumah tangga sebagai sebuah tatanan dasar dalam permasalahan sanitasi merupakan tantangan yang banyak dihadapi dalam menerapkan prilaku sanitasi yang benar di lingkungan keluarga. Seperti masih banyaknya iklan rokok yang ada di media cetak maupun elektronik, makanan dan minuman cepat saji yang kurang sesuai dengan prinsip gizi seimbang, belum adanya monitoring evaluasi terpadu tentang kegiatan ini. Selain itu, kawasan padat penduduk di kota-kota besar dan juga banyaknya penduduk musiman yang menimbulkan permasalahan pada kehidupan sosial dan ekonomi juga merupakan tantangan tersendiri dalam penerapan prilaku sanitasi yang benar. Melalui berbagai program dan kegiatan promosi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat diharapkan agar masing-masing jajaran organisasi, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah dapat mewujudkan masyarakat yang sadar akan pentingnya perilaku hidup sehat bagi kesehatan dirinya, keluarga dan masyarakat di sekitarnya. Hasil kajian studi EHRA yang mengacu pada 5 (lima) pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) diketahui bahwa Kabupaten Tulang Bawang sebagai salah satu kabupaten yang rawan terhadap sanitasi. Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 4

Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Manfaat mencuci tangan dengan sabun apabila dilakukan sesuai dengan benar akan membunuh kuman penyakit yang ada ditangan, mencegah penularan penyakit yang ditimbulkan oleh bakteri (diare, kolera, disentri, tifus, cacingan, penyakit kulit, Infeksi Saluran Pernafasan Akut, flu burung serta tangan bersih dan bebas dari kuman. Berdasarkan hasil EHRA dapat diketahui bahwa di Kabupaten Tulang Bawang kebiasaan masyarakat mencuci tangan dengan sabun pada 5 waktu penting baru dilakukan oleh 17,57 % masyarakat, selebihnya yaitu sekitar 87,87 % masyarakat belum melakukan praktek cuci tangan pakai sabun di 5 waktu penting. 5 waktu penting cuci tangan pakai sabun antara lain : setelah ke jamban, setelah membersihkan anak buang air besar, sebelum menyiapkan makanan, sebelum makan dan setelah memegang hewan. Gambar 3.1 Grafik CTPS di 5 (lima) Waktu Penting Perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABs) Perilaku BAB dinyatakan baik apabila dalam rumah tangga tidak buang air besar sembarangan, dengan demikian sudah menjadi syarat mutlak kepemilikan jamban menjadi syarat utama dalam menilai baik buruknya perilaku BAB dimasyarakat. Jamban umum juga bisa menjadi solusi dalam Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 5

merubah perilaku BAB sembarangan tapi tidak semudah aksesnya bila dibandingkan dengan jamban pribadi. Berdasarkan hasil studi EHRA dapat diketahui bahwa di Kabupaten Tulang Bawang perilaku Buang Air Besar Sembarangan masih dilakukan oleh 57,11 % masyarakat. Hanya 42,89 % masyarakat Kabupaten Tulang Bawang yang sudah tidak melakukan praktek BABS. Gambar 3.2 Grafik Persentase Penduduk yang melakukan BABS Pengelolaan Air Minum Pengelolaan air minum, yang dikaji dalam studi EHRA terdiri dari dua hal utama, yaitu : Sumber Air dan Pengolahan, penyimpanan dan penanganan air yang baik dan aman. Kedua aspek ini memiliki hubungan yang sangat erat dengan tingkat resiko kesehatan bagi anggota di suatu rumah tangga. Jenis sumber diketahui bahwa sumber-sumber air memiliki tingkat keamanannya tersendiri, Ada jenis-jenis sumber air minum yang secara global dinilai sebagai sumber yang relatif aman, seperti air botol kemasan, air ledeng/pdam, sumur bor, sumur gali terlindungi, mata air terlindungi dan air hujan (yang ditangkap, dialirkan dan disimpan secara bersih dan terlindungi). Di lain pihak, terdapat sumber-sumber yang memiiiki resiko yang lebih tinggi sebagai media transmisi patogen ke dalam tubuh Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 6

manusia, di antaranya adalah sumur atau mata air yang tidak terlindungi dan air permukaan, seperti air kolam, sungai, waduk ataupun danau. Gambar 3.3 Grafik Pengelolaan Air Minum (pencemaran pada wadah penyimpanan dan penangan air) Berdasarkan hasil studi EHRA dapat diketahui bahwa di Kabupaten Tulang Bawang masih ada sekitar 24,25 % masyarakat yang pengelolaan air minumnya memiliki potensi tercemar pada saat penanganan air maupun pada wadah penyimpanan air minum. Sementara 75,75 % masyarakat sudah aman dalam pengelolaan air minum. Pengelolaan sampah Berdasarkan hasil studi EHRA diketahui bahwa hanya 9,81 % saja masyarakat yang sudah melakukan pengelolaan sampah, sebagian besar masyarakat belum melakukan pengelolaan sampah. Gambar 3.4 Grafik Pengolahan Sampah Setempat Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 7

Perilaku Pengelolaan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) Saluran yang dimaksud adalah saluran yang digunakan untuk membuang air bekas penggunaan rumah tangga (grey water), seperti air dapur (bekas cuci piring/bahan makanan), air cuci pakaian maupun air bekas mandi. Seperti kebanyakan terjadi di kota-kota di lndonesia, saluran grey water dapat pula berfungsi menjadi saluran bagi pengaliran air hujan. Gambar 3.5 Grafik Pencemaran karena SPAL Berdasarkan hasil studi EHRA diketahui bahwa sebagian besar masyarakat atau 62,67 % belum mengelola air limbah dari dapur, kamar mandi dan tempat cuci dengan benar. 3.2.2. Tatanan Sekolah Siswa sekolah merupakan komunitas besar dalam masyarakat, dalam wadah organisasi sekolah yang telah mapan, tersebar luas di pedesaan maupun perkotaan, serta telah ada program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Diharapkan setelah siswa mendapat pembelajaran perubahan perilaku di sekolah secara partisipatif, dapat mempengaruhi orang tua, keluarga lain serta tetangga dari siswa sekolah tersebut. Promosi Hiegene dan Sanitasi di sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat. Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai Promosi Hiegene dan Sanitasi di sekolah yaitu : Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 8

1. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun; 2. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah; 3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat; 4. Olahraga yang teratur dan terukur; 5. Memberantas jentik nyamuk; 6. Tidak merokok di sekolah; 7. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan; 8. Membuang sampah pada tempatnya. Sekolah sebagai sebuah institusi pendidikan formal, selain memberikan pelajaran sesuai kurikulum hendaknya juga menjadi tempat mempelajari cara berperilaku yang benar dalam sanitasi. Siswa sekolah merupakan komunitas besar dalam masyarakat, dalam wadah organisasi sekolah yang telah mapan, tersebar luas di pedesaan maupun perkotaan, serta telah ada program usaha kesehatan sekolah. Siswa sekolah merupakan umur yang mudah menerima inovasi baru dan mempunyai keinginan kuat untuk menyampaikan pengetahuan dan informasi yang mereka terima kepada orang lain. Kajian sanitasi sekolah tingkat sekolah dasar / Madrasah Ibtidaiyah dengan meninjau kondisi sarana sanitasi diantaranya kondisi toilet, tempat cuci tangan, air bersih, pengelolaan sampah, saluran drainase dan pengetahuan tentang kesehatan di sekolah. Dari segi kelayakan sesuai dengan syarat kesehatan menunjukkan perlu adanya peningkatan kondisi sarana yang ada. Kegiatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di sekolah terus digalakkan, salah satunya dengan kegiatan penyuluhan disekolah terutama penyuluhan tentang pentingnya cuci tangan dengan menggunakan sabun. Dimana, masih tingginya siswa siswi sekolah dasar yang belum menerapkan Cuci Tangan Pakai Sabun, Sepeti pada tabel 3.1 dibawah ini. Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 9

Tabel 3.1 Rekapitulasi Jumlah Sarana Air Bersih dan Sanitasi Tingkat Sekolah Dasar/ MI No Status Sekolah Dasar Jumlah Sekolah Dasar/MI Jumlah Siswa Jumlah Guru Sumber Air Bersih *) Toilet Guru **) L P L P PDAM Toilet Siswa ***) SPT/PL SGL T L/P L dan P T L/P L dan P Fas Cuci Tangan T Y T Fas Pengolahan Sampah Y T Saluran Drainase Y T 1 Sekolah Dasar Negeri 49 6.243 6.930 276 515 6 12 27 4 44 5-38 11-2 47 - - - - 2 Sekolah Dasar Swasta 6 418 545 35 54-2 4-2 4-4 2-1 5 - - - - 3 Madrasah Ibtidiyah (MI) Negeri 1 126 129 9 22 - - 2-1 - - 1 - - - 1 - - - - 4 Madrasah Ibtidiyah (MI) Swasta 4 150 142 24 45 1-3 - 3 1-1 3 - - 4 - - - - TOTAL Sumber : survei santasi sekolah 2014 60 6.937 7.746 344 636 7 14 36 4 50 10 0 44 16 0 3 57 - - - - Keterangan: L = laki-laki; P = perempuan; S = selalu tersedia air; K = kadang-kadang; T = tidak ada persediaan air Y = ya; T = tidak; SPT = sumur pompa tangan; SGL = sumur gali Tabel diatas memberikan gambaran tentang kondisi fasiltas sanitasi yang ada di setiap sekolah SD/MI, serta perilaku hidup bersih dan sehat (higyene) sekolah. Dapat dilihat dari sebanyak 60 SD/MI se-kabupaten Tulang Bawang yang disurvei oleh tim studi hanya ada 10 sekolah yang telah menyediakan toilet guru terpisah untuk laki-laki dan perempuan dan 16 sekolah yang telah menyediakan toilet siswa terpisah untuk laki-laki dan perempuan, yang telah menyediakan fas cuci tangan sebanyak 3 sekolah dan yang tidak sebanyak 57 sekolah, untuk fas pengelolaan sanpah dan saluran drainase belum ada yang menyediakannya. Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 10

Berdasarkan data hasil wawancara dengan guru dan juga pengamatan di sekolah yang menjadi objek survey di wilayah kajian sanitasi, kondisi sarana sanitasi sekolah baik dari kondisi toilet guru, toilet siswa, pengelolaan sampah, drainase, ketersediaan dana dan pendidikan higiene dan sanitasi masih kurang baik, selengkapnya dijabarkan pada tabel berikut : Tabel 3.2 Kondisi Sarana Sanitasi Sekolah Kondisi % Sangat Baik % Baik % Kurang Baik Toilet Guru 10,0 13,3 76,7 Toilet siswa 0,0 0,0 100,0 Fasilitas Cuci Tangan Pakai Sabun 6,7 76,7 16,7 Sarana Air Bersih 100,0 0,0 0,0 Pengelolaan sampah 0,0 0,0 100,0 Drainase 0,0 0,0 100,0 Ketersediaan dana 0,0 0,0 100,0 Pendidikan Higiene dan Sanitasi 3,3 73,3 23,3 Sumber : survei santasi sekolah 2014 Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah adalah kebiasaan/perilaku positif yang dilakukan oleh setiap siswa, guru, penjaga sekolah, petugas kantin, orang tua siswa dan lain-lain yang dengan kesadarannya untuk mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya serta aktif dalam menjaga lingkungan sehat di sekolah. Dari 60 SD/MI yang telah di survei di wilayah kajian sanitasi Kabupaten Tulang Bawang sebagian besar SD/MI tingkat kesadarannya masih kurang baik, selengkapnya dijelaskan pada tabel 3.3 berikut : Tabel 3.3 PHBS Terkait Sanitasi pada Sekolah Dasar/MI Perilaku Higiene dan Sanitasi % Baik % Kurang Baik Cuci tangan pakai sabun 24,3 75,7 Penggunaan toilet/jamban 46,0 54,0 Perilaku buang sampah 65,3 34,7 Sumber : survei santasi sekolah 2014 Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 11

3.3. Pengelolaan Air Limbah Domestik Air limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari usaha dan atau kegiatan permukiman, rumah makan, perkantoran, perniagaan, apartemen dan asrama. Air limbah memiliki karakteristik fisik (bau, warna, padatan, suhu, kekeruhan), karakteristik kimia (organik, anorganik dan gas) dan karakteristik biologis (mikroorganisme). Karakteristik air limbah tersebut memiliki dampak masing-masing terhadap lingkungan dan kesehatan manusia, dengan demikian diperlukan upaya-upaya pengelolaan air limbah dalam menghadapi dampak tersebut. Sarana sanitasi air limbah di wilayah Kabupaten Tulang Bawang secara kuantitas dan kualitas belum memenuhi kebutuhan masyarakat. Masih banyak sarana air limbah yang kurang memenuhi, ditinjau dari aspek kesehatan lingkungan terutama di kawasan pedesaan seperti masih menggunakan closet cemplung (cubluk) dikarenakan belum tersedianya Instalasi Pengolah Lumpur Tinja (IPLT) di Kabupaten Tulang Bawang. Dalam pengelolaan limbah cair domestik di Kabupaten Tulang Bawang sebagian besar masyarakat masih menggunakan sistem onsite (setempat) serta masih sedikit yang menggunakan sistem komunal untuk pengelolaan black water. Sedangkan untuk grey water sebagian besar rumah tangga masih melakukan pembuangan ke lahan terbuka, drainase, saluran irigasi, bahkan ke sungai. 3.3.1. Kelembagaan Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, maka koordinasi dan penyelenggaraan pelayanan dasar Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dilaksanakan oleh instansi yang bertanggung jawab di Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, baik daerah provinsi maupun kabupaten/kota. Secara umum peraturan dan kebijakan mengenai pengelolaan air limbah domestik belum diatur dalam peraturan daerah. Peraturan yang telah ada adalah Peraturan Bupati Kabupaten Tulang Bawang tentang tugas pokok dan fungsi dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kabupaten Tulang Bawang yang terkait sanitasi adalah Dinas Pekerjaan Umum (DPU), Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) dan Dinas Kesehatan. Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 12

NO A. PERENCANAAN Tabel 3.4 Daftar Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Air Limbah Domestik FUNGSI 1 Menyusun target pengelolaan air limbah domestik skala kab/kota 2 Menyusun rencana program air limbah domestik dalam rangka pencapaian target 3 Menyusun rencana anggaran program air limbah domestik dalam rangka pencapaian target B. PENGADAAN SARANA PEMANGKU KEPENTINGAN Pemerintah Swasta Masyarakat 1 Menyediakan sarana pembuangan awal air limbah domestik Dinas PU 2 Membangun sarana pengumpulan dan pengolahan awal (Tangki Septik) Dinas PU 3 Menyediakan sarana pengangkutan dari tangki septik ke IPLT (truk tinja) BPLHD 4 Membangun jaringan atau saluran pengaliran limbah dari sumber ke IPAL (pipa kolektor) Dinas PU 5 Membangun sarana IPLT dan atau IPAL Dinas PU C. PENGELOLAAN 1 Menyediakan layanan penyedotan lumpur tinja 2 Mengelola IPLT dan atau IPAL 3 Melakukan penarikan retribusi penyedotan lumpur tinja 4 Memberikan izin usaha pengelolaan air limbah domestik, dan atau penyedotan air limbah domestik BPLHD 5 Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (tangki septik, dan saluran drainase lingkungan) dalam pengurusan IMB BPMP D. PENGATURAN DAN PEMBINAAN 1 Mengatur prosedur penyediaan layanan air limbah domestik (pengangkutan, personil, peralatan, dll) 2 Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan air limbah domestik 3 Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan air limbah domestik E. MONITORING DAN EVALUASI 1 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan air limbah domestik skala kota 2 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan air limbah domestik 3 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan air limbah domestik, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan air limbah domestik 4 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap baku mutu air limbah domestik BPLHD Sumber : Tupoksi SKPD Kabupaten Tulang Bawang Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 13

Landasan hukum pengelolaan limbah cair di Kabupaten Tulang Bawang masih mengacu pada Peraturan Pemerintah dan peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Kementerian lingkungan Hidup, belum ada peraturan daerah yang secara khusus mengatur tentang pengelolaan limbah cair. Kondisi dukungan kebijakan bagi optimalnya pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Tulang Bawang saat ini belum memadai. Hal ini dapat dilihat dari : 1. Belum adanya kebijakan Pemerintah di Kabupaten Tulang Bawang yang diarahkan untuk mewajibkan seluruh pihak untuk melakukan upaya pengelolaan air limbah domestik untuk lingkungan pemukiman rumah tangga / individu. 2. Belum adanya kebijakan Pemerintah di Kabupaten Tulang Bawang untuk mendukung kepastian sarana dan prasarana pengolahan air limbah domestik saat ini. Peraturan Daerah Kabupaten Tulang Bawang yang dapat dijadikan sebagai acuan untuk pengelolaan air limbah domestik untuk lingkungan permukiman saat ini belum ada, dan penegakkan aturan masih lemah, hal itu bisa dillihat dari : 1. Belum efektifnya upaya pembinaan dan sosialisasi untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kepatuhan berbagai pihak di Kabupaten Tulang Bawang terhadap Perda IMB yang saat ini merupakan satu-satunya instrumen kebijakan Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang yang dapat digunakan untuk mengendalikan penyediaan sarana pengolahan air limbah domestik setempat (on-site). 2. Belum adanya Perda atau perangkat aturan lainnya yang secara tegas mewajibkan pengelolaan air limbah domestik pada seluruh pihak di Kabupaten Tulang Bawang. Kondisi penanganan air limbah domestik di Kabupaten Tulang Bawang termuat dalam tabel 3.5. dibawah ini. Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 14

Tabel 3.5 Daftar Peraturan Air Limbah Domestik Kabupaten Tulang Bawang Ketersediaan Pelaksanaan Peraturan Ada (Sebutkan) Tidak Ada Efektif Dilaksanakan Belum Efektif Dilaksanakan Tidak Efektif Dilaksanakan Keterangan AIR LIMBAH DOMESTIK Target capaian pelayanan pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Belum ada Perda Air Limbah Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kabupaten dalam penyediaan layanan pengelolaan air limbah domestic Belum ada Perda Air Limbah Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kabupaten dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan air limbah domestik Belum ada Perda Air Limbah Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di hunian rumah Belum ada Perda Air Limbah Kewajiban dan sanksi bagi industri rumah tangga untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di tempat usaha Belum ada Perda Air Limbah Kewajiban dan sanksi bagi kantor untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di tempat usaha Belum ada Perda Air Limbah Kewajiban penyedotan air limbah domestik untuk masyarakat, industri rumah tangga, dan kantor pemilik tangki septic Belum ada Perda Air Limbah Retribusi penyedotan air limbah domestik Belum ada Perda Air Limbah Tata cara perizinan untuk kegiatan pembuangan air limbah domestik bagi kegiatan permukiman, usaha rumah tangga, dan perkantoran Belum ada Perda Air Limbah Sumber : Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 15

Tabel peta peraturan diatas memberikan gambaran bahwa sampai dengan saat ini pemerintah Kabupaten Wakatobi belum memiliki regulasi/peraturan daerah dalam hal pengelolaan air limbah domestik. 3.3.2. Sistem dan Cakupan Pelayanan Sistem pengelolaan air limbah domestik di kabupaten Tulang Bawang belum berjalan sebagaimana diharapkan baik yang diprakarsai oleh pemerintah, dunia usaha ataupun masyarakat. Usaha penyedotan tinja juga belum ada baik dari Pemerintah Daerah maupun dari pihak swasta. Faktor utama adalah minimnya peralatan dan infrastruktur serta masih rendahnya kepedulian masyarakat dalam pengelolaan air limbah. Demikian juga prasarana pendukung pengelolaan air limbah seperti IPLT dan IPAL yang belum tersedia. Sehingga hampir semua rumah tangga, dunia usaha maupun jasa-jasa, sebagian besar di wilayah Kabupaten Tullang Bawang sistem pengelolaan air limbah-nya dilakukan melalui on site system, tingkat kepedulian masyarakat dalam pengelolaan air limbah masih jauh dari harapan. Gambar 3.6 : Grafik Tempat Penyaluran Akhir Tinja Berdasarkan hasil EHRA diketahui bahwa walaupun masyarakat sudah mempunyai jamban tetapi sebagian besar menyalurkan tinjanya tidak ke tangki septik, hanya 47,14 % saja yang menyalurkan tinjanya ke tangki septik, selebihnya : ke cubluk/lobang tanah sebesar 36,06 %, ke lainnya sebesar 8,56 %, ke sungai/danau/pantai sebesar 4,22 %, ke pipa/sewer sebesar 2,47 %, dan ke kolam/sawah sebesar 1 %. Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 16

Gambar 3.7 Grafik Presentase Tangki Septik Suspek Aman dan Tidak Aman Berdasarkan hasil EHRA dapat diketahui bahwa tidak semua tangki septik yang dimiliki masyarakat aman masih ada 20,68 % merupakan tangki septik suspek tidak aman. Hal ini dikarenakan tangki septik sudah dibangun lebih dari 5 tahun atau lebih tetapi belum pernah dikuras. Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang telah berusaha memberikan perhatian terhadap sektor sanitasi khusunya air limbah. Dari data Dinas PU Cipta Karya diperoleh adanya pembangunan MCK ++ tersebar di Kabupaten Tulang Bawang yang dibangun dengan berbasis masyarakat. Pada tahun 2011 pembangunan MCK ++ berada di 4 (empat) desa yaitu Desa Wonorejo dan Desa Suka Makmur Kecamatan Penawar Aji, Desa Wiratama Kecamatan Penawartama serta Desa Ringin Sari Kecamatan Banjar Margo. Tahun 2012 berada di Desa Bedarou Indah dan Desa Kibang Pacing Kecamatan Menggala Timur, Desa Paduan Rajawali Kecamatan Meraksa Aji serta Desa Gedung Harapan Kecamatan Penawar Aji. Tahun 2013 berada di 3 (tiga) desa di Kecamatan Menggala Timur, yaitu Desa Sungai Luar, Desa Cempaka Dalam dan desa Kahuripan Dalam. Tahun 2014 berada di Desa Sumber Sari Kecamatan Penawar Aji, Desa Tri Jaya Kecamatan Penawar Tama, Desa Penawar Jaya dan Desa Suka Maju Kecamatan Banjar Margo. Pada umumnya sistem pembuangan limbah non tinja dialirkan melalui lubang resapan yang disalurkan melalui saluran terbuka yang dialirkan ke sistem drainase atau ke sungai. Sedangkan sistem pengelolaan limbah non tinja untuk konstruksi rumah panggung umumnya dialirkan langsung dikolong rumah dapur yang langsung di permukaan tanah dan tidak ada ada lubang peresapannya. Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 17

Peta 3.2 Peta Cakupan Layanan Pengelolaan Air Limbah Domestik Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 18

Limbah Domestik berupa black water dan grey water yang ada di Kabupaten Tulang Bawang hingga saat ini belum dikelola secara khusus. Untuk limbah black water, pengelolaannya dilakukan dengan beberapa cara antara lain : Limbah dari MCK++ yang di tampung dalam IPAL Komunal yang kemudian dialirkan ke saluran terdekat (drainase) Limbah dari WC jongkok/duduk ditampung dalam tangki septic kemudian dialirkan langsung saluran drainase/sungai/tanah. Limbah dari WC cubluk yang ditambung dalam lubang dan dialirkan langsung ketanah. Limbah yang langsung ke tanah/sungai (BABS dikebun/sungai). Sedangkan untuk grey water yang umumnya berupa sisa air mandi dan sisa air cuci (tangan, pakaian dan kendaraan) serta air sisa makanan dialirkan ke saluran drainase yang berakhir kesungai atau terkadang dialirkan langsung ke tanah/lahan kosong. Pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Tulang Bawang dapat digambarkan dalam diagram pengelolaan air limbah domestik sebagai berikut : Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 19

Gambar 3.8 Diagram Sistem Sanitasi pengelolaan air limbah domestik Diagram Sistem Sanitasi Persampahan Domestik Produk Input (A) (B) (C) (E) (F) User Interface Pengumpulan & Penampungan / Pengolahan Awal Pengangkutan /Pengaliran (Semi) Pengolahan Akhir Terpusat Daur Ulang dan/atau Pembuangan Akhir Tangki Septik Individual/Komunal Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 20

Meskipun belum memiliki sarana pengolahan lumpur tinja, namun masyarakat di Kabupaten Tulang Bawang telah memiliki layanan air limbah yang cukup baik. Hal ini terihat dari jumlah desa yang beresiko tinggi sanitasi sektor air limbah cukup sedikit serta sarana pengelolaan air limbah yang secara umum telah memadai seperti yang terlihat dalam tabel 3.6 sebagai berikut : Tabel 3.6 Cakupan layanan air limbah domestik di Kabupaten Tulang Bawang Sarana Tidak Layak Sarana Layak BABS Onsite System Ofsite System No. Nama Kecamatan Individual Berbasis Komunal Kawasan /Terpusat (KK) Cubluk, Tangki septik tidak aman ** (KK) Jamban Keluarga dengan tangki septik aman (KK) MCK umum / jamban bersama (KK) MCK ++ (KK) Tangki Septik Komunal (KK) IPAL Komunal (KK) Sambungan Rumah (KK) 1 Kecamatan Banjar Agung 1.453 965 3.704 31 - - - - 1 Tunggal Warga 201 133 512 - - - - - 2 Warga Makmur Jaya 98 65 249 - - - - - 3 Warga Indah Jaya 44 29 111 7 - - - - 4 Dwi Warga Tunggal Jaya 357 238 911 - - - - - 5 Tri Tunggal Jaya 196 130 500 - - - - - 6 Banjar Agung 138 92 353 - - - - - 7 Banjar Dewa 102 68 261 - - - - - 8 Moris Jaya 139 92 354 24 - - - - 9 Tri Mukti Jaya 45 30 115 - - - - - 10 Tri Dharma Wirajaya 76 50 193 - - - - - 11 Tri Mulya Jaya 57 38 145 - - - - - Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 21

2 Kecamatan Banjar Margo 1.466 975 3.735 14 62 - - - 1 Agung Dalam 101 67 257 - - - - - 2 Agung Jaya 135 90 344 - - - - - 3 Bujuk Agung 288 192 735 - - - - - 4 Catur Karya Buana Jaya 81 54 207 14 - - - - 5 Mekar Jaya 59 39 151 - - - - - 6 Penawar Jaya 143 95 365-22 - - - 7 Penawar Rejo 129 86 328 - - - - - 8 Purwa Jaya 120 80 305 - - - - - 9 Ringin Sari 156 104 398-24 - - - 10 Sukamaju 99 66 252-16 - - - 11 Sumber Makmur 64 42 162 - - - - - 12 Tri Tunggal Jaya 91 60 231 - - - - - 3 Kecamatan Banjar Baru 512 342 1.305 31 - - - - 1 Panca Karsa Purna Jaya 78 52 199 13 - - - - 2 Panca Mulia 53 35 134 9 - - - - 3 Kahuripan Jaya 67 45 171 - - - - - 4 Jaya Makmur 82 55 210 - - - - - 5 Bawang Sakti Jaya 49 32 124 8 - - - - 6 Bawang Tirto Mulyo 58 39 148 - - - - - 7 Mekar Indah Jaya 35 24 90 - - - - - 8 Balai Murni Jaya 31 21 79 - - - - - 9 Mekar Jaya 23 15 58 - - - - - 10 Karya Murni Jaya 36 24 92 - - - - - Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 22

4 Kecamatan Gedung Aji 557 370 1.420 27 - - - - 1 Penawar Baru 64 43 163 - - - - - 2 Aji Murni Jaya 49 33 126 - - - - - 3 Aji Permai 40 26 101 - - - - - 4 Gedung Aji 45 30 116 8 - - - - 5 Penawar 37 24 93 - - - - - 6 Aji Jaya KNPI 113 75 287 19 - - - - 7 Kecubung Jaya 69 46 176 - - - - - 8 Kecubung Mulya 63 42 162 - - - - - 9 Bandar Aji Jaya 35 23 89 - - - - - 10 Aji Mesir 42 28 107 - - - - - 5 Kecamatan Penawar Aji 794 527 2.022 211 67 - - - 1 Gedung Rejo Sakti 88 58 224 - - - - - 2 Gedung Harapan 62 41 158-11 - - - 3 Karya Makmur 86 57 219 - - - - - 4 Wono Rejo 88 59 225-21 - - - 5 Gedung Asri 114 76 291 19 - - - - 6 Panca Tunggal Jaya 115 76 292 20 - - - - 7 Sumber Sari 92 61 234 172 19 - - - 8 Pasar Batang 71 47 180 - - - - - 9 Suka Makmur 78 52 199-16 - - - Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 23

6 Kecamatan Meraksa Aji 549 365 1.402 10 13 - - - 1 Paduan Rajawali 95 63 242-13 - - - 2 Karya Bhakti 92 61 235 - - - - - 3 Kecubung Raya 52 35 133 - - - - - 4 Mulyo Aji 57 38 145 10 - - - - 5 Marga Jaya 23 15 59 - - - - - 6 Bina Bumi 74 49 189 - - - - - 7 Sukarame 74 49 190 - - - - - 8 Bangun Rejo 82 55 209 - - - - - 7 Kecamatan Menggala 1.408 937 3.592 581 - - 323-1 Menggala Selatan 258 171 658 352 - - - - 2 Menggala Tengah 180 120 458 31 - - - - 3 Menggala Kota 184 123 470 - - - - - 4 Ujung Gunung 188 125 479 128 - - - - 5 Kagungan Rahayu 144 96 368 - - - - - 6 Bujung Tenuk 100 67 256 17 - - - - 7 Tiuh Tohou 59 39 150 10 - - 323-8 Astra Ksetra 107 71 274 18 - - - - 9 Ujung Gunung Ilir 188 125 479 25 - - - - Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 24

8 Kecamatan Penawar Tama 1.250 833 3.188 43 34 - - - 1 Sidomulyo 144 96 366 - - - - - 2 Dwi Mulyo 51 34 131 18 - - - - 3 Tri Jaya 90 60 230-17 - - - 4 Tri Karya 40 27 102 7 - - - - 5 Sidoharjo 171 114 437 - - - - - 6 Sidodadi 52 34 132 - - - - - 7 Tri Tunggal Jaya 150 100 382 - - - - - 8 Tri Rejo Mulyo 145 97 371 - - - - - 9 Rejo Sari 45 30 114 8 - - - - 10 Bogatama 151 101 386 - - - - - 11 Pulo Gadung 31 21 79 - - - - - 12 Wiratama 74 49 188-17 - - - 13 Wira Agung Sari 44 29 111 - - - - - 14 Sido Makmur 62 41 159 11 - - - - 9 Kecamatan Rawajitu Selatan 1.210 805 3.087 - - - - - 1 Gedung Karya Jitu 388 258 989 - - - - - 2 Karya Jitu Mukti 89 59 227 - - - - - 3 Yudha Karya Jitu 93 62 237 - - - - - 4 Karya Cipta Abadi 7 5 19 - - - - - 5 Medasari 151 100 384 - - - - - 6 Bumi Ratu 76 50 194 - - - - - 7 Hargo Rejo 106 71 271 - - - - - 8 Hargo Mulyo 98 65 250 - - - - - 9 Wono Agung 202 135 516 - - - - - Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 25

10 Kecamatan Gedung Meneng 1.435 953 3.659 25 - - - - 1 Bakung Ilir 27 18 68 - - - - - 2 Bakung Rahayu 64 42 163 - - - - - 3 Bakung Udik 52 34 132 - - - - - 4 Gedung Bandar Rahayu 150 100 383 - - - - - 5 Gedung Bandar Rejo 96 64 246 16 - - - - 6 Gedung Meneng 809 538 2.063 - - - - - 7 Gedung Meneng Baru 22 15 56 - - - - - 8 Gunung Tapa 77 51 197 - - - - - 9 Gunung Tapa Ilir 52 34 132 9 - - - - 10 Gunung Tapa Tengah 48 32 123 - - - - - 11 Gunung Tapa Udik 38 25 96 - - - - - 11 Kecamatan Rawajitu Timur 673 447 1.714 98 - - - - 1 Bumi Dipasena Sentosa 56 37 142 76 - - - - 2 Bumi Dipasena Utama 75 50 191 - - - - - 3 Bumi Dipasena Agung 61 40 154 - - - - - 4 Bumi Dipasena Jaya 91 60 231 - - - - - 5 Bumi Dipasena Mulya 98 65 249 - - - - - 6 Bumi Dipasena Makmur 84 56 215 - - - - - 7 Bumi Dipasena Sejahtera 130 87 332 22 - - - - 8 Bumi Dipasena Abadi 78 52 200 - - - - - Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 26

12 Kecamatan Rawa Pitu 694 461 1.769 16 - - - - 1 Sumber Agung 88 58 224 - - - - - 2 Batang Hari 74 49 189 - - - - - 3 Panggung Mulyo 50 33 127 - - - - - 4 Andalas Cermin 125 83 319 - - - - - 5 Duta Yoso Mulyo 74 49 188 - - - - - 6 Gedung Jaya 86 57 220 - - - - - 7 Rawa Ragil 111 74 283 - - - - - 8 Bumi Sari 40 27 102 - - - - - 9 Mulyo Dadi 46 31 117 16 - - - - 13 Kecamatan Gedung Aji Baru 893 594 2.278 100 - - - - 1 Makarti Tama 199 132 508 - - - - - 2 Setia Tama 62 41 159 - - - - - 3 Mesir Dwi Jaya 37 24 93 - - - - - 4 Sido Mukti 151 101 386 - - - - - 5 Suka Bhakti 186 124 475 - - - - - 6 Batu Ampar 106 70 270 90 - - - - 7 Mekar Asri 23 16 59 - - - - - 8 Sido Mekar 69 46 176 - - - - - 9 Sumber Jaya 60 40 152 10 - - - - Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 27

14 Kecamatan Dente Teladas 2.538 1.687 6.476 678 - - - - 1 Teladas 101 67 258 - - - - - 2 Dente Makmur 83 55 213 - - - - - 3 Way Dente 132 88 337 - - - - - 4 Kekatung 139 92 354 591 - - - - 5 Mahabang 103 69 264 - - - - - 6 Kuala Teladas 48 32 122 - - - - - 7 Sungai Nibung 508 337 1.294 87 - - - - 8 Pendowo Asri 404 269 1.031 - - - - - 9 Pasiran Jaya 337 224 859 - - - - - 10 Bratasena Mandiri 205 136 523 - - - - - 11 Bratasena Adiwarna 436 290 1.113 - - - - - 12 Sungai Burung 42 28 108 - - - - - 15 Kecamatan Menggala Timur 440 293 1.122 47 65 - - - 1 Lebuh Dalem 75 50 191 - - - - - 2 Kahuripan Dalem 35 23 90 12 14 - - - 3 Tri Makmur Jaya 31 21 80 - - - - - 4 Cempaka Dalem 29 19 74-16 - - - 5 Cempaka Jaya 57 38 145 - - - - - 6 Lingai 22 15 56 - - - - - 7 KP. Menggala 100 66 255 - - - - - 8 Bedarou Indah 27 18 68-12 - - - 9 Kibang Pacing 51 34 130 35 14 - - - 10 Sungai Luar 13 9 33-9 - - - Sumber : data EHRA diolah POKJA sanitasi 2014 Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 28

Kondisi prasarana dan sarana air limbah domestik yang ada di Kabupaten Tulang Bawang ada yang berfungsi dengan baik dan ada juga yang tidak berfungsi seperti yang terlihat dalam tabel 3.7 sebagai berikut : Tabel 3.7 Kondisi Prasarana dan Sarana Air Limbah Domestik No Jenis Satuan Jumlah /Kapasitas Berfungsi Kondisi Tidak Berfungsi Keterangan (i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) Sistem Onsite 1 Berbasis komunal IPAL Komunal Unit 1-1 - MCK ++ Unit 15 12 3 - Tangki septi komunal Unit 1 1-2 Truk Tinja Unit - - - - 3 IPLT : kapasitas m 3 /hari - - - - Sistem Offsite 4 IPAL Kawasan / Terpusat Kapasitas m 3 /hari - - - - Sistem - - - - IPLT IPAL : Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja : Instalasi Pengolahan Air Limbah 3.3.3. Peran Serta Masyarakat Peran serta dan Pemberdayaan Masyarakat dalam Hiegiene dan Sanitasi dalam penanganan air limbah di Kabupaten Tulang Bawang secara umum dapat dikelompokkan, sebagai berikut : Kelompok pertama, kelompok masyarakat yang belum memiliki kesadaran atau kepedulian dalam pengelolaan air limbah. Kelompok ini masih menjadi mayoritas di Kabupaten Tulang Bawang, terdiri atas kelompok masyarakat miskin, pendidikan rendah, bahkan hingga pada kelompok masyarakat menengah. Kelompok kedua, kelompok masyarakat yang memiliki pengetahuan dan kesadaran terhadap pengelolaan limbah, namun belum memiliki kepedulian penuh terhadap pengelolaan air limbah. Kelompok ini umumnya berada pada tatanan masyarakat kelas menengah, berpendidikan, namun belum memiliki kepedulian yang tinggi terhadap pengelolaan air limbah pada umumnya. Kelompok ketiga, adalah kelompok masyarakat yang memiliki Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 29

pengetahuan dan kesadaran serta kepedulian tinggi terhadap pengelolaan air limbah. Mayoritas kelompok ini ada pada tatanan masyarakat kelas menengah ke atas, dan termasuk kelompok minoritas baik di perkotaan maupun perdesaan. Secara keseluruhan peran serta atau tingkat kepedulian masyarakat, jender dan kemiskinan dalam penanganan air limbah domestik di Kabupaten Tulang Bawang masih rendah, hal ini dapat dilihat dari tingkat kepemilikan jamban/mck, tingkat pemeliharaan jamban/mck maupun dukungan dari program-program sanitasi belum menyentuh secara signifikan dalam merubah perilaku masyarakat secara keseluruhan. Tabel 3.8. Daftar Program/Kegiatan Air Limbah Domestik Berbasis Masyarakat No. 1 Nama Program / Kegiatan Pembangunan MCK ++ (SLBM) Pelaksana/PJ KSM Wonorejo KSM Suka Makmur KSM Wiratama KSM Ringin Sari KSM Bedarou Indah KSM Kibang Pacing KSM Panduan Rajawali KSM Gedung Harapan KSM Sungai Luar KSM Cempaka Dalam KSM Kahuripan KSM Sumber Sari KSM Tri Jaya KSM Penawar Jaya KSM Suka Maju Lokasi Kampung Wonorejo Kec. Penawar Aji Kamp. Suka Makmur Kec. Penawar Aji Kamp. Wiratama Kec. Penawar Tama Kamp. Ringin Sari Kec. Banjar Margo Kamp. Bedarou Indah Kec. Menggala Timur Kamp. Kibang Pacing Kec. Menggala Timur Kamp. Panduan Rajawali Kec. Meraksa Kamp. Gedung Harapan Kec. Penawar Aji Kamp. Sungai Luar Kec. Menggala Timur Kamp. Cempaka Dalam Kec. Menggala Timur Kamp. Kahuripan Kec. Menggala Timur Kamp. Sumber Sari Kec. Penawar Aji Kamp. Tri Jaya Kec. Penawar Tama Kamp. Penawar Jaya Kec. Banjar Margo Kamp. Suka Maju Kec. Banjar Margo Tahun Program/ Kegiatan Penerima Manfaat***) Jumlah Sarana L P Berfungsi Kondisi Saran Saat ini ****) Tidak Berfungsi 2011 80 120 6 4 2 2011 70 130 6 5 1 2011 85 115 6 5 1 2011 75 125 6 3 3 2012 150 200 6 6 0 2012 150 200 6 6 0 2012 100 140 6 6 0 2012 100 140 6 6 0 2013 150 200 6 6 0 2013 150 200 6 6 0 2013 150 200 6 6 0 2014 180 220 5 5 0 2014 180 220 5 5 0 2014 180 220 5 5 0 2014 180 220 5 5 0 Total 1980 2650 86 79 7 Sumber : data diolah Dinas PU Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 30

Pengelolaan air limbah masih membutuhkan perhatian serius dan perlu melibatkan berbagai pihak, tidak saja pemerintah tetapi yang paling utama adalah masyarakat itu sendiri karena selain sebagai obyek, saat ini masyarakat diharapkan lebih banyak memainkan peran dalam berbagai aspek pembangunan termasuk sektor sanitasi di Kabupaten Tulang Bawang, dimana masih terdapat angka buta huruf, tingkat pendidikan relatif masih minim, kondisi perekonomian yang masih membutuhkan perhatian jauh lebih besar terutama masyarakat berpenghasilan rendah, serta aksesibilitas yang relatif masih sulit, tentu saja mempengaruhi pola pikir dan perilaku hidup yang masih sangat bergantung pada kebijakan. Dalam konteks rumah tangga, kaum perempuan cukup terlibat namun dalam pengambilan keputusan masih didominasi oleh laki-laki, padahal dalam pengelolaan sanitasi posisi perempuan sebenarnya sangat strategis dan memiliki pengaruh sangat besar. Sehubungan dengan hal tersebut maka upayaupaya pemberdayaan masyarakat, pengarus-utamaan jender serta pelibatan masyarakat berpenghasilan rendah dalam pengelolaan air limbah maupun sektor sanitasi secara umum, seharusnya dapat menjadi salah satu prioritas dan target capaian pembangunan. (Lihat Tabel 3.9. Pengelolaan Sarana Air Limbah Domestik Oleh Masyarakat) Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 31

Tabel 3.9 Pengelolaan sarana air limbah domestik oleh masyarakat No. Jenis Sarana Tahun Sarana Dibangun Lokasi Lembaga Pengelola Kondisi Biaya operasi dan pemeliharaan Pengosongan tangki septik/ipal Waktu Layanan 1 MCK++ 2011 Kampung Wonorejo Kec. Penawar Aji KSM Wonorejo 20 % Rusak Rp. 10.000,- /kk/ bulan 5 Tahun Sekali - 2011 Kamp. Suka Makmur Kec. Penawar aji KSM Suka Makmur 10 % Rusak Rp. 10.000,- /kk/ bulan 5 Tahun Sekali - 2011 Kamp. Wiratama Kec. Penawar Tama KSM Wiratama 10 % Rusak Rp. 10.000,- /kk/ bulan 5 Tahun Sekali - 2011 Kamp. Ringin Sari Kec. Banjar Margo KSM Ringin Sari 50 % Rusak Rp. 8.000,- /kk/ bulan 5 Tahun Sekali - 2012 Kamp. Bedarou Indah Kec. Menggala Timur KSM Bedarou Indah Baik Rp. 10.000,- /kk/ bulan 5 Tahun Sekali - 2012 Kamp. Kibang Pacing Kec. Menggala Timur KSM Kibang Pacing Baik Rp. 10.000,- /kk/ bulan 5 Tahun Sekali - 2012 Kamp. Panduan Rajawali Kec. Meraksa Aji KSM Panduan Rajawali Baik Rp. 15.000,- /kk/ bulan 5 Tahun Sekali - 2012 Kamp. Gedung Harapan Kec. Penawar Aji KSM Gedung Harapan Baik Rp. 12.000,- /kk/ bulan 5 Tahun Sekali - 2013 Kamp. Sungai Luar Kec. Menggala Timur KSM Sungai Luar Baik Rp. 12.000,- /kk/ bulan 5 Tahun Sekali - 2013 Kamp. Cempaka Dalam Kec. Menggala Timur KSM Cempaka Dalam Baik Rp. 12.000,- /kk/ bulan 5 Tahun Sekali - 2013 Kamp. Kahuripan Kec. Menggala Timur KSM Kahuripan Baik Rp. 10.000,- /kk/ bulan 5 Tahun Sekali - 2014 Kamp. Sumber Sari Kec. Penawar Aji KSM Sumber Sari Baik Belum ada 5 Tahun Sekali - 2014 Kamp. Tri Jaya Kec. Penawar Tama KSM Tri Jaya Baik Belum ada 5 Tahun Sekali - 2014 Kamp. Penawar Jaya Kec. Banjar Margo KSM Penawar Jaya Baik Belum ada 5 Tahun Sekali - 2014 Kamp. Suka Maju Kec. Banjar Margo KSM Suka Maju Baik Belum ada 5 Tahun Sekali - 2 IPAL Komunal 2011 Perumahan PNS Kamp. Tiuh Tohou Kec. Menggala Pengelola Perumahan Baik Rp. 20.000,- / bulan 5 Tahun Sekali - 3 Septik Tank Komunal 2011 Kampung Wonorejo Kec. Penawar Aji KSM Wonorejo 20 % Rusak Rp. 10.000,- /kk/ bulan 5 Tahun Sekali - 2011 Kamp. Suka Makmur Kec. Penawar aji KSM Suka Makmur 10 % Rusak Rp. 10.000,- /kk/ bulan 5 Tahun Sekali - 2011 Kamp. Wiratama Kec. Penwar Tama KSM Wiratama 10 % Rusak Rp. 10.000,- /kk/ bulan 5 Tahun Sekali - 2011 Kamp. Ringin Sari Kec. Banjar Margo KSM Ringin Sari 20 % Rusak Rp. 10.000,- /kk/ bulan 5 Tahun Sekali - Sumber : data diolah Dinas PU Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 32

3.3.4. Komunikasi dan Media Media komunikasi memegang peranan penting untuk menunjang pengelolaan air limbah domestik secara lebih baik dan lebih terintegrasi. Hal ini karena pengelolaan air limbah domestik tidak hanya dilakukan oleh satu stakeholder saja, tetapi keseluruhan rumah tangga yang ada di Kabupaten Tulang Bawang juga harus berperan aktif untuk melakukan pengelolaan air limbah domestik dengan baik dan benar. Berdasarkan hasil identifikasi, Kabupaten Tulang Bawang dalam menjalankan kampanye pengelolaan air limbah serta sejauh mana Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang melakukan penyampaian informasi kepada masyarakat, dan mengetahui peran media massa dalam mendukung pengelolaan air limbah sampai saat ini sudah dilaksanakan, namun hasilnya belum memuaskan. Untuk publikasi kegiatan sosialisasi mengenai pengelolaan limbah yang baik, belum berjalan dengan baik, karena masih kurangnya koordinasi dengan instansi teknis dan belum ada anggaran secara khusus disiapkan untuk kampanye dimaksud. Menurut studi komunikasi dan media Kabupaten Tulang Bawang, kegiatan penyuluhan atau sosialisasi yang pernah diikuti responden, sebanyak 44 % responden mengaku tidak pernah mengkuti, 31 % mengaku pernah mengikuti penyuluhan atau sosialisasi tentang sampah dan kebersihan lingkungan, 10 % masalah air bersih, 2 % masalah saluran air kotor (drainase), dan 1 % masalah air limbah. Gambar 3.9 Kegiatan Penyuluhan atau Sosialisasi yang pernah diikuti di Kabupaten Tulang Bawang di Kabupaten Tulang Bawang Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 33

Kerjasama secara khusus untuk mengampanyekan pengelolaan air limbah domestik dengan media massa masih belum dilaksanakan sehingga pendanaan juga belum ada. Berita yang muncul di media massa terkait pengelolaan air limbah juga masih sangat minim dan cenderung negatif. Hal ini karena memang belum dilaksanakan sebuah kerjasama pengkampanyean isu air limbah domestik di masyarakat dengan media massa. Ke depan, kerjasama dengan media massa mutlak harus dilaksanakan karena media massa juga salah satu stakeholder Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman harus dilibatkan secara aktif untuk mensukseskan program sanitasi ini. 3.3.5. Peran Swasta Sejauh ini belum ada keterlibatan pihak swasta yang mendukung masyarakat dan pemerintah kabupaten Tulang Bawang dalam pengelolaan air limbah, kondisi ini hampir sama dengan layanan sanitasi lainnya, seperti pengelolaan sampah dan drainase seperti pada Tabel 3.10. Kondisi ini sedikit banyak dipengaruhi oleh masih lemahnya kelembagaan sanitasi yang ada di kabupaten Tulang Bawang, yang berimbas kepada lemahnya dukungan program dan penganggaran peningkatan pengelolaan air limbah, disamping rendahnya tingkat kepedulian masyarakat dan dunia usaha itu sendiri. Tabel 3.10 Penyedia Layanan air limbah domestik yang ada di Kabupaten Tulang Bawang No Nama Provider/Mitra Potensial Tahun mulai operasi/ Berkontribusi Jenis kegiatan/ Kontribusi Terhadap Sanitasi Volume Potensi Kerjasama - - - - - - - - - - - - Sumber : BPLHD Kabupaten Tulang Bawang 3.3.6. Pendanaan dan Pembiayaan Pendanaan dan pembiayaan sub-sektor air limbah domestik terdiri dari pendanaan untuk investasi, yaitu yang terkait dengan pembangunan baru infrastruktur air limbah domestik, dan pendanaan operasional dan pemeliharaan, yaitu yang terkait dengan upaya dan operasional pemeliharaan infrastruktur air limbah domestik terbangun. Sisi pendanaan yang memberikan Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 34

pengaruh besar dalam membentuk gambaran pendanaan sanitasi serta penetapan strategi sanitasi adalah sisi pendapatan (penerimaan) dari layanan sanitasi yang telah dijalankan. Retribusi secara langsung memperlihatkan potensi pendapatan dari layanan sanitasi yang dijalankan kepada masyarakat. Lemahnya dukungan pendanaan dalam pengelolaan air limbah dapat dilihat dari dukungan pendanaan dan pembiayaan khususnya dari pemerintah di sub sektor air limbah seperti pada Tabel 3.11. Data dalam 4 tahun terakhir memperlihatkan alokasi anggaran untuk pembangunan sektor air limbah di Kabupaten Tulang Bawang terkonsentrasi pada pembangunan MCK dan MCK++. Pada tahun 2011 di Kabupaten tulang Bawang telah dibangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunial di Perumahan PNS Tiuh Tohou, namun hingga saat ini IPAL tersebut belum berfungsi sebagaimana yang diharapkan. Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 35

Tabel 3.11 Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi air limbah domestik No Komponen Belanja (Rp) 2010 2011 2012 2013 2014 Rata-rata Pertumbuhan (%) 1 Air Limbah (1a+1b) 564.400.768,00 644.387.006,00 776.533.245,00 1.128.254.598,00 1.378.150.191,00 898.345.161,60 1,44 1.a Pendanaan Investasi air limbah 564.400.768,00 644.387.006,00 776.533.245,00 1.128.254.598,00 1.378.150.191,00 898.345.161,60 1,44 1.b 1.c Pendanaan OM yang dialokasikan dalam APBD Perkiraan biaya OM berdasarkan infrastruktur terbangun Sumber : DPA Dinas PU Kabupaten Tulang Bawang Sampai dengan saat ini belum ada Peraturan Daerah Kabupaten Tulang Bawang yang mengatur tentang retribusi air limbah, sehingga realisasi untuk retribusi air limbah masih nihil (Tabel 3.12 Realisasi dan Potensi Retribusi Air Limbah). Padahal dengan banyaknya industri-industri baik besar maupun kecil yang tumbuh di wilayah Kabupaten Tulang Bawang seharusnya untuk potensi sektor air limbah di wilayah Kabupaten Tulang Bawang sangat besar. - - - - - - - 56.440.076,00 64.438.700,00 77.653.324,00 112.825.459,00 137.815.019,00 89.834.515,60 1,44 Tabel 3.12 Realisasi dan Potensi Retribusi Air Limbah No SKPD Retribusi Sanitasi Tahun (Rp) 2010 2011 2012 2013 2014 Pertumbuhan (%) 1 Retribusi Air Limbah - - - - - - 1.a Realisasi retribusi - - - - - - 1.b Potensi retribusi - - - - - - Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 36

3.3.7. Permasalahan Mendesak Permasalahan mendesak dalam pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Tulang Bawang adalah Kabupaten Tulang Bawang belum memiliki Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) dan air limbah rumah tangga umumnya langsung dibuang ke saluran lingkungan tanpa dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Tabel 3.13 Permasalahan mendesak No. Permasalahan Mendesak 1. Sarana dan prasarana air limbah belum memadai, 60,11 % penduduk di Kabupaten Tulang Bawang belum memiliki jamban bertangki septik aman (belum tersedianya IPLT, masih kurangnya jumlah tangki septik komunal/ MCK komunal). 2. Belum adanya peraturan daerah yang mengatur tentang pengelolaan air limbah domestik (baru sekedar perda IMB yang digunakan untuk mengendalikan penyediaan sarana pengolahan air limbah domestik on-site / setempat). 3. Belum adanya lembaga yang mengelola air limbah domestik. 4. Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk memiliki jamban bertangki septik aman, dan belum adanya kegiatan penyuluhan atau sosialisasi terkait air limbah secara berkelanjutan. 5. Kurangnya keterlibatan pihak swasta dalam mengurangi permasalahan air limbah di Kabupaten Tulang Bawang. Sumber : Kajian Pokja Sanitasi Tahun 2014 3.4. Pengelolaan Persampahan Instansi Pengelolaan Persampahan di Kabupaten Tulang Bawang adalah Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah. Seiring dengan tingkat perkembangan Kabupaten, maka jumlah volume timbunan sampah juga akan semakin bertambah besar sehingga diperlukan adanya peningkatan jumlah maupun kualitas pelayanan sarana dan prasarana persampahan. Tingkat pelayanan pengelolaan persampahan untuk wilayah Kabupaten Tulang Bawang saat ini mencapai 40 % untuk kebutuhan domestik dan 60 % untuk kebutuhan non domestik, dari segi kuantitas jumlah sarana pengumpulan perlu disediakan di setiap komponen kegiatan perkotaan di wilayah Kabupaten Tulang Bawang, seperti tong sampah, gerobak sampah, transfer depo, container. Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 37

Demikian pula dengan armada pengangkutan perlu ditambahkan dan ditingkatkan pelayanannya, dan yang terpenting adalah dengan mengembangkan unit-unit pengelolaan sampah lingkungan permukiman, sehingga dapat mendukung terciptanya lingkungan pemukiman yang berkualitas mengingat tingkat kepadatan bangunan pada tahun rencana di kawasan pusat kota relatif tinggi, maka untuk beberapa unit lingkungan, khususnya lingkungan permukiman yang relatif padat perlu dikembangkan sistem pembuangan dengan menggunakan tangki tangki komunal. 3.4.1. Kelembagaan Lembaga atau instansi pengelola persampahan merupakan motor penggerak seluruh kegiatan pengelolaan sampah dari sumber sampai TPA. Kondisi kebersihan suatu kota atau wilayah merupakan output dari rangkaian pekerjaan manjemen pengelolaan persampahan yang keberhasilannya juga ditentukan oleh faktor-faktor lain. Kapasitas dan kewenangan instansi pengelola persampahan menjadi sangat penting karena besarnya tanggung jawab yang yang harus dipikul dalam menjalankan roda pengelolaan yang biasanya tidak sederhana bahkan cenderung cukup rumit sejalan dengan makin besarnya kategori kota. Kegiatan pengelolaan dan pengendalian sampah di Kabupaten Tulang Bawang baik sampah rumah tangga (sampah organik dan anorganik) maupun sampah sejenis rumah tangga (sampah organik dan anorganik dari kawasan komersial, fasilitas umum dan industri) sesuai dengan tupoksinya dilakukan oleh Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah, sedangkan untuk kawasan pasar tupoksinya dilakukan oleh Dinas Pasar. Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 38

Tabel 3.14 Daftar Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Persampahan FUNGSI PEMANGKU KEPENTINGAN Pemerintah Kabupaten Swasta Masyarakat PERENCANAAN Menyusun target pengelolaan sampah skala kabupaten Menyusun rencana program persampahan dalam rangka pencapaian target Menyusun rencana anggaran program persampahan dalam rangka pencapaian target PENGADAAN SARANA Menyediakan sarana pewadahan sampah di sumber sampah Menyediakan sarana pengumpulan (pengumpulan dari sumber sampah ke (TPS) Membangun sarana Tempat Penampungan Sementara (TPS) Dinas PU Membangun sarana pengangkutan sampah dari TPS ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Membangun sarana TPA Dinas PU Menyediakan sarana komposting PENGELOLAAN Mengumpulkan sampah dari sumber ke TPS BPLHD Mengelola sampah di TPS BPLHD Mengangkut sampah dari TPS ke TPA BPLHD Mengelola TPA Melakukan pemilahan sampah * Melakukan penarikan retribusi sampah BPLHD/Dinas Pasar Memberikan izin usaha pengelolaan sampah PENGATURAN DAN PEMBINAAN Mengatur prosedur penyediaan layanan sampah (jam pengangkutan, personil, peralatan, dll) Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 39

Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan sampah Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan sampah MONITORING DAN EVALUASI Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan sampah skala kabupaten Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan persampahan Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan persampahan, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan persampahan Sumber : Tupoksi SKPD Kabupaten Tulang Bawang Pada tabel 3.14 Daftar Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Persampahan, Pemangku kepentingan dalam pembangunan dan pengelolaan persampahan, pihak Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang berperan dari tahapan perencanaan, pengadaan sarana, pengelolaan, pengaturan dan pembinaan hingga monitoring dan evaluasi. Selain pemerintah, keterlibatan kelompok peduli masyarakat juga sudah ada terutama pada pengelolaan sampah. Peraturan bidang persampahan yang ada di Kabupaten Tulang Bawang yaitu peraturan tentang retribusi sampah seperti yang disajikan dalam tabel 3.15 sebagai berikut :. Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 40

Tabel 3.15 Daftar Peraturan Persampahan Kabupaten Tulang Bawang Substansi Ketersediaan Ada (Sebutkan) Tidak Ada Efektif Dilaksanakan Pelaksanaan Belum Efektif Dilaksanakan Tidak Efektif Dilaksanakan Keterangan PERSAMPAHAN Target capaian pelayanan pengelolaan persampahan di Kab/Kota Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam menyediakan layanan pengelolaan sampah Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan sampah Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah di hunian rumah, dan membuang ke TPS Kewajiban dan sanksi bagi kantor / unit usaha di kawasan komersial / fasilitas sosial / fasilitas umum untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah, dan membuang ke TPS Pembagian kerja pengumpulan sampah dari sumber ke TPS, dari TPS ke TPA, pengelolaan di TPA, dan pengaturan waktu pengangkutan sampah dari TPS ke TPA Kerjasama pemerintah kab/kota dengan swasta atau pihak lain dalam pengelolaan sampah Retribusi sampah atau kebersihan Peraturan Daerah No. 5 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Umum Peraturan Bupati Tulang Bawang No. 21 Tahun 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pungutan Retribusi Persampahan Sumber : BPLHD Kabupaten Tulang Bawang Dalam tahap sosialisasi Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 41

3.4.2. Sistem dan Cakupan Pelayanan Sistem dan cakupan layanan memberikan gambaran kondisi eksisting pengelolaan persampahan di Kabupaten Tulang Bawang, pengelolaan persampahan di Kabupaten Tulang Bawang secara desain menggunakan sistem Controlled Landfill, namun secara operasional menggunakan sistem Open Dumping dimana untuk mengurangi potensi gangguan lingkungan yang ditimbulkan oleh sampah ditimbun dengan lapisan tanah setiap tujuh hari. Dalam operasionalnya, untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan lahan dan kestabilan permukan TPA menggunakan sistem Open Dumping, maka dilakukan juga perataan dan pemadatan sampah. Cakupan pelayanan persampahan masih di area perkotaan yang meliputi 2 (dua) kecamatan dan hanya di beberapa desa/kelurahan, lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Kabupaten Tulang Bawang berada di Desa Panca Mulia Kecamatan Banjar Baru. Sistem pengelolaan sampah di Kabupaten Tulang Bawang yaitu pengelolaan dari sumber sampah sampai dengan TPS, pengelolaan sampah dari TPS sampai dengan TPA dan pengelolaan sampah di TPA. Dari penjelasan tersebut diatas dapat dirincikan sebagai berikut : Masyarakat membuang sendiri sampahnya di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) sampah yang telah disediakan di wilayah masing-masing; Sampah yang telah terkumpul dari TPS sampah akan di jemput oleh petugas yang menggunakan mobil dump truk/arm roll setiap saat; Sampah dari sumber (permukiman) yang tidak bisa dilalui kendaraan roda 6 (enam) di jemput langsung oleh petugas yang menggunakan motor tiga roda (Bentor); Sampah dari fasilitas umum, fasilitas sosial dan fasilitas lainnya dikumpulkan di TPS kemudian di jemput oleh petugas. Pola pelayanan persampahan yang dilakukan di Kabupaten Tulang Bawang : Pola layanan untuk sampah rumah tangga Sampah dikumpulkan oleh penghasil sampah pada wadah sampah (tong sampah, kantong kresek, keranjang bekas, dan lain lain) yang ditempatkan dipinggir jalan, kemudian petugas memindahkan sampah kealat angkut (dump truk dan bentor) dan kemudian diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah. Pola layanan untuk sampah jalan Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 42

Sampah jalan disapu oleh pengelola (petugas)kemudian tumpukan sampah tersebut dipindahkan ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS). Pola layanan untuk pasar Sampah pasar disapu dan dikumpulkan oleh pengelola (petugas) kemudian dikumpulkan ke kontainer sampah yang telah disiapkan dilokasi pasar dan selanjutnya diangkut dengan menggunakan mobil arm roll. Pola layanan untuk saluran drainase Petugas pemeliharaan drainase membersihkan saluran (sedimen, sampah pelastik, dan lain lain) kemudian dikumpul dipinggir saluran dan dipindahkan ke dalam mobil roda 4 (empat) (khusus untuk sampah saluran drainase) diangkut ke TPA sampah. Pengangkutan Alat angkut yang digunakan dalam pelayanan persampahan yaitu, dump truk kapasitas 6 m 3 yang mampu mengangkut sebanyak 8 ton sebanyak 2 (dua) unit, arm roll dengan jumlah 2 (dua) unit kapasitas angkutan 8 m 3. Kendaraan roda 3 (tiga) adalah kendaraan yang biasa disebut becak motor (bentor) dengan jumlah armada sebanyak 6 (enam) unit dengan kapasitas muatan 1,5 m 3. Jumlah sampah yang terangkut dibuang ke TPA dihitung berdasarkan jumlah angkutan yang masuk ke TPA dan kapasitas angkutan. Kegiatan pendataan dilakukan dengan cara mencatat jumlah armada dan kapasitas angkutan masuk ke TPA setiap hari. Gambar 3.10 Grafik Pengelolaan Persampahan Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 43

Grafik memperlihatkan pengelolaan sampah rumah tangga berdasarkan hasil studi EHRA hanya 4 % saja yang dinilai cukup baik, antara lain : 1. Dikumpulkan dan dibuang ke TPS sebesar 1,8 %; 2. Dibuang ke dalam lubang dan ditutup dengan tanah sebesar 2,2 %. Sebagian besar belum mengelola sampahnya dengan baik, antara lain : 1. Dibakar sebesar 76,5 %; 2. Dibuang ke dalam lubang tetapi tidak ditutup dengan tanah 11%; 3. Dibuang ke sungai/kali/laut/danau sebesar 5,2 %; 4. Dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk sebesar 2,7 %. Gambar 3.11 Grafik Pengangkutan Sampah Berdasarkan hasil EHRA diketahui bahwa pengolahan sampah di Kabupaten Tulang Bawang tidak berjalan dengan baik, yaitu baru sekitar 1,85 % yang memadai dan selebihnya sebesar 98,15 % tidak memadai. Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 44

Peta 3.3 Peta Cakupan Layanan Persampahan Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 45

Gambar 3.12 Diagram Sistem Sanitasi Pegelolaan Persampahan Diagram Sistem Sanitasi Persampahan Domestik Produk Input (A) (B) (C) (D) (E) (F) User Interface Pengumpulan Setempat Penampungan Sementara (TPS) Pengangkutan (Semi) Pengolahan Akhir Terpusat Daur Ulang/Pembuangan Akhir Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 46

Tabel 3.16 Sistem pengelolaan persampahan yang ada di Kabupaten Tulang Bawang No Nama Kecamatan/Desa Jumlah Penduduk Timbulan Sampah Volume Terlayani 3R Institusi Pengelola TPA Tidak Terlayani orang (m 3 ) % (m 3 ) % (m 3 ) % (m 3 ) % (m 3 ) 1 Kecamatan Banjar Agung 37.974 91,1 - - - - 9,7 8,9 90,3 82,3 1 Tunggal Warga 5.755 13,8 - - - - 20,0 2,8 80 11,0 2 Warga Makmur Jaya 2.525 6,1 - - - - - - 100 6,1 3 Warga Indah Jaya 815 2,0 - - - - - - 100 2,0 4 DWT Jaya 10.194 24,5 - - - - 25,0 6,1 75 18,3 5 Tri Tunggal Jaya 5.061 12,1 - - - - - - 100 12,1 6 Banjar Agung 3.469 8,3 - - - - - - 100 8,3 7 Banjar Dewa 2.506 6,0 - - - - - - 100 6,0 8 Moris Jaya 3.407 8,2 - - - - - - 100 8,2 9 Tri Mukti Jaya 1.061 2,5 - - - - - - 100 2,5 10 Tri Darma W.J 1.822 4,4 - - - - - - 100 4,4 11 Tri Mulya Jaya 1.359 3,3 - - - - - - 100 3,3 Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 47

2 Kecamatan Banjar Margo 38.475 92,3 - - - - 0,1 0,1 99,9 92,2 1 Agung Dalam 2.739 6,6 - - - - - - 100 6,6 2 Agung jaya 3.687 8,8 - - - - - - 100 8,8 3 Bujuk Agung 7.099 17,0 - - - - - - 100 17,0 4 Catur Karya BJ. 2.047 4,9 - - - - - - 100 4,9 5 Mekar Jaya 1.446 3,5 - - - - - - 100 3,5 6 Penawar Jaya 3.832 9,2 - - - - - - 100 9,2 7 Penawar Rejo 3.384 8,1 - - - - - - 100 8,1 8 Purwa Jaya 3.171 7,6 - - - - - - 100 7,6 9 Ringin sari 4.080 9,8 - - - - - - 100 9,8 10 Suka Maju 2.895 6,9 - - - - - - 100 6,9 11 Sumber Makmur 1.675 4,0 - - - - 2,5 0,1 97,5 3,9 12 Tri Tunggal Jaya 2.420 5,8 - - - - - - 100 5,8 3 Kecamatan Banjar Baru 13.753 33,0 - - - - - - 100 33,0 1 PKP Jaya 1.865 4,5 - - - - - - 100 4,5 2 Panca mulya 1.263 3,0 - - - - - - 100 3,0 3 Kahuripan Jaya 1.753 4,2 - - - - - - 100 4,2 4 Jaya Makmur 2.345 5,6 - - - - - - 100 5,6 5 Bawang sakti Jaya 1.271 3,1 - - - - - - 100 3,1 Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 48

6 Bawang Tirto mulyo 1.613 3,9 - - - - - - 100 3,9 7 Mekar indah Jaya 1.048 2,5 - - - - - - 100 2,5 8 Balai Murni Jaya 924 2,2 - - - - - - 100 2,2 9 Mekar Jaya 595 1,4 - - - - - - 100 1,4 10 Karya murni Jaya 1.076 2,6 - - - - - - 100 2,6 4 Kecamatan Gedung Aji 13.933 33,4 - - - - - - 100 33,4 1 Penawar Baru 1.859 4,5 - - - - - - 100 4,5 2 Aji Murni Jaya 1.276 3,1 - - - - - - 100 3,1 3 Aji Permai 886 2,1 - - - - - - 100 2,1 4 Gedung Aji 1.190 2,9 - - - - - - 100 2,9 5 Penawar 578 1,4 - - - - - - 100 1,4 6 Aji Jaya KNPI 2.941 7,1 - - - - - - 100 7,1 7 Kecubung Jaya 1.696 4,1 - - - - - - 100 4,1 8 Kecubung Mulya 1.711 4,1 - - - - - - 100 4,1 9 Bandar Aji 789 1,9 - - - - - - 100 1,9 10 Aji Mesir 1.007 2,4 - - - - - - 100 2,4 5 Kecamatan Penawar Aji 18.014 43,2 - - - - - - 100 43,2 1 Gedung Rejo Sakti 2.122 5,1 - - - - - - 100 5,1 Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 49

2 Gedung Harapan 1.405 3,4 - - - - - - 100 3,4 3 Karya Makmur 1.881 4,5 - - - - - - 100 4,5 4 Wonorejo 2.261 5,4 - - - - - - 100 5,4 5 Gedung Asri 2.352 5,6 - - - - - - 100 5,6 6 Panca Tunggal Jaya 2.724 6,5 - - - - - - 100 6,5 7 Sumber Sari 2.049 4,9 - - - - - - 100 4,9 8 Pasar batang 1.630 3,9 - - - - - - 100 3,9 9 Suka Makmur 1.590 3,8 - - - - - - 100 3,8 6 Kecamatan Meraksa Aji 14.335 34,4 - - - - 1,0 0,4 99,0 34,0 1 Paduan Rajawali 2.442 5,9 - - - - - - 100 5,9 2 Karya Bakti 2.574 6,2 - - - - - - 100 6,2 3 Kecubung Raya 1.589 3,8 - - - - - - 100 3,8 4 Mulyo Aji 1.483 3,6 - - - - 10,0 0,4 90 3,2 5 Marga Jaya 600 1,4 - - - - - - 100 1,4 6 Bina Bumi 1.863 4,5 - - - - - - 100 4,5 7 Sukarame 1.875 4,5 - - - - - - 100 4,5 8 Bangun Rejo 1.909 4,6 - - - - - - 100 4,6 Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 50

7 Kecamatan Menggala 47.020 112,8 - - - - 23,2 26,2 76,8 86,6 1 Menggala selatan 9.677 23,2 - - - - 30,0 7,0 70 16,3 2 Menggala Tengah 6.011 14,4 - - - - 25,0 3,6 75 10,8 3 Menggala kota 6.672 16,0 - - - - 7,5 1,2 92,5 14,8 4 Ujung Gunung 8.840 21,2 - - - - 65,0 13,8 35 7,4 5 Kagungan Rahayu 3.842 9,2 - - - - - - 100 9,2 6 Bujung Tenuk 3.084 7,4 - - - - 5,0 0,4 95 7,0 7 Tiuh Tohou 2.203 5,3 - - - - 5,0 0,3 95 5,0 8 Astra Ksetra 2.200 5,3 - - - - - - 100 5,3 9 Ujung Gunung Ilir 4.491 10,8 - - - - - - 100 10,8 8 Kecamatan Penawar Tama 27.394 65,7 - - - - - - 100 65,7 1 Sido Mulyo 2.723 6,5 - - - - - - 100 6,5 2 Dwi Mulyo 1.079 2,6 - - - - - - 100 2,6 3 Tri Jaya 1.535 3,7 - - - - - - 100 3,7 4 Tri Karya 1.400 3,4 - - - - - - 100 3,4 5 Sidoharjo 4.166 10,0 - - - - - - 100 10,0 6 Sidodadi 1.315 3,2 - - - - - - 100 3,2 7 Tri Tunggal Jaya 2.476 5,9 - - - - - - 100 5,9 8 Tri Rejo Mulyo 3.305 7,9 - - - - - - 100 7,9 Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 51

9 Rejosari 1.069 2,6 - - - - - - 100 2,6 10 Bogatama 3.227 7,7 - - - - - - 100 7,7 11 Pulogadung 960 2,3 - - - - - - 100 2,3 12 Wiratama 1.881 4,5 - - - - - - 100 4,5 13 Wira Agung Sari 874 2,1 - - - - - - 100 2,1 14 Sido Makmur 1.384 3,3 - - - - - - 100 3,3 9 Kecamatan Rawajitu Selatan 31.980 76,8 - - - - 1,7 1,3 98,3 75,5 1 Gedung Karya Jitu 10.798 25,9 - - - - 5,0 1,3 95 24,6 2 Karya Jitu Mukti 2.245 5,4 - - - - - - 100 5,4 3 Yudha Karya jitu 2.321 5,6 - - - - - - 100 5,6 4 Karya Cipta Abadi 169 0,4 - - - - - - 100 0,4 5 Medasari 4.389 10,5 - - - - - - 100 10,5 6 Bumi Ratu 2.023 4,9 - - - - - - 100 4,9 7 Hargo Rejo 2.780 6,7 - - - - - - 100 6,7 8 Hargo Mulyo 2.593 6,2 - - - - - - 100 6,2 9 Wono Agung 4.662 11,2 - - - - - - 100 11,2 Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 52

10 Kecamatan Gedung Meneng 38.368 92,1 - - - - - - 100 92,1 1 Bakung Ilir 965 2,3 - - - - - - 100 2,3 2 Bakung Rahayu 1.763 4,2 - - - - - - 100 4,2 3 Bakung Udik 1.560 3,7 - - - - - - 100 3,7 4 Gedung Bandar Rahayu 4.390 10,5 - - - - - - 100 10,5 5 Gedung Bandar rejo 2.432 5,8 - - - - - - 100 5,8 6 Gedung Meneng 19.891 47,7 - - - - - - 100 47,7 7 Gedung Meneng Baru 506 1,2 - - - - - - 100 1,2 8 Gunung Tapa 2.597 6,2 - - - - - - 100 6,2 9 Gunung Tapa Ilir 1.452 3,5 - - - - - - 100 3,5 10 Gunung Tapa Tengah 1.581 3,8 - - - - - - 100 3,8 11 Gunung Tapa Udik 1.231 3,0 - - - - - - 100 3,0 11 Kecamatan Rawajitu Timur 16.375 39,3 - - - - - - 100 39,3 1 Bumi Dipasena Sentosa 1.103 2,6 - - - - - - 100 2,6 2 Bumi Dipasena Utama 1.683 4,0 - - - - - - 100 4,0 3 Bumi Dipasena Agung 1.181 2,8 - - - - - - 100 2,8 4 Bumi Dipasena Jaya 2.312 5,5 - - - - - - 100 5,5 5 Bumi Dipasena Mulya 2.368 5,7 - - - - - - 100 5,7 6 Bumi Dipasena Makmur 2.567 6,2 - - - - - - 100 6,2 Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 53

7 Bumi Dipasena Sejahtera 2.889 6,9 - - - - - - 100 6,9 8 Bumi Dipasena Abadi 2.272 5,5 - - - - - - 100 5,5 12 Kecamatan Rawa Pitu 19.386 46,5 - - - - - - 100 46,5 1 Sumber Agung 2.767 6,6 - - - - - - 100 6,6 2 Batanghari 2.118 5,1 - - - - - - 100 5,1 3 Panggung Mulyo 1.371 3,3 - - - - - - 100 3,3 4 Andalas Cermin 3.186 7,6 - - - - - - 100 7,6 5 Duta Yoso Mulyo 2.247 5,4 - - - - - - 100 5,4 6 Gedung Jaya 2.444 5,9 - - - - - - 100 5,9 7 Rawa Ragil 2.803 6,7 - - - - - - 100 6,7 8 Bumi Sari 1.198 2,9 - - - - - - 100 2,9 9 Mulyo Dadi 1.252 3,0 - - - - - - 100 3,0 13 Kecamatan Gedung Aji Baru 21.328 51,2 - - - - 2,5 0,3 99,4 50,9 1 Makarti Tama 4.828 11,6 - - - - - - 100 11,6 2 Setia Tama 1.526 3,7 - - - - - - 100 3,7 3 Mesir Dwi Jaya 659 1,6 - - - - - - 100 1,6 4 Sidomukti 3.567 8,6 - - - - - - 100 8,6 5 Sukabhakti 4.717 11,3 - - - - 2,5 0,3 97,5 11,0 6 Batu Ampar 2.408 5,8 - - - - - - 100 5,8 Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 54

7 Mekar sari 506 1,2 - - - - - - 100 1,2 8 Sidomekar 1.597 3,8 - - - - - - 100 3,8 9 Sumberjaya 1.520 3,6 - - - - - - 100 3,6 14 Kecamatan Dente Teladas 59.376 142,5 - - - - 1,0 1,5 99,0 141,0 1 Teladas 2.415 5,8 - - - - - - 100 5,8 2 Dente Makmur 2.072 5,0 - - - - - - 100 5,0 3 Way dente 3.373 8,1 - - - - - - 100 8,1 4 Kekatung 3.828 9,2 - - - - - - 100 9,2 5 Mahabang 2.843 6,8 - - - - - - 100 6,8 6 Kuala Teladas 1.518 3,6 - - - - - - 100 3,6 7 Sungai Nibung 11.976 28,7 - - - - - - 100 28,7 8 Pendowo Asri 8.174 19,6 - - - - 7,5 1,5 92,5 18,1 9 Pasiran Jaya 7.799 18,7 - - - - - - 100 18,7 10 Bratasena Mandiri 4.149 10,0 - - - - - - 100 10,0 11 Bratasena Adiwarna 10.107 24,3 - - - - - - 100 24,3 12 Sungai Burung 1.122 2,7 - - - - - - 100 2,7 Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 55

15 Kecamatan Menggala Timur 13.014 31,2 - - - - - - 100 31,2 1 Lebuh Dalem 2.335 5,6 - - - - - - 100 5,6 2 Kahuripan Dalem 1.106 2,7 - - - - - - 100 2,7 3 Trimakmur Jaya 992 2,4 - - - - - - 100 2,4 4 Cempaka Dalem 863 2,1 - - - - - - 100 2,1 5 Cempaka Jaya 1.591 3,8 - - - - - - 100 3,8 6 Lingai 704 1,7 - - - - - - 100 1,7 7 KP. Menggala 3.071 7,4 - - - - - - 100 7,4 8 Bedarou Indah 692 1,7 - - - - - - 100 1,7 9 Kibang Pacing 1.463 3,5 - - - - - - 100 3,5 10 Sungai Luar 197 0,5 - - - - - - 100 0,5 Sumber : data EHRA diolah POKJA sanitasi 2014 Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 56

Kriteria dan dasar pelayanan persampahan berdasarkan target Pembangunan Nasional adalah 70% sampah domestik dan 100% sampah non domestik harus mendapatkan penanganan melalui sistem pelayanan umum. Dalam memaksimalkan pelayanan pengelolaan persampahan perkotaan dibutuhkan arahan yang tepat, bukan hanya pada kebutuhan akan pendanaan tetapi juga adalah bagaimana pengelolaan kegiatan pelayanan yang terdiri atas beberapa kegiatan utama, antara lain adalah pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pemerosesan akhir sampah. Disamping itu, tak bisa dipungkiri bahwa peranan masyarakat sangat besar dalam pelayanan pengelolaan persampahan dimana perlunya peningkatan kesadaran masyarakat akan lingkungan yang sehat bebas dari sampah karena sebaik apapun sarana maupun sistem pengelolaan persampahan apabila masyarakat tidak memiliki kesadaran akan tetap menjadi masalah yang tak bisa diselesaikan. Penanganan sampah dengan cara membakar secara terbuka (open burning) masih menjadi pilihan pertama dan utama yang dilakukan masyarakat di Kabupaten Tulang Bawang. Padahal dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 20 Tahun 2008 tentang Juknis SPM Bidang Lingkungan Hidup, dijelaskan bahwa selain kegiatan transportasi dan industri, kegiatan pembakaran terbuka dan kawasan permukiman juga memiliki pengaruh terhadap kualitas udara. Pelayanan persampahan di Kabupaten Tulang Bawang saat ini didukung oleh keberadaan sarana dan prasarana yang kondisinya jumlahnya masih minim, sehingga dalam pelaksanaan operasionalnya memiliki beban yang lebih berat, dan memberikan pengaruh pada keadaan dan kondisinya. Jumlah sarana dan prasarana persampahan di Kabupaten Tulang Bawang saat ini terdiri atas 25 unit gerobak, 6 unit becak motor, 2 unit dump truck, dan 2 unit arm roll truck. yang kesemuannya beroperasi untuk kawasan perkotaan dengan ritasi yang berbeda-beda. (Lihat Tabel 3.17 Kondisi Prasarana dan Sarana persampahan yang ada di Kabupaten Tulang Bawang) Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 57

Tabel. 3.17 Kondisi Prasarana dan Sarana persampahan yang ada di Kabupaten Tulang Bawang No Jenis Prasarana/Sarana Satuan Jumlah/ Kapasitas Ritase/ hari Berfungsi Kondisi Tdk Berfungsi Keterangan (i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) 1. Pengumpulan Setempat Gerobak Unit 25 1 23 2 Becak/Becak Motor Unit 6 2 3 3 2. Penampungan Sementara Bak Biasa Unit 11-11 Container Unit 9-9 Transfer Depo Unit - 3. Pengangkutan Dump Truck Unit 2 1 1 Arm Roll Truck Unit 2 1 2 Compaction Truck Unit - 4. (Semi) Pengolahan Akhir Terpusat TPS 3R Unit 1 - - 1 - SPA (stasiun peralihan antara) Unit - 5. TPA/TPA Regional Sanitary landfill Ha - Controlled landfill Ha 10 1 Open Dumping Ha - 6. Alat Berat Bulldozerl Unit - Whell/truck loader Unit - Excavator / backhoe Unit 1 1 7. IPL Sistem 1 1 Sumber : BPLHD Kabupaten Tulang Bawang Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 58

3.4.3. Peran Serta Masyarakat Kesadaran masyarakat adalah segala tindakan masyarakat, langsung atau tidak langsung, yang membantu mengurangi tugas pengelolaan persampahan. Secara umum kesadaran masyarakat dalam pengelolaan persampahan di Kabupaten Tulang Bawang masih sangat rendah. Berdasarkan hasil survey EHRA, keterlibatan perempuan dalam melakukan pemilahan sampah masih sangat rendah yaitu 20,4 %. Keterlibatan perempuan dalam pengelolaan sampah sangat besar khususnya ibu rumah tangga, karena mereka adalah pelaku utama dalam pengelolaan sampah di rumah tangga. Informasi pengelolaan persampahan di Kabupaten Tulang Bawang disajikan dalam Tabel 3.18 dan Tabel 3.19. Tabel 3.18 Daftar Program/Kegiatan Persampahan Berbasis Masyarakat No Nama Program/Kegiatan Pelaksana/ PJ Lokasi Tahun Program/ Kegiatan **) Penerima manfaat ***) L P Jumlah Sarana Kondisi sarana saat ini **) Berfungsi Tidak Berfungsi 1 TPST 3R : TPST Sampah Organik BPLHD Kantor BPLHD 2012 - - 1 Sumber : BPLHD Kab. Tulang Bawang Sejalan dengan uraian diatas, bahwa belum berfungsinya TPST 3R yang telah dibangun sejak tahun 2012 serta masih kurangnya partisipasi dan inisiatif masyarakat dalam pengelolaan persampahan tidak hanya disebabkan oleh belum terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana persampahan, tetapi juga kondisi ekonomi, pengetahuan dan wawasan yang akhirnya berpengaruh nyata terhadap tingkat kesadaran masyarakat menjadi indikasi masih rendahnya pengelolaan sanitasi termasuk sub sektor persampahan. Demikian pula dengan masyarakat miskin yang masih mengalami kesulitan terhadap akses, terutama informasi maupun transportasi. Padahal jika konsep pemilahan sampah diterapkan maka masyarakat khususnya masyarakat miskin akan merasakan dampak positif dari penerapan konsep 3R. Sampai dengan saat ini belum ada pengelolaan sarana persampahan yang dilakukan oleh masyarakat (Tabel 3.19). Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 59

Tabel 3.19 Pengelolaan sarana persampahan oleh masyarakat No Jenis Kegiatan Lokasi Lembaga Pengelola Kondisi Kerjasama dengan pihak lain Keterangan - - - - - - Sumber : BPLHD Kab. Tulang Bawang 3.4.4. Komunikasi dan Media Hasil identifikasi tentang pengalaman Kabupaten Tulang Bawang dalam menjalankan kampanye pengelolaan sampah serta sejauh mana Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang melakukan penyampaian informasi kepada masyarakat dan mengetahui peran media massa dalam mendukung pengelolaan sampah. Sampai saat ini belum pernah dilakukan kegiatan komunikasi maupun kerjasama dengan media komunikasi secara maksimal. Untuk itu masih perlu ditingkatkan dengan senantiasa mengikuti perkembangan informasi melalui media massa, maupun media elektornik serta informasi teknis tentunya harus proaktif memberikan sosialisasi agar nantinya masyarakat dapat memahami arti penting hidup sehat, membuang sampah pada tempatnya yang ada dengan terpisah sampah kering dan sampah basah. Gambar 3.13 Kegiatan Penyuluhan atau Sosialisasi yang pernah diikuti di Kabupaten Tulang Bawang Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 60

3.4.5. Peran Swasta Dalam pengelolaan kegiatan pelayanan persampahan, selayaknya selain menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, dalam hal ini adalah Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang khususnya Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) juga bisa dikelola melalui kegiatan kemitraan dengan dunia usaha. Sampah yang dihasilkan setiap harinya, yang terdiri atas sampah organik dan anorganik, sebelum di bawa ke tempat pemrosesan akhir, seharusnya bisa dipilah terlebih dahulu untuk kemudian di olah kembali sebagai bagian dari proses daur ulang, dan kegiatan ini bisa melibatkan dunia usaha, karena memiliki prospek bisnis yang cukup menjanjikan. Saat ini, di Kabupaten Tulang Bawang program kemitraan antara Pemerintah Kabupaten dengan dunia usaha belum ada. Walaupun demikian pihak swasta telah ikut berpartisipasi dalam mensukseskan program pemerintah terkait kebersihan dan persampahan. Dunia usaha memiliki program Corporate Social Responsibilty (CSR) sebagai bentuk komitmen dunia usaha untuk terus menerus bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, bersama dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya sekaligus juga peningkatan kualitas komunitas lokal dan masyarakat secara lebih luas. PT. Gula Putih Mataram pada tahun 2014 telah menyumbangkan 3 (tiga) unit Becak Motor, demikian pula PT. SIL telah menyumbangkan 100 tong sampah Demikian pula para petugas mengumpulkan sampah telah melakukan pemilahan jenis sampah plastik seperti botol air mineral, botol kaca, kardus bekas dan besi-besi rongsokan yang kemudian dijual ke pengumpul yang siap menampung barang-barang bekas tersebut. Tabel 3.20 Peran Swasta dalam penyediaan layanan pengelolaan persampahan No Nama Provider/Mitra Potensial Tahun mulai operasi/ Berkontribusi Jenis kegiatan/ Kontribusi Terhadap Sanitasi Volume Potensi Kerjasama 1 PT. SIL 2012 Menyiapkan tong sampah 2 PT. Gula Putih Mataram 2014 Menyiapkan kendaraan bermotor roda tiga 100 unit 3 unit Sumber : BPLHD Kabupaten Tulang Bawang Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 61

3.4.6. Pendanaan dan Pembiayaan Pendapatan yang dihasilkan dari retribusi persampahan masih belum sepunuhnya jika dibandingkan dengan jumlah penduduk di wilayah cakupan pelayanan, karena pengelolaannya memang belum dilakukan secara optimal dan regulasi yang mengatur tentang hal tersebut juga belum tersosialisasi dengan baik. Tabel 3.21 Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi Persampahan No Komponen Belanja (Rp) 2010 2011 2012 2013 2014 Rata-rata Pertumbuhan (%) 2 Persampahan (2a+2b) 354.342.175,00 487.566.434,00 564.233.107,00 645.323.220,00 564.322.012,00 523.157.389,60 0,12 2.a Pendanaan Investasi Persampahan 340.354.575,00 471.578.834,00 538.356.543,00 624.446.224,00 538.446.029,00 502.636.441,00 0,12 2.b Pendanaan OM yang dialokasikan dalam APBD 13.987.600,00 15.987.600,00 25.876.564,00 20.876.996,00 25.875.983,00 20.520.948,60 0,17 2.c Perkiraan biaya OM berdasarkan infrastruktur terbangun Sumber : DPA Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kab. Tulang Bawang 34.035.458,00 47.157.883,00 53.835.654,00 62.444.622,00 53.844.603,00 50.263.644,00 0,12 Tabel 3.22 Realisasi dan Potensi Retribusi Sampah No SKPD Retribusi Sanitasi Tahun (Rp) 2010 2011 2012 2013 2014 Rata-rata Pertumbuhan (%) 3 Retribusi Sampah 3.a Realisasi retribusi 8.808.000,00 10.000.000,00 7.492.000,00 10.000.000,00 3.940.000,00 8.048.000,00 (0,55) 3.b Potensi retribusi 5.000.000,00 10.000.000,00 20.000.000,00 20.000.000,00 22.000.000,00 15.400.000,00 3,40 Sumber : Dinas Pendapatan Kab. Tulang Bawang Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 62

3.4.7. Permasalahan Mendesak Permasalahan mendesak dalam pengelolaan persampahan di Kabupaten Tulang bawang adalah kapasitas lahan TPA yang ada saat ini sudah dimanfaatkan sebesar 70% dan diperkirakan akan mencapai kondisi jenuh dalam 3 tahun ke depan, serta peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah yaitu dengan menerapkan prinsip 3R. Tabel 3.23 Permasalahan Mendesak No Permasalahan 1. Pengelolaan sampah belum memadai, 98,15% penduduk di Kabupaten Tulang Bawang sampahnya belum terangkut dan terolah (TPA baru melayani sampah di 2 (dua) kecamatan, kapasitas TPA saat ini sudah mencapai 70%). 2. Minimnya dana pemeliharaan dan operasional pengelolaan sampah (anggaran pemda di bawah kebutuhan dan penarikan retribusi belum maksimal). 3. Masih kurangnya kesadaran masarakat dalam mengelola sampah dengan konsep 3R (Reuse, Reduce and Recycle) 4. Belum maksimalnya pihak swasta dalam membantu pemerintah daerah dalam pengelolaan sampah untuk masyarakat. Sumber : Kajian Pokja sanitasi 2014 3.5. Pengelolaan Drainase Perkotaan Kriteria perencanaan jaringan drainase di Wilayah Perencanaan disusun dengan mempertimbangkan berbagai faktor yang mendukung arah pengembangan jaringan, meliputi kriteria pendukung perencanaan jaringan, arahan sistem pengaliran / pemutusan, arahan dimensi / tipe saluran, dan pola pengembangan jaringan air bersih yang memungkinkan dikembangkan. Pola jaringan drainase untuk Wilayah Perencanaan serta diatur dengan mempertimbangkan kriteria sebagai berikut : 1. Klasifikasi jaringan dan arahan perletakan sesuai dengan fungsinya sebagai bagian dari instrumen jalan. 2. Arah kemiringan tanah 3. Besaran dan sebaran wilayah penerima limpasan pada masing-masing lingkungan. Rencana pengembangan saluran drainase dipertimbangkan pula terhadap efisiensi pembangunan dan perawatannya. Bagi Kabupaten Tulang Bawang rencana Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 63

drainase yang akan digunakan adalah saluran-saluran yang terpisah antara pembuangan air hujan dan pembuangan limbah (air kotor). Semua drainase yang ada bermuara pada sungai yang berfungsi sebagai pembuangan terakhir, air dari pekarangan, dialirkan ke sepanjang saluran pembuangan di tepi jalan-jalan sekunder dan dialirkan ke jaringan saluran primer dan berakhir di sungai. Pembuangan air kotor dan limbah tidak dilakukan secara terpusat, tetapi diresapkan pada masing-masing pekarangan rumah yang menghasilkan limbah tersebut. Untuk wilayah kota arahan penanganan drainase adalah : 1. Perbaikan saluran drainase yang rusak karena hal tersebut dapat menimbulkan banjir/ tumpahan air juga berpotensi merusak jalan. 2. Perbaikan saluran drainase pada lingkungan permukiman karena saluran yang ada udah tidak memadai untuk menampung air pada musim penghujan. 3. Penanganan saluran drainase terutama untuk saluran yang terputus. 4. Pemeliharaan rutin untuk saluran yang masih berfungsi baik. 5. Peningkatan saluran yang sudah ada antara lain dengan pembuatan pasangan batu pada saluran tersebut sehingga lebih kuat dan kapasitasnya lebih besar. 6. Pembuatan saluran baru yang diharapkan akan dapat mengatasi luapan air dari saluran serta jangan sampai terjadi genangan genangan walaupun hanya pada waktu hujan saja. 7. Pembangunan drainase secara sistematis dan menyeluruh yang dimulai dari saluran primer sekunder tersier. 8. Penerapan Sumur Peresapan Air Hujan (SPAH) pada kawasan yang padat penduduk. 9. Pemeliharaan kolam retensi dan pembuatan kolam retensi yang baru di kawasan yang akan dikembangkan untuk permukiman. 3.5.1. Kelembagaan Penanganan pengelolaan saluran drainase lingkungan di Kabupaten Tulang Bawang merupakan tanggung jawab Dinas Pekerjaan Umum. Pemeliharaan pada prinsipnya diserahkan kepada masyarakat setempat, namun realitas dilapangan porsi terbesar tetap saja menjadi tanggung jawab penuh dari pemerintah daerah. Kelembagaan ditingkat masyarakat hanya bersifat temporer, termasuk ditingkat desa/kelurahan ataupun kecamatan. Dengan fungsi kelembagaan yang masih lemah maka perencanaan program maupun Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 64

target yang ingin dicapai belum berjalan efektif, perangkat peraturan terkait pengelolaan drianase belum tersedia, hal ini terkait dengan dukungan dana (APBD Kab/Provinsi ataupuan APBN) yang masih sangat minim. Demikian juga dukungan dari dunia usaha belum berkembang sebagaimana diharapkan. Daftar pemangku kepentingan sektor drainase di Kabupaten Tulang Bawang adalah sebagai berikut : Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 65

Tabel 3.24 Daftar Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Drainase Perkotaan PEMANGKU KEPENTINGAN FUNGSI Pemerintah Kabupaten Swasta Masyarakat PERENCANAAN Menyusun target pengelolaan drainase lingkungan skala kabupaten Menyusun rencana program drainase lingkungan dalam rangka pencapaian target Menyusun rencana anggaran program drainase lingkungan dalam rangka pencapaian target PENGADAAN SARANA Menyediakan / membangun sarana drainase lingkungan Dinas PU PENGELOLAAN Membersihkan saluran drainase lingkungan Memperbaiki saluran drainase lingkungan yang rusak Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (saluran drainase lingkungan) dalam pengurusan IMB PENGATURAN DAN PEMBINAAN Menyediakan advis planning untuk pengembangan kawasan permukiman, termasuk penataan drainase lingkungan di wilayah yang akan dibangun Memastikan integrasi sistem drainase lingkungan (sekunder) dengan sistem drainase sekunder dan primer Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan drainase lingkungan Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan drainase lingkungan Dinas PU Dinas PU MONITORING DAN EVALUASI Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan drainase lingkungan skala kab/kota Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan drainase lingkungan Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan drainase lingkungan, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas kemacetan fungsi drainase lingkungan Sumber : Kajian kelembagaan dan kebijakan Tahun 2014 Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 66

Kabupaten Tulang Bawang hingga saat ini belum memiliki peraturan terkait pengelolaan drainase yang secara rinci dapat dilihat dalam tabel 3.25 sebagai berikut : Tabel 3.25 Daftar Peraturan Drainase Perkotaan Kabupaten Tulang Bawang Peraturan Ketersediaan Ada (Sebutkan) Tidak Ada Efektif Dilaksanakan Pelaksanaan Belum Efektif Dilaksanakan Tidak Efektif Dilaksanakan Keterangan DRAINASE LINGKUNGAN Target capaian pelayanan pengelolaan drainase lingkungan di kabupaten Kewajiban dan sanksi bagi pemerintah kabupaten dalam menyediakan drainase lingkungan Kewajiban dan sanksi bagi pemerintah kabupaten dalam memberdayakan masyarakat dalam pengelolaan drainase lingkungan Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sarana drainase lingkungan, dan menghubungkannya dengan sistem drainase sekunder Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk memelihara sarana drainase lingkungan sebagai saluran pematusan air hujan Sumber : Kajian kelembagaan dan kebijakan Tahun 2014 Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 67

3.5.2. Sistem dan Cakupan Pelayanan Sistem drainase perkotaan adalah sistem drainase dalam wilayah administrasi kota dan daerah perkotaan (urban). Sistem tersebut berupa jaringan pembuangan air yang berfungsi mengendalikan atau mengeringkan kelebihan air permukaan di daerah permukiman yang berasal dari hujan lokal, sehingga tidak mengganggu dan dapat memberikan manfaat bagi kegiatan masyarakat. Berdasarkan fisiknya, sistem drainase terdiri atas saluran primer, saluran sekunder, dan saluran tersier. Saluran primer adalah saluran yang menerima masukan aliran dari saluran-saluran sekunder, dimana aliran dari saluran primer ini langsung dialirkan ke badan air. Saluran sekunder adalah saluran terbuka atau tertutup yang berfungsi menerima aliran dari saluran-saluran tersier dan meneruskan aliran ke saluran primer. Sedangkan saluran tersier adalah saluran yang menerima aliran air langsung dari saluran-saluran pembuangan rumahrumah, umumnya saluran tersier ini adalah saluran kiri kanan jalan perumahan. Gambar 3.14 Grafik Presentase Rumah Tangga yang mengalami banjir rutin Berdasarkan hasil EHRA diketahui bahwa 30,73% penduduk mengalami banjir secara rutin. Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 68

Peta 3.4 Peta Jaringan Drainase dan Wilayah Genangan Kabupaten Tulang Bawang Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 69

Diagram Sistem Sanitasi Drainase Gambar 3.15 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Drainase Perkotaan Produk Input (A) (B) (C) (E) (F) User Interface Pengumpulan & Penampungan / Pengolahan Awal Pengangkutan /Pengaliran (Semi) Pengolahan Akhir Terpusat Daur Ulang dan/atau Pembuangan Akhir Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 70

Kabupaten Tulang Bawang memiliki banyak wilayah yang rawan banjir, karena sebagian wilayahnya merupakan daerah rawa-rawa dan merupakan wilayah hilir dari sungai pidada dan sungai tulang bawang. Wilayah yang memiliki resiko banjir dapat dilihat dalam tabel 3.26 berikut : Tabel 3.26 Luas Genangan Wilayah Genangan No Nama Kecamatan/Desa Luas Ketinggian Lama Frekwensi (Ha) (m) (Jam/Hari) (Kali/Tahun) Penyebab 1 Kecamatan Banjar Agung 1 Tunggal Warga - 2 Warga Makmur Jaya 7 0,3 Air hujan 3 Warga Indah Jaya 11 1,0 Sungai meluap 4 DWT Jaya - 5 Tri Tunggal Jaya - 6 Banjar Agung - 7 Banjar Dewa 4 0,6 Air hujan 8 Moris Jaya 7 0,6 Air hujan 9 Tri Mukti Jaya - 10 Tri Darma W.J - 11 Tri Mulya Jaya 46 1,5 Sungai meluap 2 Kecamatan Banjar Margo 1 Agung Dalam - 2 Agung jaya - 3 Bujuk Agung 7 0,6 Air hujan 4 Catur Karya BJ. 13 0,8 Sungai meluap 5 Mekar Jaya - 6 Penawar Jaya - 7 Penawar Rejo - 8 Purwa Jaya - 9 Ringin sari - 10 Suka Maju 11 0,7 Sungai meluap 11 Sumber Makmur 51 1,0 Sungai meluap 12 Tri Tunggal Jaya - Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 71

3 Kecamatan Banjar Baru 1 PKP Jaya 10 0,4 Air hujan 2 Panca mulya 28 0,7 Air hujan 3 Kahuripan Jaya 21 0,6 Air hujan 4 Jaya Makmur - 5 Bawang sakti Jaya 8 0,3 Air hujan 6 Bawang Tirto mulyo 11 0,5 Air hujan 7 Mekar indah Jaya - 8 Balai Murni Jaya - 9 Mekar Jaya - 10 Karya murni Jaya - 4 Kecamatan Gedung Aji 1 Penawar Baru 2 0,3 Air hujan 2 Aji Murni Jaya - 3 Aji Permai 5 4 Gedung Aji 32 1,0 5,0 Sungai meluap 5 Penawar 62 1,0 20,0 Sungai meluap 6 Aji Jaya KNPI 22 1,0 4,0 Sungai meluap 7 Kecubung Jaya - 8 Kecubung Mulya - 9 Bandar Aji - 10 Aji Mesir - 5 Kecamatan Penawar Aji 1 Gedung Rejo Sakti - 2 Gedung Harapan 3 0,5 3 Karya Makmur 58 2,0 Sungai meluap 4 Wonorejo - 5 Gedung Asri 76 2,0 Sungai meluap 6 Panca Tunggal Jaya - 7 Sumber Sari 51 2,0 Sungai meluap 8 Pasar batang - 9 Suka Makmur - Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 72

6 Kecamatan Meraksa Aji 1 Paduan Rajawali - 2 Karya Bakti 2 0,3 Air hujan 3 Kecubung Raya 7 0,4 Air hujan 4 Mulyo Aji 5 0,3 Air hujan 5 Marga Jaya 13 0,7 Sungai meluap 6 Bina Bumi 14 0,7 Sungai meluap 7 Sukarame - 8 Bangun Rejo 58 1,0 Sungai meluap 7 Kecamatan Menggala 1 Menggala selatan 257 1,0 24,0 1,0 Sungai meluap 2 Menggala Tengah 25 1,0 Sungai meluap 3 Menggala kota 300 2,0 24,0 1,0 Sungai meluap 4 Ujung Gunung 309 1,0 24,0 1,0 Sungai meluap 5 Kagungan Rahayu 12 0,6 Sungai meluap 6 Bujung Tenuk 5 0,5 Sungai meluap 7 Tiuh Tohou 9 0,6 Sungai meluap 8 Astra Ksetra 5 0,5 Sungai meluap 9 Ujung Gunung Ilir 8 0,5 Sungai meluap 8 Kecamatan Penawar Tama 1 Sido Mulyo - 2 Dwi Mulyo - 3 Tri Jaya - 4 Tri Karya - 5 Sidoharjo - 6 Sidodadi - 7 Tri Tunggal Jaya - 8 Tri Rejo Mulyo - 9 Rejosari - 10 Bogatama - 11 Pulogadung - 12 Wiratama - 13 Wira Agung Sari - 14 Sido Makmur - Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 73

9 Kecamatan Rawajitu Selatan 1 Gedung Karya Jitu 15 0,4 Pasang surut 2 Karya Jitu Mukti 15 0,4 Pasang surut 3 Yudha Karya jitu 9 0,4 Pasang surut 4 Karya Cipta Abadi 19 0,4 Pasang surut 5 Medasari 57 0,4 Pasang surut 6 Bumi Ratu 8 0,4 Pasang surut 7 Hargo Rejo 63 0,4 Pasang surut 8 Hargo Mulyo 6 0,4 Pasang surut 9 Wono Agung 15 0,4 Pasang surut 10 Kecamatan Gedung Meneng 1 Bakung Ilir - 2 Bakung Rahayu 24 0,7 3 Bakung Udik - 4 Gedung Bandar Rahayu - 5 Gedung Bandar rejo 1 0,3 6 Gedung Meneng - 7 Gedung Meneng Baru - 8 Gunung Tapa - 9 Gunung Tapa Ilir 3 0,3 10 Gunung Tapa Tengah 2 0,3 11 Gunung Tapa Udik - 11 Kecamatan Rawajitu Timur 1 Bumi Dipasena Sentosa 3 0,4 Pasang surut 2 Bumi Dipasena Utama 3 0,4 Pasang surut 3 Bumi Dipasena Agung 3 0,4 Pasang surut 4 Bumi Dipasena Jaya 4 0,4 Pasang surut 5 Bumi Dipasena Mulya 3 0,4 Pasang surut 6 Bumi Dipasena Makmur 4 0,4 Pasang surut 7 Bumi Dipasena Sejahtera 4 0,4 Pasang surut 8 Bumi Dipasena Abadi 4 0,4 Pasang surut Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 74

12 Kecamatan Rawa Pitu 1 Sumber Agung 36 2,0 24,0 2,0 Sungai meluap 2 Batanghari 30 2,0 24,0 2,0 Sungai meluap 3 Panggung Mulyo 153 2,0 24,0 2,0 Sungai meluap 4 Andalas Cermin 176 2,0 24,0 2,0 Sungai meluap 5 Duta Yoso Mulyo 50 2,0 24,0 2,0 Sungai meluap 6 Gedung Jaya 45 2,0 24,0 2,0 Sungai meluap 7 Rawa Ragil 57 2,0 24,0 2,0 Sungai meluap 8 Bumi Sari 76 2,0 24,0 2,0 Sungai meluap 9 Mulyo Dadi 28 2,0 24,0 2,0 Sungai meluap 13 Kecamatan Gedung Aji Baru 1 Makarti Tama - 2 Setia Tama - 3 Mesir Dwi Jaya - 4 Sidomukti - 5 Sukabhakti 3 0,4 Sungai meluap 6 Batu Ampar - 7 Mekar sari - 8 Sidomekar 4 0,4 Sungai meluap 9 Sumberjaya - 14 Kecamatan Dente Teladas 1 Teladas 230 1,0 24,0 Sungai meluap 2 Dente Makmur 9 0,4 Sungai meluap 3 Way dente 34 0,7 Sungai meluap 4 Kekatung 33 0,7 Sungai meluap 5 Mahabang 7 0,4 Sungai meluap 6 Kuala Teladas - 7 Sungai Nibung - 8 Pendowo Asri 64 0,7 9 Pasiran Jaya 201 1,0 24,0 Pasang surut 10 Bratasena Mandiri 107 1,0 24,0 Pasang surut 11 Bratasena Adiwarna - Pasang surut 12 Sungai Burung 15 0,8 Pasang surut Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 75

15 Kecamatan Menggala Timur 1 Lebuh Dalem - 2 Kahuripan Dalem 1 0,3 3 Trimakmur Jaya - 4 Cempaka Dalem - 5 Cempaka Jaya - 6 Lingai - 7 KP. Menggala - 8 Bedarou Indah - 9 Kibang Pacing - 10 Sungai Luar - Sumber : Data EHRA diolah Pokja sanitasi 2014 Sarana dan prasana drainase yang ada di kabupaten Tulang Bawang sebagian besar masih berfungsi seperti yang terlihat dalam tabel 3.27 berikut : Tabel 3.27 Kondisi sarana dan prasarana drainase di Kabupaten Tulang Bawang No Jenis Prasarana/Sarana Satuan Jumlah/ Kapasitas Berfungsi Kondisi Tidak Berfungsi Frek. Pemeliharaan (kali/tahun) (i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) 1 Saluran Primer - Sungai Tulang Bawang m 120.000 Berfungsi - - Sungai pidada m 100.000 Berfungsi - 2 Saluran Sekunder - Saluran Sekunder Rawa Pitu m 40.000 Berfungsi - - Saluran Sekunder Rawa Jitu m 150.000 Berfungsi 3 Bangunan Pelengkap - Rumah Pompa Unit - - Pintu Air Unit - Sumber : Dinas PU Kabupaten Tulang Bawang 3.5.3. Peran Serta Masyarakat Masyarakat / pihak swasta dalam peranan penanganan drainase masih terbatas, terutama pada lingkungan perumahan pribadi. Sehingga diharapkan semua pihak terutama pemangku kebijakan melakukan kesepakatan / Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 76

kesediaan untuk aktif dalam pembangunan organisasi pengelola / pemeliharaan saluran drainase permukiman seperti: Lembaga Pemberdayaan Masyarakat / PKK Program/proyek yang berbasis masyarakat pada dasarnya sudah ada, terutama pada tatanan pengelolaan drainase persil dan sebagian saluran sekunder (khususnya di lingkungan permukiman desa). Belum tersedia data rinci tentang program/proyek pembangunan drainase baik perkotaan maupun perdesaan. Belum ada sistem kelembagaan atau pemisahan yang jelas tentang peran jender dan masyarakat miskin dalam pengelolaan drainase lingkungan. Keterlibatan masyarakat dalam pembangunan prasarana lingkungan seperti saluran untuk sistem drainase menjadi hal penting, karena dalam beberapa pembangunan yang dilakukan Pemerintah Daerah pada akhirnya menjadi tidak berfungsi karena kurangnya pemeliharaan. Peranserta masyarakat dalam pembangunan prasarana lingkungan hanya terlihat pada proses pengajuan usulan kegiatan. Pada saat pembangunan, pembiayaan berasal dari anggaran Pemerintah Daerah dan proses pengerjaan konstruksinya juga dilakukan oleh pihak ketiga (kontraktor). Namum ketika fasilitas tersebut rusak, masyarakat enggan memperbaiki. Dengan demikian, untuk keberlangsungan pemeliharaan lingkungan, kesadaran masyarakat atas pentingnya lingkungan yang baik dan sehat serta menguatkan inisiatif masyarakat dalam menjaga, memelihara dan meningkatkan fungsi lingkungan harus ditingkatkan. Sampai dengan saat ini di Kabupaten Tulang Bawang belum ada program/kegiatan drainase perkotaan berbasis masyarakat (Tabel 3.28) berikut : Tabel 3.28 Daftar Program/kegiatan Drainase Perkotaan Berbasis Masyarakat No. Nama Program / Kegiatan Pelaksana/PJ Lokasi Tahun Program/ Kegiatan Penerima Kondisi Saran Saat ini ****) Manfaat***) Jumlah Sarana L P Berfungsi Tidak Berfungsi 1 - - - - - - - - - 2 - - - - - - - - - Total Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 77

Sama halnya dengan program/kegiatan drainase perkotaan berbasis masyarakat, pengelolaan sarana drainase perkotaan oleh masyarakat di Kabupaten Tulang Bawang sampai dengan saat ini juga belum ada (Tabel 3.29), sebagai berikut : Tabel 3.29 Pengelolaan Sarana Drainase Perkotaan oleh Masyarakat Pengelola No. Jenis Sarana Lokasi Iuran Keterangan Lembaga Kondisi 1 - - - - - - 2 - - - - - - 3 - - - - - - 3.5.4. Komunikasi dan Media Penggunaan media komunikasi untuk menunjang pengelolaan drainase lingkungan masih belum banyak. Hal ini terlihat dari masih minimnya kegiatan komunikasi terkait komponen drainase lingkungan serta belum adanya kerjasama secara khusus dengan media massa untuk mengkampanyekan kegiatan pengelolaan drainase lingkungan di Kabupaten Tulang Bawang. Gambar 3.16 Kegiatan Penyuluhan atau Sosialisasi yang pernah diikuti di Kabupaten Tulang Bawang 3.5.5. Peran Swasta Untuk meningkatkan pelayanan fasilitas sanitasi terkhusus pada saluran drainase sebagai prasarana dasar untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat diperlukan kemitraan dengan pihak luar/swasta/dunia usaha. Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 78

Adapun mengenai partisipasi dunia usaha di Kabupaten Tulang Bawang untuk saat ini belum ada, oleh karena itu perlu diperkuat kelembagaan antara pemerintah dan dunia usaha. Partisipasi dunia usaha dalam penyediaan layanan pengelolaan drainase yang ada di Kabupaten Tulang Bawang masih belum ada (Tabel 3.30 Penyedia Layanan Pengelolaan Drainase perkotaan yang ada di kabupaten) Tabel 3.30 Penyedia Layanan Pengelolaan Drainase perkotaan yang ada di Kabupaten No Nama Provider/Mitra Potensial Tahun mulai operasi/ Berkontribusi Jenis kegiatan/ Kontribusi Terhadap Sanitasi Volume Potensi Kerjasama 1 - - - - - 3.5.6. Pendanaan dan Pembiayaan Pendanaan dan pembiayaan sub-sektor drainase lingkungan terdiri dari pendanaan untuk investasi, serta pendanaan operasional dan pemeliharaan. Sisi pendanaan yang memberikan pengaruh besar dalam membentuk gambaran pendanaan sanitasi serta penetapan strategi sanitasi adalah sisi pendapatan (penerimaan) dari layanan sanitasi yang telah dijalankan. Retribusi secara langsung memperlihatkan potensi pendapaan dari layanan sanitasi yang dijalankan kepada masyarakat. Rekapitulasi realisasi pendanaan, Realisasi dan Potensi Retribusi Drainase Perkotaan dapat dilihat dalam tabel 3.31 dan tabel 3.32 sebagai berikut : Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 79

Tabel 3.31 Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Drainase Perkotaan No Komponen Belanja (Rp) 2010 2011 2012 2013 2014 Rata-rata Pertumbuhan (%) 3 Drainase (3a+3b) 700.765.875,00 954.231.004,00 1.103.432.408,00 1.602.818.050,00 1.904.477.689,00 1.253.145.005,20 0,34 3.a Pendanaan Investasi Drainase Perkotaan 700.765.875,00 954.231.004,00 1.103.432.408,00 1.602.818.050,00 1.904.477.689,00 1.253.145.005,20 0,34 3.b Pendanaan OM yang dialokasikan dalam APBD - - - - - - - 3.c Perkiraan biaya OM berdasarkan infrastruktur terbangun 70.076.587,00 95.423.100,00 110.343.241,00 160.281.805,00 190.447.769,00 125.314.500,40 0,34 Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Tabel 3.32 Realisasi dan Potensi Retribusi Drainase Perkotaan No SKPD Retribusi Sanitasi Tahun (Rp) 2010 2011 2012 2013 2014 Pertumbuhan (%) 3 Retribusi Drainase 3.a Realisasi retribusi - - - - - - 3.b Potensi retribusi - - - - - - Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 80

3.5.7. Permasalahan Mendesak Lingkungan permukiman yang memiliki drainase yang baik tidak menjamin bagi terwujudnya lingkungan bersih dan sehat tapi juga diperlukan perilaku yang baik di masyarakat. Peran serta seluruh lapisan masyarakat sangat diharapkan untuk mendukung bagi terpenuhinya prasarana drainase yang sesuai dengan harapan. Dari segi perencanaan, Kabupaten Tulang Bawang sampai saat ini belum memiliki perencanaan drainase yang komprehensif dan terintegrasi sehingga menjadi kendala dalam menentukan kebijakan pembangunan sektor sanitasi apalagi Kabupaten Tulang Bawang juga belum memiliki peraturan-peraturan yang mengatur tentang sanitasi khususnya mengenai pengelolaan drainase. Tabel 3.33 Permasalahan Mendesak No Permasalahan Mendesak 1. 30,73% pemukiman di Kabupaten Tulang Bawang mengalami banjir secara rutin tiap tahun (sistem drainase belum terkoneksi secara baik, saluran tersier dan sekunder belum terkoneksi/terintegrasi dengan baik. Kabupaten Tulang Bawang merupakan daerah hilir dari sungai Way Tulang Bawang, dimana pada saat musim hujan debit air meningkat sehingga tidak tertampung dan menggenangi sebagian daerah di sekitar sungai. 2. Belum adanya peraturan, kebijakan dan perencanaan terpadu dalam pengelolaan drainase. 3. Masih rendahnya kesadaraan masyarakat dalam menjaga kebersihaan drainase yang terbangun (banyaknya sampah yang berserakan di drainase, bahkan digunakan sebagai tempat sampah) 4. Kurangnya peran serta masyarakat dalam membentuk lembaga yang peduli terhadap drainase serta dukungan dari pihak swasta dalam mendukung pemerintah daerah terkait drainase. Sumber : Kajian Pokja sanitasi 2014 3.6. Pengelolaan Komponen Terkait Sanitasi Sistem pengelolaan komponen terkait sanitasi secara umum sudah cukup memadai, baik itu sistem pengelolaan air bersih, limbah industri rumah tangga, maupun limbah medis. Hal ini juga didukung oleh adanya pembinaan dan pengawasan oleh SKPD terkait diantaranya Dinas Pekerjaan Umum dan Kantor Lingkungan Hidup di Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang. Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 81

3.6.1. Pengelolaan Air Bersih Air bersih (clean water) adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum setelah di masak. Sedangkan air minum (drinking water) adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung di minum (Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002). Sumber air bersih dapat dibedakan atas : 1) Air Hujan; 2) Air Sungai dan Danau; 3) Mata Air; 4) Air Sumur Dangkal; dan 5) Air Sumur Dalam. Pencemaran air, udara, dan tanah masih belum tertangani secara optimal karena aktivitas pembangunan yang kurang memperhatikan aspek kelestarian fungsi lingkungan (AMDAL). Pencemaran air di Kabupaten Tulang Bawang pada umumnya, adalah adanya indikasi tingginya bakteri coly,kandungan kapur, dan Fe. Pada lokasi-lokasi khusus, terindikasi adanya logam berat pada kandungan air minum pada daerah penambangan dan penggunaan pestisida yang kurang terkontrol pada daerah pertanian sangat menganggu keseimbangan kualitas air tanah disekitarnya. Pada musim kemarau panjang mengalami masalah kekeringan. Selain kekurangan air untuk mengairi lahan pertanian, masyarakat pun menghadapi kekurangan suplai kebutuhan air untuk konsumsi dan kebutuhan sanitasi (MCK). Asumsi yang digunakan dalam menghitung jumlah pengguna air bersih adalah meliputi : Jumlah pelanggan PDAM; Jumlah pengguna air dari mata air terlindung (BPAM); Jumlah pengguna air bersih dari sumur terlindung;) dan Jumlah pengguna air bersih dari Penampungan Air Hujan (PAH). Air bersih merupakan kebutuhan pokok bagi penduduk di Kabupaten Tulang Bawang, penggunaan jaringan air bersih digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, industri dan pertanian. Dalam upaya memenuhi kebutuhan air bersih direncanakan pemanfaatan potensi cadangan air Kabupaten Tulang Bawang dari sumber air permukaan (sungai, danau, waduk, rawa) dan air tanah (air tanah dangkal dan dalam). Secara kuantitatif sumber air cukup melimpah, namun secara kualitatif pada beberapa bagian wilayah yang berdekatan dengan rawa-rawa, pantai dan sungai memiliki kondisi yang Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 82

tidak terlalu baik untuk dikonsumsi. Jika dibandingkan dengan cadangan air yang ada, air yang sudah tergunakan untuk kegiatan domestik, industri dan pertanian masih lebih kecil dibandingkan dengan air yang belum termanfaatkan. Semua pusat permukiman sangat mutlak membutuhkan pelayanan air bersih perpipaan yang telah diproses agar layak dikonsumsi dan higienis. Beberapa wilayah di sebelah timur Kabupaten Tulang Bawang merupakan daerah rawan air bersih, dengan kata lain daerah-daerah yang merupakan daerah di mana masyarakat kesulitan untuk memperoleh air bersih dalam melangsungkan kehidupan sehari-hari, maka perlu diberikan perhatian khusus dalam pengembangan jaringan air bersih untuk ke depannya. Untuk pelayanan air bersih bagi rumah tangga dilaksanakan oleh PDAM baik pusat maupun cabang-cabang yang berada tersebar di kecamatan-kecamatan di seluruh Kabupaten Tulang Bawang. Peta cakupan layanan air bersih Kabupaten Tulang Bawang disajikan dalam peta 3.5 di bawah ini. Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 83

Peta 3.5 Layanan Cakupan Air Bersih (atau peta jaringan PDAM) Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 84

Berdasarkan kajian studi EHRA masyarakat yang tidak menggunakan layanan PDAM dimana hanya menggunakan sumber-sumber air dari alam, mempunyai resiko sumber air tersebut tercemar sebanyak 43,76% dan hanya 56,23% masyarakat menggunakan sumber air terlindungi. Untuk akses terhadap air bersih yang digunakan sebagai air minum dan memasak, menggunakan sumber air yang tidak terlindungi masih cukup besar yaitu sumur gali tidak terlindungi sebesar 13% dan mata air tidak terlindungi 2%. Selebihnya menggunakan sumber air bersih yang terlindungi untuk air minum dan memasak, sebagian besar berasal dari sumur gali terlindungi 50%. Gambar 3.17 Grafik Akses terhadap Air Bersih/Sumber Air Minum dan Memasak Sumber : Kajian Studi EHRA Tahun 2014 Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) jaringan perpipaan yang dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Way Tulang Bawang Kabupaten Tulang Bawang, kapasitas terpasang 110 lt/detik dan kapasitas produksi 60 lt/detik, tingkat kehilangan air sebesar 69%. Pelayanan air minum PDAM Way Tulang Bawang Kabupaten Tulang Bawang pada tahun 2014 melayani Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 85

pelanggan di 3 (tiga) kecamatan dan 1 (satu) desa, dengan jumlah pelanggan sebesar 2.305 pelanggan rumah tangga atau 2,14% yang terlayani dari jumlah 107.874 rumah tangga yang ada di Kabupaten Tulang Bawang. Tabel 3.34 Sistem Penyediaan dan Pengelolaan Air Bersih Perpipaan di Kabupaten Tulang Bawang No Uraian Satuan Sistem Perpipaan Keterangan 1 Pengelola PDAM 2 Tingkat Pelayanan % 16 3 Kapasitas Produksi Lt/detik 60 4 Kapasitas Terpasang Lt/detik 110 5 Jumlah Sambungan Rumah (Total) Unit 2.305 6 Jumlah Kran Air Unit 2.305 7 Kehilangan Air (UFW) % 69 8 Retribusi/Tarif (rumah tangga) m 3 3.074 9 Jumlah pelanggan Kecamatan Rawajitu Selatan Pelanggan 1.039 Kecamatan Banjar Agung Pelanggan 587 Kecamatan Menggala Pelanggan 445 Kampung Tiuh Tohou pelanggan 234 Sumber : PDAM Way Tulang Bawang 2014 3.6.2. Pengelolaan Air Limbah Industri Rumah Tangga Pengelolaan air limbah indusri rumah tangga di Kabupaten Tulang Bawang sampai saat ini belum ada (Tabel 3.35 Pengelolaan limbah industri rumah tangga di Kabupaten Tulang Bawang), hal ini dikarenakan belum adanya data rinci pengelola industri rumah tangga dan aturan yang mendasari untuk kegiatan tersebut, sehingga buangan limbah industri rumah tangga di Kabupaten Tulang Bawang belum terkoordinir dan sangat menganggu warga masyarakat di sekitarnya, terutama untuk gangguan kesehatan. Oleh karena itu dalam membuat pengolahan air limbah industri rumah tangga harus diperhatikan sebagai berikut : 1. Tidak mencemari sumber air minum yang ada di daerah sekitarnya baik air di permukaan tanah maupun air di bawah permukaan tanah; Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 86

2. Tidak mengotori permukaan tanah; 3. Menghindari tersebarnya cacing tambang pada permukaan tanah; 4. Mencegah berkembang biaknya lalat dan serangga lain; 5. Tidak menimbulkan bau yang mengganggu; 6. Konstruksi agar dibuat secara sederhana dengan bahan yang mudah didapat dan murah; 7. Jarak minimal antara sumber air dengan bak resapan 10 m. Pengelolaan yang paling sederhana ialah pengelolaan dengan menggunakan pasir dan benda-benda terapung melalui bak penangkap pasir dan saringan. Benda yang melayang dapat dihilangkan oleh bak pengendap yang dibuat khusus untuk menghilangkan minyak dan lemak. Lumpur dari bak pengendap pertama dibuat stabil dalam bak pembusukan lumpur, dimana lumpur menjadi semakin pekat dan stabil, kemudian dikeringkan dan dibuang. Pengelolaan sekunder dibuat untuk menghilangkan zat organik melalui oksidasi dengan menggunakan saringan khusus. Pengelolaan secara tersier hanya untuk membersihkan saja. Cara pengelolaan yang digunakan tergantung keadaan setempat, seperti sinar matahari, suhu yang tinggi didaerah tropis yang dapat dimanfaatkan. Industri rumah tangga seperti industri tempe, tahu, rumah makan, dan lain-lain perlu mengelola. Limbah dari industri rumah tangga tersebut sehingga tidak menimbulkan bau yang tidak enak dan mengganggu lingkungan sekitarnya. Tabel 3.35 Pengelolaan limbah industri rumah tangga di Kabupaten Tulang Bawang No Jenis Industri Rumah Tangga Lokasi Jumlah Industri RT Jenis Pengolahan Kapasitas (m 3 /hari) 1 2 - - - - - - - - - - Sumber : BLHD dan Dinas Kesehatan Tahun 2014 Catatan : Tidak ada data Pengelolaan Limbah Industri rumah tangga Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 87

3.6.3. Pengelolaan Limbah Medis Pengelolaan Limbah medis di Kabupaten Tulang Bawang masih membutuhkan perhatian serius. Sampai dengan saat ini hanya 2 (dua) fasilitas kesehatan yang memiliki pengolahan limbah medis, yaitu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Menggala dan Puskesmas Tulang Bawang I. Selebihnya, fasilitas layanan kesehatan lainnya ditangani seperti biasa pada skala rumah tangga untuk limbah cair langsung dialirkan ke saluran yang ada sedangkan untuk limbah padat dibuang ke TPS atau dibakar. Tabel 3.36 Pengelolaan Limbah Medis di Fasilitas-Fasilitas Kesehatan No Nama Fasilitas Kesehatan Lokasi Jenis Pengolahan Limbah Medis Kapasitas 1. RSUD Menggala Kecamatan Menggala Incinerator 50 kg/hari Incinerator (jarum suntik) IPAL 20 kg/hari 16 m 3 /hari 2. Puskesmas Tulang Bawang I Kecamatan Banjar Agung Incinerator 50 kg/hari IPAL belum beroperasi Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Tulang Bawang Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB III 88

4.1. Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Terkait Sanitasi Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah tindakan yang dilakukan oleh perorangan, kelompok, atau masyarakat yang sesuai dengan norma-norma kesehatan, menolong dirinya sendiri dan berperan aktif dalam pembangunan kesehatan untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi - tingginya. PHBS dibedakan menjadi PHBS di rumah tangga, PHBS di tempat - tempat umum, PHBS di sekolah, PHBS di tempat kerja dan PHBS di institusi kesehatan. Promosi Higiene dan Sanitasi (Prohisan) merupakan suatu promosi dimana semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran, sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan - kegiatan kesehatan di masyarakat. Rencana dan kegiatan untuk peningkatan Promosi Higiene dan Sanitasi (Prohisan), peningkatan kesehatan masyarakat dan lingkungan yang akan dan telah dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan adalah : 1. Penyediaan tenaga kesehatan di Puskesmas dan Jaringannya serta mendayagunakan tenaga kesehatan yang kompeten sesuai dengan kebutuhan; 2. Pelayanan kesehatan bagi masyarakat Kabupaten Tulang Bawang di puskesmas dan jaringannya; 3. Pelayanan pemeliharaan kesehatan dan Pelayanan kesehatan pada ibu dan anak; 4. Pelayanan Kespro, Lansia dan anak sekolah; 5. Perbaikan gizi masyarakat; 6. Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar untuk masyarakat; Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB IV 1

7. Pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan; 8. Pengembangan kota sehat; 9. Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat; 10. Penyuluhan masyarakat tentang pola hidup sehat; 11. Kegiatan yang dilaksanakan oleh kader posyandu setelah kegiatan penimbangan. Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB IV 2

Tabel 4.1 Rencana Program dan Kegiatan PHBS terkait sanitasi tahun 2015 Rencana Program dan Kegiatan PHBS terkait Sanitasi Tahun Anggaran 2015 No Nama progam/kegiatan Satuan Volume Indikasi biaya (Rp) Sumber pendanaan/ pembiayaan SKPD penanggung jawab Sumber dokumen perencanaan 1. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat bulan 3 978.529.000,00 APBD Dinas Kesehatan DPA 2. Program Pengembangan Lingkungan Sehat Pembinaan, pengembangan dan penyehatan lingkungan bulan 3 706.026.000,00 APBD Dinas Kesehatan DPA Sumber : DPA SKPD Tahun Anggaran 2015 Kegiatan PHBS terkait Sanitasi Tahun Anggaran 2014 Tabel 4.2 Kegiatan PHBS terkait sanitasi yang sedang berjalan No Nama Program/Kegiatan Satuan Volume Biaya (Rp) Sumber Dana Lokasi Kegiatan Pelaksana Kegiatan 1. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Upaya Peningkatan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat bulan 3 662.409.001,00 APBD Kab. Tulang Bawang Dinas Kesehatan 2. Program Pengembangan Lingkungan Sehat - Penyehatan Lingkungan bulan 3 399.575.001,00 APBD Kab. Tulang Bawang Dinas Kesehatan - Penyelenggaraan Studi EHRA bulan 3 193.708.300,00 APBD Kab. Tulang Bawang Dinas Kesehatan Sumber : DPA SKPD Tahun Anggaran 2014 Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB IV 3

4.2. Peningkatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Limbah perkotaan berasal pada dua kegiatan pokok, yaitu limbah yang bersumber dari kegiatan industri dan limbah yang berasal dari kegiatan rumah tangga (limbah domestik). Penyelesaian permasalahan pengelolaan limbah rumah tangga di Kota hanya dapat diatasi dengan peningkatan kesadaran masyarakat tentang pembuangan air limbah rumah tangga yang benar. Disinilah letak peran Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang, dimana pemerintah berkewajiban untuk menjadi fasilitator baik dalam proses sosialisasi demi meningkatkan kesadaran masyarakat maupun bertindak aktif dalam pembangunan MCK umum dan IPAL/tangkiseptik komunal untuk wilayah yang sangat memerlukan. Proses sosialisasi harus terus dilakukan terutama kepada masyarakat yang masih belum memiliki pengetahuan atau kesadaran yang cukup mengenai permasalahan air limbah rumah tangga. Pengolahan limbah biologis memanfaatkan metabolisme mikroorganisme (bakteri, fungi, protozoa, algae) untuk menguraikan kandungan organik dalam limbah. Untuk suatu jenis limbah tertentu terdapat jenis dan macam mikroorganisme hidup spesifik, hal ini berhubungan dengan makanan yang terdapat dan tersedia di dalam air limbah maupun kondisi lingkungannya, dalam hal ini limbah sebagai sumber makanan bagi mikroorganisme tersebut. Bentuk pengelolaan biologis sendiri dibagi dalam dua klasifikasi penting, yaitu aerob dan anaerob. Pencemaran air cukup rawan terjadi, terutama di kawasan padat permukiman. Selain itu kegiatan perdagangan dan jasa sepert pertokoan, hotel, restoran serta industri, penyamakan kulit, dan kimia juga menghasilkan limbah yang rawan mencemari lingkungan. Untuk itulah peningkatan pengelolaan limbah, terutama limbah domestik perlu terus dilakukan. Rencana Program dan kegiatan pengelolaan air limbah domestik tahun 2015 berupa program SLBM (Sanitasi Langsung Berbasis Masyarakat) dalam bentuk pembangunan MCK ++. Selengkapnya disajikan pada tabel 4.3 berikut : Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB IV 4

Tabel 4.3 Rencana Program dan kegiatan pengelolaan air limbah domestik tahun 2015 Rencana Program dan Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Tahun 2015 No Nama progam/kegiatan Satuan Volume Indikasi biaya (Rp) Sumber pendanaan/ pembiayaan SKPD penanggung jawab Sumber dokumen perencanaan 1. Pembangunan Prasarana Sanitasi MCK + paket 6 1.906.608.000,00 DAK + Sharing Dinas PU DPA SKPD Sumber : DPA SKPD Tahun Anggaran 2015 Pada tahun 2014 kegiatan pengelolaan air limbah domestik yang sudah berjalan berupa pembangunan prasarana sanitasi MCK +, selengkapnya disajikan pada tabel di bawah ini : Tabel 4.4 Kegiatan pengelolaan air limbah domestik yang sedang berjalan Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Tahun 2014 No Nama Program/Kegiatan Satuan Volume Biaya (Rp) Sumber Dana Lokasi kegiatan Pelaksana Kegiatan 1 Pembangunan Prasarana Sanitasi MCK + Kmp. Sumber Sari Kec. Penawar Aji paket 1 280.489.000,00 DAK + Sharing Kmp. Sumber Sari Kec. Penawar Aji Dinas PU Kmp. Tri Jaya Kec. Penawartama paket 1 280.280.000,00 DAK + Sharing Kmp. Tri Jaya Kec. Penawartama Dinas PU Kmp. Penawar Jaya Kec. Banjar Margo paket 1 280.280.000,00 DAK + Sharing Kmp. Penawar Jaya Kec. Banjar Margo Dinas PU Kmp. Suka Maju Kec. Banjar Margo paket 1 280.280.000,00 Sumber : DPA SKPD Tahun Anggaran 2014 DAK + Sharing Kmp. Suka Maju Kec. Banjar Margo Dinas PU Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB IV 5

4.3. Peningkatan Pengelolaan Persampahan Meningkatnya konsumsi penduduk kawasan perkotaan menyebabkan produksi sampah yang terus bertambah. Kebersihan lingkungan dari sampah merupakan salah satu penunjang utama untuk mewujudkan kenyamanan dan kelestarian lingkungan Kabupaten Tulang Bawang. Secara umum pengelolaan sampah di perkotaan dilakukan melalui 3 (tiga) tahapan kegiatan, yakni : pengumpulan, pengangkutan dan pemrosesan akhir. Tahapan kegiatan tersebut merupakan suatu sistem, sehingga masing-masing tahapan dapat disebut sebagai sub sistem. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, maka sistem 3R (Reduce, Reuse, Recycle) harus sudah diterapkan sejak dari sumber sampah. Pengelolaan sampah mandiri merupakan program yang cukup banyak mendapat alokasi anggaran tahun 2014. Berbagai kegiatan termasuk di dalamnya, mulai dari pelatihan pengolaan sampah mandiri, workshop, sosialisasi, studi persampahan, pendampingan pengelolaan sampah. Beragam kegiatan tersebut cukup efektif dalam mengajak masyarakat untuk melakukan pengelolaan sampah dengan cara memilah sebelum dibuang ke TPS dan TPA. Pemilahan sampah di tingkat rumah tangga tersebut dapat menekan volume sampah yang masuk ke TPA. Produksi sampah yang terus menerus mengakibatkan terjadinya tumpukan sampah di beberapa TPS di Kabupaten Tulang Bawang. Tumpukan sampah tersebut merupakan sumber polusi dan penyakit yang dapat menggangu kesehatan dan kenyamanan warga. Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah diwujudkan dalam program pengelolaan sampah mandiri. Melalui program tersebut masyarakat diberikan pengetahuan tentang pemilahan sampah dan proses 3R (Reduce, Reuse, Recycle) yang dapat dilakukan mulai dari lingkungan rumah tangga. Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB IV 6

Tabel 4.5 Rencana program dan kegiatan pengelolaan persampahan tahun 2015 Rencana Program dan Kegiatan Pengelolaan Persampahan Tahun 2015 No Nama Progam/Kegiatan Satuan Volume Indikasi Biaya (Rp) Sumber Pendanaan/ Pembiayaan SKPD Penanggung jawab Sumber Dokumen Perencanaan 1. Pembangunan Infrastruktur TPS Rawajitu Selatan Pembangunan Jembatan menuju TPS di Rawajitu Selatan paket 2 100.000.000,00 APBD Dinas PU DPA Sumber : DPA SKPD Tahun Anggaran 2015 Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB IV 7

Tabel 4.6 Kegiatan pengelolaan persampahan yang sedang berjalan Kegiatan Pengelolaan Persampahan Tahun 2014 No Nama Progam/Kegiatan Satuan Volume Biaya (Rp) Sumber Dana Lokasi Kegiatan Institusi Pelaksana 1. Sarana dan Prasarana Fisik Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengadaan kendaraan bermotor roda 3 pengangkut sampah unit 11 385.000.000,00 DAK Kab. Tulang Bawang BPLHD Pengadaan Kontainer Sampah unit 6 240.000.000,00 DAK Kab. Tulang Bawang BPLHD Pengadaan Gerobak Sampah unit 20 72.000.000,00 DAK Kab. Tulang Bawang BPLHD Pengadaan sarana dan prasarana bak Sampah unit 2 100.000.000,00 DAK Kab. Tulang Bawang BPLHD 2. Pelaksanaan Pengelolaan Pemanfaatan Sampah Operasional UPTD BPLHD (TPA BAKEM) bulan 12 122.000.000,00 APBD TPA Bakem BPLHD 3. Penyuluhan dan Pembinaan Kebersihan dan Keindahan Kota bulan 12 28.499.000,00 APBD Kota Menggala BPLHD 4. Program Pembangunan Gedung dan Tata Ruang Perencanaan Pembuatan TPA Kab. Tulang Bawang paket 1 50.000.000,00 APBD Kab. Tulang Bawang Dinas PU Sumber : DPA SKPD Tahun Anggaran 2014 Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB IV 8

4.4. Peningkatan Pengelolaan Drainase Perkotaan Prasarana kota berfungsi untuk mendistribusikan sumber daya perkotaan dan merupakan pelayanan mendasar bagi masyarakat kota. Sejalan dengan fungsi ini, kualitas dan efisiensi dari prasarana ini akan menjaga kesehatan dari sistem sosial kota, menjamin kelangsungan perekonomian dan aktivitas bisnis dan menentukan kualitas hidup masyarakat kota. Drainase perkotaan sebagai salah satu prasarana kota memiliki keterkaitan dengan prasarana kota lainnya. Drainase adalah prasarana yang berfungsi untuk mengalirkan air permukaan ke badan air yaitu sumber air permukaan tanah yang berupa sungai, danau, laut dan di bawah permukaan tanah berupa air tanah di dalam tanah atau bangunan. Sistem drainase Kabupaten Tulang Bawang dimaksudkan untuk memanfaatkan seoptimal mungkin jaringan yang ada baik berupa saluran drainase lingkungan, drainase jalan, saluran pembuangan irigasi (avour), maupun saluran alam yang telah ada. Dalam mewujudkan sistem drainase yang baik dan efektif maka diperlukan program-program maupun kegiatan-kegiatan pengelolaan dan pemeliharaan saluran drainase. Secara garis besar, program yang terkait dengan pengelolaan drainase Kabupaten Tulang Bawang pada tahun 2012 ini ada 2 (dua), yaitu : 1. Pembangunan dan pemeliharaan sarana saluran primer; 2. Pembangunan dan pemeliharaan sarana saluran sekunder; 3. Pemeliharaan rutin saluran drainase di kecamatan-kecamatan; serta 4. Pengadaan dan pengelolaan pompa air pengendali banjir. Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB IV 9

Tabel 4.7 Rencana program dan kegiatan pengelolaan drainase perkotaan tahun 2015 Rencana Program dan Kegiatan Pengelolaan Drainase Perkotaan Tahun 2015 No Nama Progam/Kegiatan Satuan Volume Indikasi Biaya (Rp) Sumber Pendanaan/ Pembiayaan SKPD Penanggung jawab Sumber Dokumen Perencanaan 1. Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan Peningkatan dan Pembangunan Jalan Lingkungan dan Drainase Wilayah I LS 1 1.510.000.000,00 APBD Dinas PU DPA Peningkatan dan Pembangunan Jalan Lingkungan dan Drainase Wilayah II LS 1 750.000.000,00 APBD Dinas PU DPA Peningkatan dan Pembangunan Jalan Lingkungan dan Drainase Wilayah III LS 1 750.000.000,00 APBD Dinas PU DPA Peningkatan dan Pembangunan Jalan Lingkungan dan Drainase Wilayah IV LS 1 551.000.000,00 APBD Dinas PU DPA Peningkatan dan Pembangunan Jalan Lingkungan dan Drainase Wilayah V LS 1 750.000.000,00 APBD Dinas PU DPA Peningkatan dan Pembangunan Jalan Lingkungan dan Drainase Wilayah VI LS 1 568.000.000,00 APBD Dinas PU DPA Sumber : DPA SKPD Tahun Anggaran 2015 Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB IV 10

Tabel 4.8 Kegiatan pengelolaan drainase perkotaan yang sedang berjalan Kegiatan Pengelolaan Drainase Perkotaan Tahun 2014 No Nama Progam/Kegiatan Satuan Volume Biaya (Rp) Sumber Dana Lokasi Kegiatan Pelaksana Kegiatan 1. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan - Drainase/ Pembangunan Jalan Paket 1 paket 1 253.915.220,00 APBD Kec. Rawapitu Dinas PU - Drainase/ Pembangunan Jalan Paket 2 paket 1 102.595.400,00 APBD Kec. Penawar Tama Dinas PU - Drainase/ Pembangunan Jalan Paket 3 paket 1 80.000.000,00 APBD Kec. Dente Teladas Dinas PU - Drainase/ Pembangunan Jalan Paket 4 paket 1 96.599.900,00 APBD Kec. Dente Teladas Dinas PU - Drainase/ Pembangunan Jalan Paket 5 paket 1 109.869.070,00 APBD Kec. Rawapitu Dinas PU 2. Pembangunan Jalan dan Jembatan serta Bangunan Penunjang - Drainase/ Pembangunan dan Peningkatan Jalan Paket 6 s/d 7 paket 2 186.992.200,00 APBD Kec. Gedung Aji Baru Dinas PU - Drainase/ Pembangunan dan Peningkatan Jalan Paket 8 paket 1 274.106.100,00 APBD Kec. Banjar Agung Dinas PU - Drainase/ Pembangunan dan Peningkatan Jalan Paket 29 paket 1 100.000.000,00 APBD Kec. Banjar Margo Dinas PU - Drainase/ Pembangunan dan Peningkatan Jalan Paket 31 paket 1 93.872.500,00 APBD Kec. Menggala Dinas PU - Drainase/ Pembangunan dan Peningkatan Jalan Paket 32 paket 1 70.000.000,00 APBD Kec. Dente Teladas Dinas PU Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB IV 11

3. Program Pembangunan Gedung dan Tata Ruang - Drainase/ Pembangunan Peningkatan Jalan Lingkungan paket 1 200.000.000,00 APBD Kec. Rawajitu Timur Dinas PU - Drainase/ Pembangunan Peningkatan Jalan Lingkungan paket 1 125.000.000,00 APBD Kec. Menggala Dinas PU - Drainase/ Pembangunan Peningkatan Jalan Lingkungan paket 1 180.000.000,00 APBD Kec. Gedung Aji Baru Dinas PU - Drainase/ Pembangunan Peningkatan Jalan Lingkungan paket 1 200.000.000,00 APBD Kec. Dente Teladas Dinas PU - Drainase/ Pembangunan Peningkatan Jalan Lingkungan paket 1 200.000.000,00 APBD Kec. Banjar Agung Dinas PU - Drainase/ Pembangunan Peningkatan Jalan Lingkungan paket 1 200.000.000,00 APBD Kec. Banjar Agung Dinas PU - Drainase/ Pembangunan Peningkatan Jalan Lingkungan paket 1 200.000.000,00 APBD Kec. Banjar Agung Dinas PU - Drainase/ Pembangunan Peningkatan Jalan Lingkungan paket 1 180.000.000,00 APBD Kec. Penawar Aji Dinas PU - Drainase/ Pembangunan Peningkatan Jalan Lingkungan paket 1 200.000.000,00 APBD Kec. Banjar Agung Dinas PU - Drainase/ Pembangunan Peningkatan Jalan Lingkungan paket 1 200.000.000,00 APBD Kec. Menggala Dinas PU - Drainase/ Pembangunan Peningkatan Jalan Lingkungan paket 1 188.000.000,00 APBD Kec. Menggala Dinas PU Sumber : DPA SKPD Tahun Anggaran 2014 Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB IV 12

4.5. Peningkatan Komponen Terkait Sanitasi Untuk kegiatan peningkatan komponen terkait sanitasi, ada beberapa komponen kegiatan yang dilakukan, baik itu untuk Prohisan, Air Limbah Domestik, Persampahan dan Drainase Lingkungan. Komponen kegiatan terbagi dalam kegiatan yang sedang berjalan serta kegiatan pada tahun mendatang. Komponen lain terkait dengan sanitasi salah satunya adalah komponen air bersih. Jumah penduduk yang semakin meningkat membutuhakan sarana dan prasaranan lingkungan yang memadai. Demikian halnya dengan kebutuhan air bersih. Dimasa mendatang kebutuhan air bersih akan semakin meningkat yang ditandai meningkatnya jumlah penduduk. Sedangkan untuk kegiatan penyediaan air bersih yang sedang berjalan dilaksanakan pada beberapa kecamatan di Kabupaten Tulang Bawang yang menjadi prioritas pada tahun ini. Kegiatan yang dilaksanakan adalah kegiatan penyediaan sarana dan prasarana air minum dan penyehatan lingkungan yang dibagi menjadi 4 (empat) paket program kegiatan. Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB IV 13

Tabel 4.9 Rencana program dan kegiatan saat ini Rencana Program dan Kegiatan Terkait Sanitasi Tahun 2015 No Nama Progam/Kegiatan Satuan Volume Indikasi Biaya (Rp) Sumber Pendanaan/ Pembiayaan SKPD Penanggung jawab Sumber Dokumen Perencanaan 1. Program Lingkungan Sehat Perumahan Pembangunan Prasarana Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat / SLBM (shearing DAK) Pembangunan Prasarana Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat / SLBM (DAK) Penyediaan Air Bersih dan Sarana Dasar Bagi Masyarakat Miskin (shearing DAK) Penyediaan Air Bersih dan Sarana Dasar Bagi Masyarakat Miskin (DAK) Ls 1 110.000.000,00 APBD Dinas PU DPA Ls 1 1.100.000.000,00 APBD Dinas PU DPA paket 1 140.000.000,00 APBD Dinas PU DPA Ls 1 1.400.000.000,00 APBD Dinas PU DPA 2. Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan Peningkatan dan Pembangunan Jalan Lingkungan dan Drainase Wilayah I Peningkatan dan Pembangunan Jalan Lingkungan dan Drainase Wilayah II Peningkatan dan Pembangunan Jalan Lingkungan dan Drainase Wilayah III Peningkatan dan Pembangunan Jalan Lingkungan dan Drainase Wilayah IV Peningkatan dan Pembangunan Jalan Lingkungan dan Drainase Wilayah V Peningkatan dan Pembangunan Jalan Lingkungan dan Drainase Wilayah VI LS 1 1.510.000.000,00 APBD Dinas PU DPA LS 1 750.000.000,00 APBD Dinas PU DPA LS 1 750.000.000,00 APBD Dinas PU DPA LS 1 551.000.000,00 APBD Dinas PU DPA LS 1 750.000.000,00 APBD Dinas PU DPA LS 1 568.000.000,00 APBD Dinas PU DPA Sumber : DPA SKPD Tahun Anggaran 2014 Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB IV 14

Tabel 4.10 Kegiatan yang sedang berjalan Kegiatan Terkait Sanitasi Tahun 2014 No Nama Program/Kegiatan Satuan Volume Indikasi Biaya (Rp) Sumber Dana Lokasi Kegiatan Pelaksana Kegiatan 1 Program Lingkungan Sehat Perumahan Pembangunan Prasarana Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat / SLBM (shearing DAK) Ls 1 101.939.000,00 APBD Tersebar di Kab. Tulang Bawang Dinas PU Pembangunan Prasarana Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat / SLBM (DAK) Ls 1 1.019.390.000,00 DAK Tersebar di Kab. Tulang Bawang Dinas PU Penyediaan Air Bersih dan Sarana Dasar Bagi Masyarakat Miskin (DAK) Ls 1 1.332.050.000,00 DAK Tersebar di Kab. Tulang Bawang Dinas PU Penyediaan Air Bersih dan Sarana Dasar Bagi Masyarakat Miskin (Shearing DAK) Ls 1 133.205.000,00 APBD Tersebar di Kab. Tulang Bawang Dinas PU Biaya Operasional Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman (PPSP) bulan 10 58.800.000,00 APBD Tersebar di Kab. Tulang Bawang Dinas PU 2 Program Pembangunan Gedung dan Tata Ruang Perencanaan Pembangunan Prasarana Sanitasi Lingkungan paket 1 30.000.000,00 APBD Kab. Tulang Bawang Dinas PU - Drainase/ Pembangunan Peningkatan Jalan Lingkungan paket 1 200.000.000,00 APBD Kec. Rawajitu Timur Dinas PU - Drainase/ Pembangunan Peningkatan Jalan Lingkungan paket 1 125.000.000,00 APBD Kec. Menggala Dinas PU - Drainase/ Pembangunan Peningkatan Jalan Lingkungan paket 1 180.000.000,00 APBD Kec. Gedung Aji Baru Dinas PU - Drainase/ Pembangunan Peningkatan Jalan Lingkungan paket 1 200.000.000,00 APBD Kec. Dente Teladas Dinas PU - Drainase/ Pembangunan Peningkatan Jalan Lingkungan paket 1 200.000.000,00 APBD Kec. Banjar Agung Dinas PU - Drainase/ Pembangunan Peningkatan Jalan Lingkungan paket 1 200.000.000,00 APBD Kec. Banjar Agung Dinas PU Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB IV 15

- Drainase/ Pembangunan Peningkatan Jalan Lingkungan paket 1 200.000.000,00 APBD Kec. Banjar Agung Dinas PU - Drainase/ Pembangunan Peningkatan Jalan Lingkungan paket 1 180.000.000,00 APBD Kec. Penawar Aji Dinas PU - Drainase/ Pembangunan Peningkatan Jalan Lingkungan paket 1 200.000.000,00 APBD Kec. Banjar Agung Dinas PU - Drainase/ Pembangunan Peningkatan Jalan Lingkungan paket 1 200.000.000,00 APBD Kec. Menggala Dinas PU - Drainase/ Pembangunan Peningkatan Jalan Lingkungan paket 1 188.000.000,00 APBD Kec. Menggala Dinas PU 3 Sarana dan Prasarana Fisik Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengadaan kendaraan bermotor roda 3 pengangkut sampah unit 11 385.000.000,00 DAK Kab. Tulang Bawang BPLHD Pengadaan Kontainer Sampah unit 6 240.000.000,00 DAK Kab. Tulang Bawang BPLHD Pengadaan Gerobak Sampah unit 20 72.000.000,00 DAK Kab. Tulang Bawang BPLHD Pengadaan sarana dan prasarana bak Sampah unit 2 100.000.000,00 DAK Kab. Tulang Bawang BPLHD 3 Pelaksanaan Pengelolaan Pemanfaatan Sampah Operasional UPTD BPLHD (TPA BAKEM) bulan 12 122.000.000,00 APBD TPA Bakem BPLHD 4 Penyuluhan dan Pembinaan Kebersihan dan Keindahan Kota bulan 12 28.499.000,00 APBD Kota Menggala BPLHD 5 Program Pembangunan Gedung dan Tata Ruang Perencanaan Pembuatan TPA Kab. Tulang Bawang paket 1 50.000.000,00 APBD Kab. Tulang Bawang Dinas PU Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB IV 16

6 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air minum dan Air Limbah Pembangunan SPAM MBR IKK 1 Banjar Margo paket 1 244.000.000,00 APBD Kec. Banjar Margo Dinas PU Pembangunan SPAM MBR IKK 2 Banjar Margo paket 1 706.000.000,00 APBD Kec. Banjar Margo Dinas PU 7 Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Upaya Peningkatan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 662.409.001,00 APBD Kab. Tulang Bawang Dinas Kesehatan 8 Program Pengembangan Lingkungan Sehat Penyehatan Lingkungan 399.575.001,00 APBD Kab. Tulang Bawang Dinas Kesehatan Penyelenggaraan Studi EHRA 193.708.300,00 APBD Kab. Tulang Bawang Dinas Kesehatan Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB IV 17

Buku Putih Sanitasi sangat penting bagi kabupaten dalam menetapkan prioritas wilayah pengembangan sanitasi yang meliputi pengelolaan air limbah, persampahan, dan drainase serta komponen sanitasi lainnya seperti akses air bersih dan perilaku hidup bersih dan sehat. Resiko sanitasi dapat diartikan terjadinya penurunan kualitas hidup, kesehatan, bangunan dan atau lingkungan akibat rendahnya akses terhadap layanan sektor sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat. Dalam penentuan area beresiko sanitasi ditetapkan berdasarkan : 1. Data Sekunder Penentuan area beresiko sanitasi berdasarkan data sekunder adalah kegiatan menilai dan memetakan tingkat resiko sebuah area (kelurahan/desa) berdasarkan data yang telah tersedia di SKPD dan tersedia di sumber data lainnya. Data sekunder yang dimaksud adalah data-data mengenai ketersediaan prasarana dan sarana air limbah, persampahan, dan drainase serta data umum wilayah yang meliputi populasi, luas wilayah, kepadatan penduduk, dan angka kemiskinan. 2. Penilaian SKPD Penentuan area beresiko berdasarkan penilaian SKPD diberikan berdasarkan pengamatan, pengetahuan praktis dan keahlian profesi yang dimiliki individu anggota pokja kabupaten yang mewakili SKPD terkait sanitasi dari Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda), Dinas Kesehatan (Dinkes), Dinas Pekerjaan Umum (DPU), Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) dan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD). 3. Studi EHRA Penentuan area beresiko berdasarkan hasil studi EHRA adalah kegiatan penilaian dan pemetaan tingkat resiko berdasarkan kondisi sumber air, pencemaran karena air limbah domestik, pengelolaan persampahan di tingkat rumah tangga, kondisi Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB V 1

drainase, perilaku cuci tangan pakai sabun, higiene jamban, penanganan air minum, dan buang air besar sembarangan. Berdasarkan penggabungan data Sekunder, Penilaian SKPD dan data studi EHRA untuk wilayah kajian sanitasi di 15 (lima belas) Kecamatan dengan 151 (seratus lima Puluh satu) kelurahan/desa, diperoleh gambaran area beresiko sanitasi Kabupaten Tulang Bawang untuk pengelolaan air limbah domestik, pengelolaan persampahan dan pengelolaan drainase. Peta ilustrasi area beresiko sanitasi untuk tiga komponen tersebut disajikan dalam Peta 5.1. Peta Ilustrasi Area Beresiko Sanitasi komponen Air Limbah Domestik, Peta 5.2. Peta Ilustrasi Area Beresiko Sanitasi komponen Persampahan, dan Peta 5.3. Peta Ilustrasi Area Beresiko komponen Drainase. Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB V 2

Peta 5.1 Peta Area Berisiko Sanitasi Komponen Air Limbah Domestik Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB V 3

Peta 5.2 Peta Area Berisiko Sanitasi Komponen Persampahan Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB V 4

Peta 5.3 Peta Area Berisiko Sanitasi Komponen Drainase Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB V 5

Pada peta ilustrasi area beresiko sanitasi air limbah domestik terlihat kelurahan/desa yang merupakan area beresiko sangat tinggi yaitu Desa Gedung Meneng dan Bujuk Agung. Desa yang beresiko tinggi ada 15 (Lima belas) kelurahan/desa. Sedangkan kelurahan/desa lainnya mayoritas merupakan area beresiko rendah dan sangat rendah. Hal ini dikarenakan, prasarana air limbah domestik belum memadai yang memicu perilaku buang air besar sembarangan (BABS). Untuk kelurahan/desa dengan resiko sanitasi komponen air limbah domestik sangat tinggi dan resiko tinggi disajikan dalam Tabel 5.1. (Area Beresiko Sanitasi Komponen Air Limbah Domestik) sebagai berikut : Tabel 5.1 Area berisiko sanitasi komponen air limbah domestik No Area Beresiko *) Wilayah Prioritas 1 Resiko 4 Kec. Gedung Meneng : 1. Gedung Meneng Kec. Banjar Margo: 1. Bujuk Agung 2 Resiko 3 Kec. Gedung Aji : 1. Bandar Aji Kec. Menggala : 1. Menggala Kota 2. Ujung Gunung Kec. Rawajitu Selatan : 1. Medasari 2. Gedung Karya Jitu 3. Wono Agung Kec. Gedung Meneng : 1. Bakung Ilir Kec. Rawa Pitu : 1. Andalas Cermin 2. Bumi Sari 3. Panggung Mulyo 4. Duta Yosomulyo Kec. Dente Teladas : 1. Pasiran Jaya 2. Sungai Burung 3. Pendowo Asri Kec. Menggala Timur 1. KP. Mnggala Sumber : Hasil analisis Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB V 6

Area beresiko sanitasi untuk sub sektor persampahan dari 151 (seratus lima puluh satu) kelurahan/desa di Kabupaten Tulang Bawang, yang masuk kategori beresiko sangat tinggi sebanyak 9 (sembilan) kelurahan/desa dan area beresiko tinggi sebanyak 1 (satu) kelurahan/desa. Permasalahan utama yang ditemukan yakni belum teraturnya pengelolaan sampah rumah tangga dan masih ada masyarakat membuang sampah rumah tangga di lahan kosong, sungai, dan drainase serta dibakar. Riancian kelurahan/desa dengan resiko sangat tinggi dan resiko tinggi untuk sanitasi sub sektor persampahan disajikan dalam Tabel 5.2. (Area Beresiko Sanitasi Komonen Persampahan) sebagai berikut : Tabel 5.2 Area berisiko sanitasi komponen persampahan No Area Beresiko *) Wilayah Prioritas 1 Resiko 4 Kec. Gedung Aji : 1. Penawar Baru 2. Aji Murni Jaya 3. Aji Permai 4. Aji Jaya KNPI 5. Kecubung Jaya 6. Kecubung Mulya Kec. Penawar Aji : 1. Gedung Harapan Kec. Gedung Aji Baru 1. Mekar Asri Kec. Menggala Timur 1. Cempaka Dalam 2 Resiko 3 Kec. Gedung Meneng : 1. Gedung Meneng Sumber : Hasil analisis Pada sub sektor drainase permasalahan utama terletak pada dokumen-dokumen perencanaan yang menjadi pijakan dalam pengelolaan belum cukup tersedia dan partisipasi masyarakat serta pihak swasta belum terlibat secara optimal yang berakibat pada kesadaran terhadap pentingnya pengelolaan drainase masih sangat rendah. Disamping itu, sebagian wilayah Kabupaten Tulang Bawang merupakan daerah rawa dan daerah pasang surut sehingga membutuhkan anggaran yang cukup besar serta penanganan yang komprehensif untuk dapat mengatasi genangan dan banjir yang sering terjadi. Area beresiko sanitasi drainase sangat tinggi sebanyak 5 (lima) kelurahan/desa, Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB V 7

dan tinggi sebanyak 14 (empat belas) kelurahan/desa dari 151 (seratus lima puluh satu) kelurahan/desa yang ada di Kabupaten Tulang Bawang seperti yang disajikan dalam Tabel 5.3. (Area Beresiko Sanitasi Komponen Drainase) sebagai berikut : Tabel 5.3 Area Berisiko Sanitasi Komponen Drainase No Area Beresiko *) Wilayah Prioritas 1 Resiko 4 Kec. Rawajitu Selatan : 1. Medasari Kec. Gedung Meneng : 1. Gedung Meneng Kec. Rawa Pitu : 1. Panggung Mulyo 2. Duta Yoso Mulyo 3. Bumi Sari 2 Resiko 3 Kec. Menggala : 1. Menggala Selatan 2. Menggala Kota 3. Ujung Gunung Kec. Rawajitu Selatan : 1. Wono Agung Kec. Gedung Meneng : 1. Bakung Ilir Kec. Rawa Pitu : 1. Andalas Cermin 2. Gedung Jaya 3. Rawa Ragil Kec. Gedung Aji 1. Bandar Aji Kec. Dente Teladas : 1. Teladas 2. Pendowo Asri 3. Pasiran Jaya 4. Sungai Burung Kec. Menggala Timur 1. KP. Menggala Sumber : Hasil analisis Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang BAB V 8

LAMPIRAN Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang

STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAH KABUPATEN TULANG BAWANG BUPATI WAKIL BUPATI DPRD S PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN S PEKERJAAN UMUM S PENDIDIKAN S KESEHATAN S KOPERASI, UKM, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN S PERHUBUNGAN S PERTAMBANGAN DAN ENERGI S PASAR S PEMUDA DAN OLAHRAGA AS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI AS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA AS KOMUNIKASI DAN INFORMASI AS KELAUTAN DAN PERIKANAN AS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN AS PENDAPATAN AS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL 1. INSPEKTORAT 2. BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH 3. BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH 4. BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMKAM/KEL 5. BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KB 6. BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DAERAH 7. BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH 8. BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 9. BADAN KETAHANAN PANGAN DAERAH 10. BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH 11. KANTOR PERPUSTAKAAN, ARSIP DAN DOKUMENTASI 12. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MENGGALA 1. BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN 2. BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH 3. BP4K 4. SEKRETARIAT DEWAN PENGURUS KORPRI 5. SATUAN POLISI PAMONG PRAJA STAF AHLI BUPATI SEKRETARIAT DAERAH SEKRETARIAT DPRD DINAS DAERAH : LEMBAGA TEKNIS DAERAH : LEMBAGA LAIN : KECAMATAN KELURAHAN