BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Letak dan Keadaan Perumahan Graha Puspa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

Biaya operasional terendah adalah dialami oleh PT. Centrin Online Tbk (CENT), dan tertinggi di alami oleh Mitra Adi Perkasa Tbk (MAPI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah yang ada di

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini, maka diperlukan gambaran mengenai data-data yang digunakan.

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

HASIL UJI REGRESI PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY. Descriptive Statistics

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Sentra Industri Tahu Cibuntu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. atau populasi dan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), minimum, Tabel 4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berada di meruya selatan. dengan total 100 kuesioner yang diantarkan langsung

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Suku Bunga terhadap Return bagi hasil deposito mudharabah pada Bank

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA (TPAK) TERHADAP PDRB PADA PROVINSI DKI JAKARTA

mempunyai nilai ekstrim telah dikeluarkan sehingga data diharapkan

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Faktor yang Memengaruhi Tabungan Rumah Tangga

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini rasio likuiditas yang digunakan adalah Current Ratio (CR)

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, BI RATE DAN RETURN ON ASSETS (ROA) TERHADAP PEMBERIAN KREDIT PADA BANK BUMN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 01 PEMALANG

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Solvabilitas Dan Rasio Likuiditas Terhadap

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Consumer

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, INFLASI DAN BI RATE TERHADAP PENYALURAN KREDIT PADA 10 BANK UMUM TERBESAR DI INDONESIA

BAB IV PENGUJIAN. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau

BAB IV. Tabel 4.1. dan Pendapatan Bagi Hasil. Descriptive Statistics. Pembiayaan_Mudharabah E6 4.59E E E9

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV. HASIL dan PEMBAHASAN

Fildza Aqmarina Imanda. II. KERANGKA PEMIKIRAN DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Responden dari penelitian ini adalah seluruh pengusaha konveksi di

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. bawah ini. Untuk membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang cermat

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Cabang Pekalongan yang berjumlah nasabah. Dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan 125 responden untuk menjelaskan pengaruh

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan dalam penelitian ini serta dapat menunjukkan nilai maksimum, nilai

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio

Analisis Pengaruh Inflasi dan Tingkat Suku Bunga Bank Terhadap Harga Obligasi PT. Adhikarya Tbk.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. corporate social responsibility. Size (ukuran) perusahaan, likuiditas, dan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode analisis data serta pengujian hipotesis.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian sebaiknya dilakukan pengujian terlebih dahulu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN. buah. Dari 105 kuesioner yang dikirimkan kepada seluruh

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. deskriptif yaitu : N merupakan jumlah data yang akan diolah dalam penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. periode dan dipilih dengan cara purposive sampling artinya metode

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. estimasi yang terbaik, terlebih dahulu data sekunder tersebut harus dilakukan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1 Letak dan Keadaan Perumahan Graha Puspa Perumahan Graha Puspa terletak di Jalan sersan Bajuri KM 5, desa Sukaja kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Graha Puspa de Ville ini terwujud oleh Gapura Prima Group selaku pengembang. Perumahan megah yang di desain dengan lingkungan yang nyaman dan diciptakan dengan konsep rumah taman yang berwawasan lingkungan sesuai dengan program pemerintah untuk pelestarian wilayah Bandung. 4.1.2 Kependudukan Kependudukan merupakan hal yang penting dalam menentukan karakteristik suatu wilayah. Karakteristik kependudukan dari suatu wilayah pasti akan berubah tiap tahunnya. Berdasarkan data tahun 2009 jumlah penduduk di Perumahan Graha Puspa adalah sebanyak 345 jiwa dengan jumlah laki-laki sebanyak 168 jiwa dan perempuan sebanyak 177 jiwa. 63

64 Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Komplek Graha Puspa Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2009 No Jenis Kelamin Jumlah Persen 1 Laki-Laki 168 48,69 % 2 Perempuan 177 51,31 % Total 345 100 % Sumber : Profil Perumahan Graha Puspa Berdasarkan tabel di atas jumlah persentasi penduduk laki-laki adalah 48,69 % dan penduduk perempuan sebesar 51,31 %. Persentasi jumlah penduduk perempuan lebih besar 2,62 % dibandingkan dengan penduduk laki-laki. 4.1.3 Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu hal yang bisa dijadikan sebagai tolak ukur kemajuan suatu bangsa melalui perhitungan IPM (Indeks Pembangunan Manusia). Pendidikan yang ditempuh masyarakat di Perumahan Graha Puspa beranekaragam. Di bawah ini tabel karakteristik gambaran tingkat pendidikan masyarakat di Perumahan Graha Puspa:

65 Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Komplek Graha Puspa Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2009 No Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah % 1 Tidak/belum sekolah 26 29 55 16 2 TK - 1 1 0,3 3 SD 20 10 30 8,7 4 SMP 15 12 27 7,8 5 SMA 49 58 107 31 6 Akademi/Sarjana Muda 9 16 25 7,2 7 S1 35 39 74 21,4 8 S2 11 5 16 4,6 9 S3 8 2 10 3 Jumlah 168 177 345 100 Sumber: Profil Perumahan Graha Puspa Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan masyarakat di Perumahan Graha Puspa yaitu 0,3% TK, 8,7% SD, 7,8% SMP, 31% SMA, akademi/sarjana muda 7,2%, S1 21,4%, S2 4,6%, S3 3%, dan sisanya sebanyak 16% yang belum sekolah.

66 4.1.4 Status Sosial Status sosial suatu masyarakat dapat dilihat dari mata pencahariannya. Berikut tabel jenis mata pencaharian masyarakat di Perumahan Graha Puspa: Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Komplek Graha Puspa Berdasarkan Status Sosial Tahun 2009 No Status Sosial Laki-laki Perempuan Jumlah % 1. Wiraswasta 23 12 35 10 2. Ibu Tangga Rumah - 40 40 3. Pensiunan 13 3 16 4,5 4. PNS 11 7 18 5 5. Dokter 3 2 5 2 6. Pegawai Swasta 15 11 26 8 7. DPR 1-1 0,3 8. Pegawai BUMN 3 2 5 2 9. Arsitek 1-1 0,3 10. Advokat 1-1 0,3 11. Notaris - 1 1 0,3 12. Pegawai Telkom 1-1 0,3 13. Pelajar 96 99 195 56 Jumlah 168 177 345 100 Sumber: Profil Perumahan Graha Puspa Dari data di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar masyarakat di Perumahan Graha Puspa masih bersekolah, yaitu sebanyak 56%, wirawsasta 11%, pegawai swasta 8%, PNS 5%, dan sisanya bermatapencaharian sebagai dokter, arsitek, advokat, notaris dan anggota DPR. 11

67 4.1.5 Spesifikasi Objek Penelitian Sepesifikasi objek penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga yang bertempat tinggal di Perumahan Graha Puspa Desa Sukajaya Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 81 dan yang dijadikan sampel sebanyak 50 kepala keluarga. 4.2 Gambaran Khusus Hasil Penelitian 4.2.1 Karakteristik Responden Karakteristik distribusi responden yang berhasil diperoleh adalah berdasarkan jenis mata pencaharian. Berikut dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Mata pencaharian No Jenis Mata Pencaharian Frekuensi % 1 PNS 7 14 2 Wiraswasta 22 44 3 Pegawai Swasta 19 38 4 Pegawai BUMN 2 4 Jumlah 50 100 Sumber: Data Angket Penelitian (diolah) Berdasarkan tabel di atas, distribusi responden hanya dibagi ke dalam empat mata pencaharian agar data yang diperoleh bervariasi, terdiri dari PNS 14%, wiraswasta 44%, pegawai swasta 38%, dan pegawai BUMN 4%.,mata pencaharian tersebut merupakan mata pencaharian terbanayk yang ada di Perumahan Graha Puspa.

68 4.3 Gambaran Variabel Penelitian Penelitian yang dilakukan terdiri dari empat variabel yang terbagi menjadi tiga variabel bebas dan satu variabel terikat. Ketiga variabel bebas tersebut adalah Pendapatan (X 1 ), pajak (X 2 ), dan demontration effect (X 3 ) sedangkan variabel terikat adalah marginal propensity to save atau MPS (Y). Berikut akan diuraikan secara terperinci untuk masing-masing variabel. 4.3.1 Pendapatan Pendapatan adalah sejumlah balas jasa yang diterima seseorang dari kegiatan produksinya atau usahanya. Factor yang paling mempengaruhi terhadap pengeluaran konsumsi masyarakat adalah pendapatan. Menurut Keynes tabungan adalah pendapatan yang dikurangi pengeluaranpengeluaran konsumtif. Berikut rata-rata pendapatan yang diperoleh responden pada tahun 2007-2008: Tabel 4.5 Jawaban Responden Untuk Rata-rata Pendapatan Tahun 2007-2008 No Pendapatan Frekuensi % 1 50.000.000 1 2 2 51.000.000 100.000.000 20 40 3 101.000.000 150.000.000 20 40 4 151.000.000 200.000.000 5 10 5 201.000.000 4 8 Jumlah 50 100 Sumber : Data Angket Penelitian (data diolah)

69 Berdasarkan data di atas rata-rata pendapatan paling tinggi dengan persentasi 40% yaitu antara Rp.51.000.000 - Rp.100.000.000 dan antara Rp.101.000.000 Rp.150.000.000, 10% antara Rp.151.000.000 Rp.200.000.000, pada kisaran Rp.201.000.000 sebesar 8%. Sedangkan untuk pendapatan terendah sebesar 2% yaitu berkisar Rp.50.000.000. 4.3.2 Pajak Kebijakan fiskal yang dilakukan oleh pemerintah salah satunya adalah penetapan pajak. Pajak yang dibayarkan oleh masyarakat tentu akan menyebabkan menurunnya pendapatan yang berdampak terhadap berkurangnya konsumsi dan tabungan masyarakat. Berikut jawaban responden atas besarnya pajak yang harus dibayar setiap tahun: Tabel 4.6 Jawaban Responden Untuk Rata-rata Pengeluaran Pajak Tahun 2007-2008 No Pajak Frekuensi % 1 2.500.000 14 28 2 2.600.000 5.000.000 13 26 3 5.100.000 7.500.000 10 20 4 7.600.000 10.000.000 5 10 5 10.100.000 8 16 Jumlah 50 100 Sumber: Data Angket Penelitian (diolah)

70 Berdasarkan data di atas, pengeluaran pajak terbesar sebesar 28% yaitu Rp.2.500.000, dan terendah anntara Rp.7.600.000 Rp.10.000.000 sebesar 10%. Sisanya sebesar 26% pada kisaran antara Rp.2.600.000 Rp.5.000.000, 20% antara Rp.5.100.000 Rp.7.500.000, dan 16% pada kisaran 10.100.000. 4.3.3 Demontration Effect Duesenberry (Muana Nanga, 2000:114) demonstration effect adalah masyarakat berpendapatan rendah cenderung meniru atau mengkopi pola konsumsi dari masyarakat yang ada di sekelilingnya yang cenderung menaikkan pengeluaran konsumsinya. Menurut ML.Jhingan (Suryana, 2000: 39) demonstration effect tidak hanya mengurangi kemampuan untuk menabung, tetapi juga mempersulit pemerintah dalam menggunakan keuangan Negara sebagai sarana pembentukkan modal. Disini terlihat Negara akan mengeluarkan sejumlah dana karena adanya permintaan barang-barang tertentu dari masyarakat sebagai akibat dari mengkopi kehidupan masyarakat luar negeri. Di bawah ini jawaban responden untuk rata-rata pengeluaran konsumsi barang mewah:

71 Tabel 4.7 Jawaban Responden Untuk Rata-rata Pengeluaran Konsumsi Barang Mewah (Demontration Effect) Tahun 2007-2008 No Demontration Effect Frekuensi % 1 7.500.000 7 14 2 7.600.000 15.000.000 23 46 3 15.100.000 22.500.000 16 32 4 22.600.000 30.000.000 2 4 5 30.100.000 2 4 Jumlah 50 100 Sumber: Data Angket Penelitian (diolah) Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa pengeluaran untuk konsumsi barang mewah (demontration effect) tertinggi yaitu sebesar 46% berada pada kisaran antara Rp.7.600.000 Rp.15.000.0000, dan terendah yaitu sebesar 4% pada kisaran antara Rp.22.600.000 Rp.30.000.000 dan pada kisaran Rp.30.100.000. Sisanya sebesar 32% pada kisaran Rp.15.100.000 Rp.22.500.000, dan 14% pada kisaran Rp.7.500.000. 4.3.4 Marginal Propensity to Save (MPS) Marginal Propensity To Save atau MPS adalah angka pecahan yang menunjukkan besarnya kenaikan pendapatan yang ditabung, atau dapat juga didefinisikan sebagai kecenderungan untuk menabung marginal sebagai pertambahan dalam penabungan yang disebabkan karena sesuatu pertambahan sebesar Rp. 1 dalam pendapatan (Sadono Sukirno: 2002).

72 Perekonomian masyarakat dapat dikatakan berjalan dengan stabil apabila pendapatan yang diperoleh masyarakat mengalami peningkatan atau minimal berada pada kondisi yang stabil. Dari besarnya pendapatan yang diperoleh tersebut, hendaknya masyarakat dapat menyisihkan dari sebagian pendapatannya untuk ditabung, karena tabungan masyarakat adalah salah satu sumber investasi yang dapat digunakan untuk menjalankan pembangunan, semakin besar tabungan masyarakat, tingkat investasi pun semakin besar dan semakin tinggi pula kesempatan untuk melaksanakan pembangunan diberbagai sector. Dengan meningkatnya pendapatan masyarakat maka akan merangsang meningkatnya jumlah tabungan masyarakat dan kecenderungan masyarakat untuk mengkonsumsi akan menjadi berkurang. Berikut data Marginal Propensity to Save masyarakat di perumahan Graha Puspa, yang diambil dari jawaban responden tentang besarnya pendapatan yang mereka peroleh, dan jumlah tabungan yang mereka simpan di Bank.

73 Tabel 4.8 Perbandingan Perubahan Pendapatan dan Perubahan Tabungan (Marginal Propensity to Save atau MPS) No Pendapatan (Y) Y Tabungan (S) S MPS (dalam ribuan) (dalam (dalam ribuan) (dalam ( S/ Y) 2007 2008 ribuan) 2007 2008 ribuan) 1 60000 72000 12000 2000 3000 1000 0,08 2 85000 96000 11000 2500 3000 500 0,05 3 126000 144000 18000 5000 7500 2500 0,14 4 78000 72000-6000 2400 1500-900 0,15 5 120000 108000-12000 5000 6000 1000 0,08 6 162000 180000 18000 12000 12000 0 0 7 108000 120000 12000 12000 15000 3000 0,25 8 216000 240000 24000 12500 15000 2500 0,1 9 60000 60000 0 12000 10000-2000 0 10 96000 90000-6000 5000 4000-1000 0,17 11 44400 54000 9600 6000 9000 3000 0,06 12 42500 60000 17500 8000 9000 1000 0,06 13 96000 120000 24000 6000 7500 1500 0,06 14 72000 78000 6000 5000 6000 1000 0,16 15 54000 60000 6000 5000 6000 1000 0,16 16 54000 66000 12000 7500 9000 1500 0,12 17 96000 110400 14400 12000 15000 3000 0,2 18 120000 132000 12000 18000 17500-500 0,12 19 108000 126000 18000 12000 15000 3000 0,16 20 114000 132000 18000 18000 24000 6000 0,3 21 138000 156000 18000 21000 24000 3000 0,16 22 144000 168000 24000 27000 33000 6000 0,25 23 228000 252000 24000 36000 40000 4000 0,16 24 252000 276000 24000 30000 32000 2000 0,08 25 140000 153000 13000 12000 15000 3000 0,23 26 102000 114000 12000 9000 12000 3000 0,25 27 72000 90000 18000 7500 9000 1500 0,08 28 66000 78000 12000 8000 9000 1000 0,08 29 132000 120000-12000 12000 10000-2000 0,16 30 90000 96000 6000 6000 7500 1500 0,25 31 150000 168000 18000 3000 36000 33000 0,3 32 180000 192000 12000 32000 36000 4000 0,3 33 168000 186000 18000 21000 24000 3000 0,16 34 126000 108000-1800 18000 12000-6000 0,3 35 96000 110400 14400 10000 15000 5000 0,35

74 36 117000 126000 9000000 9000 10000 1000 0,1 37 114000 132000 18000000 18000 24000 6000 0,3 38 102000 114000 12000000 9000 12000 3000 0,25 39 126000 144000 18000000 5000 7500 2500 0,14 40 96000 90000-6000000 5000 4000-1000 0,16 41 140000 153000 13000000 18000 21000 3000 0,23 42 234000 252000 18000000 25000 30000 5000 0,27 43 72000 90000 18000000 7500 9000 1500 0,1 44 156000 138000-18000000 21000 17500-3500 0,19 45 75000 90000 15000000 18000 21000 3000 0,2 46 42500 60000 17500000 8000 9000 1000 0,05 47 60000 72000 12000000 2000 3000 1000 0,08 48 51120 52920 1800000 6800 7200 400 0,2 49 66000 78000 12000000 8000 9000 1000 0,08 50 96000 110400 14400000 7500 8500 1000 0,7 Sumber: Data Angket Penelitian (diolah) Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kecenderungan menabung masyarakat di Perumahan Graha Puspa sangat beragam, nilai MPS terbesar yaitu sebesar 0,27, yang mana responden tersebut bermatapencaharian sebagai wiraswasta. Tingginya nilai MPS ini karena responden mengalami kenaikan dalam pendapatannya, sehingga jumlah pendapatan yang disisihkan untuk ditabung pun mengalami peningkatan.

75 4.4 Analisis Data Hasil Penelitian 4.4.1 Uji Normalitas Sebaran Data Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal (data terbesar secara normal). Distribusi data dikatakan tersebar secara normal apabila nilai sig > α. Sebaliknya, data dikatakan tidak tersebar secara normal apabila nilai sig < α. Berdasarkan pengolahan data dengan bantuan SPSS (Statistical Product and service sollution) yang dilakukan dengan menggunakan rumus One Sample Kolmogorov-Smirnov, diperoleh hasil bahwa semua data dalam penelitian ini adalah normal. Sebab, nilai signifikansi masing-masing variabel yakni pendapatan (X1) sebesar 0,952, pajak (X2) sebesar 0,209, demontration effect (X3) sebesar 0,309, dan variabel Marginal Propensity to Save (Y) sebesar 0,246. Dengan demikian, karena signifikansi semua variabel > α (0,05) maka data semua variabel dapat dikatakan berdistribusi normal sehingga layak untuk dianalisis dengan menggunakan statistik parametrik yaitu analisis regresi. Hasil pengujian data yang dilakukan dengan One-Sample Kolmogorov-Smirnov sebagaimana telah diuraikan di atas dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas dengan One- Sample Kolmogorov - Smirnov Variabel Signifikansi Keterangan Pendapatan (X1) Pajak (X2) Demontration Effect (X3) MPS (Y) 0,952 0,209 0,309 0,246 Normal Normal Normal Normal

76 4.4.2 Hasil Estimasi Regresi Berganda Analisis dalam model penelitian ini berupa model regresi linear berganda. Analisis ini digunakan untuk mengetahui kontribusi masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui besarnya pengaruh pendapatan, pajak dan demontration effect terhadap tingkat marginal propensity to save (MPS) masyarakat di komplek Graha Puspa Desa Sukajaya Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Hasil analisis regresi atas tiga variabel independen terhadap variabel dependen dalam penelitian ini adalah sebagaimana akan diuraikan berikut ini. a. Uji Koefisien Determinasi Hasil uji koefisien determinasi dalam model persamaan regresi ini adalah sebagaimana ditunjukkan tabel 4.12 berikut. Tabel 4.10 Koefisien Determinasi antara Variabel X dengan Variabel Y Model Summary b Adjusted R Std. Error of Durbin- Model R R Square Square the Estimate Watson 1.715 a.511.479.08221 1.521 a. Predictors: (Constant), DE, Pajak, Pendapatan b. Dependent Variable: MPS Sumber: hasil perhitungan dengan SPSS Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwa Nilai R 2 adalah sebesar 0,511. Hal ini menunjukkan bahwa koefisien determinasi variabel-variabel independen terhadap variabel dependen adalah sebesar 51,1%. Dengan kata lain, hal ini berarti besarnya sumbangan variabel independen (pendapatan, pajak dan demontration

77 effect) terhadap variabel Y adalah sebesar 51,1% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain sebesar 48,9%. b. Model Persamaan Regresi Hasil analisis data menunjukkan bahwa hasil analisis statistik atas tiga variabel X terhadap variabel Y menghasilkan persamaan regresi sebagaimana ditunjukkan tabel berikut. Tabel 4.11 Nilai Penduga Koefesien Regresi Variabel Koefisien Nilai t hitung Sig Ket (Constant) -1,382 - X1 0,136 3,919 0,000 Signifikan X2-0,007-0,336 0,738 Tidak signifikan X3-0,053-2,129 0,039 signifikan Berdasarkan Tabel di atas dapat dibuat persamaan regresi linear berganda sebagai berikut : Y = -1,382 + 0,136X1 0,007X2 0,053X3 R 2 = 0,511 Berdasarkan persamaan regresi yang dihasilkan, nilai konstanta sebesar -1,382 berarti bahwa tanpa adanya pendapatan (X1), pajak (X2) dan demontration effect (X3), Marginal Propensity to Save masyarakat di komplek Graha Puspa Desa Sukajaya Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat adalah sebesar -1,382. Koefisien 0,136 pada pendapatan (X1) menunjukkan bahwa apabila pendapatan naik sebesar satu satuan, maka tingkat MPS masyarakat akan meningkat sebesar 0,136 satuan. Artinya, semakin tinggi jumlah pendapatan,

78 maka semakin tinggi pula Marginal Propensity to Save masyarakat dengan asumsi cateris paribus. Bentuk pengaruh pajak (X2) terhadap marginal propensity to save masyarakat di Indonesia (Y) adalah negatif dengan koefisien regresinya adalah -0,007. Apabila Pajak meningkat sebesar satu satuan, maka marginal propensity to save masyarakat di Indonesia akan menurun pula sebesar 0,007 satuan. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi pajak maka marginal propensity to save masyarakat di Komplek Graha Puspa akan semakin rendah dengan asumsi cateris paribus. Adapun bentuk pengaruh Demontration Effect (X3) terhadap marginal propensity to save di Komplek Graha Puspa (Y) adalah negatif dengan koefisien regresinya adalah -0,053. Apabila tingkat demontration effect masyarakat secara nominal meningkat sebesar satu satuan, maka marginal propensity to save masyarakat akan menurun sebesar 0,053 satuan. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat demontration effect masyarakat, maka marginal propensity to save masyarakat akan semakin rendah dengan asumsi cateris paribus. c. Uji Signifikansi 1) Uji F beikut: Hasil uji F atas model persamaan regresi yang dihasilkan adalah sebagai Tabel 4.12 Hasil Uji F Model F hitung F Tabel Sig. Keterangan 1 15,998 3,489 0,000 Signifikan Sumber: hasil perhitungan dengan SPSS

79 Uji hipotesis melalui uji F diperoleh melalui tabel anova. Pada tabel di atas tampak bahwa nilai F test adalah sebesar 15,998 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.000. Uji hipotesis dilakukan dengan membandingkan antara F hitung terhadap F tabel dengan langkah-langkah sebagaimana telah diuraikan pada bagian sebelumnya. Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwa nilai F hitung sebesar 15,998 > F tabel sebesar 3,489. Oleh karena itu, maka semua variabel secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap marginal propensity to save masyarakat di komplek Graha Puspa Desa Sukajaya Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. 2) Uji t Hasil pengujian pengaruh masing-masing variabel secara parsial terhadap kecenderungn menabung marginal (marginal propensity to save) masyarakat adalah sebagaimana ditunjukkan tabel berikut. Tabel 4.13 Hasil Uji t Variabel Independen T hitung t tabel Sig. Keterangan pendapatan (X1) 3,919 2,000 0,000 Signifikan Pajak (X2) 0,336 2,000 0,738 Tidak Signifikan Demontration Effect (X3) 2,129 2,000 0,039 Signifikan sumber : hasil perhitungan dengan SPSS

80 Terima H a tolak H 0 (signifikan) Terima H a tolak H 0 (signifikan) Tolak H a terima H 0 (tidak signifikan) -2 0,336 2 2,129 3,919 Gambar 4.1 Hasil Uji t (uji dua arah) Berdasarkan gambar di atas, tampak bahwa hasil uji t pada variabel pendapatan (X1) dan variabel demontration effect (X3) signifikan. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai t hitung pada masing-masing variabel yaitu 3,919, dan 2,129 berada di daerah penerimaan H a dan menolak H 0, yaitu lebih besar daripada t tabel sebesar 2,000. Dengan demikian, maka H 0 ditolak dan H a diterima. Artinya kedua variabel tersebut yakni pendapatan (X1) dan Demontration Effect (X3) secara parsial memiliki pengaruh yang sigifikan terhadap Marginal Propensity to Save masyarakat. Adapun untuk variabel pajak, tampak bahwa nilai t hitung sebesar 0,336 berada di daerah penerimaan H 0 dan menolah H a. Nilai t hitung lebih kecil daripada 2,000 dan lebih besar daripada -2,000. Dengan demikian, khusus untuk variabel X2 (pajak), H 0 diterima dan H a ditolak. Artinya variabel pajak (X2) secara parsial tidak memiliki pengaruh yang sigifikan terhadap Marginal Propensity to Save masyarakat.

81 d. Uji Asumsi Klasik 1) Multikolinieritas Satu dari asumsi model regresi linier klasik adalah bahwa tidak terdapat multikolinieritas diantara variabel-variabel independent yang termasuk dalam model. Istilah multikolinieritas menunjukkan adanya derajat kolinieritas yang tinggi diantara variabel-variabel bebas. Bila variabel-variabel bebas berkorelasi secara sempurna, maka koefisien regresi dari variabel bebas tidak dapat ditentukan dan memiliki standar error yang tak hingga. Namun, apabila keterkaitan linier ini kurang sempurna, maka meskipun koefisien regresi dapat ditentukan, tetapi memiliki standar error yang sangat besar, yang berarti koefisien regresi tidak dapat diestimasi dengan tingkat akurasi yang tinggi. Tabel 4.14 Nilai VIF & Tolerance Collinearity Statistic Model Tolerance VIF I Pendapatan 0,619 1,617 Pajak 0,890 1,123 Demontration Effect 0,673 1,486 sumber : hasil perhitungan dengan SPSS Salah satu alternatif untuk mendeteksi multikolinieritas yaitu melalui faktor varian inflasi (VIF, Variance Inflation Factor) yang bisa dilihat pada tabel di atas. Hasil pengolahan data menunjukkan nilai VIF untuk variabel X1 (pendapatan), X2 (pajak), dan X3 (demontration effect) adalah sebesar 1,617, 1,123, dan 1,486. Karena nilai VIF dari semua variabel bebas adalah kecil, yaitu di bawah 5, dengan demikian variabel-variabel tersebut tidak mempunyai persoalan multikolinieritas.

82 2) Heteroskedastisitas Beberapa akibat yang ditimbulkan akibat adanya heteroskedastisitas (Sumodiningrat, 1994:266) : a) Penaksir-penaksir OLS tidak akan bias (unbiased) b) Artinya, penaksir-penaksir kuadrat terkecil adalah unbiased, sekalipun dalam kondisi heteroskedastisitas. Hal ini disebabkan karena di sini tidak digunakan asumsi homoskedastisitas. c) Varian dari koefisien-koefisien OLS salah. d) Penaksir-penaksir OLS akan menjadi tidak efisien. Kriteria pengujian untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastis bisa dilakukan melalui analisis grafik hasil output SPSS dengan kriteria berikut : 1) Jika grafik mengikuti pola tertentu misal linier, kuadratik atau hubungan lain berarti pada model tersebut terjadi heteroskedastisitas. 2) Jika pada grafik plot tidak mengikuti pola atau aturan tertentu maka pada model tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil pengujian SPSS menghasilkan grafik sebagai berikut :

83 Scatterplot Dependent Variable: MPS Regression Standardized Residual 4 2 0-2 -3-2 -1 0 1 2 Regression Standardized Predicted Value Gambar 4.2 Uji Heteroskedastis Grafik plot untuk model regresi di atas tidak menunjukkan pola tertentu sehingga tidak terjadi heterokedastisitas. 3) Autokorelasi Pengujian yang digunakan untuk mengetahui autokorelasi adalah dengan uji Durbin-Watson. Hasil pengujian Durbin-Watson dengan bantuan SPSS diperoleh nilai Durbin-Watson 1,521. Nilai d U = 1,67dan d L = 1,42 pada k = 3 dan n = 50 dan taraf signifikansi 5%. Berdasarkan kriteria penentuan adanya autokorelasi atau tidak dalam model yang telah dibahas pada bab III, maka nilai d W berada pada rentang 0<d<du atau 0<1,521<1,67 diperoleh model pada daerah keragu-raguan (tidak ada autokorelasi positif).

84 Menolak H 0 Bukti Autokorelasi Menolak H 0 Bukti Autokorelasi Daerah keraguraguan Menerima H 0 Daerah keraguraguan 0 1,42 1,52 1,67 2 2,3 2,58 4 Gambar 4.3 Uji Durbin Watson 4.5 Pembahasan Pembahasan ini dilakukan berdasarkan hasil penelitian yang telah didapat dari lapangan beserta kajian teori yang telah dijelaskan dalam bab II. Pembahasan dalam penelitian ini bertujuan untuk menerangkan dan menginterprestasikan hasil penelitian dan tujuan penelitian. Setelah dilakukan analisis tehadap masing-masing variabel kemudian dilakukan perhitungan analisis regresi untuk melihat pengaruh dan kontribusi masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat, berikut adalah pembahasannya.

85 4.5.1 Pengaruh Pendapatan Terhadap Marginal Propensity to Save (MPS) Masyarakat Berdasarkan hasil uji hipotesis yang dilakukan ditemukan bahwa pendapatan, mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap marginal propensity to save masyarakat. Hal ini mengindikasikan bahwa marginal propensity to save masyarakat ditentukan oleh tinggi rendahnya persentase pendapatan yang diperoleh. Dengan kata lain naik turunnya pendapatan akan berpengaruh terhadap marginal propensity to save masyarakat. Apabila pendapatan naik maka hal tersebut akan mengkibatkan marginal propensity to save masyarakat juga naik, sebaliknya apabila pendapatan turun maka tingkat marginal propensity to save masyarakat juga akan mengalami penurunan. Menurut Keynes tabungan adalah pendapatan yang dikurangi pengeluaran-pengeluaran konsumtif. Oleh karena itu, pendapatan merupakan faktor yang mempengaruhi terhadap tabungan. Tabungan merupakan bagian dari pendapatan yang tidak dikonsumsikan, maka menurut Keynes tabungan merupakan fungsi dari pendapatan. Pendapatan yang digunakan dalam hipotesis tersebut merupakan pendapatan absolute. Pendapatan absolute ini didefinisikan sebagai pendapatan nasional yang terjadi atau current income, bukannya pendapatan yang terjadi sebelumnya (Y t-1 ), bukan pula pendapatan yang diramalkan terjadi di masa datang (Y t+1 ). Pendapatan itu sendiri dapat berupa Pendapatan Domestik Bruto (PDB) atau juga pendapatan domestik bruto perkapita dan tabungan masyarakat perkapita (Arwansyah, 2003).

86 Menurut Keynes tidak seluruh bagian pendapatan yang diterima seseorang akan digunakan untuk konsumsi, melainkan sebagian akan disimpan sebagai tabungan (saving). Lebih jauh dikatakan bahwa perilaku konsumsi dan menyimpan dari seseorang sangat dipengaruhi oleh pendapatannya. Suatu kenaikan dalam pendapatan akan meningkatkan konsumsi dan tabungan. Dengan demikian ada hubungan yang positif antara pendapatan nasional dengan tabungan (saving). 4.5.2 Pengaruh Pajak Terhadap Marginal Propensity to Save (MPS) Masyarakat Berdasarkan hasil uji hipotesis yang dilakukan ditemukan bahwa hubungan antara pajak dengan marginal propensity to save bersifat negatif. Hal ini berarti bahwa jika pajak meningkat, maka marginal propensity to save masyarakat akan turun. Sadono Sukirno (2004) mengemukakan bahwa penurunan pendapatan disposibel atau pendapatan nasional yang telah dikurangi oleh pajak akan mengurangi konsumsi dan tabungan rumah tangga. Namun demikian, hasil uji signifikansi secara parsial menunjukkan bahwa pajak tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap marginal propensity to save masyarakat. Hal ini mengindikasikan bahwa marginal propensity to save masyarakat tidak begitu ditentukan oleh tinggi rendahnya pajak.

87 Secara makro pengenaan pajak akan mengurangi tingkat pendapatan yang siap dibelanjakan (disposable income) dan tentu mengurangi tingkat konsumsi dan tingkat tabungan masyarakat. Turunnya konsumsi (C) dan tabungan (S) masyarakat akan ditentukan oleh hasrat konsumsi marginal (MPC) dan hasrat tabungan marginal (MPS), dimana MPC+MPS=1. Pajak mempunyai pengaruh terhadap kemampuan dan kemauan untuk bekerja, konsumsi, menabung, maupun untuk investasi (www.angkringanmaswied.blogspot.com). Berbeda dengan pendapat Friedman (Thomas F. Dernberg, 1998) yang dikutip oleh Dewi Chahyani (2005), yang mengatakan bahwa kenaikan konsumsi akibat penurunan tingkat pajak sangat kecil pengaruhnya. Akan tetapi pengurangan pajak yang besar akan mempunyai pengaruh langsung terhadap pembelanjaan masyarakat. Yang menjadi alasan mengapa pajak tidak tidak berpengaruh signifikan dalam penelitian ini, yaitu karena kekayaan responden yang terkena pajak dibayar dalam jangka waktu tahunan seperti pajak kendaraan bermotor, pajak bumi dan bangunan. Responden telah mengantisipasi sebelumnya akan adanya beban pajak yang harus dibayar, sehingga bentuk antisipasi tersebut dengan menyisihkan pendapatan yang diperoleh dalam rangka untuk membayar pajak, sehingga pendapatan yang digunakan untuk konsumsi dan tabungan tidak terpengaruhi dengan adanya pengeluaran pajak.

88 4.5.3 Pengaruh Demontration Effect Terhadap Marginal Propensity to Save (MPS) Masyarakat Berdasarkan hasil uji hipotesis yang dilakukan ditemukan bahwa hubungan antara demontration effect dengan marginal propensity to save bersifat negatif. Hal ini berarti bahwa jika tingkat demontration effect masyarakat meningkat, maka marginal propensity to save masyarakat akan turun. Selain itu, diketahui bahwa demontration effect, mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap marginal propensity to save masyarakat. Hal ini mengindikasikan bahwa marginal propensity to save masyarakat ditentukan oleh tinggi rendahnya demontration effect. Dengan kata lain naik turunnya demontration effect akan berpengaruh terhadap marginal propensity to save masyarakat. Apabila demontration effect meningkat, maka hal tersebut akan mengkibatkan marginal propensity to save masyarakat turun, begitu pula sebaliknya. Dengan adanya demonstration effect maka konnsumsi masyarakat akan meningkat. Sehingga kemampuan masyarakat untuk menabung menjadi berkurang. Seperti yang diungkapkan oleh ML.Jhingan (Suryana, 2000: 39) bahwa demonstration effect tidak hanya mengurangi kemampuan untuk menabung, tetapi juga mempersulit pemerintah dalam menggunakan keuangan Negara sebagai sarana pembentukkan modal.

89 4.6. Implikasi Pendidikan Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya, pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia dan keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Setiap penelitian yang dilakukan pada akhirnya akan memberikan pengaruh terhadap berbagai bidang. Dalam penelitian yang dilakukan penulis diarahkan agar memberikan implikasi (pengaruh) khususnya pada bidang pendidikan. Dengan adanya hasil penelitian ini dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya bidang kajian ekonomi, dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Masalah yang diangkat dalam penelitian ini menyangkut tentang kecenderungan menabung marginal (Marginal Propensity to Save) masyarakat di Komplek Graha Puspa desa Sukamaju Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, yang mana rata-rata nilai MPS masih rendah bila dibandingkan dengan pendapatan yang mereka peroleh. Oleh karena itu, melalui penelitian ini kemudian dianalisis serta dicari factor-faktor social ekonomi yang mempengaruhi terjadinya masalah kurangnya hasrat menabung dalam masyarakat, dan pada akhirnya factorfaktor tersebut dijadikan sebagai penyelesaian dari permasalahan yang muncul.

90 Implikasi hasil penelitian terhadap pendidikan akan secara nyata dan jelas dari kesimpulan hasil penelitian di bawah ini: 1. Variabel pandapatan besar pengaruhnya terhadap besar kecilnya tabungan yang dilakukan masyarakat. Oleh karena itu agar tingkat tabungan masyarakat tinggi maka harus meningkatkan pendapatan. 2. Variabel pajak tidak berpengaruh terhadap besar kecilnya tabungan yang dilakukan oleh masyarakat, khususnya di Komplek Graha Puspa. Namun secara teori variabel pajak ini berpengaruh terhadap konsumsi dan tabungan masyarakat. 3. Variabel Demontration Effect berpengaruh terhadap tabungan tabunagn masyarakat, apabila Demontration Effect tinggi maka tabungan masyarakat akan turun. Sehingga untuk meningkatkan tabungan maka masyarakat harus dapat melakukan pengelolaan terhadap keuangannya sehingga pendapatan yang diperoleh dapat digunakan dengan sebaik-baiknya. Hendaknya masyarakat jangan berperilaku konsumtif, hal tersebut juga dilarang oleh agama yang tercantum dalam Q.S Al Isra : 26 bahwa...dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Berdasarkan ayat tersebut, maka hendaknya kita jangan bersikap hidup yang boros dalam membelanjakan harta yang kita miliki. Gunakanlah harta yang dimiki dengan sebaik-baiknya. Sisipkan sebagian dari pendapatan untuk ditabung. Hal tersebut bisa dimulai dari pendidikan kepada anak-anak sejak dini, biasakanlah agar bersikap hidup yang hemat dan belajar untuk berusaha menyisihkan sebagian dari harta untuk ditabung karena akan sangat berguna di masa depan.