ANALISIS KARAKTERISTIK USIA LANJUT BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI DI POSYANDU LANSIA DUSUN WONOGIRI JATIREJO LENDAH KULON PROGO

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG OSTEOPOROSIS DENGAN PERILAKU MENGKONSUMSI MAKANAN BERKALSIUM DI PANTI WREDHA X YOGYAKARTA

HUBUNGAN POLA MAKAN, GENETIK DAN KEBIASAAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN OVERWEIGHT PADA MAHASISWA KEPERAWATAN S1 DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

DAFTAR PUSTAKA. 1. Wardha, Nahendra. Mereka Lansia Mereka Berdaya.

PENGARUH KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS LANSIA TERHADAP STATUS GIZI LANSIA DI KELURAHAN MERANTI PANDAK PEKANBARU

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 : PENDAHULUAN. penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Salah satu indikator

HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI MENOPAUSE PADA USIA PREMENOPAUSE DI KAUMAN RT. 49 NGUPASAN GONDOMANAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN KARAKTERISTIK LANSIA DENGAN TINGKAT KEMAMPUAN AKTIVITAS DASAR PADA LANSIA DI DESA SIDOAGUNG KECAMATAN GODEAN YOGYAKARTA 2010 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Kemajuan

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI UMUR 1-6 BULAN DI DESA TEGALARUM KECAMATAN BOROBUDUR KABUPATEN MAGELANG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi energi pada kelompok umur 56 tahun ke atas yang. mengkonsumsinya di bawah kebutuhan minimal di provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya umur harapan hidup ini mengakibatkan jumlah penduduk lanjut usia meningkat pesat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH ANTICIPATORY GUIDANCE TERHADAP PRAKTIK TOILET TRAINING PADA ORANG TUA DENGAN ANAK USIA BULAN DI DESA PANDOWOHARJO SLEMAN YOGYAKARTA

Hubungan Tingkat Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Pada Lansia Di Posyandu Bina Keluarga Karang Wreda Kusuma Kecamatan Mojoroto Kota Kediri

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi (Paramurthi, 2014). Pada tahun 2014, lebih dari 1,9 miliar

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BAIK DAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAYO SELINCAH KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas dapat di definisikan sebagai kelebihan berat badan, yang dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup anak sangat tergantung pada orang tuanya (Sediaoetama, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. makronutrien maupun mikronutrien yang dibutuhkan tubuh dan bila tidak

HUBUNGAN POLA MAKAN IBU MENYUSUI DENGAN STATUS GIZI BAYI UMUR 0-6 BULAN DI BPS ATIK PUJIATI SUTARTO SLEMAN TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia harapan hidup orang Indonesia semakin meningkat seiring

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan utama dalam pembangunan suatu bangsa adalah membangun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipengaruhi oleh konsumsi makanan dan absorpsi yang diukur dari berat dan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu studi telah menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG DILAKUKAN HOME CARE

PENELITIAN GAMBARAN STATUS GIZI PADA ANAK BALITA USIA 1-5 TAHUN DI 8 POSYANDU PUSKESMAS KECAMATAN BABADAN PONOROGO

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

HUBUNGAN PHBS TATANAN RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN ISPA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TEMON II KULON PROGO TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan sukses di masa depan, demikian juga setiap bangsa menginginkan

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan kecerdasan anak. Pembentukan kecerdasan pada masa usia

Disusun Oleh : MIA JIANDITA

Nisa khoiriah INTISARI

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP IBU TENTANG KADARZI (KELUARGA SADAR GIZI) DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA KARANGSARI, KECAMATAN KEBUMEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi,

KUALITAS HIDUP WANITA LANSIA DI KELURAHAN PABATU KECAMATAN PADANG HULU TEBING TINGGI

HUBUNGAN USIA PENYAPIHAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DUKUH PUNDONG SRIHARDONO BANTUL YOGYAKARTA TAHUN INTISARI

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

HUBUNGAN IMT PADA DM TIPE II DENGAN KEJADIAN DISFUNGSI SEKSUAL PADA WANITA USIA SUBUR (15-49 TAHUN) DI PUSKESMAS BROMO MEDAN

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

BAB I PENDAHULUAN. membedakan menjadi dua macam usia, yaitu usia kronologis dan usia

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI IBU HAMIL TRIMESTER III DI POLI KEBIDANAN RSUD KOTA LANGSA TAHUN 2014

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Aribul Maftuhah

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi khususnya balita stunting dapat menghambat proses

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan pemeriksaan lain seperti antropometri, laboratorium dan survey. lebih tepat dan lebih baik (Supariasa dkk., 2002).

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA LANJUT USIA TENTANG DIET HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG.

BAB I PENDAHULUAN. tubuh untuk beradaptasi dengan stress lingkungan. Penurunan tersebut

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN LARUTAN GULA GARAM DENGAN PENANGANAN DIARE PADA IBU BALITA DI KRAJAN II SECANG MAGELANG

Kegiatan Pemberantasan Tuberkulosis Paru di Puskesmas Sakti Kabupaten Pidie Tahun 2010)

KARYA TULIS ILMIAH FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PENATALAKSANAAN DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

METODE Desain, Tempat dan Waktu Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai akibat dari kecenderungan pasar global, telah memberikan

I. PENDAHULUAN. tahun. Peningkatan penduduk usia lanjut di Indonesia akan menimbulkan

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi dimana pembuluh darah secara terus-menerus mengalami

STUDI STATUS DEPRESI PADA LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. Survei Antar Sensus BPS 2005 jumlah remaja di Indonesia adalah 41 juta jiwa,

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Ema Anggraeni

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

BAB I PENDAHULUAN. setelah diketahui bahwa kegemukan merupakan salah satu faktor risiko. koroner, hipertensi dan hiperlipidemia (Anita, 1995).

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

DINA PERTIWI KARYA TULIS ILMIAH. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. dari persentase pria dan wanita dari penduduk lanjut usia berdasarkan estimasi

PENGARUH PENYULUHAN MP ASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN MP ASI DI PUSKESMAS SAMIGALUH I

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh masalah kesehatan utama di dunia dan kelima teratas di negara

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT tidak membiarkan seseorang untuk tidak tidur dan akan. hilang di waktu tidurnya ( As-Aya rawi, 2001 ).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun Oleh : Hendra Yuda Pramanta

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TERHADAP DIET HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK

Oleh : R Noucie Septriliyana dan Wiwi Endah Sari Stikes A. Yani Cimahi

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7

BAB I PENDAHULUAN. menurun. World Health Organization (WHO) menggolongkan lansia

FAKULTAS KEPERAWATAN PROGRAM D IV BIDAN PENDIDIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN BONTO MANAI KELURAHAN ALLEPOLEA WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAU KABUPATEN MAROS

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIET PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS DENGAN TERAPI HEMODIALISIS DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA STRES, POLA MAKAN DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN TERJADINYA KEKAMBUHAN PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS BENDOSARI SUKOHARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan berat badan normal. Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG SEKSUALITAS DENGAN AKTIVITAS SEKSUAL PADA LANSIA DI DUSUN PANGGANG BUMIREJO LENDAH

ABSTRAK HUBUNGAN KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI DENGAN OBESITAS PADA ANAK USIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. penduduk, dan sekaligus menambah jumlah penduduk usia lanjut. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh

HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN PERSEPSI REMAJA PUTRI TENTANG PERNIKAHAN USIA DINI REMAJA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 BAMBANGLIPURO

BAB I PENDAHULUAN. killer) diantara pembunuh lainnya seperti diabetes, hiperkolesterolemia dan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2011

Transkripsi:

ANALISIS KARAKTERISTIK USIA LANJUT BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI DI POSYANDU LANSIA DUSUN WONOGIRI JATIREJO LENDAH KULON PROGO NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : FITRI SUBEKTI 090201002 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA 2013

ANALISIS KARAKTERISTIK USIA LANJUT BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI DI POSYANDU LANSIA DUSUN WONOGIRI JATIREJO LENDAH KULON PROGO NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Pada Program Pendidikan Ners-Program Studi Ilmu Keperawatan Di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta Disusun oleh : FITRI SUBEKTI 090201002 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA 2013

KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakaatuh Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul Analisis Karakteristik Usia Lanjut Berhubungan Dengan Status Gizi Di Posyandu Lansia Dusun Wonogiri Jatirejo Lendah Kulonprogo. Sholawat serta salam dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan orang-orang yang mengikuti beliau dengan benar hingga akhir zaman. Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah memberi kelancaran bagi tersusunnya skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat. selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta yang telah memberikan inspirasi untuk terselesaikannya skripsi ini dengan hasil yang baik. 2. Ery Khusnal, MNS. selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta yang telah memberikan masukan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini. 3. Ruhyana, S.Kep., Ns., MAN. selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini. 4. Ns. Suratini, M.Kep., Sp.Kep.Kom. yang telah memberikan masukan dan saran untuk menyempurnakan skripsi ini. 5. Ayah, ibu dan keluarga besar atas dorongan dan do anya yang senantiasa mengiringi. 6. Semua rekan mahasiswa keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta dan semua pihak yang telah membantu dan telah memberi dorongan kepada penulis sehingga tugas skripsi ini dapat diselesaikan. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan. Namun demikian, penulis berharap semoga karya ini bermanfaat bagi semua pihak. Wassalamu alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakaatuh Yogyakarta, 18 Juli 2013 Penulis

ANALISIS KARAKTERISTIK USIA LANJUT BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI DI POSYANDU LANSIA DUSUN WONOGIRI JATIREJO LENDAH KULON PROGO 1 Fitri Subekti 2, Ruhyana 3 INTISARI Latar Belakang: Proses menua dapat terlihat secara fisik pada tubuh, organ dan penurunan fungsi tubuh, seperti berkurangnya indera pengecapan, dan penciuman serta metabolisme basal menurun. Ketidakseimbangan status gizi usia lanjut dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Status gizi dapat dipengaruhi oleh karakteristik usia, jenis kelamin, status ekonomi, status kesehatan dan status tempat tinggal. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara usia, jenis kelamin, status ekonomi, status kesehatan dan status tempat tinggal dengan status gizi di posyandu Lansia dusun Wonogiri Jatirejo Lendah Kulon Progo. Metode Penelitian: Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif korelasional. Pendekatan waktu yang digunakan adalah cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan total sampling dengan 35 orang responden. Pengambilan data menggunakan kuesioner dan pengukuran IMT (Indeks Massa Tubuh). Analisis data menggunakan kendall tau pada derajat kesalahan 5% dan chi square. Hasil penelitian: Tidak ada hubungan antara faktor usia dengan status gizi lansia. Tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan status gizi lansia. Tidak ada hubungan antara status ekonomi dengan status gizi lansia. Ada hubungan antara status kesehatan dengan status gizi dengan hasil p 0.05. Tidak ada hubungan antara status tempat tinggal dengan status gizi lansia di posyandu lansia Dusun Wonogiri Jatirejo Lendah Kulon Progo. Simpulan: Ada hubungan antara status kesehatan dengan status gizi dan tidak ada hubungan antara usia, jenis kelamin, status ekonomi, dan status tempat tinggal dengan status gizi di posyandu lansia Dusun Wonogiri Jatirejo Lendah Kulon Progo. Kata kunci Kepustakaan Jumlah halaman : Karakteristik Usia Lanjut, Status gizi, Posyandu Lansia : 17 buku (2000-2012), 15 internet, 2 jurnal : xii, 68 halaman, 2 tabel, 2 gambar, 11 lampiran 1 1 Judul Skripsi 2 Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Aisyiyah Yogyakarta 3 Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Aisyiyah Yogyakarta

PENDAHULUAN Usia lanjut adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia tidak secara tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak-anak, dewasa, dan akhirnya menjadi tua (Azizah, 2011). Perkembangan penduduk usia lanjut jumlahnya cenderung meningkat. Pada tahun 2010 penduduk usia lanjut di Indonesia mencapai 23,9 juta jiwa atau sekitar 9,77% dengan umur harapan hidup 67,4 tahun. Sepuluh tahun kemudian, pada tahun 2020 diperkirakan penduduk usia lanjut di Indonesia mencapai 28,8 juta jiwa atau 11,34% dengan umur harapan hidup sekitar 71,1 tahun (Hamid, 2007). Di Indonesia, usia lanjut dimulai sejak usia 60 tahun sesuai dengan yang tertera pada Undang-Undang no: 13/1998 tentang Kesejahteraan Usia lanjut. WHO membagi umur tua sebagai berikut: usia 60 74 tahun disebut umur lanjut (elderly), usia 75 90 tahun disebut umur tua (old) dan usia di atas 90 tahun disebut umur sangat tua (very-old). Sedangkan Neugarten (1975) mengelompokkan umur : Young old : 55 75 tahun, Old old : > 75 tahun dan Oldest old : > 85 tahun. Jumlah yang cukup tinggi ini menjadikan usia lanjut sebagai kelompok penduduk yang memerlukan perhatian lebih dalam hal sosial, ekonomi, terutama kesehatan. Lansia termasuk kelompok yang paling rawan biologinya yaitu lebih mudah sakit serta lama penyembuhannya (Anonim, 2005). Proses menua dapat terlihat secara fisik pada tubuh dan berbagai organ serta penurunan fungsi tubuh serta organ tersebut. Perubahan ini dapat mempengaruhi status gizi pada masa tua antara lain metabolisme basal menurun, kebutuhan kalori menurun, status gizi lansia cenderung mengalami proses kegemukan atau obesitas. Fungsi pengecap atau penciuman menurun atau hilang, makan menjadi tidak enak dan nafsu makan menurun, akibatnya lansia menjadi kurang gizi (Herminaju, 2010). Selama proses penuaan lansia memerlukan gizi yang diperoleh dari makanan yang dikonsumsinya. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, proses penuaan sering kali disertai dengan peningkatan masa tubuh ataupun penurunan masa tubuh. Asupan gizi harus selalu diperhatikan untuk menjaga status gizi usia lanjut. Status gizi sendiri merupakan keadaan kesehatan akibat interaksi antara makanan, tubuh manusia dan lingkungan hidup manusia (Watson, 2003). Usia lanjut seperti juga tahapan-tahapan usia yang lain dapat juga mengalami keadaan gizi baik, gizi kurang atau gizi lebih. Kurangnya status gizi usia lanjut dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan fisik yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Pada usia lanjut perlu diwaspadai tentang penurunan status gizi, mengingat pevalensi malnutrisi yang tinggi dikalangan mereka yaitu sebesar 10-50% (Tamher & Noorkarsiani, 2009). Status gizi yang tidak dijaga dengan baik akan mengakibatkan permasalahan gizi. Masalah gizi kurang akan menimbulkan masalah kesehatan seperti resiko gizi buruk, yang akan berdampak pada kelemahan otot karena energi yang menurun dan resiko jatuh karena ketidakmampuan dalam mobilisasi (Watson, 2003). Sedangkan pada gizi lebih akan meningkatkan resiko gagal jantung, hipertensi dan stroke. Banyak hal yang dapat mempengaruhi status gizi usia lanjut seperti usia, jenis kelamin, status kesehatan, ekonomi, dan lingkungan. Lanjut usia adalah salah satu tahapan usia yang rentan mengalami gangguan kesehatan. Faktor jenis kelamin dapat mempengaruhi status gizi usia lanjut, dari penelitian ditemukan kejadian obesitas lebih sering ditemukan pada wanita dibanding pria dengan perbandingan 26,1% : 15,6% (Tamher & Noorkarsiani, 2009). Faktor ekonomi dapat mempengaruhi status gizi dalam hal pengguanan finansialnya. Lansia yang berpendapatan rendah seringkali harus memilih antara makanan, kegunaan, obat, dan perawatan medis serta

tempat tinggal, juga cara memanfaatkan sumber yang terbatas (Maas, 2011). Sekitar 20% lansia mengalami keterbatasan asupan nutrisi karena kemiskinan (Maas, 2011). Faktor lain yang bisa mempengaruhi adalah kesehatan lansia dikarenakan seiring berjalannya waktu lansia sering mengalami penyakit kronis. Penanganan dari penyakit kronis dapat membatasi asupan makanan. Faktor yang mempengaruhi dari segi lingkungan atau status tempat tinggal yaitu dikarenakan lansia tinggal sendiri. Lansia yang tinggal sendiri tetap memiliki banyak pilihan makanan tetapi lebih cenderung mengkonsumsi sedikit kalori (Maas, 2011). Faktor-faktor tersebut apabila tidak diperhatikan akan meningkatkan resiko gizi lebih ataupun gizi kurang yang keduanya dapat berdampak ke penyakit yang lebih berat. Hasil data dari studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di posyandu usia lanjut di dusun Wonogiri Jatirejo Lendah, Kulon Progo, diperoleh data jumlah usia lanjut sebanyak 35 orang. Dari pengamatan yang dilakukan 5 dari 10 lansia tampak mengalami ketidakseimbangan gizi, 2 dari 10 lansia tampak kurus dan 3 dari 10 tampak gemuk, dan ada lansia yang sampai dirujuk ke puskesmas karena gizinya sangat kurang. Dari keterangan yang didapat, diposyandu lansia belum pernah ada pengukuran status gizi. Pengukuran yang dilakukan hanya pengukuran berat badan saja. Bagi lansia masalah gizi dianggap biasa, mereka mengatakan pada orang tua memang seperti itu. Merujuk pada beberapa data tersebut, maka peneliti melakukan analisis karakteristik usia lanjut yang berhubungan dengan status gizi di posyandu lansia di Dusun Wonogiri Jatirejo Lendah Kulon Progo. METODE PENELITIAN Jenis penelitian: kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif korelasional yaitu penelitian yang dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabelvariabel yang berbeda dalam suatu populasi. Pendekatan waktu yang digunakan adalah cross sectional yaitu pengambilan data kedua variabel dilakukan dalam waktu yang bersamaan (Notoadmojdo,2010). Variabel penelitian: Variabel bebas dalam penilitian ini adalah karakteristik usia lanjut, yang meliputi usia, jenis kelamin, status ekonomi, status kesehatan, dan status tempat tinggal. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah status gizi usia lanjut. Populasi: Populasi pada penelitian ini adalah usia lanjut yang berusia 60 tahun atau lebih dari 60 tahun di posyandu usia lanjut dusun Wonogiri, lendah, Kulon Progo sebanyak 35 orang. Sampel yang terlibat dalam penelitian ini sebanyak 35 orang. Metode pengambilan sampel dengan menggunakan teknik total sampling. Teknik pengumpulan data: data karakteristik yang meliputi usia, jenis kelamin, ekonomi, status kesehatan, dan status tempat tinggal diambil menggunakan kusioner, sedangkan status gizi di ukur menggunakan IMT dengan standar depkes 2002 dengan kategori gizi kurang <18,5, normal 18,5 24,9, dan gizi lebih >24,9 Analisis data: Analisis data untuk usia, jenis kelamin, status kesehatan dan status tempat tinggal menggunakan uji statistic chi Square (X 2 ). Dikatakan berhubungan yang meyakinkan jika x 2 bernilai sama atau lebih besar dari harga kritik x 2 (x 2 hitung x kuadrat tabel) sesuai dengan taraf signifikan yang ditetapkan. Dikatakan tidak ada hubungan yang meyakinkan apabila x 2 hitung lebih kecil dari harga kritik x 2 dalam tabel signifikan yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2010). Analisis data yang digunakan untuk menghitung data status ekonomi menggunakan analisis kendall tau. Bila τ=0 berarti tidak ada hubungan antara kedua variabel

tersebut, dan jika τ>0 berarti ada hubungan dan signifikan antara dua variabel tersebut (Sugiyono, 2010). HASIL PENELITIAN Karakteristik Lansia : Tabel 4.1 Karakteristik Lansia yang berhubungan dengan Status Gizi di Posyandu lansia Dusun Wonogiri Jatirejo Lendah Kulon Progo Karakteristik Kategori Status gizi usia lanjut Total Kurang Normal Lebih f % f % f % f % Usia (Tahun) Lansia (60-74 th) Lansia tua (75-90) 6 2 25 8.3 8 3 33.3 12.5 5 0 20.8 0 19 5 79.1 20.9 Total 8 33.3 11 45.8 5 20.8 24 100 Jenis Kelamin Perempuan 5 20.8 8 33.3 4 16.6 17 70.8 Ekonomi Laki-laki 3 12.5 3 12.5 1 4.1 7 29.2 Total 8 33.3 11 45.8 5 20.8 24 100 Tinggi 0 0 0 0 2 8.3 2 8.3 Status kesehatan Tempat tinggal Rendah 8 33.3 11 45.8 3 12.5 22 91.7 Total 8 33.3 11 45.8 5 20.8 24 100 Sakit 1 4.1 2 8.3 4 16.6 7 29.2 Sehat 7 29.2 9 37.5 1 4.1 17 70.8 Total 8 33.3 11 45.8 5 20.8 24 100 Sendiri 1 4.1 0 0 0 0 1 4.1 Dgn Keluarga 7 29.2 11 45.8 5 20.9 23 95.9 Total 8 33.3 11 45.8 5 20.9 24 100 Sumber: Data Primer 2013 Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat dilihat bahwa karakteristik usia lansia mayoritas berumur 60-74 sebanyak 19 (79.1%) orang dan 8 (33.3%) orang diantaranya mempunyai status gizi normal. Karakteristik jenis kelamin usia lanjut mayoritas lansia memiliki jenis kelamin perempuan sebanyak 17 (70.8%) orang dan 8 (33.3%) orang diantaranya memiliki gizi normal. Karakteristik status ekonomi lansia mayoritas lansia berada pada status ekonomi rendah sebanyak 22 (91.7%) orang dan 11 (45.8%) orang diantaranya memiliki status gizi normal. Karakteristik status kesehatan usia lanjut mayoritas lansia sehat sebanyak 17 (70.8%) orang dan 9 (37.5%) diantaranya memiliki status gizi normal. Karakteeristik status tempat tinggal usia lanjut mayoritas lansia tinggal dengan keluarganya sebanyak 23 (95.9%) orang dan 11 (45.8%) diantaranya mempunyai status gizi normal.

PEMBAHASAN a. Hubungan usia dengan status gizi lansia di posyandu lansia Dusun Wonogiri Jatirejo Lendah Kulon Progo Pada tabel 4.1 karakteristik usia lansia mayoritas berumur 60-74 sebanyak 19 (79.1%) orang dan 8 (33.3%) orang diantaranya mempunyai status gizi normal. Dari hasil pengolahan data menggunakan Chi-Square didapatkan p 0.05 yaitu 0.432 0.05, jadi tidak ada hubungan antara faktor usia dengan status gizi lansia di posyandu lansia Dusun Wonogiri Jatirejo Lendah Kulon Progo. Usia lansia merupakan keadaan yang rentan terhadap penurunan gizi. Namun usia tidak selalu mempengaruhi keseimbangan gizi lansia, usia kronologis tidak terlalu bermakna dalam menentukan faktor resiko perubahan nutrisi (Maas, 2011). b. Hubungan jenis kelamin dengan status gizi lansia di Posyandu Lansia Dusun Wonogiri Jatirejo Lendah Kulon Progo Pada tabel 4.1 Karakteristik jenis kelamin usia lanjut mayoritas lansia memiliki jenis kelamin perempuan sebanyak 17 (70.8%) orang dan 8 (33.3%) orang diantaranya memiliki gizi normal.. Dari hasil pengolahan data menggunakan Chi-square didapatkan p 0.05 yaitu 0.782 0.05, jadi tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan status gizi lansia di posyandu lansia Dusun Wonogiri Jatirejo Lendah Kulon Progo. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan secara statistik bahwa tidak ada hubungan bermakna antara jenis kelamin dengan status gizi lansia meskipun status gizi kurang lebih sering terjadi pada laki-laki (Enny dkk, 2006). c. Hubungan status ekonomi dengan status gizi lansia di posyandu lansia Dusun Wonogiri Jatirejo Lendah Kulon Progo Pada tabel 4.1 Karakteristik status ekonomi lansia mayoritas lansia berada pada status ekonomi rendah sebanyak 22 (91.7%) orang dan 11 (45.8% )orang diantaranya memiliki status gizi normal. Dari hasil pengolahan data menggunakan kendall Tau didapatkan 0.107 0.05, jadi tidak ada hubungan antara status ekonomi dengan status gizi lansia di posyandu lansia Dusun Wonogiri Jatirejo Lendah Kulon Progo. Pendapatan rendah tidak selalu menyebabkan status gizi kurang, seseorang yang berasal dari keluarga berpendapatan rendah bukan tidak peduli pada masalah pangan, tetapi pada kenyataannya mereka sangat terampil dalam mengatur belanja, khususnya ketika makanan merupakan unsur fleksibel dalam rumah tangganya (Gipney,dkk. 2009). d. Hubungan status kesehatan dengan status gizi lansia di posyandu lansia Dusun Wonogiri Jatirejo Lendah Kulon Progo Pada tabel 4.1 Karakteristik status kesehatan usia lanjut mayoritas lansia sehat sebanyak 17 (70.8%) orang dan 9 (37.5%) diantaranya memiliki status gizi normal. Dari hasil pengolahan data menggunakan Chi-square didapatkan P 0.05 yaitu 0.019 0.05, jadi ada hubungan antara status kesehatan dengan status gizi lansia di posyandu lansia Dusun Wonogiri Jatirejo Lendah Kulon Progo. Selain perubahan normal seiring penuaan yang dapat menyebabkan gangguan nutrisi, populasi lansia juga lebih sering mengalami penyakit kronis. Penanganan yang dianjurkan untuk penyakit kronis dapat membatasi jenis makanan dan kemampuan merasakan makanan (Maas, 2011).

e. Hubungan status tempat tinggal dengan status gizi lansia di posyandu lansia Dusun Wonogiri Jatirejo Lendah Kulon Progo Pada tabel 4.1 Karakteeristik status tempat tinggal usia lanjut mayoritas lansia tinggal dengan keluarganya sebanyak 23 (95.9%) orang dan 11 (45.8%) diantaranya mempunyai status gizi normal. Dari hasil pengolahan data menggunakan chi-square didapatkan p 0.05 yaitu 0.352 0.05, jadi tidak ada hubungan antara status tempat tinggal dengan status gizi lansia di posyandu lansia Dusun Wonogiri Jatirejo Lendah Kulon Progo. Meskipun keluarga tahu tentang gizi lansia namun belum tentu diaplikasikan, kerena memiliki pengetahuan gizi tidak berarti seseorang akan mengubah kebiasaan makannya (Khomsan, 2000). KESIMPULAN 1. Tidak ada hubungan antara faktor usia dengan status gizi lansia di posyandu lansia Dusun Wonogiri Jatirejo Lendah Kulon Progo. 2. Tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan status gizi lansia di posyandu lansia Dusun Wonogiri Jatirejo Lendah Kulon Progo. 3. Tidak ada hubungan antara status ekonomi dengan status gizi lansia di posyandu lansia Dusun Wonogiri Jatirejo Lendah Kulon Progo. 4. Ada hubungan antara status kesehatan dengan status gizi lansia di posyandu lansia Dusun Wonogiri Jatirejo Lendah Kulon Progo. 5. Tidak ada hubungan antara status tempat tinggal dengan status gizi lansia di posyandu lansia Dusun Wonogiri Jatirejo Lendah Kulon Progo. SARAN 1. Bagi posyandu lansia Posyandu diharapkan dapat memantau keadaan lansia mengenai karakteristik usia lanjut yang meliputi usia, jenis kelamin, status ekonomi, status kesehatan, dan status tempat tinggal yang dapat mempengaruhi status gizi lansia. Karakteristik yang perlu diperhatikan terutama status kesehatan karena terbukti dari penelitian dapat mempengaruhi status gizi lansia. namun karakteristik yang lain juga harus tetap diperhatikan mengingat karakteristik tersebut dapat mempengaruhi status gizi. 2. Bagi peneliti berikutnya a. Dapat mengembangkan penelitian ini dengan jumlah sampel yang lebih banyak dan mengembangkan dengan variabel bebas lainnya. b. Dapat melakukan penelitian dengan mendatangi lansia dari rumah ke rumah sehingga jumlah sample dapat terpenuhi

DAFTAR PUSTAKA Azizah, L. M. (2011). Keperawatan Usia Lanjut. Yogyakarta: Graha Ilmu. Departemen Kesehatan RI, (2003). Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan. Jakarta. Depkes RI. Enny, E., Elnovriza, D., Hamid, S. (2006). Faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi usila di kota Padang tahun 2006. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia. Volume 01/Nomor 01. Gibney, M., Margaretts, B., Kearney, J., Arab, L. (2009). Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC. Hamid, A. (2007). Penduduk Usia Lanjut di Indonesia dan Masalah Kesejahteraannya. Retrieved November Selasa, 2012, from kemsos: http://www.kemsos.go.id/modules.php?name=news&file=article&sid=522 Herminaju, K. (2010). Journal Ners. Tingkat Domain (Bloom) Pengetahuan Lanjut Usia Tentang Kebutuhan Nutrisi, 192. Maas, M. L. (2011). Asuhan Keperawatan Geriatrik. Jakarta: Penerbit Buku kedokteran EGC. Notoatmojdo, S. (2010). Penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. (2010). Statistic untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Tamher, S., & Noorkarsiani. (2009). Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Watson, R. (2003). Perawatan pada Lansia. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.