BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Menjadi tua adalah bagian dari siklus sebuah kehidupan manusia dan hal tersebut tidak dapat dihindari.

dokumen-dokumen yang mirip
RUMAH SAKIT KHUSUS LANSIA DI SEMARANG Dengan Penekanan Desain Post Modern

RUMAH SAKIT ANAK DI SEMARANG

PAVILIUN GARUDA II RUMAH SAKIT DR. KARIADI SEMARANG Dengan Penekanan Desain Arsitektur Modern

RUMAH SAKIT ISLAM TIPE C DI BUKIT SEMARANG BARU PENEKANAN DESAIN KONSEP ARSITEKTUR ISLAM

PENGEMBANGAN INSTALASI PERAWATAN PAVILIUN KHUSUS LANJUT USIA PROF.R.BOEDHI DARMOJO SEMARANG

BAB IV KRSIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN

Panti Wredha di Kabupaten Semarang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN NAMA RS JENIS KELAS ALAMAT JUMLAH TEMPAT TIDUR. Belum ditetapkan TOTAL 596. Sumber:

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Khusus Kanker di Jakarta 1

Tugas Akhir 138 Rumah Sakit Gigi dan Mulut di Semarang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

RUMAH SAKIT KHUSUS BEDAH DI KABUPATEN SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 diakses tanggal 25 Juni 2009.

1.7 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I Pendahuluan Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. PENGERTIAN JUDUL

Rumah Sakit Umum Kelas C Di Kabupaten Wonosobo

Apartemen untuk Wanita di Kota Semarang I. PENDAHULUAN

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK DI KUDUS BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Tugas Akhir Periode 135

BAB I PENDAHULUAN. Proyeksi Proporsi Penduduk di Indonesia (%) 0-14 Tahun Tahun > 65 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Diponegoro Riestya Aryani Wasikto ( )

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Dari data di atas, dapat dilihat bahwa daerah perbatasan Jawa Tengah- Jawa Barat saat ini belum memiliki fasilitas kesehatan yang memadai, khususnya

PASAR BUKU KOTA SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan (Tim Penyusun Kamus, 1988: 758 ). Geriatri berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan penanganan khusus dan intensif karena

BAB I PENDAHULUAN TA- 100

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

CITY HOTEL BINTANG 3 DI PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. diakes pada tanggal 24 April 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gambar 1. 1 : Keindahan Panorama Bawah Laut Pulau Biawak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Semarang Orthopedic & Medical Rehabilitation Hospital

LP3A TA PERIODE 127/49 TERMINAL BUS TIPE A DI KABUPATEN DEMAK BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Gedung Perkuliahan Jurusan Geodesi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro BAB I PENDAHULUAN

PERERENCANAAN GELANGGANG OLAHRAGA DI KAWASAN HUTAN KOTA BEKASI BAB I PENDAHULUAN

HOTEL BINTANG EMPAT DENGAN FASILITAS PERBELANJAAN DAN HIBURAN DIKAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG

Kata Kunci : Rumah Sakit, Pasien Ibu dan Anak, Pontianak, Post-Modern

UNIVERSITAS DIPONEGORO RUMAH SAKIT KANKER DI SEMARANG TUGAS AKHIR ALIFIA DIAN FARIZHA NIM FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR

2015 RUMAH SAKIT KHUSUS JANTUNG KOTA BANDUNG

PERPUSTAKAAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH TA 115

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran yang hendak dicapai dengan adanya Wedding Hall ini adalah:

2. Bagi keluarga pasien dan pegunjung Tenang dan percaya akan kemampuan rumah sakit dalam menangani pasien yang menyatakan tersirat dalam interiornya.

TUGAS AKHIR PERIODE 114 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR RSIA-CILACAP. Dengan Penekanan Desain Modern Arsitektur.

Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan dan Sasaran Perencanaan dan Perancangan Tujuan. Apartemen di Jakarta

Tugas Akhir_103 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan nasional memiliki peranan yang sangat penting bagi warga negara. Pendidikan nasional bertujuan untk

TUGAS AKHIR 118 PEREMAJAAN RUMAH SUSUN PEKUNDEN SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SEASIDE HOTEL DI JEPARA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT UNISSULA DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN GEDUNG OLAHRAGA UNDIP - 1 -

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Redesain Gedung Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Diponegoro 1

REST AREA TOL KANCI-PEJAGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Saat ini bidang ekonomi, jasa dan perdagangan di Tangerang Selatan sedang mengalami perkembangan yang memberikan

HOTEL RESORT DI PARANGTRITIS

GRAHA REHABILITASI PENYANDANG CACAT TUBUH DI SEMARANG

PUSAT KECANTIKAN DI KUDUS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN TA 29

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penduduk Lanjut Usia (lansia) semakin meningkat di dunia, termasuk juga di Negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Tujuan dan Sasaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Redesain Kantor Bupati Kabupaten Sukoharjo BAB I PENDAHULUAN

REDESAIN KANTOR DINAS PENDIDIKAN JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG Latar Belakang Judul Proyek

1 A p a r t e m e n S i s i n g a m a n g a r a j a S e m a r a n g

[RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK KOTA SEMARANG]

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

TEMPAT REHABILITASI ANAK

PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

BOOK HOUSE DI KOTA DEMAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pengembangan Rusunawa (Rumah Susun Sederhana Sewa) kini tengah digencarkan oleh pemerintah tepatnya Kementerian

FASILITAS TERAPI DAN PENDIDIKAN ANAK AUTIS DI SEMARANG

Curug Sewu Hotel and Resort Kabupaten Kendal BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Jumlah Pendaftar SMK se-kota Semarang Tahun No Tahun Ajaran Pendaftar Diterima

UNIVERSITAS DIPONEGORO JUDUL UNGARAN PEDIATRIC HOSPITAL TUGAS AKHIR INTAN NOVITA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR

APARTEMEN DI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN LP3A TUGAS AKHIR 135 MONALISA SAPUTRI SARANA REKREASI & EDUKASI PETERNAKAN SAPI PERAH DI DESA JETAK 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang. Namun tidak semua orang beruntung memiliki jiwa yang. sehat, adapula sebagian orang yang jiwanya terganggu atau dapat

UNIVERSITAS DIPONEGORO

1 C I T Y H O T E L D I H A R B O U R B A Y B A T A M F e r i t W i b o w o BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

FITNESS CENTRE DAN SPA DI SEMARANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Menjadi tua adalah bagian dari siklus sebuah kehidupan manusia dan hal tersebut tidak dapat dihindari. Pada usia tua, manusia akan mengalami kemunduran dalam berbagai segi kehidupan, misalnya kemunduran kesehatan, kemunduran aktivitas dan kemunduran dalam hubungan sosial. Manusia yang dahulunya punya berbagai macam aktivitas, namun karena terbentur dengan masalah kesehatan, daya ingat, kekuatan, sekarang hanya bisa tinggal dirumah dengan alasan umur dan tanpa bisa melakukakan apa-apa karena keterbatasan tenaga yang di miliki. Karena keseharian para lanjut usia yang kebanyakan tidak melakukakn kegiatan apa-apa inilah yang mengakibatkan para lanjut usia menjadi sangat rentan terhadap berbagai macam penyakit. Berdasarkan dari banyak sumber disebutkan bahwa, rata-rata pada seorang lansia dapat mengidap penyakit lebih dari satu. Hal itu dikarenakan faktor usia dan kondisi para lansia yang sudah tidak memungkinkan. Daya imunitas pada para lansia ini sudah tidak sama lagi dengan para orang dewasa pada umumnya, apalagi anak kecil. Pada suatu rumah sakit, pelayanan kepada para lanjut usia ini lebih ditekankan, karena mengingat penyakit yang diderita lansia kebanyakan merupakan penyakit komplikasi dan lebih kompleks. Berbagai macam penyakit dapat menghinggapi tubuh para lansia. walaupun sebenarnya kita tahu, jika seseorang dapat menjaga kesehatannya dari ketika dia masih muda maka, ketika usianya sudah memasuki angka tua, dia akan dapat merasakan efek dari usahanya yang terus giat menjaga kesehatan. Tubuhnya akan tetap fit dan sehat. Disamping itu pula faktor keluarga juga menjadi sangat penting, karena pihak keluarga dapat memperhatikan pola makan dan kesehatan para anggota keluarganya untuk mengantisipasi terkena penyakit diusia tua. Namun, penyakit yang diderita para lansia ini juga tidak hanya berasal dari faktor kecerobohan yang tidak dapat menjaga kesehatan sejak dulu, tapi karena didasari oleh faktor usia. Persentase untuk pengguna sarana kesehatan oleh penderita penyakit atau pasien pada rumah sakit semarang 15% di pegang oleh para usia lanjut. Namun,

sayangnya belum ada rumah sakit yang benar-benar dapat memfasilitasi para pasien usia lanjut ini untuk mendapatkan pengobatan atau penyembuhan secara intensif. Dari rumah sakit besar yang ada disemarang baru Rumah Sakit Dr.Karyadi Semaranglah yang mencoba untuk memfasilitasi kebutuhan fsikis para lansia dengan membuat sebuah Instalasi Pavilium Perawatan yang ditujukan khusus untuk para pasien lanjut usia (Pasien Geriatri). Dimana Pavilium tersebut awalnya diprakarsai oleh Dr.Boedhi Darmojo, yaitu seorang dokter hebat yang ahli dibidangnya, yaitu menangani khusus pasien geriatri. Karena usulan dan semangat dari Dr.Boedhi Darmojo itulah, sekarang Instalasi Pavilium Khusus Lansia di RS.Dr.Karyadi Semarang dapat berdiri dan dipergunakan oleh para pasien lansia yang ingin berobat. Almarhum Prof.R.Boedhi Darmojo, seorang ahli dan dokter spesialis geriatric di RS Kariadi Semarang pernah mengatakan, peningkatan rata-rata populasi usia lanjut adalah 3,9% pertahun di Indonesia. Sedangkan menurut hasil penelitian (statistik) yang dikemukakan oleh departemen kependudukan menemukan bahwa total populasi usia lanjut di Indonesia pada tahun 2010 mencapai 11,4%. Di Semarang sendiri peningkatan usia lanjut cukup tinggi dari tahun ke tahun. Oleh karena itu penanganan terhadap para lansia perlu lebih intensif mengingat kondisi psikis yang mungkin akan mengganggu proses penyembuhan apabila penanganan terhadap penyakitnya kurang memadai. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu dokter yang ada di unit perawatan Pavilium Lanjut Usia Prof.R.Boedhi darmojo ini, tingkat pengguna aktivitas atau para pelaku aktivitas pada pavilium ini setiap tahunnya meningkat, kebutuhan ruang yang disediakan pada unit perawatan itu sendiri perlahan mulai tidak bisa mencukupi permintaan pasien yang datang. Hal ini dikarenakan, hanya Rumah sakit Karyadi Semarang lah yang baru menyediakan pelayanan rawat inap khusus bagi penderita geriatri (lansia). Fasilitas ruang yang disediakan dan standart desain untuk interior bangunannya sudah dapat memfasilitasi kebutuhan fsikis para lansia yang kecendrungan mengalami kesusahan dalam melakukakan kegiatan. Dengan kata lain instalasi Pavilium Khusus Lanjut Usia ini perlu dilakukan pengembangan kembali, karena mengingat jumlah pasien usia lanjut yang berobat dan melakukan rawat inap di pavilium lanjut usia ini semakin banyak. Terkadang karena gedung sudah tidak dapat

memenuhi permintaan pengunjung atau pasien lansia yang berobat, para pasien tersebut dirujuk kerumah sakit lain. Namun, pelayanan yang diterima dirumah sakit lain mungkin akan sangat berbeda dengan pelayanan di unit perawatan khusus lansia RS.Karyadi. Dari latar belakang permasalahan yang timbul di atas, maka perlu diadakannya sebuah Pengembangan Instalasi Perawatan Pavilium Khusus Geriatri pada suatu rumah sakit dr karyadi semarang ini, dimana agar kebutuhan demandnya dapat lebih tercukupi dan di pavilium tersebut semua pasien lansia dapat dirawat dengan lebih intensif dan lebih terjaga proses penyembuhannya. Selain itu, diharapkan juga dapat sebagai tempat yang nyaman untuk rehabilitasi psikis/pemulihan. Sebagai analisa awal, a) kebutuhan akan adanya suatu fasilitas yang mengakomodasi para lansia terutama dibidang kesehatan sangat penting bagi mereka, b) belum tersedianya suatu fasilitas kesehatan yang khusus dan memadai untuk menangani para lansia. c) pada umumnya kebanyakan rumah sakit yang ada di kota belum menyediakan unit atau instalasi terpisah, khusus untuk para lansia, padahal jika kita tinjau penyakit para lansia ini jauh lebih kompleks dan sulit jika dibandingkan dengan penyakit yang diderita oleh orang dewasa apalagi anak kecil, untuk itu para lansia membutuhkan tempat atau unit yang sesuai dengan kebutuhannya. Baik dari fasilitas ruang, dan semua sudut unit bangunan harus sesuai dengan standar para lansia, karena jika telah sesuai maka akan sangat membantu dalam proses penyembuhan para lansia, dan para lansia dapat merasa nyaman dalam mengikuti masa pengobatannya. Analisa awal tersebut menunjukkan bahwa perencanaan terhadap Pengembangan Instalasi Perawatan Pavilium Khusus Geriatri pada suatu rumah sakit Dr. Karyadi Semarang ini memang sangat diperlukan. Apalagi, mengingat dikota semarang baru satu rumah sakit yang memperhatikan dan membangun unit perawatan khusus lansia tersebut. Oleh sebab itu, maka usulan perencanaan dan perancangan Pengembangan Instalasi Perawatan Pavilium Khusus Geriatri pada suatu rumah sakit Dr. Karyadi Semarang ini perlu di tindaklanjuti untuk menunjang kebutuhan akan pelayanan kesehatan terhadap para lansia yang lebih layak. Sebagai langkah awal dari tindak lanjut tersebut maka disusunlah Landasan Program Perencanaan dan Perancangan

Arsitektur (LP3A) Pengembangan Instalasi Perawatan Pavilium Khusus Geriatri pada Rumah Sakit Dr. Karyadi Semarang ini. 1.2.Tujuan dan Sasaran 1.2.1. Tujuan a. Membuat Perencanaan dan Perancangan untuk Pengembangan Instalasi Pavilium Khusus Geriatri atau Pavilium khusus Lansia di Rumah Sakit Dr. Karyadi Semarang yang dapat melayani masyarakat lansia terutama dalam hal pelayanan medis. b. Menciptakan pengembangan perancangan bangunan yang memperhatikan faktor-faktor psikologis bagi para lansia dan dapat mencukupi kebutuhan para pasien lansia yang ingin berobat dan dirawat di Pavilium Khusus Lanjut usia tersebut. c. Membuat rencana pengembangan desain bangunan yang dapat mencukupi kebutuhan demand para pasien untuk beberapa tahun kedepan. Maksimal 10 tahun mendatang. d. Menghadirkan ruang-ruang dengan image sehat, rileks, berpengharapan, bijaksanan bagi para lansia dan lebih manusiawi dengan didukung oleh berbagai macam fasilitas lain yang fungsional dan sesuai dengan kebutuhannya. e. Memberikan sebuah solusi sebagai tempat yang praktis dan efisien dimana dalam satu lingkup terdapat 2 aktivitas yang dapat saling membantu dan bisa dimanfaatkan untuk menjaga dan merawat para orang tua lanjut usia disisa umurnya. 1.2.2. Sasaran Sasaran yang diharapkan dari penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) ini adalah untuk memperoleh acuan yang dapat digunakan lebih lanjut dalam proses perencanaan dan perancangan Pengembangan Instalasi Perawatan Pavilium Khusus Geriatri pada Rumah Sakit Dr. Karyadi Semarang.

1.3.Ruang Lingkup Pembahasan 1.3.1. Substansial Perencanaan dan Perancangan Pengembangan Instalasi Perawatan Pavilium Khusus Geriatri pada Rumah Sakit Dr. Karyadi Semarang meliputi perencanaan dan perancangan fasilitas kesehatan yang mampu melaksanakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat lansia dengan mengutamakan kegiatan penyembuhan penderita penyakit (kuratif) dan pemulihan keadaan cacat badan dan jiwa (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara terpadu dengan upaya peningkatan (promotif) dan pencegahan (preventatif) serta melakukan rujukan. Dan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan demand para pengguna sarana kesehatan khusus lansia untuk 10 tahun kedepan. 1.3.2. Spasial Berdasarkan uraian latar belakang, dikarenakan perencanaan dan perancangan Tugas akhir ini merupakan suatu Perencanaan pengembangan Instalasi Pavilium Perawatan Pada Rumah Sakit Dr.Karyadi Semarang maka, Pengembangan Instalasi Perawatan Pavilium Khusus Geriatri pada Rumah Sakit Dr. Karyadi Semarang ini tetap berlokasi di Rumah Sakit Karyadi Semarang, dengan lingkup pelayanan utama bagi masyarakat lansia yang ada di kota Semarang dan sekitarnya. 1.4.Metode Pembahasan Metode pembahasan dilakukan dengan metode deskriptif dokumentatif. Metode deskriptif yaitu studi pustaka sebagai dasar pijakan tentang Unit Perawatan Khusus Geriatri atau Pavilium khusus Lansia secara umum yang kemudian dijabarkan dalam Perencanaan dan Perancangan Arsitektur, metode dokumentatif deskriptif dilakukan dengan mengadakan survey lapangan terlebih dahulu sebagai pengamatan langsung mengenai objek studi kasus, karena judul dari TA ini sendiri merupakan Pengembangan dari unit lama, jadi perlu dilakukannya study kasus langsung ke unit

perawatan khusus lansia tersebut, termasuk studi tapak untuk melihat apakah ada kemungkinan pengembangan bangunan. Adapun langkah-langkah pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan dilakukan untuk mendapatkan data-data melalui buku-buku, brosur, dan standart-standart serta kriteria yang berkaitan dengan rumah sakit lansia, sebagai data sekunder. b. Wawancara Menggali data atau informasi dari pihak yang terkait dengan rencana pembangunan Unit Perawatan Khusus Geriatri atau Pavilium khusus Lansia di Rumah Sakit Semarang. c. Observasi Lapangan Observasi lapangan dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan dan pendataan langsung ke lokasi. d. Studi Kasus Studi Kasus dilakukan untuk mengetahui standart kebutuhan demand para pasien lansia beberapa tahun kebelakang serta mencari tahu fasilitas ruang apa saja yang telah tersedia, dan yang seharusnya ada pada satu Unit Perawatan Khusus Geriatri atau Pavilium khusus Lansia di Rumah Sakit Semarang, serta pola hubungan interen antara Instalasi Pavilium Khusus Lansia dengan Instalasi lainnya. Termasuk juga kondisi tapak bangunan, apakah memungkinkan untuk dilakukan pengembangan baik secara vertikal ataupun horizontal. 1.5.Sistematika Penulisan Sistematika pembahasan yang digunakan dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan ini adalah sebagai berikut: BAB I Pendahuluan

Menguraikan dan menjelaskan tentang latar belakang, tujuan dan saran, manfaat, ruang lingkup pembahasan, metode pembahasan, dan alur fikir. BAB II Tinjauan Pusaka Menguraikan tentang tinjauan umum rumah sakit, tinjauan umum lansia, dan Unit Perawatan Khusus Geriatri atau Pavilium khusus Lansia di Rumah Sakit Semarang baik menyangkut aspek perencanaan dan perancangannya, yang meliputi pengertian, fungsi, pelaku, aktifitas, fasilitas, hubungan ruang, persyaratan ruang, kriteria lokasi, penekanan disain. BAB III Tinjauan Kota Semarang Dan Studi Kasus Menguraikan tentang tinjauan kota Semarang sebagai kawasan perencanaan dan perancangan dan persebaran penduduk lansia dan panti-panti jompo semarang serta studi kasus ke Instalasi Pavilium Khusus Lanjut Usia Prof.R.Boedhi Darmojo. BAB IV Kesimpulan, Batasan Dan Anggapan Menguraikan kesimpulan yang didapat dari uraian pada bab-bab sebelumnya, batasan permasalahan sehingga permasalahan tidak melebar dan anggapan yang diperlukan dalam penyusunan program perencanaan dan perancangan BAB V Pendekatan Program Perencanaan Dan Perancangan Rumah Sakit Lansia Menguraikan pendekatan yang yang berkaitan dengan pendekatan Besaran Ruang, Kapasitas Ruang, Aspek Fungsional, Program Ruang dan Tapak Terpilih, dan konsep perancangan yang meliputi bentuk, penekanan desain dan struktur. Bab VI Konsep Dan Program Perencanaan Dan Perancangan Menguraikan konsep dasar perencanaan dan perancangan arsitektur, program perencanaan meliputi Aspek Kontekstual, Aspek Kinerja, Aspek Teknis, dan Aspek Arsitektural.

1.6.Alur Fikir MATRIK ALUR PIKIR Aktualita: Peningkatan jumlah penduduk lansia di kota Semarang yang semakin besar, yaitu sekitar 1.300 penduduk per tahun. Pelayanan kesehatan khusus bagi kaum lansia semakin dibutuhkan, mengingat angka pemakai sarana kesehatan di Rumah Sakit paling tinggi pada umumnya rata-rata adalah orang tua atau lanjut usia dengan jenis penyakit yg lebih kompleks. Kebutuhan ruang yang disediakan oleh Pavilium Khusus Lansia Dr.Karyadi Semarang masih kurang dapat menampung jumlah pasien lansia yang berobat, masih banyak pasien lansia yang dirujuk dirumah sakit lain, karena fasilitas ruang yang disediakan tidak mencukupi permintaan pasien yang datang untuk dirawat. Fasilitas pelayanan yang diberikan di rumah sakit lain terhadap kaum lansia tidak terlalu dapat menunjang proses penyembuhan para pasien lansia, karena mereka kurang mendapatkan pelayanan yang memadai dan sesuai dengan kebutuhan psikis para lansia. Urgensi: Kebutuhan Ruang yang disediakan oleh Instalasi Perawatan Pavilium Khusus Lanjut Usia Prof.R.Boedhi Darmojo Semarang ini masih belum bisa mencukupi kebutuhan demandnya, Pasien usia lanjut yang berobat cukup banyak sedangkan ruang yang disediakan terbatas sehingga masih banyak pasien lansia yang dirujuk kerumah sakit lain. Selain itu diperlukannya pengembangan untuk penambahan unit kamar inap pasien yang dapat menampung jumlah pasien dalam jangka waktu 10 tahun kedepan. Originalitas: Diperlukannya perencanaan dan perancangan untuk pengembangan Instalasi Perawatan Pavilium Lanjut Usia Prof.Boedhi Darmojo di RS. Karyadi Semarang yang dapat menampung jumlah pasien rawat inap dalam jangka waktu kedepan dan sebagai wadah untuk fasilitas kesehatan yang memiliki pelayanan memadai termasuk layanan pengobatan, informasi, pencegahan. Yang mana memberikan suatu kondisi nyaman bagi penderita lanjut usia yang berobat serta keluarga penderita baik itu dari segi arsitektural bangunan maupun pelayanan. Permasalahan: Bagaimana merencanakan dan merancang sebuah bangunan Unit Perawatan Khusus Geriatri di Rumah Sakit Semarang yang memenuhi syarat perancangan bangunan yang baik dari segi pemenuhan kebutuhan ruang maupun dari segi teknis dan arsitektural. Studi Pustaka Tinjauan Mengenai Unit Perawatan Khusus Lansia secara umum. Tinjauan Mengenai Lansia. Tinjauan mengenai Standart dan Fasilitas. umum Ruang Perawatan khusus lansia Tinjauan Mengenai Syarat untuk Merancang Unit Perawatan Khusus Geriatri. USULAN Perencanaan dan Perancangan Pengembangan Instalasi Perawatan Paviliun Khusus Lansia Studi Kasus Pavilium Khusus Lanjut Usia Prof.R.Boedhi Darmojo, RS.Dr.Karyadi Semarang. Peninjauan kebutuhan ruang berdasarkan kebutuhan demand, Jumlah Pasien yang berobat selama 5Tahun kebelakang, dan Luasan Tapak yang tersedia untuk dilakukan Pengembangan.

Pendekatan dan Landasan Program Perencanaan dan perancangan Unit Perawatan Khusus Geriatri di Rumah Sakit Semarang. Pendekatan Fungsional dilihat dari Segi Pelaku, Jenis Kegiatan, Kebutuhan Ruang, Hubungan Ruang dan Sirkulasi Pendekatan Teknis berupa pendekatan Kinerja dan struktur bangunan yang direncanakan. Pendekatan Kontekstual berisi analisa Tapak terhadap Lingkungan Sekitar. Pendekatan Arsitektural berupa Pendekatan Arsitektur Post Modern yang mana akan diterapkan pada Bangunan. Konsep Dasar dan Program Perencanaan dan Perancangan Pengembangan Instalasi Perawatan Khusus Lanjut Usia Berisi persyaratan perencanaan dan perancangan, konsep dasar perencanaan dan perancangan bangunan serta Program Ruang dan Site Terpilih.