BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum. Saat ini sempat diterapkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dapat terlaksananya pendidikan dan tersampainya ilmu pengetahuan. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. suatu masyarakat untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri. pembelajaran merupakan tercapainya perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah perubahan yang bersifat evolutif, antisipatif, dan terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang paling penting dalam berkomunikasi, baik

BAB 1 PENDAHULUAN. Tugas utama seorang pendidik adalah menyelenggarakan kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

tetapi tidak akan menggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa. Menulis merupakan representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa.

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang dalam mengaktuslisasikan dirinya sepenuhnya dan selengkapnya

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. periode jenjang pendidikan. Kurikulum tercatat sebagai perubahan ketiga selama

BAB I PENDAHULUAN. siswa turut menentukan pencapaian tujuan pendidikan. Kriteria untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. Inti dari pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar mengajar. Keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, memproduksi yaitu menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis ini tidak semua orang menyukai, apalagi menguasai

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan pendidik dengan

BAB I PENDAHULUAN. mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan. Namun pada kenyataannya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan ruang yang tidak hanya mengantarkan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. baik dengan adanya pendidikan siswa akan mengembangkan bakat juga mendukung. pikir tidak ter-lepas dari pengembangan pendidikan.

Mengingat pentingnya bahasa tersebut, maka dalam dunia pendidikan perlu. mulai sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Selain itu, bahasa Indonesia pun

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki keterampilan dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen keterampilan.

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam memahami pelajaran yang diberikan oleh guru. Pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN. tulisan. Keterampilan dan kemampuan berbahasa sangat berhubungan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dipengaruhi oleh motivasi dari dalam dan luar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. makna kata-kata secara individul akan dapat diketahui. diharapkan dapat melatih kreatifitas dan keterampilan siswa dalam

BAB I PENDAHULUAN. Menyimak (listening), berbicara (speaking), membaca (reading) dan menulis. penggunaan keempat keterampilan berbahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. akhlak mulia, serta keterampilan. Salah satu aspek yang dibutuhkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. mampu berkembang. Kemudian proses pembelajaran dapat dilakukan karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. gerak-gerik badaniah yang nyata (Keraf, 1993: 2). Dengan bahasa, setiap orang

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Puisi merupakan ungkapan perasaan penulis yang diterjemahkan dalam susunan

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

garis awal atau start sampai dengan finish atau rencana dan pengaturan tentang

BAB I PENDAHULUAN. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan,

BAB I PENDAHULUAN. selalu memperhatikan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses ketercapaian ilmu dari berbagai aspek

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh pembaca dan hendak disampaikan melalui media kata-kata/bahasa tulis.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih ketrampilan berpikir Tarigan

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Cerpen merupakan sebuah karya yang didalamnya terkandung berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pada kenyataannya, pembelajaran bahasa Indonesia kurang diminati oleh

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan suatu aktivitas yang bertujuan untuk membentuk kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah serangkaian usaha untuk pengembangan atau kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa mencakup empat aspek keterampilan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. yaitu keterampilan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis.

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis naskah drama merupakan salah satu kegiatan atau bentuk dari

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan siswa dalam menyerap materi pendidikan. Guru sebagai fasilitator, menyampaikan ilmunya melalui bentuk-bentuk ajaran

BAB I PENDAHULUAN. yang beragam. Selain bahasa Inggris di SMA, SMK dan MA, peserta didik juga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Victoria Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian , 2013

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam hal berpikir kritis peserta didik dimulai dari jenjang Sekolah Dasar sampai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra di dunia pendidikan kita bukanlah sesuatu yang populer. Sastra dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan akan mendapatkan pengalaman dan pengetahuan sehingga akan menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. edu-katif tergambarkan dengan adanya interaksi yang terjadi antar guru dengan

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran keterampilan menulis sulit dilakukan oleh siswa,

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN. 1. Kedudukan Pembelajaran Memproduksi Teks Ulasan Drama Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kata merupakan bentuk atau unit yang paling kecil dalam bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Mengingat mutu pendidikan adalah hal yang penting, pembelajaran pun harus

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Indonesia semakin hari kualitasnya semakin rendah. Salah satu

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN. 2.1 Kedudukan Pembelajaran Memproduksi Teks Eksposisi Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. satu kegiatan yang sangat sulit. Tidak dapat dipungkiri di negara kita ini masih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. minatnya serta dapat menerapkan keterampilan berbahasa Indonesia secara tepat,

BAB I PENDAHULUAN. Ridha Wulan Kartika, 2014

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. Pengajaran Bahasa Indonesia haruslah berisi usaha-usaha yang dapat

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan menulis seseorang akan mampu mengungkapkan segala pikiran dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang guru yang berhasil akan selalu memperhatikan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum. Saat ini sempat diterapkan Kurikulum 2013. Penerapan kurikulum 2013 dalam perjalanannya mengalami polemik dikalangan pendidik, dikarenakan kurang jelasnya dalam pedoman pembuatan bahan ajar, panduan materi ajar serta seperti dipaksakan. Pada akhirnya sebagian sekolah kembali menggunakan kurikulum 2006 atau yang disebut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Sedangkan sekolah yang sudah menerapkan Kurikulum 2013 dalam tiga semester masih tetap memakai kurikulum tersebut. Sehingga, kurikulum di Indonesia yang digunakan saat ini adalah dua kurikulum. Pada penelitian ini penulis memilih judul penelitian yang termasuk dalam materi KTSP. Dalam KTSP untuk pelajaran Bahasa Indonesia mencakup beberapa aspek keterampilan yang dituntut oleh siswa di antaranya adalah keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Dari keempat aspek tersebut, penulis tertarik untuk menggunakan aspek menulis dalam sebuah penelitian. Pembelajaran menulis sudah diterapkan sejak dini. Meskipun begitu, ternyata masih banyak siswa yang dijumpai mengeluhkan betapa sulit menulis itu. Hal ini dikemukakan juga oleh Zainurrahman (2013: 2) menulis merupakan salah 1

2 satu keterampilan yang tidak dikuasai oleh setiap orang, apalagi menulis dalam konteks akademik, seperti menulis esai, karya ilmiah, laporan penelitian, dan sebagainya. Aspek menulis dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah masih sangat rendah apalagi dalam menulis salah satu bentuk karangan yaitu karangan deskripsi. Berdasarkan uraian tersebut tentang kegiatan menulis, dalam kurikulum memuat materi mengenai mendeskripsikan perilaku manusia melalui dialog naskah drama. Dalam mendeskripsikan sesuatu dibutuhkan pengamatan dan ketelitian yang baik. Hal ini di ungkapkan pula oleh Marahimin (2010: 45), Jika penulisnya mempunyai pengamatan yang tajam dengan semua alat-alat inderanya, kemudian menuliskannya dengan kata-kata yang tepat atau dengan menggunakan perbandingan yang tepat, deskripsi ini dapat merupakan tulang punggung penulisan yang hidup dan menawan. Senada dengan pendapat Marahimin, Finoza (2010: 240) mengungkapkan bahwa seorang penulis deskripsi harus memiliki kata yang tepat sesuai dengan gambaran objek yang sebenarnya sehingga melahirkan imajinasi yang hidup dan segar tentang ciri-ciri, sifat-sifat, atau hakikat dari objek yang dideskripsikan itu. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa mendeskripsikan suatu objek dibutuhkan pengamatan, ketelitian, dan kaya kosakata sehingga dapat menggunakan diksi yang tepat untuk memberikan gambaran tentang suatu keadaan, peristiwa atau kejadian. Salah satu objek yang digambarkan atau diuraikan oleh penulis yaitu watak pelaku. Menurut Keraf (1981: 155) watak merupakan suatu segi kemanusiaan yang berada di luar atau lebih tepat berada di balik tabir fisik manusia, sehingga sering menyebabkan pengarang-pengarang harus mengadakan

3 penafsiran tentang apa yang terdapat di balik tabir fisik itu. Watak menjadi sifat khas yang dimiliki oleh seorang tokoh biasanya watak sering disebut juga sebagai penokohan. Mendeskripsikan watak pelaku melalui dialog naskah drama merupakan proses penggambaran atau pemerian watak yang dimiliki pelaku terhadap reaksi rangsangan individu ataupun lingkungan melalui uraian dialog naskah drama. Berkaitan hal itu, keterampilan siswa mendeskripsikan watak melalui dialog naskah drama dipengaruhi oleh guru saat proses belajar mengajar di kelas. Menurut Suprijono (2014: 3) proses belajar mengajar ini banyak didominasi aktivitas menghafal. Saat mengajar pun, guru-guru masih menggunakan metode konvensional yakni ceramah diikuti penugasan. Proses pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dan proses berpikirnya (Trianto, 2007: 1). Padahal guru dituntut lebih efisien dan efektif dalam mengajar agar segala daya upaya guru membantu siswa agar belajar menjadi lebih baik. Oleh karena itu, diperlukan suatu teknik pembelajaran yang dapat mendukung kegiatan pembelajaran di sekolah. Adapun teknik yang digunakan dalam pembelajaran mendeskripsikan watak melalui dialog naskah drama adalah penggunaan teknik collaborative learning. Barkley (2012: 380) mengatakan teknik collaborative learning dapat membantu mempersiapkan siswa untuk tugas-tugas yang akan mereka hadapi dalam karier mereka kelak. Teknik ini efektif karena siswa saling bekerjasama

4 secara bertukar pikiran, mengorganisir informasi, merancang, dan merevisi tulisan. Berdasarkan pemaparan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pembelajaran Mendeskripsikan Watak Pelaku Melalui Dialog Naskah Drama dengan Menggunakan Teknik Collaborative Writing Pada Siswa Kelas XI SMA Pasundan 1 Cimahi. 1.2 Identifikasi Masalah Pada pembahasan sebelumnya, penulis telah menjabarkan tentang latar belakang masalah. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis dapat mengidentifikasi masalah yang ada dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut. 1) Siswa masih kesulitan dalam hal menulis. 2) Kurangnya pemahaman siswa tentang mendeskripsikan watak pelaku melalui dialog naskah drama. 3) Mendeskripsikan suatu objek dibutuhkan pengamatan, ketelitian, dan kaya kosakata. 4) Penggunaan metode/teknik masih konvensional sehingga kurang memotivasi siswa dalam mendeskripsikan watak pelaku melalui dialog naskah drama. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas dan identifikasi masalah yang dipaparkan, penulis merumuskan masalah sebagai berikut.

5 1) Seberapa mampukah penulis melaksanakan pembelajaran mendeskripsikan watak pelaku melalui dialog naskah drama dengan menggunakan teknik collaborative writing pada siswa kelas XI SMA Pasundan 1 Cimahi? 2) Seberapa mampukah siswa kelas XI SMA Pasundan 1 Cimahi mengikuti mendeskripsikan watak pelaku melalui dialog naskah drama dengan menggunakan teknik collaborative writing? 3) Seberapa efektifkah teknik collaborative writing diterapkan dalam pembelajaran mendeskripsikan watak pelaku melalui dialog naskah drama pada siswa kelas XI SMA Pasundan 1 Cimahi? 1.4 Batasan Masalah Dalam penelitian ini, agar masalah yang ingin diteliti penulis sesuai dengan tujuan, maka penulis membatasi masalah sebagai berikut. 1) Kemampuan penulis yang diukur adalah kemampuan merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran mendeskripsikan watak pelaku melalui dialog naskah drama satu babak dengan menggunakan teknik collaborative writing pada siswa kelas XI IPA-1 SMA Pasundan 1 Cimahi. 2) Kemampuan siswa kelas XI IPA-1 SMA Pasundan 1 Cimahi dalam mendeskripsikan watak pelaku melalui dialog naskah drama ke dalam satu paragraf menggunakan teknik collaborative writing. 3) Keefektifan teknik collaborative writing terbatas pada ada tidaknya peningkatan kemampuan dari pretest ke posttest.

6 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah memecahkan permasalahan yang tergambar dalam latar belakang dan rumusan masalah. Adapun tujuan yang hendak dicapai, yaitu: 1) untuk mengetahui keberhasilan penulis melaksanakan pembelajaran mendeskripsikan watak pelaku melalui dialog naskah drama dengan menggunakan teknik collaborative writing pada siswa kelas XI SMA Pasundan 1 Cimahi; 2) untuk mengetahui kemampuan siswa kelas XI SMA Pasundan 1 Cimahi pembelajaran mendeskripsikan watak pelaku melalui dialog naskah drama dengan menggunakan teknik collaborative writing; 3) untuk mengetahui keefektifkan teknik collaborative writing diterapkan dalam pembelajaran mendeskripsikan watak pelaku melalui dialog naskah drama pada siswa kelas XI SMA Pasundan 1 Cimahi. 1.6 Manfaat Penelitian Selain memiliki tujuan yang terarah, penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut. 1) Bagi Penulis Kegiatan penelitian ini dapat dijadikan sebagai pengalaman yang berharga untuk menambah wawasan dan pengetahuan, khususnya dalam pembelajaran mendeskripsikan watak pelaku melalui dialog naskah drama dengan menggunakan teknik collaborative writing.

7 2) Bagi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia Hasil penelitian ini kiranya dapat dijadikan sebagai alternatif dalam memilih teknik pembelajaran yang menarik. Hasil penelitian juga dapat menambah efektivitas dan kreativitas dalam melaksanakan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia khususnya pembelajaran pembelajaran mendeskripsikan watak pelaku melalui dialog naskah drama dengan menggunakan teknik collaborative writing. 3) Bagi Siswa Hasil penelitian ini kiranya dapat meningkatkan keterampilan, sebagai pembelajaran yang menyenangkan, dan menambah minat siswa dalam pembelajaran mendeskripsikan watak pelaku melalui dialog naskah drama. 4) Bagi Peneliti Lanjutan Hasil peneliti ini dapat menjadi acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya ke arah yang lebih baik. 1.7 Kerangka Pemikiran Sekaran dalam (Sugiyono, 2013: 91) mengemukakan bahwa kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah didefinisikan sebagai masalah penting. Dapat diartikan bahwa kerangka pemikiran merupakan konsep dasar untuk membuat sebuah penelitian. Sehingga, penulis membuat kerangka penelitian terlebih dahulu sebelum mengulas materi lebih mendalam.

8 Bagan 1.1 Kerangka Berpikir Kondisi Awal Siswa masih kesulitan dalam hal menulis. Rendahnya minat siswa terhadap kegiatan menulis, khususnya dalam pembelajaran mendeskripsikan watak pelaku melalui dialog naskah. drama. Penggunaan metode dan media yang masih kurang bervariasi. Proses Penelitian Kemampuan mendeskripsikan watak pelaku pada siswa. Hasil Akhir Penggunaan teknik collaborative writing akan mengakibatkan peningkatan kemampuan mendeskripsikan watak pelaku melalui dialog naskah drama.

9 Dengan diadakan penelitian tersebut, diharapkan terciptanya suasana pembelajaran aktif karena siswa dibentuk kelompok untuk memecahkan permasalahan serta menyalurkan idenya. Sebelumnya minat siswa terhadap pembelajaran khususnya pada pembelajaran mendeskripsikan watak pelaku melalui dialog naskah drama masih rendah. Serta pada proses suasana belajar mengajar masih monoton sebab guru masih jarang menggunakan metode atau media yang bervariasi. 1.8 Asumsi dan Hipotesis 1) Asumsi Asumsi dalam penelitian ini merupakan suatu kebenaran, teori atau pendapat yang disajikan dasar hukum penelitian. Berdasarkan penelitian di atas penulis merumuskan anggapan dasar sebagai berikut. a. Penulis telah lulus Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK), di antaranya: Pancasila, Agama Islam, dan Pendidikan Kewarganegaraan; lulus Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK), di antaranya: Menyimak; Teori dan Praktik Komunikasi Lisan; Teori dan Praktik Menulis; Telaah Kuikulum dan Bahan Ajar; lulus Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB), di antaranya: Strategi Belajar Mengajar (SBM), Analisis Berbahasa Indonesia; Perencanaan Pengajaran; Penilaian Pembelajaran Bahasa; Metode Penelitian; lulus Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB), di antaranya: Pengantar Pendidikan; Psikologi Pendidikan; Belajar dan Pembelajaran, Profesi Penidikan; lulus Matakuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB), di

10 antaranya: Kuliah Praktik Bermasyarakat (KPB) sebanyak 135 SKS dan dinyatakan lulus. b. Pembelajaran mendeskripsikan watak pelaku melalui dialog naskah drama merupakan salah satu kompetensi dasar yang terdapat dalam Kurikulum KTSP Bahasa Indonesia untuk SMA kelas XI (Tim Depdiknas, 2006: 268). c. Teknik collaborative writing menuntut siswa untuk bertukar informasi, saran dan gagasan dalam pengajaran menulis. Alwasilah & Senny (2013: 21) mengemukakan, bahwa menulis kolaborasi adalah suatu teknik pengajaran menulis dengan melibatkan teman sejawat untuk saling mengoreksi. 2) Hipotesis Sugiyono (2013: 96) berpendapat, bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dalam penelitian ini, penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut. a. Penulis mampu melaksanakan pembelajaran mendeskripsikan watak pelaku melalui dialog naskah drama dengan menggunakan teknik collaborative writing pada siswa kelas XI SMA Pasundan 1 Cimahi. b. Siswa kelas XI SMA Pasundan 1 Cimahi mampu mendeskripsikan watak pelaku melalui dialog naskah drama dengan menggunakan teknik collaborative writing.

11 c. Teknik collaborative writing efektif diterapkan dalam pembelajaran mendeskripsikan watak pelaku melalui dialog naskah drama pada siswa kelas XI SMA Pasundan 1 Cimahi. 1.9 Definisi Operasional Dalam penelitian ini, istilah-istilah yang terdapat dalam judul penelitian ini dapat didefinisikan sebagai berikut. 1) Pembelajaran merupakan proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 2) Mendeskripsikan watak pelaku merupakan menggambarkan suatu watak atau karakter sebagai bentuk pelaku baik pelaku utama ataupun pelaku lain yang dideskripsikan berdasarkan peristiwa tertentu. 3) Dialog merupakan percakapan antara satu tokoh dengan tokoh yang lain. 4) Naskah drama merupakan suatu karya tulis yang mengisahkan kehidupan melalui tingkah laku atau dialog yang akan dipentaskan (terbitkan). 5) Teknik collaborative writing adalah teknik dengan melibatkan teman sejawat untuk mengoreksi tulisan dalam pengajaran menulis. Berdasarkan definisi operasional, penulis menarik kesimpulan tentang pembelajaran mendeskripsikan watak pelaku melalui dialog naskah drama dengan menggunakan teknik collaborative writing yaitu kegiatan pembelajaran untuk menggambarkan atau melukiskan watak pelaku berdasarkan peristiwa yang terjadi

12 melalui dialog naskah drama dengan membentuk pasangan atau kelompok untuk sumbang saran terhadap tulisan. 1.10 Struktur Organisasi Skripsi Gambaran mengenai keseluruhan skripsi dan pembahasannya dapat dijelaskan dalam sistematika penulisan sebagai berikut. 1) Bab I Pendahuluan Bagian pendahuluan menjelaskan mengenai latar belakang melakukan penelitian, identifikasi masalah, rumusan dan batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran, asumsi dan hpotesis, definisi operasional, dan struktur organisasi skripsi. 2) Bab II Kajian Teori Bagian ini membahas mengenai variabel yang akan diteliti. 3) Bab III Metode Penelitian Bagian ini membahas mengenai metode penelitian, desain penelitian, populasi dan sampel, instrument penelitian, prosedur penelitian, dan rancangan analisis data. 4) Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bagian ini membahas mengenai pencapaian hasil penelitian dan pembahasannya. 5) Bab V Simpulan dan Saran Bagian ini membahas mengenai penafsiran dan pemaknaan penelitian terhadap hasil analisis temuan penelitian.