KEMAMPUAN TANAMAN Shorea leprosula DALAM MENYERAP CO 2 DI PT SUKA JAYA MAKMUR KABUPATEN KETAPANG

dokumen-dokumen yang mirip
POTENSI BIOMASSA DAN KARBON PADA HUTAN TANAMAN

KEMAMPUAN TANAMAN MERANTI (Shorea leprosula) IUPHHK-HA PT ITCIKU KALIMANTAN TIMUR

III. METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dilaksanakan dari bulan Mei sampai dengan Juni 2013.

I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PE ELITIA

V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. hayati yang tinggi dan termasuk ke dalam delapan negara mega biodiversitas di

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. oleh pemerintah untuk di pertahankan keberadaan nya sebagai hutan tetap.

MEMBANGUN PERSAMAAN ALOMETRIK BIOMASSA TANAMAN Shorea Leprosula DI AREAL IUPHHK-HA PT. ITCIKU KALIMANTAN TIMUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak), Nitrogen Oksida (NO) dari

Kegiatan konversi hutan menjadi lahan pertambangan melepaskan cadangan

POTENSI SIMPANAN KARBON PADA HUTAN TANAMAN MANGIUM (Acacia mangium WILLD.) DI KPH CIANJUR PERUM PERHUTANI UNIT III JAWA BARAT DAN BANTEN

II. TINJAUAN PUSTAKA

POTENSI JASA LINGKUNGAN TEGAKAN EUKALIPTUS (Eucalyptus hybrid) DALAM PENYIMPANAN KARBON DI PT. TOBA PULP LESTARI (TPL). TBK

BAB I PENDAHULUAN. dan Salomon, dalam Rahayu et al. (2006), untuk mengurangi dampak perubahan

BAB I. PENDAHULUAN. Indonesia tetapi juga di seluruh dunia. Perubahan iklim global (global climate

PENDAHULUAN. mengkonversi hutan alam menjadi penggunaan lainnya, seperti hutan tanaman

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) seperti karbon dioksida

TINJAUAN PUSTAKA. didalamnya, manfaat hutan secara langsung yakni penghasil kayu mempunyai

BAB I. PENDAHULUAN. menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim. Pemanasan tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Hutan di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk dapat dimanfaatkan,

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

KANDUNGAN VOLUME KAYU BATANG PADA HUTAN ALAM JENIS AMPUPU (Eucalyptus urophylla) Lusia Sulo Marimpan *

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. dan hutan tropis yang menghilang dengan kecepatan yang dramatis. Pada tahun

II. TINJAUAN PUSTAKA. iklim global ini telah menyebabkan terjadinya bencana alam di berbagai belahan

ANALISIS PERUBAHAN CADANGAN KARBON DI KAWASAN GUNUNG PADANG KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. Hutan merupakan pusat keragaman berbagai jenis tumbuh-tumbuhan yang. jenis tumbuh-tumbuhan berkayu lainnya. Kawasan hutan berperan

BAB I PENDAHULUAN. Di permukaan bumi ini, kurang lebih terdapat 90% biomasa yang terdapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDUGAAN CADANGAN KARBON PADA TEGAKAN EUCALYPTUS IND 47 UMUR 5 TAHUN DI IUPHHK PT.TOBA PULP LESTARI, Tbk. SEKTOR TELE ABSTRACT

TINJAUAN PUSTAKA. dalam siklus karbon global, akan tetapi hutan juga dapat menghasilkan emisi

Jurnal Sylva Lestari ISSN Vol. 3 No. 2, Mei 2015 (13 20)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. menyebabkan perubahan tata guna lahan dan penurunan kualitas lingkungan. Alih

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan tempat 3.2 Alat dan bahan 3.3 Pengumpulan Data

ABSTRACT. equation is 0,071(D), stock of carbon stored is 0,010(D) and the estimated absorption of CO

BAB I PENDAHULUAN. Hutan memiliki banyak fungsi ditinjau dari aspek sosial, ekonomi, ekologi

ESTIMASI BIOMASSA KARBON SERASAH DAN TANAHPADA BASAL AREA TEGAKAN MERANTI MERAH(

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekitar 60 Pg karbon mengalir antara ekosistem daratan dan atmosfir setiap

PENDUGAAN SERAPAN KARBON DIOKSIDA PADA BLOK REHABILITASI CONOCOPHILLIPS DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI PRASASTI RIRI KUNTARI

PENDAHULUAN. hutan yang luas diberbagai benua di bumi menyebabkan karbon yang tersimpan

I. PENDAHULUAN. menyebabkan perubahan yang signifikan dalam iklim global. GRK adalah

ESTIMASI CADANGAN KARBON PADA TUMBUHAN TEGAKAN ATAS DI KAWASAN HUTAN KOTA PEKANBARU. Ermina Sari 1) Siska Pratiwi 2) erminasari.unilak.ac.

MODEL ALOMETRIK BIOMASSA PUSPA (Schima wallichii Korth.) BERDIAMETER KECIL DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI RENDY EKA SAPUTRA

III. METODE PENELITIAN

ESTIMATION OF CARBON POTENTIAL ABOVE THE GROUND AT THE STAND LEVEL POLES AND TREES IN FOREST CITY PEKANBARU

Topik C4 Lahan gambut sebagai cadangan karbon

II. TINJAUAN PUSTAKA Biomassa

PT. SANJI WANATIRTA INDONESIA. Jalan Anggrek No. 09, Sambilegi Baru, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta Telp: Fax:

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati. Dengan kata lain manfaat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dengan pasokan energi dalam negeri. Menurut Pusat Data dan Informasi Energi dan

PENDUGAAN KANDUNGAN KARBON DI ATAS PERMUKAAN TANAH PADA KAWASAN ARBORETUM UNIVERSITAS RIAU

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDUGAAN CADANGAN KARBON PADA TEGAKAN AGROFORESTRI (STUDI KASUS DI DESA PARBABA DOLOK)

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Biomassa. pohon untuk jenis Mahoni, Jati dan Akasia dari berbagai variasi ukuran, diperoleh

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu lingkungan tentang perubahan iklim global akibat naiknya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer menjadi

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-November Penelitian ini

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. pemanasan global antara lain naiknya suhu permukaan bumi, meningkatnya

9/21/2012 PENDAHULUAN STATE OF THE ART GAMBUT DI INDONESIA EKOSISTEM HUTAN GAMBUT KEANEKARAGAMAN HAYATI TINGGI SUMBER PLASMA NUTFAH TINGGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. . Gambar 4 Kondisi tegakan akasia : (a) umur 12 bulan, dan (b) umur 6 bulan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Gambut

III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2. Bahan dan Alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. membentuk bagian-bagian tubuhnya. Dengan demikian perubahan akumulasi biomassa

Model Persamaan Massa Karbon Akar Pohon dan Root-Shoot Ratio Massa Karbon Equation Models of Tree Root Carbon Mass and Root-Shoot Carbon Mass Ratio

Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. 6 No. 1 : 1-5 (2000)

TEKNIK PENGUKURAN DIAMETER POHON DENGAN BENTUK YANG BERBEDA. Bentuk pohon Diagram Prosedur pengukuran. Pengukuran normal

IV. METODE PENELITIAN

Informasi hasil aplikasi perhitungan emisi grk

STUDI POTENSI BIOMASSA DAN KARBON PADA TEGAKAN HUTAN DI KPHP MODEL SUNGAI MERAKAI KABUPATEN SINTANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Kementerian Kehutanan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pusat Penelitian Sosial Ekonomi dan Kebijakan Kehutanan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut UU RI No.41 Tahun 1999, hutan merupakan sumberdaya alam

Pemanfaatan Hutan Mangrove Sebagai Penyimpan Karbon

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 bertempat di kawasan sistem

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Emisi Gas Rumah Kaca di Indonesia

POTENSI SIMPANAN KARBON TANAH (SOIL CARBON STOCK) PADA AREAL REHABILITASI TOSO COMPANY Ltd. DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT NAELI FAIZAH

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. membiarkan radiasi surya menembus dan memanasi bumi, menghambat

The Estimation of Carbon Stock Potential on Merkus Pine (Pinus merkusii Jungh. et de Vriese) in KPH Cianjur, Perum Perhutani III West Java and Banten

BAB I PENDAHULUAN. saling berkolerasi secara timbal balik. Di dalam suatu ekosistem pesisir terjadi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Bulan September 2013 sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I. PENDAHULUAN. Perubahan iklim merupakan fenomena global meningkatnya konsentrasi

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

III. BAHAN DAN METODE

Transkripsi:

KEMAMPUAN TANAMAN Shorea leprosula DALAM MENYERAP CO 2 DI PT SUKA JAYA MAKMUR KABUPATEN KETAPANG Plants Capacity in Shorea leprosula CO 2 Absorbing at Suka Jaya Makmur, Ketapang District Syarifah Yuliana, Gusti Hardiansyah, Ganjar Oki Widhanarto. Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura, Pontianak Email : ullyalmthsy@yahoo.co.id ABSTRACT This study aims to look at the content and potential of biomass and carbon stored in forest stumpage meranti, to see the potential of meranti wood plant stand to absorb CO 2 from the atmosphere, and to develop allometric equations of potential biomass, carbon stocks and sequestration of CO 2 by growth dimensions (diameter) for the relationship between the diameter of the potential of biomass, the relationship between the diameter of the carbon potential, and the relationship between the diameter of the CO 2 sequestration potential.. The results showed that the potential of tree biomass (kg / ha) on the plant Shorea leprosula based on 1,2,3,4,5,6,7 and 8 age classes ranging from 1787.39 to 16.74 gr. While the carbon potential crop trees Shorea leprosula ranged from 1046.13 to 10.88 kg. Potential plant Shorea leprosula 1,2,3,4,5,6,7 and 8 year old to absorb CO 2 (kg / tonne) from the atmosphere ranges from 4243.7 to 58.97 kg. Allometric equations that manggambarkan-diameter tree biomass relationship is Y = 63.180 D1, 680. Allometric equations that manggambarkan-carbon tree diameter relationship is Y = 33.627 D1, 683. Allometric equations that manggambarkan-diameter relationship of CO 2 absorption is Y = 123.394 D1, 687. Key words : biomass, carbon, meranti,diameter PENDAHULUAN Sekitar 8 juta sampai 16 juta hektar hutan tropis dirusak setiap tahunnya antaratahun 1980an dan 1990an, perusakan ini melepaskan 0.8 milyar sampai 2.4 milyar ton karbon ke atmosfer. 20% pemanasan global disebabkan oleh deforestasi, hampir sama besarnya dengan emisi yang dihasilkan oleh Amerika Serikat penghasil emisi terbesar di dunia. Terdapat banyak penyebab deforestasi, dan hal-hal tersebut sangat berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya. Penyebab utama deforestasi meliputi padang rumput untuk peternakan, pertanian industri (kedelai, kelapa sawit), dan pembalakan kayukayu tropis untuk keperluan eksport, yang banyak dilakukan di Amerika Selatan, Asia Tenggara dan Afrika Tengah. Emisi gas rumah kaca global yang berasal dari bahan bakar fosil negara-negara maju dan berkembang dan deforestasi hutan tropis harus mulai diturunkan pada dekade mendatang apabila kita mengharapkan 287

tingkat pemanasan tetap di bawah 2 Cpada tahun 2050. Pemanasan global memiliki dampak besar pada hutan-hutan di dunia, dan memiliki potensi besar untuk mempercepat kehancuran hutan tropis. Kebakaran hutan dan pohon-pohon yang mati dapat melipatgandakan emisi karbon pada saat El Niño dan tahun-tahun kering lainnya. Pada kejadian El Niño 1998, kebakaran lahan gambut dan hutan di Indonesia melepaskan tambahan 0.8 2.6 milyar ton karbon ke atmosfer2. Banyak model-model perkiraan iklim memperkirakan iklim yang lebih panas dan kering di wilayah tropis dengan skenario business-as-usual (tidak ada perubahan) dan beberapa memperkirakan bahwa sebagian besar hutan Amazon dapat menjadi savana. Perubahan iklim yang tidak dikendalikan dapat menjadi bencana bagi keanekaragaman spesies hutan dan sumber daya yang menjadi tumpuan masyarakat adat dan masyarakat yang bermukim di hutan. Dokumen ini berfokus pada hutan-hutan di daerah tropis, wilayah yang menghasilkan hampir semua emisi dari deforestasi pada saat ini. Salah satu yang menentukan dalam penelitian ini adalah metode pengukuran. Metode pengukuran biomassa dan kandungan karbon telah banyak diketahui, namun hingga saat ini belum ada metode pengukuran yang standar. Dengan demikian, penelitian-penelitian mengenai pendugaan kandungan karbon pada tanaman masih terus berkembang, baik ditingkat nasional maupun ditingkat internasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan dan potensi biomassa dan karbon yang tersimpan pada tegakan hutan tanaman jenis meranti, serta potensinya dalam menyerap gas CO 2 dari atmosfer, kemudian menyusun persamaan allometrik dari potensi, biomassa, karbon tersimpan dan penyerapan gas CO 2 berdasarkan dimensi pertumbuhannya (diameter). Dan diharapkan menjadi salah satu metode pembanding untuk pengukuran karbon secara langsung yang berkembang saat ini. HPH pada mulanya dimaksudkan untuk mempertahankan lahan-lahan hutan sebagai hutan produksi permanen, sistem konsesi ini malah sebenarnya menjadi penyebab utama deforestasi dan degradasi hutan. Jumlah dan luas total kawasan HPH sudah berkurang sejak pertengahan tahun 1990-an, dan konsesi HPH memberikan pangsa pasokan kayu yang lebih kecil di Indonesia dibandingkan pada masa lalu. Namun, hampir separuh hutan tropis yang tersisa di Indonesia masih berada dibawah izin pembalakan dan juga mengalami degradasi atau berisiko untuk mengalami degradasi. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan metode destruktif dan non-destruktif. Pengukuran biomasa metode destruktif adalah pendugaan biomasa dengan melakukan penebangan pada suatu plot ukur sedangkan metode non-destruktif 288

yaitu pendugaan biomasa menggunakan persamaan yang dihasilkan dengan membuat persamaan dari parameter terukur dimensi pohon dengan biomasa yang diketahui dari pendugaan metode destruktif. Parameter yang digunakan dalam pendugaan metode non-destruktif dapat berupa diameter setinggi dada 130 cm (dbh). HASIL DAN PEMBAHASAN Biomassa Dari semua segmen atau bagian pohon Meranti yang ditanam di jalur TPTJ telah terjadi peningkatan biomassa untuk semua bagian pohon baik batang, akar, daun maupun cabang dan ranting, sehingga akan meningkatkan potensi biomassa total. Tabel 1. Potensi Biomassa di Seluruh Area (Potential of biomass in the area) Tahun Tanam luas (ha) Jumlah batang/ha Potensi Biomassa/pohon (gr) Potensi Biomassa di seluruh areal (kg) 2005 959,2 189 1787,39 324033,78 2006 1021 111 1773,68 201012,92 2007 1015 169 1609,07 276011,82 2008 533 105 1495,31 83685,02 2009 587,3 130 1261,15 96287,54 2010 475 127 1001,52 60416,69 2011 500 130 98,57 6407050,00 2012 508,94 149 16,74 1269428,68 Total 9043,43 1049,124277 Korelai antara faktor umur tanaman dengan potensi biomassa adalah 87,5%. Nilai ini menunjukan adanya hubungan yang sangat erat antara faktor umur tanaman dengan potensi biomassa. Hal ini berarti pengaruh umur sangat besar dalam menentukan besarnya potensi biomassa serta pada akhirnya akan menentukan besarnya potensi karbon. Berdasarkan bagian pohon, bagian pohon umumnya terdiri dari batang (60 65%), tajuk (5%), daun dan cabang (10-15 %), tunggak (5 10%) dan akar (5%). Sedangkan secara komposisi kimia, maka kayu memiliki komposisi sebagai berikut selulosa (50%), hemiselulosa (20%) dan lignin (30%) (White, 1991). Potensi biomassa akar pada tanaman Meranti juga cukup besar. Hal ini disebabkan karena akar yang berfungsi sebagai alat penopang batang agar dapat tumbuh dan berdiri tegak juga terdiri dari bahan-bahan penyusun kayu. Kadar Zat Terbang Nilai rata-rata zat terbang paling tinggi terdapat pada bagian cabang dan ranting sebesar 319,81%, sedangkan ratarata zat terbang terkecil terdapat pada 289

bagian daun sebesar 288,16%. Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian Kusuma (2009) bahwa rata-rata kadar zat terbang tertinggi pada jenis pohon dominan di areal IUPHHK-HA PT Suka Jaya Makmur terdapat pada daun sekitar 66,45% dan terkecil pada bagian batang yaitu sebesar 52,06%. Tabel 2. Kadar Zat Terbang (Content of Flew Matter) Umur Tanam Bagian Pohon (%) Cabang dan Akar Batang Ranting Daun Total 1 43,71 48,96 45,95 43,31 181,93 2 44,48 46,15 46,11 39,32 176,06 3 46,23 45,19 47,56 38,09 177,07 4 40,05 44,35 44,39 42,98 171,77 5 43,81 41,34 42,36 41,06 168,57 6 45,42 46,23 46,22 38,67 176,54 7 48,64 40,86 42,12 39,72 171,34 8 43,99 42,25 40,8 40,11 167,15 Rerata 45,54 44,42 44,44 40,41 173,80 Kadar Abu Rata-rata kadar abu tertinggi terdapat pada bagian daun, sebesar 45,625% dan terendah terdapat pada bagian batang sebesar 7,32%. Kusuma (2009) menyebutkan bahwa kadar abu paling tinggi pada daun disebabkan daun sebagai bagian pohon yang melakukan proses fotosintesis dimana dalam prosesnya xilem mengangkut air dan mineral untuk proses fotosintesis. Hasil ini sama dengan hasil penelitian Widyasari (2010) yang menyatakan bahwa kadar abu terbesar terdapat pada daun sebesar 5,56% dan terendah terdapat pada bagian batang utama sebesar 0,63% dan Onrizal (2004) yang menyatakan bahwa kadar abu terbesar terdapat pada bagian daun sebesar 2,8% sedangkan kadar abu terendah terdapat pada bagian batang sebsesar 1,3%. Kadar abu dalam penelitian ini berkisar antara 8,64% - 16,58%. 290

Tabel 3. Kadar Abu (Content of Ash) Umur Bagian Pohon (%) Tanam Akar batang Cabang dan Ranting Daun Total 1 1,07 0,57 1,51 5,49 8,64 2 1,92 0,89 2,18 5,7 10,69 3 1,37 1,11 1,85 5,82 10,15 4 2,46 1,04 1,25 5,51 10,26 5 2,27 1,08 2,96 6,98 13,29 6 4,16 1,16 3,39 8,61 17,32 7 1,22 1,34 2,68 6,63 11,87 8 3,32 1,05 5,13 7,08 16,58 Rerata 2,22 1,03 2,61 6,47 12,35 Karbon Kadar karbon rata-rata pada bagian batang 54,55% merupakan kadar karbon paling besar, cabang dan ranting 52,94%, daun 53,12% dan akar 53,24%. Besarnya kadar karbon ditentukan oleh kadar zat terbang dan kadar abu. Semakin tinggi kadar zat terbang dan kadar abu pada suatu bagian pohon maka kadar karbonnya akan semakin rendah. Batang yang memiliki kadar karbon tertinggi merupakan hal yang sangat penting untuk menduga potensi karbon tegakan dan banyak dijadikan sebagai dasar perhitungan pendugaan potensi karbon disuatu tegakan. Hal ini berkaitan erat dengan dimensi pohon yaitu diameter setinggi dada (Dbh) sebagai indikator dalam kegiatan pengukuran. Terdapat variasi nilai kadar karbon pada tiap bagian pohon, dimana biasanya pada bagian pangkal pohon memiliki kadar karbon yang paling besar dan semakin keatas kebagian ujung batang, dan bagian pohon ujung lainnya seperti cabang, ranting dan daun, kadar karbonnya semakin kecil. Hal ini dipengaruhi oleh, kerapatan kayu dan kadar air pada setiap bagian jaringan pohon. Potensi penyerapan CO 2 Potensi tanaman Shorea leprosula umur 1,2,3,4,5,6,7 dan 8 tahun dalam menyerap gas CO 2 di atmosfer berkisar antara 769,33-4,47 ton (Tabel 8). Sementara itu hasil penelitian Hardjana dan Fajri (2011), pada tanaman Shorea leprosula di Kawasan IUPHHK-HA PT ITCIKU Kalimantan Timur kemampuan tanaman Shorea leprosula umur 1-6 tahun yang berdiameter antara 2,96 8,27 cm dalam menyerap gas CO 2 dari atmosfir berkisar 0,54 10,17 ton/ha CO 2. Hasil ini sejalan dengan potensi tanaman dalam menyimpan cadangan karbon, dimana melalui proses fotosintesis, CO 2 di udara diserap oleh tanaman dengan bantuan sinar matahari kemudian diubah menjadi karbohidrat, selanjutnya didistribusikan ke seluruh organ tanaman yang ditimbun dalam bentuk biomassa (Hairiah dan Rahayu, 2007). 291

Kemudian bila dilakukan pengukuran untuk kemampuan rata-rata tahunan tanaman Shorea leprosula dalam menyerap gas CO 2 (mean annual CO 2 incr ement MACO I) dari atmosfir adalah berkisar 0,27 1,69 ton/ha/tahun, seperti Potensi penyerapan CO 2 rata-rata per tahunnya ini menunjukkan laju rata-rata tahunan kemampuan tanaman dalam menyerap CO 2 dari atmosfir. Gambar 1. Potensi CO 2 Shorea leprosula Miq di TPTJ PT. Suka Jaya Makmur (Potential of CO 2 Shorea leprosula Miq in TPTJ PT. Suka Jaya Makmur) Hasil analisis yang didapatkan bahwa model yang sesuai terhadap fenomena yaitu model power (Y = ad b ), nilai koefisien determinasi (R 2 ) = 0,875 nilai ini mencerminkan bahwa diameter dapat menjelaskan nilai potensi biomassa pohon pada tanaman Shorea leprosula Miq sebesar 87,5% dan sisanya 12,5% dijelaskan oleh faktor lain yang berada diluar model linear tersebut. Persamaan allometrik yang menggambarkan hubungan diameter-biomassa adalah : Y = 63,180D 1,680 ). Adapun parameter yang dihasilkan oleh berbagai model regresi dapat dilihat pada Tabel 4: 292

Tabel 4. Hubungan Diameter dengan Potensi Biomassa Pohon Pada Tanaman Shorea leprosula Miq (Coherence Diameter with Potential Biomass Tree at Shorea leprosula Miq) Equati on Model Summary R Square F df1 df2 Sig. Parameter Estimates Constan t 194.71 Linear.789 22.424 1 6.003 221.758 5 Power.875 41.979 1 6.001 63.180 1.680 The independent variable is Diameter b1 Selanjutnya gambaran hubungan antara diameter-biomassa dapat dilihat dari Gambar 2: Gambar 2. Hubungan diameter dan biomassa (Relation of diameter and biomass) Hasil analisis yang didapatkan bahwa model yang sesuai terhadap fenomena yaitu model power (Y = ad b ), nilai koefisien determinasi (R 2 ) = 0,876, nilai ini mencerminkan bahwa diameter dapat menjelaskan nilai potensi karbon pohon pada tanaman Shorea leprosula Miq sebesar 87,6% dan sisanya 12,4% dijelaskan oleh faktor lain yang berada diluar model linier tersebut. Persamaan allometrik yang menggambarkan hubungan diameter-karbon pohon adalah : Y = 33,627D 1,687. Adapun parameter yang dihasilkan oleh berbagai model regresi dapat dilihat pada Tabel 5: 293

Tabel 5. Hubungan Diameter dengan Potensi Karbon Pohon Pada Tanaman Shorea leprosula Miq (Coherence Diameter with Potential Carbon Tree at Shorea leprosula Miq) Equati on Model Summary R Square F df1 df2 Sig. Parameter Estimates Constan t 105.97 Linear.789 23.748 1 6.003 114.850 0 Power.876 42.525 1 6.001 33.627 1.687 The independent variable is Diameter Selanjutnya gambaran hubungan antara diameter-karbon pohon dapat dilihat pada Gambar 3: b1 Gambar 3. Hubungan diameter dan karbon pohon (Relation of diameter and carbon tree) Hasil analisis yang didapatkan bahwa model yang sesuai terhadap fenomena yaitu model power (Y = ad b ), nilai koefisien determinasi (R 2 ) = 0,876, nilai ini mencerminkan bahwa diameter dapat menjelaskan nilai potensi penyerapan karbondioksida pada tanaman Shorea leprosula Miq sebesar 87,6% dan sisanya 12,4% dijelaskan oleh faktor lain yang berada diluar model linier tersebut. Persamaan allometrik yang menggambarkan hubungan diameterpenyerapan karbondioksida adalah : Y = 123,394D 1,687. Adapun parameter yang dihasilkan oleh berbagai model regresi dapat dilihat pada Tabel 6 : 294

Tabel 6. Hubungan Diameter dengan Potensi Penyerapan CO 2 Pada Tanaman Shorea leprosula Miq (Coherence Diameter with Potential Absurb of CO 2 at Shorea leprosula Miq) Equati on Model Summary R Square F df1 df2 Sig. Parameter Estimates Constan b1 t 388.89 3 Linear.789 23.665 1 6.003 422.523 Power.876 42.499 1 6.001 123.394 1.687 Selanjutnya gambaran hubungan karbondioksida dapat dilihat dari Gambar antara diameter-penyerapan 4: Gambar 4. Hubungan Diameter dan Penyerapan CO 2 (Relation of Diameter and sequestration CO 2 ) KESIMPULAN Potensi biomassa pohon (kg/ha) pada tanaman Shorea leprosula berdasarkan pada kelas umur 1,2,3,4,5,6,7 dan 8 berkisar antara 1787,39 16,74 gr. Sedangkan potensi karbon pohon tanaman Shorea leprosula berkisar antara 1046,13 10,88 kg. Potensi tanaman Shorea leprosula umur 1,2,3,4,5,6,7 dan 8 tahun dalam menyerap gas CO 2 (kg/ton) dari atmosfer berkisar 4243,7 58,97 kg. Persamaan allometrik yang manggambarkan hubungan diameterbiomassa pohon adalah Y = 63,180D 1,680. Persamaan allometrik yang manggambarkan hubungan diameter- 295

karbon pohon adalah Y = 33,627D 1,683. Persamaan allometrik yang manggambarkan hubungan diameterpenyerapan CO 2 adalah Y = 123,394D 1,687. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. Ir. Gusti hardiansyah, MSc. QAM dan Ganjar Oki Widhanarto, S.Hut, MSc. yang membimbing mulai dari awal pelaksanaan penelitian hingga pembuatan laporan hasil penelitian. Serta Pihak Perusahaan PT. Suka Jaya Makmur yang telah memfasilitasi penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Brown S. 1997. Estimating Biomass and Biomass Change of Tropical Forest. A Primer, FAO Forestry Paper No. 134. FAO. USA Hairiah K, dan Rahayu S.2007. Pengukuran Karbon Tersimpan diberbagai Macam Penggunaan Lahan. Bogor: World Agroforestry Centre Jasni. Pipin P. Didik A. Sudika. Rusti R. 2004. Aplikasi Panas sebagai Alternatif untuk Mengawetkan Kayu.. Jurnal Ilmu & Teknologi Kayu Tropis. 2(1):27-33. Hardjana KA. 2009. Potensi Biomassa dan Karbon Pada Hutan Tanaman Acasia Mangium di HTI PT. Surya Hutani Jaya, Kalimantan Timur. Jurnal Penelitian Sosial Ekonomi Kehutanan. Vol 7. No. 4 :237-249. Haygreen JG, Bowyer JL. 1982. Hasil Hutan dan Ilmu Kayu, Suatu Pengantar. Hadikusumo SA. Penerjemah; Prawirohatmodjo S, Editor.Yogyakaryta: Gadjah Mada Haygreen, JG dan Bowyer JL. 1986. Hasil Hutan dan Ilmu Kayu. Terjemahan Dr. Ir. Sutjipto A. Hadikusumo. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. Rumbang N, Radjagukguk B, Prajitno D. 2009. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol. 9 No. 2 (2009) p: 95-102. Emisi Karbon Dioksida (CO2) Dari Beberapa Tipe Penggunaan Lahan Gambut Di Kalimantan. Rusdiana O, Lubis RS. 2012. Jurnal Silvikultur Tropika Vol. 03 No. 01 April 2012, Hal. 14 21. Pendugaan Korelasi antara Karakteristik Tanah terhadap Cadangan Karbon (Carbon Stock) pada Hutan Sekunder. Sisadora C. 2011. Analisis Finansial Penyerapan Karbon di Hutan Tanaman Acacia mangium Willd. PT. Finnantara Intiga Kabupaten Sintang [Skripsi]. Pontianak : Fakultas Kehutanan, Universitas Tanjungpura. 296

297