BAB I PENDAHULUAN. para stakeholdernya. Keberhasilan dalam pencapaian tujuan perusahaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. akan sangat bermanfaat bagi penganalisa laporan keuangan untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam

PENDAHULUAN. ini pertumbuhannya sangat signifikan. Sejak tahun 2006 indonesia telah. Tabel 1.1 Volume dan Nilai Expor Kelapa Sawit

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan.

Analisa Rasio Keuangan Untuk Meningkatkan Kinerja Keuangan Pada PT. Bukit Asam, Tbk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan salah satu negara tujuan investasi paling

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan pengkajian kinerja keuangan PDAM Kabupaten Kudus, yang meliputi 4

Analisis Kinerja Keuangan Dengan Metode Profitabilitas Terhadap Laba Perusahaan Pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan yang dapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa saat ini sistem perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya perusahaan didirikan dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan.

Latar Belakang Masalah. 1. Keuangan Perusahaan 2. Laporan Keuangan 3. Penilaian Kinerja Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi di pasar modal. Mulai dari pengusaha, pegawai, buruh,

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya adalah analisis rasio, analisis nilai tambah pasar (Market Value

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RASIO LAPORAN KEUANGAN

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk

BAB I PENDAHULUAN. luar yang berkepentingan terhadap laporan keuangan. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal atau investor. Dana

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan arus kas.

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kondisi perekonomian yang semakin berkembang pada saat ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS DU PONT SYSTEM TERHADAP PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA PERUSAHAAN PADA PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO Tbk.

BAB II BAHAN RUJUKAN. Menurut Kasmir (2010) menjelaskan bahwa : Sedangkan Najmudin (2011) menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan dividen menjadi masalah menarik karena akan memenuhi harapan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka untuk dapat menjalankan usahanya secara maksimal dan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal yang cukup dalam. menjalankan kegiatan operasional sehari-hari. Meningkatnya efektifitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Rasio Keuangan Likuiditas, Solvabilitas, & Rentabilitas Pada PT. Lerindro Internasional

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK.

MANAJEMEN KEUANGAN. Analisis Rasio Keuangan. Riska Rosdiana SE., M.Si. Modul ke: Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen

: Ahmad Zaky Mubarok NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Sigit Sukmono, SE., MM FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2015

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan perekonomian banyak perusahaan mengalami

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi ekonomi sekaligus

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara yang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sahamadalah memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham. kerja, dengan sendirinya akan mengurangi jumlah pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan Current Ratio, Debt to Equity dan Return on Investment terhadap

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO Tbk

Analisis Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Aktivitas pada PT. Kimia Farma (Persero), Tbk

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa angka-angka dari transaksi yang terjadi selama satu periode. Informasi

BAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT KALBE FARMA TBK. : DWI PRATIWI NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Rino Rinaldo, SE.

BAB I PENDAHULUAN. masa ke masa agar dapat diketahui apakah perusahaan mengalami kemajuan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era perdagangan bebas seperti sekarang ini, persaingan antar

BAB I PENDAHULUAN. proses ini sering juga disebut sebagai analisis perusahaan (company. perusahaan dimasa depan. Dalam company analysis para investor

III. METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan mampu memberikan deviden kepada pemegang saham, kelangsungan hidup suatu perusahaan.

Gambar 1.1. Perkembangan Konsumsi Minyak Nabati Dunia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang telah go public pasti memiliki informasi yang dibutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan utama berdirinya sebuah perusahaan adalah untuk. dipastikan perusahaan beroperasi secara maksimal. Profitabilitas dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak tahun 1997, Indonesia mengalami dampak atas memburuknya kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT SEPATU BATA TBK PERIODE

Nama : Martha Romadoni NPM : Kelas : 3EA13

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan

BAB II LANDASAN TEORI. dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. Peranan Analisis Laporan Keuangan Sebagai Bahan Pertimbangan Dalam

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN. saham akan bereaksi negatif bila terjadi kemelut dalam negeri seperti kerusuhan

BAB I PENDAHULUAN. tentang perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. vii. Universitas Kristen Maranatha

MEET 05 FOR E LEARNING ANALISA RASIO

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT KIMIA FARMA (PERSERO) TBK

BAB I PENDAHULUAN. telah dibuka maka investasi harus terus dilanjutkan sampai kebun selesai

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan. Model yang sering digunakan dalam melakukan analisis

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. seluruh kewajiban lancarnya. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

III. METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK. Kata kunci: Current ratio, ROE, Profit Margin, Debt Ratio, Total Assets Turnover, harga saham

ANALISIS FUNDAMENTAL SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI SAHAM PADA PT ASTRA AGRO LESTARI, Tbk

ANALISIS KEUANGAN. o o

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.5. Latar Belakang Masalah Perusahaan yang merupakan salah satu bentuk organisasi pastinya memiliki tujuan yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para stakeholdernya. Keberhasilan dalam pencapaian tujuan perusahaan merupakan suatu prestasi manajemen. Kinerja suatu perusahaan perlu diukur karena dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan baik pihak internal maupun eksternal. Kinerja perusahaan ini merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan, hal ini dapat dianalisa dengan berbagai konsep mengenai analisa keuangan, sehingga akhirnya dapat diketahui tentang baik atau buruknya kondisi keuangan suatu perusahaan yang merupakan cerminan prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya yang digunakan oleh perusahaan dapat secara optimal, efektif dan efisien. Menurut Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara, definisi BUMN adalah : Badan Usaha Milik Negara, yang selanjutnya disebut BUMN, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Perusahaan Perseroan, yang selanjutnya disebut Persero, adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51% (lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang tujuan utamanya mengejar keuntungan.

Dari total 141 BUMN di Indonesia, terdapat 14 BUMN Perkebunan yang terdiri dari : PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) di Aceh PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) di Sumatera Utara PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) di Sumatera Utara PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) di Sumatera Utara PT. Perkebunan Nusantara V (Persero) di Riau PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero) di Jambi & Sumatera Barat PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) di Lampung, Sumatera Selatan & Bengkulu PT. Perkebunan Nusantara VIII (Persero) di Jawa Barat & Banten PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) di Jawa Tengah PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) di Jawa Timur PT. Perkebunan Nusantara XI (Persero) di Jawa Timur PT. Perkebunan Nusantara XII (Persero) di Jawa Timur PT. Perkebunan Nusantara XIII (Persero) di Kalimantan Barat PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) di Sulawesi Selatan Dari empat belas BUMN tersebut komoditi yang dihasilkan sangat variatif seperti kelapa sawit, karet, teh, kakao, tebu/gula, kopi dan lain-lain, dengan berbagai turunan produksinya. Khusus untuk wilayah sumatera (PTPN I VII) lebih seragam komoditi yang dihasilkan yaitu Kelapa Sawit dan Karet walaupun ada juga sebagian kecil teh dan tebu/gula. Studi kasus dalam tesis ini mengarah ke PTPN I (Persero) PTPN VII (Persero) yang berada di Sumatera dimana

komoditi yang dihasilkan lebih seragam, namun kinerja keuangan dan kinerja perusahaan secara keseluruhan sangat variatif. Faktor internal dalam mempengaruhi kemampuan perusahaan yang gopublic dalam mencapai tujuan jangka panjangnya untuk meningkatkan nilai perusahaan dapat dilihat dari kinerja keuangannya. Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan oleh para investor dalam berinvestasi. Salah satu rasio keuangan yang dapat digunakan sebagai indikator dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan adalah rasio profitabilitas (Sartono, 2009:213). Samsul (2006:143) sesuai dengan kepentingan dan tujuannya membagi golongan-golongan rasio keuangan menjadi 2 (dua), yaitu 1) untuk mengetahui kekuatan manajemen dan 2) mengetahui kinerja perusahaan. Untuk mengetahui kekuatan manajemen, maka rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio solvabilitas harus dianalisis. Untuk melihat kinerja perusahaan, maka yang dianalisis adalah rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada (Oktaria, 2009). Rasio-rasio profitabilitas yang dipergunakan antara lain : Net profit margin, Return on Equity (ROE), dan Return on Investment (ROI). Net Profit Margin atau margin laba bersih merupakan keuntungan penjualan setelah menghitung seluruh biaya dan pajak penghasilan. Margin ini menunjukkan perbandingan laba bersih setelah pajak (EAT) dengan penjualan. Return on Investment (ROI) merupakan kemampuan yang akan digunakan untuk menutup investasi yang dikeluarkan. Laba yang digunakan untuk mengukur rasio adalah

laba bersih setelah pajak. Return on Equity (ROE) atau sering disebut Rentabilitas modal sendiri dimaksudkan untuk mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri. Kinerja keuangan dan kinerja perusahaan secara ringkas dapat tercermin dari tabel data dan grafik-grafik yang ada terjadi variasi dan perbedaan kinerja antar perusahaan BUMN perkebunan walaupun produksi yang dihasilkan hampir seragam. Tabel 1.1. Data Luas Areal TM, Produktivitas, Laba (Rugi) & Tingkat Kesehatan Perusahaan BUMN PerkebunanPTPN I VII (Persero) Perusahaan Luas Areal TM (Ha.) Produktivitas Kelapa Sawit (Ton TBS / Ha) Produktivitas Karet (Ton KK / Ha) Laba / Rugi (Rp. Miliar) Laba / Rugi Per Ha. (Rp. Juta) Tingkat Kesehatan BUMN PTPN 1 20,217 12.03 0.08 36.43 1.80 Sehat A PTPN 2 37,410 11.20 0.79 31.27 0.84 Kurang Sehat BBB PTPN 3 99,685 23.46 1.56 823.69 8.26 Sehat AAA PTPN 4 98,275 23.53 0 697.43 7.10 Sehat AAA PTPN 5 60,066 18.49 0.80 312.28 5.20 Sehat AA PTPN 6 26,331 21.58 0 144.88 5.50 Sehat AAA PTPN 7 43,356 16.79 1.27 54.33 1.25 Sehat AA Sumber : PTPN I-VII Tahun -2012 Tabel 1.1. menunjukkan bahwa laba per tahun PTPN III memiliki hasil yang terbesar yaitu 823,69 milyar pada tahun 2012, sedangkan hasil laba per tahun yang terendah diperoleh PTPN II, yaitu sebesar 31,27 milyar pada tahun 2012. Laba per Ha/tahun tertinggi diperoleh PTPN III yaitu sebesar 8,26 juta per Ha/tahun, sedangkan laba per Ha/tahun yang terendah diperoleh PTPN II sebesar 0,84 juta per Ha/tahun. Luas areal tanam terluas dikelola PTPN III yaitu 99.685 Ha sedangkan luas areal tanam terendah pada PTPN I seluas 20.217 Ha. Produktivitas kelapa sawit (ton TBS/Ha/Tahun) PTPN IV memiliki hasil yang

terbesar yaitu 23,53 ton TBS/Ha/Tahun, sedangkan yang terendah diperoleh PTPN II sebesar 11,20 ton TBS/Ha/Tahun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Gambar berikut ini. 100.000 99.685 98.275 80.000 60.066 60.000 40.000 20.217 37.410 26.331 43.356 20.000 0 PTPN 1 PTPN 2 PTPN 3 PTPN 4 PTPN 5 PTPN 6 PTPN 7 Gambar 1.1. Grafik Luas Areal Tanaman Menghasilkan (TM) Perusahaan BUMN Perkebunan PTPN I VII (Persero) Tahun 2012 Gambar 1.1. menunjukkan bahwa PTPN III memiliki luas areal tanam terluas yaitu 99.685 Ha disusul PTPN IV memiliki luas areal tanam seluas 98.275 Ha, sedangkan luas areal tanam terendah pada PTPN I seluas 20.217 Ha. 25 20 23,46 23,53 18,49 21,58 16,79 15 12,03 11,20 10 5 0 PTPN 1 PTPN 2 PTPN 3 PTPN 4 PTPN 5 PTPN 6 PTPN 7 Gambar 1.2. Grafik Produktivitas Kelapa Sawit (Ton TBS/Ha/Tahun) Perusahaan BUMN Perkebunan PTPN I VII (Persero) Tahun 2012

Gambar 1.2. menunjukkan bahwa produktivitas kelapa sawit (ton TBS/Ha/Tahun) PTPN IV memiliki hasil yang terbesar yaitu 23,53 ton TBS/Ha/Tahun, disusul PTPN III sebesar 23,46 ton TBS/Ha/Tahun, sedangkan yang terendah diperoleh PTPN II sebesar 11,20 ton TBS/Ha/Tahun. 1.000,00 800,00 823,69 697,43 600,00 400,00 200,00 36,43 31,27 312,28 144,88 54,33 - PTPN 1 PTPN 2 PTPN 3 PTPN 4 PTPN 5 PTPN 6 PTPN 7 Gambar 1.3. Grafik Laba (Rp.Miliar) Perusahaan BUMN Perkebunan PTPN 1 VII (Persero) Tahun 2012 Gambar 1.3. menunjukkan bahwa laba per tahun PTPN III memiliki hasil yang terbesar yaitu 823,69 milyar pada tahun 2012, disusul PTPN IV sebesar 697,43 milyar pada tahun 2012, sedangkan hasil laba per tahun yang terendah diperoleh PTPN II, yaitu sebesar 31,27 milyar pada tahun 2012. Hasil kinerja perusahaan perkebunan yang ada di Sumatera sangat beragam (variatif) (Tabel 1.1), padahal komoditi yang dihasilkan seragam, artinya sangat dimungkinkan terdapat beberapa permasalahan yang mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan perkebunan tersebut. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor : KEP- 100/MBU/2002, tanggal 4 Juni 2002, terdapat 8 item sebagai aspek keuangan dalam penilaian kinerja keuangan perusahaan perkebunan, yaitu :

1. Imbalan kepada pemegang saham (ROE) 2. Imbalan Investasi (ROI) 3. Rasio Kas / Cash Ratio 4. Rasio Lancar / Current Ratio 5. Collection Period 6. Perputaran Persediaan 7. Perputaran Total Assets (TATO) 8. Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aktiva. Berdasarkan penjelasan dan penelitian-penelitian sebelumnya maka dalam penelitian ini akan diteliti mengenai beragamnya rasio profitabilitas dari kinerja keuangan perusahaan BUMN Perkebunan PTPN I VII yang terdiri dari Net Profit Margin (NPM), Return On Investment (ROI) dan Return On Equity (ROE) serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhinya terdiri dari faktor ekonomi makro (nilai kurs rupiah terhadap dolar AS, suku bunga SBI dan inflasi) dan faktor fundamental perusahaan (struktur modal, arus kas, tingkat pertumbuhan perusahaan, harga komoditi karet, harga komoditi sawit, luas areal karet, luas areal sawit, produktivitas produksi karet dan produktivitas produksi sawit). Dalam penilitian ini akan diteliti pengaruh faktor ekonomi makro dan fundamental perusahaan terhadap kinerja keuangan perusahaan perkebunan BUMN PTPN I-VII (Persero) yaitu NPM, ROI dan ROE. 1.6. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana pengaruh faktor ekonomi makro (nilai kurs rupiah terhadap dolar AS, suku bunga SBI dan inflasi) dan faktor fundamental perusahaan (struktur modal, arus kas, tingkat pertumbuhan perusahaan, harga komoditi karet, harga komoditi sawit, luas areal karet, luas areal sawit, produktivitas produksi karet dan produktivitas produksi sawit) terhadap kinerja keuangan perusahaan (Net Profit Margin / NPM) BUMN perkebunan PTPN I-VII (Persero)? 2. Bagaimana pengaruh faktor ekonomi makro (nilai kurs rupiah terhadap dolar AS, suku bunga SBI dan inflasi) dan faktor fundamental perusahaan (struktur modal, arus kas, tingkat pertumbuhan perusahaan, harga komoditi karet, harga komoditi sawit, luas areal karet, luas areal sawit, produktivitas produksi karet dan produktivitas produksi sawit) terhadap kinerja keuangan perusahaan (Return On Investment / ROI) BUMN perkebunan PTPN I-VII (Persero)? 3. Bagaimana pengaruh faktor ekonomi makro (nilai kurs rupiah terhadap dolar AS, suku bunga SBI dan inflasi) dan faktor fundamental perusahaan (struktur modal, arus kas, tingkat pertumbuhan perusahaan, harga komoditi karet, harga komoditi sawit, luas areal karet, luas areal sawit, produktivitas produksi karet dan produktivitas produksi sawit) terhadap kinerja keuangan perusahaan (Return On Equity / ROE) BUMN perkebunan PTPN I-VII (Persero)? 1.7.Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk :

1. Menganalisis pengaruh faktor ekonomi makro (nilai kurs rupiah terhadap dolar AS, suku bunga SBI dan inflasi) dan faktor fundamental perusahaan (struktur modal, arus kas, tingkat pertumbuhan perusahaan, harga komoditi karet, harga komoditi sawit, luas areal karet, luas areal sawit, produktivitas produksi karet dan produktivitas produksi sawit) terhadap kinerja keuangan perusahaan (Net Profit Margin / NPM) BUMN perkebunan PTPN I-VII (Persero). 2. Menganalisis pengaruh faktor ekonomi makro (nilai kurs rupiah terhadap dolar AS, suku bunga SBI dan inflasi) dan faktor fundamental perusahaan (struktur modal, arus kas, tingkat pertumbuhan perusahaan, harga komoditi karet, harga komoditi sawit, luas areal karet, luas areal sawit, produktivitas produksi karet dan produktivitas produksi sawit) terhadap kinerja keuangan perusahaan (Return On Investment / ROI) BUMN perkebunan PTPN I-VII (Persero). 3. Menganalisis pengaruh faktor ekonomi makro (nilai kurs rupiah terhadap dolar AS, suku bunga SBI dan inflasi) dan faktor fundamental perusahaan (struktur modal, arus kas, tingkat pertumbuhan perusahaan, harga komoditi karet, harga komoditi sawit, luas areal karet, luas areal sawit, produktivitas produksi karet dan produktivitas produksi sawit) terhadap kinerja keuangan perusahaan (Return On Equity / ROE) BUMN perkebunan PTPN I-VII (Persero) 1.4. Manfaat Penelitian

1. Secara akademik penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pendidikan manajemen keuangan, khususnya dalam bidang kinerja keuangan perusahaan perkebunan. 2. Penelitian ini bermanfaat bagi perusahaan BUMN perkebunan PTPN I-VII dalam evaluasi dan perbaikan kinerja perusahaan perkebunan. 3. Penelitian ini bermanfaat sebagai benchmark (pembanding) antar BUMN perkebunan untuk kinerja yang lebih baik. 4. Penelitian ini diharapkan memberikan tambahan wacana untuk literatur perpustakaan yang membahas penelitian tentang pengaruh faktor ekonomi makro (nilai kurs rupiah terhadap dolar, suku bunga SBI, dan inflasi) dan faktor fundamental perusahaan (struktur modal, arus kas, potensi pertumbuhan, harga komoditi karet, harga komoditi sawit, luas areal karet, luas areal sawit, produktivitas produksi karet dan produktivitas produksi sawit) terhadap kinerja perusahaan perkebunan (NPM, ROI, dan ROE). 5. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang pengaruh faktor ekonomi makro (nilai kurs rupiah terhadap dolar, suku bunga SBI dan inflasi) dan faktor fundamental perusahaan (struktur modal, arus kas, potensi pertumbuhan, harga komoditi karet, harga komoditi sawit, luas areal karet, luas areal sawit, produktivitas produksi karet dan produktivitas produksi sawit) terhadap kinerja perusahaan perkebunan (NPM, ROI, dan ROE). 6. Penelitian ini berguna bagi peneliti selanjutnya sebagai referensi dalam melakukan penelitian lanjutan di bidang kajian sejenis.