BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran berolahraga bukan hanya akan mendapat kesehatan jasmani saja, namun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi pada jaman modern sekarang ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. individu secara menyeluruh. Namun, perolehan keterampilan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERBANDINGAN PENDEKATAN TAKNIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan (IPTEK) belakangan ini sangat. mempengaruhi pendidikan, terutama di negara-negara yang sudah maju.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan olahraga rakyat yang telah dikenal di tanah air sejak

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga peserta didik dapat mengalami perubahan yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN. lawan dan berusaha memasukan bola ke dalam jaring atau gawang lawan.

BAB I PENDAHULUAN. membawa nama bangsa ke dunia internasional menjadi baik. Mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan olahraga Nasional, seperti tercantum dalam Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan harus diarahkan pada pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola adalah suatu olahraga yang tidak asing lagi ditelinga kita.

I. PENDAHULUAN. bertanggung jawab serta sehat jasmani dan rohani. Oleh karena itu sekolah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Bangsa Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat disetiap kegiatan-kegiatan olahraga. adalah belum efektifnya metode latihan di klub-klub olahraga, kondisi rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum pendidikan jasmani. Upaya meningkatkan keterampilan bermain

BAB I PENDAHULUAN. berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan di dalam GBHN tahun 1973 yang dikutip oleh (Fuad Ihsan,

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan keterampilan olah raga tetapi pada perkembangan si anak seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. digemari oleh kalangan remaja pada saat ini. Dalam permainan sepakbola

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dapat menumbuhkan potensi sumber

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mendorong, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmani

BAB I PENDAHULUAN. fungsi antara pengembangan aspek: (a) organik, (b) neuro moscular,(c)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. cukup digemari dan diminati serta seringkali dipertandingkan antar kelas maupun

BAB I PENDAHULUAN. secara keseluruhan. Melalui pendidikan jasmani dikembangkan beberapa aspek yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. lancar sangat ditentukan oleh beberapa unsur antara lain guru, siswa,

PENGARUH PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION TERHADAP MINAT DAN KETERAMPILAN PASSINGSTOPPING PADA PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

I. PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang sangat digemari. masyarakat, di desa maupun di kota sering kali dijumpai orang yang

I. PENDAHULUAN. manusia. Seperti telah diketahui di dalam kehidupan sehari-hari, semua

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting bagi kehidupan

baik dan benar. Para pemain sebaiknya berlatih dengan rutin dan penuh

BAB 1 PENDAHULUAN. klub-klub sepakbola yang memiliki pemain-pemain yang berkualitas. Pembinaan

1. PENDAHULUAN. pembinaan warga masyarakat dan peserta didik melalui pendidikan jasmani dan. pembangkitan motivasi harus dimulai pada usia dini.

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari anak-anak hingga orang dewasa setiap hari memainkan sepakbola

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga salah satu cara untuk membina dan mempertahankan kesegaran

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kegiatan formal yang dilakukan di sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. jasmani yang direncanakan secara sistematik untuk mencapai suatu tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. masalah smpai masalah tersebut dapat di pecahkan dengan baik. Untuk dapat. bermutu tinggi dan mampu berkompetensi secara global.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Satryandi Ahmad Fauzi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) meliputi permainan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani dan kesehatan pada hakikatnya adalah proses pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya melalui pembelajaran atau cara lain.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan bagian pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi telah menembus setiap aspek kehidupan. Olahraga tidak

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter bangsa dari suatu negara. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. masyrakat akan perkembangan olahraga prestasi di Indonesia khususnya.dengan

BAB I PENDAHULUAN. aktif di dalam prosesnya dan gurulah yang menjadi center utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. Melalui aktivitas jasmani memberi kesempatan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional, (Depdiknas, 2003: 30). Karanggambas sesuai silabus adalah: atletik, senam, renang, kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik, melalui cabang-cabang olahraga ataupun olahraga tradisional, yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian dari program pendidikan umum yang

BAB I PENDAHULUAN. tubuh. Gerak merupakan perpindahan kedudukan terhadap benda lainnya baik

BAB I PENDAHULUAN. Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua tim, yang masingmasing

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dapat menumbuhkan potensi sumber daya manusia

2015 PENGARUH PENGGUNAAN BOLA MOD IFIKASI TERHAD AP HASIL BELAJARA PASSING D AN STOPING D ALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA D I SMP NEGERI 4 BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola adalah olahraga yang paling terpopuler di dunia dan permainan

BAB I PENDAHULUAN. yang disampaikan kepada siswa baik dari tingkat pendidikan dasar sampai

pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan, terutama dinegara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. lama yang dimainkan dan ditonton oleh jutaan orang. Sepak bola merupakan jenis

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan olahraga permainan khususnya sepak bola

BAB I PENDAHULUAN. Dalam permainan sepakbola banyak faktor-faktor yang dibutuhkan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. satunya dengan melakukan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Researh).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mensukseskan pembangunan yang sejalan dengan kebutuhan manusia.

PENDAHULUAN. seperti dirumuskan dalam Undang Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia bahkan mendapat simpati di hati masyarakat. Sepakbola digemari oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar yang menumbuh

I. PENDAHULUAN. (human movement) yang dapat berupa aktivitas jasmani, permainan atau

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bolavoli merupakan salah satu cabang olahraga permainan

MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA MATERI AJAR GERAK DASAR MENENDANG DALAM SEPAK BOLA. Untung

BAB I PENDAHULUAN. demikian itu berolahraga dapat dilakukan dimana saja. Salah satu olahraga yang

BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki tersebut. Apabila tidak dikembangkan, maka akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan memiliki peran yang sangat

Materi: Konsep Dasar Pendekatan Taktik dalam Permainan Sepakbola. Pembelajaran Pendidikan Jasmani di sekolah masih cenderung dilaksanakan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari

KEMAMPUAN DASAR BERMAIN SEPAKBOLA SISWA KELAS VIII SMP N 2 PANDAK. Oleh Fitri Hermawan N dan Soni Nopembri Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. gerak atau olahraga merupakan bagian dari belajar yang melibatkan emosi atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan sebuah aktivitas fisik yang memiliki aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus manusia untuk mengulangi masalah-masalah yang di hadapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat di pisahkan dengan kehidupan manusia.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era modern ini, sudah banyak masyarakat yang mulai menyadari arti pentingnya olahraga, bahkan sudah menjadi bagian dari kebutuhan pokok. Kesadaran berolahraga bukan hanya akan mendapat kesehatan jasmani saja, namun juga kesehatan rohani. Sumber daya manusia mempunyai peran yang sangat penting dalam mewujudkan kebutuhan jasmani melalui olahraga, yang tentunya timbul akan kesadaran terlebih dahulu dari individu masing-masing. Kegiatan olahraga yang dijalankan dengan teratur, maka kesehatan dapat dicapai, karena olahraga merupakan salah satu bentuk gerakan yang mengakibatkan semua anggota tubuh. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam olahraga, yaitu bisa dilakukan dengan cara individual, bisa juga dilakukan secara tim. Salah satu kegiatan olahraga yang dilakukan dengan tim yaitu sepakbola. Jenis olahraga ini merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang sangat diminati oleh masyarakat di berbagai negara mualai dari anak kecil, remaja, dewasa, bahkan sampai orang tua. Tingginya eforia masyarakat terhadap sepakbola, maka para pemain menjadi pusat perhatian para pendukung. Oleh karena itu, para pemain dituntut agar dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan para penggemarnya dalam mewujudkan permainan sepakbola yang menarik serta bermutu. Upaya untuk mewujudkan keinginan para penggemar sepakbola, pemain akan menjadi fokus perhatian. Penggemar atau penonton pada umumnya tidak peduli dengan pihak-pihak yang dapat menjadikan seseorang menjadi pemain yang 1

2 profesional, baik, terampil, mahir, lincah, gesit dan enak ditonton dan menghibur. Pikirnya, semua yang ada pada seorang pemain adalah alami dan bawaan sejak lahir, atau dianggap jika ada seorang pemain bola yang baik memang itu sudah ditakdirkan demikian. Disisi lain, dalam praktiknya tidaklah demikian, namun dibutuhkan pengorbanan yang besar dari para pemain, yang salah satunya harus selalu menjaga kebugaran fisik, mental, serta melakukan latihan secara rutin. Eri Pratiknyo Dwikusworo (2010:1) menyatakan bahwa prestasi olah raga yang optimal dapat dicapai dengan pendekatan latihan fisik, teknik dan mental. Latihan fisik secara teratur, sistematis, terprogram dan berkesinambungan dengan pendekatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dituangkan dalam program latihan, dapat meningkatkan kualitas ataupun kondisi fisik tertentu. Frekuensi dan keseriusan latihan akan mendukung prestasi yang diinginkan. Prestasi olahraga tidak akan lepas dari kondisi fisik dan kualitas fisiknya, dimana setiap cabang olahraga menuntut kondisi dan kualitas fisik yang berbeda-beda hal ini sesuai dengan karakteristik cabang olah raganya. Pada permainan sepakbola, para pemain harus memiliki dan menguasai teknik bermain yang baik terutama teknik dengan bola, yang diperlukan saat menyerang dan menguasai bola. Teknik yang diperlukan adalah teknik menggiring bola (dribbling), perlu dilatih dengan posisi yang cukup. Terkait dengan dribbling, para pemain juga perlu didukung kemampuan untuk menghindari dan melakukan gerak tipu untuk mengecoh lawan saat menguasai bola perlu memiliki kecepatan dan kelincahan tubuh untuk menghindari sergapan lawan. Kemampuan dribbling yang baik harus dibentuk sejak usia muda, misalnya di usia SMP atau sederajad. Supaya membawa suasana pembelajaran yang inovatif,

3 dengan terciptanya pembelajaran yang menyenangkan dan dapat memotivasi peserta didik untuk lebih berpeluang melakukan gerak secara luas dan bebas, sesuai tingkat kemampuan yang dimiliki para pemain, maka dibutuhkan adanya pengembangan pembelajaran. Selain itu, pengembangan pembelajaran merupakan salah satu upaya untuk membantu penyelesaian permasalahan terbatasnya sarana dan prasarana pembalajaran. Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat diartikan bahwa metode pembelajaran yang tepat maka dapat menumbuhkan semangat para pemain untuk berlatih. Dampak selanjutnya, akan diperoleh kemampuan drible yang maksimal, sehingga dapat mencetak prestasi. Objek penelitian ini dilakukan di MTsN Karangtengah dikarenakan berdasarkan hasil observasi awal diperoleh informasi bahwa kemampuan dribbling para murid kelas VII selama tahun ajaran 2015/2016 belum maksimal. Hal ini disinyalir masih belum maksimalnya cara pengajaran dan cara meyampaikan atau terlalu singkat. Kelemahan ini, terutama bagi siswa yang sama sekali belum mengerti apa yang di ajarkan seorang guru (tanpa penjelasan yang jelas) maka berdampak para siswa tidak bisa maksimal dalam memahami pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Selain masalah di atas, kemampuan dribbling para murid kelas VII juga dikarenakan minimnya sarana dan prasarana yang ada di MTsN Karangtengah tidak memungkinkan untuk prembelajaran yang maksimal, misalnya lapangan yang telalu sempit. Padahal fasilitas yang baik akan memberikan hasil pembelajaran yang baik pula. Lapangan yang memadai, bola yang cukup, gawang yang masih dalam kondisi bagus akan dapat meningkatkan motivasi siswa giat latihan dan sungguh-sungguh. Namun jika kondisi yang tejadi sebaliknya, maka para siswa kurang termotivasi

4 untuk latihan, sehingga berdampak pada kemampuan dribbling yang minim. Berikut hasil survei sarana dan prasarana olahraga MTsN Karangtengah disajikan pada tabel berikut. Tabel 1.1 Hasil Survei Sarpras Sepak Bola MTSN Karangtengah No Alat Jumlah Kondisi 1 Lapangan 1 Kurang memadai 2 Bola 6 Kondisi kurang baik 3 Cone 2 set Kondisi kurang baik 4 Metern/roll 1 Kondisi cukup baik. Sumber: survei awal peneliti (2016). Sesuai dengan kompetensi dasar pada materi permainan sepakbola, disebutkan oleh Guru penjasorkes bahwa, siswa lebih berminat mempraktikan teknikdasar pembelajaran sepakbola, misalnya dribbling apabila pembelajaran dilakukan dengan teknik yang dimodifikasi. Upaya untuk lebih memaksimalkan minat siswa tersebut, maka perlu dilakukan pengembangan model pembelajaran. Salah satunya yaitu dengan mengembangkan pembelajaran inkuiri drive dribbling. Permainan ini menitikberatkan pada latihan dribbling ke dalam bentuk pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkreasi. Berdasarkan pengamatan peneliti di MTsN Karangtengah, proses pembelajaran sepakbola yang biasa dilakukan selama ini cukup baik. Namun dengan mengingat kemampuan dribbing siswa kelas VII masih rendah, maka harus ditingkatkan. Pada proses pembelajaran sepakboladi MTsN Karangtengah ditemui beberapa hal sebagai berikut : Sarana dan prasarana belum di gunakan, misalnya adanya bola yang tidak terawat, sehingga banyak bola yang tidak dipergunakan, akibatnya bola yang biasa

5 digunakan menjadi kurang. Terlihat guru belum menyampaikan gerakan teknik dasar dalam pembelajaran sepakbola, sehingga masih banyak siswa yang melakukan dribbling belum sesuai dengan peraturan. Pembelajaran permainan sepak bola yang diberikan oleh guru masih belum dikemas dalam bentuk modifikasi, sehingga dijumpai siswa yang merasa tidak senang, bosan, dan malas untuk bergerak dan mengikuti pembejaran penjasorkes. Berdasarkan uraian diatas peneliti dapat memberikan alasan mengapa masalah tersebut perlu diteliti, antara lain : agar siswa mampu mengenal lebih dahulu arti penting olahraga, sehingga tujuan dari penjas dan olahraga dapat tercapai. Menyederhanakan sarana dan prasarana serta peraturan dalam proses pembelajaran penjasorkes sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran memudahkan perserta didik dan guru. Supaya proses pembelajaran penjasorkes di SMP lebih menarik, dan memasuki SMA lebih efisien, menyenangkan, dan mendapat perhatian, antuiasme yang lebih dari peserta didik. Penggunaan model gaya pembelajaran yang tepat sangat dibutuhkan di MTsN Karangtengah, supaya pembelajaran semakin mudah, cepat, hasil yang optimal. Maka sebagi peneliti menyimpulkan kembali untuk mencoba memperbaiki kekurangan yang ada di MTsN Karangtengah dengan cara memberikan metode pembelajaran dribbling sepakbola dengan metode inkuiri drive driblling. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas, maka dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:

6 1. Kurangnya keseriusan belajar dari para siswa dan siswa masih setengah hati dalam melakukan dribling sepakbola di MTsN Karangtengah, terutama untuk siswa yang kurang berminat dalam bidang olahraga. 2. Metode pembelajaran dribbling masih belum di tangani secara serius, terbukti penggunaan metode yang sama terus atau tidak ada pengembangan metode pembelajaran lainnya. 3. Dengan menggunakan metode pembelajaran yang lama, masih banyak siswa yang belum memahami/melaksanakan teknik dasar dribbling sepakbola, karena dirasa monoton. 1.3. Pembatasan Masalah Supaya menghindari terjadinya penafsiran yang berbeda kiranya perlu adanya batasan-batasan permasalahan sehingga ruang lingkup dari penelitian lebih jelas. Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut : 1. Pengembangan model pembelajaran yang digunakan adalah inquiri drive. 2. Penelitian dilakukan pada siswa laki-laki dan perempuan kelas VII di MTsN Karang Tengah. 3. Tes yang dilakukan dalam penelitian ini hanya terfokus pada dribbling sepakbola. 1.4. Rumusan Masalah berikut : Rumusan masalah Permasalahan dalampenelitian ini dirumuskan sebagai

7 1. Bagaimana tingkat kesukaran inkuiri drivesebagai model pembelajaran dribbling sepakbola? 2. Bagaimana tingkat kelayakan inkuiri drivesebagai model pembelajaran dribbling sepakbola? 3. Bagaimana pengaruh model inkuiri drive terhadap keterampilan dribbling sepakbola para siswa? 1.5. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah ingin : 1. Mengetahui tingkat kesukaran inkuiri drive sebagai model pembelajaran dribbling sepakbola. 2. Mengetahui tingkat kelayakan inkuiri drive sebagai model pembelajaran dribbling sepakbola. 3. Mengetahui pengaruh model inkuiri drive terhadap keterampilan dribbling sepakbola para siswa. 1.6. Manfaat Penelitian Dari penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan wawasan, informasi, dan penjelasan yang akan menambah pengetahuan tentang dribbling sepakbola. Selain itu juga, dapat sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya yang

8 berminat mengkaji permasalahan yang sama. Serta memberikan pengalaman dan pengetahuan baru bagi para guru olahraga. 2. Manfaat praktis a. Bagi penulis Mengetahui perbandingan tingkat keterampilan dasar pembelajaran sepakbola siswa MTsN 1 Karangtengah, Kecamatan Karangtengah, KabupatenDemak. b. Bagi MTsN 1 Karangtengah Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu untuk memudahkan sekolah dalam memberikan pembelajaran lebih efisian, khususnya guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dalam melakukan penilaian. Selain itu juga dapat dijadikan acuan dalam mengembangkan potensi siswa di bidang sepakbola. 1.7. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan Produk yang diharapkan dalam penelitian pengembangan ini berusaha membuat desain media pembelajaran dribbling sepakbola yang dapat mengembangkan semua aspek pembelajaran (kognitif, afektif dan psikomotor) secara efektif dan efisien. Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini diharapkan akan bermanfaat sebagai referensi tambahan dalam dunia pendidikan. Spesifikasi dari pengembangan ini antara lain: 1. Mengoptimalkan waktu belajar peserta didik dalam proses pembelajaran serta mengaktifkan siswa dalam pembelajaran penjasorkes, khususnya dalam pembelajaran dribbling sepakbola.

9 2. Mengaktifkan kognitif peserta didik melalui analisis tugas dalam bentuk media gerakan untuk menyampaikan informasi kepada peserta didik tentang materi yangakan disampaikan dalam proses pembelajaran dan menjalankan sesuai tugas agar peserta didik merasa paham dengan materi yang disampaikan dalam media tersebut. 3. Membantu para guru pendidikan jasmani dalam memberikan pembelajaran teknik dasar dribbling sepakbola sehingga kualitas pembelajaran dapat meningkat dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. 1.8. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan Dalam penjasorkes, tujuan utama dalam mengajarkan suatu permainan adalah untuk kesenangan, keterlibatan aktif, dan peningkatan tampilan bermain peserta didik yang akan berdampak positif terhadap perilaku hidupnya (Danu Hoedaya, 2004:14). Namun dalam kenyataan di lapangan pembelajaran dribbling belum menunjukan tujuan tersebut. Pengajaran pendidikan jasmani di sekolah khususnya dalam permainan sepakbola masih terpaku pada teknik dasarnya saja tanpa adanya praktik pengaplikasian ke dalam bentuk pembelajaran dribbling, sehingga peserta didik belum mampu memahami keterkaitan teknik-teknik dasar yang diajarkan dengan penerapannya di dalam permainan Sepakbola. Selain itu, dalam proses pembelajaran permainan Sepakbola belum menggunakan media pembelajaran sebagai variasi mengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran yang dapat menarik motivasi peserta didik dalam mengikuti pembelajaran Dribbling Sepakbola.

10 Pengembangan dribbling melalui model inkuiri drive dribbling Sepakbola pendekatan scientific penting untuk dilakukan oleh guru dalam pembelajaran penjasorkes. Selain itu, dengan adanya pengembangan model pembelajaran dribbling sepakbola menggunakan model inkuiri drive, diharapkan proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif serta tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.