Lampiran 1. Peta Administratif Desa Banyuroto, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang

dokumen-dokumen yang mirip
PEDOMAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN KELOMPOKTANI DAN GABUNGAN KELOMPOKTANI

VI. TATA KELOLA DAN KUALITAS KELEMBAGAAN GAPOKTAN DESA BANYUROTO. kelembagaan formal yang sengaja ditumbuhkan, dibentuk, dan disosialisasikan di

Lampiran 1. Peta Desa Sinar Resmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi.

PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 473 TAHUN 2011 TANGGAL PEDOMAN PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI DAN NELAYAN DI KABUPATEN GARUT

P E N I N G K A T A N K A P A S I T A S P O K T A N &

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA U-GREEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67/PERMENTAN/SM.050/12/2016 TENTANG PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 17/Permentan/OT.140/3/2011 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2007 NOMOR 10 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR : 10 TAHUN 2007 T E N T A N G

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 82/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN KELOMPOKTANI DAN GABUNGAN KELOMPOKTANI

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

ANGGARAN RUMAH TANGGA

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Banyuroto, Kecamatan Sawangan,

PEDOMAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN KELOMPOKTANI DAN GABUNGAN KELOMPOKTANI BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 273/Kpts/OT.160/4/2007 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 8 TAHUN 2007 T E N T A N G PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN BUPATI BARITO KUALA,

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2007

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA LEICESTER

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR. TAHUN. TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA BUPATI PAMEKASAN,

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BIMA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA, RUKUN WARGA DAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

BAB II ASAS ANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) MAHASISWA BUMI SRIWIJAYA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG. PASAL 2 MUSI-ITB berasaskan :

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 17/Permentan/OT.140/3/2011

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

RANCANGAN TATA TERTIB MUSYAWARAH LOKAL XII ORARI LOKAL GARUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KETETAPAN SENAT MAHASISWA FISIP UNDIP Nomor : 002/TAP/SMFISIP/UNDIP/II/2017. Tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga SMFISIP UNDIP 2017

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA. PERHIMPUNAN PENYULUH PERTANIAN INDONESIA (Indonesian Agricultural Extensionist Association) PERHIPTANI IAEA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 07 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

ANGGARAN DASAR BADAN SEMI OTONOM TEKNOLOGI INFORMASI DAN MULTIMEDIA HIMATIKA UNY

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 15 Tahun : 2008 Seri : E

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOALISI INDONESIA UNTUK KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN BAB I UMUM. Pasal 1 Nama dan Sifat Organisasi

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 12 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN

ANGGARAN DASAR DEWAN PENGURUS PUSAT IKATAN KELUARGA ALUMNI INSTITUT MANAJEMEN KOPERASI INDONESIA MUKADIMAH

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

ATURAN DASAR IKM FMIPA UI

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN RUKUN WARGA DAN RUKUN TETANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

Pemerintahan Desa diselenggarakan oleh Pemerintah Desa

ANGGARAN DASAR DEWAN MAHASISWA INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA PEMBUKAAN

KABUPATEN PESAWARAN KECAMATAN WAY RATAI DESA GUNUNGREJO PERATURAN DESA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

P E R A T U R A N D A E R A H

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 06 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 28 TAHUN 2008 T E N T A N G

PEMERINTAH KABUPATEN SIAK KECAMATAN BUNGARAYA DESA BUNGARAYA

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

LURAH DESA BANGUNJIWO

LURAH DESA BANGUNJIWO

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 9 TAHUN 2005 T E N T A N G LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN (LPMK) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 34 TAHUN 2007 PERATURAN BUPATI CIREBON

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PEMERINTAH DESA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HISWARA MIGAS INDONESIA MUKADIMAH

PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA (RT) DAN RUKUN WARGA (RW) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 04 TAHUN 2010 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA

ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA TURKI

PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA (PPI) DELFT

Transkripsi:

LAMPIRAN 102

Lampiran 1. Peta Administratif Desa Banyuroto, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang 103

Lampiran 2. Dokumentasi Penelitian Buah Strawberry Organik Desa Banyuroto Tumpang sari Strawberry dengan daun bawang Klinik Agribisnis Kecamatan Sawangan Kandang Sapi Komunal Milik Anggota Gapoktan Kebun Wisata Petik Strawberry Tempat Penyimpanan Pupuk Kandang Petani 104

Lampiran 3. Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 273/Kpts/OT.160/4/2007 Tentang Pedoman Pembinaan Kelembagaan Petani Lampiran 1: Pedoman Penumbuhan dan Pengembangan Kelompoktani dan Gabungan Kelompoktani Bab dan Subbab VI. Gabungan Kelompoktani (Gapoktan) 6.1. Peningkatan Kemampuan Gapoktan 6.1.1 Unit Usahatani Materi Isi Pengembangan kelompoktani diarahkan pada peningkatan kemampuan setiap kelompoktani dalam melaksanakan fungsinya, peningkatan kemampuan para anggota dalam mengembangkan agribisnis, penguatan kelompoktani menjadi organisasi petani yang kuat dan mandiri. Kelompoktani yang berkembang bergabung ke dalam Gabungan Kelompoktani (Gapoktan). Gapoktan yang kuat dan mandiri dicirikan antara lain: 1. Adanya pertemuan/ rapat anggota/ rapat pengurus yang diselenggarakan secara berkala dan berkesinambungan. 1. Disusunnya rencana kerja Gapoktan secara bersama dan dilaksanakan oleh para pelaksana sesuai dengan kesepakatan bersama dan setiap akhir pelaksanaan dilakukan evaluasi secara partisipasi. 2. Memiliki aturan/norma tertulis yang disepakati dan ditaati bersama. 3. Memiliki pencatatan/pengadministrasian setiap anggota organisasi yang rapih. 4. Memfasilitasi kegiatan-kegiatan usaha bersama di sektor hulu dan hilir. 5. Memfasilitasi usaha tani secara komersial dan berorientasi pasar. 6. Sebagai sumber serta pelayanan informasi dan teknologi untuk usaha para petani umumnya dan anggota kelompoktani khususnya. 7. Adanya jalinan kerjasama antara Gapoktan dengan pihak lain. 8. Adanya pemupukan modal usaha baik iuran dari anggota atau penyisihan hasil usaha/kegiatan Gapoktan. Peningkatan kemampuan Gapoktan dimaksudkan agar dapat berfungsi sebagai unit usahatani, unit usaha pengolahan, unit usaha sarana dan prasarana produksi, unit usaha pemasaran dan unit usaha keuangan mikro serta unit jasa penunjang lainnya sehingga menjadi organisasi petani yang kuat dan mandiri. Agar kegiatan usahatani petani dapat berlangsung dengan baik, Gapoktan diarahkan agar mempunyai kemampuan sebagai berikut: 1. Mengambil keputusan dalam menentukan pengembangan produksi usahatani yang menguntungkan berdasarkan informasi yang tersedia dalam bidang teknologi, sosial, permodalan, sarana produksi, dan sumberdaya alam lainnya. 2. Menyusun rencana definitif Gapoktan dan melaksanakan kegiatan atas dasar pertimbangan efisiensi. 3. Memfasilitasi penerapan teknologi (bahan, alat, cara) usahatani kelompoktani sesuai dengan rencana kegiatan Gapoktan. 4. Menjalin kerjasama/kemitraan dengan pihak lain yang terkait dalam pelaksanaan usahatani. 5. Menaati dan melaksanakan kesepakatan yang dihasilkan bersama dalam organisasi, maupun kesepakatan dengan pihak lain. 6. Mengevaluasi kegiatan bersama dan rencana kebutuhan Gapoktan, sebagai bahan rencana kegiatan yang akan datang. 7. Meningkatkan kesinambungan produktivitas dan kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan. 8. Mengelola administrasi secara baik. 9. Merumuskan kesepakatan bersama, baik dalam memecahkan masalah maupun untuk melakukan berbagai kegiatan Gapoktan. 105

6.1.2 Unit Usaha Pengolahan 6.1.3 Unit Usaha Sarana dan Prasarana Produksi 6.1.4 Unit Usaha Pemasaran 6.1.5 Unit Usaha Keuangan Mikro 10. Merencanakan dan melaksanakan pertemuan-pertemuan berkala baik di dalam Gapoktan atau dengan instansi/lembaga terkait. Sebagai unit usaha pegolahan, hendaknya Gapoktan memiliki kemampuan sebagai berikut: 1. Menyusun perencanaan kebutuhan peralatan pengolahan hasil usahatani petani dan kelompoktani. 2. Menjamin kerjasama/kemitraan usaha dengan pengusaha pengolahan hasil-hasil pertanian. 3. Menjalin kerjasama/kemitraan usaha dengan pihak penyedia peralatan-peralatan pertanian. 4. Mengembangkan kemampuan anggota Gapoktan dalam pengolahan produk-produk hasil pertanian. 5. Mengorganisasikan kegiatan produksi anggota Gapoktan ke dalam unit-unit usaha pengolahan. Sebagai unit usaha sarana dan prasarana, hendaknya Gapoktan memiliki kemampuan sebagai berikut: 1. Menyusun perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana setiap anggotanya 2. Menjalin kerjasama/kemitraan usaha dengan pihak penyedia sarana dan prasarana produksi pertanian (pabrik dan kios saprotan). 3. Mengorganisasikan kegiatan penyediaan sarana dan prasarana produksi pertanian dengan dinas terkait dan lembaga-lembaga usaha sarana produksi pertanian. 4. Menjalin kerjasama, kemitraan usaha dengan pihak penyedia sarana produksi, pengolahan, pemasaran hasil dan atau permodalan. Sebagai unit usaha pemasaran, hendaknya Gapoktan memiliki kemampuan sebagai berikut: 1. Mengidenifikasi, menganalisis potensi dan peluang pasar berdasarkan sumberdaya yang dimiliki untuk mengembangkan komoditi yang dikembangkan/diusahakan guna memberikan keuntungan usaha yang lebih besar. 2. Merencanakan kebutuhan pasar berdasarkan sumberdaya yang dimiliki dengan memperhatikan segmentasi pasar. 3. Menjalin kerjasama/kemitraan usaha dengan pemasok-pemasok kebutuhan pasar. 4. Mengembangkan penyediaan kebutuhan-kebutuhan pasar produk pertanian. 5. Mengembangkan kemampuan memasarkan produk-produk hasil pertanian. 6. Menjalin kerjasama/kemitraan usaha dengan pihak pemasok hasil-hasil produksi pertanian. 7. Meningkatkan kemampuan dalam menganalisis potensi usaha masing-masing anggota untuk dijadikan satu unit usaha yang menjamin pada permintaan pasar dilihat dari kuantitas, kualitas, serta kontinuitas. Agar kegiatan usaha keuangan mikro dapat berlangsung dengan baik, Gapoktan diarahkan agar mempunyai kemampuan sebagai berikut: 1. Menumbuhkembangkan kreativitas dan prakarsa anggota Gapoktan untuk memanfaatkan setiap informasi dan akses permodalan yang tersedia. 2. Meningkatkan kemampuan anggota Gapoktan untuk dapat mengelola keuangan mikro secara komersial. 3. Mengembangkan kemampuan untuk menggali sumber-sumber usaha yang mampu meningkatkan permodalan. 4. Mendorong dan mengadvokasi anggota agar mau dan mampu melaksanakan kegiatan simpan-pinjam guna memfasilitasi 106

6.2 Fungsi Gapoktan pengembangan modal usaha. Munculnya berbagai peluang dan hambatan sesuai dengan lingkungan sosial ekonomi setempat, membutuhkan adanya pengembangan kelompoktani ke dalam suatu organisasi yang jauh lebih besar. Beberapa kelompoktani bergabung ke dalam gabungan kelompoktani (Gapoktan). Penggabungan dalam Gapoktan terutama dapat dilakukan oleh kelompoktani yang berada dalam satu wilayah administrasi pemerintahan untuk menggalang kepentingan bersama secara kooperatif. Wilayah kerja Gapoktan sedapat mungkin di wilayah administratif desa/kecamatan, tetapi sebaiknya tidak melewati batas wilayah kabupaten/kota. Penggabungan kelompoktani ke dalam Gapoktan dilakukan agar kelompoktani dapat lebih berdaya guna dan berhasil guna, dalam penyediaan sarana produksi pertanian, permodalan, peningkatan atau perluasan usahatani ke sektor hulu dan hilir, pemasaran serta kerjasama dalam peningkatan posisi tawar. Pembentukan Gapoktan dilakukan dalam suatu musyawarah yang dihadiri minimal oleh para kontak tani/ ketua kelompoktani yang akan bergabung, setelah sebelumnya di masing-masing kelompok telah disepakati bersama para anggota kelompok untuk bergabung ke dalam Gapoktan. Dalam rapat pembentukan Gapoktan sekaligus disepakati bentuk, susunan, dan jangka waktu kepengurusannya, ketentuanketentuan yang menjadi hak dan kewajiban masing-masing kelompok. Ketua Gapoktan dipilih secara musyawarah dan demokrasi oleh para anggotanya, dan selanjutnya ketua memilih kepengurusan Gapoktan lainnya, untuk mendapatkan legitimasi, kepengurusan Gapoktan dikukuhkan oleh pejabat wilayah setempat. Gapoktan melakukan fungsi-fungsi sebagai berikut: Merupakan satu kesatuan unit produksi untuk memenuhi kebutuhan pasar (kuantitas, kualitas, kontinuitas, dan harga) 1. Penyediaan saprotan (pupuk bersubsidi, kualitas, kontinuitas, dan lainnya) serta menyalurkan kepada para petani melalui kelompoknya. 2. Penyediaan modal usaha dan menyalurkan secara kredit/pinjaman kepada para petani yang memerlukan. 3. Melakukan proses pengolahan produk para anggota (penggilingan, grading, pengepakan, dan lainnya) yang dapat meningkatkan nilai tambah. 4. Menyelenggarakan perdagangan, memasarkan atau menjual produk petani kepada pedagang/industri hilir. Sumber: Kementerian Pertanian 2007 107

Lampiran 4. Tabel Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gapoktan Desa Banyuroto 2007-sekarang Anggaran Dasar No Bab Uraian Pasal 1. Bab I Nama dan Waktu 2. Bab II Azaz dan Tujuan 3. Bab III Sifat dan Fungsi 4. Bab IV Keanggotaan 5. Bab V Kewajiban dan Hak Anggota Pasal 1 1. Kelompok tani-ternak ini bernama GAPOKTAN DESA BANYUROTO. 2. Organisasi ini dibentuk sebagai wadah kelompok-kelompok petani dan peternak dalam kaitannya dengan pembudidayaan dan berlaku untuk waktu yang tidak ditentukan. Pasal 2 Organisasi ini berasaskan kekeluargaan dan kegotong-royongan. Pasal 3 Tujuan Gapoktan Desa Banyuroto adalah: 1. Sebagai wadah kerukunan kelompok-kelompok tani sedesa Banyuroto. 2. Menggalang kepentingan bersama secara kooperatif agar lebih berdaya guna dan berhasil guna. 3. Menumbuhkembangkan jiwa petani peternak yang berwawasan lingkungan. 4. Sebagai media informasi. 5. Menciptakan desa wisata tani-ternak. 6. Menciptakan petani-peternak andalan (petani-peternak sejati). 7. Sebagai awal terbentuknya sistem pemasaran yang menguntungkan petani. Pasal 4 Organisasi Gapoktan Desa Banyuroto bersifat terbuka dan transparan. Pasal 5 Organisasi kelompok ini berfungsi: 1. Sarana pendidikan demokrasi. 2. Sebagai wadah menampung aspirasi dan kreativitas kelompokkelompok petani peternak. 3. Melaksanakan kerjasama dengan berbagai pihak. 4. Melaksanakan pembinaan pendidikan atau penyuluhan, pelatihan dan upaya-upaya mendapatkan segala bentuk informasi untuk kemajuan pertanian dan peternakan. Pasal 6 1. Anggota Gapoktan Desa Banyuroto terdiri dari kelompok-kelompok tani sedesa Banyuroto. 2. Keanggotaan dibuktikan dengan pernyataan dan pencatatan dalam daftar anggota. Pasal 7 Yang menjadi anggota kelompok tani-ternak Gapoktan Desa Banyuroto adalah wakil-wakil kelompok tani-ternak sedesa Banyuroto dan sanggup bersedia melakukan hak dan kewajiban sebagai anggota. Pasal 8 Keanggotaan didasarkan pada kesamaan kepentingan dengan azaz kekeluargaan dan kegotongroyongan. Pasal 9 1. Setiap anggota berkewajiban melaksanakan program kelompok 2. Mengikuti musyawarah dan rapat kelompok 3. Menjunjung tinggi nama baik kelompok. Pasal 10 1. Setiap anggota punya hak bicara, menyampaikan Persepsi, usul dalam kaitannya dengan kelompok. 2. Memperoleh perlindungan, pembelaan, dan perlakuan yang sama. 108

6. Bab VI Keuangan 7. Bab VII Pengurus Kelompok 8. BAB VIII Peranan Pemerintah 9. BAB IX Pembubaran Organisasi Gapoktan 10. BAB X Penyelesaian 11. BAB XI Penutup Pasal 11 1. Sumber keuangan kelompok didapat dari: a. Iuran anggota b. Sumbangan/bantuan modal usaha PUAP dari pemerintah. c. Usaha-usaha lain yang sah dan halal. 2. Keuangan kelompok diadministrasikan secara tertib oleh pengurus/bendahara. Pasal 12 1. Pengurus kelompok terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara yang dipilih dari dan oleh anggota dalam suatu rapat anggota. 2. Syarat-syarat menjadi pengurus: a. Mempunyai sifat jujur dan disiplin. b. Syarat-syarat lain diatur dalam peraturan organisasi. 3. Setiap anggota wajib dan berhak dipilih menjadi pengurus. Pasal 13 1. Tugas kewajiban pengurus adalah memimpin organisasi kelompok dan usaha kelompok. 2. Pengurus bertanggung jawab dan wajib melaporkan segala sesuatu yang menyangkut kehidupan kelompok. 3. Pengurus wajib menyelenggarakan rapat anggota. 4. Pengurus harus menjaga kerukunan anggota. Pasal 14 Pengurus berwenang melakukan tindakan-tindakan dan upaya-upaya bagi kepentingan dan kemanfaatan kelompok sesuai dengan tanggung jawab dalam keputusan-keputusan dalam rapat angota. Pasal 15 Pemerintah desa berkewajiban memberikan bimbingan, pengawasan, perlindungan, dan fasilitas-fasilitas terhadap organisasi kelompok tani Gapoktan. Pasal 16 Guna melaksanakan kewajiban pasal 15 dengan tidak mengurangi hak dan kewajiban organisasi kelompok untuk mengatur diri sendiri. Pasal 17 Pemerintah desa dapat menghadiri dan turut berbicara dalam rapat anggota dalam kapasitas sebagai dewan penasehat. Pasal 18 1. Pembubaran organisasi dilakukan apabila organisasi tidak lagi memenuhi ketentuan-ketentuan yang menjadi peraturan organisasi. 2. Organisasi yang bersangkutan dalam keadaan sedemikian rupa shingga tidak dapat diharapkan lagi kelangsungan hidupnya. 3. Pembubaran organisasi Gapoktan atas kehendak rapat anggota. 4. Sejak tanggal dikeluarkannya keputusan pembubaran organisasi maka pengurus segera melaporkan hal keberadaan akhir organisasi kepada pihak pemerintah desa (instansi yang terkait). Pasal 19 1.Segala bentuk penyelesaian organisasi ditangan pemerintah yang telah dimusyawarahkan dengan pengurus Gapoktan 2. Tindak lanjut penanganan terhadap organisasi kelompok Gapoktan diumumkan kepada seluruh anggota. Pasal 20 Hal-hal yang belum diatur dalam anggaran dasar ini akan diatur selanjutnya dalam Anggaran Rumah Tangga (ART) atau peraturanperaturan organisasi yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar (AD) ini. 109

1. BAB I Kenggotaan 2. BAB II Kewajiban dan Hak Anggota 3. BAB III Rapat Anggota 4. BAB IV Kepengurusan 5. BAB V Keuangan 6. BAB VI Penutup Sumber: Gapoktan Desa Banyuroto 2007 ANGGARAN RUMAH TANGGA Pasal 1 1. Keanggotaan Gapoktan adalah warga desa Banyuroto yang sudah masuk dalam keanggotaan kelompok-kelompok tani sedesa Banyuroto. 2. Keanggotaan berlandasakan mental setia kawan dan kesadaran pribadi. Pasal 2 Setiap anggota berkewajiban: a. Menjaga kerukunan sesama anggota. b. Mentaati dan mematuhi peraturan-peraturan Gapoktan. c. Ikut andil dalam pelaksanaan program-program kegiatan kelompok. Pasal 3 Setiap anggota berhak: a. Menyatakan Persepsi. b. Memperoleh perlindungan, pembelaan, dan perlakuan yang adil. Pasal 4 1. Rapat anggota dipimpin oleh ketua/wakil ketua. 2. Rapat anggota dilaksanakan secara periodik sesuai kesepakatan anggota. 3. Keputusan rapat anggota diambil berdasarkan hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan, dalam hal ini tidak tercapai kata mufakat, maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak. Pasal 5 Rapat anggota menetapkan dan memutuskan: 1. Program kegiatan Gapoktan. 2. Rencana Usaha Bersama (RUB). 3. Pola pengembangan usaha aribisnis anggota dan unit usaha otonom Gapoktan. 4. Menetapkan tata tertib atau peraturan-peraturan Gapoktan. 5. Pengesahan pertanggungjawaban pengurus. Pasal 6 Syarat-syarat menjadi pengurus: 1. Mempunyai sifat jujur dan disiplin. 2. Mengerti tugas dan tanggung jawab sebagai pengurus. Pasal 7 Pengurus berkewajiban menyelenggarakan rapat anggota dan mengoordinasikan pelaksanaan kegiatan. Pasal 8 Pengurus berwenang melakukan tindakan-tindakan dan upaya bagi kepentingan dan kemanfaatan kelompok sesuai dengan tanggung jawabnya. Pasal 9 Masa jabatan pengurus disesuaikan perkembangan kelompok. Pasal 10 Sumber keuangan Gapoktan diperoleh dari: a. Bantuan modal usaha PUAP dari pemerintah b. Iuran wajib c. Usaha-usaha lain yang sah d. Iuran-iuran yang sesuai keadaan atau kebutuhan kelompok Pasal 11 Ha-hal yang berkaitan dengan keuangan harus diadministrasikan dan dilaporkan atau disampaikan dalam rapat anggota. Hal-hal yang belum ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga ini diatur dalam peraturan yang ditetapkan oleh pengurus kelompok. 110

Lampiran 5. Kuesioner Penelitian DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN Jl. Kamper Level 5 Wing 5 Kampus IPB Dramaga, Bogor, 16680 Telp/ Fax. (0251) 421672 A. Identifikasi kelembagaan oleh ketua atau sekretaris gapoktan a. Aktor Siapa saja yang terlibat dalam kelembagaan, beserta peran dan wewenangnya dalam kelembagaannya? (identifikasi struktur kelembagaan) B. Aturan Kelembagaan Identifikasi kelembagaan formal dan informal yang ada di program Prima Tani dan Gapoktan Desa Banyuroto 1.a. Kelembagaan formal Apakah ada peraturan formal mengenai kelembagaan kelompok tani yang ada di dalam Gapoktan Desa Banyuroto? [ ] Ya [ ] Tidak Kalau Ya, sebutkan jenis peraturan dan hal-hal yang diatur: b. Kelembagaan informal Apakah ada peraturan informal mengenai kelembagaan kelompok tani yang ada dalam Gapoktan Desa Banyuroto? [ ] Ya [ ] Tidak Kalau Ya, sebutkan jenis peraturan dan hal-hal yang diatur:... 3. Bagaimana dengan aturan boundary yang terdapat di Gapoktan Desa Banyuroto 111

... 4. Bagaimana monitoring terhadap aturan dan sanksi bila melakukan kesalahan?... 5. Apabila terjadi konflik, jenis konflik apa yang biasa terjadi dan bagaimana menyelesaikannya?... B. Biaya transaksi oleh ketua atau sekretaris Gapoktan Biaya Manajemen Organisasi No Biaya Nominal Keterangan/alasan 1 Biaya pertemuan musyawarah anggota 2 Biaya kumpul rutin 3. Biaya monitoring dan sanksi 112

Lampiran 6. Tabel Analisis Kualitas Kelembagaan Parameter 1. Kejelasan kelembagaan: Struktur, aturan, dan pengetahuan anggota tentang kelembagaan 4. Keefektivan kelembagan: Partisipasi dan pencapaian kemandirian petani, kesejahteraan ekonomi petani, dan keberlanjutan pertanian secara ekologi Indikator 1. Struktur kelembagaan berkaitan dengan perbedaan kedudukan antar anggota, danpembagian tugas. Selanjutnya, bagaimana kelengkapan struktur tugas kelembagaan yang diaturnya dan persentase jumlah anggota yang diberi kejelasan. Struktur kelompok diukur dengan skala ordinal. Indikator struktur kelembagaan adalah: a. Kelengkapan susunan pengurus, kategorinya: - Tinggi, jika susunannya lengkap: 3 - Sedang, jika susunannya kurang lengkap: 2 - Rendah, jika susunannya tidak lengkap: 1 b. Terdapat uraian kerja (pembagian tugas dan wewenang) pada pengurus kelembagaan, kategorinya: - Tinggi, jika uraian kerja jelas: 3 - Sedang, jika uraian kerja kurang jelas: 2 - Rendah, jika uraian kerja tidak jelas: 1 c. Anggota kelembagaan mengetahui susunan pengurus kelembagaan, kategorinya: - Tinggi, jika paham susunan kepengurusan: 3 - Sedang, jika kurang paham: 2 - Rendah, jika tidak paham: 1 d. Anggota kelembagaan menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik, kategorinya: - Tinggi, jika menjalankan dengan baik: 3 - Sedang, jika kurang baik: 2 - Rendah, jika tidak baik: 1 e. Keteraturan waktu pergantian atau penyempurnaan pengurus kelembagaan, kategorinya: - Tinggi, jika pergantiannya teratur: 3 - Sedang, jika pergantiannya kurang teratur: 2 -Rendah, jika pergantiannya tidak teratur: 1 2. Kejelasan aturan merupakan analisis untuk mengetahui aturan informal yang dibuat secara tertulis atau lisan. Pengukurannya dilakukan dengan menggunakan skala ordinal dan dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu: (1) lisan, (2) tertulis, dan (3) keduanya. 3. Pengetahuan masyarakat terhadap kelembagaan merupakan analisis untuk mengetahui seberapa besar tingkat pengetahuan masyarakat mengenai aktor yang terlibat beserta interaksi dan aturan yang berlaku. Pengukurannya dilakukan menggunakan skala ordinal dan dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu: (1) tidak paham, (2) kurang paham, dan (3) paham. 1. Partisipatif, indikatornya adalah: a. Memberikan kesempatankepada anggotanya untuk mengemukakan pendapat dalam membuat keputusan, kategorinya: - Tinggi, jika diberi kesempatan yang leluasa: 3 - Sedang, jika kurang diberi kesempatan: 2 - Rendah, jika tidak diberi kesempatan: 1 b. Mengajak berdiskusi anggotanya guna memecahkan persoalan, kategorinya: - Tinggi, jika melakukan diskusi intensif: 3 - Sedang, jika jarang melakukan diskusi: 2 - Rendah, jika tidak melakukan diskusi: 1 c. Memberi dorongan/motivasi kepada anggotanya untuk melaksanakan tugas/pekerjaan, kategorinya: - Tinggi, jika memberikan motivasi tinggi: 3 - Sedang, jika memberikan sedikit motivasi: 2 - Rendah, jika tidak memberikan motivasi: 1 113

2. Efektivitas kelembagaan adalah tercapainya tujuan kelembagaan dihubungkan dengan besarnya kepuasan anggota dalam mencapai dan setelah tercapainya tujuan kelompok. Efektivitas kelompok diukur menggunakan skala ordinal dengan penjabaran variabelnya sebagai berikut: a. Perubahan perilaku, indikatornya adalah: 1) Rata-rata tingkat penerimaan petani terhadap tatacara pertanian yang diintroduksikan Prima Tani melalui Gapoktan Desa Banyuroto, kategorinya: - Tinggi, jika petani menerima: 3 - Sedang, jika kurang menerima: 2 - Rendah, jika tidak menerima: 1 b. Perubahan produktivitas petani anggota kelompok, indikatornya adalah: c. Tingkat keberhasilan anggota, indikatornya adalah: 1) Rata-rata tingkat kegunaan dari kegiatan kelembagaan bagi anggota, kategorinya: - Tinggi, jika memberikan manfaat: 3 - Sedang, jika kurang bermanfaat: 2 - Rendah, jika tidak bermanfaat: 1 2) Persentase rencana kegiatan kelompok yang berhasil dilaksanakan, kategorinya: - Tinggi, jika berhasil dilaksanakan: 3 - Sedang, jika kurang berhasil: 2 - Rendah, jika tidak berhasil: 1 114

RIWAYAT HIDUP Penulis bernama lengkap Anggi Presti Adina, dilahirkan di Magelang tanggal 8 Maret 1991 sebagai anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan Ilmiyati dan Sunarto (Alm.) Penulis mengawali pendidikan formal di SD Negeri 05 Pagi Lubang Buaya tahun 1996-2002. Kemudian menempuh pendidikan di SMP Negeri Kajoran 1 Magelang tahun 2002-2003 dilanjutkan di SMP Negeri 272 Jakarta tahun 2003-2005 dan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 48 Jakarta tahun 2005-2008. Penulis melanjutkan kuliah di Institut Pertanian Bogor melalui Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) tahun 2008 dan diterima sebagai mahasiswa di Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selain itu, penulis mengambil minor Pengelolaan Wisata Alam dan Jasa Lingkungan, Fakultas Kehutanan. Selain menempuh pendidikan di IPB, penulis aktif di berbagai organisasi kemahasiswaan, diantaranya Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen (BEM FEM IPB) 2010, Resource and Environmental Economics Student Association (REESA ESL FEM IPB) 2011, dan juga unit kegiatan mahasiswa Paduan Suara Mahasiswa IPB Agria Swara. Penulis juga aktif di berbagai kepanitiaan dan menjadi volunteer di berbagai acara. Selain itu penulis aktif dalam berbagai kegiatan kepanitiaan serta lomba karya tulis ilmiah seperti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) maupun lomba karya tulis sastra. Penulis juga menerima beasiswa yaitu beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) 2009-2012. 115