BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Rini Apriliani, 2013

42. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB A)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KTSP Perangkat Pembelajaran SMP/MTs, KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Mapel Matematika kls VII s/d IX. 1-2

43. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B)

09. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar tingkat SD/MI

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E)

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

48. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) A. Latar Belakang

37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

08. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi. Matematika juga dapat digunakan dalam kehidupan sehari

BAB I PENDAHULUAN. Ruzz Media Group, 2009), hlm Wiji Suwarno, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-

BAB I PENDAHULUAN. harus dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip pengajaran. 1. proses pembelajaran dapat dirasakan manfaatnya

37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA TULANG NAPIER DALAM PEMBELAJARAN OPERASI PERKALIAN BILANGAN CACAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang dihadapi manusia, suatu cara yang menggunakan informasi,

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Nuryani Y Rustama, dkk, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (tt.p: Universitas Pendidikan Indonesia, 2003), hlm. 4.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, setiap manusia

Kemampuan yang harus dimiliki siswa adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan ilmu universal yang berguna bagi kehidupan

I. PENDAHULUAN. dengan pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan merupakan salah satu sasaran

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam mata pelajaran matematika sejauh ini telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ine Riani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelajaran Matematika merupakan wahana yang dapat digunakan untuk

51. Mata Pelajaran Matematika Kelompok Teknologi, Kesehatan dan Pertanian untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) A.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif

B. Tujuan Mata pelajaran Matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

50. Mata Pelajaran Matematika Kelompok Akuntansi dan Pertanian untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) A.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan ilmu yang menunjang berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat

44. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Keywords: Model pembelajaran kooperatif, Think Pair Square, Hasil Belajar

I. PENDAHULUAN. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi. Dalam matematika terdapat banyak rumus-rumus

BAB I PENDAHULUAN. depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah suatu proses membantu manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan mata pelajaran yang penting untuk diajarkan di MI karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya ilmu pengetahuan di dunia pendidikan. Salah satu ilmu. batas tertentu perlu menguasai matematika.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nobonnizar, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan di Indonesia mengindikasikan bahwa matematika sangatlah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan pembelajaran matematika yang harus dicapai. 1. dahulu agar dapat menyelesaikan soal-soal dan mampu mengaplikasikan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

I. PENDAHULUAN. didiknya. Sekolah sebagai lembaga pendidikan berusaha secara terus menerus dan

09. Mata Pelajaran Matematika

Puji Asih Program Studi Pendidikan Matematika ABSTRAK

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI KUBUS DAN BALOK MELALUI METODE PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penguasaan matematika yang kuat sejak dini (BNSP, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. konsep-konsep sehingga siswa terampil untuk berfikir rasional. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan umum pembelajaran matematika yang dirumuskan dalam. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, adalah agar siswa

BAB I PENDAHULUAN. Menara Kudus), Jilid II, hlm Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahnya, (Kudus:

BAB I PENDAHULUAN. satu sarana dalam mebentuk siswa untuk berpikir secara ilmiah. Matematika

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

09. Mata Pelajaran Matematika

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembelajaran, hal ini menuntut guru dalam perubahan cara dan strategi

BAB I PENDAHULUAN. kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu pemahaman siswa

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran matematika yang ada di SD Negeri 2 Labuhan Ratu khususnya pada

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan di Indonesia sesungguhnya sudah mengalami

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di madrasah, kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. ditinjau dari prosesnya, pendidikan adalah komunikasi, karena dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II, Pasal 3. 1 Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu yang universal, berada di semua penjuru

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN. pasal 1 yang menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk. diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Matematika mempunyai peran yang sangat besar baik dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. segala aspek kehidupan. Pendidikan tidak akan terlepas dari proses

BAB I PENDAHULUAN. daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi

pikir manusia. Astuti (2009:1) mengemukakan bahwa perkembangan pesat di bidang

I. PENDAHULUAN. sebagai upaya menunjukkan eksistensi diri. Salah satu bidang yang menunjang

BAB I PENDAHULUAN. menyelesaikan masalah jika mereka menemui masalah dalam kehidupan. adalah pada mata pelajaran matematika.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dan keterampilan intelektual. Matematika juga merupakan ilmu yang

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN CBSA PADA PESERTA DIDIK KELAS V.A SDN 18 LEMBAH MELINTANG Arjuni 1)

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang dinilai

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dihadapi peserta didik dimasa yang akan datang. menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang terencana untuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Salah satu faktor penting bagi kemajuan suatu bangsa adalah pendidikan. Melalui pendidikan bangsa ini membebaskan masyarakat dari kebodohan dan keterpurukan serta dapat mengembangkan sumber daya manusia yang percaya diri untuk bersaing dan bersanding dengan bangsa lain. Salah satu faktor yang penting untuk mencapai tujuan pendidikan adalah proses belajar mengajar yang dilaksanakan. Keberhasilan proses belajar mengajar tidak bisa lepas dari faktor pendidik, peserta didik, sarana prasarana, materi dan metode. Proses belajar mengajar merupakan kegiatan interaksi antara gurupeserta didik dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar. Interaksi dan komunikasi timbal balik antara guru dan peserta didik merupakan ciri dan syarat utama berlangsungnya proses belajar mengajar. 1 Belajar bukan hanya menghafal dan bukan hanya pula mengingat. Akan tetapi, belajar adalah suatu proses yang ditandai adanya perubahan segala hasil proses belajar yang dapat ditunjukan dengan berbagai bentuk, seperti berubah pengetahuan,pemahaman, sikap, tingkahlaku, keterampilan, kecakapan, kemampuan, daya reaksi, daya penerimaan, dan aspek-aspek lain yang ada pada individu. 2 Dalam dunia pendidikan kegiatan belajar mengajar sebagai salah satu unsur yang sangat penting dan harus ada di dalamnya. Proses pendidikan tanpa adanya kegiatan belajar mengajar tidak akan berhasil. hlm. 147. 1 B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar disekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), 2 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2008), hlm. 28 1

Dalam ayat Al-Qur an perintah untuk belajar dapat ditunjukan dalam surat Al-Alaq ayat 1-5 yang berbunyi: * () &'!"#$% )-./ +, 345 12 0 35 '!"#$% 12 839 :; 1) Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan, 2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, 3) Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah, 4) Yang mengajar dengan perantara kalam, 5) Dia mengajar manusia sesuatu yang tidak diketahui. (Q.S. al- Alaq/96: 1-5) 3 Oleh sebab itu, belajar adalah proses aktif, belajar adalah proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah proses melihat, mengamati, memahami sesuatu. Apabila berbicara tentang belajar maka berbicara bagaimana merubah tingkah laku seseorang. 4 Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan 3 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur an dan Terjemahannya, (Surabaya: Danakarya, 2004), hlm.904. 4 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Hlm. 28. 2

memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. 5 Melihat pada apa yang dipaparkan diatas betapa pentingnya mata pelajaran matematika untuk diajarkan kepada peserta didik, hal ini lantaran berkenaan dengan agar terciptanya generasi penerus yang cerdas, kritis dan kreatif, dalam kurikulum matematika yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 22 tahun 2006 telah dijelaskan tujuan mata pelajaran matematika agar peserta didik memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep logaritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah serta dapat menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika dan dapat memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh serta mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah dan memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. 6 Melihat apa yang tercantum dalam penjabaran diatas, dapat kita pahami bahwa mata pelajaran matematika sangat penting untuk diajarkan sejak dini. Selama ini didalam dunia pendidikan kita, khususnya dalam proses pembelajaran yang lebih dominan oleh seorang guru dan peserta didik kurang dilatih untuk mengembangkan pengetahuan yang diterimanya sehingga potensi diri yang ada pada peserta didik kurang dapat diaktualisasikan secara optimal. Hal ini kurang menghormati kebebasan yang ada pada peserta didik 5 Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia (Permendiknas), PP No. 22 (Jakarta: 2006), hlm. 421 6 Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, hlm. 422 3

dan kekuasaan pribadi-pribadi. 7 Selain itu karena terdesak waktu yang mengejar pencapaian kurikulum, maka guru akan memilih jalan yang mudah yakni menginformasikan fakta dan konsep melalui metode konvensional. Akibatnya, peserta didik memiliki banyak pengetahuan, tetapi tidak dilatih untuk menemukan pengetahuan, mereka tidak dilatih menemukan konsep dan tidak dilatih untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. 8 Proses belajar mengajar yang berkembang di kelas pada umumnya ditentukan oleh peran guru dan peserta didik sebagai individu-individu yang terlibat langsung di dalam proses tersebut. Dewasa ini pembelajaran masih menggunakan model konvensional yaitu pembelajaran yang menjadikan guru sebagai subjek yang aktif, sedangkan peserta didik merupakan objek yang pasif. Model pembelajaran tradisional menekankan kepada guru sebagai pusat informasi dan peserta didik sebagai penerima informasi. Cara mengajar yang paling tradisional dan telah lama dijalankan dalam sejarah pendidikan adalah cara mengajar secara lisan atau ceramah. 9 Berdasarkan observasi awal penulis, motivasi belajar peserta didik terhadap mata pelajaran matematika masih rendah karena pada saat pembelajaran berlangsung peserta didik sering mengalami rasa jenuh dan suka bermain sendiri. Hal ini dapat disebabkan karena beberapa hal diantaranya kurang tertariknya dengan metode pembelajaran yang disampaikan oleh guru dan kemampuan siswa kurang dalam memahami pelajaran. Terutama yang berkaitan dengan gambar, peserta didik kurang bisa membaca dan memahami gambar yang ada pada buku pelajaran. Hal ini disebabkan karena belum ada metode khusus yang bisa diterapkan oleh guru untuk lebih meningkatkan motivasi peserta didik dalam pembelajaran terutama yang berkaitan dengan penggunaan gambar. Dampaknya, hasil belajar peserta didik kurang memuaskan yang ditandai masih banyak peserta didik yang mendapatkan nilai 7 J. Drost. S.J, Proses Pembelajaran sebagai Pendidikan, (Jakarta: PT Gramedia, Sarana Indonesia, 1999), hlm. 3. 8 Conny Semiawan, dkk, Pendekatan Keterampilan Proses, (Jakarta: PT Gramedia, Widiasarana Indonesia, 1992). Hlm. 14. 9 Rostiyah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hlm. 136. 4

di bawah KKM (kriteria ketuntasan minimum) yang ditentukan oleh pihak sekolah yaitu 6,0. Dengan begitu, disini metode poster session mempunyai peran yang cukup andil dalam proses pembelajaran. Karena metode postersession ini menjadikan peserta didik sebagai objek yang aktif. Atas dasar inilah penulis melakukan penelitian dan mengambil judul Penerapan Metode Pembelajaran Poster Session Pada Mata Pelajaran Matematika untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Pokok Sifat-sifat Bangun Datar dan Bangun Ruang Semester II Kelas V di MIT Nurul Islam Ringinwok Ngaliyan Semarang 2011/2012. B. Penegasan Istilah 1. Penerapan Penerapan yaitu kemampuan untuk menggunakan atau menerapkan teori, prinsip, peraturan atau informasi kedalam situasi yang baru. 2. Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik menurut peneliti adalah adanya peningkatan aktivitas dan nilai peserta didik yang diperoleh dari lembar observasi dan evaluasi yang diberikan oleh guru diakhir materi yang diajarkan. 3. Matematika Matematika adalah pengkajian logis mengenai bentuk, susunan, saran dan konsep-konsep yang berkaitan. 4. Peserta didik Peserta didik kelas V MI Nurul Islam adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran yang masih terdaftar sebagai peserta didik MIT Nurul Islam. 5. Metode poster session Metode poster session adalah merupakan salah satu metode pembelajaran yang menjadikan peserta didik objek yang aktif. Dalam pembelajaran poster session ini peserta didik dibentuk dalam kelompok- 5

kelompok kecil yang terdiri dari 5 atau 6 orang. Tiap tim memiliki anggota yang heterogen sehingga peserta didik dapat bekerja sama dan tanggung jawab untuk pembelajaran individu kelompoknya. 6. Sifat bangun datar dan bangun ruang Sifat bangun datar meliputi: sifat persegi panjang, sifat segitiga, sifat trapesium, sifat jajar genjang, sifat belah ketupat, sifat layang-layang, dan sifat lingkaran. Adapun sifat bangun ruang meliputi: prisma tegak, tabung, dan kerucut. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka permasalahan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan metode poster session pada pembelajaran matematika pada materi pokok sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang kelas V MIT Nurul Islam Ringinwok Ngaliyan Semarang? 2. Apakah metode poster session dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik pada materi pokok sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang kelas V di MIT Nurul Islam Ringinwok Ngaliyan Semarang? 3. Apakah metode poster session dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi pokok sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang kelas V di MIT Nurul Islam Ringinwok Ngaliyan Semarang? D. Tujuan Penelitian Penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan ini memiliki tujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui penerapan metode poster session pada pembelajaran matematika pada materi pokok sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang kelas V MIT Nurul Islam Ringinwok Ngaliyan Semarang. 2. Untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan aktivitas belajar peserta didik setelah diterapkannya metode pembelajaran poster session pada 6

materi pokok sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang kelas V di MIT Nurul Islam Ringinwok Ngaliyan Semarang 3. Untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan hasil belajar peserta didik setelah diterapkannya metode pembelajaran poster session pada materi pokok sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang kelas V di MIT Nurul Islam Ringinwok Ngaliyan Semarang E. Manfaat Penelitian Dari pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat diperoleh manfaat antara lain: 1. Bagi peserta didik MIT Nurul Islam a. Dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pelajaran matematika khususnya pada materi pokok sifat bangun datar dan bangun ruang b. Meningkatkan kerja sama, tanggung jawab dan keaktifan peserta didik dalam proses belajar mengajar. 2. Bagi guru MIT Nurul Islam a. Sebagai motivasi untuk meningkatkan keterampilan dalam memilih atau menentukan strategi pembelajaran. b. Sebagai informasi bagi semua tenaga pengajar mengenai metode poster session. 3. Bagi pihak MIT Nurul Islam Sebagai usaha dalam meningkatkan kualitas pembelajaran matematika. 4. Bagi peneliti Untuk mendapatkan gambaran aktivitas dan hasil belajar matematika melalui metode pembelajaran poster session pada mata pelajaran matematika. 7