BAB I PENDAHULUAN. 1 Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2006), hlm. 13.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan keberhasilannya ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan yang

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Departemen Pendidikan Nasional RI, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

BAB 1 PENDAHULUAN. SD Negeri Tlahap terletak di Desa Tlahap Kecamatan Kledung Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sebagai suatu segmen kurikulum, strategi pembelajaran, media. pengajaran, dan evaluasi pembelajaran.

mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik, melalui

BAB I PENDAHULUAN. andil yang cukup besar. Guru memang bukan satu-satunya penentu. itu, guru adalah bapak ruhani ( spiritual father) bagi siswa, yang

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pondasi utama dalam upaya memajukan bangsa.

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia yang mandiri, bertanggung jawab, kreatif, berilmu, sehat,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dikatakan berjalan baik apabila mampu berperan secara proporsif,

PERAN GURU DALAM MEMBENTUK ARIF BUDAYA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 74.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (pendidik), kurikulum (materi pelajaran), sarana (peralatan dan dana) serta murid

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan guru secara sadar dan dengan sistematis serta berpedoman pada

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah konsep Pembelajaran Berbasis Kecedasan, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2009, hlm. 108.

BAB I PENDAHULUAN. 2015, hlm Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2001, hlm

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. problema pendidikan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2013, hlm Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Rasail Media Group, Semarang, 2008, hlm.

PENGGUNAAN PENDEKATAN NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENUMBUHKAN PEMBELAJARAN PKN YANG JOYFULL LEARNING DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 WONOAYU SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era globalisasi yang semakin berkembang menuntut adanya

Heru Purnomo PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mendukung perkembangan tersebut adalah pendidikan. pembelajaran, sumber-sumber belajar dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekitarnya. (Sapriya, 2011:12) menyatakan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan umum program keahlian teknik kendaraan ringan 1) menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. lambatnya pembangunan bangsa sangat tergantung pada pendidikan. Oleh karena. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia (SDM), karena sumber daya yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 36

BAB I PENDAHULUAN. sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini.

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berbicara tentang pendidikan, berarti membicarakan tentang hidup dan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. sarana untuk pengembangan diri. Dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam membina kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik apa yang akan dilakukan dalam kelas selama pertemuan berlangsung.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aktifitas yang berupaya untuk mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. partisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan berpartisipasi dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. dan pendidikan tinggi. Pengajaran sebagai aktivitas operasional pendidikan. dilaksanakan oleh tenaga pendidik dalam hal ini guru.

BAB I PENDAHULUAN. yang mengajar dan anak didik yang belajar. Perpaduan dari kedua unsure

BAB I PENDAHULUAN. hlm.4. dan Kompetensi Dasar Tingkat SD, MI, dan SDLB, hlm. 317

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. 2 Keberhasilan. kualitas sumber daya manusia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Mufarizuddin,M.Pd. 1 ABSTRAK. Keyword : Hasil belajar Matematika, Strategi Mathematical Investigation

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan hidup dan kemajuan bangsa tersebut khususnya bagi negara

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. nomor 20 tahun 2003 Bab I pasal 1 disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta: Rajawali Pers, 2009, h Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu

BAB I PENDAHULUAN. Cet VIII, 2001, hlm M. Arifin, M. Ed, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1993, hlm. 17.

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hlm Mulyono Abdurrahman, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar,

BAB. I. Pendahuluan. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. menciptakan pembelajaran yang kreatif, dan menyenangkan, diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas guru melalui penataran-penataran atau melanjutkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan interaksi yang silih asah, sehingga sumber belajar bagi siswa bukan. hanya guru dan buku ajar tetapi juga sesama siswa.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam. pembangunan suatu bangsa. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Oleh karena itu, pendidikan menjadi kebutuhan manusia. 1

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya. melakukan pemilihan dan penentuan metode yang akan dipilih untuk

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Sinar Grafika, Jakarta, 2003, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. rangka mewujudkan dinamika peradaban yang dinamis.

BAB I PENDAHULUAN. atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. Dalam arti sederhana

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting, yaitu untuk menjamin kelangsungan kehidupan dan

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman pada Al Quran surat Az-Zuhruf ayat 43 :

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. 1 Proses pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses pelatihan untuk. webster s New Word Dictionary Sagala (2007: 1), sehingga mampu

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah wahana untuk mengembangkan dan melestarikan. dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang semakin cepat menuntut sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. siswa itu sendiri. Mata pelajaran PKn sering dianggap sebagai sebuah mata pelajaran

NILAI MORAL NOVEL BULAN KARYA TERE LIYE DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DENGAN METODE GROUP INVESTIGATION DI KELAS XI SMA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran akidah akhlak diajarkan pada Madrasah Ibtidaiyah (MI) mulai dari kelas satu sampai kelas enam. Akidah akhlak merupakan mata pelajaran yang mempelajari tentang nilai-nilai keimanan dan akhlak mulia. Tujuan pembelajaran akidah akhlak adalah menumbuhkan motivasi dan kesadaran peserta didik sebagai civitas madrasah melalui aktivitas pengamatan, pemahaman, dan penerapan langsung ajaran keimanan, menjauhi akhlak tercela, dan membiasakan perilaku terpuji. Tujuan tersebut di atas mendukung internalisasi nilai-nilai keimanan dan akhlak mulia menjadi karakter pada diri peserta didik sehingga terpelihara eksistensinya sebagai makhluk terhormat, sesuai dengan fitrahnya. 1 Pada pembelajaran akidah akhlak materi menjauhi akhlak tercela di kelas V di Madrasah Ibtidaiyah, guru perlu mengusahakan menerapkan model pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hal tersebut penting dilakukan guru kelas terutama untuk mengatasi problema pembelajaran yang sering muncul dalam proses pembelajaran. Salah satunya seperti problema rendahnya aktivitas dan hasil belajar peserta didik yang dialami peneliti selaku guru kelas V di MI 66 Nurul Bahri Gempolsewu Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal. Hasil observasi peneliti selaku guru kelas V di MI 66 Nurul Bahri Gempolsewu menunjukkan pembelajaran akidah akhlak menggunakan metode konvensional sering menimbulkan kegagalan peserta didik mencapai keberhasilan yaitu nilai peserta didik yang masih dibawah KKM yakni 70. Keadaan seperti ini menyebabkan aktivitas peserta didik di dalam belajar menjadi jenuh dan bosan, sehingga pelajaran akidah akhlak dianggap pelajaran yang sulit dan tidak menarik untuk dipelajari. Keadaan ini menyebabkan hasil belajar akidah akhlak peserta didik menjadi rendah. Hal ini dapat diketahui dari perolehan nilai ulangan harian mata pelajaran akidah akhlak peserta didik. 1 Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2006), hlm. 13. 1

2 Metode pembelajaran konvensional yang selama ini digunakan dalam pembelajaran akidah akhlak lebih menekankan pada ceramah dan diskusi yang searah. Diskusi yang searah adalah peserta didik bertanya kepada guru dan guru memberikan tanggapan terhadap pertanyaan yang diajukan peserta didik. Hampir tidak pernah terjadi komunikasi yang intensif antara peserta didik dengan peserta didik lainnya mengenai pokok bahasan yang sedang dibicarakan, sehingga dalam pembelajaran akidah akhlak tidak pernah terjadi tukar informasi antara peserta didik yang satu dengan yang lainnya. Hal ini yang menjadi pemicu rendahnya perolehan nilai ulangan harian peserta didik khususnya dalam mata pelajaran akidah akhlak. Berdasarkan data yang ada, nilai ulangan harian akidah akhlak peserta didik kelas V MI 66 Nurulbahri tergolong rendah karena belum mencapai nilai KKM yaitu 70, dari 21 peserta didik hanya 5 orang atau 23,8 % yang tuntas, selebihnya ada 16 orang atau 76,2 % yang belum tuntas. Walaupun berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar dalam mata pelajaran akidah akhlak, seperti melalui penugasan, penggunaan media pembelajaran, mensuplai buku-buku yang relevan melalui program Bos Buku, dan memberi hukuman dan hadiah. Semua usaha ini belum memberikan hasil yang diharapkan. Rendahnya perolehan nilai ulangan harian peserta didik dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Terkait dengan faktor-faktor tersebut, Mulyasa sebagaimana dikutip Kunandar, menyatakan bahwa ada tujuh kesalahan yang sering dilakukan guru dalam pembelajaran yang menyebabkan hasil belajar peserta didik rendah, yaitu : 1) mengambil jalan pintas dalam pembelajaran; 2) menunggu peserta didik berperilaku negatif; 3) menggunakan destructive discipline; 4) mengabaikan perbedaan peserta didik; 5) merasa paling pandai sendiri; 6) tidak adil (diskriminatif); dan 7) memaksa hak peserta didik. 2 Sejalan dengan temuan yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar akidah akhlak di atas diperlukan model pembelajaran yang dapat menumbuhkan kerja sama kelompok dalam mengkaji materi pelajaran sehingga ditemukan pemahaman bersama terhadap materi pelajaran, dengan demikian melalui model pembelajaran tersebut dapat terjalin 2 Kunandar, Guru Profesional; Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Setifikasi Guru, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2009), hlm. 43.

3 hubungan pertemanan antar peserta didik sesuai dengan muatan pembelajaran akidah akhlak. Model pembelajaran yang tepat untuk mengusung indikator di atas adalah model pembelajaran kooperatif. Menurut Kunandar, model pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan interaksi yang saling asah dan asuh serta mempererat hubungan sehingga mengurangi kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan untuk yang dapat menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan. 3 Hamzah B Uno menegaskan, pembelajaran kooperatif adalah sekumpulan strategi mengajar yang digunakan guru agar saling membantu dalam mempelajari sesuatu. Model pembelajaran kooperatif digunakan untuk mengerjakan materi yang kompleks dan dapat membantu guru dalam mencapai tujuan pembelajaran yang berdimensi sosial dan hubungannya antara manusia, misalnya membuat peserta didik menghargai perbedaan dan keberagaman. 4 Lebih lanjut Hamzah B Uno mengatakan, selain itu, model pembelajaran kooperatif juga dapat memotivasi seluruh peserta didik untuk belajar dan membantu saling belajar (tutor sebaya), berdiskusi, berdebat, memecahkan masalah, dan mengetahui ide-ide, konsepkonsep, dan keterampilan-keterampilan, memanfaatkan energi sosial peserta didik, saling mengambil tanggung jawab, dan belajar menghargai satu sama lain. 5 Melalui penerapan model kooperatif dengan strategi Group Investigation dalam pembelajaran akidah akhlak tersebut, diharapkan peserta didik lebih memahami materi menjauhi akhlak tercela yang telah dipelajarinya melalui aktivitas diskusi kelompok dan kompetisi tim, sehingga dengan pemahaman yang diperoleh dari aktivitas belajar tersebut hasil belajar peserta didik dapat ditingkatkan. Pembelajaran kooperatif ini mengarahkan peserta didik belajar melalui mengalami bukan menghafal. Hal ini didasarkan bahwa pengetahuan bukanlah seperangkat fakta dan konsep yang siap diterima peserta didik, tetapi sesuatu yang harus dikonstruksi atau dibentuk sendiri oleh peserta didik. 6 Melalui 3 Ibid, hlm. 359 4 Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran; Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hlm. 107. 5 Ibid. 6 Khairuddin, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Konsep dan Implementasinya di Madrasah, (Semarang: MOC, 2007), hlm. 200.

4 model pembelajaran yang diusahakan peneliti selaku guru kelas tersebut diharapkan peserta didik dapat memahami pentingnya menjauhi akhlak tercela dan peserta didik termotivasi serta terobsesi melalui jalinan kebersamaan dengan teman-temannya untuk saling mendukung menjauhi akhlak tercela. Berpijak dari uraian di atas, penelitian ini diprioritaskan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran akidah akhlak materi menjauhi akhlak tercela melalui Group Investigation di kelas V MI 66 Nurul Bahri Gempolsewu Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2014/2015. B. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah penelitian ini dideskripsikan sebagai berikut : 1. Kurangnya konsentrasi peserta didik di kelas 2. Tidak semua peserta didik terlibat langsung dalam pembelajaran 3. Dalam KBM model pembelajaran kurang bervariasi 4. Terbatasnya sarana dan prasarana sekolah 5. Kurangnya dukungan peserta didik untuk belajar bersama 6. Tidak ada komitmen dari seluruh siswa untuk menjauhi akhlak tercela C. Pembatasan Masalah Berpijak dari identifikasi masalah dan analisis peneliti selaku guru kelas, variasi model pembelajaran dalam KBM dianggap penting dan mendesak diteliti untuk memperoleh pemecahannya diperlukan model pembelajaran yang bervariasi untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Model yang sesuai pembelajaran akidah akhlak materi menjauhi akhlak tercela di kelas V MI 66 Nurul Bahri Gempolsewu Rowosari Kendal adalah model Group Investigation. D. Penegasan Judul Memudahkan pemahaman judul di atas perlu ditegaskan istilahnya yaitu : 1. Hasil Belajar Pengertian hasil belajar menurut Mustaqim, diidentikkan dengan prestasi belajar yakni pengukuran dan penilaian sebagai usaha mengetahui

5 hasil yang telah dicapai peserta didik dengan kemampuan/potensi dirinya seperti kecerdasan atau perbuatan yang mencerminkan penerimaan dan pemahaman terhadap materi yang diberikan. 7 2. Mata Pelajaran Akidah Akhlak Materi Menjauhi Akhlak Tercela Mata pelajaran Akidah Akhlak adalah sejumlah materi pelajaran yang harus diberikan guru kepada peserta didik dengan tujuan : 1) mendorong agar peserta didik meyakini dan mencintai akidah Islam; 2) mendorong peserta didik benar-benar yakin dan takwa kepada Allah SWT; 3) Mendorong peserta didik mensyukuri nikmat Allah SWT; dan 4) Menumbuhkan pembentukan kebiasaan berakhlak mulia dan beradat kebiasaan yang baik. 8 Materi pelajaran Akidah Akhlak tersebut dalam penelitian ini adalah menjauhi perilaku tercela seperti ananiyah, ghodhob, riya`, amarah, ujub, dan sebagainya. 3. Model Group Investigation Model group investigation merupakan model pembelajaran kooperatif dengan langkah-langkah sebagai berikut : (1) membagi peserta didik kedalam kelompok kecil yang terdiri dari ± 5 peserta didik; (2) memberikan pertanyaan terbuka yang bersifat analisis; (3) mengajak setiap peserta didik untuk berpartisipasi dalam menjawab pernyataan kelompok secara bergiliran searah jarum jam dalam kurun waktu yang disepakati. 9 4. MI 66 Nurul Bahri Gempolsewu. MI 66 Nurul Bahri terletak di RT. 2 RW. IV Desa Gempolsewu Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal. Madrasah ini terhitung masih muda karena berdiri pada tanggal 22 Maret 1992 di atas tanah wakaf dengan ketinggian + 50 m di atas permukaan air laut Jawa. Setelah diresmikan oleh Kepala Depag Kabupaten Kendal tahun 1992, satu tahun kemudian MI 66 Nurul Bahri memperoleh Ijin operasianal dari pemerintah untuk menyelanggarakan pendidikan di bawah Depag Kabupaten Kendal. Sampai saat ini MI 66 Nurul Bahri memiliki Status Terakreditasi B. 7 Mustaqim,, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2001), hlm. 130. 8 Ahmad Munjin Nasih dan Luluk Nur Kholidah, Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung : Refika Aditama, 2009), hlm. 9. 9 Rusman, Model-Model Pembelajaran, (Bandung: Rajawali Press, 2011), hlm. 223

6 E. Rumusan Masalah Rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut : Apakah model Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar akidah akhlak materi menjauhi akhlak tercela pada peserta didik kelas V MI 66 Nurul Bahri Gempolsewu Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2014/2015? F. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan mengetahui : Peningkatkan hasil belajar Akidah Akhlak materi menjauhi akhlak tercela menggunakan model Group Investigation pada peserta didik kelas V MI 66 Nurul Bahri Gempolsewu Rowosari Kendal Tahun Pelajaran 2014/2015. G. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberi manfaat secara teoritis dan praktis. 1. Secara Teoritis Menemukan teori baru tentang usaha guru kelas dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam proses pembelajaran akidah akhlak materi menjauhi akhlak tercela melalui model pembelajaran kooperatif Group Investigation. 2. Secara Praktis a. Bagi Peneliti, menambah pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti dalam mengatasi permasalahan pembelajaran yang muncul melalui penelitian tindakan kelas. b. Bagi Peserta didik, membantu peserta didik dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar Akidah Akhlak melalui model group investigation. c. Bagi Guru, memberikan alternatif solusi terhadap permasalahan upaya guru dalam memperbaiki dan meningkatkan keaktifan dan hasil belajar Akidah Akhlak di madrasah ibtidaiyah melalui model group investigation. d. Bagi Madrasah, memberikan model pembelajaran yang dapat dikembangkan dan dibudayakan di madrasah dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik.