JURNAL TEKNIK ITS Vol. X, No. X, (2016) ISSN: ( Print) 1

dokumen-dokumen yang mirip
Endang Prinina 1, Lalu Muhamad Jaelani 1, Salam Tarigan 2 1

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW), Surabaya, 11 Juni 2015, ISSN

Validasi Algoritma Estimasi Konsentrasi Chl-A pada Citra Satelit Landsat 8 dengan Data In-Situ (Studi Kasus: Perairan Selatan Pulau Lombok, NTB)

VALIDASI ALGORITMA ESTIMASI KONSENTRASI CHL-A PADA CITRA SATELIT LANDSAT 8 DENGAN DATA IN-SITU (Studi Kasus: Perairan Selatan Pulau Lombok, NTB)

Uji Akurasi Produk Reflektan-Permukaan Landsat Menggunakan Data In situ di Danau Kasumigaura, Jepang

STUDI KONSENTRASI KLOROFIL-A BERDASARKAN TEKNIK PENGINDERAAN JAUH

Pemetaan Distribusi Spasial Konsentrasi Klorofil-a dengan Landsat 8 di Danau Towuti dan Danau Matano, Sulawesi Selatan

ANALISIS KUALITAS AIR UNTUK BUDIDAYA RUMPUT LAUT EUCHEUMA COTTONI DENGAN CITRA LANDSAT 8 (Studi Kasus: Laut Selatan Pulau Lombok, NTB)

PENGARUH FENOMENA LA-NINA TERHADAP SUHU PERMUKAAN LAUT DI PERAIRAN KABUPATEN MALANG

VALIDASI ALGORITMA ESTIMASI KONSENTRASI CHL-A DENGAN MENGGUNAKAN CITRA SATELIT LANDSAT 8(Studi Kasus : Laut Selatan Pulau Lombok, NTB)

CHLOROPHYLL-A SPREAD ANALYSIS USING MERIS AND AQUA MODIS SATTELLITE IMAGERY (Case Study: Coastal Waters of Banyuwangi)

COMPARISON OF C2WP BOUREAL LAKES PROCESSOR AND REGIONAL WATER PROCESSOR ALGORITHM ON EXTRACTING ESTIMATED TOTAL SUSPENDED SOLID DATA OF LAKE SENTANI

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) C-130

ANALISA PENENTUAN LOKASI BUDIDAYA RUMPUT LAUT DENGAN PARAMETER FISIKA MAUPUN KIMIA MENGGUNAKAN CITRA TERRA MODIS DI DAERAH SELAT MADURA

Abstrak

STUDI PERSEBARAN KONSENTRASI MUATAN PADATAN TERSUSPENSI MENGGUNAKAN CITRA SATELIT TERRA MODIS DI SELAT MADURA

Pemetaan Distribusi Spasial Konsentrasi Klorofil-A dengan Landsat 8 di Danau Matano dan Danau Towuti, Sulawesi Selatan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

MODIFIKASI ALGORITMA AVHRR UNTUK ESTIMASI SUHU PERMUKAAN LAUT (SPL) CITRA AQUA MODIS

STUDI PERUBAHAN SUHU PERMUKAAN LAUT (SPL) MENGGUNAKAN SATELIT AQUA MODIS

Uji Akurasi Produk Reflektan-Permukaan Landsat Menggunakan Data In situ di Danau Kasumigaura, Jepang

Identifikasi Sebaran Sedimentasi dan Perubahan Garis Pantai Di Pesisir Muara Perancak-Bali Menggunakan Data Citra Satelit ALOS AVNIR-2 Dan SPOT-4

JURNAL TEKNIK ITS Vol. X, No. X, (2016) ISSN: ( Print) 1

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pola Sebaran Suhu Permukaan Laut dan Salinitas pada Indomix Cruise

Abstrak PENDAHULUAN. Pembuangan lumpur dalam jumlah besar dan secara terus-menerus ke Kali Porong

PERBANDINGAN NILAI KLOROFIL-A MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT DAN MERIS DI DANAU SENTANI, JAYAPURA

3. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga Agustus 2011 dengan

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

EVALUASI PENGUKURAN ANGIN DAN ARUS LAUT PADA DATA SENTINEL-1, DATA BMKG, DAN DATA IN-SITU (Studi Kasus: Perairan Tenggara Sumenep)

3. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di wilayah yang tercemar tumpahan minyak dari

MODIFIKASI ALGORITMA AVHRR UNTUK ESTIMASI SUHU PERMUKAAN LAUT (SPL) CITRA AQUA MODIS

BAB I PENDAHULUAN. dapat dimanfaatkan secara tepat tergantung peruntukkannya. perkembangan yang sangat pesat. Pemanfaatan teknologi penginderaan jauh

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

EVALUASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN WILAYAH PERAIRAN PESISIR SURABAYA TIMUR SIDOARJO DENGAN MENGGUNAKAN CITRA SATELIT MULTITEMPORAL

ANALISIS PERUBAHAN SUHU PERMUKAAN TANAH DENGAN MENGGUNAKAN CITRA SATELIT TERRA DAN AQUA MODIS (STUDI KASUS : DAERAH KABUPATEN MALANG DAN SURABAYA)

ANALISIS SEBARAN TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) DAN PERUBAHAN GARIS PANTAI DI MUARA PERANCAK BALI DENGAN MENGGUNAKAN DATA CITRA SATELIT MULTITEMPORAL

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (Juni, 2013) ISSN:

MODIFIKASI ALGORITMA AVHRR UNTUK ESTIMASI SUHU PERMUKAAN LAUT (SPL) CITRA SATELIT TERRA MODIS

ANALISA KESEHATAN VEGETASI MANGROVE BERDASARKAN NILAI NDVI (NORMALIZED DIFFERENCE VEGETATION INDEX ) MENGGUNAKAN CITRA ALOS

Studi Perubahan Fisik Kawasan Pesisir Surabaya dan Madura Pasca Pembangunan Jembatan Suramadu Menggunakan Citra Satelit

Evaluasi Pengukuran Angin dan Arus Laut Pada Data Sentinel-1, Data Bmkg, dan Data In-Situ (Studi Kasus: Perairan Tenggara Sumenep)

Pola Spasial dan Temporal Total Suspended Solid (TSS) dengan Citra SPOT di Estuari Cimandiri, Jawa Barat

Studi Persebaran Total Suspended Solid (TSS) Menggunakan Citra Aqua Modis Di Laut Senunu, Nusa Tenggara Barat

MODIFIKASI ALGORITMA AVHRR UNTUK ESTIMASI SUHU PERMUKAAN LAUT (SPL) CITRA SATELIT TERRA MODIS

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) A-572

Pasang Surut Surabaya Selama Terjadi El-Nino

3. METODOLOGI Waktu dan Lokasi Penelitian. Lokasi pengamatan konsentrasi klorofil-a dan sebaran suhu permukaan

PENDUGAAN KONSENTRASI KLOROFIL-a DAN TRANSPARANSI PERAIRAN TELUK JAKARTA DENGAN CITRA SATELIT LANDSAT

Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Analisis Ketelitian Geometric Citra Pleiades 1B untuk Pembuatan Peta Desa (Studi Kasus: Kelurahan Wonorejo, Surabaya)

Analisa Kondisi Ekosistem Mangrove Menggunakan Data Citra Satelit Multitemporal dan Multilevel (Studi Kasus: Pesisir Utara Surabaya)

3. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga Desember 2010 yang

(Studi Kasus: Wilayah Perairan Pantai Banyuwangi)

Deteksi Kesuburan Perairan Aceh Menggunakan Citra Klorofil-A Satelit Aqua Modis

3. METODOLOGI. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret hingga Oktober Survei

MASPARI JOURNAL Juli 2015, 7(2):25-32

3 METODE PENELITIAN. Gambar 7. Peta Lokasi Penelitian

Metode Klasifikasi Digital untuk Citra Satelit Beresolusi Tinggi WorldView-2 pada Unit Pengembangan Kertajaya dan Dharmahusada Surabaya

Pemanfaatan Data Landsat-8 dan MODIS untuk Identifikasi Daerah Bekas Terbakar Menggunakan Metode NDVI (Studi Kasus: Kawasan Gunung Bromo)

Evaluasi Algoritma Wouthuyzen dan Son untuk Pendugaan Sea Surface Salinity (SSS) (Studi Kasus: Perairan Utara Pamekasan)

Aninda Nurry M.F., Ira Mutiara Anjasmara Jurusan Teknik Geomatika FTSP-ITS, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya,

(Studi Kasus: Selat Madura)

menunjukkan nilai keakuratan yang cukup baik karena nilai tersebut lebih kecil dari limit maksimum kesalahan rata-rata yaitu 0,5 piksel.

BAB IV PENGOLAHAN DATA

3. METODE. penelitian dilakukan dengan beberapa tahap : pertama, pada bulan Februari. posisi koordinat LS dan BT.

PENGGUNAAN CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI UNTUK PEMBUATAN PETA DASAR SKALA 1:5.000 KECAMATAN NGADIROJO, KABUPATEN PACITAN

Studi Akurasi Citra Landsat 8 dan Citra MODIS untuk Pemetaan Area Terbakar (Studi Kasus: Provinsi Riau)

Pola Sebaran Total Suspended Solid (TSS) di Teluk Jakarta Sebelum dan Sesudah Reklamasi

TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUIH NOPEMBER SURABAYA

Perumusan Masalah Bagaimana kondisi perubahan tutupan lahan yang terjadi di daerah aliran sungai Ciliwung dengan cara membandingkan citra satelit

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Perbandingan Pengaruh Koreksi Radiometrik Citra Landsat 8 Terhadap Indeks Vegetasi Pada Tanaman Padi

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. x, No. x, (2014) ISSN: xxxx-xxxx (xxxx-x Print) 1

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2013

PENGOLAHAN DATA PENGINDERAAN JAUH UNTUK PEMETAAN TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) DI DANAU RAWA PENING PROVINSI JAWA TENGAH

BAB III METODE PENELITIAN

CITRA MODIS RESOLUSI 250 METER UNTUK ANALISIS KONSENTRASI SEDIMEN TERSUSPENSI DI PERAIRAN BERAU KALIMANTAN TIMUR

III. METODOLOGI. Gambar 2. Peta Orientasi Wilayah Penelitian. Kota Yogyakarta. Kota Medan. Kota Banjarmasin

Lampiran 1. Karakteristik satelit MODIS.

3. METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1

2. TINJAUAN PUSTAKA. Suhu permukaan laut Indonesia secara umum berkisar antara O C

JURNAL TEKNIK ITS Vol. xx, No. xx, (2016) ISSN: ( Print) 1

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

PUSAT PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH LAPAN PEDOMANPEMBUATAN INFORMASI SPASIAL ZONA POTENSI PENANGKAPAN IKAN BERBASIS DATA SATELIT PENGINDERAAN

APLIKASI DATA INDERAAN MULTI SPEKTRAL UNTUK ESTIMASI KONDISI PERAIRAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN HASIL TANGKAPAN IKAN PELAGIS DI SELATAN JAWA BARAT

Simulasi Arus dan Distribusi Sedimen secara 3 Dimensi di Pantai Selatan Jawa

Pemodelan Persamaan Hubungan Kualitas Perairan Menggunakan Citra Landsat 8 untuk Pendugaan Habitat Padang Lamun (Studi Kasus: Pantai Sanur, Bali)

CONTENT BY USING AQUA MODIS SATELLITE IMAGERY IN MARINE WATERS OF ROKAN HILIR REGENCY RIAU PROVINCE

Optimalisasi Pemetaan Fase Pertumbuhan Padi Berdasarkan Analisa Pola Reflektan dengan Data Hiperspektral Studi Kasus : Kabupaten Karawang

LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH REGISTRASI DAN REKTIFIKASI DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ENVI. Oleh:

ANALISA SEDIMEN TERSUSPENSI (TOTAL SUSPENDED MATTER) DI PERAIRAN TIMUR SIDOARJO MENGGUNAKAN CITRA SATELIT LANDSAT DAN SPOT

Karakteristik Oseanografi Dalam Kaitannya Dengan Kesuburan Perairan di Selat Bali

Pemetaan Potensi Batuan Kapur Menggunakan Citra Satelit Landsat 8 di Kabupaten Tuban

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

Analisa Ketelitian Planimetris Citra Quickbird Guna Menunjang Kegiatan Administrasi Pertanahan (Studi Kasus: Kabupaten Gresik, 7 Desa Prona)

Perubahan Nilai Konsentrasi TSM dan Klorofil-a serta Kaitan terhadap Perubahan Land Cover di Kawasan Pesisir Tegal antara Tahun

Gambar 11. Citra ALOS AVNIR-2 dengan Citra Komposit RGB 321

ESTIMASI KONSENTRASI PADATAN TERSUSPENSI (TSS) DAN KLOROFIL-A DARI CITRA MODIS HUBUNGANNYA DENGAN MARAK ALGA DI PERAIRAN TELUK JAKARTA

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK ITS Vol. X, No. X, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Validasi Algoritma Estimasi konsentrasi Klorofil-a dan Padatan Tersuspensi Menggunakan Citra Terra dan Aqua Modis dengan Data In situ (Studi Kasus : Perairan Selat Makassar) Endang Prinina 1, Lalu Muhamad Jaelani 1, Salam Tarigan 2 1 Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Keputih, Sukolilo, Surabaya 60111 Indonesia lmjaelani@geodesy.its.ac.id 2 Laboratorium Penginderaan Jauh, Pusat Penelitian Oceanografi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Jl. Pasir Putih No.1, Ancol Timur, Jakarta Utara 14430 Abstrak Klorofil-a dan Padatan Tersuspensi (TSS) merupakan parameter fisik kualitas perairan. Pigmen klorofil-a memiliki daya serap yang tinggi pada gelombang tampak biru dan merah. TSS merupakan zat padatan sedimentasi dari aliran sungai yang membawa material-material organik maupun anorganik. Kandungan TSS yang tinggi sangat mengganggu proses fotosintesis pada fitoplankton yang merupakan produsen penghasil zat klorofil-a. Sehingga TSS juga mampu menyerap gelombang tampak. Kemampuan klorofil-a dan TSS dalam menyerap gelombang tampak dapat di amati dengan menggunakan teknologi penginderaan jauh. Pemanfaatan teknologi ini membutuhkan algoritma dalam menentukan nilai estimasi konsentrasi klorofil-a dan TSS. Penelitian ini menggunakan citra Terra dan Aqua MODIS. Penelitian ini bertujuan untuk memvalidasi hasil algoritma klorofil-a dan TSS yang telah ada dalam perangkat lunak SeaDAS 7.3.1. Dari hasil penelitian ini didapatkan koreksi atmosfer terbaik dalam pendugaan klorofil-a dan TSS yaitu koreksi atmosfer MUMM. Dari hasil pemetaan klorofil-a dan TSS menghasilkan nilai NMAE sebesar 158,34% dan 65,28%. Hal ini menunjukkan bahwa algoritma empiris ini tidak dapat diterapkan pada Selat Makassar. Sebaran klorofil-a terendah sebesar 0,105 µg/l dan tertinggi sebesar 0,783 µg/l pada citra Terra MODIS. Sedangkan sebaran TSS terendah 0,02 mg/l dan tertinggi 6,88 mg/l pada citra Terra MODIS. Citra Terra MODIS lebih baik dalam pendugaan klorofil-a dan TSS dengan menggunakan algoritma empiris di SeaDAS 7.3.1 daripada menggunakan citra Aqua MODIS. Kata Kunci-Algoritma, Klorofil-a, TSS, Validasi. I. PENDAHULUAN Selat Makassar merupakan salah satu bagian dari samudra dalam, dimana massa air laut bergerak dari Samudra Pasifik Utara ke Samudra Hindia. Pertukaran massa air dari Samudra Pasifik menuju Samudra Hindia melalui Laut Sulawesi, Laut Flores dan Laut Jawa yang mempengaruhi tingkat produktivitas primer di perairan Selat Makassar [1]. Produktivitas primer ditunjukkan dengan adanya fitoplankton yang dapat menghasilkan klorofil-a [2]. Konsentrasi klorofil-a merupakan parameter kunci dalam pengujian kualitas air [3]. Parameter fisik lainnya yaitu padatan tersuspensi yang biasa dikenal dengan istilah Total Suspended Solid (TSS). Nilai sebaran klorofil-a dan TSS di perairan dapat diketahui melalui pengukuran in situ dan ex situ. Pengukuran in situ yaitu dengan pengambilan sampel langsung ke lapangan. Sedangkan pengukuran ex situ yaitu dengan analisis citra menggunakan teknologi penginderaan jauh. Analisis citra untuk klorofil-a dan TSS dapat dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak pengolah citra. Dalam melakukan analisis citra untuk estimasi konsentrasi klorofil-a dan TSS diperlukan suatu algoritma yang sesuai untuk perairan Selat Makassar. Estimasi parameter kualitas air (klorofil-a dan TSS) dari data penginderaan jauh umumnya tergantung pada keakuratan koreksi atmosfer dan model yang menghubungkan antara data reflektan penginderaan jauh dengan parameter kualitas air yang akan diekstrak [4]. Hal ini dikarenakan perairan Indonesia memiliki karakteristik yang berbeda beda sehingga tidak semua algoritma dapat sesuai untuk analisis konsentrasi klorofil-a dan TSS. Perumusan masalah utama dalam penelitian ini yaitu untuk memvalidasi hasil algoritma klorofil-a dan TSS dengan 3 koreksi atmosfer yang berbeda di perairan Selat Makassar serta pengaruh koreksi atmosfer yang sesuai terhadap algoritma klorofil-a dan TSS. II. METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian di perairan Selat Makassar dengan dibatasi oleh koordinat 2 o 53 3,14 LU - 1 o 23 3,14 LS dan 116 o 53 39,15 BT - 122 o 13 20,95 BT. Selat ini berada diantara pulau Kalimantan dan Sulawesi yang menghubungkan Samudra Pasifik dengan Samudra Hindia. Berikut gambaran lokasi penelitian ini.

JURNAL TEKNIK ITS Vol. X, No. X, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 2 Gambar 1. Lokasi Penelitian (tanahair.indonesia.go.id)[5] B. Data dan Peralatan Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu citra satelit Terra dan Aqua MODIS level 1B lokasi perairan Selat Makassar serta data survei lapangan dari Ekspedisi Widya Nusantara (EWIN) 2013 yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Oceanografi-LIPI. Survei lapangan menggunakan kapal riset KR. Baruna Jaya VIII. Sedangkan pengolahan data citra menggunakan perangkat lunak SeaDAS 7.3.1. C. Metode Penelitian Citra Terra dan Aqua MODIS yang telah diunduh melalui website http://ladsweb.nascom.nasa.gov[6] tahap pertama dilakukan proses georeferensi. Hal ini bertujuan menyesuaikan citra dengan keadaan sebenarnya di Bumi. Citra yang telah memiliki koordinat dipotong sesuai dengan area yang akan diteliti. Selanjutnya dilakukan koreksi atmosfer dengan menerapkan tiga algoritma koreksi atmosfer yaitu GW 94, GWI, dan MUMM yang telah tersedia pada perangkat lunak SeaDAS 7.3.1 dengan tujuan untuk diaplikasikan pada pengamatan akurasi warna lautan dalam mendapatkan kembali water leaving radiance pada tingkat lautan dari total radian yang terekam pada atmosfer [7]. Citra yang telah terkoreksi atmosfer diterapkan algoritma klorofil-a dan TSS pada citra Terra dan Aqua MODIS. Dengan menggunakan persamaan di bawah ini. X = log 10 ( Rrs(λ 1) Rrs(λ 2 ) ) (1) Chl a = 10 (a 0+a 1 +(a 2.X 2 )+(a 3.X 3 )+(a 4.X 4 )) (2) Koefisien : Rrs(λ 1 ) = Rrs pada kanal biru (488 nm) Rrs(λ 2 ) = Rrs pada kanal hijau (531 nm) a 0 = 0,3272 a 1 = -2,9940 a 2 = 2,7218 a 3 = -1,2259 a 4 = -0,5683 Dalam estimasi konsentrasi klorofil-a menggunakan algoritma OC4 [8]. Sedangkan dalam mengestimasi konsentrasi TSS menggunakan algoritma TSM Swim [9]. Adapun algoritma TSS adalah sebagai berikut. TSM ( mg ) = L 10(a 0+X (a 1 +X (a 2 +X a 3 +X (a 4 +X a 5 ))) (3) X = log 10 ( nlw[1]+nlw[2] ) (4) nlw[4] Keterangan : nlw = Normal Water Leaving Radiance nlw[1] = nlw 412 nm nlw[2] = nlw 443 nm nlw[4] = nlw 488 nm a 0 = 0,490330 a 1 = -2,712882 a 2 = 3,412666 a 3 = 8,336478 a 4 = 12,111023 a 5 = -5,961926 Dalam memvalidasi data hasil pengolahan citra dengan data in situ menggunakan uji statistika NMAE dan RMSE. Data yang divalidasi dengan NMAE minimal bernilai 30%. Berikut ini persamaan NMAE dan RMSE [10]. NMAE (%) = 1 N x esti,i x meas,i N i=1 100 (5) x meas,i RMSE = N (x esti,i x meas,i ) 2 i=1 (6) N Dimana x esti,i dan x meas,i adalah nilai estimasi dan nilai pengukuran. Sedangkan N adalah jumah data yang digunakan. Data hasil pengolahan citra didapatkan dengan mengekstrak nilai nilai klorofil-a dan TSS pada masing masing citra. Pada penelitian ini digunakan 15 stasiun pada citra Terra MODIS dan 4 stasiun pada citra Aqua MODIS untuk divalidasi dengan data in situ. Perbedaan jumlah stasiun dalam memvalidasi dengan data in situ dikarenakan perbedaan kondisi citra satelit yang memiliki awan pekat pada citra Aqua MODIS dibandingkan dengan citra Terra MODIS. Koreksi geometrik dilakukan dengan meletakkan 10 titik GCP sebagai acuan berdasarkan peta vektor dengan skala 1:1.000.000. Koreksi geometrik memenuhi toleransi apabila didapatkan RMS Error yang nilainya 1 piksel. Hasil dari penelitian ini yaitu peta sebaran klorofil-a dan TSS dengan 3 koreksi atmosfer yang berbeda, baik pada citra Terra maupun Aqua MODIS di perairan Selat Makassar. Pada tahap akhir penelitian ini yaitu peta sebaran konsentrasi klorofil-a dan TSS di Perairan Selat Makassar dengan koreksi atmosfer GW 94, GWI dan MUMM. III. HASIL A. Hasil Reprojection (Reproyeksi) Proses reprojection dilakukan dengan memasukkan sistem proyeksi, dalam hal ini sistem proyeksi yang digunakan adalah WGS 84 dengan sistem koordinat geografis Lat/Lon. Berikut adalah hasil reporjection citra MODIS.

JURNAL TEKNIK ITS Vol. X, No. X, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 3 dengan koreksi atmosfer MUMM yang seragam dengan GW 94 maupun GWI tetapi berbeda jauh dengan nilai konsentrasi klorofil-a data in situ. Hubungan nilai estimasi dan data in situ klorofil-a dapat ditunjukkan dengan besarnya nilai RMSE dan NMAE. (a) (b) Gambar 2. (a) citra sebelum direproyeksi, (b) citra setelah direproyeksi. B. Hasil Koreksi Geometrik Citra satelit Terra dan Aqua MODIS dengan resolusi spasial 1 kilometer dikoreksi menggunakan peta vektor Indonesia sebagai acuan. Hasil koreksi geometrik pada citra Terra dan Aqua MODIS adalah sebagai berikut: Gambar 4. Grafik Korelasi antara Klorofil-a GW94 dengan Data in situ pada citra Terra MODIS. Tabel 1. Nilai RMS Error pada Citra MODIS Citra Akuisisi Citra RMS Error (Piksel) 10 Juni 2013 0,16636 Terra 15 Juni 2013 0,02754 16 Juni 2013 0,03458 Aqua 11 Juni 2013 0,04786 15 Juni 2013 0,00296 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil RMS Error 1 piksel, sehingga hasil koreksi geometrik yang telah dilakukan memenuhi batas toleransi. C. Validasi Nilai Estimasi dengan Data In situ Proses validasi dalam penelitian ini menggunakan data in situ Selat Makassar. Terdapat 20 titik data in situ yang digunakan untuk proses validasi. Tetapi hanya 15 stasiun yang digunakan pada citra Terra dan 4 stasiun pada citra Aqua MODIS. Proses validasi ini dilakukan dengan cara membandingkan nilai klorofil-a maupun TSS terhadap data in situ. Dalam hal ini, hasil pengukuran data in situ dijadikan acuan. Adapun validasi dan korelasi masing masing algoritma terhadap data in situ adalah sebagai berikut. D. Validasi Perhitungan Klorofil-a pada Citra Terra MODIS dengan Data In situ. Gambar 5. Grafik korelasi antara klorofil-a GWI dengan Data in situ pada citra Terra MODIS. Gambar 6. Grafik Korelasi antara Klorofil-a MUMM dengan Data in situ pada citra Terra MODIS. Berdasarkan korelasi tersebut menunjukkan bahwa koreksi atmosfer MUMM lebih baik dalam pendugaan klorofil-a walaupun tidak memenuhi syarat minimum NMAE. Gambar 3. Grafik Hubungan 3 Algoritma Klorofil-a terhadap Data in situ pada Citra Terra MODIS Nilai klorofil-a dengan koreksi atmosfer GW 94 dan GWI memiliki nilai yang saling berimpit. Sedangkan nilai klorofil-a

JURNAL TEKNIK ITS Vol. X, No. X, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 4 E. Validasi Perhitungan Klorofil-a pada Citra Aqua MODIS dengan Data In situ. Gambar 7. Grafik Hubungan 3 Algoritma Klorofil-a terhadap Data In situ pada Citra Aqua MODIS. Seperti halnya pada citra Terra MODIS, nilai klorofil-a dengan koreksi atmosfer GW 94 dan GWI memiliki nilai yang saling berimpit. Sedangkan nilai klorofil-a dengan koreksi atmosfer MUMM yang seragam dengan GW 94 maupun GWI tetapi berbeda jauh dengan nilai klorofil-a data in situ. hubungan nilai estimasi dan data in situ dapat ditunjukkan dengan besarnya nilai RMSE dan NMAE berikut ini. Gambar 10. Grafik Korelasi antara Klorofil-a MUMM dengan Data In situ pada citra Aqua MODIS. Berdasarkan korelasi tersebut menunjukkan bahwa koreksi atmosfer MUMM lebih baik dalam pendugaan klorofil-a walaupun tidak memenuhi syarat minimum dari NMAE. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa koreksi atmosfer MUMM cocok digunakan dalam mengestimasi konsentrasi klorofil-a pada perairan Selat Makassar. F. Validasi Perhitungan TSS pada Citra Terra MODIS dengan Data In situ. Gambar 8. Grafik Korelasi antara Klorofil-a GW94 dengan Data In situ pada Citra Aqua MODIS. Gambar 11. Grafik Hubungan 3 Algoritma TSS terhadap Data in situ pada Citra Terra Modis Berdasarkan grafik diatas menunjukkan bahwa nilai TSS dengan 3 koreksi atmosfer GW94, GWI, dan MUMM memiliki nilai yang hampir sama. Tetapi berbeda jauh dengan nilai TSS data in situ. hal ini didukung dengan nilai NMAE antara estimasi TSS dengan data in situ. Gambar 9. Grafik Korelasi antara Klorofil-a GWI dengan Data In situ pada citra Aqua MODIS. Gambar 12. Grafik Korelasi antara TSS GW 94 dengan Data In situ pada Citra Terra MODIS.

JURNAL TEKNIK ITS Vol. X, No. X, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 5 Gambar 13. Grafik Korelasi antara TSS GWI dengan Data In situ pada Citra Terra MODIS. Gambar 16. Grafik Korelasi antara TSS GW94 dengan Data In situ pada Citra Aqua MODIS. Gambar 14. Grafik korelasi antara TSS MUMM dengan Data in situ pada citra Terra MODIS. Berdasarkan nilai NMAE dan RMSE didapatkan koreksi atmosfer MUMM lebih baik daripada yang lain untuk mengestimasi TSS, tetapi tidak dapat direkomendasikan karena nilai NMAE tidak memenuhi syarat minimal NMAE. G. Validasi Perhitungan TSS pada Citra Aqua MODIS dengan Data In situ. Gambar 17. Grafik Korelasi antara TSS GWI dengan Data In situ pada Citra Aqua MODIS. Gambar 18. Grafik Korelasi antara TSS MUMM dengan Data in situ pada citra Aqua MODIS. Gambar 15. Grafik Hubungan 3 Algoritma TSS terhadap Data in situ pada Citra Aqua MODIS Berdasarkan grafik diatas menunjukkan bahwa nilai TSS dengan 3 koreksi atmosfer GW94, GWI, dan MUMM memiliki nilai yang hampir sama. Tetapi berbeda jauh dengan nilai TSS data in situ. Hal ini didukung dengan nilai NMAE antara estimasi TSS dengan data in situ. Serta validasi ini tidak dapat dijadikan acuan karena hanya menggunakan 4 stasiun untuk memvalidasi dengan data in situ. Berdasarkan nilai NMAE dari validasi ini menunjukkan bahwa koreksi atmosfer MUMM merupakan koreksi terbaik dalam mengestimasi TSS tetapi tidak dapat direkomendasikan karena nilai NMAE tidak memenuhi syarat minimal NMAE. IV. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dari penelitian ini adalah koreksi atmosfer terbaik dalam pendugaan klorofil-a dan TSS yaitu koreksi atmosfer MUMM. Berdasarkan hasil pemetaan klorofil-a dan TSS dihasilkan nilai NMAE sebesar 158,34% untuk klorofil-a. Sedangkan pemetaan TSS dihasilkan nilai NMAE sebesar 65,26%. Hal ini menunjukkan bahwa algoritma empiris pada perangkat lunak SeaDAS 7.3.1 tersebut tidak memenuhi syarat akurasi minimal untuk diterapkan pada perairan Selat

JURNAL TEKNIK ITS Vol. X, No. X, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 6 Makassar. Sebaran klorofil-a pada citra Terra MODIS dengan 3 koreksi atmosfer yang berbeda memiliki nilai terendah sebesar 0,105 µg/l dan tertinggi sebesar 0,783 µg/l. Serta klorofil-a pada citra Aqua MODIS memiliki nilai terendah 0,163 µg/l dan tertinggi 0,308 µg/l. Sedangkan sebaran TSS pada citra Terra MODIS memiliki nilai terendah sebesar 0,02 mg/l dan tertinggi sebesar 6,88 mg/l. Begitu juga pada citra Aqua MODIS, sebaran nilai TSS terendah sebesar 0,05 mg/l dan tertinggi 0,25 mg/l. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Pusat Penelitian Oseanografi LIPI yang telah memberikan bantuan data EWIN 2013 sebagai data in situ di penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA [1] Muswerry, M. (2013). Kumpulan Hasil Penelitian Tahun 2013. Jakarta: Pusat Penelitian Oseanografi - LIPI. [2] Effendi, R., Palloan, P., & Ihsan, N. (2012). Analisis Konsentrasi Klorofila di Perairan Sekitar Kota Makassar Menggunakan Data Satelit Topex/Poseidon. Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika, 279-285. [3] Zhu, J., Chen, J., Matsushita, B., & fukushima, T. (2012). Atmospheric Correction of ENVISAT / MERIS Data Over Case II Waters: the use of black pixel assumption in oxygen and water vapour absorption bands. International Journal of Remote Sensing, 3713-3732. [4] Jaelani, L. M., Setiawan, F., & Matsushita, B. (2015). Uji Akurasi Produk Reflektan - Permukaan Landsat Menggunakan Data In Situ di Danau Kasumigaura, Jepang. Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan Masyarakat Ahli Penginderaan Jauh Indonesia. [5] http://tanahair.indonesia.go.id diakses pada tanggal 10 Januari 2016 [6] http://ladsweb.nascom.nasa.gov diakses pada tanggal 23 maret 2016 [7] Ocean Sciences Divisions, A. (2012). Processing of Oceansat-2 Ocean Colour Monitor Data Using SeaDAS. Hyderabad: Indian Space Research Organitation. [8] http://oceancolor.gsfc.nasa.gov/cms/atbd/chlor_a diakses pada tanggal 12 Desember 2015 [9] Karondia, L. A. (2015). Validasi Algoritma Estimasi Total Suspended Solid dan Klorofil-a pada Citra Satelit Aqua Modis dan Terra Modis Dengan Data Insitu. Surabaya: Jurusan Teknik Geomatika. [10] Jaelani, L. M., Matsushita, B., Yang, w., & fukushima, T. (2015). An Improved Atmospheric Correction Algorithm for Applying MERIS Data to Very Turbid Inland Waters. International Journal of Applied Earth Observation and Geoinformation 39, 128-141.