TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG SEKS BEBAS PADA REMAJA KELAS XI DI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA TAHUN 2014

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia tahun,

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanakkanak. menjadi masa dewasa. Masa transisi ini kadang

ABSTRACT DESCRIPTION OF SENIOR HIGH SCHOOL STUDENTS KNOWLEDGE, ATTITUDE, AND BEHAVIOR TOWARDS FREE SEX YEAR 2008.

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. sama yaitu mempunyai rasa keingintahuan yang besar, menyukai pertualangan dan

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMANFAATAN BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL

BAB 1 : PENDAHULUAN. produktif. Apabila seseorang jatuh sakit, seseorang tersebut akan mengalami

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Astrid Rusmanindar

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perilaku kesehatan reproduksi remaja semakin memprihatinkan. Modernisasi,

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain, perubahan nilai dan kebanyakan remaja memiliki dua

BAB I PENDAHULUAN. data BkkbN tahun 2013, di Indonesia jumlah remaja berusia tahun sudah

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa yang

BAB I PENDAHULUAN. depan. Keberhasilan penduduk pada kelompok umur dewasa sangat. tergantung pada masa remajanya (BKKBN, 2011).

Dewi Puspitaningrum 1), Siti Istiana 2)

PENGARUH PENDIDIKAN SEKS TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH DI SMA NEGERI RONGKOP GUNUNG KIDUL TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Seks bebas adalah hubungan seksual terhadap lawan jenis maupun

BAB I PENDAHULUAN. sehingga memunculkan masalah-masalah sosial (sosiopatik) atau yang biasa

JURNAL KESEHATAN DAN KEBIDANAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

Jurnal Obstretika Scientia ISSN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SEKSUAL PRANIKAH DENGAN PERILAKU SEKSUAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Jurnal Kebidanan 07 (01) Jurnal Kebidanan http : //www. journal.stikeseub.ac.id

ABSTRAK. Kata Kunci : Pengetahuan, sikap, perilaku, kesehatan seksual remaja, kesehatan reproduksi remaja.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Remaja sejatinya adalah harapan semua bangsa, negara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa. reproduksi sehingga mempengaruhi terjadinya perubahan perubahan

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI STIKES X TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Di seluruh dunia, lebih dari 1,8 miliar. penduduknya berusia tahun dan 90% diantaranya

BAB 1 PENDAHULUAN. remaja-remaja di Indonesia yaitu dengan berkembang pesatnya teknologi internet

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai pendahuluan dalam babi secara garis besar memuat penjelasan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tantangan dan masalah karena sifatnya yang sensitif dan rawan

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa

2015 GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA SISWI KELAS XI TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DI SMA NEGERI 24 BANDUNG

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : RINI INDARTI PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG SEKSUAL PRANIKAH DI SMA AL ISLAM KRIAN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja adalah suatu fase tumbuh kembang yang dinamis dalam

60 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun oleh : DYAH ANGGRAINI PUSPITASARI

UNIVERSITAS UDAYANA PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA SEKAA TERUNA TERUNI DI DESA BENGKALA TAHUN 2015 LUH ANIEK PRAWISANTI

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL PADA SISWA SMA NEGERI 1 SEMARANG JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS TENTANG INFEKSI MENULAR SEKSUAL

Lina Afiyanti 2, Retno Mawarti 3 INTISARI

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA N COLOMADU

Riska Megayanti 1, Sukmawati 2*, Leli Susanti 3 Universitas Respati Yogyakarta *Penulis korespondensi

BAB I PENDAHULUAN. goncangan dan stres karena masalah yang dialami terlihat begitu

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MENGENAI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA GURU DI SMP X DI KOTA CIMAHI TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang pesat baik secara fisik, psikologis maupun intelektual. Pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut Imran (1998) masa remaja diawali dengan masa pubertas,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI CIREBON

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon

PERBEDAAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA NEGERI DI BANTUL NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya. (Depkes, 2010)

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MENGENAI MENARCHE PADA SISWI SMP X DI KOTA CIMAHI TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. kelompok umur tahun dengan total jiwa, jenis kelamin

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa yang

BAB I PENDAHULUAN. data BKKBN tahun 2013, di Indonesia jumlah remaja berusia tahun sudah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi yang terunggul dalam berbagai aspek kehidupan. Pembangunan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. antara 10 hingga 19 tahun (WHO). Remaja merupakan suatu

PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA SISWA SMA NEGERI 1 PALU Oleh: Rizal Haryanto 18, Ketut Suarayasa 29,

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA

GAMBARAN MEDIA INFORMASI, PENGARUH TEMAN, TEMPAT TINGGAL DENGAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI KOTA PALEMBANG TAHUN 2017

Skripsi Ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. Untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh: NORDINA SARI J

The Factors Related to Pre Marriage Sexual Behavior of Adolescents in Grade X and XI in State Senior High School 1 in Bandar Lampung

BAB 1 PENDAHULUAN. harus menghadapi tekanan-tekanan emosi dan sosial yang saling bertentangan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan populasi yang besar dari penduduk dunia. Menurut World

PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS DI SMP NEGERI II MORI ATAS KABUPATEN MOROWALI UTARA

BAB I PENDAHULUAN. akurat khususnya teman (Sarwono, 2006). menarik secara seksual, apakah mereka akan bertumbuh lagi, apakah orang

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan remaja di perkotaan. Dimana wanita dengan pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI

Media Informasi Cenderung Meningkatkan perilaku seks Pada Remaja SMP di Jakarta Selatan

BAB I PENDAHULAN. Kasus kenakalan remaja semakin menunjukkan trend yang sangat. kelompok, tawuran pelajar, mabuk-mabukan, pemerasan, pencurian,

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah bagian yang penting dalam masyarakat, terutama di negara

UNIVERSITAS UDAYANA LUH GD. DWI KARTIKA PUTRI

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA KELAS VII TENTANG PERUBAHAN SEKS SEKUNDER DI SMP N 1 MAYONG JEPARA

mengenai seksualitas membuat para remaja mencari tahu sendiri dari teman atau

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial dan fisik (Hurlock, 2007). World Health

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PERILAKU SEKSUAL REMAJA PADA SISWA SMA DI KECAMATAN BATURRADEN DAN PURWOKERTO

Akademi Kebidanan dan Keperawatan Bhakti Husada Bekasi. Abstrak

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Jalan Ringroad Barat Daya No 1 Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 2

BAB 1 PENDAHULUAN. Kasus pernikahan usia dini banyak terjadi di berbagai penjuru dunia. Hal

BAB I PENDAHULUAN. tampak pada pola asuh yang diterapkan orang tuanya sehingga menjadi anak

PENGARUH KONSEP DIRI REMAJA DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN SEKS BEBAS DI SMP Z SEMARANG. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. aktivitas seksual remaja juga cenderung meningkat baik dari segi kuanitas

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada masa remaja umumnya anak telah mulai menemukan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Masa remaja adalah suatu periode dalam hidup manusia. dimana terjadi transisi secara fisik dan psikologis yang

BAB I PENDAHULUAN. ke masa dewasa, yang disertai dengan berbagai perubahan baik secara fisik, psikis

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA SMA SANTO THOMAS 1 MEDAN MENGENAI SEKS BEBAS PADA TAHUN 2009

ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU KESEHATAN REPRODUKSI SISWA-SISWI SMA SWASTA X DI KOTA BANDUNG

ANALISIS PERILAKU SEKSUAL SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 BANTUL TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak

PENGARUH PENDIDIKAN SEKSUAL TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA KELAS X TENTANG KEHAMILAN DI LUAR NIKAH DI SMA NEGERI 1 LUMBUNG KABUPATEN CIAMIS

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA SISWI KELAS XI SMA X KABUPATEN BANDUNG TERHADAP PERILAKU SEKSUAL.

Transkripsi:

144 Media Ilmu Kesehatan Vol. 5, No. 2, Agustus 2016 TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG SEKS BEBAS PADA REMAJA KELAS XI DI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA TAHUN 2014 Suherni 1, Anita Rahmawati 1 1 Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, Jalan Mangkuyudan MJ III/304 Yogyakarta 55143, Email: ksuherni@yahoo.com. ABSTRACT Background: Free sex has become more familiar to teenagers in today's life. This phenomenon occurs within many teenagers in junior and senior high schools, in big cities as well as in remote villages. Free sex may result in unwanted pregnancy, sexually transmitted infections, and social disruption in the society. Objective: This study aimed to determine the level of knowledge about free sex in adolescents. Methods: This research was conducted in April 2014, at SMA 11 Yogyakarta. The subjects were all students of class XI, consisted of 270 students. This study used a questionnaire as a measuring tool. Data analysis was performed with a univariate analysis. Results: Results showed that most respondents had adequate level of knowledge (81%), 17% had moderate level of knowledge and 2% have low level of knowledge about free sex. Conclusion: The level of knowledge about free sex in SMA Negeri 11 Yogyakarta students was majority adequate. Keywords: Knowledge Level, Teens, Free Sex PENDAHULUAN Remaja adalah suatu fase tumbuh kembang yang dinamis dalam kehidupan, merupakan periode transisi dari masa kanakkanak ke masa dewasa yang ditandai percepatan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial. Masa remaja pada umumnya dimulai pada usia 10-13 tahun dan berakhir pada usia 18-22 tahun. (1) Secara biologis alat reproduksi remaja sudah mencapai kematangan misalnya untuk remaja laki-laki sudah mengalami mimpi basah dan untuk perempuan sudah mengalami menstruasi. Sebagai remaja, mereka sudah mampu aktif secara seksual. Namun, remaja belum cukup mampu untuk membuat keputusan sendiri, oleh karena itu mereka sering terjerumus ke dalam kegiatankegiatan yang menyimpang dari aturan, salah satu contohnya adalah perilaku seks bebas. (2) Data dari hasil survey Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) di 33 provinsi dari Januari sampai Juli 2013 menunjukkan 62,7% remaja SMP dan SMA tidak perawan. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyebutkan hal yang sama bahwa terdapat 22,6% remaja menganut seks bebas. Dari data tersebut, ironisnya 21% di antaranya dilaporkan melakukan aborsi. (3) Seks bebas menjadi hal yang sangat biasa bagi kalangan remaja saat ini. Tanpa merasa malu mereka meminta pasangannya untuk melakukan hal tersebut, hal yang sebenarnya dianggap tabu oleh masyarakat sekitar. Bukan hanya wanita dewasa saja yang melakukannya, namun sekarang kalangan remaja sudah melakukannya walaupun hanya satu kali. Kejadian ini menimpa remaja-remaja yang justru masih sekolah SMP dan SMA yang bukan hanya

Media Ilmu Kesehatan Vol. 5, No. 2, Agustus 2016 145 keberadaannya di kota-kota besar saja melainkan sudah sampai ke pelosok desa. (4) Data dari Perhimpunan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) menunjukkan jumlah remaja usia 15 sampai 19 tahun di DIY tahun 2009 adalah 256.500 jiwa. Dari jumlah total remaja tersebut, lebih dari 600 jiwa melakukan konsultasi kehamilan yang meliputi juga konsultasi kehamilan tidak diinginkan. Menurut KRR SDKI tahun 2012, persentase perbandingan pria dan wanita yang melakukan hubungan seksual lebih tinggi pria dibanding wanita (8%). Pria dengan tingkat pendidikan SMA atau lebih tinggi cenderung pernah melakukan hubungan seksual dibandingkan dengan pria yang tingkat pendidikannya lebih rendah. Akibat perilaku seks bebas tersebut, di provinsi D.I. Yogyakarta tahun 2009 tercatat sebanyak 946 orang terkena infeksi menular seksual, prevalensi tertinggi terdapat di Kota Yogyakarta, yaitu sebanyak 698 kasus. (5) Studi pendahuluan di SMA Negeri 11 Yogyakarta, didapatkan hasil wawancara terhadap 10 siswa, hanya 5 orang yang tahu tentang pengertian seks bebas, bentukbentuk seks bebas, faktor yang mendorong seks bebas, dan dampak seks bebas, sedangkan 5 orang lainnya belum mengetahui tentang bentuk-bentuk seks bebas beserta faktor yang mendorong terjadinya seks bebas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang seks bebas pada remaja kelas XI di SMA Negeri 11 Yogyakarta. BAHAN DAN CARA PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan metode cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 11 Yogyakarta sejumlah 270 siswa yang hadir dan bersedia menjadi responden. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 11 Yogyakarta pada tanggal 9 April 2014. Variabel yang diteliti adalah tingkat pengetahuan remaja tentang seks bebas. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner tertutup. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada tanggal 30 Maret 2014 di SMA Negeri 10 Yogyakarta, sebanyak 36 siswa. HASIL DAN PEMBAHASAN Responden dengan jenis kelamin terbanyak adalah perempuan, pekerjaan ayah terbanyak adalah pegawai negeri, pekrjaan ibu terbanyak adalah ibu rumah tangga, dan media massa yang paling sering diakses adalah media siber, diterangkan pada tabel berikut: Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik di SMA Negeri 11 Yogyakarta Karakter Jenis kelamin a. Laki-laki b. Perempuan Responden f % 113 42 157 58 Pekerjaan Ayah a. Pegawai negeri b. Pegawai swasta c. Buruh d. Wiraswasta e. Petani f. Tidak bekerja 98 70 6 82 2 12 37 26 2 30 0,7 4,3

146 Media Ilmu Kesehatan Vol. 5, No. 2, Agustus 2016 Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik di SMA Negeri 11 Yogyakarta (Lanjutan) Karakter Pekerjaan ibu a. Pegawai negeri b. Pegawai swasta c. Buruh d. Wiraswasta e. Petani a. Tidak bekerja Responden f % 52 34 16 60 1 107 19,3 12,6 5,9 22,2 0,4 39,6 Media massa yang sering diakses a. Media cetak 32 b. Media elektronik 64 c. Media siber 174 12 24 64 Secara umum tingkat pengetahuan responden adalah baik, tercantum pada tabel berikut. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Tingkat Pengetahuan tentang Seks Bebas di SMA Negeri 11 Yogyakarta Tingkat Responden pengetahuan f % a. Baik 220 81 b. Cukup 45 17 c. kurang 5 2 Responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik adalah responden dengan jenis kelamin perempuan. Responden dengan tingkat pengetahuan baik mayoritas ayah bekerja sebagai pegawai negeri, ibu tidak bekerja dan responden yang sering mengakses media siber. Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Tentang Seks Bebas Berdasarkan Karakteristik Responden Kelas XI di SMA Negeri 11 Yogyakarta Karakteristik Tingkat Pengetahuan Baik Cukup Kurang f % f % f % Jenis Kelamin a.laki-laki 90 80 20 18 3 2 b.perempuan 130 83 25 16 2 1 Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Tentang Seks Bebas Berdasarkan Karakteristik Responden Kelas XI di SMA Negeri 11 Yogyakarta (Lanjutan) Tingkat Pengetahuan Karakteristik Baik Cukup Kurang f % f % f % Pekerjaan Ayah a. Pegawai Negeri 79 81 17 17 2 2 b. Pegawai Swasta 56 80 12 17 2 3 c. Buruh 4 67 2 33 - - d. Wiraswasta 71 87 11 13 - - e. Petani 2 100 - - - - f. Tidak Bekerja 8 67 3 25 1 8 Pekerjaan Ibu a. Pegawai Negeri 42 81 9 17 1 2 b. Pegawai Swasta 25 74 7 20 2 6 c. Buruh 11 69 4 25 1 6 d. Wiraswasta 53 88 6 10 1 2 e. Petani 1 100 - - - - f. Tidak Bekerja 88 82 19 18 - - Media Massa b. Media Cetak 25 78 6 19 1 3 c. Media Elektronik 53 83 11 17 - - d. Media Siber 142 82 28 16 4 2 Secara umum tingkat pengetahuan seks bebas remaja kelas XI di SMA Negeri 11 Yogyakarta dalam kategori baik yaitu 81%, meskipun masih diperoleh 17% siswa dalam kategori cukup, dan 2% dalam kategori rendah. Hal ini dimungkinkan karena sebagian siswa-siswi sebagian besar telah memperoleh informasi tentang seks bebas

Media Ilmu Kesehatan Vol. 5, No. 2, Agustus 2016 147 melalui berbagai informasi baik dari media massa maupun dari orangtua dan guru. Secara khusus karakteristik remaja kelas XI di SMA Negeri 11 Yogyakarta adalah 58% perempuan dan 48% laki-laki. Berdasarkan pekerjaan ayah 37% responden memiliki ayah dengan pekerjaan pegawai negeri, sedangkan menurut pekerjaan ibu 39,6% responden memiliki ibu yang tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga. Karakteristik remaja berdasarkan media massa yang paling sering diakses terbanyak adalah media siber yaitu sebesar 64%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan yang baik tentang seks bebas pada remaja kelas XI di SMA Negeri 11 Yogyakarta ditinjau dari jenis kelamin lebih banyak prosentase pada jenis kelamin perempuan yaitu sebesar 83%, sedangkan laki-laki hanya 80%. Secara teoritis jenis kelamin merupakan salah satu faktor genetik yang memengaruhi seseorang untuk berperilaku khususnya dalam perilaku kesehatan. Menurut hasil dari penelitian, pengetahuan laki-laki dan perempuan lebih baik pengetahuan perempuan tentang seks bebas, ini dikarenakan perempuan lebih menjaga kesehatan reproduksinya daripada laki-laki karena secara umum perempuan lebih rawan terkena penyakit sistem reproduksi. Sedangkan tingkat pengetahuan tentang seks bebas pada remaja ditinjau dari pekerjaan ayah pengetahuan baik adalah pada ayah yang bekerja wiraswasta dan petani yaitu sebesar 87% dan 100%, sedangkan yang berpengetahuan kurang pada ayah yang tidak bekerja 8%. Tingkat pengetahuan tentang seks bebas pada remaja ditinjau dari pekerjaan ibu untuk kategori pengetahuan baik adalah pada responden yang memiliki ibu bekerja wiraswasta dan petani yaitu sebesar 88% dan 100%, sedangkan yang berpengetahuan kurang pada responden yang memiliki ibu bekerja sebagai pegawai swasta dan buruh yaitu sebesar 6%. Secara teori, lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang untuk memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Tingkat pengetahuan remaja ditinjau dari media massa yang paling sering diakses memiliki kategori baik adalah mereka yang media siber yaitu sebesar 82% dan yang memiliki pengetahuan kategori kurang adalah yang mengakses media cetak yaitu sebesar 3%. Menurut teori, media massa adalah faktor lingkungan yang mengubah perilaku khalayak melalui proses pelaziman klasik, pelaziman operan, atau proses imitasi (belajar sosial) (Rakhmat, 2001). (6) Dua fungsi dari media massa adalah media massa memenuhi kebutuhan akan fantasi dan informasi. Dari penelitian ini didapat pengetahuan baik terdapat pada mereka yang mengakses media siber. Melalui media siber mereka dapat memperoleh informasi lebih banyak dari media cetak atau media elektronik. Media siber menyediakan banyak

148 Media Ilmu Kesehatan Vol. 5, No. 2, Agustus 2016 kemudahan dan apa yang akan kita cari dengan mudah dapat ditemukan. Dengan demikian, responden dapat dengan mudah mendapatkan informasi khususnya informasi tentang seks bebas melalui media siber. Berdasarkan hasil tersebut maka peneliti menyatakan bahwa pengetahuan tentang seks bebas pada remaja kelas XI di SMA Negeri 11 Yogyakarta dalam kategori baik. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya oleh Susi Erna Wati pada tahun 2011 dengan judul Tingkat Pengetahuan Siswa-siswi tentang seks bebas bebas di SMK PGRI 3 Kediri. (7) KESIMPULAN Tingkat pengetahuan tentang seks bebas pada siswa kelas XI SMA Negeri 11 Yogyakarta adalah baik. Menurut karakteristik responden, sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan. Pekerjaan ayah sebagian besar bekerja sebagai pegawai negeri sedangkan pekerjaan ibu sebagian besar sebagai ibu rumah tangga, sedangkan media massa yang paling sering diakses adalah media siber. Tingkat pengetahuan tentang seks bebas menurut jenis kelamin dalam kategori baik mayoritas adalah perempuan, sedangkan tingkat pengetahuan tentang seks menurut pekerjaan ayah dan ibu dalam kategori baik adalah wiraswasta dan pengetahuan tentang seks bebas dalam kategori baik menurut media massa yang paling sering diakses adalah media siber. Diharapkan untuk kepala sekolah dan guru SMA Negeri 11 Yogyakarta bisa menambah materi pelajaran tentang kesehatan reproduksi remaja dan psikologi seksual remaja pada pelajaran muatan lokal, serta melakukan kerjasama lintas sektoral dengan Dinas Kesehatan atau Puskesmas. Hendaknya guru bimbingan konseling mengkhususkan dan memberikan contoh antara lain program etika yang baik dalam pergaulan bagi semua siswa, memantau buku-buku bacaan siswa yang bermuatan pornografi, serta melibatkan orang tua sebagai fasilitator bagi remaja. Pihak sekolah seperti kepala sekolah dan guru bimbingan konseling memberikan informasi kepada orang tua siswa tentang betapa pentingnya membahas seksualitas pada anak remajanya khususnya untuk kasus seks bebas dan pergaulan bebas. KEPUSTAKAAN 1. Sarwono, S. W. Psikologi Remaja. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. 2007. 2. Notoatmodjo, S. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineke Cipta. 2010. 3. Badan Pusat Statistik Jakarta, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Jakarta, Departemen Kesehatan Jakarta, Macro Internasional Maryland USA. Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia 2007. Jakarta: BPS dan Macro Internasional. 4. BKKBN.. Remaja dan Seks Pranikah. 2008. Diunduh tanggal 24 Januari 2015. Pukul 01.00 WIB.

Media Ilmu Kesehatan Vol. 5, No. 2, Agustus 2016 149 <www.bkkbn.go.id.webdetailrubrik.phpmyi D=518.pdf.> 5. Kemenkes RI. Survei Demografi dan Kesehatan Remaja. 2012. 6. Rakhmat, Jalaludin. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2001. 7. Erna, Susi. Tingkat Pengetahuan Siswa- Siswi Tentang Seks Bebas di SMK PGRI 3 Kediri. KTI. Kediri : UNP Kediri. 2011.