BAB I PENDAHULUAN. sistem perekonomian dan sebagai alat dalam pelaksanakan kebijakan moneter

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB I PENDAHULUAN. Bank menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali. No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Perbankan adalah segala sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

PENDAHULUAN. memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi (Halling dan Hayden, 2006).

PENDAHULUAN. memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi (Halling dan Hayden, 2006).

BAB 1 PENDAHULUAN. lepas dari peran Bank sebagai lembaga keuangan. Menurut Susilo (2000:6) secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Riyadi : 2006) (Kasmir : 2011)

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat

BAB I PENDAHULUAN. satu lembaga keuangan tersebut yakni industri perbankan. untuk menjalankan industri perbankan agar tidak merusak tatanan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasionalnya dengan cara menghasilkan laba tinggi sehingga. profitabilitasnya terus mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada umumnya, bank juga berorientasi untuk mendapatkan laba yang

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011)

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB I PENDAHULUAN. sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Fenomena yang terjadi adalah dimana keadaan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurunnya kapasitas permintaan dan produksi di sektor riil berpotensi

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian sebagai wujud peningkatan kualitas hidup. Peningkatan kualitas hidup

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan terbesar didunia asal Amerika Lehman Brother, kredit

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. periode tertentu. Namun bila hanya melihat laporan keuangan, belum bisa

BAB I PENDAHULUAN. Karena laba merupakan suatu hal yang akan menjamin dari kelangsungan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. utama suatu bank adalah menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sektor riil dalam pertumbuhan ekonomi, regulasi pemerintah di

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan dana. Bank akan menerima dana dari. masyarakat (DPK) dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi di Indonesia. Dalam Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 bank

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara keuangan antara unit-unit ekonomi yang surplus dana, dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah bank berasal dari bahasa Italia, yaitu banco yang artinya meja atau

BAB I PENDAHULUAN. merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena saham

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya sektor yang tergantung

BAB VI KESIMPULAN & SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Peran Perbankan sebagai lembaga intermediasi cukup penting dalam

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. serta perkembangan perekonomian nasional dan internasional yang ada, bisnis

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN. CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah Rasio yang memperlihatkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat disertai dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan tersebut semakin membaik pada akhir 2015 seiring dengan. semakin baik (Laporan Tahunan Perbankan, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan deposito) dan menyalurkannya dalam bentuk kredit oleh bank-bank

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi


BAB I PENDAHULUAN. ekonomi sebagai Financial Intermediary (perantara keuangan ) atau perantara

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih mengalami gejolak-gejolak

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi. Karena perbankan mempunyai fungsi utama sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. menjadi acuan dalam perekonomian suatu negara. Menurut UU No 10 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. mengikutsertakan peran dan partisipasi masyarakat secara keseluruhan yang

BAB I PENDAHULUAN. kepada pihak yang kekurangan dana pada waktu yang ditentukan (Dendawijaya,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari peranan lembaga

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120).

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dan atau bentuk-bentuk lainnya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup. kepada masyarakat yang kekurangan dana (Abdullah, 2005:17).

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung hingga tahun 2004 yang dicerminkan oleh return on asset (ROA)

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pembiayaan perekonomian suatu Negara membutuhkan suatu institusi

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dua nasabah yang berbeda, satu pihak merupakan nasabah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kesejahteraaan masyarakat. Proses tersebut melibatkan banyak pihak dimana

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau

BAB I PENDAHULUAN. negara. Bank sebagai salah satu lembaga keuangan adalah sebuah perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pelayanan dalam bentuk jasa jasa perbankan. Bank memiliki

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat atas pengelolaan dana yang dimiliki juga semakin meningkat. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan bertambahnya jumlah bank yang berada di Indonesia, persaingan untuk

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perbankan menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana

I. PENDAHULUAN. satu lembaga keuangan yang paling besar peranannya adalah perbankan. disalurkan kembali kepada komponen penggerak ekonomi.

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang mengalami kelebihan dana untuk di produktifkan pada sektorsektor

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi orang perseorangan, badan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berintensitas misal

BAB 1 PENDAHULUAN. memperbaiki perekonomian Indonesia. Tingginya laju inflasi yang terus

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan sebagai salah satu lembaga intermediasi memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. lain yang ditopang oleh bank tersebut. Fungsi bank sebagai perantara (financial

BAB I PENDAHULUAN. menunjang berjalannya roda perekonomian mengingat fungsinya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan stabilitas

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bank yang berupa penghimpunan dan penyaluran dana dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kestabilan perekonomian disuatu negara ditentukan oleh banyak faktor salah satunya adalah sektor perbankan sektor perbankan merupakan jantung dalam sistem perekonomian dan sebagai alat dalam pelaksanakan kebijakan moneter pemerintah. Keberadaan bank di Indonesia, daerah maupun swasta menarik untuk disoroti hal ini berkenanaan dengan keberadaanya yang banyak bersentuhan dengan kegiatan pada sektor-sektor riil, sehingga kondisi yang dirasakan oleh sektor perbankan sangat mempengaruhi sektor perekonomian lainya. Dalam mencapai tujuan pembangunan nasional, peranan perbankan sebagai fungsi intermediary yaitu menghimpun dan menyalurkan kembali dana dirasakan semakin penting, hal ini terlihat dari aktifitas perbankan dalam menghimpun dana dari masyarakat melalui giro, deposito dan tabungan yang selanjutnya menyalurkan dana-dana tersebut melalui pemberian kredit kepada pihak-pihak yang membutuhkan, mengadakan transaksi pembayaran luar negeri, pelayanan penukaran mata uang asing dan lain-lain (Siamat, 2001 : 94). Krisis moneter yang berkepanjangan selama beberapa tahun ini telah berubah menjadi krisis ekonomi, yakni terpuruknya kegiatan ekonomi karena semakin banyaknya perusahaan yang tutup, perbankan yang dilikuidasi dan meningkatnya jumlah tenaga kerja yang menganggur, mengingatkan bahwa 1

2 betapa besar dampak ekonomi yang akan ditimbulkan apabila terjadi kegagalan usaha perbankan. Untuk itu perlu dilakukan serangkaian analisis yang sedemikian rupa sehingga kemungkinan kesulitan keuangan dan bahkan kegagalan usaha perbankan dapat dideteksi sedini mungkin. Rendahnya kualitas perbankan antara lain tercermin dari lemahnya kondisi internal sektor perbankan, lemahnya manajemen bank, moral Sumber Daya Manusia (SDM), serta belum efektifnya pengawasan yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI). Kuantitas bank yang banyak menciptakan persaingan yang semakin ketat dan kinerja bank yang menjadi rendah karena ketidakmampuan bersaing di pasar, sehingga banyak bank yang sebenarnya kurang sehat atau bahkan tidak sehat secara financial. Sehat tidaknya suatu perusahaan atau perbankan, dapat dilihat dari kinerja keuangan terutama kinerja profitabilitasnya dalam suatu perusahaan perbankan tersebut. Kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik mencakup aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dananya. Kepercayaan dan loyalitas pemilik dana terhadap bank merupakan faktor yang sangat membantu dan mempermudah pihak manajemen bank untuk menyusun strategi bisnis yang baik. Sebaliknya para pemilik dana yang kurang menaruh kepercayaan kepada bank yang bersangkutan maka loyalitasnya pun sangat tipis, hal ini sangat tidak menguntungkan bagi bank yang bersangkutan karena para pemilik dana sewaktu-waktu dapat menarik dananya dan memindahkannya ke bank lain.

3 Penilaian terhadap kinerja suatu bank dapat dilakukan dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangnya. Laporan keuangan bank berupa neraca memberikan informasi kepada pihak di luar bank, misalnya bank sentral, masyarakat umum, dan investor, mengenai gambaran posisi keuangannya, yang lebih jauh dapat digunakan pihak eksternal untuk menilai besarnya risiko yang ada pada suatu bank. Laporan laba rugi memberikan gambaran mengenai perkembangan bank yang bersangkutan. Informasi mengenai kondisi suatu bank dapat digunakan oleh pihak-pihak tersebut untuk mengevaluasi kinerja bank dalam menerapkan prinsip kehati-hatian, kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku dan manajemen risiko. Perkembangan kondisi bank perlu di review secara periodik untuk menyesuaikan kondisi terkini dengan tujuan agar lebih mencerminkan kondisi bank saat ini dan di waktu yang akan datang. Tingkat kinerja profitabilitas suatu perusahaan dapat dilihat dan diukur melalui laporan keuangan dengan cara menganalisis dan menghitung rasio-rasio dalam kinerja keuangan. Analisis laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai sehubungan dengan pemilihan strategi perusahaan yang akan diterapkan. Dengan melakukan analisis laporan keuangan perusahaan, maka pimpinan perusahaan dapat mengetahui keadaan serta perkembangan financial perusahaan dengan hasil-hasil yang telah dicapai diwaktu lampau dan diwaktu yang sedang berjalan (Kotler, dalam Fitriani, 2010 : 4).

4 Tingkat profitabilitas ini diukur dengan menggunakan rasio keuangan Return On Asset (ROA) karena ROA lebih memfokuskan pada kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam operasi perusahaan secara keseluruhan. Selain itu juga, dalam penentuan tingkat kesehatan suatu bank, Bank Indonesia lebih mementingkan penilaian ROA dari pada ROE karena Bank Indonesia lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan masyarakat sehingga ROA lebih mewakili dalam mengukur tingkat profitabilitas perbankan (Dendawijaya, 2001). Rasio-rasio keuangan yang mempengaruhi ROA adalah CAR, LDR, NPL, BOPO, NIM, dan DPK. Gambar 1.1 di bawah ini merupakan grafik rata-rata ROA pada 10 bank umum swasta nasional devisa dan non devisa tahun 2008 sampai dengan tahun 2011. Gambar 1.1 Grafik ROA 2.5 2 1.5 1 0.5 0 2008 2009 2010 2011 Dari gambar 1.1 diatas dapat dilihat bahwa rasio keuangan yang dihitung dari rasio Return On asset (ROA) tahun 2008 sampai tahun 2011 mengalami

5 tingkat kenaikan. Hal ini terbukti dari perhitungan data rata-rata ROA bank umum swasta nasional devisa dan non devisa yaitu pada tahun 2008 sebesar 1,4%, tahun 2009 sebesar 1,58%, tahun 2010 sebesar 1,85 dan tahun 2011 sebesar 1,99 dapat dijelaskan juga bahwa dalam rata-rata ROA pada masing-masing tahun, bank swasta nasional devisa dan non devisa tersebut mengalami tingkat kenaikan yang cukup signifikan dari tahun 2008 sampai 2011 yaitu naik rata-rata sebesar 0,3% setiap tahunya. Dalam penelitian ini terdapat penelitian terdahulu yaitu (Dhika Rahma, 2010 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Syariah. (Astohar, 2009 Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Perbankan di Indonesia). Indri Astuti, 2005 Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Perbankan). Dari hasil penelitian terdahulu, mengindikasikan adanya research gap dari keenam variabel independen yang mempengaruhi ROA perusahaan Variabel pertama yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR) mencerminkan modal sendiri perusahaan. Semakin besar CAR maka semakin besar ROA, karena dengan modal yang besar, manajemen bank sangat leluasa dalam menempatkan dananya kedalam aktivitas investasi yang menguntungkan. Penetapan CAR sebagai variabel yang mempengaruhi profitabilitas didasarkan hubungannya dengan tingkat resiko bank. CAR yang ditetapkan oleh Bank Indonesia ini, mengacu pada ketentuan atau standar internasional yang dikeluarkan oleh Banking for International Settlement (BIS) (Riyadi 2006:161). Dengan meningkatnya modal sendiri maka kesehatan bank yang terkait dengan rasio permodalan (CAR)

6 semakin meningkat. Sejak periode krisis sampai hari ini CAR menjadi acuan utama dalam menentukan kesehatan bank (SK Dir BI April 1999), dimana pada tanggal 9 januari 2004, Gubenur Bank Indonesia secara resmi mengumumkan implementasi Arsitektur Perbankan Indonesia (API) yang merupakan suatu blueprint mengenai arah dan tatanan perbankan nasional kedepan dimana salah satu program API adalah mempersyaratkan modal minimum bagi bank umum (termasuk BPD) menjadi Rp 100 miliar dengan CAR minimum 8% selambatlambatnya pada tahun 2010. Kebijakan ini berawal dari kebijakan Bank Dunia (World Bank) yang ditindak lanjuti oleh Bank Indonesia dengan kebijakan 29 Mei 1993 (Pakmei, 1993). Besarnya CAR minimal 8% tersebut berlaku bagi seluruh bank secara internasional. Dengan adanya modal yang cukup memungkinkan suatu bank dalam melaksanakan aktivitasnya tidak mengalami kesulitan dan kerugian yang mungkin akan timbul kemudian berdampak pada menaiknya tingkat profitabilitas (Siamat, 2005 : 291). Dalam penelitian Dikha Rahma (2010) menunjukkan tidak adanya pengaruh yang negatif signifikan antara CAR terhadap ROA. Hasil penelitian Dhika Rahma(2010) bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Astohar (2009) yang menunjukkan adanya pengaruh yang positif signifikan antara CAR dengan ROA. Dengan adanya research gap dari penelitian Dhika Rahma (2010), penelitian Astohar (2009),maka perlu dilakukan penelitian lanjutan pengaruh kecukupan modal bank terhadap ROA. Variabel kedua yaitu Non Performing Loan (NPL). Secara konsep teori Non Performing Loan (NPL) merupakan salah satu pengukuran dari rasio resiko

7 usaha bank yang menunjukkan besarnya resiko kredit bermasalah yang ada pada suatu bank, semakin besar tingkat NPL ini menunjukan bank tersebut tidak professional dalam pengelolaan kreditnya, sekaligus memberikan indikasi bahwa tingkat resiko atas pemberian kredit pada bank tersebut cukup tinggi searah dengan tingginya NPL yang dihadapi bank. Jika NPL tinggi maka akan berpengaruh terhadap turunya tingkat profitabilitas (Riyadi, 2006:161). Semakin tinggi NPL maka semakin kecil ROA karena pendapatan laba perusahaan kecil. Dalam penelitian Dikha Rahma (2010) pengaruh NPF/NPL terhadap ROA menunjukkan pengaruh signifikan negatif. Variabel ketiga yaitu Loan to deposit ratio (LDR). Arifin (2002 : 70) mengemukakan bahwa terlalu banyak likuiditas akan mengorbankan tingkat pendapatan terlalu sedikit akan berpotensi untuk meminjam dana dengan harga yang tidak dapat diketahui sebelumnya, yang dapat berakibat meningkatkan biaya dan akhirnya menurunkan profitabilitas. Semakin tinggi LDR maka semakin tinggi dana yang disalurkan ke dana pihak ketiga. Dengan penyaluran dana pihak ketiga yang besar maka semakin besar ROA bank. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Dhika Rahma (2010) menunjukkan tidak adanya pengaruh positif signifikan antara LDR terhadap ROA. Penelitian yang dilakukan oleh Dhika Rahma (2010) bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Asohar (2009), dan Indri (2005) yang menunjukkan adanya pengaruh positif signifikan antara LDR dengan ROA. Dengan adanya research gap dari penelitian Dhika Rahma (2010) maka perlu dilakukan penelitian lanjutan pengaruh LDR terhadap ROA.

8 Variabel keempat adalah Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) yang merupakan perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional. Efisien usaha bank diukur dengan menggunakan rasio Biaya Operasional dibanding dengan Pendapatan Operasional (BOPO). Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil dan profitabilitas meningkat (Dendawijaya, 2005:121). Dari hasil penelitian terdahulu BOPO menunjukkan adanya pengaruh signifikan positif terhadap ROA. Variabel kelima yaitu Net Interest Margin (NIM) yang merupakan rasio keuangan yang mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan net interest income atas pengelolaan besar aktiva produktif. Dalam mencapai keuntungan yang maksimal selalu ada risiko yang sepadan. Semakin tinggi keuntungannya semakin besar risiko yang dihadapi yang dalam perbankan sangat dipengaruhi oleh besarnya suku bunga. Besarnya Net Interest Margin (NIM) akan mempengaruhi laba-rugi Bank yang pada akhirnya mempengaruhi profitabilitas bank tersebut (Siamat, 2005 : 294). Variabel keenam yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK) yang merupakan rasio antara jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun masing-masing bank terhadap jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun oleh seluruh bank. Semakin meningkatnya pangsa pasar dana pihak ketiga, semakin meningkat kredit yang diberikan. Meningkatnya kapasitas kredit menyebabkan perolehan pendapatan

9 meningkat sehingga laba yang diperoleh bank juga meningkat (Sinungan, 1997 : 72) Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian tentang ANALISIS VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI PROFITABILITAS PERBANKAN (Studi pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa dan Non Devisa yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2011) dianggap penting dilakukan. Rasio yang digunakan dalam analisis ini adalah CAR, NPL, LDR, BOPO, NIM dan DPK 1.2. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengaruh CAR, NPL, LDR, BOPO, NIM dan DPK terhadap Return On Asset (ROA) secara simultan pada bank umum swasta nasional devisa dan non devisa? 2. Bagaimana pengaruh CAR, NPL, LDR, BOPO, NIM dan DPK terhadap Return On Asset (ROA) secara parsial pada bank umum swasta nasional devisa dan non devisa? 3. Diantara keenam variabel tersebut yaitu CAR, NPL, LDR, BOPO, NIM dan DPK variabel mana yang paling dominan pengaruhnya terhadap Return On Asset (ROA)?

10 1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1.Tujuan penelitian 1. Untuk menganalisis bagaimana pengaruh CAR, NPL, LDR, BOPO, NIM dan DPK terhadap Return On Asset (ROA) secara simultan pada bank umum swasta nasional devisa dan non devisa. 2. Untuk menganalisis bagaimana pengaruh pengaruh CAR, NPL, LDR, BOPO, NIM dan DPK terhadap Return On Asset (ROA) secara parsial pada bank umum swasta nasional devisa dan non devisa. 3. Untuk menganalisis diantara keenam variabel tersebut yaitu CAR, NPL, LDR, BOPO, NIM dan DPK variabel mana yang paling dominan pengaruhnya terhadap Return On Asset (ROA). 1.3.2. Kegunaan Penelitian 1. Bagi aspek Teoritis. Hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan untuk mendukung ataupun memberikan kritik bagi teori teori yang sudah dibangun oleh para pakar ilmu ekonomi. 2. Bagi aspek Praktik. Hasil penelitian ini dapat dijadikan perbandingan antara teori yang diperoleh dibangku kuliah berbasis pada disiplin keilmuan dengan realitas yang terjadi di lapangan.

11 3. Bagi Perbankan. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukkan untuk keputusan - keputusan yang ada kaitannya dengan profitablitas bank dan aspek - aspek yang mempengaruhi. 1.4. Batasan Penelitian Penelitian ini hanya untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas bank umum swasta nasional devisa dan non devisa di indonesia yang sudah terdaftar di BEI pada periode 2008-2011 dengan rasio CAR, NPL, LDR, BOPO, NIM dan DPK tanpa menyinggung rasio-rasio yang berhubungan dengan profitabilitas lainya.