The Influence of Body Condition Score in Late Pregnancy on Protein Colostrum Total and Content of Friesian Holstein Cows

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PEMBERIAN KONSENTRAT... PERIODE LAKTASI TERHADAP BERAT JENIS, KADAR LEMAK DAN KADAR BAHAN KERING SUSU SAPI

THE EFFECT OF PROBIOTIC FEED SUPPLEMENT ON MILK YIELD, PROTEIN AND FAT CONTENT OF FRIESIAN HOLSTEIN CROSSBREED

HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Susu

TINJAUAN PUSTAKA. Lemak (%)

Hubungan Antara Umur dan Bobot Badan...Firdha Cryptana Morga

PERBANDINGAN DUA METODE PENDUGAAN PRODUKSI SUSU SAPI PERAH BERDASARKAN CATATAN SEBULAN SEKALI

Evaluasi Kecukupan Nutrien pada Sapi Perah Laktasi... Refi Rinaldi

PERFORMA PRODUKSI SUSU DAN REPRODUKSI SAPI FRIESIAN-HOLSTEIN DI BPPT-SP CIKOLE LEMBANG SKRIPSI YUNI FITRIYANI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KANDUNGAN LEMAK, TOTAL BAHAN KERING DAN BAHAN KERING TANPA LEMAK SUSU SAPI PERAH AKIBAT INTERVAL PEMERAHAN BERBEDA

Kata Kunci : sapi perah, bobot lahir, BCS (Body Condition Score) periode kering, produksi susu

RELATIONSHIP OF DAYS OPEN AND SERVICE PER CONCEPTION WITH MILK PRODUCTION AND MILK QUALITY FRIESIAN HOLSTEIN CROSSBRED (PFH) COWS AT JABUNG

MILK PRODUCTION CURVE MODEL ON FIRST AND SECOND LACTATION IN FRIESIAN HOLSTEIN COWS AT PT.ULTRA PETERNAKAN BANDUNG SELATAN

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Perah

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai Hubungan Konsumsi Bahan Kering dan Protein Pakan

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

PERFORMANS PRODUKSI SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWAH (PE) BERDASARKAN PARITAS, UMUR, BOBOT BADAN, DAN STATUS KEBUNTINGAN DI MADUKARA FARM, KOTA BATU

Animal Agriculture Journal 3(3): , Oktober 2014 On Line at :

E. Kurnianto, I. Sumeidiana, dan R. Yuniara Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang ABSTRAK

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laktasi atau mendekati kering kandang (Ramelan, 2001). Produksi susu sapi perah

PERBEDAAN KUANTITAS DAN KUALITAS AIR SUSU SAPI PERAH PADA KEBUNTINGAN TRIMESTER I DAN TRIMESTER II. Oleh :

HUBUNGAN BODY CONDITION SCORE (BCS),

Penyusunan Faktor Koreksi Produksi Susu Sapi Perah

HUBUNGAN ANTARA DIAMETER LUBANG PUTING TERHADAP TINGKAT KEJADIAN MASTITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ternak perah adalah ternak yang diusahakan untuk menghasikan susu

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia

EVALUATION OF SLAUGHTERED FRIESIAN HOLSTEIN CROSSBREED DIARY COWS IN PRODUCTIVE AGE AT KARANGPLOSO SUB DISTRICT MALANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki ciri-ciri fisik antara lain warna hitam berbelang putih, ekor dan kaki

TINJAUAN PUSTAKA Usaha Peternakan Sapi Perah Iklim dan Cuaca Pengaruh Iklim terhadap Produktivitas Sapi Perah

HUBUNGAN BODY CONDITION SCORE (BCS),SUHU RECTAL DAN KETEBALAN VULVA TERHADAP NON RETURN RATE (NR) DAN CONCEPTION RATE (CR) PADA SAPI POTONG

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Berasal dari Belanda dan mulai dikembangkan sejak tahun 1625 (Makin, 2011). Sapi FH memiliki karakteristik sebagai berikut :

RESPON PRODUKSI SUSU SAPI FRIESIAN HOLSTEIN TERHADAP PEMBERIAN SUPLEMEN BIOMINERAL DIENKAPSULASI SKRIPSI PIPIT

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang hubungan antara paritas, lingkar dada dan umur

KAJIAN KEPUSTAKAAN. kebutuhan konsumsi bagi manusia. Sapi Friesien Holstein (FH) berasal dari

HASIL DAN PEMBAHASAN

Animal Agriculture Journal 3(3): , Oktober 2014 On Line at :

SERVICE PER CONCEPTION (S/C) DAN CONCEPTION RATE (CR) SAPI PERANAKAN SIMMENTAL PADA PARITAS YANG BERBEDA DI KECAMATAN SANANKULON KABUPATEN BLITAR

Tampilan kualitas susu sapi perah akibat imbangan konsentrat dan hijauan yang berbeda

HUBUNGAN ANTARA JUMLAH KONSUMSI SERAT KASAR TERHADAP PRODUKSI DAN LEMAK SUSU SAPI PERAH DI PETERNAKAN RAKYAT KABUPATEN KLATEN SKRIPSI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA SapiFriesian Holsteindan Tampilan Produksi Susu

IMBANGAN HIJAUAN-KONSENTRAT OPTIMAL UNTUK KONSUMSI RANSUM DAN PRODUKSI SUSU SAPI PERAH HOLSTEIN LAKTASI

RESUME INHOUSE TRAINING MANAJEMEN DAN TEKNOLOGI PAKAN UNTUK PEJANTAN

ABSTRAK. Kata kunci : Imbangan Pakan; Efisiensi Produksi Susu; Persistensi Susu. ABSTRACT

EVALUASI PERFORMA PRODUKSI SUSU SAPI PERAH FRIESHOLLAND (FH) KETURUNAN SAPI IMPOR (Studi Kasus di PT. UPBS, Pangalengan, Jawa Barat)

EFEK SUPLEMEN PAKAN TERHADAP PUNCAK PRODUKSI SUSU SAPI PERAH PADA LAKTASI PERTAMA

disusun oleh: Willyan Djaja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. besar dipelihara setiap negara sebagai sapi perahan (Muljana, 2010). Sapi FH

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Fries Holland (Holstein Friesian) Pemberian Pakan Sapi Perah

HUBUNGAN BODY CONDITION SCORE TERHADAP SERVICE PER CONCEPTION DAN CALVING INTERVAL SAPI POTONG PERANAKAN ONGOLE DI KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN

THE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON THE PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN STARTER PERIOD

Model Kurva Produksi dan korelasinya...kurniawan

HUBUNGAN ANTARA BOBOT BADAN, VOLUME AMBING TERHADAP PRODUKSI SUSU KAMBING PERAH LAKTASI PERANAKAN ETTAWA

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan

Pengaruh penggunaan ajitein dalam pakan terhadap produksi dan kualitas susu sapi perah

HASIL DAN PEMBAHASAN. (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Friesian Holstein Peternakan Sapi Perah

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dengan kemajuan teknologi membawa pengaruh pada

G. S. Dewi, Sutaryo, A. Purnomoadi* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang

PENGARUH TINGKAT MASTITIS SUBKLINIS TERHADAP KUALITAS SUSU SAPI PERAH PFH (Peranakan Friesian Holstein) PADA BERBAGAI BULAN LAKTASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dimanfaatkan sebagai produk utama (Sutarto dan Sutarto, 1998). Produktivitas

ABSTRAK ABSTRACT PENDAHULUAN

VIII. PRODUKTIVITAS TERNAK BABI DI INDONESIA

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Sapi perah termasuk kedalam famili Bovidae dan ruminansia yang

KUALITAS SUSU SAPI BERBAGAI PETERNAK DI DAERAH SURABAYA DAN MALANG SKRIPSI

Manfaat Finansial Penggunaan Ransum Berbasis Silase... Andrian Lutfiady

A. Wibowo, T.H. Suprayogi dan Sudjatmogo* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro

KONSUMSI DAN PRODUKSI PROTEIN SUSU SAPI PERAH LAKTASI YANG DIBERI SUPLEMEN TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza) DAN SENG PROTEINAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA. berupa konsentrat dan hijauan menjadi susu yang sangat bermanfaat bagi

disusun oleh: Willyan Djaja

POTENSI PEMBERIAN FORMULA PAKAN KONSENTRAT KOMERSIALTERHADAP KONSUMSI DAN KADAR BAHAN KERING TANPA LEMAK SUSU

Penampilan Kandungan Protein Dan Kadar Lemak Susu Pada Sapi Perah Mastitis Friesian Holstein

Moch. Makin, dan Dwi Suharwanto Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

PERFORMANS PEDET SAPI PERAH DENGAN PERLAKUAN INDUK SAAT MASA AKHIR KEBUNTINGAN

PEMBAHASAN Jumlah dan Komposisi Sel Somatik pada Kelompok Kontrol

ABSTRAK. Kata Kunci : Total Bakteri; ph; Susu; Sapi Friesian Holstein. ABTRACT

Contak person: ABSTRACT. Keywords: Service per Conception, Days Open, Calving Interval, Conception Rate and Index Fertility

PERBANDINGAN PERFORMA PRODUKSI SAPI PERAH FRIES HOLLAND IMPOR DENGAN KETURUNANNYA (Studi Kasus di PT. UPBS Pangalengan)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanduknya mengarah ke depan (Rahman, 2007). Sapi FH memiliki produksi susu

S. Sarah, T. H. Suprayogi dan Sudjatmogo* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro

ABSTRAK. Moch Erwin Jaya Sanjaya, Pembimbing: Evi Yuniawati, dr, MKM.

INCOME ANALYSIS, OF SMALL SCALE DAIRY FARMING ACTIVITY AT BOTO PUTIH VILLAGE BENDUNGAN SUB DISTRICT TRENGGALEK REGENCY

TINJAUAN PUSTAKA Sifat Umum Susu

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang hubungan produksi susu dengan body condition scoredan

HUBUNGAN ANTARA VOLUME AMBING, LAMA MASSAGE DAN LAMA PEMERAHAN TERHADAP PRODUKSI SUSU KAMBING PERANAKAN ETTAWA SKRIPSI.

IV. ANALISIS DAN SINTESIS

Hubungan Antara Konsumsi Serat Kasar dan Lemak Kasar dengan Kadar Total Solid dan Lemak Susu Kambing Peranakan Ettawa

Kualitas Susu Kambing Selama Penyimpanan pada Suhu Ruang Berdasarkan Berat Jenis, Uji Didih, dan Kekentalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Friesian Holstein (FH) impor dan turunannya. Karakteristik sapi FH yaitu

PENCAPAIAN BOBOT BADAN IDEAL CALON INDUK SAPI FH MELALUI PERBAIKAN PAKAN

ANALISIS KUALITAS AIR MINUM SAPI PERAH RAKYAT DI KABUPATEN BANYUMAS JAWA TENGAH

Pengaruh Penggunaan Zeolit dalam Ransum terhadap Konsumsi Ransum, Pertumbuhan, dan Persentase Karkas Kelinci Lokal Jantan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian berlangsung mulai tanggal 23 Juli 2011 sampai dengan 23 Agustus

PENDAHULUAN. pangan hewani. Sapi perah merupakan salah satu penghasil pangan hewani, yang

Strategi Pengembangan Usaha Peternakan Sapi Perah Rakyat di Kabupaten Boyolali

Pengaruh Pembedaan Kualitas Konsentrat pada Tampilan Ukuran-Ukuran Tubuh dan Kosumsi Pakan Pedet FH Betina Lepas Sapih

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA SAPI PERAH PADA PETERNAK ANGGOTA KUD DI KABUPATEN SEMARANG

PROGRAM EVALUASI PEMBERIAN PAKAN SAPI PERAH UNTUK TINGKAT PETERNAK DAN KOPERASI MENGGUNAKAN MICROSOFT ACCESS SKRIPSI AKRAMUZZEIN

SUPLEMENTASI TEMULAWAK (Curcuma xanthoriza) DAN Zn PROTEINAT TERHADAP KONSUMSI DAN PRODUKSI ENERGI SUSU PADA SAPI PERAH

PENGARUH KOMBINASI SELANG PEMERAHAN TERHADAP PRODUKSI DAN KOMPOSISI SUSU SAPI PERAH SKRIPSI RINA ATRIANA

Transkripsi:

The Influence of Body Condition Score in Late Pregnancy on Protein Colostrum Total and Content of Friesian Holstein Cows ABSTRACT Benua Antartika 1), Puguh Surjowardojo 2), dan Sarwiyono 2) 1) Student of Animal Husbandry Faculty, Brawijaya University 2) Lecturer of Animal Husbandry Faculty, Brawijaya University The study had been conducted at KUD Kertajaya Kandangan from May to July 2013. The objective of this study was to investigate the influence of BCS in late pregnancy on protein colostrum total and content of Friesian Holstein cows. Forty late pregnant Friesian Holstein cows were used in this study. Body Condition Score was assessed using Webster standart (1987). Sample of animals were taken purposively, FH cows late pregnancy. The method of study was a case study. Data was analysed using regression and correlation to determine the level of its influence during late pregnancy on protein colostrum total and content. The significant of regression was tested using F test. The result of this study showed the correlation coefficient (r)= 0.696, with the coefficient determination (R²)= 48.5%. The analysis of variance showed that BCS influenced highly significant (P<0.01) on protein colostrum total and content and correlated possitively. Keyword: Body Condition Score and Protein Colostrum Pengaruh Body Condition Score Sapi Perah Friesian Holstein Bunting Tua terhadap Jumlah dan Kadar Protein Kolostrum ABSTRAK Benua Antartika 1), Puguh Surjowardojo 2), dan Sarwiyono 2) 1) Mahasiswa Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya 2) Dosen Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya Penelitian ini dilaksanakan di KUD Kertajaya Kandangan mulai Mei hingga Juli 2013. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari BCS pada masa bunting tua terhadap jumlah dan kadar protein kolostrum sapi perah Friesian Holstein. Empat puluh sapi perah Friesian Holstein digunakan pada penelitian ini. Body Condition Score yang digunakan memakai standar Webster (1987). Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling, sapi perah FH bunting tua. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu case study. Data dianalisa dengan menggunakan regresi dan korelasi menentukan tingkat pengaruh selama kebuntingan tua pada jumlah dan kadar protein. Signifikasi regresi diuji dengan F test. Hasil dari penelitian ini menunjukkan koefisien korelasi (r)= 0.696, dengan koefisien determinasi (R²)= 48,5%. Analisa variasi menunjukkan bahwa BCS mempengaruhi sangat signifikan (P<0.01) pada jumlah dan kadar protein serta berkorelasi positif Keyword: Body Condition Score and Protein Colostrum

PENDAHULUAN Kolostrum merupakan hasil sekresi dari kelenjar ambing ternak mamalia yang dihasilkan paling lama 96 jam setelah melahirkan. Kolostrum sering disebut juga mother s milk karena nutrisinya sangat tinggi dan mengandung banyak faktor pertumbuhan dan antibodi. Kolostrum merupakan bekal pertama yang sangat dibutuhkan untuk daya tahan tubuh bayi dari berbagai serangan penyakit dan infeksi yang akan dijumpai pada masamasa pertama kehidupan. Chamberlain (1989) menyatakan bahwa kolostrum berguna bagi anak sapi karena mengandung protein yang sangat tinggi terutama immunolaktoglobulin dan antibodi untuk melawan organisme penyakit yang menyerang anak sapi pada awal kehidupannya. Kolostrum diberikan satu sampai lima jam setelah kelahiran anak sapi dan dipastikan dalam keadaan baik. Konsumsi kolostrum pada jam pertama setelah lahir sangat penting agar anak sapi mendapat immunoglobin untuk meningkatkan daya tahan terhadap mikroorganisme patogen berbahaya yang menyebabkan gangguan pencernaan, pernafasan dan gangguan lain pada periode postnatal (Floren, Chineye, Elfstrand, Hagman dan Ihse, 2006), sampai pada waktu tertentu anak sapi dapat mensintesis pertahanan imunitas aktifnya sendiri. Selain itu, kolostrum mengandung laktoferin, suatu protein yang membantu transpor zat besi ke sel-sel haematopoetik yang mencegah virus dan bakteri mengambil zat besi bagi pertumbuhan (Blum, 2006). Body Condition Score adalah metode pengukuran kritis terhadap keefektifan sistem pemberian pakan pada sapi perah, bertujuan untuk mengetahui pencapaian standar kecukupan cadangan lemak tubuh yang akan mempengaruhi penampilan produksi susu, dan efisiensi reproduksi. Body Condition Score merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi tingkat produksi susu sapi perah, semakin ideal atau tepat nilai BCS sapi perah pada tiap periode hidupnya akan berpengaruh terhadap produksi susu sapi perah. Hal ini diasumsikan juga terhadap produksi kolostrum. Semakin ideal atau tepat nilai BCS sapi perah pada saat periode bunting dan menjelang kelahiran diasumsikan akan berpengaruh juga pada produksi kolostrum yang dihasilkan induk untuk menyusui anaknya. MATERI DAN METODE PENELITIAN Materi Penelitian Materi yang digunakan adalah sapi perah FH yang sedang bunting tua sebanyak 40 ekor dengan umur kebuntingannya 9 bulan dan selanjutnya diambil data nilai BCS sapi FH bunting tua, produksi dan kadar protein kolostrum masing-masing ternak tersebut. Untuk pengukuran BCS digunakan standar Webster (1987). Pengambilan data dilakukan pada saat sapi mengeluarkan air susu pertama setelah melahirkan dan selama pengambilan data pemerahan dilakukan secara manual (menggunakan tangan) sehingga dapat diketahui produksi setiap individu. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah survey. Penentuan Sapi FH yang digunakan sebagai sampel ditentukan secara purposive sampling. Sapi FH sampel tersebut harus mempunyai kriteria umur kebuntingan 9 bulan dan pada periode laktasi 2, 3 dan 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Kolostrum Produksi kolostrum masing-masing individu sangat bervariasi baik dalam jumlah produksi (liter).

9,2 Produksi Kolostrum (Liter) 9 8,8 8,6 8,4 2 BCS 3 4 Produksi Kolostru m ein (%) Kadar Prot 5.5 4.5 3.5 2.5 1.5 0.5 2 3 4 Berat Jenis Protein BCS Gambar 1. Produksi kolostrum berdasarkan BCS. Berdasarkan gambar di atas dapat dinyatakan bahwa produksi kolostrum (liter) sapi pada BCS 3 memiliki rata-rata produksi tertinggi dibanding dengan BCS 2 dan 4. Phillips (2001) menyatakan bahwa pemberian pakan nutrisi tinggi selama periode kering mempersiapkan sapi untuk berproduksi tinggi, yaitu dengan membantu sapi dalam pembentukan cadangan tubuh yang dapat digunakan pada awal laktasi saat nutrisi yang dibutuhkan untuk produksi susu melebihi dari nutrisi pakan yang dikonsumsi. Untuk menjaga kondisi tubuh dan produksi yang diinginkan, pemberian konsentrat pada masa kering berkisar antara 2 4 kg/hari. Menurut Chamberlain (1989) sapi yang melahirkan dengan kondisi yang baik akan memproduksi kolostrum lebih tinggi. Namun dalam produksi kolostrum dipengaruhi oleh faktor lain (selain BCS) yaitu periode laktasi. Pada BCS 2 rata-rata periode laktasi sebesar 3.00, pada BCS 3 rata-rata periode laktasi sebesar 3,13, sedangkan pada BCS 4 rata-rata periode laktasi sebesar 2,85. Puncak laktasi didapat pada periode laktasi 3, sedangkan komposisi periode laktasi pada BCS 4 adalah periode laktasi 2 sebanyak 50%, periode laktasi 3 sebanyak 17% sedangkan periode laktasi 4 sebanyak 33%. Sehingga produksi kolostrum pada BCS mengalami penurunan. Kandungan Kolostrum Berdasarkan hasil penelitian didapatkan rata-rata kandungan kolostrum yaitu Berat Jenis (BJ) dan protein dapat dilihat pada Gambar 2. Kadar protein kolostrum berdasarkan BCS Berdasarkan gambar di atas menunjukkan bahwa rata-rata kadar protein mengalami kenaikan mengikuti BCS. Kadar protein dalam penelitian ini sangat rendah dibanding literatur. Produksi kolostrum, paritas, lama produksi dan faktor lain memberi pengaruh pada kadar protein yang dikandung kolostrum (Weaver et al, 2000). Anonimous (2001) menyatakan bahwa bagaimanapun hubungan antara kadar protein dan volume tidak konstan. Kandungan dalam kolostrum (protein) akan lebih tinggi dibanding sapi yang melahirkan dalam kondisi buruk. Berdasarkan Gambar 3, BJ tertinggi terdapat pada BCS 4 sedangkan BJ terendah pada BCS 3. Namun perubahan nilai pada BJ tidak begitu tinggi. Phillips (2001) menyatakan bahwa pemberian pakan pada periode kering dengan protein yang kencernaan tinggi dapat menyiapakan protein tubuh yang berguna untuk memperbaiki protein susu pada awal laktasi (kolostrum). Jumlah Protein Kolostrum Jumlah protein didapat dari mengalikan jumlah produksi susu dengan BJ dengan kadar protein dalam kolostrum, hasil yang didapat dalam bentuk kilogram dikonversikan ke bentuk gram. Hasil penelitian terhadap 40 ekor sapi FH dengan menggunakan regresi linier didapatkan persamaan Ŷ= 357,75 + 28,67X. Dimana Y adalah jumlah protein kolostrum, X adalah BCS, menunjukkan hubungan positif dengan nilai koefisien

korelasi (r)= 0,696 dan koefisien determinasi (R²)= 48,5%. Hal ini menunjukkan bahwa 48,5% jumlah protein kolostrum dipengaruhi oleh BCS dan 51,5% dipengaruhi oleh faktor lain. otein (gram) Jumlah Pr Kolostrum 500 450 400 350 300 2 3 4 BCS Jumlah Protein Gambar 3. Jumlah Protein Kolostrum berdasarkan BCS Berdasarkan gambar di atas dapat dinyatakan bahwa jumlah protein terus mengalami kenaikan. Protein dalam kolostrum merupakan hasil sintesis protein yang terjadi di sel ambing dan sel lainnya. Jika dalam bentuk gram/100 ml, BCS 2, 3 dan 4 memiliki jumlah masing 5,022 ; 4,516 ; 5,198 gram/ml. Jumlah protein dalam penelitian ini berada di bawah dalam rentang pada penelitian sebelumnya yaitu 4,1 hingga 14 gram/ml (Kulkarni and Pimpale, 1989). Tingginya variasi kemungkinan dipengaruhi oleh paritas, bangsa sapi, status kesehatan dan faktor lain (Porter, 1972). Menurut Phillips (2001) pada periode kering sapi sering menggunakan protein tubuh hanya untuk pertumbuhan anak sapi. Hal ini dapat dihindari dengan memberi suplemen protein dengan kecernaan rendah, sehingga dapat menyisihkan sebagian protein tubuh untuk kebutuhan protein dalam produksi kolostrum. KESIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa BCS meningkatkan jumlah protein kolostrum. SARAN Dari kesimpulan di atas maka peternak hendaknya memperhatikan pemberian pakan pada periode kering, sehingga BCS sapi pada periode kering dapat berada pada nilai yang diharapkan. BCS yang sesuai mempengaruhi produksi dan kadar protein kolostrum, yang mana jumlah protein tersebut sangat penting bagi awal kehidupan anak sapi. Penelitian selanjutnya perlu dilakukan untuk mengetahui faktor yang berpengaruh dalam jumlah protein kolostrum. DAFTAR PUSTAKA Anonimous. 2001. A Guide to Colostrum and Colostrum Dairy Calves. Management Richard for Sellers. Virginia Blum, J. 2006. Nutritional physiology of neonatal calves. J. Anim. Physiol. Anim. Nutr. 90: 1-425. Chamberlain, A. 1989. Milk Production in the Tropics. Longman Scientific and Technical. UK. Floren, C.H., S. Chineye, L. Elfstrand, C. Hagman and I. Ihse. 2006. Coloplus, a new product based on bovine colostrum, alleviates HIV-associated diarrhoea. Scandivian J. Gastroenterol. 41: 628-686. Kulkarni, P.R and N.V. Pimpale. 1989. Colostrum a review. Indian Journal of Dairy Science 42:216-224. Philips, C.J.C. 2001. Principles of Cattle Production. CABI Publishing. Cambridge. Porter, P. 1972. Immunoglobulins in Bovine Mammary Secretions. Immunology 23:225-238 Weaver, D.M., J.W. Tyler, D.C VanMetre, D.E. Hostetler, and G.M. Barrington. 2000. Passive Transfer of Colostral Immunoglobulins in Calves. J. Vet. Intern. Med. 14:569-577

Webster, J. 1987. Understanding The Dairy Cow. BSP Professional Books. London.