BAB I PENDAHULUAN. negara. Hal ini juga diiringi dengan meningkatnya APBN dari lima tahun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. dan pembangunan nasional. Pajak yang bertujuan meningkatkan. kesejahteraan seluruh rakyat melalui perbaikan dan penambahan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan penerimaan negara terbesar. Kurang lebih 2/3

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sasaran utama dari kebijaksanaan keuangan negara di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, kurang lebih 76,9% penerimaan negara saat ini bersumber dari pajak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber penerimaan negara berasal dari berbagai sektor, baik sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan penerimaan negara terbesar. Dominasi pajak sebagai

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran. Adriani (dalam Kangtoshi, 2010), pajak adalah iuran masyarakat kepada

BAB I PENDAHULUAN. juga untuk kepentingan rakyat yang tidak wajib membayar pajak. pajak, yaitu dengan memperluas subyek dan obyek pajak atau dengan

BAB I PENDAHULUAN. relatif terbatas, pada saatnya akan habis dan tidak bisa diperbaharui. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan potensi penerimaan pemerintah dari sektor pajak meskipun

BAB 1 PENDAHULUAN. pelaksanaan dan pembangunan nasional tersebut serta bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sumber penerimaan terbesar negara saat ini salah satunya berasal dari pajak.

BAB I PENDAHULUAN. secara tidak langsung bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara dibutuhkan dana yang sangat besar. Dana yang diperlukan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam, khususnya minyak bumi tidak bisa lagi diandalkan.

BAB I PENDAHULUAN. Tanpa pajak akan sangat mustahil sekali negara ini dapat melakukan

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang penelitian Pajak merupakan sumber utama pendapatan pemerintah dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pajak. Penerimaan pajak secara tidak langsung bertujuan meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. rasional, karena pada kenyataannya ratio antara jumlah wajib pajak dengan

BAB I PENDAHULUAN. pajak; sumber penerimaan ini mempunyai umur tidak terbatas, terlebih. dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk.

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. yang telah dibayarkan memiliki fungsi tertentu yaitu fungsi Budgetair (sumber

Sumber Penerimaan 2012 (Dalam milyar)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui. Berbeda dengan pajak yang mempunyai umur tidak terbatas, dengan melihat semakin bertambahnya jumlah penduduk.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan kewajiban warga negara untuk membayar iuran atas penghasilan yang didapat untuk

BAB I PENDAHULUAN. warga negara dan anggota masyarakat lainnya untuk membiayai berbagai

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang dasar Dalam rangka memenuhi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. modern. Hal tersebut dilakukan dengan menerapkan self assessment system dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pajak memiliki peran yang sangat besar dan semakin

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dalam upaya mengurangi ketergantungan sumber eksternal,

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan menjadi suatu permasalahan yang pokok. Pembiayaan ini

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembiayaan belanja negara yang semakin lama semakin bertambah

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar, semuanya dapat terwujud jika adanya bantuan dari sumber

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan. Pemerintah melalui dirjen pajak telah menetapkan pajak sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. internal adalah pajak. Dalam Undang-undang Perpajakan No. 28 Tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sumber penerimaan negara yang digunakan untuk membiayai

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber penerimaan negara di peroleh dari berbagai sektor, baik sektor

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara membutuhkan penerimaan untuk memenuhi APBN (Anggaran

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan pembangunan infrastruktur serta perekonomian suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. dimaklumi karena pajak merupakan pemindahan sumber daya dari sektor privat

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, menurut Suparmono dan Damayanti (2010:10) mengatakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. objek pajaknya, seiring dengan meningkatnya perekonomian dan taraf hidup

BAB I PENDAHULUAN. adalah dari hasil penerimaan pajak (Sutanto 2013). Kontribusi pajak dalam

BAB I PENDAHULUAN. Menengah (UMKM) selalu digambarkan sebagai sektor yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Pajak mempunyai kontribusi cukup tinggi dalam penerimaan negara. Pada beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini berbeda dengan pajak, sumber penerimaan ini mempuyai umur tidak

BAB I PENDAHULUAN. penduduk (Rantung dan Adi, 2009). melaksanakan kewajiban perpajakannya, akan tetapi banyaknya penduduk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dalam hal perekonomian. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. negara karena pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negera hukum yang menetapkan pajak. Pajak

BAB I PENDAHULUAN. mengandalkan sumber dana yang berasal dari luar negeri dan dalam negeri.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Abstrak. Kata Kunci: Peraturan Pajak, Pelayanan Fiskus, Persepsi. vii

BAB I PENDAHULUAN. asing dan meningkatkan penerimaan dari dalam negeri khususnya dari sektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemerintah memenuhi kebutuhan dana dengan mengandalkan dua

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara terbesar. Sumbangan pajak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peran pajak dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan, pemerintah membutuhkan dana yang tidak sedikit. membiayai pengeluaran pemerintah. Semakin bertambahnya jumlah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional di beberapa bidang, Pemerintah Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang mengandalkan pajak

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan fenomena umum sebagai sumber penerimaan negara

BAB I PENDAHULUAN. dengan pembangunan. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan utama negara yang digunakan untuk membiayai

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan nasional yang hendak dicapai negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan salah satu sektor penerimaan negara yang sangat utama. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat baik material maupun spiritual. Pemerintah membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah (dalam triliun) Persentase (%) No Tahun Anggaran

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan yang cukup signifikan, baik secara nominal maupun persentase

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan utama Negara yang digunakan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. negara Indonesia saat ini bersumber dari dalam negeri yaitu pajak. yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana

BAB I PENDAHULUAN. ke tahun mengalami peningkatan yang cukup signifikan baik secara nominal maupun

BAB I PENDAHULUAN. dengan melihat semakin bertambahnya jumlah penduduk. perpajakan, Indonesia menganut system self assessment yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang - undang, keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. satu instrumen dalam mengatur perekonomian negara, dapat dipengaruhi

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. dan sumber dana yang penting bagi pembiayaan nasional. Kepatuhan wajib pajak (tax compliance) dapat diidentifikasi dari

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. meningkat seiring dengan peningkatan pembangunan itu sendiri. Salah satu sumber pendanaan proyek pembangunan yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. sumber dana yang berasal dari dalam negeri berupa pajak (Waluyo, 2007: 1).

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang berpotensi besar yaitu pajak yang menyumbang rata-rata lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila yang

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin meningkat setiap tahunnya. Nilai (PPN), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Pajak Penjualan atas Barang

BAB I PENDAHULUAN. yang paling penting. Pendapatan tersebut nantinya digunakan untuk pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, antara lain dengan cara menggali, mendorong, dan. mengembangkan sumber-sumber penerimaan dari dalam negeri agar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Abstrak. Kata kunci: kemudahan pengisian SPT, pengetahuan peraturan perpajakan, kualitas pelayanan, kepatuhan wajib pajak.

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian. Masing-masing akan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan penerimaan negara terbesar. Dominasi pajak sebagai sumber penerimaan merupakan satu hal yang sangat wajar, terlebih sumber daya alam sekarang tidak bisa lagi diandalkan, seperti minyak bumi. Peranan penerimaan perpajakan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup baik terhadap seluruh pendapatan negara. Hal ini juga diiringi dengan meningkatnya APBN dari lima tahun ini yang mencapai 70 persen. Ini memberikan tugas kepada Direktorat Jenderal Pajak untuk senantiasa melakukan usaha untuk meningkatkan jumlah penerimaan pajak. Direktorat Jenderal Pajak dalam rangka meningkatkan penerimaan pajak, dengan memperluas subjek dan objek pajak atau dengan menjaring wajib pajak baru. Di lain pihak perkembangan usaha-usaha kecil dan menengah yang demikian dinamis barangkali jauh meninggalkan jangkauan pajak. Meskipun jaring pengamanan bagi wajib pajak (berupa NPWP) agar melaksanakan kewajiban perpajakannya sudah dipasang, terutama bagi usaha-usaha kecil menengah tersebut, tetapi masih tetap ditemukan usaha-usaha kecil menengah yang lepas dari jeratan pajak. Sebenarnya masih banyak wajib pajak potensial yang belum terdaftar sebagai wajib pajak aktual. Ketidaktaatan dalam membayar pajak tidak hanya terjadi pada lapisan pengusaha saja tetapi telah menjadi rahasia 1

2 umum bahwa para pekerja profisional lainnya juga tidak taat untuk membayar pajak. Wajib pajak di Indonesia menunjukkan tingkat kepatuhan Wajib Pajak masih rendah, hal ini terlihat pada belum optimalnya penerimaan pajak (tax gap) dan tax ratio Indonesia masih terendah di Kawasan ASEAN yaitu sebesar 12,6 persen untuk tahun 2011 yang dihitung dari jumlah seluruh pajak dibandingkan dengan PDB (Media Indonesia, 2011). Selain itu, wajib pajak juga masih mempersepsikan pajak itu sebagai pungutan wajib bukan sebagai wujud peran serta mereka merasa belum melihat dampak nyata pajak bagi negara dan masyarakat, apalagi ditambah persepsi mereka terhadap aparat pajak. Selama ini banyak wajib pajak yang berpersepsi negatif pada aparat pajak yang terlihat pada rendahnya pelayanan pada wajib pajak, apalagi saat terjadi penelitian dan pemeriksaan pajak banyak yang berpendapat bahwa aparat pajakpun yang berkuasa. Kualitas dan profesionalisme aparat pajak telah menjadi pertanyaan besar. Hal ini akan menyebabkan rendahnya kepatuhan wajib pajak (Supriyati dan Hidayati, 2008). Pemungutan pajak memang bukan suatu pekerjaan yang mudah, disamping peran serta aktif dari petugas perpajakan, juga dituntut kemauan dari wajib pajak itu sendiri. Menurut undang-undang perpajakan, Indonesia menganut sistem self assessment system yang memberi kepercayaan terhadap wajib pajak untuk menghitung, menyetor dan melapor sendiri pajaknya, menyebabkan kebenaran pembayaran pajak

3 tergantung pada kejujuran wajib pajak sendiri dalam pelaporan kewajiban perpajakannya. Kemauan membayar pajak diikuti adanya kepatuhan dan kesadaran wajib pajak. Rendahnya kemauan untuk membayar pajak berarti rendahnya pula kepatuhan dan kesadaran wajib pajak. Tanggung jawab atas kewajiban pelaksanaan pemungutan pajak sebagai penerimaan kewajiban di bidang perpajakan berada pada wajib pajak. Kemauan membayar pajak dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu kondisi sistem administrasi perpajakan suatu negara, pelayanan pada wajib pajak, penegakan hukum perpajakan, dan tarif pajak (Devano dan Rahayu, 2006). Hal ini diperkuat dengan penelitian Widayati dan Nurlis (2010) yang menyimpulkan bahwa faktor kesadaran membayar pajak dan persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap kemauan wajib pajak untuk membayar pajak. Sedangkan faktor pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan pajak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemauan wajib pajak untuk membayar pajak. Penyebab kurangnya kemauan tersebut antara lain adalah asas perpajakan, yaitu bahwa hasil pemungutan pajak tersebut tidak langsung dinikmati oleh para wajib pajak. Memang harus disadari bahwa jalanjalan raya yang halus, pusat-pusat kesehatan masyarakat, pembangunan sekolah-sekolah negeri, irigasi yang baik, dan fasilitas-fasilitas publik lainnya yang dapat dinikmati masyarakat itu merupakan hasil dari

4 pembayaran pajak. Masyarakat sendiri dalam kenyataanya tidak suka membayar pajak. Hal ini disebabkan masyarakat tidak pernah tahu wujud konkret imbalan dari uang yang dikeluarkan untuk membayar pajak. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Widayati dan Nurlis (2010) yaitu dari faktor-faktor yang diteliti dalam penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu. Dalam penelitian tersebut terdapat 3 faktor yang diteliti sedangkan dalam penelitian ini terdapat 7 faktor dengan menganalisis dalam pengaruh kemauan membayar pajak. Berdasarkan fenomena tersebut, maka peneliti tertarik meneliti dengan membuat judul penelitian ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN UNTUK MEMBAYAR PAJAK BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG MEMPUNYAI USAHA DAN PEKERJAAN BEBAS (Studi Kasus KPP Pratama Karanganyar). B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian ringkas dari latar belakang diatas, memberi dasar bagi peneliti untuk merumuskan pertanyaan penelitian berikut: 1. Apakah kesadaran wajib pajak berpengaruh terhadap kemauan wajib pajak untuk membayar pajak? 2. Apakah pengetahuan dan pemahaman terhadap peraturan perpajakan berpengaruh terhadap kemauan wajib pajak untuk membayar pajak?

5 3. Apakah persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan berpengaruh terhadap kemauan wajib pajak untuk membayar pajak? 4. Apakah tarif pajak berpengaruh terhadap kemauan wajib pajak untuk membayar pajak? 5. Apakah penerapan self assessment system pada wajib pajak berpengaruh terhadap kemauan wajib pajak untuk membayar pajak? 6. Apakah sanksi perpajakan pada wajib pajak berpengaruh terhadap kemauan wajib pajak untuk membayar pajak? 7. Apakah sikap fiskus pada wajib pajak berpengaruh terhadap kemauan wajib pajak untuk membayar pajak? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah menjelaskan secara empiris faktor-faktor yang mempengaruhi dalam kemauan membayar wajib pajak tentang: 1. Pengaruh kesadaran Wajib Pajak terhadap kemauan membayar pajak. 2. Pengaruh pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan pajak terhadap kemauan membayar pajak. 3. Persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan terhadap kemauan membayar pajak. 4. Pengaruh tarif pajak terhadap kemauan membayar pajak. 5. Pengaruh penerapan self assessment system terhadap kemauan membayar pajak.

6 6. Pengaruh sanksi perpajakan terhadap kemauan membayar pajak. 7. Pengaruh sikap fiskus pajak terhadap kemauan membayar pajak. D. Manfaat Penelitian Ada beberapa manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut: 1. Bagi Wajib Pajak Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang perpajakan kepada masyarakat untuk lebih mengetahui tentang pajak, sehingga dapat meningkatkan kemauan dalam membayar pajak. 2. Bagi KPP Hasil penelitian dapat dijadikan sumber informasi bagi KPP dalam hal meningkatkan kemauan membayar pajak. E. Sistemetika Penulisan Skripsi Untuk mempermudah pemahaman dan penelaahan penelitian, maka dibuat rancangan penulisan sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang landasan teori yang berisi tentang pengertian perpajakan, kemauan membayar pajak, faktorfaktor yang mempengaruhi kemauan untuk membayar

7 pajak, penelitian terdahulu, kerangka teoritis, dan hipotesis penelitian. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini membahas tentang ruang lingkup penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, jenis data dan sumber data, definisi operasional variabel dan pengukurannya, dan metode analisis data. BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang pelaksanaan penelitian, statistik deskriptif, analisis data dan pembahasan. BAB V : PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya, keterbatasan penelitian dan saran-saran yang dapat dijadikan masukan dari berbagai pihak yang berkepentingan.