BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang terpelajar atau bangsa yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan

BAB 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki. beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan

I. PENDAHULUAN. pidato. Ketika menulis teks pidato, banyak faktor yang perlu diperhatikan seperti kosa kata,

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia mampu mewujudkan potensi yang dimilikinya. Tirtarahardja

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan bahasa yang digunakan dalam kelompok terebut.

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Di era informasi ini, kiranya tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa,

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan sehari-hari. Tidak terlalu berlebihan jika dikatakan sejak bangun tidur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar merupakan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang wajib dilaksanakan dari jenjang sekolah dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. pengalaman manusia dalam bentuk adegan dan latar pada naskah drama. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi penting yang digunakan manusia.

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu sistem yang berperan sebagai pusat bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Melalui pendidikan, diharapkan setiap individu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menjamin

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. mengupayakan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia secara terarah.

BAB I PENDAHULUAN. dan emosional. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini di kenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seorang pendidik yang mempunyai kompetensi, baik kompetensi pedagogik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan, tidak boleh dipisahpisahkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. informasi baik yang sudah lalu maupun yang terbaru. Teks berita adalah naskah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARATIF DENGAN TEKNIK PENIRUAN MODEL PADA SISWA KELAS X TKJ 1 SMK NEGERI 1 BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia masih sering dilaksanakan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan ini, manusia tidak pernah telepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan. Terbentuknya sistem pendidikan yang baik diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan perbaikan di sana sini, mulai dari kurikulum, sarana dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia karena

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. pemahaman dan keterampilan menulis, diperlukan suatu perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. eksternal diantaranya adalah keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

peningkatan kualitas kehidupan, serta pertumbuhan tingkat intelektualitas, dimensi pendidikan juga semakin kompleks. Hal ini tentu membutuhkan desain

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. studi yang wajib dipelajari dan diajarkan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran Bahasa

I. PENDAHULUAN. Terampil berbahasa Indonesia merupakan salah satu tujuan yang harus dicapai

YUNICA ANGGRAENI A

BAB I PENDAHULUAN. mengajar menjadi terarah dan mencapai sasaran pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat aspek keterampilan yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat menjalin hu-bungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan ujaran atau ungkapan dalam bentuk bunyi ujaran.

2015 PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, kemampuan berbicara atau bercerita, keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. membaca, menulis, menyimak, berbicara. Setiap keterampilan erat sekali kaitannya

BAB I PENDAHULUAN. dibedakan atas empat aspek keterampilan, yaitu keterampilan menyimak,

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, mengembangkan gagasan dan perasaan serta dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

Skripsi Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Di susun oleh : Nur Rochman Prabowo ( A )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa indonesia adalah alat komunikasi paling penting

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Di era informasi sekarang ini kiranya tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Keterampilan menulis dipergunakan oleh orang terpelajar untuk mencatat, merekam, meyakinkan, melaporkan/memberitahukan, dan mempengaruhi. Maksud dan tujuan seperti ini hanya dapat dicapai dengan baik oleh orang-orang yang dapat menyusun pikirannva dan mengutarakannya dengan jelas melalui pemakaian kata-kata dan struktur kalimat. Keterampilan menulis dapat dimiliki oleh siapa pun tidak terbatas pada sekelompok orang tertentu. Keterampilan tersebut harus dilatihkan secara terusmenerus, sehingga seseorang akan terbiasa dengan mengungkapkan ide atau pikirannya tidak hanya bentuk lisan tetapi dalam bentuk tulisan. Dengan seringnya berlatih menulis maka akan tertanam keterampilan menulis yang baik pada pribadi seseorang. Selain itu, siswa pun akan memiliki sikap ilmiah dan berwawasan pengetahuan yang luas. Meskipun telah disadari bahwa keterampilan menulis sangat diperlukan dalam kehidupan modern, pada kenyataannya masih banyak guru ataupun siswa yang belum menguasai keterampilan menulis. Sebagian guru masih beranggapan bahwa aktivitas 1

2 menulis adalah milik para jurnalis, sastrawan, peneliti, dan para panelis lainnya. Siswa pun menganggap bahwa kegiatan menulis sebagai kegiatan yang sulit dan membosankan. Mereka terlihat malas, tidak bergairah, dan jenuh ketika diberi tugas untuk menulis karangan. Tentu saja anggapan tersebut keliru bahkan akan menyebabkan rendahnya kompetensi menulis pada diri guru yang bersangkutan dan berdampak pada diri siswanya. Keterampilan menulis karya ilmiah adalah kegiatan yang mendasar bagi semua orang yang ingin mengungkapkan ide, gagasan, dan pikirannya kepada orang lain. Bagi ilmuwan, kegiatan menulis karya ilmiah merupakan salah satu ukuran peningkatan mutu pengabdian hidupnya pada masyarakat. derajat seorang ahli diukur dari mutu jumlah karya ilmiahnya. Karya ilmiah adalah anak otak seorang akademikus, yang akan tinggal dalam khazanah pustaka sampai ia tiada (Indriati, 2006). Dari kegiatan menulis karya ilmiahlah seseorang dikenal oleh teman-teman seperjuangan dan generasi yang akan datang. Dengan kata lain, kegiatan menulis karya ilmiah adalah suatu cara berkomunikasi dalam memajukan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan. Banyak siswa yang merasakan masalah dalam pengajaran menulis, khususnya menulis karya tulis ilmiah. Hal ini terlihat dari pilihan kata yang kurang tepat, kalimat yang kurang efektif, sukar mengungkapkan gagasan karena kesulitan memilih kata atau membuat kalimat, bahkan kurang mampu mengembangkan ide secara teratur dan sistematis. Di samping itu, kesalahan ejaan pun sering sekali kita jumpai. Permasalahan tersebut muncul karena kegiatan menulis memang membutuhkan

3 pikiran, waktu, serta perhatian yang sungguh-sungguh sehingga dianggap sebagai beban berat. Di samping itu, siswa juga kesulitan dalam menuangkan ide-ide mereka ke dalam tulisan secara teratur dan sistematis. Akibatnya, kemampuan menulis mereka rendah. Rendahnya minat guru dalam kegiatan tulis-menulis karya ilmiah berhubungan erat dengan kualitas pembelajaran menulis pada siswa. Makin rendah minat guru terhadap kegiatan tulis-menulis karya ilmiah, makin rendah pula peningkatan kualitas pembelajaran menulis pada siswa. Begitu pula sebaliknya, makin tinggi minat guru terhadap kegiatan tulis-menulis karya ilmiah, makin lebih baik pula peningkatan kualitas pembelajaran menulis pada siswa. Para guru harus berusaha untuk menumbuhkembangkan minat siswa dalam menulis karya ilmiah. Selain itu, guru sebagai pendidik diharapkan mampu menjadi contoh bagi siswa dalam kegiatan pembelajaran menulis karya ilmiah. Rendahnya minat guru terhadap keterampilan menulis karya ilmiah ini dikarenakan adanya sebagian guru yang masih beranggapan bahwa aktivitas menulis karya ilmiah adalah milik para ilmuwan, peneliti, dan para panelis lainnya. Tentu saja anggapan tersebut keliru bahkan akan menyebabkan rendahnya kompetensi menulis pada diri guru yang bersangkutan dan berdampak pada diri anak didiknya. Rendahnya mutu kemampuan menulis karya ilmiah disebabkan pula oleh kenyataan bahwa pengajaran menulis atau mengarang masih dianaktirikan (Badudu, 1985: 35). Hal ini diperjelas oleh Alwasilah bahwa pelajaran bahasa Indonesia di sekolah-sekolah lebih mengutamakan keterampilan menyimak, membaca, berbicara, daripada mengajarkan

4 menulis. Didukung pula oleh hasil penelitian Rankin (dalam Cahyani, 2002: 84) terhadap keterampilan berbahasa yang memperlihatkan perbandingan yang cukup signifikan, yaitu keterampilan menyimak: 45%, berbicara: 30%, membaca: 16%, dan menu1is: 9%. Keterampilan menulis bukanlah hal yang sulit juga bukan suatu hal yang mudah apalagi menulis karya tulis ilmiah. Seseorang yang ingin terampil menulis karya ilmiah tidak cukup dengan mempelajari penggunaan kaidah bahasa dan pengetahuan tentang teori menulis tetapi juga seseorang harus memiliki sejumlah informasi yang ingin diungkapkan kepada orang lain dalam bentuk ragam bahasa tulis. Persyaratan minimal tersebut harus dimiliki seseorang dan dipraktikkan secara teratur agar mampu menulis karya ilmiah dengan baik. Keterampilan menulis karya ilmiah dapat dimiliki oleh siapa pun tidak terbatas pada sekelompok orang tertentu. Keterampilan tersebut harus dilatihkan secara terusmenerus dan teratur sehingga seseorang akan terbiasa mengungkapkan ide atau pikirannya tidak hanya bentuk lisan, tetapi dalam bentuk tulisan. Dengan seringnya berlatih menulis karya ilmiah maka akan tertanam keterampilan menulis karya ilmiah yang baik pula pada pribadi seorang siswa. Siswa akan terlatih berpikir secara sistematis dan teratur. Selain itu, siswa pun akan memiliki sikap ilmiah dan berwawasan pengetahuan yang luas. Sekait dengan hal tersebut, salah satu upaya pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan menulis karya ilmiah siswa adalah melalui pendekatan berbasis tugas.

5 Pendekatan berbasis tugas merupakan salah satu alternatif pendekatan pembelajaran menulis yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan menulis karya ilmiah siswa di antara pendekatan pembelajaran lainnya yang sudah dikenal sebelumnya. Contohnya, pendekatan konstruktivisme, CTL, lateral, kolaboratif. Pendekatan berbasis tugas dikenal juga dengan pendekatan berbasis instruksi, yaitu suatu pendekatan pengajaran di bidang keterampilan berbahasa. Pendekatan ini lebih memfokuskan pada penggunaan bahasa asli siswa. Pendekatan berbasis tugas banyak digunakan pada pembelajaran bahasa kedua bagi penutur asing. Namun, tidak menutup kemungkinan dapat pula digunakan dalam proses pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia pada Standar Kompetensi menulis karya ilmiah berupa laporan hasil penelitian dan pengamatan. Pembelajaran menulis karya ilmiah dengan menggunakan pendekatan berbasis tugas bersifat praktis dapat diaplikasikan secara menarik hati dengan petunjuk yang jelas untuk menumbuhkan motivasi siswa dalam menulis karya ilmiah. Sebanyak mungkin pembelajaran menulis karya ilmiah berbasis tugas menghindari kesulitankesulitan dan anggapan yang dapat menghambat siswa untuk menulis. Siswa diberikan tugas dan latihan-latihan untuk menulis karya ilmiah dengan mudah dan menyenangkan. Dengan demikian, pendekatan berbasis tugas dianggap dapat meningkatkan kemampuan menulis karya ilmiah siswa berupa laporan hasil penelitian dan pengamatan. Pelaksanaan pembelajaran menulis karya ilmiah berbasis tugas berbeda dengan pembelajaran menulis dengan pendekatan konvensional. Pendekatan berbasis tugas

6 berorientasi pada tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh siswa, sedangkan pendekatan konvensional berorientasi pada metode ceramah. Pendekatan berbasis tugas berorientasi pada aktivitas siswa, sedangkan pendekatan konvensional berorientasi pada aktivitas guru. Pendekatan berbasis tugas siswa berperan secara aktif, sedangkan pendekatan konvensional siswa pasif (hanya menyimak). Pendekatan berbasis tugas menekankan pada peningkatan belajar, sedangkan pendekatan konvensional menakankan pada penilaian. Pendekatan berbasis tugas siswa diberi kesempatan lebih untuk beraktivitas, sedangkan pendekatan konvensional guru lebih banyak kesempatan beraktivitas. Pembelajaran menulis karya ilmiah dengan menggunakan pendekatan berbasis tugas memiliki beberapa kelebihan di antaranya biayanya tidak terlalu mahal untuk diimplementasikan dalam pembelajaran; siswa berperan aktif melalui tugas-tugas menulis secara langsung; siswa mengerjakan tugas sendiri, dan guru dituntut menguasai materi, lebih memfokuskan proses bimbingan atau bekerja sama membentuk proses kreatif. Namun, pendekatan berbasis tugas pun memiliki kekurangan, yaitu guru harus memahami kemampuan tiap siswa dan peran guru lebih aktif dalam membimbing siswa dalam menulis karya ilmiah; memerlukan alokasi waktu yang lama. Pembelajaran menulis karya ilmiah dengan menggunakan pendekatan berbasis tugas memiliki banyak persamaan dengan pembelajaran melalui pendekatan konstruktivisme, tetapi ada perbedaan di keduanya. Pembelajaran menulis karya ilmiah dengan menggunakan pendekatan berbasis tugas, yaitu memberikan tuntunan

7 atau pedoman yang disediakan berupa petunjuk-petunjuk yang harus dikerjakan oleh siswa dengan bimbingan dan arahan seorang guru. Siswa distimulasi dan dimotivasi untuk banyak membaca dan latihan menulis. Pembelajaran menulis berbasis tugas ini lebih difokuskan kepada suatu rancangan pembelajaran yang jelas bagi siswa sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas menulis karya ilmiah. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SMA kelas XI semester ke-2, Standar Kompetensi Menulis adalah mengungkapkan informasi dalam bentuk rangkuman/ringkasan, notulen rapat, dan karya ilmiah. Adapun yang menjadi kompetensi dasarnya adalah menulis karya ilmiah seperti hasil pengamatan dan penelitian. Menulis karya ilmiah berbasis penelitian sangat penting karena siswa diharapkan dapat berpikir kritis dan logis dalam mengungkapkan gagasannya. Dengan karya ilmiah siswa akan terlatih mengungkapkan ide, pikiran, dan hasil temuannya secara ilmiah, logis, sistematis, dan dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu, menulis karya ilmiah dapat dijadikan bekal pengalaman berharga untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Berhasil tidaknya pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya untuk mencapai keberhasilan pembelajaran menulis ditunjang oleh beberapa faktor yang saling berkaitan, yaitu faktor guru, metode, teknik pembelajaran, kurikulum, dan faktor siswa sebagai pengguna metode. Siswa memerlukan motivasi dalam pembelajaran menulis karya ilmiah. Motivasi dari sekeliling menjadi bahan untuk diproses oleh pikiran dan perasaan, selanjutnya melahirkan pengetahuan serta pengalaman. Di antara faktor-

8 faktor tersebut, faktor guru sangat berperan dalam menentukan keberhasilan pembelajaran di kelas. Berkaitan dengan adanya anggapan tersebut, guru dituntut untuk melakukan perubahan dan pembaharuan dalam proses pembelajaran. Misalnya, pembaharuan proses pembelajaran di kelas, peranan guru harus lebih maksimal dalam melaksanakan tugas pembelajarannya. Guru tidak lagi berperan sebagai penyampai ilmu pengetahuan tetapi harus berperan sebagai pendidik yang akan membentuk kepribadian siswanya menjadi cakap, terampil, kreatif, dan memiliki kepribadian. Siswa jangan dipandang sebagai objek semata, tetapi harus diberi peran aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu, siswa harus dijadikan mitra yang baik dalam proses penyerapan ilmu pengetahuan. Guru harus mampu berperan sebagai fasilitator dan mediator pembelajaran yang kreatif, sedangkan siswa berperan sebagai agen pembelajar yang aktif dan terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran di kelas. Siswa aktif dan termotivasi untuk melakukan proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan tuntutan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan prinsip pembelajaran (Depdiknas, 2002c: 2-5) bahwa pembelajaran hendaknya dirancang mengikuti prinsip-prinsip pembelajaran dan motivasi belajar. Pembelajaran merupakan kegiatan aktif siswa dalam membangun pemahamannya. Karena itu tanggung jawab belajar sepenuhnya berada pada diri siswa. Guru bertanggung jawab untuk menciptakan situasi yang mampu mendorong prakarsa, motivasi, dan tanggung jawab siswa untuk belajar sepanjang hayat.

9 B. Batasan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah penelitian di atas, penulis akan membatasi permasalahan penelitian ini sebagai berikut. 1. Bidang kajian penelitian ini adalah proses pembelajaran, yakni proses pembelajaran keterampilan menulis karya ilmiah di SMA. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran berbasis tugas yaitu model pembelajaran yang mendasarkan pada kebutuhan atau pengalaman siswa (kompetensi siswa) dalam pemilihan isi materi pembelajaran. Model pembelajaran ini memberikan tuntunan atau pedoman yang disediakan guru berupa petunjukpetunjuk yang harus dikerjakan oleh siswa. Pedoman atau petunjuk tersebut lebih difokuskan kepada suatu rancangan pembelajaran yang jelas bagi siswa sebagai tugas menulis dengan bimbingan seorang guru. Pendekatan berbasis tugas mengembangkan hubungan yang interaktif antara keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis secara operasional, menyeluruh, dan terintegrasi. 2. Kemampuan menulis karya ilmiah dalam penelitian ini dibatasi pada kemampuan menulis karya ilmiah berbentuk laporan hasil pengamatan dan penelitian. Laporan hasil pengamatan dan penelitian adalah laporan yang ditulis berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian berupa jurnal ilmiah yang memiliki ciri-ciri keilmuan, kerangka penulisan, asli dari gagasan siswa, dan menggunakan kaidah bahasa yang benar (penggunaan EYD, pilihan kata tepat, kalimat efektif, dan koherensi antar paragraf).

10 C. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas, penulis akan merumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Seperti apa perencanaan model pembelajaran menulis karya ilmiah dengan menggunakan pendekatan berbasis tugas dalam meningkatkan kemampuan menulis karya ilmiah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Majalengka? 2. Seperti apa pelaksanaan model pembelajaran menulis karya ilmiah dengan menggunakan pendekatan berbasis tugas dalam meningkatkan kemampuan menulis karya ilmiah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Majalengka? 3. Apakah model pembelajaran menulis karya ilmiah dengan menggunakan pendekatan berbasis tugas efektif dalam meningkatkan kemampuan menulis karya ilmiah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Majalengka? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan, tujuan penelitian ini adalah: 1. mendeskripsikan perencanaan model pembelajaran menulis karya ilmiah dengan menggunakan pendekatan berbasis tugas dalam meningkatkan kemampuan menulis karya ilmiah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Majalengka;

11 2. mendeskripsikan bentuk pelaksanaan model pembelajaran menulis karya ilmiah dengan menggunakan pendekatan berbasis tugas dalam meningkatkan kemampuan menulis karya ilmiah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Majalengka; 3. mendeskripsikan keefektifan model pembelajaran menulis karya ilmiah dengan menggunakan pendekatan berbasis tugas dalam meningkatkan kemampuan menulis karya ilmiah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Majalengka. E. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Manfaat Teoretis Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan minimal dapat menemukan prinsipprinsip pembelajaran menulis karya ilmiah yang mengintegrasikan keterampilan berbahasa lainnya, yaitu membaca, menulis, dan menyimak. Hal ini penting untuk dijadikan referensi dalam pengembangan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia yang berkaitan dengan model pembelajaran keterampilan menulis karya ilmiah dengan menggunakan pendekatan berbasis tugas. 2. Manfaat Praktis Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak, seperti berikut: a. penulis dapat menambah pengalaman dan pengetahuan mengenai pembelajaran keterampilan menulis karya ilmiah melalui pendekatan berbasis

12 tugas, serta mampu menggunakan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan berbasis tugas dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang menarik minat siswa sehingga dapat meningkatkan kemampuan menulis karya ilmiah dengan baik, b. penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi guru untuk memilih metode, teknik, dan pendekatan berbasis tugas yang sesuai dengan situasi dan kondisi pembelajaran di kelas sehingga mampu menarik minat siswa serta dapat menjadi masukan bagi guru sebagai salah satu model pengembangan dalam menyusun bahan pembelajaran yang lebih bervariasi, c. siswa diharapkan memperoleh pengalaman dan pengetahuan yang lebih baik serta memiliki motivasi untuk menulis sehingga dapat meningkatkan keterampilan menulis, khususnya dalam menulis karya ilmiah hasil pengamatan dan penelitian. F. Definisi Operasional Variabel penelitian ini memfokuskan keterampilan siswa dalam menyusun karya ilmiah jenis laporan penelitian dan pengamatan berupa jurnal ilmiah. Variabel penelitian ini terdiri atas variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebasnya adalah model pembelajaran menulis karya ilmiah dengan menggunakan pendekatan berbasis tugas, sedangkan variabel terikatnya adalah peningkatan kemampuan menulis karya ilmiah jenis laporan penelitian dan pengamatan berupa jurnal ilmiah.

13 1. Model pembelajaran menulis karya ilmiah berbasis tugas adalah model belajar yang didasarkan pada kebutuhan atau pengalaman (kompetensi) siswa melalui tiga tahapan kegiatan, yaitu tugas awal, pelaksanaan tugas, dan tugas akhir. Ketiga tahapan kegiatan tersebut digunakan guru dalam membantu siswa memperoleh informasi, gagasan, keterampilan, sikap, cara berpikir, dan kemampuan berekspresi. Dengan model pembelajaran tersebut siswa memahami dan termotivasi untuk menulis karya ilmiah dengan baik. Model pembelajaran ini diwujudkan dalam bentuk langkah-langkah atau kegiatan-kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang harus dilakukan siswa dalam menulis karya ilmiah. Dalam kaitannya dengan pembelajaran menulis karya ilmiah, kompetensi siswa tersebut bisa dilihat pada Standar Isi. Untuk mencapai kompetensi tersebut, siswa melakukan tiga tahap pembelajaran berbasis tugas, yaitu tahap tugas awal, siswa menerima penjelasan dari guru mengenai pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, selanjutnya siswa memilih topik yang sesuai dengan minat, siswa diberi motivasi untuk melakukan tugasnya sendiri atau secara kelompok, siswa mencermati demonstrasi hasil pengerjaan yang ideal, siswa mengidentifikasikan dan menganalisis ciri-ciri tugas yang harus dicapainya, dan siswa diajak untuk share dan saling memberikan masukan atau pengalaman satu sama lainnya. Tahap pelaksanaan tugas, siswa melakukan pengamatan dan penelitian dengan bimbingan guru, siswa menyusun laporan penelitian dan pengamatan, siswa menyerahkan laporan hasil penelitian dan pengamatan, siswa saling bertukar hasil

14 kerja untuk saling mengoreksi dan menyunting, guru memberikan tanggapan, arahan dan bimbingan terhadap hasil kerja siswa, dan guru memberikan penilaian terhadap hasil kerja siswa. Tahap tugas akhir, siswa menganalisis bahasa yang digunakan dalam menyusun tugas, siswa memperbaiki dan mengembangkan tugas yang disusun, guru mengulang kembali tugas yang telah dikerjakan siswa, guru melakukan refleksi tentang tugas yang telah dikerjakan siswa, guru mengevaluasi pembelajaran menulis dengan pendekatan berbasis tugas dengan memfokuskan pada bentuk-bentuk bahasa yang digunakan siswa. 2. Kemampuan menulis karya ilmiah merupakan salah satu bentuk tulisan yang memiliki kategori ilmiah. Karya ilmiah tersebut memiliki isi, bentuk, dan karakteristik tersendiri yang membedakan dengan karya tulis nonilmiah. Karakteristik tulisan ilmiah di antaranya memiliki ciri yang menandai sebagai syarat keilmiahan tulisan. Dalam penelitian ini, karya ilmiah yang dimaksudkan adalah tulisan ilmiah yang memiliki persyaratan di antaranya: (1) isi tulisannya mencakup bahasan pengetahuan keilmuan; (2) penulisannya cermat, tepat, benar, dan menggunakan sistematika yang umum dan jelas; (3) tidak bersifat subjektif, emosional, mengungkapkan terkaan, prasangka, atau memuat pandanganpandangan tanpa fakta dan rasional yang mantap; dan (4) asli bukan rekayasa atau tiruan naskah orang lain. Karya ilmiah dalam penelitian ini adalah karya ilmiah jenis laporan yang disusun berdasarkan hasil kegiatan pengamatan dan penelitian siswa berupa jurnal ilmiah.

15 G. Hipotesis Penelitian Hipotesis kerja dalam penelitian ini penulis rumuskan sebagai berikut. 1. Model pembelajaran menulis dengan menggunakan pendekatan berbasis tugas efektif dalam meningkatkan kemampuan menulis karya ilmiah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Majalengka. 2. Pelaksanaan model pembelajaran menulis karya ilmiah dengan menggunakan pendekatan berbasis tugas dapat meningkatkan kualitas menulis karya ilmiah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Majalengka.