1 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian pula pemahaman akan kesimpulan penelitian akan lebih baik apabila juga disertai dengan tabel, grafik, bagan, gambar atau tampilan lain. 1 Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk difahami dan disimpulkan. 2 Penelitian ini berusaha menjawab permasalahan yang diajukan peneliti tentang pembelajaran menggunakan media alat peraga. B. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MTs Darul Ulum Palangka Raya pada kelas VII semester I tahun ajaran 2012/2013 tentang materi pokok Zat dan Wujudnya. 1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik edisi revisi VI, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006, h.12. 2 Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2007, h. 6 24
25 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MTs Darul Ulum Palangka Raya kelas VII semester I dari tanggal 19 September sampai dengan 19 Nopember 2012. C. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII Semester 1 tahun ajaran 2012/2013 di MTs Darul Ulum Palangka Raya. Kelas VII terdiri dari 3 kelas dan 1 kelas sebagai sampel. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling karena ingin mencari kelas yang bermasalah dalam hal belajarnya. D. Tahap-tahap Penelitian Langkah-langkah yang dilakuan dalam penelitian ini adalah tahap persiapan, tahap pelaksanaan, analisis data dan kesimpulan. a. Tahap Persiapan Pada tahap persiapan ini dilakukan hal-hal sebagai berikut: 1) Menentukan sampel penelitaan 2) Membuat instrumen penelitian 3) Melaksnakan uji coba insrtumen 4) Menganalisis data uji coba instrumen b. Tahap pelaksanaan penelitian Pada tahap ini dilakukan hal-hal sebagai berikut: 1) Sampel yang terpilih diajarkan dengan menggunakan media alat peraga dalam bentuk demonstrasi pada materi pokok zat dan wujudnya.
26 2) Sampel yang terpilih diberikan post-tes untuk mengetahui kemampuan siswa menyelesaikan soal-soal Fisika pada materi pokok zat dan wujudnya yang diberikan selama pembelajaran menggunakan alat peraga dalam bentuk demonsrtasi. c. Kesimpulan Pada tahap ini peneliti mengambil kesimpulan dari hasil analisis data agar gambaran hasil penelitian dapat tersaji dengan singkat dan jelas. E. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa : 1. Lembar pengamatan kegiatan guru dalam penggunaan media alat peraga dalam bentuk demonstrasi pada materi pokok zat dan wujudnya. Instrumen ini digunakan untuk mengetahui bagaimana cara guru dalam menggunakan media alat perega yang telah disediakan. Instrumen ini diisi oleh pengamat yang duduk di tempat yang memungkinkan dia dapat mengamati dan mengikuti seluruh pelajaran dari awal sampai berakhirnya pembelajaran. Pengamat terdiri dari dua orang yaitu guru mata pelajaran fisika di kelas tersebut dan mahasiswa STAIN Jurusan Tarbiyah Tadris Fisika. 2. Instrumen tes hasil belajar kognitif berupa tes tertulis untuk mengukur sejauh mana ketuntasan belajar siswa berupa soal-soal yang dibuat berdasarkan kurikulum KTSP MTs Darul Ulum Palangkaraya. Tentang pengukuran tes yang digunakan berupa tes objektif (pilihan ganda) dengan 4 option (a, b, c, dan d) yang berjumlah 50 soal. Tes ketuntasan belajar
27 terlebih dahulu diuji cobakan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda. Setiap item tes yang menjawab benar diberi skor 1 dan untuk item yang menjawab salah diberi skor 0. Kisi-kisi soal dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Kisi-kisi soal THB Tingkat : SMP / MTs Kelas / Semester : VII / I Mata Pelajaran : FISIKA Jumlah Soal : 50 soal Bentuk : Pilihan Ganda Kompetensi Dasar Materi Indikator Aspek Kognitif Menyelidiki sifatsifat Wujud Menyelidiki C1,C2,C1,C1, zat Zat perubahan C2,C2,C2,C3, berdasarkan wujud zat C3,C3,C2,C2 wujudnya dan Menggamba C3,C4,C5,C4, penerapannya r kan C4,C3,C4,C4, dalam kehidupan susunan sehari-hari. gerak C3,C2,C2,C3 partikel pada berbagai wujud zat C4,C4,C4,C4 melalui penalaran C4,C5,C5,C2, Membedaka C2,C3,C3 n adhesi dan kohesi Mengaitkan peristiwa Nomor soal 1,2,3,4,5,6,7, 8,9,10,11,12 13,14,15,16,1 7,18,19,20,21,22,23,24 25,26,27,28 29,30,31,32, 33, 34
28 kapilaritas dalam peristiwa kehidupan sehari-hari Mendeskripsikan Massa Menjelaskan C1,C1,C2,C2,C 35,36,37,38,39 konsep massa jenis jenis dari hasil 2,C2,C2,C2,C1,,40,41,42,43,4 dalam kehidupan percobaan C2,C2,C1,C3,C 4,45,46,47,48, sehari-hari. bahwa 2,C1,C2 49,50 massa jenis adalah salah satu ciri khas suatu zat Menghitung massa jenis suatu zat Menggunaka n konsep massa jenis untuk berbagai penyelesaian masalah hitungan wujud zat. Keterangan : C1 = aspek ingatan C2 = aspek pemahaman C3 = aspek aplikasi
29 F. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian menggunakan beberapa teknik pengumpulan data: 1. Tes Tes Ketuntasan Hasil Belajar (TKHB) siswa berupa tes tertulis untuk mengukur ketuntasan belajar siswa berupa soal-soal yang dibuat berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) materi pokok zat dan wujudnya dengan menggunakan tes ebjektif dengan pilihan (a, b, c dan d) dan akan diuji tingkat validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya beda. Dimana tiap item yang dijawab benar akan diberi skor 1 dan yang dijawab salah akan diberi skor 0. 2. Observasi Teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan lembar pengamatan aktivitas guru dan aktivitas siswa, dan lembar pengamatan pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan media alat peraga pada materi pokok zat dan wujudnya. Instrumen aktivitas guru dan aktivitas siswa, dan pengelolaan ini akan diisi oleh dua orang pengamat yaitu, 1 orang pengamat guru Fisika dan 1 orang pengamat alumni mahasiswa fisika STAIN Palangka Raya.
30 3. Demonstrasi Teknik ini dilakukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian dengan memanfaatkan dokumen-dokumen tertulis, gambar, foto atau benda-benda lainnya yang berkaitan dengan aspek-aspek yang diteliti. G. Teknik Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab rumusan penelitian dalam rangka perumusan kesimpulan. 1. Data pengamatan kegiatan guru dalam menerapkan pembelajaran fisika menggunakan media alat peraga menggunakan analisis deskriptif rata-rata. ΣX X. 3 N Keterangan: X = Rerata nilai X = Jumlah skor keseluruhan N = Jumlah pertemuan Kategori rerata nilai sebagai berikut Keterangan rentang skor : 1,00 1,49 = Tidak baik 1,50 2,49 = Kurang baik 2,50 3,49 = Cukup Baik 3,50 4,00 = Baik. 4 3 Sudjana, Metoda Statistika, Bandung : Tarsito 2001, h. 67 4 M.Taufik Widiyoko, Pengembangan Model Pembelajaran Langsung Yang Menekankan Pada Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Bidang Biologi Pokok Bahasan Sistem Pengeluaran Di SLTP. Tesis Magister., 2005., h. 53.
31 2. Tingkat ketuntasan belajar masing-masing siswa dianalisis dengan menghitung persentase peningkatan ketuntasan belajar siswa secara individual dan ketuntasan belajar secara klasikal. Guru mata pelajaran fisika di MTs Darul Ulum Palangka Raya Ibu Sri Fauji, SP mengatakan Ketuntasan Individu dikatakan tuntas bila persentase yang dicapai sebesar > 60% dan secara klasikal tuntas bila > 75% tuntas. Ketuntasan Individual menggunakan rumus : Jumlah soal yang dicapai P 100% Jumlah butir soal Ketuntasan Klasikal menggunakan rumus : P Jumlah siswa yang telah tuntas belajar Jumlah seluruh siswa 100% Ketuntasan TPK bila persentase (P) siswa yang mencapai TPK tersebut 60%. Untuk jumlah siswa sebanyak (n), rumus persentase (P) adalah sebagai berikut : 5 Jumlah siswa yang mencapai TPK tersebut P 100% Jumlah seluruh siswa (n). 6 H. Teknik Keabsahan Data Data yang diperoleh dikatakan absah apabila alat pengumpul data yang benar-benar valid dan dapat diandalkan dalam mengungkapkan data penelitian. Oleh karena itu instrumen yang sudah diuji coba ditentukan 5 Departemen Agama RI, Petunjuk Teknis Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Jakarta, Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI, 1996., h.112 6 M. Taufik Widiyoko, Pengembangan Model Pembelajaran., 2005, h. 55.
32 kualitas soal yang ditinjau dari segi validitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan reliabilitas soal. a. Validitas tes Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan suatu ninstrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila dapat data dari variabel yang diteliti secara tepat. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi, sebaiknya instrumen yang tidak valid berarti memiliki validitas rendah. Tinggi rendahnya validitas instrumen menujukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Kevalidan suatu instrumen dapat diuji menggunakan rumus Point Biserial yaitu sebagai berikut: Mp Mt p bis. 7 St q Keterangan : bis = Koefisien korelasi Biserial Mp = Rerata skor pada tes dari peserta tes yang memiliki jawaban benar Mt St p = Rerata skor total = Standar deviasi skor total = Proporsi peserta tes yang jawabannya benar pada soal (Tingkat Kesukaran) q = proporsi siswa yang menjawab salah. (q=1- p) h.79 7 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2006,
33 Penafsiran harga validitas butir soal langsung menggunakan kriteria koefisen korelasi, dengan kriteria sebagai berikut : 0.800 1,00 = Sangat tinggi 0.600 0,800 = Tinggi 0,400 0,600 = Cukup 0,200 0,400 = Rendah 0,00 0,200 = Sangat rendah. 8 Butir-butir soal yang mempunyai harga validitas diatas 0,400 dipakai sebagai instrument penelitian, sedangkan butir-butir soal yang mempunyai harga validitas dibawah 0,400 tidak dipergunakan (gugur). Hasil uji validitas instrument tes hasil belajar siswa disajikan dalam bentuk tabel berikut: Tabel 4. Hasil uji validitas insrtumen tes hasil belajar siswa Sub konsep Uji coba Penelitian 1.Wujud Zat Dan 1 *, 2 *, 3 *, 4 *, 5 *, 6 *, 7 *, 8 *, 9 *, 4, 5, 7, 8, 10, 12, 15, Perubahannya 10 *, 11 *, 12 *, 13 *, 14 *, 15 *, 16 *, 17 *, 18 *, 19 *, 20 *, 21 *, 22 *, 23 *, 24 * 16, 18, 21, 23, 24 2. Sifat-Sifat Zat 25 *, 26 *, 27 *, 28 *, 29 *, 30 *, 31 *, 32 *, 25, 27, 28, 30, 32, 33 *, 34 * 33 3. Massa Jenis 35 *, 36 *, 37 *, 38 *, 39 *, 40 *, 41 *, 42 *, 35, 36, 37, 39, 40, 43 *, 44 *, 45 *, 46 *, 47 *, 48 *, 49 *, 50 * 41, 42, 43, 44, 45, Keterangan : *) Nomor butir soal yang lulus uji coba 46, 47, 48, 49 8 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,2006, h.75
34 Hasil uji coba instrumen sesuai dengan tabel di atas diperoleh 32 soal yang valid dari 50 soal yang diujicobakan, 18 soal tidak valid dianggap gugur atau tidak pakai. b. Reliabilitas Instrumen Sebuah tes dikatakan dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berkali-kali. Sebuah tes dikatakan reliable apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukkan ketatapan. 9 Reabelitas ditentukan dengan rumus Kuder Richarson yaitu dengan rumus KR-21, sebagai berikut : k M r 1 k 1 k M kvt 11 10 Keterangan : r 11 k M Vt = Reabilitas menggunakan persamaan KR-21 = banyak butir soal atau butir pertanyaan = Skor rata-rata = Varians total. Kriteria reliabilitas: 0,00 < r < 0,20 = sangat rendah 0.20 < r < 0,40 = rendah 0,40 < r < 0,60 = sedang 0,60 < r < 0,80 = tinggi 0,80 < r < 1,00 = sangat tinggi 9 Ibid. h. 10 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta,2006,h.189
35 Instrumen tes yang baik dan dapat digunakan untuk mengambil data penelitian jika koefisien reliabilitas antara 0,50-1,00. Hasil perhitungan terhadap 50 soal yang diuji cobakan diperoleh nilai reliabelitas 0.836 sehingga soal dinyatakan memiliki reliabilitas yang tinggi. a. Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda 1) Tingkat Kesukaran (TK) Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. 11 Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran. Untuk mencari tingkat kesukaran dihitung dengan rumus sebagai berikut: Keterangan: B P. 12 JS P = Indeks kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes. Dengan klasifikasi indeks kesukaran sebagai berikut: 11 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta,: Bumi Aksara, 2006, h.207 12 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2006, h.208
36 Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah. 13 2) Daya Pembeda (DP) Daya beda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. 14 Untuk menghitung daya pembeda soal dihitung dengan menggunakan rumus : BA BB D PA PB. 15 JA JB Keterangan : D = Daya pembeda J = Jumlah peserta tes J A = Banyaknya peserta kelompok atas J B = Banyaknya peserta kelompok bawah B A = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar B B = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar P A = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar (ingat p sebagai indeks kesukaran ) P B = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar. 16 13 Ibid, h.210 14 Ibid, h.211 15 Ibid, h.213
37 Klasifikasi daya pembeda: 0,00 D < 0,20 = jelek 0,20 D < 0,40 = cukup 0,40 D < 0,70 = baik 0,70 D < 1,00 = baik sekali D : Negatif, semuanya tidak baik,jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negative sebaiknya dibuang saja. 17 Hasil perhitungan daya pembeda soal sesuai kriteria di peroleh17 soal kategori baik, 19 soal kategor cukupdan 14 soal dalam kategori jelek. 16 Ibid, h.213 17 Ibid, h.218