BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
: PUNDRA OKTAGIA SUSILA K

: PUNDRA OKTAGIA SUSILA K

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Aditya Maulana Perdana Putra. Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. HK tentang Pedoman Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik,

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Beberapa keuntungan dari kromatografi planar ini :

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian

ANALISIS KANDUNGAN RHODAMIN B SEBAGAI PEWARNA PADA SEDIAAN LIPSTIK IMPOR YANG BEREDAR DI KOTA MAKASSAR

BAB I TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kembali pada awal tahun 1920-an. Pada tahun 1995-an, metode kromatografi

PHARMACY, Vol.06 No. 02 Agustus 2009 ISSN ANALISIS KUALITATIF PARASETAMOL PADA SEDIAAN JAMU SERBUK PEGAL LINU YANG BEREDAR DI PURWOKERTO

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Fase gerak : dapar fosfat ph 3,5 : asetonitril (80:20) : panjang gelombang 195 nm

ANALISIS BAHAN KIMIA OBAT SIBUTRAMIN HCl PADA JAMU PELANGSING YANG BEREDAR DI KOTA MANADO

Latar Belakang. Teori Umum. Deinisi :

Prosiding Penelitian SPeSIA Unisba 2015 ISSN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempercantik wajah. Kosmetik yang berbahaya mengandung komposisi dari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kandungan rhodamin

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Ekstraksi Zat Warna Rhodamin B dalam Sampel

ANALISIS PEWARNA RHODAMIN B DALAM ARUM MANIS SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis DI DAERAH SUKOHARJO DAN SURAKARTA

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Resep Alam, Warisan Nenek Moyang. (Jamu untuk Remaja, Dewasa, dan Anak-anak)

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

baik berkhasiat sebagai pengobatan maupun pemeliharaan kecantikan. Keuntungan dari penggunaan tanaman obat tradisional ini adalah murah dan mudah

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan.

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemeriksaan ciri makroskopik rambut jagung adalah seperti yang terdapat pada Gambar 4.1.

BAB I PENDAHULUAN. menghambat enzim HMG-CoA reduktase. HMG-CoA merupakan pembentuk

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

BAB V HASIL PENELITIAN. 5.1 Penyiapan Bahan Hasil determinasi tumbuhan yang telah dilakukan di UPT Balai

Analisis Kualitatif Bahan Kimia Obat (BKO) Glibenklamid dalam Sediaan Jamu Diabetes yang Beredar Dipasaran

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014,

Ibeni Hawa 1, Aditya Maulana Perdana Putra 2, Siska Musiam 3

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2012 menunjukkan bahwa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK. Kata Kunci : Jamu rematik, Fenilbutazon, Kromatografi Lapis Tipis ABSTRACT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II METODE PENELITIAN

EFEK PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE TERHADAP KANDUNGAN KOLESTEROL DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L) JANTAN YANG DIINDUKSI URIC ACID

Lampiran 1. Gambar tumbuhan gambas (Luffa cutangula L. Roxb.)

Pengembangan Metode Deteksi Bahan Kimia Obat dalam Jamu Pelangsing Secara Kromatografi Lapis Tipis dan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1. Surat Identifikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi-Bogor.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan larutan induk standar fenobarbital dan diazepam

BAB I PENDAHULUAN. Schraiber pada tahun KLT merupakan bentuk kromatografi planar,

DAFTAR ISI. Universitas Kristen Maranatha

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KANDUNGAN KIMIA DALAM EKSTRAK n-heksan DARI BUAH TANAMAN KAYU ULES (Helicteres isora L.)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan keragaman hayati.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di

III. METODE PENELITIAN di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

: Jamu Flu Tulang. Jamu. Jamu Metampiron. Metampiron ekstraksi. 1-bubuk. Jamu. 2-bubuk. Tabel 1 Hasil Reaksi Warna Dengan pereaksi FeCl3

BAB I PENDAHULUAN. Hidrokortison asetat adalah kortikosteroid yang banyak digunakan sebagai

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHUUAN PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan atau tanpa bahan tambahan makanan yang diizinkan (BSN,

badan berlebih (overweight dan obesitas) beserta komplikasinya. Selain itu, pengetahuan tentang pola makan juga harus mendapatkan perhatian yang

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi alam tropis Indonesia sangat menunjang pertumbuhan

Bab III Metodologi Penelitian

ANALISIS BAHAN KIMIA OBAT ASAM MEFENAMAT DALAM JAMU PEGAL LINU DAN JAMU REMATIK YANG BEREDAR DI KOTA MANADO

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemeriksaan kandungan kimia kulit batang asam kandis ( Garcinia cowa. steroid, saponin, dan fenolik.(lampiran 1, Hal.

Identifikasi Kandungan Bahan Kimia Obat (Paracetamol Dan Prednison) dalam Kandungan Jamu Rematik GI Dan MT Di Pekalongan

VALIDASI PENETAPAN KADAR ASAM ASETIL SALISILAT (ASETOSAL) DALAM SEDIAAN TABLET BERBAGAI MEREK MENGGUNAKAN METODE KOLORIMETRI SKRIPSI

VALIDASI METODE ANALISIS PENENTUAN KADAR HIDROKINON DALAM SAMPEL KRIM PEMUTIH WAJAH MELALUI KLT-DENSITOMETRI

I. PENDAHULUAN. Penggunaan plastik sebagai pengemas telah mengalami perkembangan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Bagi pria disemua usia, kegagalan ereksi dapat mencegah mereka mengambil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sifat Fisikokimia Sifat fisikokimia menurut Ditjen POM (1995) adalah sebagai berikut :

PEMBAHASAN. mengoksidasi lignin sehingga dapat larut dalam sistem berair. Ampas tebu dengan berbagai perlakuan disajikan pada Gambar 1.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ekstrak memberikan rendemen sebesar 27,13% (Tabel 3).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daun pohon suren (Toona sinensis

ANALISIS KUALITATIF PARASETAMOL DALAM JAMU PEGAL LINU YANG DIJUAL DI KECAMATAN SATUI SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

hidup teratur dan dengan penggunaan obat baik obat sintetik maupun obat tradisional yang telah digunakan sejak dahulu (Ganong, 2003; Yayasan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan metode purposive sampling, dimana pengambilan sampel dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV METODE PENELITIAN. glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan dengan metode uji toleransi glukosa.

BAB I PENDAHULUAN. tanpa bahan tambahanmakanan yang diizinkan (Badan Standarisasi Nasional,

Program Studi Farmasi, Institut Teknologi Sumatera 2. AKAFARMA, Universitas Malahayati

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obat tradisional adalah obat asli dari Indonesia yang digunakan secara turun temurun oleh nenek moyang. Obat tradisional merupakan campuran bahan alami yang berupa simplisia, hewan, mineral, sarian atau galenik (BPOM RI, 2005). Menurut Banureah (2009) kecenderungan masyarakat pada jaman modernisasi untuk kembali ke alam (back to nature) serta krisis yang melanda Indonesia mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat terhadap obat sintetik, sehingga meningkatkan penggunaan bahan alam, baik sebagai obat maupun tujuan lain. Sedangkan Bodeker dan Kronenberg (2002) berpendapat bahwa penggunaan obat komplementer dan alternatif dikabarkan meningkat tajam. Obat tradisional dan tanaman obat banyak digunakan masyarakat menengah ke bawah dikarenakan harga yang sangat terjangkau. Alasan lainnya masyarakat menggunakan obat tradisional yaitu penggunaan tanaman obat atau obat tradisional relatif lebih aman dibandingkan obat sintesis (Banureah, 2009). Pabrik jamu tradisional terkadang menambahkan bahan kimia obat dikarenakan permintaan konsumen dalam pemakaian jamu yang semakin meningkat. Mencampurkan bahan kimia obat ke dalam jamu sangatlah berbahaya dikarenakan bahan kimia obat yang ditambahkan tergolong dalam obat keras dan dalam pemakaian harus memakai resep dokter. Biasanya bahan kimia obat yang ditambahkan tidak ditakar terlebih dahulu dan dikonsumsi secara rutin dengan jangka waktu yang lama (Banureah, 2009). Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia senantiasa melakukan pengawasan obat tradisional secara komprehensif, termasuk terhadap kemungkinan dicampurnya dengan bahan kimia obat (OT-BKO). Analisis terhadap hasil temuan OT-BKO oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia dalam kurun waktu 10 tahun menunjukkan kecenderungan bahwa pada awalnya (2001-2007) temuan OT-BKO sebanyak 35 produk jamu tradisional menunjukkan trend arah obat rematik dan penghilang rasa sakit misalnya mengandung fenilbutason dan metampiron, namun tahun 2007 temuan 1

2 OT-BKO sebanyak 22 produk jamu tradisional menunjukkan perubahan trend ke arah obat pelangsing dan stamina, antara lain mengandung sibutramin, sildenafil dan tadalafil. Sebagian besar hasil temuan pengawasan tersebut merupakan produk ilegal atau tidak terdaftar di Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia, tetapi mencantumkan nomor pendaftaran fiktif pada labelnya (BPOM RI, 2010). Ternyata dari hasil penelitian yang sudah dilakukan, bukan hanya di Indonesia saja yang ditemukan penambahan bahan kimia obat dalam jamu pelangsing, seperti yang sudah dilakukan oleh Kanan, et. al (2009) dan Dağlioğlu & Akcan (2012). Kanan, et. al (2009) dan Dağlioğlu & Akcan (2012) menemukan bukan hanya sibutramin yang ditambahkan tapi juga rimonabant dengan kadar yang melebihi dosis terapeutik. Sibutramin adalah salah satu obat yang digunakan untuk menurunkan berat badan sehingga produsen jamu sering menambahkannya dalam sediaan jamu, karena permintaan dari konsumen yang ingin mengurangi berat badan dengan biaya yang murah dan dalam waktu yang cepat. Menurut Vidal dan Quandte (2006) beberapa obat pelangsing tradisional Cina ditemukan mengandung sibutramin, obat ini seharusnya hanya digunakan dibawah pengawasan medis karena dapat meningkatkan tekanan darah. Dağlioğlu dan Akcan (2012) juga menemukan kandungan sibutramin dalam obat herbal dari China dengan kadar yang cukup besar sedangkan sibutramin sendiri oleh FDA sudah ditarik peredarannya pada tahun 2011 dikarenakan banyaknya laporan tentang bahaya efek samping vasokonstriksi yang ditimbulkan oleh sibutramin. Identifikasi dalam percobaan ini menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT), hal ini diperlukan untuk menentukan adanya penambahan bahan kimia obat dalam jamu pelangsing. Sibutramin memiliki gugus kromofor yang berupa benzen klorida, sehingga dapat dianalisis menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis. Menurut Maluf et. al (2007) Spektrofotometri UV-Vis memiliki sifat yang sensitif, robustness, selektif dan memiliki RSD 1,6%, sehingga metode spektrofotometri UV-Vis dapat digunakan untuk menentukan kadar sibutramin yang terkandung dalam jamu pelangsing.

3 B. Perumusan Masalah 1. Apakah terdapat bahan kimia obat sibutramin hidroklorida monohidrat di dalam beberapa sediaan jamu pelangsing? 2. Berapakah konsentrasi bahan kimia obat sibutramin hidroklorida monohidrat yang positif terkandung dalam beberapa sediaan jamu pelangsing? C. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui bahan kimia obat sibutramin hidroklorida yang terkandung dalam beberapa sediaan jamu pelangsing. 2. Mengetahui dan menghitung kadar bahan kimia obat sibutramin hidroklorida yang positif terkandung dalam sediaan jamu pelangsing. D. Tinjauan Pustaka 1. Jamu Pelangsing Salah satu obat tradisional yang berada di Indonesia adalah Jamu. Jamu sendiri adalah obat-obatan yang berasal dari alam dapat berupa tumbuhtumbuhan, hewan, mineral, sarian atau galenik yang diwariskan oleh nenek moyang. Jamu tradisional memiliki berbagai macam manfaat untuk kesehatan. Salah satunya adalah untuk melangsingkan tubuh. Tubuh akan mencapai bentuk idealnya jika tubuh memiliki jumlah kolesterol yang ideal dalam darah. Langsing juga berarti tubuh memiliki kemampuan maksimal untuk menghancurkan lemaklemak berlebih serta tubuh yang memiliki kemampuan metabolisme yang ideal untuk dapat melancarkan zat-zat sisa (feces) untuk keluar dari dalam tubuh. Tanaman-tanaman obat yang sering digunakan sebagai bahan baku jamu pelangsing yaitu Jati belanda (Guazumae ulmifolia), bangle (Zingiberis purpurei rhizoma) dan lidah buaya (Aloe vera) (Abdulloh, 2008). Hampir semua produk jamu pelangsing mengandung jati belanda sebanyak 30% baik dalam bentuk simplisia ataupun ekstrak sebagai bahan utama.

4 2. Sibutamin Hidroklorida Sibutramin hidroklorida merupakan campuran senyawa rasemat dari (+) dan (-) enantiomer (Ding et al., 2004) dari siklobutanemethan amin 1-(4- klorofenil)-n, N-dimetil-α-(2-metilpropil)-hidroklorida dan memiliki rumus empiris C 17 H 27 C l2 N dan masuk dalam golongan obat keras yang bekerja dengan menghambat pengambilan norepinefrin, serotonin dan dopamin. Sibutramin sendiri merupakan turunan dari prekursor amfetamin, β-fenethilamin, dan blok presinaptik terminal saraf reuptake norepinefrin, serotonin, dan dopamin (Suthar et al., 2009). Sibutramin hidroklorida mempunyai warna putih, dan berbentuk serbuk kristal, memiliki BM 334,3 g mol -1, titik lebur 191,0-192,0 C, larut dalam metanol dan air (2,9 mg L -1 dalam ph 5,2) (Maluf et al., 2007). Menurut Suneetha dan Rao (2011) beberapa metode analisis yang sering digunakan untuk menganalisis kandungan sibutramin dalam bentuk sediaan farmasi dan dalam cairan biologis yaitu : spektrofotometri, KCKT, LC-MS, GC- MS, Chemiluminescence dan X-ray. Maluf et al. (2007) menganalisis sibutramin dalam sediaan kapsul menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis dengan tingkat akurasi sebesar 101,4 ± 1,2%, 99,1 ± 0,9% dan 102,2 ± 1,9% dan nilai RSD sebesar 1,6%. Chandorkar et al. (2008) menganalisis sibutramin menggunakan metode KCKT dan mendapatkan hasil RSD sebesar 2,0%, sehingga metode KCKT dapat dikatakan selektif dan memiliki presisi yang tinggi untuk menganalisis sibutramin. Gambar 1. Struktur sibutramin hidroklorida Sibutramin dikontraindikasikan bagi penderita hipotiroidisme, anoreksia nervosa, penyakit jiwa, Gilles de la Tourette s syndrome, pengguna Monoamin Oxidase Inhibitors (MAOIs) dan obat penekan nafsu makan lain. Sibutramin dilarang bagi penderita arteri koroner, gagal jantung, aritmia, atau stroke, karena akan meningkatkan denyut jantung dan tensi darah. Pasien yang menderita glaukoma harus berhati-hati dalam menggunakan sibutramin.

5 3. Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Pada tahun 1938 Izmailoff dan Schraiber mengembangkan teknik kromatografi lapis tipis (KLT). KLT, kromatografi kertas dan elektroforesis termasuk kromatografi planar. KLT dikatakan sebagai bentuk terbuka dari kromatografi kolom. Fase gerak yang bergerak sepanjang fase diam karena kapilaritas akan bergerak secara menaik (ascending) atau dikarenakan gaya gravitasi akan bergerak menurun (descending). Fase diam yang sering digunakan untuk KLT adalah silika gel. Mekanisme kerja silika gel dengan cara absorpsi dan biasa digunakan untuk menganalisis asam amino, hidrokarbon, vitamin dan alkaloid (Gandjar & Rohman, 2007). Fase gerak yang paling sering digunakan adalah campuran 2 pelarut organik, karena hasil pemisahan akan lebih optimal dan mudah diatur agar Rf yang didapatkan berkisar pada 0,2-0,8. Berikut adalah tabel kekuatan elusi dari beberapa campuran fase gerak : Tabel 1. Elution streght Fase gerak Elution streght (5 ml) Etil asetat : N-heksan (7:3) 1,33 Aseton : kloroform (7:3) 2,04 Aseton : kloroform : N-heksan (5:3:2) 1,27 Hasil KLT dapat dilihat dengan 3 cara yaitu kimia, fisika dan biologi. Cara kimia paling sering digunakan yaitung dengan pengamatan dibawah sinar ultraviolet dengan panjang gelombang 254 nm dan 366 nm. 4. Spektrofotometri UV-Vis Sinar ultraviolet dan sinar tampak merupakan salah satu dari radiasi elektromagnetik, merupakan sebuah energi merambat yang berbentuk gelombang. Panjang gelombang adalah jarak linier dari satu titik pada satu gelombang ke titik yang bersebelahan pada gelombang yang berdekatan. Satuan nanometer (nm) lebih daripada satuan milimikron (mµ) dan panjang gelombang dinyatakan sebagai lambda (λ). Sinar ultraviolet mempunyai panjang gelombang 200-400 nm, sementara sinar tampak pada 400-750 nm. Sinar putih terdapat pada semua panjang gelombang di daerah sinar tampak (Gandjar & Rohman, 2007).

6 E. Keterangan Empiris Penelitian ini diharapkan dapat memperoleh data ilmiah tentang adanya kandungan dan besarnya konsentrasi bahan kimia obat sibutramin yang terkandung dalam jamu pelangsing yang beredar di sekitar Surakarta.