BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Etil Klorida dengan Proses Hidroklorinasi Etanol Kapasitas Ton/Tahun

dokumen-dokumen yang mirip
PRARANCANGAN PABRIK ETIL KLORIDA DARI HIDROGEN KLORIDA DAN ETILEN KAPASITAS TON/TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Prarancangan Pabrik Dietil Eter dari Etanol dengan Proses Dehidrasi Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

Perancangan Pabrik Metil klorida Dengan Proses Hidroklorinasi Metanol Kapasitas Ton/tahun

PRARANCANGAN PABRIK DIKLOROBUTANA DARI TETRAHIDROFURAN KAPASITAS TON PER TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Ethyl Chloride dari Ethylene dan Hydrogen Chloride Kapasitas Ton/Tahun

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Asam Sulfat Dan Natrium Nitrat Kapasitas Ton Per Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Dimetil Eter Proses Dehidrasi Metanol dengan Katalis Alumina Kapasitas Ton Per Tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan Pabrik Mononitrotoluena dari Toluena dan Asam Campuran dengan Proses Kontinyu Kapasitas 25.

Laporan Tugas Akhir Prarancangan Pabrik Monochlorobenzene dari Benzene dan Chlorine Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Perkloroetilen dari Propana dan Klorin Kapasitas ton/tahun BAB I

PRARANCANGAN PABRIK DIMETIL ETER DARI METANOL KAPASITAS TON/TAHUN

Prarancangan pabrik sikloheksana dari benzena Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

II. DESKRIPSI PROSES

BAB I PENDAHULUAN. desinfektan, insektisida, fungisida, solven untuk selulosa, ester, resin karet,

BAB I PENDAHULUAN. adalah produksi asam akrilat berikut esternya. Etil akrilat, jenis ester

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Bromopropiopenon dari Propiopenon dan Bromida Kapasitas ton/tahun

Prarancangan Pabrik Metilen Klorida dari Metil Klorida dan Klorin Kapasitas Ton/Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Amar Ma ruf D

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kiswari Diah Puspita D

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Mononitrotoluen dari Toluen dan Asam Campuran Dengan Proses Kontinyu Kapasitas 55.

Prarancangan Pabrik Sodium Silikat Dari Natrium Hidroksida Dan Pasir Silika Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

PRARANCANGAN PABRIK DIBUTYL PHTHALATE DARI PHTHALIC ANHYDRIDE DAN N-BUTANOL KAPASITAS TON/TAHUN BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Isobutil palmitat dari Asam palmitat dan Isobutanol Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

1.2 Kapasitas Pabrik Untuk merancang kapasitas produksi pabrik sodium silikat yang direncanakan harus mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu:

Prarancangan pabrik isopropil asetat dari asam asetat dan propilen kapasitas ton / tahun

Prarancangan Pabrik Kloroform dari Sodium hidroksida, Klorin, dan Aseton dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Dari pertimbangan faktor-faktor diatas, maka dipilih daerah Cilegon, Banten sebagai tempat pendirian pabrik Aseton.

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Etil klorida dari Etanol dan Hidrogen Klorida Kapasitas Ton/Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Proplilen Oksida dan Air dengan Proses Hidrasi Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Monoethylamin dari Ethanol dan Amoniak Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asam Asetat dari Metanol dan Karbon Monoksida Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN

Laporan Tugas Akhir Prarancangan Pabrik Amil Asetat Dari Amil Alkohol dan Asam Asetat Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Prarancangan Pabrik Isopropanolamin dari Propilen Oksida dan Amonia Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Amil Asetat dari Amil Alkohol dan Asam Asetat Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

<Pra (Rancangan (pabri^ metil'klorida dari <MetanoCdan asam Florida ton/tafiun PENDAHULUAN

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asam Asetat dengan Proses Monsanto Kapasitas Ton Per Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Metil Akrilat Dari Metanol Dan Asam Akrilat Dengan Proses Esterifikasi Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Laporan Tugas Akhir Perancangan Pabrik Butil Asetat Dari Butanol dan Asam Asetat Kapasitas Ton/Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

II. DESKRIPSI PROSES. MEK mulai dikembangkan pada tahun 1980-an sebagai pelarut cat. Dalam pembuatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asetat Anhidrid dari Aseton dan Asam Asetat Kapasitas Ton/Tahun A. LATAR BELAKANG

pembersih sepcrti pembersih Iantai, dan Iain-lain. (Kirk and Othmer, 1977;

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, pemanfaatan sumber daya alam yang

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Natrium Nitrat dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/tahun

PRARANCANGAN PABRIK N-BUTIL METAKRILAT DARI ASAM METAKRILAT DAN BUTANOL DENGAN PROSES ESTERIFIKASI KAPASITAS TON/TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Kapasitas Pabrik Dalam pemilihan kapasitas pabrik acetophenone ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yaitu:

Prarancangan Pabrik Akrolein dari Propilen dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Tugas Perancangan Pabrik Kimia Prarancangan Pabrik Amil Asetat dari Amil Alkohol dan Asam Asetat Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

Prarancangan Pabrik Xylen dari Etil Benzen Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

I. PENDAHULUAN. sangat pesat. Setiap tahunnya berdiri industri-industri baru yang berskala besar.

Prarancangan Pabrik Mononitrotoluena dari Toluena dan Asam Campuran Dengan Proses Kontinyu Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN TUGAS PRARANCANGAN PABRIK PRA RANCANGAN PABRIK ASAM BENZOAT DENGAN PROSES HIDROLISIS BENZO TRIKLORIDA KAPASITAS 60.

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Asam Sulfat Dan Natrium Nitrat Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Etilen Glikol dari Etilen Oksida dan Air Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Propilen Oksid Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol Dengan Proses Hidrasi Menggunakan Katalis Asam, Kapasitas ton/tahun Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah pembangunan industri kimia di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Agus Dwi Harjanto (D )

Prarancangan Pabrik Alumunium Sulfat dari Asam Sulfat dan Kaolin Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik

Prarancangan Prabrik Isopropil Asetat dari Asam Asetat dan Isopropanol Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Proplilen Oksida dan air dengan Proses Hidrasi Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dibuktikan dengan banyak berdirinya pabrik kimia di Indonesia. Kebutuhan produk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Natrium Nitrat dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1 Prarancangan Pabrik n-butil Metakrilat dari Asam Metakrilat dan Butanol dengan Proses Esterifikasi Kapasitas ton/tahun Pendahuluan

Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Asam Salisilat dan Metanol dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR

BAB I PENGANTAR 1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRARANCANGAN PABRIK ASAM FORMIAT DARI METIL FORMAT DAN AIR KAPASITAS TON/TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Sodium DodekilBenzena Sulfonat Dari DodekilBenzena Dan Oleum 20% dengan Kapasitas ton/tahun.

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA

BAB I PENDAHULUAN. cukup luas seperti industri (Purified Terepthalic Acid) PTA, industri etil

Prarancangan Pabrik Kalsium Klorida dari Kalsium Karbonat dan Asam Klorida Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik n-butanol Proses Hidrogenasi Butyraldehide Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan dalam menghadapi persaingan perdagangan internasional.

BAB I PENDAHULUAN. bidang industri. Banyak sektor yang masih tergantung impor dari luar negeri sehingga

Prarancangan Pabrik Sodium Tetra Silikat (Waterglass) dari Sodium Karbonat dan Pasir Silika Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN

PRARANCANGAN PABRIK MONONITROTOLUEN DARI TOLUEN DAN ASAM CAMPURAN DENGAN PROSES KONTINYU KAPASITAS TON / TAHUN

Prarancangan Pabrik Asetanilida dari Anilin dan Asam asetat Kapasitas ton/tahun Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdirinya Pabrik

BAB I PENDAHULUAN. Industri bahan intermediate (setengah jadi) di Indonesia sedang

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Butil Akrilat dari Asam Akrilat dan Butanol Kapasitas Ton per Tahun. Pendahuluan

Prarancangan Pabrik Metil Klorida Dengan Proses Hidroklorinasi Metanol Kapasitas Ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

Senyawa Alkohol dan Senyawa Eter. Sulistyani, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Formiat dari Metil Format dan Air dengan Proses Bethlehem Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

Laporan Tugas Akhir PRARANCANGAN PABRIK NATRIUM NITRAT DARI NATRIUM KLORIDA DAN ASAM NITRAT KAPASITAS TON/TAHUN

Prarancangan Pabrik Linier Alkil Benzena dengan Proses Detal Kapasitas Ton/Tahun Pendahulan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Prarancangan Pabrik Dimetil Eter Proses Dehidrasi Metanol Dengan Katalis Alumina Kapasitas Ton Per Tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Vinyl Chloride Monomer dari Ethylene Dichloride dengan Kapasitas Ton/ Tahun. A.

BAB I PENDAHULUAN. kimia yang tidak berwarna dan berbau khas, larut dalam air, alkohol, aseton,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara yang berkembang di bidang industri. Baik di bidang industri jasa maupun industri pengolahan bahan baku menjadi barang jadi. Perkembangan industri di Indonesia, khususnya industri kimia pada saat ini mengalami peningkatan kualitas maupun kuantitas, sebagai bentuk usaha perwujudan pengembangan Indonesia dari negara berkembang menjadi negara industri, maka pengembangan di sekitar perindustrian selalu menjadi fokus yang menarik untuk selalu ditangani. Selama ini kebutuhan etil klorida di Indonesia masih harus mengimpor, padahal bahan baku untuk produk ini yaitu etanol dan asam klorida sudah dapat dicukupi dalam negeri. Bahan baku tersebut mudah didapat sehingga mampu menjadi modal pembuatan etil klorida dalam jumlah besar. Dengan dikembangkan produksi etil klorida, diharapkan dapat menekan ketergantungan negara kita akan bahan tersebut dari impor. Etil klorida merupakan senyawa organik yang reaktif, tidak larut dalam air atau pelarut organik, jernih atau tidak berwarna, pada suhu kamar berupa gas karena titik didihnya sangat rendah yaitu 12,3 C. Etil klorida pertama kali ditemukan oleh Basil Valensin pada tahun 1940. Etil klorida banyak diperlukan dalam bidang industri antara lain digunakan sebagai bahan baku pembuatan etil selulosa, cat, obat-obatan, dan refrigerant. Selain itu etil klorida juga banyak digunakan sebagai bahan anestik, solven dan sebagai bahan industri plastik. Etil klorida merupakan bahan utama pembuatan butil rubber, senyawa organosilin dan etilation agent untuk memproduksi etil merkaptan yang digunakan pada ekstraksi minyak dan lemak. Keuntungan lain yang diperoleh dari mendirikan pabrik etil klorida ini adalah: Angga Fredo Nugroho D500120064 1

1. Memacu penggunaan etil sebagai bahan pembuatan etil selulosa yang dibutuhkan dalam industri polimer, terutama plastik sintesis yang sedang meningkat. 2. Memacu pendirian perusahaan lain yang menggunakan etil klorida sebagai bahan baku. 3. Mengurangi impor etil klorida. 4. Membuka lapangan pekerjaan sehingga mengurangi jumlah pengangguran. Di samping berkembangnya industri kendaraan bermotor, juga turut berkembangnya industri polimer yaitu dalam pembuatan plastik. Hal ini menyebabkan kebutuhan etil klorida untuk pembuatan etil selulosa sebagai elastisitas plastik sintesis masih cukup besar dan terus meningkat. Jelaslah dengan adanya pabrik etil klorida di Indonesia maka kebutuhan etil klorida di dalam negeri akan terpenuhi, dan bila memungkinkan akan di ekspor untuk menambah devisa negara. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut di atas, maka pendirian pabrik etil klorida di Indonesia merupakan gagasan yang perlu dikaji lebih lanjut sebagai investasi yang menguntungkan di masa yang akan datang. 1.2. Penentuan Kapasitas Produksi Pemilihan kapasitas etil klorida berdasarkan atas beberapa pertimbangan sebagai berikut: 1. Proyeksi kebutuhan etil klorida dari tahun ke tahun di Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2008-2015) Tabel 1. Kebutuhan Impor Etil Klorida di Indonesia Tahun Kebutuhan Impor (Ton/Tahun) 2008 772,62 2012 7.268 2013 6.311 2015 17.936 Angga Fredo Nugroho D500120064 2

Dengan melihat data statistik impor etil klorida di Indonesia, maka pada tahun 2021 kebutuhan etil klorida di Indonesia sebesar 18.000 ton/tahun. Kapasitas Potensial Kapasitas produksi etil klorida yang direncanakan, ditentukan berdasarkan kebutuhan etil klorida dalam negeri dan dunia, serta kapasitas pabrik-pabrik yang telah berproduksi seperti terlihat dalam tabel dibawah ini. Tabel 2. Data Pabrik Ethyl Chloride yang sudah didirikan Produsen Lokasi Kapasitas (ton/tahun) Dow Chemical Freeport, Texas 4.540 Dupont Deepwater, New Jersey 45.400 Ethyl Chloride Pasadena, Texas 72.600 PPG Lake Charles, LA 56.700 2. Ketersedian bahan baku Untuk memproduksi etil klorida dibutuhkan bahan baku etanol dan asam klorida yang keduanya dapat dicukupi dari dalam negeri. Bahan baku etanol diperoleh dari PT. Indo Acidatama Chemical, sedangkan asam klorida diperoleh dari PT. Asahimas Chemical. Dengan pertimbangan kebutuhan etil klorida di Indonesia, ketersediaan bahan baku dan kapasitas pabrik yang sudah ada, maka dipilih kapasitas produksi sebesar 40.000 ton/tahun. Kapasitas ini diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan impor etil klorida ke Indonesia. 1.3. Pemilihan Lokasi Pabrik Lokasi suatu pabrik ditentukan oleh kedudukan pabrik dalam persaingan maupun kelangsungan produksinya. Penentuan lokasi pabrik yang tepat, ekonomis dan menguntungkan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pabrik etil klorida ini direncanakan akan didirikan di daerah Cilegon dengan pertimbangan sebagai berikut: 1. Penyediaan Bahan Baku Angga Fredo Nugroho D500120064 3

Kelancaran penyediaan bahan baku merupakan hal yang sangat penting dalam penentuan lokasi pabrik. Untuk bahan baku etanol didatangkan dari PT. Indo Acidatama Chemical yang berlokasi di Surakarta. Sedangkan asam klorida diperoleh dari PT. Asahimas Chemical yang berlokasi di Serang. 2. Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu hal yang mempengaruhi studi kelayakan proyek, karena pemasaran yang tepat akan mendatangkan keuntungan dan menjamin kelangsungan proyek. Produk etil klorida diutamakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Cilegon merupakan daerah yang strategis untuk pemasaran karena sudah tersedia pelabuhan yang mempunyai fasilitas bongkar muat barang. 3. Transportasi Ketersediaan transportasi yang mendukung distribusi produk dan bahan baku baik melalui darat maupun udara, haruslah mempunyai fasilitas transportasi yang memadai dan biaya transportasi dapat ditekan sekecil mungkin. Seperti jalan penghubung antara produsen dan konsumen guna mempermudah kemungkinan pengiriman bahan baku, peralatan maupun hasil produksi. Di Cilegon sudah cukup ideal untuk transportasi melalui darat maupun udara karena sudah adanya jalan raya, jalan kereta api dan pelabuhan yang relatif mudah dan tidak terlalu jauh. 4. Tenaga Kerja Tenaga kerja sebagian besar dapat diambil dari penduduk sekitarnya, mengingat di Jawa dengan jumlah penduduk yang sangat padat dan rata-rata, ditinjau dari aspek pendidikan yang memadai, pemerataan tenaga kerja, serta pemberian ongkos atau gaji cukup memadai yang disesuaikan dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi mulai dari lulusan STM, D3 sampai sarjana strata satu sehingga mampu mengikuti perkembangan teknologi yang semakin cepat. 5. Kebijaksanaan Pemerintah Pendirian pabrik di Cilegon ini dapat membantu tercapainya kebijaksanaan pemerintah dalam menjadikan Cilegon sebagai kawasan industri. Bertolak pada hal tersebut maka pendirian pabrik di Cilegon ini akan sangat didukung Angga Fredo Nugroho D500120064 4

pemerintah sehingga fasilitas seperti perizinan pendirian pabrik dan lain-lain akan lebih mudah. 6. Kebutuhan utilitas Pabrik etil klorida ini cukup banyak memerlukan air yaitu sebagai air proses dalam produksi, seperti air pendingin dan steam, juga kebutuhan air untuk rumah tangga, air minum, air perkantoran, dan lain-lain. Untuk penyediaan air ini dapat diperoleh dari sungai yang tidak jauh dari kawasan industri. Sedangkan bahan bakar sebagai sumber energi dapat diperoleh dengan membeli dari Pertamina dan untuk kebutuhan listrik didapat dari PLN dan ada penyediaan generator sebagai cadangan. 7. Iklim Iklim yang terdapat pada lokasi pabrik juga akan mempengaruhi aktivitas dan proses yang ada. Jika iklim terlalu panas akan mengakibatkan pendingin yang diperlukan lebih banyak, sedangkan iklim yang terlalu dingin atau lembab akan mengakibatkan bertambahnya biaya konstruksi pabrik karena diperlukan biaya perlindungan khusus terhadap alat-alat proses. Cilegon merupakan daerah yang memiliki iklim kering dengan curah hujan tinggi, serta memiliki suhu relatif panas. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa Cilegon sesuai jika didirikan industri pabrik etil klorida. 8. Komunikasi Komunikasi merupakan faktor penting dalam kemajuan suatu industri. Di Cilegon, fasilitas komunikasi seperti telpon, email, telegram, media sosial, segala yang berhubungan dengan internet sangatlah mudah diakses sehingga dapat memperlancar arus komunikasi dalam bertransaksi. Dalam penjualan produk maupun pembelian bahan baku dan katalis. 1.4. Tinjauan Pustaka 1.4.1 Macam-macam Proses Ada tiga macam pembuatan etil klorida secara industri, yaitu hidroklorinasi etilen, klorinasi etana dan hidroklorinasi etanol: Angga Fredo Nugroho D500120064 5

1. Hidroklorinasi Etilen Proses ini biasa dijalankan dalam fase uap dan fase cair, tetapi biasanya dalam fase uap. Operasi dijalankan dalam reaktor jenis fixed bed multi tube pada kondisi tekanan 17 atm dan suhu 200 C dengan katalisator ZnCl 2. Yield yang dapat dicapai 99,5% berdasarkan etilen yang bereaksi. Reaksi yang terjadi: C 2 H 4 + HCl C 2 H 5 Cl...(1) Pada proses hidroklorinasi etilen fase cair, etilen cair dan asam klorida uap dicampur dan diumpankan ke dalam reaktor dengan katalis seng klorida dalam fase cair. Reaksi antara etilen dan asam klorida berlangsug sangat cepat. Panas reaksi digunakan untuk menguapkan etil klorida. Penambahan katalis bisa dilakukan secara kontinyu atau batch untuk mengganti katalis yang terdeaktivasi. Asam klorida diumpankan ke dalam reaktor secara berlebih dan asam klorida yang tidak bereaksi dilakukan proses ulang untuk direaksikan kembali dengan etilen. Reaksi antar etilen dan asam klorida dengan proses hidroklorinasi fase cair berlangsung pada tekanan 3 5 atm dan suhu 30 90 C. Yield yang diperoleh dari reaksi kedua 98%. Pada proses fase cair, uap etilena dan uap hidrogen klorida dicampur dan selanjutnya diumpankan ke dalam tangki yang sebagian telah diisi katalis cair. Katalis yang digunakan adalah alumunium klorida dengan konsentrasi kurang dari 1%. Konsentrasi katalis yang sering digunakan sebesar 0,2-0,3% berat. Reaksi antara etilen dan hidrogen klorida merupakan reaksi yang sangat cepat dan menghasilkan panas. Untuk reaktor yang digunakan harus dilengkapi dengan pendingin. Untuk mencegah terjadinya deaktivasi katalis dan produk samping, sebagian cairan dalam reaktor perlu dibuang. Umpan hidrogen klorida yang tidak bereaksi direcovery dan direcycle. Proses ini menghasilkan yield sebesar 98%. Banyaknya katalis yang digunakan adalah 0,5 sampai 0,8 lb setiap 100 lb etil klorida. 2. Klorinasi Etana Angga Fredo Nugroho D500120064 6

Proses pembuatan etil klorida dengan cara klorinasi dapat dijadikan secara termal, fotokimia, dan katalitik. Dalam industri biasanya dijalankan secara termal. Reaksi yang terjadi adalah reaksi rantai: Cl 2 2Cl...(2) Cl + C 2 H 6 HCl + C 2 H 5...(3) C 2 H 5 +Cl 2 C 2 H 5 Cl + Cl...(4) Temperatur reaksi harus dipertahankan selalu tetap untuk mengurangi terjadinya produk samping, mencegah terjadinya pirolisa etil klorida menjadi etilen dan hidrogen klorida, dan terjadinya reaksi karbonisasi. Rekasi karbonisasi dapat terjadi jika perbandingan klorin dan etana terlalu besar, sedangkan pirolisa terjadi jika temperatur terlalu tinggi. Untuk itu reaktor yang digunakan harus merupakan reaktor yang dilengkapi dengan pendingin agar panas yang timbul bisa diserap sehingga suhunya konstan. Reaktor jenis ini adalah reaktor fluidized bed, dengan zat yang terfluidisasi bukan merupakan katalis, misalnya pasir dengan ukuran 60 dan 140 mesh. Klorin dan etana dimasukkan dari dasar reaktor melalui jets yang berdiameter 1/16 dan 1/4 inch. Reaksi sangat eksotermis sehingga pengontrolan suhunya sangat penting. Suhu reaksi berkisar 230-450 C. Suhu yang lebih tinggi bisa menyebabkan etil klorida terurai menjadi etilen dan HCl. Konversi bisa mencapai 78% basis etana bila perbandingan Cl 2 dan etana kirakira 0,2 dan suhu reaksi 420 C. Klorinasi dengan katalis berlangsung pada suhu 380 440 C. Katalisator yang biasa dipakai adalah cuprichloride dan zirconium. Klorinasi dengan bantuan cahaya reaksinya hampir sama dengan bantuan panas. 3. Hidroklorinasi Etanol Reaksi antara etanol dan HCl dilakukan pada suhu 325 C dan tekanan 6 atm dengan katalis ZnCl yang akan menghasilkan etil klorida dan air. Reaksi yang terjadi adalah: C 2 H 5 OH + HCl ZnCl C 2 H 5 Cl +H 2 O...(5) Karena kondisi suhu yang cukup tinggi maka perlu dilakukan pengontrolan suhu dengan jalan mengembalikan sebagian kondensat ke reaktor. Etanol dan asam klorida dimasukkan ke dalam reaktor yang mengandung larutan Angga Fredo Nugroho D500120064 7

katalis. Produk yang dihasilkan adalah etil klorida dan air akan dikondensat sehingga larutan asam terkondensat dan sebagian akan diproses kembali ke reaktor. Etil klorida yang tidak terkondensat akan dimasukkan ke dalam menara distilasi. Produk yang sudah dimurnikan dikompresi dan dikondensasi, produk cair kemudian disimpan dalam tangki. Dalam proses pembuatan etil klorida secara hidroklorinasi etanol terjadi reaksi samping yaitu adanya dehidrasi etanol menjadi dietil eter yang kemudian menjadi etanol. Reaksi samping yang terjadi: 2C 2 H 5 OH (C 2 H 5 ) 2 O + H 2 O 2C 2 H 4 + 2H 2 O...(6) Keuntungan dari proses ini adalah yield yang diperoleh tinggi yaitu 98% etanol dan etil klorida yang dihasilkan mempunyai kualitas yang tinggi. Sedangkan kerugian dari proses ini adalah mahalnya bahan baku etanol serta adanya dehidrasi etanol yang menyebabkan naiknya kebutuhan bahan baku. Dengan membuat suatu perbandingan antara keuntungan dan kerugian semua proses pembuatan etil klorida, maka dalam perancangan pabrik ini dipilih proses hidroklorinasi etanol. Pemilihan didasarkan pada beberapa kelebihan proses ini dibandingkan dengan proses lain, yaitu: 1. Kondisi temperatur pada reaktor rendah sebab pada produk etil klorida pada temperatur yang tinggi akan terdekomposisi menjadi etilen dan asam klorida. 2. Reaksi terjadi pada suhu 325 o C dan dalam tekanan 6 atm. 3. Produk yang dihasilkan etil klorida mempunyai kemurnian yang tinggi yaitu 98%. 1.4.2 Sifat Fisika dan Kimia 1. Etanol Sifat fisika: Rumus molekul : CH 3 CH 2 OH Berat molekul : 46,07 Titik beku normal Temperatur : -114,1 C Angga Fredo Nugroho D500120064 8

Panas laten peleburan : 104,6 J/g Titik didih normal Temperatur : 78,32 C Panas laten penguapan : 839,31 J/g Densitas cairan : 0,7893 g/ml Panas spesifik cairan : 2,42 J/(g. C) Titik kritis Temperatur kritis : 243,1 C Tekanan kritis : 6383,48 kpa Sifat kimia: - Esterifikasi Ester terbentuk oleh reaksi etanol dengan asam anorganik dan organik, asam anhidrida, dan asam halida. Jika asam anorganik beroksigen, misalnya asam sulfat, asam nitrat, ester memiliki keterkaitan karbon-oksigen yang mudah dihidrolisis. CH 3 CH 2 OH + H 2 SO 4 CH 3 CH 2 OSO 3 H + H 2 O...(7) 2CH 3 CH 2 OH + H 2 SO 4 (CH 3 CH 2 O) 2 SO 2 + 2H 2 O...(8) CH 3 CH 2 OH + HONO 2 CH 3 CH 2 ONO 2 + H 2 O...(9) Ester organik terbentuk oleh penghapusan air antara alkohol dan asam organik (lihat esterifikasi). CH 3 CH 2 OH + RCOOH RCOOCH 2 CH 3 + H 2 O...(10) Reaksi reversibel dan mencapai kesetimbangan perlahan. Umumnya, katalis asam yang digunakan, seperti asam kuat sulfat, asam klorida, boron trifluorida, dan asam p- toluenasulfonat. Batch proses bijaksana dan berkesinambungan digunakan untuk reaksi esterifikasi. Etil alkohol juga bereaksi dengan anhidrida asam atau halida asam untuk memberikan ester yang sesuai. CH 3 CH 2 OH + (RCO) 2 O RCOOCH 2 CH 3 + RCOOH...(11) CH 3 CH 2 OH + RCOCl RCOOCH 2 CH 3 + HCl...(12) Angga Fredo Nugroho D500120064 9

Konversi langsung dari etil alkohol untuk etil asetat diyakini berlangsung melalui asetaldehida dan kondensasi untuk etil asetat. CH 3 CH 2 OH CH 3 CHO + H 2...(13) 2CH 3 CHO CH 3 COOCH 2 CH 3...(14) - Dehidrasi Etil alkohol dapat mengalami dehidrasi membentuk etilen atau etil eter. CH 3 CH 2 OH CH 2 + CH 2 + H 2 O...(15) 2CH 3 CH 2 OH CH 3 CH 2 OCH 2 CH 3 + H 2 O...(16) Umumnya, baik etilena dan etil eter terbentuk sampai batas tertentu tetapi kondisi dapat diubah untuk mendukung salah satu reaksi atau yang lain. - Dehidrogenasi Dehidrogenasi etil alkohol menjadi asetaldehida dapat dilakukan dengan reaksi fase uap atas berbagai katalis. CH 3 CH 2 OH CH 3 CHO + H 2...(17) - Reaksi haloform Etil alkohol bereaksi dengan natrium hipoklorit untuk memberikan kloroform. CH 3 CH 2 OH + NaOCl CH 3 CHO + NaCl + H 2 O...(18) CH 3 CHO + 3NaOCl CCl 3 CHO + 3NaOH...(19) CCl 3 CHO + NaOH CHCl 3 + HCOONa...(20) Bromoform diperoleh dari natrium hipobromit dan hypoiodite masing-masing. Etil alkohol adalah satu-satunya alkohol primer yang mengalami reaksi ini. (Kirk and Othmer, 2004) 2. Asam Klorida Sifat fisika: Rumus molekul : HCl Berat molekul : 36,46 Angga Fredo Nugroho D500120064 10

Titik didih normal : -85,05 C Titik leleh : -114,22 C Panas peleburan (-114,22 C) : 1,9924 kj/mol Panas penguapan (-85,05 C) : 16,1421 kj/mol Temperatur kritis : 51,54 C Tekanan kritis : 8,316 Mpa Densitas kritis : 424 g/l Sifat kimia: - Hidroklorinasi Proses pembuatan etil klorida yang terjadi karena reaksi antara etilen dan HCl dengan katalis 1% zinc chloride. - Oksiklorinasi Proses ini menggunakan HCl sebagai sumber klorin, beberapa aplikasi penting proses klorinasi yang menggunakan HCl dan oksigen yaitu pembuatan mono klorobenzena serta etilen diklorida. - Process Gulf Oxychlorination Gulf Oxychlorination merupakan proses klorinasi terhadap senyawa aromatis. Proses terjadi pada fase cair dan temperatur rendah 80-130 C dan tekanan 6,9-11,85 atm. Reaksi ini menggunakan HCl dan oksigen serta HNO 3 sebagai katalisnya. (Kirk and Othmer, 2004) 3. Ethyl Chloride Sifat fisika: Rumus molekul : C 2 H 5 Cl Berat molekul : 64,52 Titik didih (101 kpa) : 12,4 C Titik leleh : -138,3 C Spesifik benzene uap (101 kpa) : 2,23 Spesifik benzene cairan Angga Fredo Nugroho D500120064 11

0/4 C : 0,92390 20/4 C : 0,8970 Temperatur kritis : 186,6 C Tekanan kritis : 5,27 Mpa Panas pembakaran : 1327 kj/mol Panas pembentukan Cairan : 132,4 kj/mol Uap : 107,7 kj/mol Panas laten penguapan : 383,4 J/g Panas laten peleburan : 69,09 J/g Densitas kritis : 424 g/l Sifat kimia Etil klorida mempunyai stabilitas termal yang mirip metil klorida. Hal ini tidak berubah pada pemanasan dengan benzenebure 400 C dimana terjadi dekomposisi pada etil klorida menjadi etilen dan asam klorida. Jika etil klorida dipanaskan pada benzenebure 500 600 C akan terdekomposisi menjadi etilen dan asam klorida dalam jumlah yang lebih banyak. Dekomposisi ini juga dapat terjadi pada benzenebure 300 C bila dikontakkan pada klorida dari nikel, cobalt, besi, natrium, kalsium, dan perak. Etil klorida juga dapat terbentuk dengan proses dehidroklorinasi etilen menggunakan kalium beralkohol. Kondensasi pada benzene dengan etil klorida dalam reaksi ini juga menghasilkan beberapa dietil eter. Pada pemanasan 625 C dan kontak dengan kalsium oksida dan air pada benzenebure 400 450 C menghasilkan etil benzene sebagai produk utama dekomposisi. Pada benzenebure 0 C etil klorida membentuk benzene dari hidrat dengan air. Etil klorida menghasilkan etil Angga Fredo Nugroho D500120064 12

benzene, asetaldehid, dan beberapa etilen dengan uap air dengan berbagai katalis contohnya titanium dioksida dan barium klorida. Reaksi antara etil klorida dengan larutan benzene amoniak menghasilkan etilamina, dietilamina, trietilamina dan tetraetilamonium klorida. Reaksi gas etil klorida dengan benzene pada benzenebure 25 C dengan katalis Friedel-Crafts akan menghasilkan etil benzene dan 3-dietilbenzena dan beberapa senyawa kompleks. (Kirk and Othmer, 2004) 1.4.3 Kegunaan Produk Etil klorida digunakan untuk membuat etil selulosa yang berfungsi untuk meningkatkan elastisitas pada plastik sintesis, sebagai bahan baku pembuatan etil alumunium yang digunakan untuk pembuatan katalis Zieger, sebagai solven untuk fosfor, sulfur, lemak, minyak resin, lilin, insektisida, dan lain-lain. Angga Fredo Nugroho D500120064 13