BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian Tindakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian tindakan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. (aksi) tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas. 21

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. inggris disebut dengan istilah classroom action reseach. Dari nama tersebut

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan beberapa pihak. 27

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Student Team Achievement Division (STAD), yang merupakan suatu variasi

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. pembelajaran di kelas. Dalam istilah bahasa inggris adalah Classroom

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research memiliki

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. sering disebut Classroom Action Research dalam bahasa inggris. Yaitu

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam rangka

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. PTK ini dilaksanakan untuk memperbaiki kinerja guru.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. melakukan penelitian pembelajaran di kelas dalam rangka perbaikan mutu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. pembelajaran. Dalam penelitian ini, peneliti langsung terjun ke lapangan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan- tindakan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Metode penelitian adalah suatu cara yang dilakukan dalam penyelidikan suatu

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. melakukan penelitian pembelajaran di kelas dalam rangka perbaikan mutu

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. kelas. Penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa Inggris Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. (PTK). Karena penelitian ini dilakukan untuk memecahkan masalah

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Metode penelitian merupakan cara atau prosedur yang sistematis dan

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. yang dalam istilah Bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR),

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Kelas (PTK). Istilah bahasa Inggrisnya adalah Classroom Action Research.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. dengan Classsroom Action Research, yang disingkat CAR yang berarti

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas dapat didefinisikan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. terjun ke lapangan secara langsung pada saat guru dan peserta didik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tindakan kelas (classroom action research). Adapun penelitian tindakan kelas

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). 1

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu kegiatan ilmiah

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. dilakukan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian classroom

BAB III. Metode dan Rencana Penelitian. Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas. Penelitian ini

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. prestasi belajar, kelas dan sekolahan.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian tindakan ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kurt

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 40. Penelitian ini, mengunakan model Kurt Lewin dalam penelitian

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR). Dari

BAB III METODE PENELITIAN. Jika akar permasalahan sudah diketahui, alternatif berikutnya adalah

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III POSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Metode penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Practice-Rehearsal Pairs, yang merupakan suatu inovasi yang akan diterapkan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian adalah sebuah proses. Oleh karena itu, mekanisme proses yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. diterapkan pada suatu subyek penelitian di kelas tersebut. 1 Penelitian

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Tujuan penelitian sendiri secara umum ada tiga macam, yaitu yang bersifat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. pembelajaran. Dalam penelitian ini, peneliti langsung terjun ke lapangan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III TEKNIK DAN RENCANA PENELITIAN. penelitian tindakan kelas. Dengan teknik penelitian tindakan kelas peneliti

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Kunandar menjelaskan PTK adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian tindakan kelas merupakan ragam penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Kelas (PTK) atau classroom action research, yang merupakan suatu upaya

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. dalam melaksanakan penelitian (dalam mengumpulkan data). Metode

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. metode penelitian tindakan kelas atau yang lebih sering disebut dengan

BAB III PROSEDUR PTK. Inggris Classroom Action Research (CAR). Penelitian ini juga termasuk

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. atau jawaban atau masalah yang diteliti.1. (PTK). Dalam bahasa Inggris, PTK disebut dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Menurut

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. (PTK) dengan tindakan berupa penggunaan metode Team Quiz, di mana metode tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. dalam penelitian bersifat deskriptif yaitu terkait dari urutan-urutan kegiatan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. siklus terdiri atas empat langkah pokok yaitu : (1) Perencanaan (Planning),

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. meningkatkan mutu pembelajaran di kelas 28. Dalam penelitian tindakan kelas,

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan PTK, guru dapat menemukan

BAB III METODE PENELITIAN. dan merefleksikan tindakan melalui beberapa siklus secara kolaboratif dan

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. digunakan untuk penelitian di atas adalah penelitian tindakan kelas (classroom

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. biasanya disebut PTK. PTK yang dilakukan oleh peneliti, dilaksanakan dengan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Menurut Arief Furchan (2007:39), metode penelitian merupakan strategi

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. awal tahun Menurut Kurt Lewin PTK atau Classroom Action Research

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN. sebagai metode utama, dilakukan oleh orang yang terlibat didalamnya serta bertujuan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas dalam bahasa inggris disebut

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. Penelitian yang berjudul: Penerapan Strategi True Or False untuk

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. pembelajaran. Dalam penelitian ini, peneliti langsung terjun kelapangan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. kelas (classroom action research). Berbagai definisi diketengahkan oleh pakar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. research). Menurut Kemmis dan Mc.Taggart, PTK adalah studi yang

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Kelas V MI Muhammadiyah 03 Karangrejo Sukolilo Sukodadi Lamongan ini

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. istilah Inggrisnya Classroom Action Research (CAR). Nama CAR atau PTK

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. kelas), yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan tindakan-tindakan tertentu

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tentang kemampuan menjelaskan penguasaan konsep ketentuan puasa Ramadhan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. kelas (classroom action research) menurut Basrowi Penelitian Tindakan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK) atau classroom action research. Penelitian tindakan ini dilakukan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research).

Transkripsi:

40 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Pada penelitian kali ini, peneliti menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan. 27 Penelitian ini dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. 28 Perbaikan dilakukan secara bertahap dan terus menerus selama kegiatan penelitian dilakukan. Oleh karena itu, dalam PTK dikenal adanya siklus pelaksanaan berupa pola: perencanaan-pelaksanaan-observasi-refleksi-revisi (perencanaan ulang). Ini tentu berbeda dengan penelitian biasa, yang biasanya tidak disertai dengan perlakuan yang berupa siklus. Ciri ini merupakan ciri khas penelitian tindakan, yaitu adanya tindakan yang berulang-ulang sampai didapat hasil yang terbaik. 29 Dengan dilakukannya PTK ini, guru diharapkan bisa mencari solusi untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas, dengan merubah model pembelajaran 27 Mulyasa, Praktik Penelitian Tindakan Kelas (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), 11. 28 Igak Wardhani dan Kuswaya Wihardit, Penelitian Tindakan Kelas (Banten: Universitas Terbuka, 2012), 1.4. 29 Igak Wardhani dan Kuswaya Wihardit, Penelitian, 1.7.

41 yang dianggap tepat untuk menarik respon siswa, demi meningkatkan profesionalisme guru, terciptanya pembelajaran yang aktif dan kreatif, serta diharapkan bisa memberikan timbal balik yang positif dalam hasil belajar siswa. Dalam pelaksanaannya, Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan model Kurt Lewin. 30 Tujuan menggunakan model ini apabila dalam awal pelaksanaan tindakan ditemukan adanya kekurangan, maka perencanaan dan pelaksanaan tindakan perbaikan masih dapat dilanjutkan pada siklus berikutnya sampai target yang diinginkan tercapai. Yang menyatakan bahwa dalam satu siklus terdiri atas empat langkah pokok, yaitu: Pertama, menyusun perencanaan (planning). Pada tahap ini, kegiatan yang harus dilakukan adalah (1) membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP); (2) mempersiapkan fasilitas dari sarana pendukung yang diperlukan di kelas; (3) mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan. Kedua, melaksanakan tindakan (acting). Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan yang telah dirumuskan pada RPP dalam situasi yang aktual, yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Ketiga, melaksanakan pengamatan (observing). Pada tahap ini, yang harus dilakukan oleh peneliti adalah (1) mengamati perilaku siswa-siswi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran; (2) memantau kegiatan diskusi / kerjasama antar siswa-siswi dalam kelompok; (3) mengamati pemahaman tiap-tiap anak 30 Kurnianto Rido, dkk. Peneitian Tindakan Kelas (Surabaya: Aprinta), Paket 5-12.

42 terhadap penguasaan materi pembelajaran, yang telah dirancang sesuai dengan tujuan PTK. Keempat, melakukan refleksi (reflecting). Pada tahap ini, yang harus dilakukan peneliti adalah (1) mencatat hasil observasi; (2) mengevaluasi hasil observasi; (3) menganalisis hasil pembelajaran; (4) mencatat kelemahankelemahan untuk dijadikan bahan penyusun rancangan siklus berikutnya, sampai tujuan PTK dapat dicapai. Untuk lebih jelasnya, model rancangan Kurt Lewin dapat digambarkan sebagai berikut dibawah ini: Identifikasi masalah Perencanaan (Planning) Refleksi (reflecting) Tindakan (acting) Siklus I Observasi (observing) Perencanaan ulang Siklus II Gambar 3.1 Prosedur PTK model Kurt Lewin Dst.

43 Secara keseluruhan, empat tahapan dalam PTK tersebut membentuk suatu siklus PTK yang digambarkan dalam bentuk spiral. Untuk mengatasi suatu masalah, mungkin diperlukan lebih dari satu siklus. Siklus-siklus tersebut saling terkait dan berkelanjutan. Siklus kedua, dilaksanakan bila masih ada hal-hal yang kurang berhasil dalam siklus pertama. Siklus ketiga, dilaksanakan karena siklus kedua belum mengatasi masalah, begitu juga siklus-siklus berikutnya. B. Setting Penelitian dan Subjek Penelitian 1. Setting Penelitian Setting dalam penelitian ini meliputi tempat penelitian, waktu penelitian dan siklus penelitian sebagai berikut: a) Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di MI Raden Rahmat Karangrejo Surabaya. b) Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013-2014, pada bulai Mei 2014. c) Siklus PTK Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan melalui 2 siklus, guna mengamati peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran SKI dengan penerapan model Cooperative Learning tipe TTW. Setiap

44 siklusnya dilaksanakan dengan mengikuti prosedur perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. 2. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa-siswi kelas V MI Raden Rahmat Karangrejo Surabaya, dengan jumlah 12 siswa, yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 2 siswi perempuan. Peneliti memilih sekolahan ini sebagai tempat untuk melaksanakan penelitian, karena sebelumnya peneliti telah melaksanakan salah satu tugas mata kuliah PPL II di sekolahan ini, sehingga sedikit banyak peneliti ketahui bagaimana keadaan dan kondisi siswa saat mengikuti proses pembelajaran. Atas dasar itulah peneliti memutuskan untuk melaksanakan PTK sebagai pra syarat penyelesaian skripsi di sekolahan ini juga, dengan pertimbangan bahwa minat belajar siswa pada mata pelajaran SKI masih perlu ditingkatkan, sehingga berpengaruh pada hasil belajar siswa. Hal tersebut diungkapkan dari hasil wawancara yang telah peneliti lakukan. Selain itu, penerapan model Cooperative Learning tipe TTW pada mata pelajaran SKI belum pernah dilaksanakan di kelas tersebut. Harapannya, dengan diadakan PTK tersebut maka akan terjadi peningkatan pada hasil belajar siswa.

45 C. Variabel yang Diselidiki Dalam penelitian tindakan kelas ini, variabel-variabel yang menjadi sasaran adalah sebagai berikut: 1. Variabel Input : Siswa kelas V MI Raden Rahmat Karangrejo Surabaya 2. Variabel Proses : model Cooperative Learning tipe TTW 3. Variabel Output : Peningkatan hasil belajar siswa mata pelajaran SKI D. Rencana Tindakan Penelitian tindakan kelas ini akan dilakukan dalam dua siklus, yang mana pada setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu: 1) tahap perencanaan, 2) tahap pelaksanaan, 3) tahap pengamatan, dan 4) tahap refleksi. Siklus penelitian ini dimulai dengan: 1. Siklus I Pada siklus yang pertama ini (Siklus I), dilakukan dalam 1 kali pertemuan selama dua jam pelajaran. Dimana pada pertemuan yang pertama guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disiapkan dengan menerapkan model pembelajaran baru, yaitu menggunakan model Cooperative Learning tipe TTW disertai media pembelajaran yang mendukung berupa Audio Visual. Setelah proses kegiatan berjalan bertahap, kemudian diakhir kegiatan inti siswa diberikan soal tes dan non tes sebagai alat ukur berhasil tidaknya suatu pembelajaran. Guru kolabolator juga tidak lupa untuk selalu mengamati aktivitas guru maupun siswa selama proses

46 kegiatan berlangsung dari awal salam hingga penutupan salam, dengan mengacu pada lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas siwa yang telah disiapkan dan dikembangkan oleh peneliti. Dalam suasana pembelajaran baru tersebut nantinya dapat dilihat bagaimana antusias para siswa selama proses pembelajaran berlangsung, apakah ada perkembangan pada keaktifan siswa saat mengikuti proses pembelajaran, apakah secara keseluruhan siswa mempunyai kesiapan dalam mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran yang baru, apakah dengan diterapkannya model pembelajaran baru dapat berpengaruh pada hasil belajar siswa dengan sebelum diterapkannya model tersebut. Apabila siswa belum bisa mengikuti proses pembelajaran secara maksimal serta belum mencapai hasil pembelajaran yang telah ditentukan, maka guru akan mencoba memperbaiki pembelajaran pada pertemuan yang ke dua (Siklus II). 2. Siklus II Pada pertemuan yang ke dua ini (Siklus II) guru mengulang kembali proses pembelajaran sebagaimana yang telah dilaksanakan pada pertemuan yang pertama (Siklus I) dengan memperbaiki lagi pembelajaran sesuai dengan evaluasi yang didapatkan dari pelaksanaan Siklus I, Siklus II juga dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan selama dua jam pelajaran. Pada Siklus II ini diharapkan siswa sudah mulai terbiasa dengan penggunaan model pembelajaran Cooperative Learning tipe TTW sehingga siswa lebih siap

47 mengikuti pembelajaran sesuai apa yang telah direncanakan oleh guru dalam RPP dan pembelajaran yang berlangsung bisa berjalan dengan maksimal sesuai dengan harapan. Dalam Siklus II siswa diharapkan sudah bisa bekerjasama lebih baik lagi dengan masing-masing kelompoknya, tidak canggung dan tidak malu saat ingin bertanya maupun saat akan menyampaikan informasi atau ide dengan teman sekelompoknya, mampu membuat catatan kecil dari diskusi yang dilakukan, serta mempunyai kemauan dan keberanian untuk menceritakan kembali hasil rangkuman yang telah dibuat di depan kelas. Dengan demikian, hasil belajar yang didapatkan siswa bisa lebih baik lagi dari Siklus yang dilaksanakan sebelumnya dan bisa mencapai nilai hasil belajar sesuai KKM yang ditentukan, dengan perolehan rata-rata kelas sekaligus prosentase ketuntasan secara maksimal. E. Data dan Cara Pengumpulannya. 1. Data Data ialah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilakan informasi atau keterangan, baik kualitatif maupun kuantitatif yang menunjukkan fakta. 31 Adapun data yang akan diambil dalam penelitian ini meliputi dua macam: 31 Riduwan, Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian (Bandung: Alfabeta, 2007), 5.

48 a. Data Kualitatif Yaitu data yang berhubungan dengan kategorisasi, karakteristik berwujud pertanyaan atau berupa kata-kata. 32 Adapun yang termasuk dalam data kualitatif pada penelitian ini adalah data yang didapat peneliti dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran SKI, data aktivitas guru dan juga aktivitas siswa. b. Data Kuantitatif Yaitu data yang berwujud angka-angka. 33 Data kuantitatif dalam penelitian ini bisa didapatkan dari data jumlah siswa, nilai tes hasil belajar siswa, serta prosentase dari instrumen aktivitas guru dan aktivitas siswa. 2. Cara Pengumpulan Data 34 Cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data adalah dengan penggunaan angket, wawancara, pengamatan, ujian (tes), dokumentasi, dan lainnya. Dalam pengumpulan data hendaknya peneliti menyertakan instrumen guna memudahkan peneliti dalam pengumpulan data penelitian. Seperti dijelaskan dalam Suharsimi Arikunto, bahwasanya instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. 32 Riduwan, Skala Pengukuran, 5. 33 Riduwan, Skala Pengukuran, 5. 34 Riduwan, Skala Pengukuran, 24.

49 Instrumen yang digunakan bisa berupa angket (questionnaire), daftar cocok (checklist), skala (scala), pedoman wawancara (interview guide atau interview schedule), soal ujian (soal tes atau tes [test] inventori [inventory]), dan sebagainya. Berdasarkan rumusan masalah yang ada, teknik dan alat pengumpulan data yang tepat digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Pengamatan (Observation) Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. 35 Sebelum melakukan sebuah penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar siswa terutama pada mata pelajaran SKI dan keadaan siswa di kelas saat proses pembelajaran. Dalam hal ini peneliti menggunakan observasi kolaboratif, dimana peneliti ikut turut serta mengamati aktifitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung melalui lembar observasi guru dan lembar observasi siswa. b. Wawancara Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Wawancara ini digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih 35 Riduwan, Skala Pengukuran, 30.

50 mendalam serta jumlah responden sedikit. Ada beberapa fakor yang akan mempengaruhi arus informasi dalam wawancara, yaitu: pewawancara, responden, pedoman wawancara, dan situasi wawancara. 36 Wawancara yang digunakan dalam PTK kali ini adalah wawancara bebas. Dimana pada wawancara ini, terjadi tanya jawab bebas antara pewawancara dan responden, tetapi pewawancara menggunakan tujuan penelitian sebagai pedoman. 37 Wawancara ini dilakukan langsung oleh peneliti kepada guru kelas yang bersangkutan yaitu ibu Alvie Zulfiah, S.Pd.I. selaku guru mata pelajaran SKI di kelas V, untuk memperoleh data yang valid tentang hasil belajar siswa pada mata pelajaran SKI, serta untuk mencari tau kendala apa saja yang telah dihadapi guru selama proses pembelajaran berlangsung. c. Tes Hasil Belajar Tes adalah instrumen untuk mengumpulkan data hasil belajar siswa, baik melalui tes lisan, tertulis, maupun perbuatan. 38 Tes hasil belajar (achievement test) adalah tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu. 39 mencakup pengetahuan, pemahaman, kemampuan yang dimiliki siswa baik individu maupun 36 Riduwan, Skala Pengukuran, 29. 37 Riduwan, Skala Pengukuran, 30. 38 Mulyasa, Praktik Penelitian Tindakan Kelas (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), 69. 39 Riduwan, Skala Pengukuran, 31.

51 kelompok, yang didalamnya terdapat berbagai pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Jenis tes yang akan diterapkan dalam PTK ini adalah tes individual dan penilaian unjuk kerja. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan tes digunakan untuk mengumpulkan data sebagai berikut: 1) Hasil belajar siklus I 2) Hasil belajar siklus II d. Dokumentasi Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturanpeaturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, dan data yang relevan dari penelitian. 40 Dalam hal ini dokumentasi diperoleh dari jumlah guru, jumlah siswa, daftar nilai siswa dalam mata pelajaran SKI, foto-foto pelaksanaan PTK, serta data-data lain yang menunjang selama penelitian berlangsung. F. Teknik Analisis Data Dalam sebuah penelitian data yang telah terkumpul perlu dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian, yang dalam PTK, analisis dilakukan sejak awal dan mencakup setiap aspek kegiatan penelitian. Seorang peneliti perlu memahami teknik analisis data yang tepat agar hasil penelitiannya dapat memberikan 40 Riduwan, Skala Pengukuran, 31.

52 manfaat dalam meningkatkan kualitas pembelajaran secara tepat, sesuai dengan kondisi yang terjadi di dalam kelas. 41 Analisis data adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengelolah data yang berhubungan erat dengan perumusan masalah yang telah dipilih sehingga dapat digunakan untuk menarik kesimpulan. Data-data yang diperoleh nantinya akan diolah dan dianalisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif yaitu: Data yang didapatkan berasal dari tes hasil belajar siswa untuk mencari nilai rata-rata siswa pada setiap siklus dan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan yang terjadi pada nilai hasil belajar siswa dalam materi Akhir Hayat Rasulullah SAW dimulai dari siklus I sampai dengan siklus II, dengan cara memberikan evaluasi yang berupa soal uji kompetensi setelah rangkaian pada kegiatan inti pembeajaran selesai. Peneliti menentukan ketuntasan belajar siswa jika siswa telah memperoleh nilai diatas KKM yaitu >70. Analisis dihitung dengan menggunakan statistik sederhana, yaitu : 1. Penilaian Tes Individu Untuk menganalisis tingkat keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung, dilakukan dengan cara memberikan tes berupa soal pilihan ganda pada setiap akhir siklus. Menurut Sudjana, bahwa untuk 41 Mulyasa, Praktik, 70.

53 menghitung prosentase dari hasil tes siswa menggunakan rumus sebagai berikut: Nilai = Skor yang diperoleh x 100 % Skor Maximum 2. Penilaian Unjuk Kerja Penilaian pada unjuk kerja mengacu pada rubrik yang telah ditentukan pada instrumen unjuk kerja. dari hasil nilai tes secara individu nantinya akan ditambah dengan nilai sesuai jumlah perolehan skor pada instrumen unjuk kerta kemudian dibagi menjadi dua, hasil tersebut yang nantinya akan menjadi hasil akhir dari pencapaian nilai hasil belajar siswa. Untuk mendapatkan nilai rata-rata kelas, Sudjana menyatakan bahwa untuk menghitung rata-rata kelas dihitung dengan menggunakan rumus: 42 = Dengan keterangan sebagai berikut: = Nilai rata-rata = Jumlah semua nilai = Jumlah siswa 42 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), 109.

54 Sedangkan untuk mendapatkan prosentase ketuntasan belajar siswa, maka digunakan rumus sebagai berikut: P = x 100 % Adapun kualifikasi prosentase ketuntasan/kelulusan belajar siswa secara keseluruhan adalah sebagai berikut: 43 90-100 = Sangat baik 80-89 = Baik 60-79 = Cukup baik 40-59 = Tidak baik <40 = Sangat tidak baik 3. Observasi a. Guru Untuk mencari prosentase dari skor perolehan yang didapat guru sesuai lembar observasi aktivitas guru, dalam proses pembelajaran SKI dengan menggunakan model Cooperative Learning tipe TTW. Maka akan dihitung dengan menggunakan rumus: p = x 100 Dengan keterangan : p = Prosentase yang akan dicari f = jumlah skor yang diperoleh guru 43 Zainal Aqib dkk, Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru, SD, SLB, TK (Bandung: CV.Yrama Widya, 2009), 42.

55 N= jumlah seluruh skor ideal Adapun kriteria tingkat keberhasilan guru dalam proses pembelajaran: 90-100 = Sangat baik 80-89 = Baik 60-79 = Cukup baik 40-59 = Tidak baik <40 = Sangat tidak baik b. Siswa Untuk mencari prosentase dari skor perolehan yang didapat siswa sesuai lembar observasi aktivitas siswa, dalam proses pembelajaran SKI dengan menggunakan model Cooperative Learning tipe TTW. Maka akan dihitung dengan menggunakan rumus: p = x 100 Dengan keterangan : p = Prosentase yang akan dicari f = jumlah skor yang diperoleh guru N= jumlah seluruh skor ideal Adapun kriteria tingkat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran: 90-100 = Sangat baik

56 80-89 = Baik 60-79 = Cukup baik 40-59 = Tidak baik <40 = Sangat tidak baik G. Indikator Kinerja Indikator kinerja adalah suatu kriteria yang digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan dari kegiatan PTK dalam meningkatkan atau memperbaiki PBM di kelas. Indikator kinerja harus realistik dan dapat diukur (jelas cara mengukurnya). 44 Melihat latar belakang permasalahan dan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran SKI, maka digunakan indikator sebagai berikut: 1. Setelah penelitian ini dilakukan, diharapkan penguasaan materi siswa pada mata pelajaran SKI meningkat hingga mencapai 80% dengan nilai minimal 70 atau batas ketentuan KKM, sehingga hasil belajar siswa juga meningkat dari sebelum diadakan penelitian menjadi 80% 2. Meningkatnya prosentase ketuntasan belajar siswa 85% H. Tim Peneliti dan Tugasnya Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan bentuk kolaborasi. Dalam hal ini yang menjadi kolabolator adalah guru kelas V mata pelajaran SKI yaitu Ibu Alvie Zulfiah, S.Pd.I. Selain menjadi kolabolator guru 44 Nana Sudjana, Evaluasi Hasil Belajar (Bandung: Pustaka Martiana, 1988), 127.

57 kelas juga menjadi observator yang melaksanakan pembelajaran bersama peneliti di kelas. Penelitian ini melibatkan kerjasama guru dan peneliti dalam hal apapun yang bersangkutan dengan penelitian tersebut. Peneliti sendiri adalah seorang mahasiswi semester VIII jurusan PGMI FITK Sunan Ampel Surabaya. I. Uji Validitas dan Reliabilitas Data 1. Uji Validitas Validitas merupakan syarat yang terpenting dalam suatu alat evaluasi. Suatu teknik evaluasi dikatakan mempunyai validitas yang tinggi (disebut valid) jika teknik evaluasi atau tes itu dapat mengukur apa yang sebenarnya akan diukur. 45 Uji validitas sangat diperlukan dalam sebuah penelitian agar data-data yang diperoleh selama pelaksanaan penelitian benar-benar bisa di pertanggung jawabkan. Uji validitas pada penelitian ini dilakukan menggunakan uji validitas isi. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. Oleh karena materi yang diajarkan tertera dalam kurikulum maka validitas isi ini sering juga disebut validitas kurikuler. 46 Validitas isi telah dilakukan oleh Expert Judgment yaitu : a. Sihabuddin, M.Pd.I yaitu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya. 45 Muhammad Baihaqi, et.al., Evaluasi Pembelajaran (Surabaya: LAPIS PGMI, 2008), 9.8. 46 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Yogyakarta: Bumi Aksara, Cet. Ke-11), 64.

58 2. Hasil Uji Validitas Hasil uji validitas isi yang sudah dilakukan oleh Expert Judgment mendapatkan penilaian secara umum dengan skor rata-rata 3 dan dinyatakan bahwa instrumen pembelajaran tersebut dapat digunakan dengan revisi kecil, hasil validasi dapat dilihat dilampiran.