PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL VIDEO PEMBACAAN CERPEN BERMUATAN BUDAYA NASIONAL INDONESIA UNTUK KOMPETENSI MENELAAH KARYA SASTRA BAGI PEMELAJAR BIPA

dokumen-dokumen yang mirip
KEDUDUKAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti

PERANAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS D.Syahruddin. Kata Kunci: Media Gambar, Pembelajaran Menulis

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media

TUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN :

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa menduduki fungsi utama sebagai alat komunikasi dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. penjumlahan dan pengurangan bilangan ini merupakan materi dasar pada. matematika digunakan oleh manusia dalam kehidupannya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya

PERAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS TEKS DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH

BAB VI MEDIA PENGAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia laninnya.

BAB I PENDAHULUAN. pendayagunaan sumber daya manusia (SDM) sebagai tenaga pengisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. berkaitan dengan indera pendengar, dimana pesan yang disampaikan

PEMANFAATAN SASTRA SEBAGAI BAHAN AJAR PENGAJARAN BIPA

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan penerapannya (teknologi), termasuk sikap dan nilai yang terdapat didalamnya.

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. dan gaya penulisan. Menulis merupakan suatu kemampuan berbahasa yang

MEDIA GAMBAR SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI PADA SISWA SEKOLAH DASAR Oleh: Arif Mustofa*

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INSTRINSIK PADA CERPEN MELALUI MEDIA AUDIOVISUAL. Yuni Setiarini

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

PENGARUH MEDIA AUDIO DIDUKUNG MEDIA BAGAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR CERITA SISWA KELAS V SDN CAMPUREJO 2 KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN. Setelah data dipaparkan dan menghasilkan beberapa temuan, maka perlu

Hakikat Media Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

membuat siswa semakin malas dalam belajar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Mathias dan Habein (Mathias & Habein, 2000:15), mempelajari huruf kanji

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN PEMANFAATAN LAGU RELIGI CIPTAAN LETTO PADA SISWA KELAS X MA SALAFIYAH PENJALINAN MAGELANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari Medium

I. PENDAHULUAN. pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses

Oleh : ATENG SUDRAJAT NIM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN DIKTAT MENGGUNAKAN PERKAKAS TANGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL. Artikel. Oleh RIYANTO NIM

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL TAYANGAN TELEVISI CERMIN KEHIDUPAN TRANS 7

89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

Buku Teks Bahasa Indoneia Siswa Kelas VII SMP Negeri 11 Kota Jambi. Oleh Susi Fitria A1B1O0076

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Arsyad (2007:3) memaparkan pengertian media sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

kemanusiaan, nilai-nilai pendidikan, nilai-nilai kebudayaan dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Penggunaan Film Kartun Dalam Pengajaran Bahasa Arab Untuk Meningkatkan Kemampuan Mendengar. di STIT (Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah) Uluwiyah Mojokerto

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan (dalam PLPG, 2009: 28) Menulis atau mengarang adalah. wacana yang kemudian dileburkan menjadi tulisan.

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN Oleh BUDI WALUYO (Dosen STAI An-Nur Lampung)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X-2 SMA PGRI 1 KARANGMALANG SRAGEN TAHUN AJARAN 2009/2010.

BAB I PENDAHULUAN. pendapat Sumardjo (Mursini 2010:17) yang mengemukakan bahwa sastra adalah

PEMBELAJARAN SASTRA YANG KONTEKSTUAL DENGAN MENGADOPSI CERITA RAKYAT AIR TERJUN SEDUDO DI KABUPATEN NGANJUK

BAB I PENDAHULUAN. dasar, yaitu keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara

TINJAUAN PUSTAKA. Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari Medium yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dalam

PEMANFAATAN LINGKUNGAN DALAM PEMBELAJARAN Yuni Wibowo, S.Pd.

BAB. II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN MENJELANG LEBARAN, MBOK JAH, DAN DRS CITRAKSI DAN DRS CITRAKSA

PUSAT PENGEMBANGAN PENATARAN GURU BAHASA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

DWIJACENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rahayu Yulistia, 2013

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. Anak pada zaman sekarang umumnya lebih banyak menghabiskan waktu

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis adalah suatu aspek keterampilan berbahasa dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Latin bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran di sekolah. Pembelajaran menulis

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab ini disajikan uraian bahasan sesuai dengan hasil penelitian,

PENGARUH MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI MAKNA PUISI OLEH SISWA KELAS X SMA SWASTA MEDAN PUTRI MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN DENGAN MEDIA AUDIO PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 JATIPURO KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2008/ 2009

BAB II LANDASAN TEORI. orang menyatakan bahwa media merujuk pada perlengkapan yang. memiliki bagian-bagian yang rumit, seperti yang diungkapkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Kejadian-kejadian yang sudah dilegitimasikan dalam teks tidak bisa

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil

Transkripsi:

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL VIDEO PEMBACAAN CERPEN BERMUATAN BUDAYA NASIONAL INDONESIA UNTUK KOMPETENSI MENELAAH KARYA SASTRA BAGI PEMELAJAR BIPA Lerry Alfayanti 1, Sarwiji Suwandi 2, Retno Winarni 3 Pascasarjana Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta alfalerry@gmail.com 1, sarwijiswan@yahoo.com 2, winarniuns@yahoo.com 3 Abstrak Pembelajaran bahasa merupakan sebuah proses untuk menguasai sebuah bahasa. Keberhasilan sebuah proses pembelajaran bahasa dipengaruhi oleh dua unsur penting di dalamnya, yakni pengajar dan pemelajar. Begitu pula dalam pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) yang mengharuskan pemelajarnya menguasai keterampilan bahasa maupun sastra. Khususnya bagi pemelajar BIPA tingkat mahir. Proses pembelajaran akan dikatakan berhasil apabila kompetensi yang diajarkan oleh guru atau pengajar dapat dikuasai pemelajar dengan baik. Perlu adanya persiapan yang harus dilakukan oleh pengajar sebelum menyampaikan kompetensi kepada pemelajar. Apalagi bagi pemelajar BIPA, karya sastra pasti cukup asing bagi mereka meskipun tidak sedikit yang sudah mengenal tentang karya sastra di negaranya masing-masing. Untuk itu pengajar BIPA sebaiknya menggunakan berbagai trik inovatif pembelajaran yakni salah satunya dengan menerapkan media pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan diajarkan kepada pemelajar BIPA. Menelaah karya sastra cerpen sangat pas apabila diajarkan dengan menggunakan media audio visual berupa video. Media video adalah media yang menampilkan gambar, gerak, maupun suara sehingga akan lebih menarik bagi pemelajar BIPA untuk menontonnya, serta dengan memilih video pembacaan cerpen yang bermuatan budaya nasional Indonesia sekaligus memperkenalkan keragaman kebudayaan yang dimiliki oleh Indonesia kepada pemelajar BIPA. Kata kunci : media audio visual, video pembacaan cerpen, BIPA Pendahuluan Menurut (Kusmiatun, 2016: 37) menyatakan bahwa pembelajaran bahasa dilakukan guna meningkatkan kemampuan pembelajar dalam menguasai bahasa, baik secara lisan maupun tulis. Pembelajaran bahasa dapat berlangsung secara formal dan tidak. Adapun pembelajaran BIPA merupakan sebuah pembelajaran formal karena terselenggara di dalam kelas dengan adanya guru dan persiapan yang terencana. Ellis (1986: 19) menyatakan bahwa: Pemelajar BIPA adalah pemelajar asing yang memiliki latar belakang bahasa dan budaya berbeda dengan budaya bahasa yang dipelajarinya. Perbedaan bahasa dan budaya tersebut memiliki konsekuansi pada pemilihan materi bahasa Indonesia yang akan diajarkan kepada mereka, karena pemerolehan bahasa kedua, termasuk bahasa Indonesia untuk penutur asing, dipengaruhi secara kuat oleh bahasa pertama. 624

The 1 st Education and Language International Conference Proceedings Center for International Language Development of Unissula Pernyataan di atas didukung oleh pendapat (Kusmiatun, 2016: 42) yang mendefinisikan pembelajar BIPA, adalah orang yang belum dapat berbahasa Indonesia yang bisa jadi sudah menguasai bahasa lain dan baginya bahasa Indonesia adalah bahasa asing. Tingkat kemampuan pemelajar BIPA berbeda-beda, mulai pemelajar tingkat pemula sampai dengan pemelajar tingkat lanjut. Berdasarkan tingkatan kemampuan pemelajar BIPA tersebut, muncul berbagai macam materi BIPA. Materi yang dibelajarkan adalah materi yang sesuai dengan kebutuhan pemelajar BIPA. Dalam penggalian bahan ajar harus mempertimbangkan tingkat kemampuan pemelajarnya dan cakupan materi yang akan diajarkan. Pengajar dapat secara kreatif mengolah bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan pemelajar. Di Indonesia, banyak penulis yang menyusun materi ajar BIPA. Buku yang berisi materi-materi ajar tersebut sangatlah variatif baik dari segi aspek urutan maupun porsi materi yang digunakan (Kusimiatun, 2016: 44). Pengimplementasian materi ajar tersebut harus dibarengi dengan media pembelajaran yang sesuai. Media pembelajaran adalah alat yang dipakai sebagai saluran untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada pemelajar (Pringgawidagda, 2002: 145). Media pembelajaran tersebut dapat berupa audio, visual, maupun audio visual yang diterapkan dalam proses pembelajaran BIPA. Seperti dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia pada umumnya, pemelajar BIPA juga dituntut untuk menguasai empat keterampilan berbahasa yakni membaca, menulis, menyimak, maupun berbicara. Keempat keterampilan tersebut diajarkan oleh pengajar BIPA baik melalui pembelajaran bahasa maupun sastra. Pembelajaran sastra bagi pemelajar BIPA mulai diterapkan pada pemelajar BIPA tingkat mahir atau lanjut. Hal tersebut dibuktikan melalui buku ajar yang diterbitkan oleh PPSDK yang berjudul Sahabatku Indonesia disusun oleh Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada tahun 2016. Buku ajar yang diterbitkan ke dalam enam versi ini yakni A1, A2, B1, B2, C1, dan C2 ini digunakan sebagai acuan oleh pengajar BIPA di Indonesia. Adapun buku ajar C2 pada unit 7 terdapat kompetensi sastra yang harus diajarkan kepada pemelajar BIPA tingkat mahir yakni menelaah karya sastra. Karya sastra yang ditelaah dalam kompetensi ini antara lain cerpen, puisi, maupun pantun. Untuk menelaaah sebuah karya sastra dalam hal ini cerpen diperlukan pemahaman khusus mengenai struktur penyusunnya. Oleh karena itu pemanfaatan media pembelajaran dirasa sangat perlu dilakukan. Dalam hal kompetensi menelaah karya sastra ini yang merupakan materi cukup sulit dan baru bagi pemelajar BIPA maka perlu adanya perencanaan matang untuk mengajarkannya. Melalui pemanfaatan media pembelajaran audio visual video pembacaan cerpen diharapkan pemelajar BIPA akan lebih memiliki pemahaman untuk mencapai kompetensi menelaah karya sastra. Media video tersebut tentunya tidak sembarang video melainkan media audio visual yang khusus dirancang guna pembelajaran kompetensi menelaah karya sastra. Media yang dapat dinikmati secara mata dan telinga tersebut sekaligus menjadi sarana untuk memperkenalkan budaya Indonesia kepada pemelajar BIPA. Hal itu dilakukan melalui cerpen-cerpen yang dibacakan dalam video akan bermuatan budaya nasional Indonesia baik dari segi tema, latar, maupun isi yang dicerminkan melalui tokoh. Hasil dan Pembahasan Berdasarkan paparan latar belakang tersebut di atas, maka ada tiga pokok bahasan yang menjadi fokus dalam artikel ini yakni hakikat media audio visual, video 625

May 2017, p.624-629 pembacaan cerpen yang bermuatan budaya nasional Indonesia, dan penerapannya dalam mencapai kompetensi menelaah karya sastra, khususnya cerpen. Hakikat Media Audio Visual Bentuk dan jenis media pembelajaran sangat beragam. Dari berbagai aneka ragam media tersebut maka dapat dijumpai berbagai macam klasifikasi jenis media pembelajaran. Menurut Nana Sudjana & Ahmad Rifai (2002: 3-4) ada beberapa jenis media pembelajaran yang biasa digunakan dalam proses pengajaran, yaitu: (1) media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster, kartun, komik, dan lainlain. Media grafis juga sering disebut media dua dimensi karena media ini mempunyai ukuran panjang dan lebar; (2) media tiga dimensi, yaitu dalam bentuk model seperti model padat (solid model), model penampang, model susun, model kerja, mock up, diorama, dan lain-lain; (3) media proyeksi seperti slide, film strips, film, penggunaan OHP dengan transparasi, dan lain-lain; dan (4) lingkungan, yaitu segala sesuatu yang ada disekitar siswa, pasar, kebun, pedagang, perilaku guru, hewan dan lain-lain. Pendapat lain oleh Nasution (2008: 101) alat pendidikan seperti fotografi, gramofon, film, film strip, sampai kepada radio, televisi, komputer, laboratorium bahasa, video, dan sebagainya. Pada dasarnya pengelompokan-pengelompokan media seperti di atas bertujuan untuk memberi kemudahan bagi para pengguna media dalam memanfaatkan media dan bagi para petugas media dalam mengelola media pembelajaran sehingga dapat memberi masukan yang positif agar media pembelajaran dimanfaatkan dengan baik. Dalam hal ini peneliti memilih jenis media audiovisual video pembacaan cerpen, yakni video yang berisikan pembacaan teks cerita pendek bermuatan budaya nasional Indonesia. Media audiovisual adalah sarana atau media yang utuh untuk mengkolaborasi bentuk-bentuk visual dengan audio. Menurut Bahri dan Aswan (2002: 141) media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan lebih baik karena mencakup dua aspek media sekaligus. Adapun pembagian dari media audiovisual terbagi menjadi 2 bagian yaitu: 1) Audiovisual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti film bingkai suara (sound slides), film rangkai suara, cetak suara. 2) Audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video-cassette. Media audiovisual ini biasanya berupa film atau video yang dapat mempermudah pengajar menjelaskan sebuah materi pembelajaran karena pemelajar dapat langsung mengamatinya lewat tanyangan video yang diputarkan oleh pengajar. Menurut Azhar (2004: 30) penggunaan teknologi audiovisual adalah cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Rinanto (1982: 21) menambahkan media audiovisual adalah suatu media yang terdiri dari media visual yang disinkronkan dengan media audio yang sangat memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah antara guru dan anak didik di dalam proses belajar mengajar. Atau dengan kata lain, media audiovisual merupakan perpaduan yang saling mendukung antara gambar dan suara yang mampu menggugah perasaan dan pemikiran bagi yang melihatnya. Jadi, pengajaran melalui audiovisual adalah produksi dan penggunaan materi yang penerapannya melalui pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung kepada pemahaman kata atau simbol-simbol yang serupa. 626

The 1 st Education and Language International Conference Proceedings Center for International Language Development of Unissula Masih menurut Rinanto, (1982: 52-56) penggunaan media audiovisual dalam pembelajaran dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1) Pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga motivasi pemelajar lebih meningkat dan mampu menghilangkan kejenuhan. 2) Pemelajar lebih banyak melakukan kegiatan belajar seperti mengamati, mendengar dan melakukan demonstrasi. 3) Mampu melatih taraf berpikir pemelajar dari yang konkret ke abstrak, dari berpikir sederhana ke berpikir yang komplek. 4) Pemelajar mampu menghubungkan pesan visual dengan pengalaman-pengalaman yang dimiliknya. Selain itu, media audiovisual juga mempunyai kepraktisan antara lain: (1) dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki pemelajar, (2) dapat melampaui batas ruang dan waktu, (3) memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara pemelajar dengan lingkungannya, (4) memberikan keseragaman pengamatan, (5) dapat menanamkan konsep dasar yang besar, konkret dan realistis, (6) membangkitkan keinginan dan minat baru, dan (7) memberikan pengalaman yang integral dari yang konkret sampai ke abstrak, (Rinanto, 1982: 52-56). Menurut Arsyad (2004: 30) ciri-ciri utama teknologi media audiovisual adalah (1) bersifat linier, (2) dinamis, (3) sudah ditetapkan sebelumnya, (4) merupakan representasi fisik dari gagasan yang nyata atau gagasan abstrak, (5) dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme dan kognitif, dan (6) umumnya berorientasi kepada guru dengan tingkat pelibatan interaktif pemelajar yang rendah. Video Pembacaan Cerpen Bermuatan Budaya Nasional Indonesia Cerpen berdasarkan makna katanya, yaitu cerita berbentuk prosa yang relatif pendek (Sumardjo & Saini K.M., 1994: 30). Mereka juga menyatakan bahwa Kata pendek dalam batasan ini tidak jelas ukurannya. Ukuran pendek di sini dapat diartikan sebagai cerpen habis dibaca sekali duduk dalam waktu kurang dari satu jam. Dikatakan pendek juga karena genre ini hanya mempunyai efek alur tunggal, karakter, plot, dan setting yang terbatas, tidak beragam dan tidak kompleks. Sedangkan Rahmanto dan Hariyanto (1998:1.26) mengemukakan bahwa ciri khas dalam suatu cerpen bukan menyangkut panjang pendeknya tuturan, berapa jumlah kata dan halaman untuk mewujudkannya, tetapi terlebih pada lingkup permasalahan yang ingin disampaikannya. Lebih lanjut Rahmanto dan Hariyanto (1998:1.29) menegaskan bahwa suatu karya sastra dapat dogolongkan ke dalam bentuk cerpen apabila kisahan dalam cerpen tersebut memberikan kesan tunggal yang dominan, memusatkan diri pada satu tokoh atau beberapa orang tokoh dalam satu situasi, dan pada satu saat. Kriterianya bukan berdasarkan panjang pendeknya halaman yang dipergunakan, tetapi lebih pada peristiwa yang tunggal, dan diarahkan pada peristiwa yang tunggal itu. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa cerpen adalah prosa pendek yang mengisahkan tentang sepenggal kehidupan tokoh dalam situasi tertentu dengan konflik tunggal yang tidak merubah nasib kehidupan tokoh. Adapun teks cerpen memiliki unsur intrinsik maupun ekstrinsik yang membangun dari dalam dan luar. Unsur intrinsik teks cerpen yakni berupa tema, tokoh dan penokohan, alur, latar dan setting, amanat, dan sudut pandang. Sedangkan unsur ekstrinsik berasal dari luar antara lain latar belakang pengarang, sosial, ekonomi, dan lain sebagainya. 627

May 2017, p.624-629 Cerpen diajarkan kepada pemelajar BIPA tingkat mahir, hal tersebut sesuai dengan buku ajar terbitan PPSDK yakni C2. Untuk itulah perlu adanya pemilihan materi ajar cerpen serta media penyampaian teks cerpen yang berbeda sehingga pemelajar BIPA akan lebih mudah mencapai kompetensi tersebut. Video pembacaan teks cerpen dirasa cocok oleh penulis untuk membelajarkan cerpen kepada pemelajar BIPA. Hal tersebut karena pemelajar BIPA yang notabene memiliki keragaman kemampuan menangkap pembelajaran bahasa Indonesia membutuhkan cara khusus untuk mempelajari Bahasa Indonesia. Salah satunya dengan pembacaan video cerpen, dengan melihat dan mendengarkan secara langsung pembacaan teks cerpen disertai dengan ilustrasi khusus maka pemelajar BIPA akan memiliki ketertarikan terhadap teks cerpen tersebut dan memudahkan untuk menelaahnya. Sehingga nantinya akan menumbuhkan apresiasi sastra pada diri pemelajar BIPA. Video pembacaan teks cerpen menurut gagasan penulis di sini bukanlah video pembacaan cerpen biasa namun cerpen-cerpen yang dibacakan dalam video bermuatan budaya nasional Indonesia. Hal tersebut dilakukan sekaligus untuk lebih memperkenalkan budaya Indonesia kepada pemelajar BIPA yang sebagian besar juga memiliki tujuan belajar BIPA untuk mengenal budaya Indonesia. Video pembacaan cerpen tersebut dipilih secara khusus oleh penulis dengan menyesuaikan pada kompetensi yang akan dicapai. Muatan budaya nasional itu terealisasi lewat tema, tokoh, serta latar maupun setting. Tema dari video pembacaan tersebut berupa tematema yang mengandung unsur budaya nasional misalnya mengangkat tentang tema batik, acara-acara adat di Indonesia, serta cerpen yang masih menjunjung tinggi kearifan lokal budaya Indonesia. Tidak hanya itu muatan budaya di sini dapat diperlihatkan melalui ilustrasi teks cerpen yang menojolkan latar dan setting tempattempat penting di Indonesia. Adapun melalui tokoh dan penokohan mencerminkan karakter orang Indonesia asli yang masih sarat dengan adat ketimuran serta menjunjung tinggi norma-norma yang ada. Video pembacaan cerpen yang ditampilkan tidak perlu berdurasi waktu terlalu lama namun disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran komptensi menelaah karya sastra. Penerapan Media Audio Visual Video Pembacaan Cerpen Bermuatan Budaya Nasional Indonesia Pada bahasan ketiga ini penulis akan memaparkan bagaimana penerapan media audio visual video pembacaan cerpen bermuatan budaya nasional Indonesia tersebut bagi pemelajar BIPA. Penggunaan media audio visual tersebut pastinya dilakukan saat proses pembelajaran menelaah karya sastra berlangsung. Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran pengajar wajib mempersiapkan perangkat pembelajaran terlebih dahulu. Perangkat tersebut berupa rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan dilakukan sesuai dengan kompetensi yang akan diajarkan. Adapun untuk menelaah karya sastra yakni cerpen dengan menggunakan media audio visual gagasan dari penulis ini lebih dahulu dituliskan dalam RPP yang dibuat oleh pengajar BIPA. Pengajar juga harus membuat langkah-langkah kegiatan pembelajaran menggunakan media audio visual video pembacaan cerpen bermuatan budaya nasional Indonesia. Penggunaan media tersebut harus dibarengi pula dengan model, metode, maupun teknik yang sesuai agar pembelajaran menjadi lebih menarik. Pemelajar BIPA yang dalam hal ini dituntut untuk dapat menguasai kompetensi menelaah karya sastra diharapkan akan mencapai tujuan pembelajaran yakni mampu mengapresiasi sebuah karya sastra, khususnya cerpen. Video yang diputarkan dalam pembelajaran ini durasinya pun harus diperhitungkan. Tidak perlu menggunan video yang berdurasi terlalu panjang karena akan menimbulkan kesulitaan pemahaman bagi pemelajar BIPA. Yang terpenting muatan budaya nasional Indonesia dapat benar- 628

The 1 st Education and Language International Conference Proceedings Center for International Language Development of Unissula benar terlihat dan mampu menarik pemelajar BIPA untuk bersemangat dalam mengikuti pembelajaran menelaah dan mengapresiasi karya sastra. Adapun di RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) hendaknya juga dirancang penilaian atau alat evaluasi yang akan dilakukan oleh pengajar pada kompetensi tersebut. Hal ini penting dilakukan agar pengajar mampu mengetahui sejauh mana keberhasilan penerapan media audio visual tersebut untuk kompetensi menelaah karya sastra. Karena tujuan dari digagasnya media ini yakni sebagai alat untuk memudahkan pemelajar BIPA mempelajari telaah sekaligus apresiasi karya sastra serta lebih mengenal budaya nasional Indonesia melalui media video pembacaan cerpen yang ditampilkan. Penutup Berdasarkan pokok bahasan di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran BIPA juga membutuhkan sarana dan media-media khusus untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia. Apalagi dalam kompetensi menelaah karya sastra yang notabene masih merupakan hal yang baru bagi pemelajar BIPA meskipun mungkin di negara mereka ada karya sastra. Untuk itu pengajar BIPA sebaiknya menggunakan berbagai trik inovatif pembelajaran salah satunya dengan menerapkan media pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang akan diajarkan kepada pemelajar. Menelaah karya sastra cerpen sangat pas apabila diajarkan dengan menggunakan media audio visual berupa video yang merupakan media pembelajaran yang menampilkan gambar, gerak, maupun suara sehingga akan lebih menarik bagi pemelajar BIPA untuk menontonnya, serta dengan memilih video pembacaan cerpen yang bermuatan budaya nasional Indonesia sekaligus memperkenalkan keragaman kebudayaan yang dimiliki oleh Indonesia kepada pemelajar BIPA. References Azhar, Arsyad. (2004). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. Djamarah, dan Aswan Zain. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Ellis, Rod. (1986). Understanding Second Language Acquisition. Oxford: Oxford University Press. Kusmiatun, Ari. (2016). Mengenal BIPA dan Pembelajarannya. Yogyakarta: K- Media. Nasution, S. (2008). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara. Pringgawidagda, Suwarna. (2002). Strategi Penguasaan Berbahasa. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa. Rahmanto, B. dan Hariyanto, P. (1998). Materi Pokok Cerita Rekaan dan Drama. Jakarta: Depdikbud. Rinanto, Andre. (1982). Peranan Media Audio Visual dalam Pendidikan. Yogyakarta: Yayasan Kanesius. Sudjana, Nana & Ahmad Rivai. 2002. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru. Sumardjo,Jacob & Saini K.M. (1994). Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: PT Gramedia. Bandung: Bumi Aksara. 629