BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
Perancangan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan untuk Penerimaan Beasiswa dengan Metode SAW (Simple Additive Weighting)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Simplikasi. Asumsi. Validasi model. Verifikasi, pengujian yang diusulkan. Implementasi solusi Gagal

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA DI SMA NEGERI 6 PANDEGLANG

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT (Studi kasus: Universitas Sari Mutiara Indonesia)

Kata Kunci : Fuzzy MADM, SAW, kriteria, beasiswa.

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT (Studi kasus: Universitas Sari Mutiara Indonesia)

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Lokasi Gudang di Perusahaan dengan Metode Weighted Product

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PASKIBRAKA

Sistem Pendukung Keputusan Dalam Menentukan Dosen Pembimbing Skripsi

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009) ISSN: Yogyakarta, 20 Juni 2009

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

DECISION SUPPORT SYSTEM FOR DETERMINING SCHOLARSHIP RECIPIENTS USING TOPSIS FMADM METHOD

PENENTUAN PENERIMA BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY MULTIPLE ATRIBUTE DECISSION MAKING.

IMPLEMENTASI SISTEM REKOMENDASIAN PENERIMAAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN FMADM

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom) Pada Program Studi Sistem Informasi OLEH :

BAB 2 LANDASAN TEORI

SISTEM REKOMENDASI PEMBERHENTIAN HUBUNGAN KERJA MENGGUNAKAN FUZZY MULTIPLE ATTRIBUTE DECISION MAKING METODE SIMPLE ADDTIVE WEIGHTING (SAW) SKRIPSI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN STAF PENGAJAR MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA MENGGUNAKAN METODE FMADM (STUDI KASUS: MAHASISWA FKIP UMN AL-WASHLIYAH MEDAN) ABSTRACT

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELULUSAN UJIAN SARINGAN MASUK JALUR PMDK BERDASARKAN NILAI RATA-RATA MATEMATIKA DAN BAHASA INGGRIS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi Sistem, Keputusan dan Sistem Pendukung Keputusan

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN LOKASI PERUMAHAN DI KABUPATEN PRINGSEWU MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN TABLET

BAB 2 LANDASAN TEORI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PESERTA KAPAL PEMUDA NUSANTARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT (WP)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Definisi Sistem, Keputusan dan Sistem Pendukung Keputusan

Gus melia Testiana. IAIN Raden Fatah, Palembang, Indonesia

Volume : II, Nomor : 1, Pebruari 2014 Informasi dan Teknologi Ilmiah (INTI) ISSN : X

APLIKASI PENENTUAN NILAI KEDISIPLINAN DAN LOYALITAS UNTUK REKOMENDASI NILAI BONUS SALESMAN DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING SKRIPSI

Multi-Attribute Decision Making

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PEMBELIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN METODE SAW

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN DUTA MAHASISWA GENERASI BERENCANA BKKBN DENGAN METODE WEIGHTED PRODUCT (WP)

UKDW BAB I PENDAHULUAN

PENENTUAN PENERIMA BEASISWA BERDASARKAN KRITERIA PADA UIN RADEN FATAH PALEMBANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Oleh : Tutut Maitanti*, Ema Utami**, Emha Taufiq Luthfi**

PENENTUAN SISWA BERPRESTASI PADA SMK WIDYA YAHYA GADINGREJO DENGAN METODE SAW

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA DIKLAT DENGAN FUZZY MADM

SISTEM SELEKSI BEASISWA SMA NEGERI 2 BAE KUDUS DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) ABSTRAK

SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN SELEKSI DANA BANTUAN REHABILITASI BANGUNAN UNTUK SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN PRINGSEWU

BAB 2 LANDASAN TEORI

PEMODELAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN FUZZY AHP DALAM PENENTUAN PENERIMAAN BEASISWA

Kata kunci: Sistem Pendukung Keputusan (SPK), Fuzzy, SMA, SAW, dan Beasiswa

Penerapan Metode Simple Additive Weighting (SAW) pada Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Lokasi untuk Cabang Baru Toko Pakan UD.

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MAHASISWA BERPRESTASI DI STIKES MUHAMMADIYAH PRINGSEWU DENGAN METODE SAW

PENGEMBANGAN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENENTUAN PEMBERIAN BEASISWA TINGKAT SEKOLAH

METODE FUZZY SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN KUALITAS KULIT ULAR UNTUK KERAJINAN TANGAN (STUDI KASUS : CV. ASIA EXOTICA MEDAN)

Sistem Informasi Penilaian Supplier Komputer Menggunakan Metode Fuzzy Multiple Attribute Decision Making Dengan Simple Additive Weighting

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. melakukan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) baik tingkat SMK/sederajat

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN KUALITAS PELAYANAN PADA APOTEK AMONG ROGO ADILUWIH. Febriana 1, Dedi Irawan 2

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN FUZZY MULTIPLE ATTRIBUTE DECISION MAKING (FMADM) DENGAN METODE SAW

Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Beasiswa Pendidikan Menggunakan Metode Simple Additive Weighting

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Abstract. Keywords: Scholarship, Fuzzy MADM, SAW, Criteria.

Kata Kunci: Guru, Decision support systems, MADM, SAW. 1. Pendahuluan

PENERAPAN METODE FUZZY SIMPLE ADDITIVE WAIGHTING (FSAW) DALAM PENENTUAN PERANKINGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KABUPATEN PRINGSEWU

FMDAM FMDAM. Simple Additive Weighting (SAW) Charitas Fibriani, M.Eng

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN PEMASOK NATA DE COCO DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

RANCANGAN SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PILIHAN PRODUK LAPTOP MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHT (SAW)

SISTEM PEMBERIAN BEASISWA DENGAN MENERAPKAN FMADM (FUZZY MULTIPLE ATTRIBUTE DECISION MAKING) DAN SAW (SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING) Delpiah Wahyuningsih

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem berasal dari bahasa Latin (Systema) dan bahasa Yunani (Sustema) membentuk satu kesatuan untuk mencapai sebuah tujuan.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN SISWA TELADAN DI SDN 5 TUNGGUL PAWENANG. Beta Wulan Asmara 1, Dedi Irawan 2

PENENTUAN PRODUK KERAJINAN UNGGULAN DENGAN MENGGUNAKAN MADM-SAW. Fera Tri Wulandari 1*, Setiya Nugroho 1

BAB 2 LANDASAN TEORI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN MOTOR BEBEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IMPLEMENTASI METODE WEIGHTED PRODUCT DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN TUNJANGAN PROFESI GURU DI KABUPATEN NGAWI

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Perguruan Tinggi Menggunakan Fuzzy Multi Attribute Decision Making (FMADM) dan Simple Additive Weighting (SAW)

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENENTUAN KUALITAS TELUR AYAM RAS PADA PETERNAKAN MULAWARMAN GADINGREJO DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAW (Simple Additive Weighting)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN LOKASI PERUMAHAN IDEAL MENGGUNAKAN METODE FUZZY SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

BAB II TEORI PENUNJANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dosen merupakan tenaga akademik yang bertugas merencanakan dan

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Konsumen tidak hanya menginginkan produk yang berkualitas,

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BEASISWA DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENYELEKSIAN CALON SISWA BARU DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) PADA SMA NEGERI 1 SINGKIL

Jurnal Teknik Informatika, Vol 1 September Aplikasi Tutorial Sistem Pendukung Keputusan Menggunakan Metode Simple Additive Weighting

FUZZY MADM DALAM EVALUASI PROGRAM STUDI MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIF WEIGHTING

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

UJIAN TUGAS AKHIR SELEKSI SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN METODE TOPSIS FUZZY MADM (STUDI KASUS PT. GIRI SEKAR KEDATON, GRESIK)

MADM-TOOL : APLIKASI UJI SENSITIVITAS UNTUK MODEL MADM MENGGUNAKAN METODE SAW DAN TOPSIS.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PROMOSI JABATAN PEGAWAI PADA BMKG MARITIM SEMARANG.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Aplikasi Tutorial Sistem Pendukung Keputusan Menggunakan Metode Simple Additive Weighting

PENENTUAN PENERIMA BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY MADM

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Bayu Erlangga 1, Elisabet Y.A 2

9/22/2011. Bahan Kuliah : Topik Khusus

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2013) ISBN

Transkripsi:

4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Model Model adalah pola (contoh, acuan, ragam) dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan (Departemen P dan K, 1984:75). Definisi lain dari model adalah abstraksi dari sistem sebenarnya, dalam gambaran yang lebih sederhana serta mempunyai tingkat persentase yang bersifat menyeluruh, atau model adalah abstraksi dari realitas dengan hanya memusatkan perhatian pada beberapa sifat dari kehidupan sebenarnya (Simamarta, 1983). Jenis-jenis model dapat dibagi dalam lima kelas yang berbeda: 1. Kelas I, pembagian menurut fungsi : a. Model deskriptif: hanya menggambarkan situasi sebuah sistem tanpa rekomendasi dan peramalan. Contoh : peta organisasi b. Model prediktif: model ini menunjukkan apa yang akan terjadi, bila sesuatu terjadi. c. Model normatif: model yang menyediakan jawaban terbaik terhadap satu persoalan. Model ini memberi rekomendasi tindakan-tindakan yang perlu diambil. Contoh: model budget advertensi, model economics, model marketing. 2. Kelas II, pembagian menurut struktur. a. Model Ikonik : adalah model yang menirukan sistem aslinya, tetapi dalam suatu skala tertentu. Contoh : model pesawat.

5 b. Model Analog : adalah suatu model yang menirukan sistem aslinya dengan hanya mengambil beberapa karakteristik utama dan menggambarkannya dengan benda atau sistem lain secara analog. Contoh : aliran lalu lintas di jalan dianalogikan dengan aliran air dalam sistem pipa. c. Model Simbolis: adalah suatu model yang menggambarkan sistem yang ditinjau dengan simbol-simbol biasanya dengan simbol-simbol matematis. Dalam hal ini sistem diwakili oleh variabel-variabel dari karakteristik sistem yang ditinjau. 3. Kelas III, pembagian menurut referensi waktu. a. Statis : model statis tidak memasukkan faktor waktu dalam perumusannya. Model statis menggambarkan fenomena kejadian pada saat ini. Model statis komparatif merupakan model yang membandingkan beberapa fenomena dengan kejadian yang berbeda dalam suatu waktu. b. Dinamis : mempunyai unsur waktu dalam perumusannya. Model dinamis merupakan model yang dapat dikembangkan untuk menunjukkan perubahan Over Time permintaan dan pasokan. Model ini juga merefleksikan perubahan melalui simulasi ataupun berdasarkan waktu real dan menghitung komponen secara konstan dengan memasukkan beberapa alternatif tindakan yang akan datang (McGarney dan Hannon 2004). 4. Kelas IV, pembagian menurut referensi kepastian. a. Deterministik: dalam model ini pada setiap kumpulan nilai Input, hanya ada satu Output yang unik, yang merupakan solusi dari model dalam keadaan pasti. b. Probabilistik: model probabilistik menyangkut distribusi probabilistik dari Input atau proses dan menghasilkan suatu deretan harga bagi paling tidak satu variabel Output yang disertai dengan kemungkinan - kemungkinan dari harga - harga tersebut. 2.2 Multi Atribut Dicision Making Multiple Attribute Decision Making (FMADM) adalah suatu metode yang digunakan untuk mencari alternatif optimal dari sejumlah alternatif dengan kriteria tertentu. Inti

6 dari FMADM adalah menentukan nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian dilanjutkan dengan proses perankingan yang akan menyeleksi alternatif yang sudah diberikan. Pada dasarnya, ada 3 pendekatan untuk mencari nilai bobot atribut, yaitu pendekatan subyektif, pendekatan obyektif dan pendekatan integrasi antara subyektif & obyektif. Masing-masing pendekatan memiliki kelebihan dan kelemahan. Pada pendekatan subyektif, nilai bobot ditentukan berdasarkan subyektifitas dari para pengambil keputusan, sehingga beberapa faktor dalam proses perankingan alternatif bisa ditentukan secara bebas. Sedangkan pada pendekatan obyektif, nilai bobot dihitung secara matematis sehingga mengabaikan subyektifitas dari pengambil keputusan. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah FMADM. Antara lain: a. Simple Additive Weighting Method (SAW) b. Weighted Product (WP) c. ELECTRE d. Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS). e. Analytic Hierarchy Process (AHP) 2.3 Sistem Pendukung Keputusan Sistem pendukung keputusan adalah sistem penghasil informasi yang ditujukan pada suatu masalah tertentu yang harus dipecahkan oleh manajer dan dapat membantu manajer dalam pengambilan keputusan (Leod, 1995). Sistem pendukung keputusan merupakan bagian tak terpisahkan dari totalitas sistem organisasi keseluruhan. Suatu sistem organisasi mencakup sistem fisik, sistem keputusan dan sistem informasi (Suryadi, 2002). Bertolak dari pemikiran di atas, maka kelancaran fisik sangat dipengaruhi oleh mekanisme pengaturan yang dijalani. Rangkaian pengaturan sistem fisik ini distrukturkan dalam sistem manajemen yang tidak lain merupakan sistem yang menghasilkan keputusan yang diperlukan guna menjamin kelancaran sistem fisik. Oleh karena sistem manajemen ini menghasilkan sejumlah keputusan, maka sering pula sistem manajemen disebut sistem keputusan. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, sistem keputusan tidak bisa dipisahkan dari sistem fisik maupun sistem

7 informasi. Kompleksitas sistem secara fisik menuntut adanya sistem keputusan yang kompleks pula. Ciri utama dari sistem pendukung keputusan adalah kemampuannya untuk menyelesaikan masalah - masalah yang tidak terstruktur. Pada dasarnya sistem pendukung keputusan merupakan pengembangan lebih lanjut dari sistem manajemen terkomputerisasi yang dirancang sedemikian rupa sehingga bersifat interaktif dengan pemakainya. Sifat interaktif ini dimaksudkan untuk memudahkan integrasi antara berbagai komponen dalam proses pengambilan keputusan seperti prosedur, kebijakan, teknis, analisis, serta pengalaman dan wawasan manajerial guna membentuk suatu kerangka keputusan yang bersifat fleksibel. Sistem pendukung keputusan adalah suatu pendekatan sistematis pada hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta - fakta penentu yang matang dari alternatif yang dihadapi dan pengambilan tindakan yang paling tepat (Suryadi, 2002). Sistem pendukung keputusan adalah suatu sistem berbasis komputer yang menghasilkan berbagai alternatif keputusan untuk membantu manajemen dalam menangani berbagai permasalahan yang terstruktur ataupun tidak terstruktur dengan menggunakan data dan model (Daihani, 2001). Untuk menghasilkan keputusan yang baik di dalam sistem pendukung keputusan, perlu didukung oleh informasi dan fakta - fakta yang berkualitas antara lain : a. Aksibelitas Atribut ini berkaitan dengan kemudahan mendapatkan informasi, informasi akan lebih berarti bagi pemakai kalau informasi tersebut mudah didapat, karena akan berkaitan dengan aktivitas dari nilai informasinya. b. Kelengkapan Atribut ini berkaitan dengan kelengkapan isi informasi, dalam hal ini isi tidak menyangkut hanya volume tetapi juga kesesuaian dengan harapan pemakai sehingga sering kali kelengkapan ini sulit diukur secara kuantitatif. c. Ketelitian Atribut ini berkaitan dengan tingkat kesalahan yang mungkin di dalam pelaksanaan pengolahan data dalam jumlah (volume) besar. Dua tipe kesalahan yang sering terjadi yaitu berkaitan dengan perhitungan.

8 d. Ketepatan Atribut ini berkaitan dengan kesesuaian antara informasi yang dihasilkan dengan kebutuhan pemakai. Sama halnya dengan kelengkapan, ketepatan pun sangat sulit diukur secara kuantitatif. e. Ketepatan waktu Kualitas informasi juga sangat ditentukan oleh ketepatan waktu penyampaian dan aktualisasinya. Misal informasi yang berkaitan dengan perencanaan harian akan sangat berguna kalau disampaikan setiap dua hari sekali. f. Kejelasan Atribut ini berkaitan dengan bentuk atau format penyampaian informasi. Bagi seorang pimpinan, informasi yang disajikan dalam bentuk grafik, histogram, atau gambar biasanya akan lebih berarti dibandingkan dengan informasi dalam bentuk kata - kata yang panjang. g. Fleksibilitas Atribut ini berkaitan dengan tingkat adaptasi dari informasi yang dihasilkan terhadap kebutuhan berbagai keputusan yang akan diambil dan terhadap sekelompok pengambil keputusan yang berbeda. 2.3.1. Tahapan pengambilan keputusan Untuk menghasilkan keputusan yang baik ada beberapa tahapan proses yang harus dilalui dalam pengambilan keputusan. Menurut Julius Hermawan (2005), proses pengambilan keputusan melalui beberapa tahap berikut : a. Tahap penelusuran Tahap ini pengambil keputusan mempelajari kenyataan yang terjadi, sehingga kita bisa mengidentifikasi masalah yang terjadi biasanya dilakukan analisis dari sistem ke subsistem pembentuknya sehingga didapatkan keluaran berupa dokumen pernyataan masalah. b. Tahap desain Dalam tahap ini pengambil keputusan menemukan, mengambangkan dan menganalisis semua pemecahan yang mungkin yaitu melalui pembuatan model

9 yang bisa mewakili kondisi nyata masalah. Dari tahapan ini didapatkan keluaran berupa dokumen alternatif solusi. c. Tahap choice Dalam tahap ini pengambil keputusan memilih salah satu alternatif pemecahan yang dibuat pada tahap desain yang dipandang sebagai aksi yang paling tepat untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi. Dari tahap ini didapatkan dokumen solusi dan rencana implementasinya. d. Tahap implementasi Pengambil keputusan menjalankan rangkaian aksi pemecahan yang dipilih di tahap choice. Implementasi yang sukses ditandai dengan terjawabnya masalah yang dihadapi, sementara kegagalan ditandai masih adanya masalah yang sedang dicoba untuk diatasi. Dari tahap ini didapatkan laporan pelaksanaan solusi dan hasilnya. 2.3.2. Komponen komponen sistem pendukung keputusan Sistem pendukung keputusan terdiri dari 3 komponen utama atau subsistem (Daihani, 2001) yaitu: a. Subsistem data Subsistem data merupakan komponen sistem pendukung keputusan penyedia data bagi sistem. Data dimaksud disimpan dalam suatu pangkalan data yang diorganisasikan suatu sistem yang disebut sistem manajemen pangkalan data (Data Base Manajemen System/DBMS). b. Subsistem model Pada subsistem model ini menggambarkan suatu model yang akan dibangun. c. Subsistem dialog Keunikan lainnya dari sistem pendukung keputusan adalah adanya fasilitas yang mampu mengintegrasikan sistem terpasang dengan pengguna secara interaktif. Fasilitas yang dimiliki oleh subsistem ini dapat dibagi atas 3 komponen yaitu :

10 a) Bahasa aksi yaitu suatu perangkat lunak yang dapat digunakan pengguna untuk berkomunikasi dengan sistem. Komunikasi ini dilakukan melalui berbagai pilihan media seperti keyboard, joystick dan key function. b) Bahasa tampilan yaitu suatu perangkat yang berfungsi sebagai sarana untuk menampilkan sesuatu. c) Basis pengetahuan yaitu bagian yang mutlak diketahui oleh pengguna sistem yang dirancang dapat berfungsi secara efektif (Daihani, 2000). Manajemen basis data manajemen basis model Peranti lunak Manajemen penyelenggaraan dialog Tugas Lingkungan USE Gambar 2.1, Komponen SPK Sumber: Daihani (2001) 2.4 Simple Additive Weighting Method (SAW) Metode SAW sering dikenal dengan istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut. Metode SAW dapat membantu dalam pengambilan keputusan suatu kasus, akan tetapi perhitungan dengan menggunakan metode SAW ini hanya yang menghasilkan nilai terbesar yang akan terpilih sebagai

11 alternatif yang terbaik. Perhitungan akan sesuai dengan metode ini apabila alternatif yang terpilih memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Metode SAW ini lebih efisien karena waktu yang dibutuhkan dalam perhitungan lebih singkat. Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada. Jika j adalah atribut keuntungan (benefit) Jika j adalah atribut biaya (cost) Di mana r ij adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternatif A i pada atribut C j ; i=1,2,,m dan j=1,2,,n. nilai preferensi untuk setiap alternatif (V i ) diberikan sebagai: Nilai V i yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif A i lebih terpilih. Sedangkan untuk kriterianya terbagi dalam dua kategori yaitu untuk bernilai positif termasuk dalam kriteria keuntungan dan yang bernilai negatif termasuk dalam kriteria biaya. Keterangan : A : Alternatif C : Kriteria W : Bobot Preferensi V : Nilai preferensi untuk setiap alternatif

12 X : Nilai Alternatif dari setiap kriteria 2.5 Fuzzy Database Model Tahani Metode Tahani merupakan salah satu metode yang digunakan pada logika fuzzy selain metode Sugeno dan Mamdani. Metode Tahani merupakan Metode yang menggunakan relasi standart, hanya saja model ini menggunakan teori himpunan Fuzzy untuk mendapatkan querynya (Hari Purnomo dan Sri Kusuma Dewi, 2004). Fuzzy Database Tetap menggunakan relasi standar, hanya saja model ini menggunakan teori himpunan fuzzy untuk mendapatkan querynya. Ada dua model fuzzy database yang digunakan diantaranya adalah Fuzzy Model Tahani, Fuzzy Model Umano (Edi Satriyanto, Workshop Fuzzy Aplikasi Logika Fuzzy Untuk Pendukung Keputusan,2002). Dengan menggunakan relasi standar, dapat dicari data karyawan dengan spesifikasi tertentu dengan menggunakan query. Misalnya diinginkan informasi tentang nama-nama karyawan yang usianya kurang dari 35 tahun dapat dilihat dalam Tabel 2.1, maka bisa diciptakan suatu query berikut: SELECT NAMA FROM KARYAWAN WHERE (umur < 35) Sehingga muncul nama-nama Lia, Kiki, dan Yoga. Apabila diinginkan informasi tentang nama-nama karyawan yang gajinya lebihdari 1 juta rupiah, maka bisa diciptakan query berikut: SELECT NAMA FROM KARYAWAN WHERE (gaji > 1000000) Sehingga muncul nama-nama iwan, Sari, Andi, Amir, dan Rian. Apabila diinginkan informasi tentang nama-nama karyawan yang masa kerjanya kurang dari atau sama dengan 5 tahun tetapi gajinya sudah lebih dari 1 juta rupiah, maka bisa diciptakan suatu query: SELECT NAMA FROM KARYAWAN WHERE MasaKerja<=5) and (Gaji > 1000000). Sehingga muncul nama-nama Andi dan Rian.

13 Tabel 2.1 Data Mentah Karyawan NIP Nama Tgl Lahir Th. Masuk Gaji/bln (Rp) 01 Lia 03-05-1972 1996 750.000 02 Iwan 23-09-1954 1985 1.500.000 03 Sari 12-12-1966 1988 1.255.000 04 Andi 05-03-1965 1998 1.040.000 05 Budi 04-12-1950 1990 950.000 06 Amir 18-11-1963 1989 1.600.000 07 Rian 28-05-1965 1997 1.250.000 08 Kiki 09-07-1971 2001 550.000 09 Alda 14-08-1967 1999 735.000 10 Yoga 17-09-1977 2000 860.000 Kemudian dari tabel Data mentah karyawan diolah menjadi suatu tabel temporer untuk menghitung umur karyawan dan masa kerjanya. Tabel tersebut diberi nama dengan tabel karyawan (Tabel 2.2) Tabel 2.2 Data Karyawan setelah diolah NIP Nama Umur (th) Masa Kerja (th)* Gaji/bln (Rp) 01 Lia 30 6 750.000 02 Iwan 48 17 1.500.000 03 Sari 36 14 1.255.000 04 Andi 37 4 1.040.000

14 05 Budi 42 12 950.000 06 Amir 39 13 1.600.000 07 Rian 37 5 1.250.000 08 Kiki 32 1 550.000 09 Alda 35 3 735.000 10 Yoga 25 2 860.000 2.6 Penelitian Terkait Pada beberapa riset yang dianggap terkait membahas di antaranya tentang penerimaan beasiswa dengan menerapkan metode Simple Additive Weighting (SAW), ditulis oleh Sri Eniyati (2011) dalam jurnalnya yang berjudul Perancangan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan untuk Penerimaan Beasiswa dengan Metode SAW (Simple Additive Weighting). Pada penelitian tersebut diangkat suatu kasus yaitu mencari alternatif terbaik berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan dengan menggunakan metode SAW (Simple Additive Weighting) Penelitian dilakukan dengan mencari nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian dilakukan proses perankingan yang akan menentukan alternatif yang optimal, yaitu siswa terbaik. Penelitian yang dilakukan oleh Ira Prasetyaningrum, dkk (2012) berjudul Sistem Pengambilan Keputusan Dinamis Pemilihan Calon Tenaga Kerja Dengan Menggunakan Metode AHP Berbasis Web, penelitian yang menggunakan metode AHP tersebut, dibangun untuk membantu melakukan penilaian terhadap calon tenaga kerja yang hasilnya dapat dijadikan masukan bagi pihak HRD dalam mengambil keputusan calon tenaga kerja yang paling layak diterima. Jasril, dkk (2011) dalam makalahnya yang diseminarkan dalam Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2011 berjudul Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Pemilihan Karyawan Terbaik Menggunakan Metode Fuzzy AHP (F-AHP) SPK yang bersifat dinamis dibangun berhasil menentukan pemilihan karyawan terbaik dengan F-AHP yang mendekati penilaian yang sebenarnya, di mana sistem dapat menangani jika terjadi perubahan/penambahan kriteria.

15 Dalam jurnal foristek, Pendekatan Triangluar Fuzzy Number dalam metode Analytic Hierarchy Process (Anshori, Y. 2012). Adapun langkah-langkah yang digunakan yaitu: Metode Analytic Hierarchy Process: a. Penyusunan prioritas b. Membuat matriks keputusan c. Uji konsistensi dan indeks rasio Transformasi Triangular Fuzzy number terhadap sekala AHP: a. Menentukan fuzzyfikasi perbandingan skala 1:9 kepentingan antara kriteria b. Analisa Fuzzy Synthetic (dipakai untuk perluasan suatu objek dalam memenuhi tujuan). Sedangkan pada jurnal ilmu komputer, Pemodelan sistem pendukung keputusan kelompok untuk diagnosa penyakit pneumonia dengan Fuzzy linguistik Quantifier dan AHP (Syaukani, M & Hartati, S. 2012). Adapun langkah langkah yang digunakan yaitu: a. Membuat tabel keputusan b. Menentukan nilai variabel linguistik gejala c. Nilai linguistik dipresentasikan dengan bilangan Fuzzy segi tiga d. Membentuk matriks keputusan e. Agregasi preferensi f. Melakukan tahap perankingan dengan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) Dari penjelasan kedua jurnal di atas yang berkenaan dengan fuzzy dan analytic Hierarchy Process (AHP), memberikan output yang berbeda. Dalam jurnal ilmiah foristek, pendekatan Triangular Fuzzy Number dalam metode Hierarchy Process (Anshori, Y. 2012). Dari hasil penelitiannya, menyatakan bahwa hasil perankingan yang diberikan oleh metode fuzzy AHP yaitu berbeda dengan hasil yang dilakukan cara manual, di mana hasil yang diberikan jauh lebih baik dari sebelumnya, khususnya dalam penentuan beasiswa PPA dan BBM. Sedangkan dalam jurnal ilmu komputer, Pemodelan sistem pendukung keputusan kelompok untuk diagnosa penyakit pneumonia dengan Fuzzy Linguistik

16 Quantifier dan AHP (Syaukani, M & Hartati, S. 2012). Berdasarkan dari hasil penelitian yang diperoleh yaitu mampu menetapkan penyakit dan jenis antibiotik sebagai hasil diagnosis penyakit pneumonia. 2.7 Perbedaan dengan riset lain Berdasarkan beberapa riset yang telah dilakukan sebelumnya, Peneliti menetapkan beberapa perbedaan dengan penelitian ini, yaitu: 1) Metode yang digunakan adalah kombinasi antara Fuzzy Tahani dengan Simple Additive Weighting. 2) Studi kasus yang digunakan adalah penyeleksian pengangkatan tenaga honorer menjadi pegawai negeri sipil di Kabupaten Bireuen. 2.8 Kontribusi Riset Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk pemodelan sistem keputusan adalah kombinasi antara Fuzzy Tahani dan Simple Additive Weighting, diharapkan dari penelitian ini akan didapatkan metode yang lebih efektif dalam pengambilan keputusan, di mana sebelum proses perankingan dilakukan, terlebih dahulu dilakukan penyeleksian data berdasarkan prioritas kebutuhan kriteria.