TINDAK TUTUR ILOKUSI DIREKTIF PADA TUTURAN KHOTBAH SALAT JUMAT DI LINGKUNGAN MASJID KOTA SUKOHARJO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui

Naskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

TINDAK SKRIPSI A Persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

Artikel Publikasi KESANTUNAN DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI NONFORMAL DI KALANGAN MAHASISWA PERGURUAN TINGGI SWASTA SE-RAYON SURAKARTA

TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA IKLAN SEPEDA MOTOR DI BOYOLALI. Naskah Publikasi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

REALISASI BENTUK TINDAK TUTUR DIREKTIF MENYURUH DAN MENASIHATI GURU-MURID DI KALANGAN ANDIK TK DI KECAMATAN SRAGEN WETAN. Naskah Publikasi Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal

LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH KOMPETENSI

TUTURAN EKSPRESIF PADA PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA DI BEBERAPA SD NEGERI KECAMATAN KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

TINDAK TUTUR IMBAUAN DAN LARANGAN PADA WACANA PERSUASI DI TEMPAT-TEMPAT KOS DAERAH KAMPUS

TINDAK KESANTUNAN KOMISIF PADA IKLAN KENDARAAN BERMOTOR DI WILAYAH SURAKARTA. Naskah Publikasi

TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA PERCAKAPAN PARA TOKOH OPERA VAN JAVA DI TRANS7. Naskah Publikasi Ilmiah

TINDAK TUTUR ILOKUSI DIREKTIF PADA TUTURAN KHOTBAH SALAT JUMAT DI LINGKUNGAN MASJID KOTA SUKOHARJO SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat S-1. Program Studi Pedidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa lisan dan bahasa tulis salah satu

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA KELAS VII B SMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA DALAM PROSES PEMBELAJARAN

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM SLOGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA. Naskah Publikasi

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

REALISASI TINDAK TUTUR REPRESENTATIF DAN DIREKTIF GURU DAN ANAK DIDIK DI TK 02 JATIWARNO, KECAMATAN JATIPURO, KABUPATEN KARANGANNYAR NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO

DIREKTIF. Naskah Publikasi A

BENTUK DAN POSISI TINDAK PERSUASIF DALAM WACANA SPANDUK DI LINGKUNGAN PEMERINTAHAN KOTA SURAKARTA: KAJIAN PRAGMATIK NASKAH PUBLIKASI

BENTUK DAN FUNGSI TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM PROSES PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA. Diajukan Oleh: SEPTIN ARIYANI A

Artikel Publikasi KESANTUNAN DIREKTIF DALAM PELAYANAN MASYARAKAT UMUM: STUDI KASUS DI LINGKUNGAN KEPOLISIAN POLSEK SERENGAN

ANALISIS TINDAK TUTUR PEDAGANG DI STASIUN BALAPAN SOLO NASKAH PUBLIKASI

KESANTUNAN BERTUTUR DI KALANGAN AWAK KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA BOYOLALI: TINJAUAN PRAGMATIK

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dalam tuturannya (Chaer dan Leoni. 1995:65).

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

ANALISIS KESANTUNAN IMPERATIF DALAM TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AT TAUBAH: KAJIAN PRAGMATIK NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA SISWA DI SMK NEGERI 9 SURAKARTA

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM BAHASA IKLAN KAMPANYE CALON ANGGOTA LEGISLATIF TAHUN 2014 DI BOYOLALI

TINDAK TUTUR KOMISIF PADA WACANA KAMPANYE TERBUKA DI KALANGAN BAKAL CALON KEPALA DESA DI KARANGANYAR NASKAH PUBLIKASI

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin

KAJIAN PRAGMATIK TERHADAP TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU SMA DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI KELAS

TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN KOMISIF PADA LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DI SMP NEGERI 2 COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR NASKAH PUBLIKASI

TINDAK PROVOKATIF DALAM SPANDUK DI WILAYAH KOTA SURAKARTA KAJIAN PRAGMATIK NASKAH PUBLIKASI

TINDAK TUTUR ILOKUSI GURU BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA SEBAGAI BENTUK KETELADANAN KESANTUNAN BERBAHASA SISWA DI SEKOLAH: PERSPEKTIF GENDER

TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA IKLAN SEPEDA MOTOR DI BOYOLALI SKRIPSI

KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA LISAN MASYARAKAT DESA SOMOPURO KECAMATAN GIRIMARTO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

SKRIPSI. Diajukan untuk. Oleh: AH A

KESANTUNAN MENOLAK DALAM INTERAKSI DI KALANGAN MAHASISWA DI SURAKARTA

RAGAM DAN STRUKTUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-LAIL

KARAKTERISTIK TINDAK TUTUR PADA WACANA SLOGAN DI LINGKUNGAN SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA ANTARA SANTRI DENGAN USTAD DALAM KEGIATAN TAMAN PENDIDIKAN ALQUR AN ALAZHAR PULUHAN JATINOM KLATEN SKRIPSI

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA WACANA KHOTBAH SALAT TARAWIH DI DESA TLOBONG KABUPATEN KLATEN SKRIPSI

TINDAK TUTUR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS XII SMK NEGERI 1 NARMADA. Munawir Guru SMK Negeri 1 Narmada

ANALISIS BENTUK TINDAK TUTUR PADA NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE-LIYE. Naskah Publikasi

Oktorita Kissanti Rahayu

TINDAK TUTUR ILOKUSI DIALOG FILM SANG PENCERAH KARYA HANUNG BRAMANTYO (SEBUAH TINJAUAN PRAGMATIK)

KESANTUNAN TUTURAN IMPERATIF DALAM KOMUNIKASI ANTARA PENJUAL HANDPHONE DENGAN PEMBELI DI MATAHARI SINGOSAREN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

OLEH: DENIS WAHYUNI NPM:

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang dipergunakan oleh manusia. untuk berinteraksi sosial. Setiap manusia menggunakan bahasa untuk

Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep

III. METODE PENELITIAN. mengandung implikatur dalam kegiatan belajar mengajar Bahasa Indonesia di

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF ANTARA GURU MURID. DI MTs SUNAN KALIJAGA KECAMATAN BULUKERTO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. lain, alat yang digunakan berkomunikasi tersebut adalah bahasa. Chaer

Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM WACANA NOVEL TRILOGI KARYA AGUSTINUS WIBOWO

BENTUK DAN STRATEGI PENOLAKAN MELAKSANAKAN TUGAS-TUGAS PEMBELAJARAN DI KALANGAN PESERTA DIDIK SMA DAN SMK SEKABUPATEN REMBANG

TINDAK TUTUR PENOLAKAN PADA WACANA ARISAN KELUARGA DI KALANGAN MASYARAKAT BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. berupasistemlambangbunyiujaranyang kompleks dan aktif. Kompleks,

IMPLIKATUR DAN KESANTUNAN POSITIF DALAM WACANA RAPAT DINAS DI LINGKUNGAN KELURAHAN BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta

TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA WACANA HUMOR AH TENANE DI SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER 2012

TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM DIALOG FILM KETIKA CINTA BERTASBIH KARYA CHAERUL UMAM

ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA CERITA ANAK DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2012

PEMAKAIAN TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM KHUTBAH JUMAT DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI MATERI AJAR PEMBELAJARAN PRAGMATIK

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

ANALISIS RAGAM KALIMAT DAN HUBUNGAN MAKNA ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AR-RUM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa pada prinsipnya merupakan alat untuk berkomunikasi dan alat

I. PENDAHULUAN. satu potensi mereka yang berkembang ialah kemampuan berbahasanya. Anak dapat

REALISASI BENTUK TINDAK TUTUR DIREKTIF MENYURUH DAN MENASIHATI GURU-MURID DI KALANGAN ANDIK TK DI KECAMATAN SRAGEN WETAN SKRIPSI

WACANA PERSUASI PADA BUKU ISLAMI AGAR ANAK RAJIN SHALAT KARYA SUBHAN HUSAIN ALBARI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi

Oleh: Endah Yuli Kurniawati FakultasKeguruandanIlmuPendidikan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

OLEH: SURAHMAT NPM:

DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS)

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO

BAB I PENDAHULUAN. sarana mengungkapkan ide, gagasan, pikiran realitas, dan sebagainya. dalam berkomunikasi. Penggunaan bahasa tulis dalam komunikasi

TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN STRATEGI KESANTUNAN BERBAHASA DAI PADA WACANA DAKWAH DIALOGIS. DI TELEVISI (Suatu Pendekatan Pragmatik)

REALISASI TINDAK TUTUR REPRESENTATIF DAN DIREKTIF GURU DAN ANAK DIDIK DI TK 02 JATIWARNO, KECAMATAN JATIPURO, KABUPATEN KARANGANNYAR SKRIPSI

PEMAKAIAN TINDAK TUTUR DIREKTIF DI KALANGAN PENJUAL JAMU PASAR KLEWER SURAKARTA SKRIPSI. Oleh: HERI HARJANTO A

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi, 2003:588).

I. PENDAHULUAN. juga dapat menyampaikan pikiran, perasaan kepada orang lain. demikian, bahasa juga mempunyai fungsi sebagai alat kekuasaan.

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Mereka saling berinteraksi dengan orang di sekitarnya maupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Wacana merupakan komunikasi pikiran dengan kata-kata, ekspresi dengan

Transkripsi:

TINDAK TUTUR ILOKUSI DIREKTIF PADA TUTURAN KHOTBAH SALAT JUMAT DI LINGKUNGAN MASJID KOTA SUKOHARJO Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Progam Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Oleh : DWI FATMAWATI A310110044 Kepada: PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

TINDAK TUTUR ILOKUSI DIREKTIF PADA TUTURAN KHOTBAH SALAT JUMAT DI LINGKUNGAN MASJID KOTA SUKOHARJO DWI FATMAWATI A310110044 ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan bentuk-bentuk tindak tutur ilokusi direktif pada tuturan khotbah salat Jumat di lingkungan masjid kota Sukoharjo, (2) mendeskripsikan strategi penutur dalam tindak tutur ilokusi direktif pada tuturan khotbah salat Jumat di lingkungan masjid kota Sukoharjo, dan (3) menemukan teknik tindak tutur ilokusi direktif dalam tuturan khotbah salat Jumat di lingkungan masjid kota Sukoharjo. Objek penelitian ini adalah tindak tutur ilokusi direktif pada tuturan khotbah salat Jumat. Sumber data dalam penelitian ini adalah tuturan khotbah salat Jumat di lingkungan masjid kota Sukoharjo. Penelitian ini menggunakan teknik simak, teknik rekam, dan teknik catat. Metode dalam penelitian ini adalah menggunakan metode markah baca dan metode padan. Hasil penelitian ini menunjukkan (1) Bentuk-bentuk tindak tutur ilokusi direktif pada tuturan khotbah salat Jumat di lingkungan masjid kota Sukoharjo yang direalisasikan dalam 6 tipe yaitu: a) Tipe Memerintah sebanyak 3 tuturan, b) Tipe Meminta sebanyak 10 tuturan, c) Tipe Mengajak sebanyak 12 tuturan, d) Tipe Memberi Nasihat sebanyak 8 tuuran, e) Tipe Mengritik sebanyak 4 tuturan, dan f) Tipe Melarang sebanyak 4 tuturan, tindak tutur ilokusi direktif pada tuturan khotbah salat Jumat di lingkungan masjid kota Sukoharjo banyak ditemukan tindak tutur ilokusi direktif tipe mengajak. (2) Strategi tindak tutur ilokusi direktif pada tuturan khotbah salat Jumat di lingkungan masjid kota Sukoharjo menggunakan strategi tindak tutur langsung dan tak langsung. (3) Teknik tindak tutur direktif pada tuturan khotbah salat Jumat di lingkungan masjid kota Sukoharjo menggunakan teknik tindak tutur literal dan non literal. Kata Kunci:Khotbah salat Jumat, Tindak tutur ilokusi direktif 1

PENDAHULUAN Kegiatan komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Bahasa diperlukan manusia sebagai sarana yang paling utama dan penting untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana, yaitu bahasa tulis dan bahasa lisan. Kedua sarana tersebut salah satu fungsinya adalah untuk komunikasi. Bahasa memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, khususnya dalam kegiatan bermasyarakat. Dengan adanya bahasa manusia dapat menyampaikan pendapatnya, mengekspresikan kepentingannya, menyampaikan informasi kepada orang lain, mempengaruhi orang lain untuk kepentingannya sendiri maupun kepentingan bersama. Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yaitu bagaimana satuan kebahasaan itu digunakan di dalam komunikasi (Wijana, 2009:04). Tarigan (1994:33) menyatakan bahwa Pragmatik adalah telaah mengenai hubungan tanda-tanda dengan para penafsir. Pragmatik adalah telaah mengenai hubungan antara bahasa dengan konteks yang tergramatisasikan atau disandikan dalam struktur suatu bahasa. Tindak tutur ilokusi dalam komunikasi atau dalam tuturan pada suatu penelitian untuk diperhatikan. Hal ini searah dengan pendapat Rohmadi (2004:31) yang menyatakan bahwa tindak ilokusi memberikan tantangan dalam penelitian kebahasaan sebab tindak ilokusi sulit diidentifikasikan harus terlebih dahulu mempertimbangkan siapa penutur dan lawan tutur. Direktif adalah tindak tutur yang dilakukan dengan maksud agar lawan tutur melakukan tindakan yang disebutkan dalam ujaran itu, misalnya menyuruh, memohon, menuntut, menyarankan, dan menantang Rohmadi (2010:35). Kajian ilokusi memang penting untuk diperhatikan karena, dalam kajian ilokusi membahas tentang sikap dan ekspresi tindakan sesorang dalam komunikasi, dengan kajian tertuju pada penutur dan lawan tutur. Ilokusi merupakan daya yang ditimbulkan oleh penuturnya dapat mempengaruhi mitra tutur untuk melakukan suatu tindakan yang positif atau negatif. Fokus penelitian ini mengacu pada tindak tutur ilokusi direktif yang terdapat pada tuturan khotbah salat Jumat. Berikut ini dikemukakan penggunaan bentuk tindak ilokusi direktif yang ada 2

pada khotbah salat jumat misalnya: Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan di setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok di dunia akhirat dan berpatoklah kepada Allah sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang engkau kerjakan. Marilah kita selama masa hayat masih dikandung badan dalah kita berusaha agar diri kita menjadi seorang muslim yang tetap patuh terhadap tuntunan agama Islam, marilah kita selalu berusaha meningkatkan takwa kita kepada Allah SWT karena takwa inilah yang dapat menimbulkan kesadaran untuk mengabdi kepada Allah dan mengabdi kepada masyarakat, kiranya kita dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Tindak tutur ilokusi direktif dari kutipan di atas disampaikan di Masjid Alhidayah Kartasura oleh khatib pada tanggal 18 November 2014. Bentuk tindak tutur ilokusi direktif ditunjukkan pada kata bertakwalah yang berarti penutur memiliki maksud direktif memohon agar lawan tutur atau semua jamaah salat Jumat melakukan tindakan yang disebutkan dalam tuturan khotbah. Tindak tutur ilokusi direktif menurut Prayitno (2011:42) bahwa kategori kesantunan direktif dibagi menjadi 6 kategori, kategori tersebut adalah; tipe memerintah, tipe meminta, tipe mengajak, tipe memberi nasihat, tipe mengritik, dan tipe melarang. Dengan kata lain tindak ilokusi direktif bertujuan untuk mendapatkan sesuatu dari mitratutur sebagaimana dikehendaki penutur. Alasan penelitiaan ini menarik untuk diteliti karena banyak ditemukan tindak ilokusi direktif yang dominan dalam tuturan khotbah salat jumat, khususnya menyuruh, mengharap, meminta, memohon, menasihati, melarang dan mengajak. Bentuk bahasa yang ada dalam tuturan khotbah salat Jumat mempunyai maksud dengan berbagai tujuan oleh si penutur bahasa yaitu mempunyai maksud mengharapkan sesuatu dari mitra tutur. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk tindak tutur ilokusi direktif pada tuturan salat Jumat, mendeskripsikan strategi tindak tutur ilokusi direktif pada tuturan khotbah salat Jumat, dan menemukan teknik tindak tutur ilokusi direktif pada tuturan khotbah salat Jumat. 3

METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di lingkungan masjid kota Sukoharjo. Waktu penelitian ini di mulai dari 10 November 2014 sampai Februari 2015. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena data yang didapatkan berupa deskriptif tentang tindak tutur ilokusi direktif pada tuturan khotbah salat Jumat. Subjek penelitian ini adalah tuturan khotbah salat Jumat di lingkungan masjid kota Sukoharjo. Objek penelitian ini adalah tindak tutur ilokusi direktif pada tuturan khotbah salat Jumat di lingkungan masjid kota Sukoharjo. Data merupakan fenomena lingual yang mengandung dan berkaitan langsung dengan masalah yang dimaksud dan data diidentifikasi sebagai bahan suatu penelitian (Sudaryanto, 1993:5-6). Data pada penelitian ini ada dua yaitu data lisan dan data tulis. Data lisan berupa tuturan tindak ilokusi direktif pada tuturan khotbah, sedangkan data tulis berupa transkip tuturan khotbah salat jumat. Sumber data dibagi menjadi dua sumber data dibagi menjadi dua sumber data primer dan sekunder, sumber data primer dalam penelitian ini berupa tuturan khotbah salat Jumat di lingkungan masjid kota Sukoharjo, sedangkan sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah hasil-hasil penelitian terdahulu, buku-buku tentang analisis pragmatik dan sosiolinguistik. Pengumpulan data merupakan tahapan yang paling penting dalam penelitian, untuk itu diperlukan metode atau teknik untuk memperoleh data-data tersebut. Metode adalah cara yang harus dilaksanakan, teknik adalah cara melaksanakan metode (Sudaryanto, 1993:9). Dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data; teknik simak, teknik rekam, dan teknik catat. Peneliti menyimak setiap tuturan khotbah salat Jumat selanjutnya peneliti mencatat hasil rekaman dan mengkasifikasi data. Keabsahan data dalam penelitian ini akan diuji validitasnya. Menurut Sugiyono (2013:270) uji keabsahan data dalam penelitian ini adalah uji kredibilitas dengan teknik trianggulasi. Menurut Sugiyono (2013:274) trianggulasi dibagi menjadi tiga macam yaitu trianggulasi sumber, trianggulasi teknik, dan trianggulasi waktu. Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik trianggulasi sumber, karena peneliti melakukan penelitian terhadap tuturan khotbah salat Jumat dilakukan dengan cara mengecek data yang 4

telah diperoleh melalui beberapa sumber untuk menguji tentang tindak tutur ilokusi direktif yang terdapat pada data penelitian. Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu setelah data terkumpul dan diklasifikasikan, selanjutnya adalah menganalisis data dengan menggunakan metode markah baca dan metode padan. Prosedur penelitian pada tahap ini langkah-langkah yang dilakukan penulis meliputi; (1) peneliti meminta ijin takmir masjid kota Sukoharjo, (2) peneliti menyiapkan alat rekam, (3) peneliti merekam tuturan khotbah salat Jumat di lingkungan masjid kota Sukoharjo, (4) peneliti dibantu oleh takmir masjid untuk merekam tuturan khotbah salat Jumat, (5) peneliti mentranskip hasil rekaman, dan (6) peneliti mengklasifikasi tindak ilokusi direktif pada tuturan khotbah salat Jumat. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis bentuk-bentuk tindak tutur direktif melalui faktor-faktor penentu dalam peristiwa atau tindak tutur berbahasa yang dikemukakan oleh Prayitno (2011:44) yaitu (a) siapa penutur dan mitra tutur, (b) topik yang dibicarakan, (c) bagaimana hubungan sosial diantara penutur dan mitra tutur, faktor-faktor penentu itulah yang dinamakan sebagai pemarkah lingual dan penanda konteks atau nonlingual. Bentuk-bentuk tindak tutur direktif pada 5 tuturan khotbah salat Jumat diantaranya dengan berbagai tipe ditemukan 6 tipe dari 41 tuturan: 1) tipe memerintah sebanyak 3 tuturan, 2) tipe meminta sebanyak 10 tuturan, 3) tipe mengajak sebanyak 12 tuturan, 4) tipe memberi nasihat sebanyak 8 tuturan, 5) tipe mengritik sebanyak 4 tuturan, dan 6) tipe melarang sebanyak 4 tuturan. Keenam tipe tersebut terdapat sub-ttd masing-masing antara lain: Tipe memerintah meliputi sub-ttd memerintah, menyuruh, mengintruksikan, mengharuskan, memaksa, meminjam, dan menyilakan. Tipe meminta meliputi sub-ttd meminta, mengharap, memohon, dan menawarkan. Tipe mengajak meliputi sub-ttd mengajak, membujuk, merayu, mendorong, mendukung, mendesak, menuntut, menantang, menagih, dan menargetkan. Tipe memberi nasihat meliputi sub-ttd menasihati, menganjurkan, menyarankan, mengarahkan, mengimbau, menyerukan, dan mengingatkan. Tipe mengkritik meliputi sub-ttd menegur, menyindir, mengumpat, mengecam, mengancam, dan marah. Tipe melarang meliputi sub-ttd melarang, 5

dan mencegah. Berikut ini cuplikan realisasi dari 41 tuturan tindak tutur direktif dari keenam tipe pada tuturan khobah salat Jumat. 1. Tipe Memerintah (1.a) Eksplikatur :Kita harus betul-betul bijaksana dengan tutur kata yang baik seperti Nabi Muhammad. Pemarkah Lingual :Ø Maksud sub-ttd :Suasana khidmat di Masjid Abu Bakar Ash- Shiddiq Gonilan Kartasura Sukoharjo. Pada hari Jumat 29 November 2014, Pn mengharuskan Mt. :Tuturan (1.a) menyatakan bahwa khatib (Pn) memerintah dengan modus mengharuskan kepada seluruh jamaah salat Jumat (Mt) supaya melakukan apa yang diinginkan Pn yaitu harus betul-betul bijaksana dengan tutur kata yang baik seperti Nabi Muhammad. :Harus. Tuturan (1.a) merupakan khotbah yang disampaikaan khatib dengan suasana khidmat di Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq Gonilan Kartasura Sukoharjo. Pada hari Jumat 29 November 2015 yang ditujukan kepada seluruh jamaah salat Jumat. Tuturan tersebut merupakan tindak tutur direktif dengan tipe memerintah dengan modus mengharuskan mitratutur supaya melakukan apa yang dinginkan penutur. Maksud penutur adalah mitratutur supaya harus betul-betul bijaksana dengan tutur kata yang baik seperti Nabi Muhammad. 2. Tipe Meminta (2.a) Eksplikatur :Izinkanlah kami (Nabi Musa) mengajarkan ilmu-ilmu. Pemarkah Lingual :Ø :Suasana khidmat di Masjid Abu Bakar Ash- Shiddiq Gonilan Kartasura Sukoharjo. Pada Hari Jumat 15 Januari 2015 Pn meminta Mt. :Tuturan (2.a) merupakan percakapan Nabi Musa dengan Allah yang diceritakan oleh khatib (Pn) kepada para jamaah salat Jumat (Mt), 6

bahwa Nabi Musa meminta izin kepada Allah agar diizinkan mengajarkan ilmu-ilmu yang sudah didapat. Tuturan (2.a) terjadi di Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq Gonilan Kartasura Sukoharjo. Pada hari Jumat 15 Januari 2015 yang disampaikan oleh khatib dan ditujukan kepada seluruh jamaah salat Jumat. Tuturan tersebut merupakan tindak tutur direktif tipe meminta dengan sub-ttd meminta yang bertujuan supaya mitra tutur meniru apa yang dilakukan Nabi Musa bahwa Beliau ingin sekali mengajarkan ilmu-ilmu yang dimiliki sampai memohon izin kepada Allah. 3. Tipe Mengajak (3.a) Eksplikatur Pemarkah lingual Maksud sub-ttd :Marilah kita berusaha. :Intonasi perintah (!) partikel lah. :Suasana khidmat di Masjid Baitul Jannah Gonilan Kartasura Sukoharjo. Pada hari Jumat 7 November 2014. Pn mengajak Mt. :Tuturan (3.a) menyatakan bahwa khatib (Pn) mengajak kepada para jamaah salat Jumat (Mt) supaya semua jamaah salat Jumat selalu berusaha. :Ajak. Tuturan (3.a) merupakan tuturan khotbah yang disampaikan khatib dengan suasana khidmat di Masjid Alhidayah Gonilan Kartasura Sukoharjo, pada hari Jumat 7 November 2014 yang ditujukan kepada seluruh jamaah salat Jumat. Tuturan tersebut merupakan tindak tutur direktif tipe mengajak, supaya mitratutur melakukan apa yang diinginkan penutur berupa ajakan. Yang diwujudkan dengan kalimat perintah partikel lah. Bahwa penutur mengajak mitratutur supaya selalu berusaha. 4. Tipe Memberi Nasihat (4.a)Eksplikatur :Ada tiga golongan manusia; lalai, salah jalan, dan manusia yang sadar. Pemarkah lingual :Ø 7

Maksud sub-ttd :Suasana khidmat disampaikan dengan bahasa Indonesia di Masjid Baitul Jannah Gonilan Kartasura Sukoharjo, pada hari Jumat 7 November 2014. Pn menasihati Mt. :Tuturan (4.a) menyatakan bahwa khatib (Pn) menasihati seluruh jamaah salat Jumat (Mt) bahwa ada tiga golongan manusia antara lain lalai, salah jalan, dan manusia yang sadar. :Nasihat. Tuturan (4.a) merupakan tuturan khotbah yang disampaikan khatib dengan suasana khidmat dalam bentuk bahasa Indonesia di Masjid Alhidayah daerah Gonilan Kartasura Sukoharjo, pada hari Jumat 7 November 2014 yang ditujukan kepada seluruh jamaah salat Jumat. Tuturan tersebut merupakan tindak tutur direktif tipe memberi nasihat supaya mitratutur melakukan apa yang diinginkan penutur. Bahwa penutur menasihati mitratutur mengenai tiga macam manusia yang ada di dunia yaitu bersifat lalai, manusia yang salah jalan, dan manusia yang sadar. 5. Tipe Mengritik (5.a) Eksplikatur :Mereka (manusia) memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami ayat-ayat Allah. Pemarkah lingual :Ø Maksud sub-ttd :Suasana khidmat disampaikan dengan bahasa Indonesia di Masjid Baitul Jannah Gonilan Kartasura pada hari Jumat 7 November 2014. Pn menyindir Mt. :Tuturan (5.a) menyatakan bahwa khatib (Pn) menyindir para jamaah salat Jumat (Mt), agar para jamah salat Jumat memiliki hati untuk memahami ayat-ayat Allah. :Sindir. Tuturan (5.a) merupakan tuturan khotbah yang disampaikan khatib dengan suasana khidmat di Masjid Alhidayah Gonilan Kartasura Sukoharjo, pada hari Jumat 7 November 2014 yang ditujukan kepada seluruh jamaah salat Jumat. Tuturan tersebut merupakan tindak tutur direktif tipe mengritik dengan 8

modus menyindir supaya mitratutur melakukan apa yang diinginkan penutur yang berupa sindiran. Bahwa penutur menyindir mitratutur bahwa manusia memiliki hati tidak dipergunakan untuk memahami ayat-ayat Allah. 6. Tipe Melarang (6.a) Eksplikatur Pemarkah lingual Maksud sub-ttd :Janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia. :Intonasi Perintah (!) partikel lah. : Suasana khidmat disampaikan dengan bahasa Indonesia di Masjid Baitul Jannah Gonilan Kartasura pada hari Jumat 7 November 2014. Pn melarang Mt. :Tuturan (6.a) menyatakan bahwa khatib (Pn) memberi larangan kepada seluruh jamaah salat Jumat (Mt) supaya tidak melupakan kewajibannya di dunia. :Larang. Tuturan (6.a) merupakan tuturan khotbah yang disampaikan khatib dengan suasana khidmat di Masjid Alhidayah Gonilan Kartasura Sukoharjo, pada hari Jumat 7 November 2014 yang ditujukan kepada seluruh jamaah salat Jumat. Tuturan tersebut merupakan tindak tutur direktif tipe melarang yang mempunyai maksud melarang supaya mitratutur melakukan apa yang diinginkan penutur yang berupa larangan. Bahwa penutur melarang mitratutur yaitu jangan lupakan kewajiban-kewajiban manusia di dunia. Dari 5 tuturan khotbah ditemukan 15 tuturan yang menggunakan strategi langsung dan tak langsung. Tindak tutur direktif langsung dengan kalimat tanya sebanyak 3 tuturan, tuturan perintah sebanyak 4 tuturan, dan tuturan berita sebanyak 1 tuturan. Sedangkan strategi tindak tutur direktif tak langsung dengan kalimat berita sebanyak 2 tuturan dan kalimat perintah 5 tuturan. Strategi terbanyak yang ditemukan dalam tindak tutur direktif terdapat pada strategi langsung secara menyeluruh namun bila dilihat dari bentuk tuturan atau kalimat terdapat dalam tuturan perintah sebanyak 5 tuturan dalam strategi tak langsung. Berikut ini cuplikan realisasi strategi tindak tutur direktif langsung dan tak langsung pada tuturan khotbah salat Jumat. 9

1. Strategi Tindak Tutur Direktif Langsung (1.a) Eksplikatur :Hati-hatilah terhadap hidup ini. Pemarkah lingual :Intonasi perintah (!). Maksud sub-ttd :Suasana khidmat disampaikan dengan bahasa Indonesia dengan strategi langsung. Pn mengingatkan Mt. : Tuturan (1.a) merupakan jenis tuturan direktif menggunakan strategi bertutur langsung karena jelas bahwa penutur mengingatkan mitratutur supaya berhati-hati menghadapi hidup. :Peringatan. Tuturan (a.5) merupakan contoh tuturan langsung dengan bentuk kalimat perintah partikel lah. Tuturan tersebut secara langsung penutur bermaksud mengingatkan mitratutur supaya selalu berhati-hati dengan hidup. 2. Strategi Tindak Tutur Direktif Tak Langsung (2.a)Eksplikatur :Dijadikan dalam pandangan manusia cinta terhadap apa-apa yang diinginkan berupa wanita-wanita, anak-anak, harta benda yang banyak dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah tempat kembali yang baik. Permarkah lingual :Ø Maksud sub-ttd :Suasana khidmat disampaikan dengan bahasa Indonesia dengan strategi tak langsung dengan tuturan beritra yaitu Pn mengharap Mt melakukan apa yng Pn inginkan. :Tuturan (2.a) merupakan jenis tuturan direktif menggunakan strategi bertutur tak langsung yang memiliki maksud memberi nasihat karena apa yang disampaikan penutur merupakan arti dari ayat suci Alquran atau firman Allah. :Nasihat. Tuturan (2.a) merupakan tuturan direktif dengan strategi tak langsung. Tuturan tersebut memberitahukan kepada mitratutur bahwa disampaikan oleh 10

Allah mengenai dijadikan dalam pandangan manusia cinta terhadap apa-apa yang diinginkan berupa wanita-wanita, anak-anak, harta benda yang banyak dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan di dunia. Teknik tindak tutur direktif pada tuturan khotbah salat Jumat menggunakan teknik tindak tutur direktif literal dan nonliteral. Teknik tindak tutur literal pada tuturan khotbah salat Jumat dengan makna yang sama dan maksud pengutaraannya. Maksud memerintah disampaikan dengan tuturan perintah, maksud memberitahukan disampaikan dengan kalimat berita, dan maksud bertanya disampaikan dengan tuturan tanya. Teknik tindak tutur nonliteral digunakan dengan makna yang tidak sama dengan maksud yang disampaikan. Teknik tindak tutur direktif literal ditemukan 8 tuturan dan 1 tuturan dalam teknik tindak tutur direktif nonliteral. sama dengan maksud yang disampaikan. Teknik tindak tutur direktif literal ditemukan 8 tuturan dan 1 tuturan dalam teknik tindak tutur direktif non literal. Berikut ini cuplikan realisasi teknik tindak tutur ilokusi direktif pada tuturan khotbah salat Jumat di lingkungan Masjid kota Sukoharjo. 1. Teknik Tindak Tutur Direktif Literal (1.a) Eksplikatur :Mari kita belajar ilmu tawadhu yakni sikap rendah hati. Pemarkah lingual :Penanda intonasi perintah (!) dengan mengajak. :Suasana khidmat disampaikan dengan bahasa Indonesia dengan teknik literal yaitu Pn mengajak Mt. :Tuturan (1.a) menyatakan bahwa khatib (Pn) mengajak kepada seluruh jamaah salat Jumat (Mt) supaya belajar ilmu tawadhu. Maksud sub-ttd :Ajak. Tuturan (a.4) merupakan tindak tutur direktif pada tuturan khotbah salat Jumat yang menggunakan teknik tindak tutur literal. Artinya tuturan tersebut memiliki maksud yang sama dengan susunannya yaitu penutur mengajak mitra tutur untuk belajar ilmu tawadhu yaitu sikap rendah hati. 11

2. Teknik Tindak Tutur Direktif Nonliteral SIMPULAN (2.a) Eksplikatur :Mereka memiliki hati tetapi tidak dipergunakan untuk memahami ayat-ayat Allah, dan mereka memiliki mata tetapi tidak dipergunakan untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah, dan mereka mempunyai telinga tetapi tidak dipergunakan untuk mendengarkan ayat-ayat Allah. Mereka seperti binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. Pemarkah lingual :Intonasi seruan. :Suasana khidmat disampaikan dengan bahasa Indonesia dengan teknik nonliteral. Pn mengajak Mt. :Tuturan (2.a) menyatakan bahwa khatib (Pn) menyatakan sebuah arti surat Al-Araf ayat 179 kepada jamaah salat Jumat (Mt) bahwa maksud dan susunan tuturan berbeda. Tuturan (2.a) adalah tindak tutur direktif tak literal pada tuturan khotbah salat Jumat. Tuturan tersbut merupakan tuturan tak literal karena maksud dan susunan tuturannya berbeda, karena dalam tuturan tersebut penutur menyatakan suatu dalil yang membicarakan orang-orang yang di luar sana, tetapi maksud penutur adalah mengajak semua jamaah salat Jumat atau mitra tutur supaya selalu ingat kepada Allah. Berdasarkan hasil pembahasan bab IV dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Bentuk-bentuk realisasi tindak tutur direktif pada tuturan khotbah salat Jumat. Dalam tuturan yang jumlahnya 5 khotbah ditemukan 41 tuturan bentuk dari tindak tutur direktif. Realisasi bentuk tindak tutur direktif pada tuturan khotbah salat Jumat ditentukan berdasarkan eksplikatur, pemarkah lingual, maksud tindak tutur direktif, dan maksud sub-ttd. Tindak tutur direktif realisasinya dibagi menjadi 6 tipe: a) Tipe memerintah: 3 tuturan, b) Tipe meminta: 10 tuturan, c) Tipe 12

mengajak: 12 tuturan, d) Tipe memberi nasihat: 8 tuturan, e) Tipe mengritik: 4 tuturan, f) Tipe melarang: 4 tuturan. 2. Strategi tindak tutur direktif pada tuturan khotbah salat Jumat. Strategi tindak tutur direktif dalam penelitian ini menggunakan strategi tindak tutur langsung dan tak langsung. Dari 5 tuturan khotbah ditemukan 8 tuturan strategi langsung dan 7 tuturan strategi tak langsung. 3. Teknik tindak tutur direktif pada tuturan khotbah salat jumat adalah terdapat 2 macam teknik yaitu telah ditemukan teknik literal dan teknik nonliteral. Dalam penelitian ini lebih cenderung menggunakan teknik literal. Dari 5 tuturan khotbah ditemukan 8 tuturan teknik tindak tutur literal dan 1 tuturan teknik tindak tutur nonliteral. DAFTAR PUSTAKA Prayitno, Harun Joko. 2011. Kesantunan Sosiopragmatik Studi Pemakaian Tindak Direktif di Kalangan Andik SD Berbudaya Jawa. Sukoharjo: Muhammadiyah University Press. Rohmadi, Muhammad. 2010. Pragmatik Teori dan Analisis. Surakarta: Yuma Pustaka. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa.Yogyakarta: Duta Wacana University Press. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung: Tarigan, Guntur Henry. 1994. Pengajaran Pragmatik. Bandung: Angkasa Bandung. Wijana, I Putu Dewa dan Mohammad Rohmadi. 2009. Analisis Wacana Pragmatik Kajian Teori dan Analisis. Surakarta: Yuma Pustaka. 13