PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR : PK.07/BPSDMP-2017 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR : PK. 05/BPSDMP-2017 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR : PK.06/BPSDMP-2017 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN, NOMOR : PK. 01 /BPSDMP TENTANG

2016, No Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 75); 3

Telp. : (021) TENTANG PERHUBUNGAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tamb

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 75); 3. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM. 72 Tahun 2013 tentang K

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 152, Tambahan L

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG KLASIFIKASI ARSIP BADAN NARKOTIKA NASIONAL

2 Indonesia Nomor 3694) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 1998 (Lembaran Negara Republik

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 105 Tahun 2014 tentang Peta Jabatan dan Uraian Jenis Kegiatan Jabatan di lin

2017, No Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, L

[1] PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG

2017, No Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); 4. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Re

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 21 TAHUN 2018 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR : PK.11/BPSDMP-2017 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN NOMOR : PER-01/M.EKON/02/2008 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No nomor B/235/M.SM.04.00/2017 tanggal 28 Agustus 2017 tentang Persetujuan Penetapan Kelas Jabatan di Lingkungan UPT Balai Pengelola Tr

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG SANTUNAN KEMATIAN BAGI PENDUDUK KOTA PASURUAN

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan L

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

-2- No.1928, 2015 d. bahwa usulan tarif layanan Badan Layanan Umum Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan Tegal pada Kementerian Perhubungan sebaga

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KKOONSPKO KONSEP KO PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR : PK. 10/BPSDMP-2017 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 76 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA MAHKAMAH PELAYARAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG KOORDINASI PEMULANGAN TENAGA KERJA INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

KONSEP. Dikerjakan oleh Bagian Hukum dan Kerjasama Diperiksa oleh Kasubang Peraturan Perundang-undangan : Endy Irawan, SH, MH

2017, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2012 TENTANG HAK KEUANGAN DAN FASILITAS HAKIM YANG BERADA DI BAWAH MAHKAMAH AGUNG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 97 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA AKADEMI PERKERETAAPIAN INDONESIA MADIUN

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 87/PMK.01/2010 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2012 TENTANG HAK KEUANGAN DAN FASILITAS HAKIM YANG BERADA DI BAWAH MAHKAMAH AGUNG

2017, No Mengingat : 1.Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 65, Tamba

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KRITERIA TEKNIS KENDARAAN BERMOTOR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2012 TENTANG PENERIMA BANTUAN IURAN JAMINAN KESEHATAN

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 05/PRT/M/2012 TENTANG PEDOMAN PENANAMAN POHON PADA SISTEM JARINGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 324, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5793); MEMUTUSK

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14A/KEPMEN-KP/2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3149), sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2013; 3. Peraturan Peme

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG GANTI KERUGIAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG RENCANA UMUM PENGEMBANGAN TRANSPORTASI DARAT TAHUN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

: 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur. batan. Menimbang : a Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 02/PRT/M/2014 TENTANG PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG DI DALAM BUMI

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 997 TAHUN 2017 TENTANG

2015, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lemb

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN BAGI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. Telepon : (Sentral)

2017, No Perekonomian selaku Ketua Pengarah Tim Koordinasi Nasional Pengelolaan Ekosistem Mangrove Nasional; c. bahwa berdasarkan pertimbanga

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN RESTITUSI BAGI ANAK YANG MENJADI KORBAN TINDAK PIDANA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.22/MEN/2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR : SK. 2163/HK.208/XI/DIKLAT-2010

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG BADAN KOORDINASI NASIONAL PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Pencarian dan Pertolongan adalah segala usaha dan

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI JENEPONTO Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) Kode Pos 92311

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Kementerian Perhubungan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Neg

2015, No Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang S

PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP. 03 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG

Mengingat -2- : 1. Undang-Undang Kementerian Nomor Negara 39 Tahun (Lembaran 2008 Negara tentang Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lem

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KOTA BANJARBARU

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PEMBERIAN PERINGATAN TERTULIS KEPADA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2010

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 503 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN DAN PENGAWASAN PEMENUHAN

2016, No Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR : PK.07/-2017 TENTANG TATA CARA TETAP PELAKSANAAN PENANGANAN PESERTA DIDIK YANG MENINGGAL DUNIA PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS DI LINGKUNGAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penanganan peserta didik yang meninggal dunia pada UPT di lingkungan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan, perlu mengatur tata cara tetap pelaksanaan penanganan peserta didik yang meninggal dunia pada Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana tersebut huruf a, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan tentang Tata Cara Tetap Pelaksanaan Penanganan Peserta Didik Yang Meninggal Dunia Pada Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2012 tentang Sumber Daya Manusia di Bidang Transportasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5310);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5500); 5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); 6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 75); 7. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 52 Tahun 2007 tentang Pendidikan dan Pelatihan Transportasi, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 64 Tahun 2009; 8. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 189 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM.86 Tahun 2016; 9. Peraturan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Nomor PK. 11/-2014 tentang Pola Pengasuhan Taruna/i Diklat Pada Unit Pelaksana Teknis Di Lingkungan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN TENTANG TATA CARA TETAP PELAKSANAAN PENANGANAN PESERTA DIDIK YANG MENINGGAL DUNIA PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS DI LINGKUNGAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala Badan ini, yang dimaksud dengan: 1. Peserta Didik adalah anggota masyarakat yang terdaftar di Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan untuk mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.

2. Unit Pelaksana Teknis yang selanjutnya disebut UPT adalah Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan. 3. Kepala Pusat adalah Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Darat, Laut dan Udara di Lingkungan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan. 4. Kepala Badan adalah Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan. BAB II TUJUAN Pasal 2 Tujuan pengaturan Tata Cara Tetap Pelaksanaan Penanganan Peserta Didik yang Meninggal Dunia pada Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan, adalah sebagai pedoman proses pelaksanaan penanganan peserta didik yang meninggal dunia pada Unit Pelaksana Teknis. BAB III PESERTA DIDIK MENINGGAL DUNIA Pasal 3 (1) Peserta didik yang meninggal dunia berdasarkan tempat kejadian dibagi menjadi: a. Meninggal di dalam kampus; b. Meninggal di luar kampus. (2) Meninggal di luar kampus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, dikarenakan dalam keadaan: a. Hari libur; b. Ijin keluar kampus; c. Praktek lapangan (OJT). Pasal 4 Peserta didik yang meninggal dunia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, terdiri atas: a. Meninggal dunia wajar, dikarenakan sakit, kecelakaan dan bencana alam; b. Meninggal dunia tidak wajar, dikarenakan tindak kekerasaan.

BAB IV TATA CARA PELAKSANAAN Pasal 5 Tata cara penanganan Peserta didik yang meninggal dunia di dalam kampus dan wajar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a dan Pasal 4 huruf a, sebagai berikut: a. Melaporkan secara langsung kepada Kepala Badan dan keluarga pada kesempatan yang pertama; b. Melakukan pengurusan jenazah ke Rumah Sakit terdekat untuk memastikan kematiannya dan melaporkan kepada Kepolisian Republik Indonesia; c. Mengantarkan Jenazah ke rumah duka; d. Membentuk Internal tingkat UPT untuk menyusun kronologis peristiwa terjadinya peserta didik yang meninggal dunia dan dilaporkan kepada Kepala Badan untuk diteruskan kepada Menteri Perhubungan paling lama 2 (dua) hari, sesuai dengan contoh format Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini; e. Membantu pengurusan Jenazah sampai pada proses pemakaman. Pasal 6 Tata cara penanganan Peserta didik yang meninggal dunia di dalam kampus dan tidak wajar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a dan Pasal 4 huruf b, sebagai berikut: a. Melaporkan secara langsung kepada Kepala Badan dan keluarga pada kesempatan yang pertama; b. Mengkoordinasikan dengan Kepolisian Republik Indonesia; c. Melakukan pengurusan jenazah ke Rumah Sakit terdekat untuk memastikan penyebab kematiannya; d. Mengantarkan Jenazah ke rumah duka; e. Membentuk Internal tingkat UPT untuk menyusun kronologis peristiwa terjadinya peserta didik yang meninggal dunia dan dilaporkan kepada Kepala Badan untuk diteruskan kepada Menteri Perhubungan paling lama 2 (dua) hari, sesuai dengan contoh format Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini; f. Berdasarkan laporan kronologis sebagaimana dimaksud pada huruf d, dibentuk tingkat Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan untuk meneliti kembali kebenaran kronologis tersebut; g. Membantu pengurusan Jenazah sampai pada proses pemakaman.

Pasal 7 Tata cara penanganan Peserta didik yang meninggal dunia di luar kampus pada saat hari libur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf a, sebagai berikut: a. Melaporkan secara langsung kepada Kepala Badan pada kesempatan yang pertama; b. Mendatangi dan/atau mengirimkan perwakilan UPT ke rumah duka untuk proses pemakaman. Pasal 8 Tata cara penanganan Peserta didik yang meninggal dunia di luar kampus pada saat ijin keluar kampus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf b, sebagai berikut: a. Melaporkan secara langsung kepada Kepala Badan dan keluarga pada kesempatan yang pertama; b. Mengkoordinasikan dengan Kepolisian Republik Indonesia; c. Melakukan pengurusan jenazah ke Rumah Sakit terdekat untuk memastikan penyebab kematiannya; d. Mengantarkan Jenazah ke rumah duka setelah mendapat persetujuan dari Kepolisian Republik Indonesia; e. Membentuk Internal tingkat UPT untuk menyusun kronologis peristiwa terjadinya peserta didik yang meninggal dunia dan dilaporkan kepada Kepala Badan untuk diteruskan kepada Menteri Perhubungan paling lama 2 (dua) hari, sesuai dengan contoh format Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini; f. Apabila peserta didik meninggal dunia dengan tidak wajar, berdasarkan laporan kronologis sebagaimana dimaksud pada huruf d, dibentuk tingkat Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan untuk meneliti kembali kebenaran kronologis tersebut; g. Membantu pengurusan Jenazah sampai pada proses pemakaman. Pasal 9 Tata cara penanganan Peserta didik yang meninggal dunia di luar kampus pada saat praktek lapangan (OJT) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c, sebagai berikut: a. Melaporkan secara langsung kepada Kepala Badan pada kesempatan yang pertama; b. Mengkoordinasikan dengan Badan Usaha yang bersangkutan dan Kepolisian Republik Indonesia; c. Melakukan pengurusan jenazah ke Rumah Sakit terdekat untuk memastikan penyebab kematiannya; d. Mengantarkan Jenazah ke rumah duka setelah mendapat persetujuan dari Kepolisian Republik Indonesia;

e. Membentuk Internal tingkat UPT untuk menyusun kronologis peristiwa terjadinya peserta didik yang meninggal dunia dan dilaporkan kepada Kepala Badan untuk diteruskan kepada Menteri Perhubungan paling lama 2 (dua) hari, sesuai dengan contoh format Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini; f. Apabila peserta didik meninggal dunia dengan tidak wajar, berdasarkan laporan kronologis sebagaimana dimaksud pada huruf d, dibentuk tingkat Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan untuk meneliti kembali kebenaran kronologis tersebut; g. Mendatangi dan/atau mengirimkan perwakilan UPT ke rumah duka untuk proses pemakaman. Pasal 10 Internal tingkat UPT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf d, Pasal 6 huruf e, Pasal 8 huruf e, dan Pasal 9 huruf e ditetapkan oleh Pimpinan UPT terkait. Pasal 11 (1) Internal tingkat Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf f, Pasal 8 huruf f, dan Pasal 9 huruf f ditetapkan oleh Kepala Badan. (2) Internal tingkat Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari Sekretariat Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan dan Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan terkait. Pasal 12 Tata cara pelaksanaan penanganan peserta didik yang meninggal dunia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, Pasal 6, Pasal 7, Pasal 8 dan Pasal 9, sebagaimana mana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini. Pasal 13 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan penanganan peserta didik yang meninggal dunia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, Pasal 6, Pasal 7, Pasal 8 dan Pasal 9, diatur dengan Peraturan Pimpinan UPT sesuai bidangnya masing-masing.

BAB V PEMBIAYAAN Pasal 14 Segala biaya pada pelaksanaan penanganan peserta didik yang meninggal dunia pada UPT dibebankan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB VI EVALUASI DAN PENGAWASAN Pasal 15 (1) Pelaksanaan penanganan peserta didik yang meninggal dunia pada Unit Pelaksana Teknis dilakukan evaluasi sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sekali. (2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan oleh Kepala Pusat. (3) Proses Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dengan melibatkan ahli psikologis, medis dan pendidikan. (4) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaporkan kepada Kepala Badan. Pasal 16 Kepala Pusat melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Kepala Badan ini sesuai bidangnya masing-masing. BAB VII PENUTUP Pasal 17 Peraturan Kepala Badan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 22 Juni 2017 KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN DJOKO SASONO

LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR : PK.07/-2017 TANGGAL : 22 Juni 2017 CONTOH LAPORAN KRONOLOGIS KEJADIAN Nomor : Jakarta,... 20... Lampiran : 1 (satu) berkas Perihal : s Kepada: Yth. Kepala Badan Pengembangan SDM Perhubungan. di - JAKARTA Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama NIP Pangkat/Golongan ruang Jabatan Dengan ini melaporkan dengan hormat bahwa Peserta Didik: Nama NIT Program Studi UPT Telah Meninggal Dunia pada: Hari Tanggal Jam Tempat Adapun peristiwa yang mengakibatkan Peserta Didik tersebut meninggal adalah sebagai berikut: 1.. 2.. 3.. Demikian laporan ini dibuat dengan sesungguhnya dengan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Pejabat Yang Melaporkan, Pimpinan Unit Pelaksana Teknis, Nama Lengkap Pangkat/Golongan ruang NIP KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN DJOKO SASONO

LAMPIRAN II PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR : PK.07/-2017 TANGGAL : 22 Juni 2017 TATA CARA PENANGANAN PESERTA DIDIK YANG MENINGGAL DUNIA DI DALAM KAMPUS DAN WAJAR No Kegiatan 1 Melaporkan kejadian Taruna/i yang meninggal dunia 2 Melaporkan kepada kepala dan keluarga 3 Melakukan pengurusan jenazah ke Rumah Sakit untuk memastikan kematiannya dan melaporkan kepada kepolisian 4 Mengantarkan Jenazah ke rumah duka 5 Membentuk Tim UPT untuk menyusun kronologis kejadian dan dilaporkan kepada Kepala 6 melakukan pengurusan Jenazah sampai pada pemakaman Ka. Ka. UPT Pelaksana Mutu Baku Rumah Kepolisian Keluarga Pelapor Kelengkapan Waktu Output Sakit UPT 1 Jam 2 Hari Ucapan Bela Sungkawa

TATA CARA PENANGANAN PESERTA DIDIK YANG MENINGGAL DUNIA DI DALAM KAMPUS DAN TIDAK WAJAR No Kegiatan 1 Melaporkan kejadian Taruna/i yang meninggal dunia 2 Melaporkan kepada kepala dan keluarga 3 Melakukan pengurusan jenazah ke Rumah Sakit untuk memastikan kematiannya dan melaporkan kepada kepolisian 4 Mengantarkan Jenazah ke rumah duka 5 Membentuk Tim UPT untuk menyusun kronologis kejadian dan dilaporkan kepada Kepala 6 Membentuk Tim untuk meneliti lebih lanjut 7 Membantu pengurusan Jenazah sampai pada pemakaman Ka. Ka. UPT Pelaksana Mutu Baku Rumah Kepolisian Keluarga Pelapor Kelengkapan Waktu Output Sakit UPT 1 Jam 2 Hari Ucapan Bela Sungkawa

TATA CARA PENANGANAN PESERTA DIDIK YANG MENINGGAL DUNIA DI LUAR KAMPUS PADA SAAT HARI LIBUR No Kegiatan 1 Melaporkan kejadian Taruna/i yang meninggal dunia 2 Melaporkan kepada kepala dan keluarga 3 Mendatangi dan/atau mengirim perwakilan UPT ke rumah duka untuk proses pemakaman Ka. Ka. UPT Pelaksana Mutu Baku Rumah Kepolisian Keluarga Pelapor Kelengkapan Waktu Output Sakit Ucapan Bela Sungkawa

TATA CARA PENANGANAN PESERTA DIDIK YANG MENINGGAL DUNIA DI LUAR KAMPUS PADA SAAT IZIN KELUAR KAMPUS DAN WAJAR No Kegiatan 1 Melaporkan kejadian Taruna/i yang meninggal dunia 2 Melaporkan kepada kepala dan keluarga 3 Melakukan pengurusan jenazah ke Rumah Sakit untuk memastikan kematiannya dan melaporkan kepada kepolisian 4 Mengantarkan Jenazah ke rumah duka 5 Membentuk Tim UPT untuk menyusun kronologis kejadian dan dilaporkan kepada Kepala 6 Membantu pengurusan Jenazah sampai pada pemakaman Ka. Ka. UPT Pelaksana Mutu Baku Rumah Kepolisian Keluarga Pelapor Kelengkapan Waktu Output Sakit UPT 1 Jam 2 Hari Ucapan Bela Sungkawa

TATA CARA PENANGANAN PESERTA DIDIK YANG MENINGGAL DUNIA DI LUAR KAMPUS PADA SAAT IZIN KELUAR KAMPUS DAN TIDAK WAJAR No Kegiatan 1 Melaporkan kejadian Taruna/i yang meninggal dunia 2 Melaporkan kepada kepala dan keluarga 3 Melakukan pengurusan jenazah ke Rumah Sakit untuk memastikan kematiannya dan melaporkan kepada kepolisian 4 Mengantarkan Jenazah ke rumah duka 5 Membentuk Tim UPT untuk menyusun kronologis kejadian dan dilaporkan kepada Kepala 6 Membentuk Tim untuk meneliti lebih lanjut 7 Membantu pengurusan Jenazah sampai pada pemakaman Ka. Ka. UPT Pelaksana Mutu Baku Rumah Kepolisian Keluarga Pelapor Kelengkapan Waktu Output Sakit UPT 1 Jam 2 Hari Ucapan Bela Sungkawa

TATA CARA PENANGANAN PESERTA DIDIK YANG MENINGGAL DUNIA DI LUAR KAMPUS PADA SAAT PRAKTEK LAPANGAN (OJT) DAN WAJAR No Kegiatan 1 Melaporkan kejadian Taruna/i yang meninggal dunia 2 Melaporkan kepada kepala dan keluarga 3 Mengkoordinasikan dengan Badan Usaha yang bersangkutan dan Kepolisian 4 Melakukan pengurusan jenazah ke Rumah Sakit untuk memastikan penyebab kematiannya 5 Mengantarkan Jenazah ke rumah duka 6 Membentuk Tim UPT untuk menyusun kronologis kejadian dan dilaporkan kepada Kepala Ka. Ka. UPT Kepolisian Pelaksana Mutu Baku Rumah Badan Keluarga Pelapor Kelengkapan Waktu Output Sakit Usaha Alat komunikasi Alat komunikasi Alat komunikasi UPT 1 Jam 2 Hari 7 Membantu pengurusan Jenazah sampai pada pemakaman Ucapan Bela Sungkawa

TATA CARA PENANGANAN PESERTA DIDIK YANG MENINGGAL DUNIA DI LUAR KAMPUS PADA SAAT PRAKTEK LAPANGAN (OJT) DAN TIDAK WAJAR No Kegiatan 1 Melaporkan kejadian Taruna/i yang meninggal dunia 2 Melaporkan kepada kepala dan keluarga 3 Mengkoordinasikan dengan Badan Usaha yang bersangkutan dan Kepolisian 4 Melakukan pengurusan jenazah ke Rumah Sakit untuk memastikan penyebab kematiannya 5 Mengantarkan Jenazah ke rumah duka 6 Membentuk Tim UPT untuk menyusun kronologis kejadian wajar atau tidak wajar serta dilaporkan kepada Kepala 7 Membentuk Tim untuk meneliti lebih lanjut 8 Membantu pengurusan Jenazah sampai pada pemakaman Ka. Ka. UPT Kepolisian Pelaksana Mutu Baku Rumah Badan Keluarga Pelapor Kelengkapan Waktu Output Sakit Usaha Alat komunikasi Alat komunikasi Alat komunikasi UPT 1 Jam 2 Hari Ucapan Bela Sungkawa KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN DJOKO SASONO