I. PENDAHULUAN. pendidikan. Proses pendidikan dipandang sebagai aktivitas yang dapat

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pada kurikulum biologi SMP materi sistem gerak yang dipelajari di kelas VIII,

I. PENDAHULUAN. tugas dan kewajiban guru. Oleh karena itu, seorang guru memerlukan strategi

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

I. PENDAHULUAN. Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses. pendidikan di sekolah. Proses belajar menentukan berhasil tidaknya

I. PENDAHULUAN. perkembangan dan potensi kemampuan anak agar bermanfaat bagi. yang sesuai. Dalam hal ini ditujukan untuk membantu anak dalam

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran kimia kelas X 1 SMA

I. PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

I. PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses

I. PENDAHULUAN. kecerdasan, (2) pengetahuan, (3) kepribadian, (4) akhlak mulia, (5)

I. PENDAHULUAN. Seorang pendidik memiliki peranan yang penting dalam mengembangkan

I. PENDAHULUAN. ditumbuhkan dalam diri siswa SMA sesuai dengan taraf perkembangannya.

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah suatu proses interaksi yang kompleks dan mengandung

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran siswa dapat memahami konsep yang dipelajarinya. mengingat dan membuat lebih mudah dalam mengerjakan soal-soal

I. PENDAHULUAN. (Langeveld, dalam Hasbullah, 2009: 2). Menurut Undang-Undang Republik. Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

I. PENDAHULUAN. sejumlah pengetahuan sebagai mediumnya (Margono, 2005:27)

I. PENDAHULUAN. Indonesia yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia dan. dilaksanakan semenjak adanya manusia, hakikat pendidikan merupakan

I. PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu (Sanjaya, 2008:26). Menurut Amri dan Ahmadi. (2010:89) bahwa dalam kegiatan pembelajaran guru harus memahami

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

I. PENDAHULUAN. dibangun melalui pengembangan keterampilan-keterampilan proses sains seperti

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hasil yang maksimal dalam dunia pendidikan, diperlukan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi. sumber daya manusia melalui kegiatan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. rendahnya prestasi belajar tersebut berkaitan dengan beberapa faktor. Banyak

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses interaksi antara guru dan siswa yang bertujuan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kunci utama dalam kehidupan suatu bangsa, karena

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di SMP Mathla ul Anwar Bandar

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan

I. PENDAHULUAN. Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1988 tentang GBHN berbunyi : Indonesia yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang

I. PENDAHULUAN. Kimia merupakan mata pelajaran yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

I. PENDAHULUAN. di SMA Persada Bandar Lampung, diperoleh informasi bahwa rata-rata nilai

BAB 1 PENDAHULUAN. Guru tidak hanya sebagai pengajar tapi juga fasilitator yang membimbing dan

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kimia kelas XI IPA 1 di

`BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan pembelajaran. Peran guru tidak hanya mentransfer ilmu kepada

I. PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. dengan aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

1. PENDAHULUAN. didapatkan nilai rata-rata tes formatif materi pokok larutan elektrolit dan redoks kelas

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan.

*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pemebelajaran agar peserta didik secara aktif

I. PENDAHULUAN. kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan guru bidang studi Kimia kelas

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

II. TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu efektif juga dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap manusia, karena

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu yang penting bagi manusia, karena melalui

I. PENDAHULUAN. berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan

I. PENDAHULUAN. dianamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau. dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran geografi yang dilakukan di SMA Negeri 3 Bandar Lampung

BAB VI PENUTUP. 1. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Barisan dan Deret dengan. penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assited

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berperan penting dalam kehidupan suatu bangsa, karena

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan program pendidikan melalui proses belajar mengajar di sekolah

III. METODE PENELITIAN. Lampung pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Kelas yang dijadikan

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru bidang studi kimia di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

I. PENDAHULUAN. selama ini pada semester ganjil tahun pelajaran menunjukan bahwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari sejak SD. sampai SMA bahkan perguruan tinggi.

I. PENDAHULUAN. diwujudkan dengan adanya interaksi belajar mengajar atau proses

I. PENDAHULUAN. Guru mengajar hendaknya memiliki kemampuan yang cukup, ditunjukkan dengan

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

I. PENDAHULUAN. yang kuat antara tingkat pendidikan dengan perkembangan bangsa. Pendidikan yang mampu memfasilitasi perkembangan bangsa adalah

I. PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa pendidikan dalam pembangunan nasional berupa. seutuhnya. Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan wawancara dengan guru bidang studi kimia SMA Budaya Bandar

I. PENDAHULUAN. untuk lebih menyiapkan anak didik dengan keterampilan-keterampilan baru,

APLIKASI METODE PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

I. PENDAHULUAN. dan berganti dengan model pembelajaran yang lebih modern. Model

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai salah satu sektor yang paling penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan. Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003:

I. PENDAHULUAN. Pada saat ini pendidikan mengalami perkembangan yang pesat. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai bangsa yang menginginkan kemajuan. pendidikan, karena pendidikan berperan penting dalam meningkatkan potensi

I. PENDAHULUAN. seseorang dengan lingkungan. Oleh karena itu belajar dapat terjadi kapan saja

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Perkembangan. yang memungkinkan perkembangan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia dan negara-negara maju.

I. PENDAHULUAN. keaktifan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran dan menuntut kreativitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peran guru yang sesungguhnya adalah membuat siswa mau dan tahu

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku, hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakan pembangunan

I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses aktualisasi peserta didik melalui berbagai

I. PENDAHULUAN. dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan

I. PENDAHULUAN. dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya. Dengan. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang

I. PENDAHULUAN. ketepatan guru dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran pada. banyak menggunakan model pembelajaran yang kurang efektif yang

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar yang bervariasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2011 di SMP Negeri 1

BAB I PENDAHULUAN. dalam bahasa Inggris yaitu natural science, artinya Ilmu Pengetahuan

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. 1.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. pelaksanaan pembelajaran dapat digunakan dengan revisi kecil.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan pokok dalam seluruh proses pendidikan. Proses pendidikan dipandang sebagai aktivitas yang dapat merespon siswa untuk terlibat aktif setiap prosesnya. Hal ini berarti berhasil atau tidaknya suatu tujuan pendidikan salah satunya bergantung pada proses belajar yang dialami siswa selama pembelajaran berlangsung. Selain itu, suasana belajar yang dikembangkan oleh guru mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan belajar (Yamin, 2011:69). Proses pembelajaran yang baik adalah melibatkan siswa sepenuhnya untuk merumuskan sendiri suatu penguasaan materi. Dalam proses pembelajaran, nampaknya belum banyak guru yang menciptakan kondisi dan situasi yang memungkinkan siswa untuk melakukan proses pembelajaran dengan baik (Depdiknas, 2003). Salah satu tujuan dalam pembelajaran adalah tercapainya penguasaan konsep oleh siswa. Dalam kegiatan pembelajaran sering kali siswa sulit menangkap materi yang disampaikan oleh guru sehingga perlu adanya usaha untuk meningkatkan penguasaan konsep. Penguasaan konsep dipengaruhi oleh

2 beberapa faktor diantaranya adalah input (masukan), dan proses pembelajaran itu sendiri. Faktor-faktor ini tentu bervariasi pada tiap sekolah (Masrukhan: 2009:1). Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran biologi kelas XI di SMA Negeri 07 Bandar Lampung, selama ini guru masih menggunakan metode ceramah dan kadang kadang menggunakan metode diskusi. Diketahui juga bahwa pada kelas XI IPA semester genap tahun pelajaran 2010/2011 menunjukkaan nilai rata-rata penguasaan konsep materi Sistem Pernapasan masih rendah yakni baru mencapai 62 dengan ketuntasan 45%, kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yakni 70. Diduga faktor yang mempengaruhi rendahnya penguasaan konsep dan aktivitas belajar siswa ialah tingkat kemampuan siswa memahami dan mengolah informasi yang berbeda serta pada saat kegiatan pembelajaran guru masih berperan terlalu aktif yakni menggunakan metode ceramah. Pada proses pembelajaran siswa cenderung pasif sehingga aktivitas siswa menjadi rendah dan dapat berpengaruh pada penguasaan konsep materi pelajaran. Oleh karena itu diperlukannya suatu model pembelajaran yang terpusat pada siswa, yakni menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI). Model pembelajaran kooperatif tipe TAI merupakan pembelajaran yang mengkombinasikan kemampuan pembelajaran kelompok dan pembelajaran individu. Model pembelajaran tipe TAI dikembangkan oleh Slavin (1995:102) memiliki beberapa alasan yaitu model ini mengkombinasikan keunggulan kooperatif dan program pengajaran individu,

3 TAI disusun untuk memecahkan masalah dalam program pengajaran misalnya dalam hal kesulitan belajar secara individu. Tahap-tahap model pembelajaran TAI antara lain: tes penempatan dan pembentukan kelompok, belajar secara individu, belajar kelompok, tes, perhitungan nilai kelompok dan penghargaan kelompok. TAI mempunyai dinamika motivasi seperti STAD dan TGT. Meskipun demikian individualisasi adalah bagian dari TAI yang membuatnya berbeda dari STAD dan TGT. Jika siswa dapat berkembang dengan cepat maka mereka tidak harus menunggu sampai selesainya kelas (Slavin, 1995:7-8). Pelajaran biologi materi pokok Sistem Pernapasan kelas XI memiliki kompetensi dasar yaitu menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem pernapasan pada manusia dan hewan (misalnya burung) (Depdiknas, 2003). Siswa dituntut untuk menjelaskan, mengidentifikasi, membandingkan dan mengumpulkan informasi mengenai struktur, fungsi dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem pernapasan pada manusia dan hewan. Sehingga mungkin TAI cocok digunakan untuk pembelajaran materi sistem pernapasan karena model TAI merupakan suatu model pembelajaran yang menekankan pada efek sosial dari model pembelajaran kooperatif, siswa saling bekerjasama dalam kelompok, saling bertukar informasi, dan berdiskusi dalam menyelesaikan masalah. Salah satu penelitian yang menguji efektivitas model pembelajaran TAI ialah Lestari (2005:2) pada pokok bahasan trigonometri. Dari hasil penelitian

4 tersebut diketahui bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih baik, aktivitas siswa selama pembelajaran terus mengalami peningkatan, dan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran terus meningkat, sehingga dapat dikatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TAI lebih efektif terhadap pemahaman konsep siswa. Selain itu dalam penelitian Isharni (2010:34) juga menyatakan bahwa penguasaan materi siswa kelas VIIID SMP Negeri 1 Ngambur Bandar Lampung TP 2009/2010 dengan menggunakan model pembelajaran TAI memiliki persentase rata-rata nilai pretes postes pada kemampuan mengingat 35,23%, memahami 24,76%, mengaplikasi 32,38%, dan menganalisis 12,38% dengan rata-rata penguasaan materi 78,09. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka perlu diadakan penelitian pada pembelajaran materi Sistem Pernapasan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI yang diharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajar dan penguasaan konsep. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa? 2. Apakah ada pengaruh peningkatan yang signifikan dari penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dalam meningkatkan penguasaan konsep siswa pada materi Sistem Pernapasan?

5 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui pengaruh yang signifikan dari penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa. 2. Mengetahui pengaruh peningkatan yang signifikan dari penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dalam meningkatkan penguasaan konsep siswa pada materi Sistem Pernapasan. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Peneliti, sebagai calon guru maka dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran. 2. Guru, memberikan alternatif model pembelajaran yang dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa pada materi Sistem Pernapasan. 3. Siswa, memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan dapat mengurangi kejenuhan siswa dalam pembelajaran di kelas. 4. Sekolah, memberikan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar di sekolah. E. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup masalah yang dikemukakan pada penelitian ini adalah:

6 1. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI 1 dan XI 4 SMA Negeri 07 Bandar Lampung. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI 4 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI 1 sebagai kelas kontrol. 2. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok heterogen untuk memecahkan masalah. 3. Pembelajaran kooperatif tipe TAI yakni pembelajarannya berlangsung secara berkelompok namun bekerja secara individu. Langkah-langkahnya pembentukan kelompok heterogen, pembelajaran kelompok heterogen, mengerjakan soal LKS secara individu, mengoreksi LKS yang telah dikerjakan, siswa yang memiliki kemampuan lebih baik dari pada siswa lain dalam kelompok ditunjuk guru sebagai asisten yang berperan dalam membantu siswa lain dalam kelompok yang memiliki kemampuan sedang untuk memahami materi pelajaran, mengulas materi bagi siswa yang sudah memahami materi, sedangkan siswa yang belum memahami materi dikelompokkan menjadi kelompok homogen untuk mendapatkan bimbingan dari siswa, kemudian memberikan penghargaan kelompok untuk kelompok terbaik. 4. Aktivitas siswa dilihat dari proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi. Aktifitas yang diamati yakni mengerjakan LKS, mendiskusikan jawaban LKS, membimbing teman satu kelompok, bertukar informasi, dan menguasai materi pembelajaran. 5. Penguasaan konsep yang diperoleh dari hasil pretes dan postes pada materi Sistem Pernapasan. 6. Materi pembelajaran dalam penelitian ini ialah Sistem Pernapasan.

7 F. Kerangka Pikir Pembelajaran biologi bukan hanya merupakan mata pelajaran hafalan, namun juga membutuhkan pemahaman suatu konsep. Pada proses belajar siswa harus aktif mencari tahu, sedangkan guru membantu agar proses pencarian itu berjalan baik. Belajar sebaiknya dilakukan oleh siswa secara aktif baik individual maupun kelompok, guru bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator. Pada proses pembelajaran jika siswa ikut terlibat dengan melihat dan melakukan sesuatu daripada hanya mendengarkan penjelasan guru, aktivitas siswa yang aktif pada saat proses pembelajaran akan berdampak pada penguasaan konsep yang meningkat, hal ini akan terlihat pada hasil belajar yang diperolehnya. Setiap siswa memiliki pengetahuan, motivasi, dan tingkat kemampuan memahami yang berbeda maka dari itu perlu penanganan secara individu. Namun pembelajaran secara individu bisa saja pada beberapa siswa akan mengalami kesulitan. Untuk mengatasi hal tersebut maka pada penelitian ini pembelajaran materi Sistem Pernapasan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI. Pembelajarannya berlangsung secara berkelompok namun bekerja secara individu. Apabila terdapat kesulitan siswa dapat bertanya kepada siswa lain yang masih dalam satu kelompok, dan jika belum mendapatkan jawaban yang memuaskan dapat pula bertanya dengan guru. Langkah langkah model pembelajaran kooperatif tipe TAI yakni pembentukan kelompok heterogen, pembelajaran kelompok heterogen, mengerjakan soal LKS secara individu, mengoreksi LKS yang telah

8 dikerjakan, siswa yang memiliki kemampuan lebih baik dari pada siswa lain dalam kelompok ditunjuk guru sebagai asisten yang berperan dalam membantu siswa lain dalam kelompok yang memiliki kemampuan sedang untuk memahami materi pelajaran, mengulas materi bagi siswa yang sudah memahami materi, sedangkan siswa yang belum memahami materi dikelompokkan menjadi kelompok homogen untuk mendapatkan bimbingan dari siswa, kemudian memberikan penghargaan kelompok untuk kelompok terbaik. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan terikat. Variabel bebas adalah model pembelajaran kooperatif tipe TAI, dan variabel terikat adalah penguasaan konsep dan aktivitas belajar siswa pada materi Sistem Pernapasan. Y 1 X Y 2 Keterangan: X = Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI Y 1 = Penguasaan konsep biologi siswa pada materi Sistem Pernapasan Y 2 = Aktivitas belajar siswa pada materi Sistem Pernapasan Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat G. Hipotesis Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah: H 0 =Tidak ada pengaruh peningkatan yang signifikan dari penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI terhadap penguasaan konsep

9 siswa kelas XI IPA SMA Negeri 07 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012 pada materi Sistem Pernapasan. H 1 = Ada pengaruh peningkatan yang signifikan dari penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI terhadap penguasaan konsep siswa kelas XI IPA SMA Negeri 07 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012 pada materi Sistem Pernapasan.