KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK TK KELOMPOK B DI GUGUS SIDOMUKTI MANTRIJERON YOGYAKARTA ARTIKEL JURNAL SKRIPSI

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI KEMAMPUAN MENGENAL POLA ABCD-ABCD PADA ANAK KELOMPOK B DI TK SE-GUGUS 3 KECAMATAN KASIHAN

PENERAPAN OUTDOOR LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK KELOMPOK B1 TK AISYIYAH NUSUKAN I SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

PENGARUH METODE BERCERITA TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK KELOMPOK B

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS PENGGUNAAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF DENGAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP UKURAN JURNAL. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini sebagai pribadi unik yang memiliki masa-masa emas dalam

PENGARUH METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP UKURAN ANAK KELOMPOK B

EKSPLORASI BERMAIN PERAN MIKRO ANAK USIA DINI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

ARTIKEL JURNAL. Oleh: Eka Kumalasari NIM

PENGGUNAAN MEDIA BALOK HURUF PADA KEMAMPUAN MENGENAL HURUF ANAK JURNAL OLEH : SITI LARAS ANDIYANI

BAB I PENDAHULUAN. bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Pendidikan ini bertujuan. pendidikan nasional Bab I, Pasal I, Butir 14 bahwa:

PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIA DINI JURNAL. Oleh ADZANI NOVITA AMALIA RANI ( )

ARTIKEL SKRIPSI OLEH: SITI MUALIQOH SATTA NPM : P

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI MEDIA PUZZLE PADA KELOMPOK B DI TK SISWA BUDI I SURABAYA

Dwi Hastuti 1), Hadi Mulyono 2), Hadiyah 2)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL WARNAA MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN ARTIKEL JURNAL SKRIPSI

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI MEDIA GAMBAR ANAK KELOMPOK B I DI TK TKK TUNAS KARTINI MOYUDAN SLEMAN YOGYAKARTA

KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK TK KELOMPOK B DI GUGUS 1 KECAMATAN SEYEGAN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pendidikan telah berkembang pesat dan terspesialisasi. Salah satu di

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK GEOMETRI MELALUI PERMAINAN AMBIL-SUSUN DI PLAY GROUP

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi PG PAUD. Oleh :

HUBUNGAN MENGGAMBAR BEBAS TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B2 TK AL-KHAIRAAT III PALU

JURNAL HUBUNGAN PENERAPAN METODE BERCERITA DENGAN KEMAMPUAN MENGUNGKAPKAN BAHASA PADA ANAK USIA DINI. Oleh DWI MARLIAWITA ( )

OPTIMALISASI KECERDASAN LINGUISTIK ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK LKIA II PONTIANAK SELATAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI BENDA REALIA

PERANAN METODE BERCERITA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK BERBAHASA LISAN DI KELOMPOK B1 TK TUNAS BANGSA DESA SIDERA KABUPATEN SIGI

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA ANAK MELALUI MEDIA POP UP BOOK PADA KELOMPOK B TK AL ISLAM 4 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/201

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA ANAK MELALUI KEGIATAN BERCERITA DI PAUD NURUL HIDAYAH ACEH BESAR. Rizka Marputri, Fakhriah, Dewi Fitriani

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH PERMAINAN ANGKA TERHADAP KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN PADA USIA 4-5 TAHUN JURNAL. Oleh SEPTA SETIA SARI ( )

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK MELALUI PERMAINAN PESAN BERANTAI DI TK TAUFIQ PERGURUAN ISLAM BAYUR. Mulyati ABSTRAK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK MELALUI STATEGI SIMAK-KERJAKAN

PENGGUNAAN MEDIA WORD CARD DALAM PENGENALAN KEAKSARAAN (STUDI KASUS PADA ANAK KELOMPOK B) Eka Ririn kurniawati Sri Widayati

BAB I PENDAHULUAN. yaitu TPA, Playgroup dan PAUD sejenis (Posyandu). Pendidikan formal yaitu. Taman Kanak-kanak (TK) maupun Raudhatul Athfal (RA).

Pengaruh Permainan Engklek Modifikasi Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Anak Kelompok B

PENERAPAN METODE BERCERITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI TERHADAP CAPAIAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK

METODE MEMBACA SUKU KATA BERPENGARUH TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA AWAL PADA ANAK KELOMPOK B TK. PERTIWI JUWIRING KLATEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENGARUH MEDIA KOTAK KATA TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH

ARTIKEL SKRIPSI OLEH : DIAN KRISNAYANTI NPM:

PEMAHAMAN TEKS DISKUSI OLEH SISWA SMP NEGERI 2 PONTIANAK TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Langsat Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Sosial Vol. 4 No. 2 Juli-Desember 2017

Meningkatkan penguasaan keaksaraan anak usia dini melalui media flashcard di TK Para Bintang Kota Jambi Kelompok B3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Atiasih, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN USIA 5 6 TAHUN DI TK 011 PERMATAKU MERANGIN KABUPATEN KAMPAR

PENGARUH KEGIATAN MENGGAMBAR BEBAS TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK PERMATAKU DESA LENJU KECAMATAN SOJOL UTARA KABUPATEN DONGGALA.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MAZE KATA DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL

PENGARUH METODE BERCERITA MENGGUNAKAN BUKU CERITA BERGAMBAR TERHADAP KETERAMPILAN ANAK BERBICARA DI TK BETHEL KECAMATAN LORE SELATAN ABSTRAK

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL. : Peningkatan Bahasa Anak Usia Dini Melalui Cerita Bergambar di Taman Kanak-kanak Islam Qurrata A yun Batusangkar

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK GEOMETRI MELALUI KEGIATAN MENCETAK PADA ANAK USIA 3 4 TAHUN

Peningkatan Kemampuan Membaca Awal Dengan. Metode Flash Card Pada Anak Usia 5-6 Tahun. Muldaniah 1, Evy Fitria 2

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN MELALUI BERMAIN KARTU ANGKA BERGAMBAR PADA ANAK USIA TK

PENINGKATAN PENGENALAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF KOTAK ALFABET PADA ANAK KELOMPOK B TK KEMALA BHAYANGKARI 55 TAHUN AJARAN

KEMAHIRAN MEMBACA NYARING TEKS PEMBUKAAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945 SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SWASTA BINTAN TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN

PENGARUH MEDIA KARTU HURUF HIJAIYYAH TERHADAP KEMAMPUAN ANAK MENGENAL HURUF HIJAIYYAH DI KELOMPOK B TK 1 AL-KHAIRAAT KASIMBAR

MEDIA FLASHCARD BERPENGARUH TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK

PENGARUH MEDIA DADU HURUF TERHADAP KEMAMPUAN PENGENALAN HURUF PADA TK KELOMPOK A

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, rohani (moral atau spritual), motorik, akal pikiran, emosional, sosial dan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA BAHASA INGGRIS MELALUI BERNYANYI PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN

PENGARUH PENGGUNAAN BERMAIN PLASTISIN TERHADAP PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK USIA 5-6 TAHUN JURNAL. Oleh RENI PUSPITA SARI ( )

HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN KETERAMPILAN BERBICARA ANAK USIA 5-6 TAHUN JURNAL. Oleh. Diyah Yusnita ( )

PENGARUH MEDIA GELAS ANGKA 1-10 TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF MENGENAL LAMBANG BILANGAN KELOMPOK A

Iud Puspita Wijianingsih 1, Ruli Hafidah 1 Yudianto Sujana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wiwih,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL GUNA PENINGKATAN PENGENALAN POLA MATEMATIKA PADA ANAK KELOMPOK A TK KARANG INDRIYA TAHUN AJARAN 2014/2015

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

Desly Manalu, Tri Utami, Enda Puspitasari

*Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan 0 Universitas Negeri Padang

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM PEMBELAJARAN SAINS MELALUI METODE BERMAIN ANAK KELOMPOK B1 TK AISYIYAH PUNGGAWAN TAHUN 2016/2017

PENGARUH METODE BERCAKAP-CAKAP TERHADAP KEMAMPUAN BERBAHASA PADA ANAK KELOMPOK B DI TK KEMIRI 03 KEMIRI KEBAKKRAMAT TAHUN AJARAN 2016/2017

PENGARUH KEGIATAN MELUKIS BERMEDIA KAPAS TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH DONGENG TERHADAP KEMAMPUAN EMPATI ANAK KELOMPOK B

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1 10 DENGAN MENGGUNAKAN KARTU ANGKA. Endah Retnowati

PENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN DENGAN KOTAK MATEMATIKA KELOMPOK A1 DI TK ABA MARGOMULYO III

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk memasuki pendidikan lebih lanjut (Suyadi, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pendidik atau pengasuh anak usia 0-6 tahun dengan

PENDAHULUAN. Masing-masing anak memiliki bakat dan potensi yang telah dibawanya dari

PENGARUH PENGGUNAAN BALOK ANGKA TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN ANAK

IDENTIFIKASI KECERDASAN INTERPERSONAL ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK GUGUS SIDO MUKTI KECAMATAN MANTRIJERON KOTA YOGYAKARTA ARTIKEL JURNAL SKRIPSI

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sangat menentukan bagi anak untuk mengembangkan seluruh. potensinya. Berdasarkan kajian dalam Ernawulan Syaodih dan Mubiar

PENGARUH MEDIA WAYANG ANGKA TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN ANAK KELOMPOK B

PENGARUH PERCOBAAN SAINS SEDERHANA TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL 1 PALU

JURNAL PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pendidikan Anak Usia Dini

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF MENGENAL LAMBANG BILANGAN MELALUI MEDIA PUZZLE ANGKA PADA ANAK KELOMPOK A TK PLUS INSAN MADANI KOTA KEDIRI

PENGGUNAAN METODE BERCERITA DALAM MENINGKATKAN KOSAKATA YANG DIMILIKI ANAK USIA 5-6 TAHUN JURNAL. Oleh. Rani Setia Prasanti

BAB I PENDAHULUAN. mendefiniskan pendidikan anak usia dini sebagai. boleh terpisah karena ketiganya saling berkaitan. Aspek kognitif berkaitan dengan

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN MEDIA KARTU GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B TAMAN KANAK KANAK ANGGREK LANJARAN MUSUK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB III METODE PENELITIAN. nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari pemberian tindakan. 1. bilangan anak melalui permainan memancing angka.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN DASAR KONGNITIF ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK TERATAI SUNJU

BAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan salah satu lembaga pendidikan yang

Andrefi Purjiningrum 1, Siti Wahyuningsih 2, Rukayah 2

PENGARUH METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH PADA ANAK KELOMPOK B DI RA TAQIYYA KARTASURA SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2013/2014

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK KELOMPOK B MELALUI METODE CANTOL RAUDHOH DI TK DHARMAWANITA SINGOPADU 2 KECAMATAN SIDOHARJO

PENINGKATAN PERKEMBANGAN KOGNITIF MELALUI PENGGUNAAN PUZZLE PADA ANAK TK

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. membaca anak usia dini melalui penggunaan media gambar seri yang

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan

Transkripsi:

KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK TK KELOMPOK B DI GUGUS SIDOMUKTI MANTRIJERON YOGYAKARTA ARTIKEL JURNAL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Alfu Laila NIM 11111241018 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015

Kemampuan Membaca Permulaan... (Alfu Laila) 1 KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK TK KELOMPOK B DI GUGUS SIDOMUKTI MANTRIJERON YOGYAKARTA CHILDREN S EARLY READING SKILL IN KINDERGARTEN GROUP B AROUND SIDOMUKTI Oleh: Alfu Laila, PAUD/PG PAUD alfulaila661@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan membaca permulaan anak TK kelompok B di Gugus Sidomukti Mantrijeron Yogyakarta. Latar belakang mengambil penelitian ini yaitu karena adanya beberapa anak pada kemampuan membaca permulaan belum berkembang sesuai tahap pencapaian perkembangan. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif metode survei. Sampel penelitian ini adalah 188 anak kelompok B di TK Gugus Sidomukti Mantrijeron Yogyakarta. Sub variabel penelitian ini yaitu mengenal huruf. Indikator yang diteliti yaitu mampu membedakan huruf, mampu menyebutkan nama-nama benda yang memiliki suara huruf awal yang sama, dan mampu menghubungkan gambar atau benda dengan kata. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis data kuantitatif. Kata kunci: kemampuan membaca permulaan, anak TK kelompok B Abstract The objection of this research was to find out children s early reading skill in Group B Kindergarten around Sidomukti cluster Mantrijeron sub-district, Yogyakarta. The reason of taking this research is because there were children whose early reading skill were not yet developed properly based on developmental stage. This research used descriptive quantitative approach. This research used descriptive quantitative aproach for survey method. Used as the sample were 188 pupils of group B Kindergarten around Sidomukti cluster Mantrijeron subdistrict, Yogyakarta. Using recognizing words as the sub variable of this research, the indicator was being able to distinguish words, able to name things that have same first word s sounds, and able to connect pictures or things with words. The data collection technique used in this research was observation and documentation. Also using quantitative data analysis as the data analysis technique.. Keywords: early reading skill, group B kindergarten. PENDAHULUAN Anak usia dini merupakan periode pada masa emas (golden age) yang merupakan periode sensitif yang tepat untuk mengembangkan seluruh aspek perkembangan pada diri anak meliputi aspek kognitif, bahasa, fisik-motorik, sosial emosional, dan nilai agama dan moral. Pengembangan aspek-aspek tersebut dapat ditanamkan oleh pendidik dan orangtua di sekolah ataupun di rumah. Proses pengembangan pada anak dapat dilakukan melalui bermain. Menurut Masitoh dkk (2005: 4), kegiatan bermain memotivasi anak untuk mengetahui sesuatu lebih mendalam dan secara spontan anak mengembangkan kemampuannya. Penggunaan permainan akan memudahkan anak belajar sesuatu yang baru sehingga dapat menambah pengalaman anak. Pengalaman dan pengetahuan baru memudahkan anak mengenal hal yang ada di sekitarnya. Penambahan pengalaman pada anak dapat menggunakan media konkrit. Hal ini dikarenakan pada anak usia dini belum mampu berpikir secara abstrak. Sesuai pendapat Piaget (1954, dalam Santrock, 2007: 49) bahwa anak usia 2-7 tahun masih berada pada tahap praoperasional yang pada tahapan ini anak menjelaskan dunia dengan kata-kata dan gambar. Kata-kata dan gambar mencerminkan peningkatan pemikiran simbolis anak melampaui

2 Jurnal Pendidikan Pendidik Anak Usia Dini Edisi 8 Tahun Ke-4 2015 hubungan informasi sensoris dan tindakan fisik. Penggunaan benda konkrit memudahkan anak untuk menggambarkan segala hal. Pembelajaran pada anak usia dini dilakukan sesuai perkembangan anak agar sehingga anak mudah memahami penjelasan guru. Pembelajaran yang relevan dengan perkembangan akan menjadikan anak bertahan dalam kegiatan. Menumbuhkan motivasi anak dalam proses pembelajaran sangat diperlukan agar anak dapat menangkap informasi yang diterima. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh seorang individu untuk berkomunikasi dengan orang di sekitarnya (Yudrik Jahja, 2011: 53). Penanaman aspek bahasa dapat dilakukan oleh siapapun, baik itu orangtua anak di rumah, guru di sekolah, dan orang-orang yang berada di sekitar anak (Carol Seefeldt & Barbara A. Wasik, 2008: 324). Kemampuan membaca tulis hitung (calistung) perlu ditanamkan pada anak sejak dini. Kemampuan ini sangat diperlukan agar anak dapat mengetahui segala sesuatu, termasuk kemampuan baca tulis hitung permulaan. Kemampuan membaca dan menulis pada anak dilakukan secara bertahap. Membaca pada anak usia dini tidak dapat dilakukan secara langsung seperti cara belajar orang dewasa. Pendidik harus memberikan stimulus kepada anak melalui strategi yang bervariasi di sekolah sehingga minat anak untuk membaca, menulis, dan kemampuan anak dalam mengungkapkan bahasa meningkat (Bromley, 1992: 216, dalam Nurbiana Dhieni, 2005: 5.16). Menurut Nurbiana Dhieni (2005: 5.2) mengajarkan membaca dan menulis pada anak TK menjadi perdebatan pihak tertentu. Terdapat pihak yang memperbolehkan dan terdapat pihak yang berpendapat bahwa membaca, menulis, dan berhitung (calistung) tidak diperbolehkan diajarkan di Taman Kanakkanak karena merupakan kewajiban guru SD. Menurut Moleong (2003: 25, dalam Nurbiana Dhieni, 2005: 5.16) pada era globalisasi seperti ini terdapat fenomena yang terjadi di lapangan bahwa apabila ingin memasukkan anak ke SD terdapat persyaratan atau tes masuk dengan menggunakan konsep akademik terutama tes membaca dan menulis. Dengan adanya persyaratan tersebut orangtua/wali murid meminta kepada guru untuk mengajarkan membaca pada anak. Hal ini akan mengakibatkan Taman Kanak-Kanak tidak lagi menjadi taman bermain (Moleong, 2003: 25, Nurbiana Dhieni, 2005: 5.16). Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan strategi yang tepat dan sesuai dengan perkembangan anak. Sesuai surat edaran yang diberikan oleh Departemen Pendidikan Nasional (2009) bahwa tidak diperkenankan materi calistung diberikan secara langsung pada anak-anak. Konteks belajar calistung dilakukan dalam kerangka pengembangan seluruh aspek perkembangan anak. Pengajaran membaca tulis hitung pada anak menggunakan pendekatan yang disesuaikan dengan karakteristik pembelajaran anak di sekolah yakni melalui bermain yang dapat memberikan berbagai pengalaman bagi anak. Permainan bahasa merupakan permainan untuk memperoleh kesenangan dan untuk melatih keterampilan berbahasa, termasuk kemampuan membaca permulaan. Setiap permainan bahasa yang dilaksanakan harus secara langsung dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Aktivitas permainan digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang menyenangkan. Menurut Dewey (dalam Septi Sugiarsih. tt: 2) bahwa interaksi antara permainan dan pembelajaran akan memberikan pengalaman belajar yang sangat penting bagi anak (Septi sugiarsih. tt: 2). Dalam Permendiknas Nomor 58 Tahun 2009 dalam aspek perkembangan bahasa aspek keaksaraan bahwa anak usia 5-6 tahun diuraikan bahwa anak mampu mengenal simbol-simbol huruf untuk persiapan membaca, mampu menghubungkan gambar atau benda dengan kata, dan mampu menyebutkan nama-nama benda yang suara huruf awalnya sama. Pada kenyataanya saat peneliti melakukan observasi pada tanggal 7 dan 8 Januari 2015 di TK ABA Gedongkiwo dan TK PKK Gedongkiwo, peneliti mendapatkan fakta bahwa terdapat 7 anak yang belum optimal dalam menjawab pertanyaan tentang huruf, misalnya membedakan huruf b

dan d dan huruf v dan f. Peneliti menemukan sebanyak 9 anak yang belum optimal dalam menyebutkan nama-nama benda yang memiliki suara huruf awal yang sama. Berdasarkan wawancara singkat yang telah dilakukan oleh peneliti kepada guru kelas B di TK ABA Gedongkiwo menunjukkan bahwa anak-anak TK kelompok B di TK ABA Gedongkiwo memiliki kemampuan membaca yang berbeda-beda. Pendidik mengemukakan bahwa terdapat beberapa anak yang dapat membedakan huruf dan beberapa anak belum optimal dalam membedakan huruf. TK ABA Gedongkiwo dan TK PKK Gedongkiwo merupakan TK yang termasuk dalam Gugus Sidomukti Kecamatan Mantrijeron Kota Yogyakarta. Berkaitan dengan hal tersebut maka peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian dengan judul kemampuan membaca permulaan anak TK B di Gugus Sidomukti Mantrijeron Yogyakarta. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu penelitian deskriptif menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan bulan Mei- Juni 2015. Tempat penelitian dilaksanakan di TK di Gugus Sidomukti Mantrijeron Yogyakarta, yang terdiri dari 6 TK, yaitu TK ABA Gedongkiwo, TK PKK Gedongkiwo, TK ABA Suryowijayan, TK ABA Dukuh, TK Putrasurya, dan TK Pedagogia. Populasi dan Sampel Penelitian Sampel penelitian ini adalah seluruh anak TK kelompok B di Gugus Sidomukti Mantrijeron Yogyakarta. TK di Gugus Sidomukti terdiri dari 6 TK dengan jumlah 188 anak. Prosedur Penelitian Penelitian dilakukan dengan melakukan observasi di TK Kelompok B di Gugus Kemampuan Membaca Permulaan... (Alfu Laila) 3 Sidomukti Mantrijeron Yogyakarta. Lembar observasi yang digunakan peneliti sebelumnya telah divalidasi menggunakan validitas isi yang diuji melalui expert judgement, yaitu dengan cara mengkonsultasikan isi instrumen dengan para ahli dibidangnya. Peneliti melakukan observasi selama ± 8 minggu di TK kelompok B Gugus Sidomukti. Kemudian peneliti menganalisis data yang diperoleh dari observasi. Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini berupa data hasil observasi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar observasi (checklist). Teknik pengumpulan data penelitian dengan observasi dan dokumentasi. Jadi, data observasi diperoleh melalui observasi yang dilakukan oleh peneliti menggunakan lembar observasi (check list) dan disertai dengan foto penelitian. Validitas Instrumen Jenis validitas dalam penelitian ini adalah validitas isi yaitu validitas yang disusun atas pertanyaan yang diajukan telah menggambarkan sesuatu yang telah diukur. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2007: 173). Dalam penelitian ini validitas isi diuji melalui expert judgement, oleh ibu Martha Christianty, M. Pd yaitu dosen PG-PAUD. Expert judgement merupakan teknik validasi instrument dengan cara mengkonsultasikan isi instrument kepada ahli di bidangnya, sehingga dimungkinkan nanti para ahli akan memberi keputusan: instrument dapat digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan, dan mungkin diganti (Sugiyono, 2007: 177). Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif. Setelah data dianalisis kemudian akan diinterpretasikan ke dalam empat kategori nilai. Empat kategori tersebut menurut Zainal Aqip

4 Jurnal Pendidikan Pendidik Anak Usia Dini Edisi 8 Tahun Ke-4 2015 (2007: 41) yang menyebutkan kriteria dengan menggunakan kesesuaian skor persentase sebagai berikut. Tabel 1. Kriteria Penilaian Menurut Zainal Aqib No. Kriteria Menurut Zainal Aqib Nilai Kriteria Kemampuan Membaca Permulaan 1. Sangat Baik 76,00%- 100% Berkembang Sangat Baik (BSB 2. Baik 56%- 75% Berkembang Sesuai Harapan (BSH 3. Cukup 45%- Mulai Berkembang 55% (MB) 4. Kurang 0%-44% Belum Berkembang (BB) Selain itu, penggunaan persentase sebagai alat untuk menyajikan informasi juga mempunyai keuntungan bahwa dengan persentase tersebut pembaca laporan penelitian akan mengetahui seberapa jauh sumbangan tiap-tiap bagian (aspek) di dalam keseluruhan konteks permasalahan yang dibicarakan. Menurut Ngalim Purwanto (2006: 102), persentase dapat dicari dengan menggunakan rumus berikut. NP = R / SM x 100 % Keterangan: NP = Nilai persen yang dicari atau diharapkan R = Skor mentah yang diperoleh siswa SM = Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan 100% = Bilangan tetap HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan membaca permulaan pada anak TK kelompok B di Gugus Sidomukti Mantrijeron Yogyakarta. Data diperoleh melalui observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar observasi. Data yang diperoleh kemudian dideskripsikan dan dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian yang akan disajikan oleh peneliti meliputi deskripsi lokasi penelitian dan deskripsi data hasil penelitian. 1. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di enam TK di gugus Sidomukti Mantrijeron Yogyakarta yang meliputi TK PKK Gedongkiwo, TK ABA Gedongkiwo, TK Pedagogia, TK Putrasurya, TK ABA Suryowijayan, dan TK ABA Dukuh pada bulan Mei-Juni 2015. 2. Data Hasil Penelitian Berdasarkan observasi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kemampuan membaca permulaan anak TK Kelompok B di Gugus Sidomukti menunjukkan bahwa terdapat 113 anak berada pada kriteria berkembang sangat baik yaitu dengan persentase 60,12%. Pada kriteria berkembang sesuai harapan terdapat 56 anak dengan persentase 29,78%, pada kriteria mulai berkembang diperoleh 16 anak dengan persentase 8,51%, dan pada kriteria belum berkembang 3 anak dengan persentase 1,59%. Berdasarkan hasil observasi dapat disimpulkan bahwa sebagian besar (89,90% dari total keseluruhan) kemampuan membaca permulaan pada anak TK kelompok B di gugus Sidomukti berada dalam kriteria berkembang sangat baik. Tabel 2. Kemampuan Membaca Permulaan pada Anak TK Kelompok B di Gugus Sidomukti Kriteria Jumlah Anak Keseluruhan Persentase BSB 113 60,12% BSH 56 29,78% MB 16 8,51% BB 3 1,59% Jumlah 188 100,00% Keterangan: BSB: Berkembang Sangat Baik, BSH: Berkembang Sesuai Harapan, MB: Mulai Berkembang, BB: Belum Berkembang.

Gambar 1. Histogram Kemampuan Membaca Permulaan pada Anak TK Kelompok B di Gugus Sidomukti Mantrijeron Berdasarkan analisis deskriptif kuantitatif yang diperoleh dari lembar observasi menunjukkan bahwa kemampuan membaca peemulaan pada anak TK kelompok B di gugus sidomukti berada pada kategori BSB (Berkembang Sangat Baik). Terdapat tiga indikator yang diteliti dalam penelitian ini yaitu mampu membedakan huruf, mampu menyebutkan kata atau benda yang suara huruf awalnya sama, dan mampu menghubungkan gambar atau benda dengan kata. Dari indikator yang diteliti setiap anak memiliki penguasaan yang berbeda-beda karena anak merupakan individu yang unik sehingga memiliki pencapaian perkembangan yang berbeda pula. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada 188 Anak TK Kelompok B dii Gugus Sidomukti menunjukkan bahwa terdapat 113 anak berada pada kriteria berkembang sangat baik yaitu dengan persentase 60,12%. Pada kriteria berkembang sesuai harapan terdapat 56 anak dengan persentase 29,78%, pada kriteria mulai berkembang diperoleh 16 anak dengan persentase 8,51%, dan pada kriteria belum berkembang 3 anak dengan persentase 1,59%. Berdasarkan hasil observasi dapat disimpulkan bahwa sebagian besar (89,90% dari total keseluruhan) kemampuan membaca permulaan pada anak TK kelompok B di gugus Sidomukti berada dalam kriteria berkembang sangat baik. Persentase tersebut dihasilkan dari rekapitulasi seluruh indikator yang telah diteliti. Untuk lebih jelasnya akan dipaparkan deskripsinya berdasar indikator yang diteliti, yaitu sebagai berikut: 1. Kemampuan membedakan huruf Kemampuan anak dalam membedakan huruf pada anak TK kelompok B di Gugus Sidomukti tergolong berkembang sangat baik. Dari observasi yang dilakukan menunjukkan bahwa anak mampu mengambil sendiri benda yang memiliki tulisan misalnya mengambil lembar kerja di rak buku, anak telah mampu menuliskan namanya sendiri pada lembar kerja anak yang telah disediakan guru, dan anak Kemampuan Membaca Permulaan... (Alfu Laila) 5 mampu membedakan huruf konsonan dan huruf vokal. Hal ini sesuai dengan pendapat A. K Wardani (1995: 57) bahwa membaca permulaan adalah kemampuan anak dalam membedakan huruf. Melalui membedakan huruf anak akan dapat merangkai kata dengan benar dan tepat sehingga kata yang dirangkai dapat dipahami oleh pembaca. Namun tidak semua anak menunjukkan hal serupa, terdapat beberapa anak yang masih mengalami kesulitan dalam membedakan nama buku yang telah disediakan. Ketika anak diberikan tugas untuk menulis benda yang memiliki suara huruf awal yang sama beberapa anak masih belum optimal dalam membedakan huruf, misalnya ketika anak akan menulis kata burung, anak akan bertanya pada guru atau temannya bentuk huruf yang tidak anak ketahui. 2. Kemampuan menyebutkan benda atau kata yang suara huruf awalnya sama Berdasar observasi yang dilakukan menunjukkan bahwa indikator ini berada pada kriteria berkembang sangat baik. Indikator ini dilakukan pada kegiatan awal atau di kegiatan akhir. Pendidik melakukan kegiatan ini melalui metode yang berbeda pada masing-masing sekolah. Pada indikator ini anak sangat antusias karena dilakukan melalui permainan. Dari permainan yang dilakukan terdapat beberapa anak yang memiliki respons sangat baik ketika pendidik menyebutkan huruf yang akan digunakan. Hal ini sesuai dengan pendapat Reni Akbar Hawadi (2001: 36) bahwa membaca permulaan adalah kemampuan anak mengenal huruf. Dengan dasar mengenal huruf akan menambah wawasan anak tentang huruf kemudian anak akan belajar menyusun huruf menjadi kata yang berarti. Namun tidak semua anak memiliki kemampuan menyebutkan benda atau kata yang suara huruf awalnya sama dengan baik. Dari observasi yang dilakukan menunjukkan bahwa terdapat anak yang menyebutkan kembali kata yang telah disebutkan oleh temannya, dan beberapa anak masih membutuhkan bantuan guru untuk dapat menyebutkan benda atau kata yang suara huruf awalnya sama.

6 Jurnal Pendidikan Pendidik Anak Usia Dini Edisi 8 Tahun Ke-4 2015 3. Kemampuan menghubungkan gambar atau kata dengan kata Kemampuan menghubungkan gambar atau kata dengan kata pada anak TK kelompok B di Gugus Sidomukti berada pada kriteria berkembang sangat baik. Indikator ini dilakukan pada kegiatan inti yang pertama. Anak-anak mampu melakukan dengan baik. Bagi anak-anak yang memiliki ketertarikan pada kegiatan membaca terutama kemampuan menghubungkan gambar atau kata dengan kata, anak akan dengan cepat mengerjakan tugas yang diberikan guru. Hal ini sesuai dengan pendapat Burns (1985, dalam Haryadi dan Zamzami, 1996: 32) bahwa membaca merupakan suatu kegiatan yang ditempuh oleh pembaca yang mengarah pada tujuan tertentu melalui tahap-tahap tertentu. Kegiatan membaca dimulai dari kegiatan mengenal huruf, kata, dan menghubungkan dengan bunyi dan maknanya. Namun tidak semua anak berada pada kriteria ini. Beberapa anak masih memerlukan bimbingan guru dan beberapa anak masih bertanya pada temannya. Berdasarkan paparan sesuai indikator di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca permulaan pada anak TK Kelompok B di Gugus Sidomukti berada pada kriteria Berkembang Sangat Baik (BSB). Namun tidak semua anak berada pada kriteria tersebut hal ini disebabkan beberapa faktor. Menurut Farida Rahim (2011: 28) bahwa orang yang mempunyai minat membaca yang kuat akan diwujudkannya dalam kesediaan untuk mendapatkan bahan bacaan dan kemudian membacanya atas kemauannya sendiri. Dari observasi yang telah dilakukan di sekolah di Gugus Sidomukti menunjukkan sebagian anak memiliki minat untuk membaca. Hal ini ditunjukkan dengan adanya ketertarikan terhadap buku-buku yang disediakan pendidik di rak buku. Anak berdiskusi bersama temannya membahas isi buku. Selain itu anak membaca tulisan-tulisan yang tertera di tas dan di rak lemari. Namun beberapa anak memilih untuk bermain dengan permainan lainnya. Sekolah-sekolah di Gugus Sidomukti memiliki fasilitas untuk mendukung perkembangan anak, diantaranya ruang kelas, alat permainan edukatif outdoor dan indoor, dan fasilitas lainnya. Dalam proses pembelajaran pendidik menyiapkan media yang akan digunakan sesuai Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang telah disusun. Pada kegiatan awal atau akhir anak diminta untuk berpasang-pasangan untuk berdiskusi mengenai hal-hal kecil yang menurut anak menyenangkan. Hal ini dilakukan oleh guru untuk memfasilitasi siswa agar kemampuan berbahasa anak berkembang sesuai dengan Tahap Pencapaian Perkembangan (TPP) anak. Sesuai dengan pendapat Neuman dan Rosko (dalam Carol Seefeldt & Barbara A. Wasik, 2008: 324) bahwa penyediaan fasilitas-fasilitas yang mendukung sangat diperlukan untuk mengembangkan kemampuan berbahasa anak dan memungkinkan anak untuk mengajukan pertanyaan sederhana dan membantu anak untuk belajar huruf dan kata. Dalam pembelajaran anak melihat dan mendengarkan penjelesan guru sebelum anak melanjutkan untuk mengerjakan tugas dan mengikuti perintah yang telah dijelaskan. Sesuai dengan Burns dkk (1977: 7, dalam Farida Rahim, 2008: 12-14) menjelaskan bahwa proses membaca terdapat sembilan aspek yang telah disimipulkan bahwa proses pemerolehan kemampuan membaca anak yaitu dimulai dengan kegiatan melihat kemudian mempersepsikan pengalaman baru yang diperoleh di dalam otak. Pengalaman yang luas akan memberikan kesempatan pada anak untuk memiliki kosa kata yang banyak. Proses membaca dilakukan dengan logis, sistematis, kritis, dan kreatif untuk menghubungkan simbol menjadi kata atau menjadi kalimat. Proses membaca berkaitan dengan kegiatan pemusatan perhatian sehingga akan muncul sebuah gagasan dari setiap individu sesuai apa yang telah dibaca dan dipersepsikan di dalam otak. Setelah mendengarkan penjelasan pendidik kemudian anak melanjutkan melakukan tugas sesuai dengan perintah guru. Pada saat mengerjakan tugas tidak semua anak dapat

mengerjakan tugasnya secara mandiri. Terdapat beberapa anak yang bertanya kepada teman atau gurunya. Hal ini dikarenakan pengalaman anak untuk memperoleh bahasa anak berbeda-beda. Pengalaman anak sangat bergantung pada interaksi dengan orang disekitar. Hal ini sesuai dengan pendapat Bandura dan Skinner (dalam Siti Rahayu dkk, 2002: 156) bahwa kemampuan bahasa anak dipengaruhi oleh adanya interaksi dengan orang disekitar anak. Sependapat dengan Bandura dan Skinner (dalam Siti Rahayu dkk, 2002: 156), menurut Muhammad Nur Mustakim (2005: 123) bahwa perkembangan bahasa pada anak bergantung pada pengalaman dari lingkungan keluarga, lingkungan teman bermain, dan lingkungan sekolah. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, kemampuan membaca permulaan pada anak TK kelompok B di Gugus Sidomukti menunjukkan bahwa terdapat terdapat 113 anak yang berada pada kriteria Berkembang Sangat Baik (BSB) dengan persentase 60,12%, pada kriteria Berkembang Sesuai Harapan (BSH) terdapat 56 anak dengan persentase 29,78%, pada kriteria Mulai Berkembang (MB) terdapat 16 anak dengan persentase 8,51%, dan pada kriteria Belum Berkembang (BB) terdapat 3 anak dengan persentase 1,59%. Jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca permulaan pada anak TK kelompok B di Gugus Sidomukti Mantrijeron Yogyakarta sebesar 89.90% dan termasuk pada kriteria Berkembang Sangat Baik (BSB). Saran 1. Bagi pendidik Diharapkan pendidik menggunakan media variatif untuk mengoptimalkan kemampuan membaca permulaan anak. 2. Bagi penelitian selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya hendaknya mampu mengembangkan kemampuan membaca permulaan dengan mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai kemampuan membaca permulaan, baik pada jenis penelitian yang sama Kemampuan Membaca Permulaan... (Alfu Laila) 7 maupun pada jenis penelitian yang berbeda agar penelitian pada pokok bahasan ini menjadi lebih sempurna. DAFTAR PUSTAKA I.G.A.K. Wardani. (1995). Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Guru. Carol Seefeldt & Barbara A. Wasik. (2008). Edisi Kedua: Pendidikan Anak Usia Dini (Alih Bahasa: Pius Nasar). Jakarta: PT Indeks. Farida Rahim. (2011). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara. Haryadi & Zamzami. (1996). Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Masitoh dkk. (2005). Pendekatan Belajar Aktif di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Muhammad Nur Mustakim. (2005). Peranan Cerita dalam Pembentukan Perkembangan Anak TK. Jakarta: Depdiknas. Nurbiana Dhieni. (2005). Metode Perkembangan Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka. Ngalim Purwanto. (2006). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Reni Akbar Hawadi. (2001). Psikologi Perkembangan Anak Mengenal Sifat, Bakat, dan Kemampuan Anak. Jakarta: Grafindo. Siti Rahayu dkk. (2002). Psikologi Perkembangan Pengantar dalam

8 Jurnal Pendidikan Pendidik Anak Usia Dini Edisi 8 Tahun Ke-4 2015 Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: UGM Press. Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Surat Edaran Depdiknas. (2009). Diakses dari http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/si tes/default/files/surat-edarandikdasmen.pdf pada 13 Desember 2014. Septia Sugiarsih. (tt). Membaca Permulaan. Diakses dari http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pen elitian/septia%20sugiarsih,%20s.pd.,%20 M.Pd./Membaca%20Permulaan%20artikel.pdf%201.pdf pada 12 September 2015. W. Santrock, John. (2007). Perkembangan Anak Edisi Kesebelas. (Alih Bahasa: Milla Rachmawati dan Anna Kuswanti). Jakarta: Erlangga. Yudrik Jahja. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana.