BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN IZIN USAHA MIKRO DAN KECIL

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 19 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA MIKRO DAN KECIL DI KABUPATEN BINTAN

BUPATI SEMARANG PROPINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG IZIN USAHA MIKRO BUPATI SEMARANG,

dalam pemberdayaan dari Pemerintah Kabupaten Musi

WALIKOTA MATARAM PROVINS! NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR: 21, TAHUN 2015 TENT ANG

BUPATI LABUHANBATU UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI LABUHANBATU UTARA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI OGAN KOMERING ULU TIMUR PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ULU TIMUR. NOMOR ft TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 97 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENERBITAN IZIN USAHA MIKRO

PERATURAN BUPATI KUANTAN SINGINGI NOMOR 25 TAHUN 2015

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 71 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG

Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA MIKRO

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BATANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN UNTUK USAHA MIKRO DAN KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TENTANG. Izin Usaha Mikro dan Kecil serta Pasal 4 Peraturan NOMOR 25 TAHUN Menimbang: a. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang

KABUPATEN LOMBOK BARAT

PEMBINAAN DAN FASILITASI LEGALITAS IUMK TAHUN 2018

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN

S A L I N A N PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 28 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS KREDIT MODAL KERJA USAHA MIKRO DI KABUPATEN PROBOLINGGO

WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 53 TAHUN 2014 TAHUN 2014 TENTANG

- 1 - KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 04 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 59 Tahun : 2015

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI LABUHANBATU UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI LABUHANBATU UTARA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG

MEMUTUSKAN: IDENTITAS PEDAGANG KAKI LIMA.

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 29 TAHUN 2007 TENTANG PENGUATAN PEMODALAN KOPERASI, USAHA MIKRO DAN KECIL POLA BERGULIR

PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO SERI C

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 03 TAHUN 2013 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG SURAT IJIN USAHA PERDAGANGAN (SIUP) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 36 SERI E

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 13 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61/PMK.01/2012 TENTANG PERSYARATAN UNTUK MENJADI KUASA HUKUM PADA PENGADILAN PAJAK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JOMBANG,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL DESA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 6 Tahun : 2014

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 20 Tahun : 2016

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN DANA PENGUATAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 52 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 4 TAHUN 2008

2013, No.40 2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENE

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61/PMK.01/2012 TENTANG PERSYARATAN UNTUK MENJADI KUASA HUKUM PADA PENGADILAN PAJAK

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN KABUPATEN PASURUAN

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG PENATAAN TOKO SWALAYAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG PENDELEGASIAN SEBAGIAN WEWENANG BUPATI KEPADA CAMAT DI KABUPATEN JEMBRANA

QANUN KABUPATEN PIDIE NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT. Nomor 11 Tahun 2007 Seri E Nomor 11 Tahun 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 11 TAHUN 2007

BUPATI MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN BUPATI MUSI BANYUASIN NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN SUKOHARJO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 29 TAHUN 2000

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG BANTUAN HUKUM UNTUK MASYARAKAT MISKIN

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 10 Tahun 2017 Seri E Nomor 6 PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

2017, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lemba

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG IZIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU,

BUPATI BUTON PROVINSI SULAWESI TENGGARA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL DESA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 85 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENERBITAN IZIN USAHA PUSAT PERBELANJAAN

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 66 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 20 TAHUN 2017 TENTANG PENERAPAN STANDAR USAHA KARAOKE

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 6 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG PENGHASILAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA DI KABUPATEN BANYUWANGI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 29. A TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN IZIN USAHA MIKRO DAN REKOMENDASI USAHA KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT, Menimbang : a. bahwa kegiatan usaha mikro dan kecil sebagai salah satu usaha ekonomi kerakyatan yang bergerak dalam usaha perdagangan sektor informal perlu dilakukan pemberdayaan untuk meningkatkan dan mengembangkan usahanya; b. bahwa usaha mikro dan kecil perlu diberikan kemudahan dalam akses pembiayaan ke lembaga keuangan bank dan non-bank dan kemudahan dalam pemberdayaan dari pemerintah, pemerintah daerah dan/atau lembaga lainnya untuk penguatan ekonomi daerah; c. bahwa usaha mikro dan kecil perlu diberikan legalitas hukum izin usaha dalam bentuk satu lembar untuk memperkuat dan mengembangkan usahanya dalam mendapatkan kepastian dan perlindungan dalam berusaha; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Bupati tentang Pedoman Pemberian Izin Usaha Mikro dan Rekomendasi Usaha Kecil kepada Camat. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655); 2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,Kecil dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 93 Tahun 2008 ( Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4866); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015

Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nonor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5404); 5. Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2014 tentang Perizinan Untuk Usaha Mikro dan Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2014 Nomor 222); 6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 83 Tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian Izin Usaha Mikro dan Kecil (Berita Negara Republik Indonesia tahun 2014 Nomor 1814); 7. Peraturan Bupati Lombok Barat Nomor 26 Tahun 2013 tentang Pelimpahan sebagian kewenangan Bupati Lombok Barat kepada Camat untuk melaksanakan urusan Pemerintah Daerah, sebagaimana telah diubah kedua kalinya dengan Peraturan Bupati Lombok Barat Nomor 28 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Bupati Lombok Barat Nomor 26 Tahun 2013 tentang Pelimpahan sebagian kewenangan Bupati Lombok Barat kepada Camat untuk melaksanakan urusan Pemerintah Daerah (Berita Daerah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2015 Nomor 37). MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN IZIN USAHA MIKRO DAN REKOMENDASI USAHA KECIL BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Lombok Barat. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 3. Bupati adalah Bupati Lombok Barat. 4. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau Badan Usaha perorangan yang memenuhi kreteria usaha mikro yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.50.000.000,00(lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.30.000.000,00(tiga puluh juta rupiah ) sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. 5. Izin Usaha Mikro yang selanjutnya disingkat dengan IUM adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Pejabat yang berwenang berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan sebagai bukti legalitas yang menyatakan sah bahwa Usaha Mikro, telah memenuhi persyaratan dan diperbolehkan untuk menjalankan suatu kegiatan usaha tertentu.

6. Izin Usaha Mikro dan Kecil yang selanjutnya disingkat dengan IUMK adalah tanda legalitas kepada seseorang atau pelalu usaha/ kegiatan tertentu dalam bentuk Izin Usaha Mikro dan Kecil dalam bentuk satu lembar 7. Rekomendasi Izin Usaha Kecil adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Pejabat yang berwenang berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang- Undangan sebagai bukti legalitas yang menyatakan sah bahwa Usaha Kecil, telah memenuhi persyaratan dan diperbolehkan untuk diberikan rekomendasi izin usaha kecil. 8. Iklim Usaha adalah kondisi yang diupayakan Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk memberdayakan Usaha Mikro dan Kecil secara senergis melalui penetapan berbagai peraturan perundang-undangan dan kebijakan diberbagai aspek kehidupan ekonomi, agar Usaha Mikro dan Kecil memperoleh pemihakan, kepastian, kesempatan, perlindungan, dan dukungan berusaha seluas-luasnya. 9. Pelaku Usaha Mikro yang selanjutnya disingkat dengan PUM adalah orang yang melakukan usaha mikro dilokasi yang telah ditetapkan. 10. Pelaku Usaha Kecil, yang selanjutnya disingkat deng PUK adalah orang yang melakukan usaha kecil dilokasi yang telah ditetapkan. 11. Lokasi IUM adalah tempat untuk menjalankan Usaha Mikro yang berada dilokasi sesuai dengan domisili pelaku usaha. 12. Kemitraan adalah kerjasama dalam keterkaitan usaha, baik langsung maupun tidak langsung atas dasar prinsip saling memerlukan, mempercayai, memperkuat, dan menguntungkan yang melibatkan pelaku Usaha Mikro, kecil dan Menengah dengan Usaha Besar. 13. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsure penyelenggara pemerintahan daerah. 14. Satuan Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD, adalah perangkat daerah pada pemerintah kabupaten. 15. Pejabat adalah pejabat yang berwenang untuk memberikan Izin Usaha sesuai dengan tugas dan fungsinya berdasarkan pendelegasian kewenangan dari Kepala Daerah. 16. Kecamatan atau disebut lain adalah Wilayah kerja Camat sebagai Perangkat Daerah Kabupaten. 17. Kelurahan adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk yang mempunyai organisasi pemerintah langsung di bawah Camat dan tidak berhak menyelenggarakan rumah tangga sendiri. 18. Desa atau yang disebut nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistim pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. BAB II RUANG LINGKUP PRINSIP DAN TUJUAN Pasal 2 Ruang lingkup Pengaturan dalam Peraturan Bupati ini meliputi pengaturan pemberian IUM bagi PUM dan rekomendasi izin usaha kecil bagi PUK. Pasal 3 Prinsip Pemberian IUM dan rekomendasi izin usaha kecil, adalah : a. prosedur sederhana, mudah dan cepat; b. terbuka informasi bagi pelaku usaha mikro dan kecil; dan c. kepastian hukum serta kenyamanan dalam berusaha.

Pasal 4 Tujuan pedoman pemberian IUM dan rekomendasi izin usaha kecil, adalah : a. mendapatkan kepastian dan perlindungan dalam berusaha dilokasi yang telah ditetapkan. b. mendapat pendampingan untuk pengembangan usaha. c. mendapat kemudahan dalam akses pembiayaan ke lembaga keuangan bank dan non bank, dan d. mendapat kemudahan dalam pemberdayaan dari pemerintah, pemerintah daerah dan/ atau lembaga lainnya. Pasal 5 Bupati mendelegasikan kewenangan pemberian IUM dan usaha kecil kepada Camat. rekomendasi izin BAB III PELAKSANAAN Bagian Kesatu Umum Pasal 6 (1) Camat melakukan pendataan dan menetapkan lokasi terhadap PUMK di wilayahnya melalui Kepala Desa/Lurah (2) Pendataan PUMK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan: a. identitas pelaku Usaha Mikro dan Kecil; b. lokasi pelaku Usaha Mikro dan Kecil yang berada di wilayah Kecamatan; c. jenis tempat usaha; d. bidang usaha; e. besar modal usaha. (3) Tata cara pendaftaran IUMK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. permohonan IUM; b. pemeriksaan IUM; c. pemberian IUM; d. pencabutan dan tidak berlakunya IUM; dan e. pemberian rekomendasi izin usaha kecil. Bagian Kedua Pemberian IUM Pasal 7 (1) PUM mengajukan permohonan IUM sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (3) huruf a kepada Camat. (2) Permohonan IUM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit harus melampirkan berkas permohonan sebagai berikut : a. surat pengantar dari Kepala Desa/Kepala Kelurahan terkait lokasi usaha; b. kartu tanda penduduk; c. pas photo terbaru berwarna 4 x 6 cm sebanyak 2 ( dua ) lembar; d. mengisi formulir yang memuat tentang : 1. nama; 2. nomor KTP; 3. nomor telpon; 4. alamat; 5. kegiatan; 6. sarana usaha yang digunakan; dan

7. jumlah modal usaha. Pasal 8 (1) Camat melakukan pemeriksaan berkas pendaftaran IUM sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (3) huruf b. (2) Berkas pendaftaran IUM yang telah memenuhi persyaratan menjadi dasar pemberian IUM. (3) Dalam hal berkas pendaftaran IUM tidak memenuhi persyaratan, Camat mengembalikan berkas agar dilengkapi. (4) Pengembalian sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan kepada PUM paling lambat 1 (satu) hari kerja sejak tanggal penerimaan surat permohonan pendaftaran. Pasal 9 (1) Camat memberikan IUM sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (3) huruf c dalam bentuk naskah satu lembar. (2) Pemberian IUM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan pendelegasian kewenangan dari Bupati kepada Camat. (3) IUM diterbitkan paling lambat 1 (satu) hari kerja sejak tanggal penerimaan surat permohonan pendaftaran diterima, lengkap dan benar. (4) Pemberian IUM kepada Usaha Mikro tidak dikenakan biaya, retrebusi, dan / atau pungutan lainnya. Pasal 10 (1) Bentuk naskah satu lembar sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) mencakup hal-hal sebagai berikut : a. kop surat; b. nama izin; c. nomor surat; d. dasar hukum e. detail pemohon, terdiri dari : 1. nama ; 2. nomor KTP; 3. nama usaha; 4. alamat; 5. nomor telpon; 6. NPWP; dan 7. bentuk usaha; f. tanda tangan Camat; (2) Naskah satu lembar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat menggunakan perizinan secara elektronik. Pasal 11 (1) Camat dapat melakukan pencabutan IUM sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (3) huruf d. (2) Pencabutan IUM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan apabila pemegang IUM melanggar ketentuan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. PUM mempunyai hak: a. melakukan kegiatan usaha; Pasal 12

b. mendapatkan informasi dan sosialisasi atau pemberitahuan terkait dengan kegiatan usaha; c. mendapat pembinaan dan kemudahan dalam pemberdayaan dari Pemerintah, Pemerintah Daerah dan / atau lembaga lainnya, dan d. mendapat kemudahan dalam akses pembiayaan ke lembaga keuangan, bank dan non bank. Pasal 13 PUM wajib : a. mematuhi ketentuan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah; dan b. mematuhi kegiatan usaha sesuai IUM. Pasal 14 PUM dilarang melakukan hal-hal sebagai berikut : a. memperdagangkan barang dan / atau jasa ilegal; b. PUM yang kegiatan usahanya bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Bagian Ketiga Pemberian Rekomendasi Izin Usaha Kecil Pasal 15 (1) PUK mengajukan permohonan rekomendasi Izin Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (3) huruf e kepada Camat. (2) Permohonan rekomendasi Izin Usaha Kecil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit harus melampirkan berkas permohonan sebagai berikut : a. surat pengantar dari Kepala Dusun/ Kepala Lingkungan terkait lokasi usaha; b. kartu tanda penduduk; c. pas photo terbaru berwarna 4 x 6 cm sebanyak 2 ( dua ) lembar; d. mengisi formulir yang memuat tentang : 1. nama; 2. nomor KTP; 3. nomor telpon; 4. alamat; 5. kegiatan; 6. sarana usaha yang digunakan; dan 7. jumlah modal usaha. Pasal 16 (1) Camat melakukan pemeriksaan berkas pendaftaran rekomendasi Izin Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 ayat (1). (2) Berkas pendaftaran rekomendasi Izin Usaha Kecil yang telah memenuhi persyaratan menjadi dasar pemberian rekomendasi Izin Usaha Kecil. (3) Dalam hal berkas pendaftaran rekomendasi Izin Usaha Kecil tidak memenuhi persyaratan, Camat mengembalikan berkas agar dilengkapi. (4) Pengembalian sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan kepada PUK paling lambat 1 (satu) hari kerja sejak tanggal penerimaan surat permohonan pendaftaran. Pasal 17 (1) Camat memberikan rekomendasi Izin Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 ayat (3) huruf e dalam bentuk naskah satu lembar.

(2) Pemberian rekomendasi Izin Usaha Kecil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan pendelegasian kewenangan dari Bupati kepada Camat. (3) Rekomendasi Izin Usaha Kecil diterbitkan paling lambat 1 (satu) hari kerja sejak tanggal penerimaan surat permohonan pendaftaran diterima, lengkap dan benar. (4) Pemberian rekomendasi Izin Usaha Kecil kepada Usaha kecil tidak dikenakan biaya, retrebusi, dan / atau pungutan lainnya. Pasal 18 (1) Bentuk naskah satu lembar sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 ayat (1) mencakup hal-hal sebagai berikut : a. kop surat; b. nama izin; c. nomor surat; d. dasar hukum e. detail pemohon, terdiri dari : 1. nama ; 2. nomor KTP; 3. nama usaha; 4. alamat; 5. nomor telpon; 6. NPWP; dan 7. bentuk usaha; f. tanda tangan Camat; (2) Naskah satu lembar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat menggunakan rekomendasi secara elektronik. Pasal 19 (1) Camat dapat melakukan pencabutan rekomendasi Izin Usaha Kecil. (2) Pencabutan rekomendasi Izin Usaha Kecil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan apabila pemegang IUM melanggar ketentuan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. BAB IV MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN Pasal 20 (1) Bupati melalui Camat melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pemberian IUM dan rekomendasi izin usaha kecil. (2) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat melibatkan instansi terkait dan non istansi. (3) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan paling sedikit 2 (dua) kali dalam setahun dan / atau sewaktuwaktu apabila diperlukan. Pasal 21 (1) Kepala Desa/Lurah menyampaikan laporan pendataan PUMK kepada Camat. (2) Camat menyampaikan laporan hasil pemberian IUMdan rekomendasi izin usaha kecil kepada Bupati melalui SKPD yang mempunyai urusan di bidang Koperasi dan UMKM untuk disusun dan dimasukan dalam data Base UMK Kabupaten Lombok Barat.

BAB V PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 22 (1) Bupati melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan IUMK. (2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui : a. koordinasi dengan Camat; b. sosialisasi; c. monitoring dan evaluasi; (3) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. pendataan; b. fasilitasi akses permodalan; c. penguatan kelembagaan; d. pembinaan dan pendampingan; e. mengembangkan kemitraan dengan dunia usaha; BAB VI PENDANAAN Pasal 23 Biaya pelaksanaan pemberian IUM dan rekomendasi Izin usaha kecil bersumber pada Anggaran Pendapatan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 24 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Lombok Barat. Diundangkan di Gerung pada tanggal 24 Nopember 2015 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT, Ttd Drs. H. MOH. UZAIR Pembina Utama Muda (IV/c) NIP. 19560803 198410 1 001 Ditetapkan di Gerung pada tanggal 23 Nopember 2015 Plt BUPATI LOMBOK BARAT, Ttd H. FAUZAN KHALID BERITA DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015 NOMOR 48