BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan suatu gambaran mengenai kondisi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan suatu gambaran mengenai kondisi. dibutuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. bagi para pemerhati manajemen dan akuntansi. Schiper (2009) mendefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan alat komunikasi. tersebut diharapkan dapat memberikan informasi kepada pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat bersaing guna mempertahankan efisiensi dan kelangsungan usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan adalah informasi yang diperoleh dari laporan keuangan suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan mempunyai fungsi utama sebagai media

BAB I PENDAHULUAN. komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua fakta, baik transaksi

BAB I PENDAHULUAN. keuangan kepada pihak-pihak di luar korporasi. Dalam penyusunan laporan

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dapat menyembunyikan dan mengubah metode informasi dengan. mempermainkan besar kecilnya angka-angka yang ada pada laporan

BAB I PENDAHULUAN. adalah laporan keuangan. Laporan keuangan selain merupakan media

BAB 1 PENDAHULUAN. mengevaluasi kinerja manajemen. Di dalam laporan keuangan yang biasanya

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang bersangkutan. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana untuk membiayai aktifitasnya. Pembiayaan ini akan. akan semakin kecil. (Sulistiawan dan Arni,2004)

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan laporan keuangan untuk pihak pihak yang berkepentingan seperti

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan dengan pihak pihak yang berkepentingan dengan data atau

1 BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan adalah informasi yang diperoleh dari laporan keuangan suatu

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas kerja serta mengurangi penyimpangan

BAB 1 PENDAHULUAN. stakeholder. Media yang paling utama untuk menarik para stakeholder dengan

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Teori kontrakting atau bisa disebut juga teori keagenan (agency

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan perusahaan melalui laporan keuangan. Di Indonesia, laporan

BAB I PENDAHULUAN. tercermin dari minat investor terhadap perusahaan dengan tingkat saham yang

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan merupakan media komunikasi yang digunakan oleh pihak-pihak. mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang bermanfaat bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia usaha pada mulanya merupakan perusahaan perseorangan atau

Bab 1 PENDAHULUAN. sebuah perusahaan. Manajer dapat dikatakan sebagai agent dan pemegang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Sedangkan laporan keuangan penting bagi para pihak eksternal

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I PENDAHULUAN. karena laporan keuangan memperlihatkan kondisi perusahaan pada tahun bersangkutan. Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. jangka panjang dari perusahaan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan. Nilai

BAB I PENDAHULUAN. melalui hasil kinerja perusahaan, salah satunya informasi laba. 1

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia merupakan salah satu wadah berinvestasi yang baru

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 1,

BAB I PENDAHULUAN. manajemen laba, karena perusahaan besar harus memenuhi ekspektasi dari

BAB I PENDAHULUAN. suatu pencerminan dari suatu kondisi perusahaan, karena di dalam laporan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan kepada pihak pihak diluar korporasi. Dalam penyusunan laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah sebuah unit kegiatan produksi yang mengolah sumber

Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Manajmen Laba

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Good Corporate Governance oleh perusahaan-perusahaan yang

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham adalah suatu nilai dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan yang baik akan menjadi informasi dalam pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai

BAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. kinerja atau pertanggung jawaban manajemen perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam teori keagenan (agency theory), adanya pemisahan antara. kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dapat menimbulkan konflik.

BAB I PENDAHULUAN. posisi keuangan dan kinerjanya. Hal tersebut menggambarkan bahwa informasi

BAB I PENDAHULUAN. eksternal untuk menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan harus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam menjalankan usahanya perusahaan dihadapkan pada kebutuhan dana, baik untuk

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang cukup pesat. Sejak adanya paket-paket kebijakan yang. dikeluarkan pemerintah dan adanya UU No. 10 Tahun 1998 tentang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Informasi tersebut berisikan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan yang dipimpinnya, karena baik buruknya performa. perusahaan akan berdampak terhadap nilai pasar perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Investasi di pasar bursa indonesia sampai pada saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN. shareholders (pemegang saham dan pemangku kepentingan) perlu

BAB I PENDAHULUAN. oleh perusahaan untuk memberikan informasi keuangan kepada pihak internal

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal perusahaan. 1 Laporan keuangan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. yang dipimpinnya, karena baik buruknya performa perusahaan akan. minat investor untuk menanam atau menarik investasinya dari sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. karena perusahaan lebih terstruktur dan adanya pengawasan serta monitoring

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah laba, karena laba mengandung informasi potensial yang

BAB V PENUTUP. tinggi kepemilikan saham manajerial maka financial distress semakin rendah. Jensen

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh good corporate governance,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan (agen dan pemilik). Dalam teori keagenan (agency theory) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan tempat perdagangan saham dari

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2013) tujuan laporan keuangan. pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan yang

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. internal (Belkaoi, 2006 dalam Prastiti, 2013). 1, informasi laba merupakan sasaran utama dalam menilai kinerja dan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan juga harus memenuhi karakteristik kualitatif sehingga laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1,

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perusahaan. Untuk masuk dan berinvestasi di pasar modal, investor

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Informasi tentang laba (earnings) mempunyai peran sangat

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, untuk penilaian (judgement) dan pengambilan keputusan oleh pemakai

BAB I PENDAHULUAN UKDW. investor dapat melihat kinerja perusahaan. Informasi akuntansi berguna bagi

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan (financial statement) merupakan sumber informasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan melakukan kegiatan operasinya untuk mencapai beberapa

BAB I PENDAHULUAN. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Selain itu, bank juga dikenal

BAB I PENDAHULUAN. para stakeholder. Adapun tujuan perusahaan antara lain untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada masa tertentu. Laporan keuangan menggambarkan situasi

BAB I PENDAHULUAN. keputusan ekonomi. Setiap manager perusahaan berusaha untuk

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penyimpangan yang dilakukan oleh pihak manajemen. Manajemen pihak

BAB I PENDAHULUAN. Pada setiap perusahaan, laporan keuangan adalah suatu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin ketat tersebut, suatu perusahaan harus mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang jasa, dagang

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. 2011). Upaya manajer perusahaan untuk mempengaruhi informasi-informasi

BAB I PENDAHULUAN. baik jika laba tersebut menjadi indikator yang baik untuk laba masa mendatang,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, dan bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk

Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang hal ini akan berdampak buruk bagi perusahaan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas laba dapat dipandang dalam dua sudut. Pandangan pertama

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi pertanggungjawaban dalam organisasi. Tujuan laporan

SKRIPSI. Oleh : HARTAWAN HARI MAYASTO B

BAB 1 PENDAHULUAN. Obligasi adalah salah satu cara untuk memperoleh modal jangka panjang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan suatu gambaran mengenai kondisi perusahaan karena di dalam laporan keuangan terdapat bentuk pertanggung jawaban manajemen kepada calon investor dan pemegang saham. Salah satu informasi yang terdapat di dalam laporan keuangan adalah informasi mengenai laba perusahaan. Laba digunakan untuk mengukur kinerja manajemen perusahaan selama periode tertentu yang umumnya menjadi perhatian pihak-pihak tertentu terutama dalam menaksir kinerja atas pertanggung jawaban manajemen dalam mengelola sumber daya yang dipercayakan kepada mereka, serta dapat dipergunakan untuk memperkirakan laba yang berkualitas di masa depan. Oleh karena itu, sepatutnya laporan keuangan dapat memenuhi keperluan para pengguna terutama yang berkaitan dengan validitas informasi tersebut. Informasi yang diberikan seharusnya berupa informasi yang dapat dipercaya. Namun demikian, pada praktiknya laporan keuangan seringkali disalahgunakan oleh manajer. Implikasinya, laba diterbitkan oleh manajemen yang lebih mengetahui kondisi di dalam perusahaan dan mereka pun menyadari kecenderungan para investor untuk memberikan perhatian yang lebih akan laba perusahaan. Perhatian investor sering terpusat pada informasi laba 1

2 tanpa memperhatikan prosedur yang digunakan untuk menghasilkan informasi laba tersebut. Hal tersebut akan memicu pihak manajemen untuk menyajikan informasi yang dapat memperlihatkan bahwa perusahaan tersebut memiliki kinerja yang baik dengan menonjolkan laba yang positif. Kondisi ini akan mendorong timbulnya perilaku menyimpang yang salah satu bentuknya adalah melakukan manajemen laba (earnings management). Manajemen laba adalah upaya untuk mengubah, menyembunyikan dan merekayasa angka-angka dalam laporan keuangan dengan merubah metode dan prosedur-prosedur akuntansi yang digunakan perusahaan. Manajemen laba merupakan salah satu faktor yang dapat mengurangi kredibilitas laporan keuangan. Manajemen laba yang dilakukan oleh manajer tersebut timbul karena adanya masalah keagenan yaitu konflik kepentingan antara pemegang saham (principal) dan manajemen perusahaan (agent). Masalah keagenan muncul karena adanya perilaku oportunistik dari agent, yaitu perilaku manajemen untuk memaksimumkan kesejahteraannya sendiri yang berlawanan dengan kepentingan principal. Salah satu contoh masalah keagenan muncul manakala manajer memiliki dorongan untuk memilih dan menerapkan metode akuntansi yang dapat memperlihatkan kinerjanya yang baik untuk tujuan mendapatkan bonus dari principal (Watts and Zimmerman yang dikutip dalam Aditya Bayuputranto Aji, 2012). Manajer selaku agent lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan principal.

3 Informasi yang disampaikan oleh manajer terkadang tidak sesuai dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya karena manajer cenderung untuk melaporkan sesuatu yang memaksimalkan utilitasnya. Fenomena adanya kecurangan akuntansi yaitu kasus PT. Bumi Resources Tbk, PT. Indofarma Tbk, dan PT. Katarina Utama Tbk yang mengindikasi adanya paktik manajemen laba. Berdasarkan Neraca (2012) Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) mencurigai adanya penyelewengan dan manipulasi laporan keuangan tahun 2012 yang dilakukan di PT. Bumi Resources Tbk (BUMI). Salah satu indikasinya BUMI memiliki masalah dengan induknya yaitu Grup Bakrie, masalah tersebut semakin berkembang karena harga batu bara terus menurun di pasar intenasional sehingga menyebabkan saham pun ikut menurun. Di sisi lain hutang grup Bakrie pun terus bertambah sehingga rekayasa keuangan (refinancing) termasuk pembiayaan dari dana-dana berbunga tinggi harus dilakukan. Selanjutnya PT. Indofarma Tbk pada tahun 2004 melakukan praktik manajemen laba dengan menyajikan laba dengan cara menaikkan overstated laba bersih senilai Rp. 28,780 milyar, sehingga dampak dari penilaian persediaan barang dalam proses yang lebih tinggi dari yang seharusnya sehingga harga pokok penjualan tahun tersebut overstated. Target yang ingin dicapai dalam praktik ini adalah menaikkan laba (Bapepam, 2004 dalam Barita, 2016). PT. Katarina Utama Tbk (RINA) juga melakukan manajemen laba sebelum IPO dan satu tahun setelah IPO. Dalam Wordpress (2013) BEI

4 pernah kecolongan dengan meloloskan PT. Katarina Utama Tbk yang menghimpun dana masyarakat sebanyak puluhan milyar, namun akhirnya dana tersebut hanya digunakan untuk pribadi direksi saja. PT. Katarina Utama Tbk melakukan IPO tanggal 14 Juli 2009 dengan nilai yang berhasil dikumpulkan sebanyak Rp. 33,6 milyar. Namun sayangnya, uang itu bukan untuk menunjang operasional perusahaan. Proses IPO Katarina sejak awal memang sudah penuh dengan akal-akalan. Laporan keuangan perseroan per Desember 2008 yang digunakan sebagai dokumen persyaratan IPO diduga dipalsukan (Barita, 2016). Kecurangan pelaporan keuangan didefinisikan sebagai tindakan yang disengaja atau lalai, berupa tindakan atau peniadaan, yang menghasilkan laporan keuangan yang menyesatkan secara material. Dari kasus-kasus diatas menunjukan bahwa manajemen laba dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar. Dalam aktivitasnya perusahaan sudah dipastikan ingin mencapai tujuan perusahaan dengan sebaik-baiknya. Kondisi perusahaan yang tidak sehat seringkali oleh manajemen ditutupi dengan menampilkan atau melaporkan kinerja keuangannya tetap baik dengan melakukan manajemen laba. Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan produk. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) terdiri dari tiga sektor yaitu sektor industri dasar dan kimia, sektor aneka industri dan sektor industri barang konsumsi. Perusahaan makanan dan minuman adalah salah satu sektor dari perusahaan

5 manufaktur, dimana perusahaan tersebut bergerak dibidang industri makanan dan minuman. Perusahaan makanan dan minuman mempunyai fluktuaktif musiman dalam hal penjualan. Perusahaan akan bergerak sangat hebat penjualannya pada saat hari raya, natal, dan tahun baru dan akan membuat omset melonjak dalam penjualan. Tetapi di luar hari raya, natal dan tahun baru penjualan sedikit dalam ekonomi hal ini sering disebut siklus musiman (Barita, 2016). Jika suatu perusahaan mengalami siklus musiman, maka laba yang ada dalam laporan keuangan akan mengalami fluktuatif pula yang akan berdampak pada pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan seperti investor. Oleh karena itu untuk mengatasi hal tersebut pihak manajemen perusahaan melakukan rekayasa laporan keuangan atau tindakan manajemen laba agar laba yang dihasilkan perusahaan tetap stabil. Dipilihnya perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman dikarenakan perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman memiliki aset yang sangat banyak dan beragam. Jadi terdapat potensi manajer untuk melakukan rekayasa laporan keuangan dalam bentuk manajemen laba. Jika suatu perusahaan memiliki aset yang terlalu banyak mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut tidak baik dalam hal pengelolaan asetnya. Selain itu makanan dan minuman merupakan kebutuhan utama dalam kehidupan sehingga perusahaan makanan dan minuman akan selalu menghasilkan tingkat penjualan yang tinggi sehingga perusahaan akan menghasilkan tingkat profitabilitas yang tinggi pula. Dengan kata lain jika perusahaan

6 mempunyai tingkat profitabilitas yang tinggi dapat mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut melakukan manajemen laba. Pada perusahaan manufaktur memiliki masalah pada Return On Assets (ROA) yaitu adanya fenomena terjadinya penurunan dan kenaikan nilai ROA. Adapun gambaran nilai ROA yang dihitung berdasarkan laba bersih terhadap total aset perusahaan pada akhir tahun. Sumber : Data diolah sendiri, 2016 Gambar 1.1 Grafik Rata-Rata Return On Assets Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Tahun 2010-2015 Gambar 1.1 menunjukkan bahwa ROA dari tahun ke tahun mengalami perubahan, ROA ini setiap tahunnya mengalami fluktuasi. ROA yang rendah menunjukkan bahwa perusahaan tidak begitu berhasil dalam penanganan produksi, distribusi, keuangan dan manajemennya karena kurang efisien dan efektif. Hal tersebut dikarenakan kondisi umum perusahaan yang tidak menguntungkan atau kelebihan investasi di dalam

7 aktiva. Sebaliknya, jika ROA yang tinggi menunjukkan adanya manajemen yang efisien dan efektif dalam penanganan produksi, distribusi, keuangan dan manajemennya melalui organisasi perusahaan yang menguntungkan. Sumber: Data diolah sendiri, 2016 Gambar 1.2 Grafik Discretionary Accrual Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Tahun 2010-2015 Dari gambar 1.2 di atas menunjukkan secara menyeluruh bahwa perusahaan melakukan manajemen laba secara berturut-turut pada tahun penelitian. Angka discretionary yang negatif berarti perusahaan melakukan praktik manajemen laba dengan menurunkan nilai dari laba yang dilaporkan pada laporan keuangan perusahaan. Sedangkan angka discretionary yang positif berarti perusahaan melakukan praktik manajemen laba dengan menaikkan nilai dari laba yang dilaporkan pada laporan keuangan perusahaan.

8 Discretionary accrual adalah pengakuan laba akrual atau beban yang bebas, tidak diatur, dan merupakan pilihan kebijakan manajemen. Dilihat pada grafik bahwa PT. Mayora (MYOR) melakukan tindakan manajemen laba dengan menaikkan laba paling tinggi di tahun 2011 mencapai angka lebih dari 0,25. Perusahaan-perusahaan yang lainnya seperti PT. Tiga Pilar (AISA) juga melakukan tindakan manajemen laba secara berturut-turut tiap tahunnya sehingga terlihat menghasilkan laba yang stabil. Hal itu terjadi karena perusahaan seringkali menggunakan metodemetode tertentu atau memodifikasi laporan keuangan untuk menghasilkan jumlah laba yang diinginkan. Sehingga jika angka DAC suatu perusahaan mencapai nilai -0,05, itu berarti adanya intervensi dari manajemen perusahaan dengan menurunkan nilai laba sebenarnya sebesar nilai DAC pada laba yang dilaporkan pada laporan keuangan. Langkah yang dapat digunakan dalam rangka mengurangi terjadinya praktik manajemen laba dan pencapaian tujuan perusahaan, maka diperlukan peraturan dan mekanisme pengendalian untuk mengatur dan mengelola kegiatan operasional perusahaan. Dalam rangka pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance), Bapepam merekomendasikan perusahaan publik untuk membentuk komite audit. Komite audit harus beranggotakan sekurang-kurangnya tiga anggota dan seorang di antaranya komisaris independen perusahaan tercatat sekaligus menjadi ketua komite serta memiliki keahlian dalam bidang akuntansi. Tugas komite berhubungan dengan kualitas laporan keuangan, karena

9 komite audit diharapkan dapat membantu dewan komisaris dalam pelaksanaan tugas untuk mengawasi kegiatan operasional perusahaan. Komite audit mempunyai peran penting dan strategis dalam hal memelihara kredibilitas proses penyusunan laporan keuangan, menjaga terciptanya sistem pengawasan perusahaan yang memadai serta dilaksanakannya good corporate governance. Dengan berjalannya fungsi komite audit secara efektif, maka pengawasan terhadap manajemen perusahaan akan lebih baik sehingga konflik keagenan yang terjadi akibat keinginan manajemen untuk meningkatkan kesejahteraan sendiri dapat diminimalisasi (Andi, 2014). Sangatlah penting bagi perusahaan-perusahaan yang listing di pasar modal Indonesia untuk membentuk dewan komite audit yang merupakan bagian dari komite dewan direksi. Peranan komite audit juga sangat penting karena mempengaruhi kualitas laba perusahaan yang merupakan salah satu informasi penting yang tersedia untuk publik dan dapat digunakan investor untuk menilai perusahaan. Investor sebagai pihak luar perusahaan tidak dapat mengamati secara langsung kualitas sistem informasi perusahaan (Teoh dan Wong dalam Suaryana, 2005) sehingga persepsi mengenai kinerja komite audit akan mempengaruhi penilaian investor terhadap kualitas laba perusahaan. Alwi (2014) menemukan bahwa komite audit berpengaruh terhadap manajemen laba. Namun hal tersebut tidak konsisten dengan penelitian oleh Pricilia (2015), karena keberadaan komite audit dalam perusahaan tidak

10 dapat menjalankan tugasnya dalam memonitor pelaporan keuangan sehingga keberadaan komite audit gagal dalam mendeteksi manajemen laba. Adanya komite audit yang independen akan membantu pengawasan terhadap manajer menjadi lebih baik. Syarat utama menjadi anggota komite audit harus independen, yang dimaksud adalah bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau semata-mata demi kepentingan perusahaan. Penelitian oleh Melur Mutia (2014) memberikan bukti empiris bahwa independensi komite audit memberi pengaruh negatif yang signifikan terhadap manajemen laba. Hal ini menunjukkan sebagian besar anggota komite audit dalam struktur dewan komisaris perusahaan di Indonesia adalah berasal dari luar emiten sehingga independen. Independensi komite audit merupakan hal terpenting yang harus dimiliki oleh anggota komite audit. Kinerja komite audit menjadi efektif jika para anggotanya memiliki independensi dalam menyatakan sikap dan pendapat. Sedangkan menurut penelitian oleh Aditya (2012) memberikan bukti empiris bahwa kualitas laba perusahaan yang memiliki komite audit lebih tinggi dibandingkan perusahaan yang tidak membentuk komite audit. Efektifitas perusahaan dalam menghasilkan laba dengan mengoperasikan aktiva yang dimiliki menjadi tolak ukur kinerja perusahaan dan dapat juga memotivasi manajer melakukan tindakan manajemen laba pada suatu perusahaan. Semakin besar Return On Assets (ROA) yang dimiliki oleh suatu perusahaan, maka semakin efisien penggunaan aktiva

11 sehingga akan memperbesar laba. Return On Assets (ROA) merupakan ukuran penting untuk menilai baik atau tidaknya perusahaan yang mempengaruhi investor untuk membuat keputusan. Laba yang besar akan menarik investor karena perusahaan memiliki tingkat pengembalian yang tinggi. Dengan kata lain, semakin tinggi rasio maka semakin baik produktifitas aset dalam memperoleh laba atau keuntungan sehingga ROA memotivasi manajemen untuk melakukan manajemen laba. Dapat dikatakan pula ROA berpengaruh positif terhadap manajemen laba seperti penelitian yang dilakukan oleh Widyastuti (2009) yang menyatakan ROA berpengaruh positif signifikan terhadap tindakan manajemen laba. Motivasi penelitian ini adalah pertama, peneliti memilih perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman karena perusahaan manufaktur memiliki siklus musiman yang fluktuatif dalam penjualan dimana hal tersebut dapat menjadi peluang manajemen untuk melakukan tindakan fraud semakin besar. Kedua, adanya komite audit namun praktik manajemen laba di perusahaan masih berjalan. Ketiga, perbedaan hasil dari penelitian terdahulu yang saling bertolak belakang / tidak konsisten, sehingga penting untuk dilakukan penelitian lanjutan. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, judul yang diajukan dalam penelitian ini adalah Pengaruh Karakteristik Komite Audit dan Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2015.

12 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diketahui identifikasi masalah yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut: 1. Manajer selaku agent mengetahui informasi internal lebih banyak mengenai perusahaan dibandingkan dengan principal, tetapi kenyataannya informasi yang disampaikan oleh manajer terkadang tidak sesuai dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya karena manajer cenderung untuk melaporkan sesuatu yang memaksimalkan utilitasnya. 2. Perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman memiliki siklus musiman dalam penjualannya dan memiliki aset yang beragam sehingga dapat menjadi peluang bagi pihak manajemen melakukan manajemen laba. 3. Adanya komite audit di dalam perusahaan namun proses manajemen laba tetap berjalan, dilihat dari gambar 1.2 bahwa perusahaan melakukan manajemen laba secara berturut-turut pada tahun penelitian. 4. Tingkat profitabilitas perusahaan sangat mempengaruhi investor dalam pengambilan keputusan. Laba yang besar akan menarik investor karena perusahaan memiliki tingkat pengembalian yang semakin tinggi. Hal ini dapat memicu manajemen dalam melakukan tindakan manajemen laba. 1.3. Batasan Masalah Dari permasalahan yang teridentifikasi, maka peneliti membatasi masalah dalam skripsi ini, diantaranya:

13 1. Perusahaan yang diteliti bergerak di bidang manufaktur sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2015 yang menerbitkan laporan keuangan. 2. Membatasi penelitian terhadap manajemen laba sebagai variabel dependen yang diukur dengan discretionary accrual pada perusahaan sub sektor makanan dan minuman. 3. Variabel independen dalam penelitian ini adalah karakteristik komite audit yang meliputi ukuran keanggotaan komite audit, independensi komite audit dan jumlah pertemuan dari para anggota komite audit serta profitabilitas yang diukur dengan ROA. 1.4. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah ukuran komite audit, independensi komite audit, jumlah pertemuan komite audit dan profitabiltas berpengaruh signifikan terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2010-2015 secara simultan? 2. Apakah ukuran komite audit berpengaruh signifikan terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2010-2015?

14 3. Apakah anggota komite audit yang independen berpengaruh signifikan terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2010-2015? 4. Apakah jumlah pertemuan komite audit berpengaruh signifikan terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode tahun 2010-2015? 5. Apakah tingkat profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2010-2015? 1.5. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menganalisis variabel independen yang terdiri dari ukuran, independensi, jumlah pertemuan dari komite audit dan profitabilitas terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman periode 2010-2015 secara simultan. 2. Untuk menganalisis ukuran komite audit terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman periode 2010-2015. 3. Untuk menganalisis independensi komite audit terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman periode 2010-2015.

15 4. Untuk menganalisis jumlah pertemuan komite audit terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman periode 2010-2015. 5. Untuk menganalisis tingkat profitabilitas terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman periode 2010-2015. 1.6. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak sebagai berikut: 1. Bagi manajemen perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi manajemen perusahaan untuk menghindari tindakan manajemen laba yang dapat merugikan pribadi dan perusahaan di mata publik dan dapat menurunkan kepercayaan publik terhadap perusahaan. 2. Bagi pengguna laporan keuangan Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi para pengguna laporan keuangan, khususnya para investor dan calon investor serta pelaku pasar lainnya dalam memandang laba perusahaan yang diumumkan sebagai tolak ukur untuk pengambilan keputusan yang tepat, baik keputusan investasi, kredit, maupun yang lain.

16 3. Bagi penelitian selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai pengaruh karakteristik komite audit dan tingkat profitabilitas perusahaan terhadap manajemen laba dan dapat dijadikan bahan referensi bagi pihak-pihak yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut.