BAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, PT Rineka Cipta, Jakarta, 1991, hlm

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. mencerminkan sosok manusia berkarakter. Beliau membawa misi risalahnya

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Amzah, 2007), hlm Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur an,

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN MORAL SISWA. DI MTs HASBULLAH KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. maupun diluar sekolah. Mengingat demikian berat tugas dan pekerjaan guru, maka ia

BAB I PENDAHULUAN. 1 M. Munir, 2009, Metode Dakwah, Kencana, Jakarta, hlm. 5

BAB I PENDAHULUAN. Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Sinar Baru, Surabaya, 1997, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami goncangan jiwa (tingkat menengah). 2

Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. Proses pendidikan di desain sedemikian rupa untuk memudahkan. siswa memahami pelajaran. Hampir semua dari faktor pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. hlm Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005, hlm.

BAB I PENDAHULUAN Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Jakarta : Logos. Wacana Ilmu, 2009), hlm. 140.

BAB I PENDAHULUAN. prestasi akademik yang dicapai seseorang, akan tetapi harus di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm 36.

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB 1 PENDAHULUAN. proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan

BAB I. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2 pasal 3. 2

BAB I PENDAHULUAN. menjadi permasalahan serius, maraknya kasus-kasus yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi serta masuknya budaya-budaya asing telah mempengaruhi gaya

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

BAB I PENDAHULUAN. Kementrian Agama RI, Modul Bahan Ajar Pendidikan Dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) Guru Kelas RA, Jakarta, 2014, hlm. 112.

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling

BAB I PENDAHULUAN. pada kedewasaan fisik belaka, akan tetapi dapat dipahami kedewasaan psikis. 1

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB IV ANALISIS. ersepsi Ulama terhadap Akhlak Remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara/interview, observasi dan dokumentasi

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sudarwan Danim, Pengantar Kependidikan Landasan, Teori, dan 234 Metafora

BAB I PENDAHULUAN. generasi mendatang. Dengan pendidikan diharapkan dapat menghasilkan. pendidikan itu merupakan suatu tuntutan dan keharusan.

BAB I PENDAHULUAN. 4 Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2005, hal.

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:

kurikulum. Bahkan, ada yang mengatakan No teacher no education. Maksudnya, tanpa guru, tidak terjadi proses pendidikan. 3

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk merubah tingkah laku ke arah yang baik. Tingkah laku

BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. 2015, hlm Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2001, hlm

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. sunyi dari segala macam lukisan dan gambaran. Manakala anak-anak itu dibiasakan

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2

BAB I PENDAHULUAN. 1 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, Tentang Standar

BAB I PENDAHULUAN. Islam. Akhlak dapat merubah kepribadian muslim menjadi orang yang

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI SEKOLAH BERBASIS PESANTREN DI SMP DARUL MA ARIF BANYUPUTIH KABUPATEN BATANG

و إ نك ل ع ل ى خ ل ق ع ظ يم

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Ali Rohmad, Pengelolaan Kelas Bekal Calon Guru Berkelas, Kaukaba, Yogyakarta, 2015, hlm.5.

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1 Tatang, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hlm Ibid., hlm

BAB I PENDAHULUAN. bermutu, suatu bangsa menyongsong masa depan yang lebih baik. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu kelompok masyarakat maupun bangsa sekalipun. Peradaban suatu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat luas. Tidak dipungkiri banyak kasus kekerasan yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengenyam pendidikan. Ajaran Islam menuntut semakin tinggi jenjang

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern merupakan dunia yang tanpa batas dan dunia yang

BAB IV ANALISIS TERHADAP PERANAN MADRASAH DINIYAH AL HIKMAH DALAM MORALITAS REMAJA DI BOYONG SARI KELURAHAN PANJANG BARU PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaluddin Rakhmat, Islam Aktual; Refleksi Sosial Seorang Cendekiawan Muslim,

BAB I PENDAHULUAN. bersifat fisik maupun rohani (Ahid, 2010: 99). Beberapa orang juga

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pendidikan dapat digunakan sebagai wahana dalam membangun

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. berikutnya. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu mata. mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seiring dengan. baru seperti internet, media elektronik, media cetak dan

BAB I. merupakan persoalan yang belum ada jawabannya secara tuntas.

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB I PENDAHULUAN. etimologis adalah bentuk jamak dari kata khuluq. Khuluq di dalam Kamus

BAB I PENDAHULUAN. begitu, seorang guru pendidikan agama Islam harus mampu mendidik. keselamatan dunia maupun di akhirat kelak.

BAB I PENDAHULUAN. dicitrakan negatif dan selalu identik dengan kenakalan, hura-hura dan

BAB I PENDAHULUAN. muda untuk memperoleh serta meningkatkan pengetahuannya. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. bergaul satu sama lain. Dalam pergaulan di masyarakat, interaksi sesama manusia

MUQODDIMAH DAN ISI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH. Pertemuan ke-6

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan akhlak mulia bukanlah menjadi tugas semata-mata dari

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bab 3 Peran Sentral Guru PAI Dalam Memberdayakan Sekolah Sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa

BAB V PENUTUP. memadukan antara aql dan naql, namun pada dasarnya pemikiran. Muhammad Abduh lebih cenderung kepada aql daripada naql.

BAB I PENDAHULUAN. maupun di akhirat. Dengan pendidikan seseorang akan memperoleh bekal

BAB I PENDAHULUAN. luhur yang sudah lama dijunjung tinggi dan mengakar dalam sikap dan perilaku seharihari.

Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karakter manusia pada dasarnya sudah dijamin oleh Allah sebagai

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan zaman yang semakin maju serta pola pikir. manusia yang semakin berkembang banyak membawa dampak pada

BAB I PENDAHULUAN. Di era modern ini, begitu pentingnya nilai dalam menjaga keharmonisan

BAB I PENDAHULUAN. CV.Pustaka Setia. Bandung, hlm

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama adalah unsur terpenting dalam pembangunan mental dan akhlak. Jika kita mempelajari pendidikan agama, maka akhlak merupakan sesuatu yang sangat penting, bahkan yang terpenting. Dimana kejujuran, kebenaran dan keadilan merupakan sifat-sifat terpenting dalam agama. Masalah pendidikan merupakan masalah yang sangat penting dalam kehidupan baik dalam kehidupan keluarga maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju dan mundurnya suatu bangsa sebagian besar ditentukan oleh maju dan mundurnya pendidikan di negara tersebut. 1 Pendidikan merupakan suatu yang sangat diharapkan oleh semua orang untuk dapat merubah keadaan seorang lewat pembelajaran. Pendidikan berintikan interaksi antar pendidik dengan peserta didik dalam upaya membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi pendidikan dapat dilakukan di lingkungan keluarga, sekolah ataupun masyarakat. 2 Di era globalisasi dan modernisasi seperti sekarang ini, krisis akhlak remaja sudah sangat merajalela dan semakin mengkhawatirkan. Maraknya kenakalan remaja, ikut-ikutan tren gaya hidup orang barat, tidak patuh terhadap orang tua, tidak sopan dengan orang lain, memuaskan diri-sendiri, dan memenuhi hawa nafsu adalah salah satu contoh jauhnya akhlak mereka dari akhlak yang baik dan luhur yang disyariatkan oleh agama Islam. Berpangkal dan berdasar pada ketinggian akhlak dan keutamaan budi pekerti, Nabi Muhammad SAW. berhasil membawa perubahan besar dan mengubah serta memutar seluruh sendi kehidupan bangsa manusia baik jasmani maupun rohani. Dengan akhlak juga beliau memenuhi kewajiban dan 1 Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, PT Rineka Cipta, Jakarta, 1991, hlm. 98. 2 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1. 1

2 menunaikan amanah, dan mengajak manusia kepada tauhid, memimpin umat dalam perjuangan menggapai cita-cita serta membangun negara yang berdaulat dan merdeka, yang segalanya itu menjadi cermin dan teladan bagi manusia sekarang. Sebab akhlak merupakan barometer terhadap kebahagiaan, keamanan dan ketertiban dalam kehidupan manusia dan dapat dikatakan bahwa akhlak merupakan berdirinya suatu umat, sebagaimana shalat sebagai tiang agama. Dengan kata lain, apabila rusak akhlak suatu umat maka rusaklah bangsanya. Sejalan dengan firman Allah pada surat Al-ahzab ayat 21 yaitu: Artinya: Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah shallallahualaihi wasallam itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah. (Q.S. al-ahzab: 21). 3 Pendidikan akhlak secara global mengandung dua cakupan yaitu akhlak terpuji dan akhlak tercela. Akhlak dan sopan santun merupakan bentuk dari moralitas. Moralitas perlu diajarkan kepada peserta didik sejak mereka masih kecil sampai dewasa, lebih-lebih untuk anak yang masih usia sekolah dasar. Karena pada masa usia ini yang biasanya disebut dengan masa keserasian bersekolah, anak-anak mudah dididik dari pada masa sebelum dan sesudahnya. 4 Ketika pergaulan manusia sudah tidak memperhatikan nilai moral, kemudian tampil bergaul dengan akhlak mulia, maka akan menjadi teladan yang baik, dan sekaligus sebagai upaya dalam melaksanakan perintah amar ma ruf atau dalam menegakkan dakwah Islamiyah. Sebab berakhlak 3 Al-Qur an Surat Al-Ahzab Ayat 21, Al-hadi Media Kreasi, Jakarta, 2015, hlm. 420 4 Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000, hlm. 24.

3 karimah merupakan amal kebajikan yang paling berat timbangannya pada hari kiamat nanti. 5 Sesuai dengan perkembangan zaman, akhlak dituntut untuk menyesuaikan perannya yang semula hanya secara normatif agama atau sopan santun, namun harus bersifat aktif dan inovatif dalam memecahkan berbagai masalah atau problematika kehidupan modern, khususnya kehampaan spiritual dan dekadensi moral. Hal ini akan menjadikan akhlak lebih bermakna di zaman sekarang dan selanjutnya, jika kedudukan dan pengertian pendidikan akhlak ditempatkan secara proporsional. Untuk mengantisipasi kasus yang terjadi seperti di atas, maka perlu didirikan sebuah lembaga yang disebut pondok pesantren, supaya akhlak peserta didik dapat dibentuk menjadi akhlak yang sesuai dengan syariat Islam melalui pembelajaran akhlak yang akan diajarkan oleh guru atau kiyai.. Lembaga-lembaga pendidikan yang berbasis agama Islam berkembang pesat dengan pendidikan akhlak sebagai program unggulan, tetapi disisi lain tingkat kemerosotan moral atau akhlak remaja kian meningkat. Hal ini menjadi bukti bahwa pendidikan akhlak dalam lembaga lembaga pendidikan Islam sepertinya masih belum optimal. Maka, pendidikan akhlak harus menyesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi zaman, baik secara konsep maupun praktiknya. Keselarasan tersebut bisa di tempuh dengan menyesuaikan hakikat dan visi misi pendidikan akhlak dengan tujuan puncak terbentuknya karakter positif peserta didik sebagai proses pendewasaan. Cakupan materinya pun harus memuat aspek akhlak kepada Allah SWT, akhlak sesama manusia, dan akhlak terhadap lingkungan. Usaha dan pembelajaran yang dilakukan secara terus-menerus dinamakan pendidikan. Pendidikan inilah yang nantinya akan menanamkan nilai-nilai akhlak dalam kehidupannya, sehingga akan membentuk sebuah kepribadian dan perilaku yang berakhlak baik dalam kehidupan sehari-hari. Pembentukan akhlak melalui penanaman nilai bagi peserta didik akan lebih 5 Aba Firdaus Al-Halwani, Membangun Akhlak Mulia dalam bingkai Al-Qur an dan As- Sunnah, Al-Manar, Yogyakarta, 2003, hlm. 30-31

4 efektif jika peserta didik berada dan berinteraksi dalam lingkungan pendidikan. Lingkungan pendidikan merupakan lingkungan yang lebih dominan yang akan membentuk akhlak secara alami, karena lingkungan tersebut, dapat berinteraksi, bersikap, dan bertindak sesuai dengan nilai yang dipahami yang tertanam dalam diri, lingkungan sekolah sebagai pengganti lingkungan keluarga dianggap efektif bagi pembentukan akhlak, mengingat zaman modern ini yang semakin menghawatirkan, banyak keluarga yang tidak memperhatikan anaknya karena alasan pekerjaan. MA Mazro atul Huda merupakan lembaga pendidikan formal yang berada dibawah naungan LPI Mazro atul Huda desa Wonorenggo kecamatan Karanganyar kabupaten Demak. Siswa yang menuntut ilmu disana diajarkan berbagai macam kajian kitab kuning salah satunya yaitu kitab Al- Akhlakuzzakiyyah Fi Adabittholibil Mardliyah, kitab tersebut merupakan penunjang untuk meningkatkan moralitas siswa. Dengan adanya pembelajaran akhlak diharapkan membantu dalam proses pembentukan akhlak para siswa yang datang dari latar belakang yang berbeda-beda antara siswa satu dengan siswa lainnya, baik itu dalam hal tempat tinggal, tingkah laku dan sikap bergaul sehari-hari. Ada siswa yang sopan santun ketika diajak berbicara ada pula siswa yang terkesan menghiraukan ketika diajak bicara. Ada siswa yang mendengarkan dengan tekun dan penuh sopan ketika pembelajaran sedang berlangsung dan ada pula siswa yang asyik berbicara dengan teman sebelahnya. Oleh karena itu, diharapkan para siswa menerapkan akhlak dalam kesehariannya seperti dalam pembelajaran kitab Al-Akhlakuzzakiyyah Fi Adabittholibil Mardliyah. 6 Dari pernyatan diatas jelas bahwa ada ketidaksamaan antara akhlak siswa satu dengan siswa lainnya. Dengan adanya pembelajaran akhlak kitab Al-Akhlakuzzakiyyah Fi Adabittholibil Mardliyah apakah akan merubah perilaku atau akhlak siswa dalam dalam bertutur kata dan bertingkah laku. Pembelajaran kitab Al-Akhlakuzzakiyyah Fi Adabittholibil Mardliyah 6 Hasil wawancara dengan ustadz Mailul Choir selaku pengampu kitab Al-akhlakuzzakiyah fi Adabittholibil mardliyah di MA Mazro atul Huda Wonorenggo Karanganyar, Demak, pada Tanggal 24 November 2016, pukul: 09.30

5 diselenggarakan setiap hari Kamis jam ke 7 di kelas XA, Sabtu jam ke 8 di kelas XB, Selasa Jam ke 2 di kelas XC dan Mailul Choir selaku pengampu kitab Al-Akhlakuzzakiyyah Fi Adabittholibil Mardliyah. 7 Dari pernyataan diatas, menjadi latar belakang penulis untuk mengadakan penelitian tentang pelaksanaan pembelajaran akhlak kitab Al- Akhlakuzzakiyyah Fi Adabittholibil Mardliyah yang nantinya berguna untuk memperbaiki akhlak peserta didik pada zaman sekarang dan mengetahui sumbangan apa yang mampu diberikan dari pembelajaran akhlak yang terkandung dalam kitab tersebut. Maka dalam penelitian ini peneliti memberi judul Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Akhlak Kitab Al-Akhlakuzzakiyyah Fi Adabittholibil Mardliyah di MA Mazro atul Huda Wonorenggo Karanganyar Demak Tahun Pelajaran 2016/2017. B. Fokus Penelitian Fokus penelitian ini damaksudkan agar penulisan penelitian tidak menyimpang dari tujuan penulisan, maka dalam penelitian ini peneliti hanya berfokus pada pelaku, tempat dan juga kegiatan yang diteliti. Pelaku dalam penelitian ini adalah siswa kelas X (sepuluh) dan guru pengampu kitab Al- Akhlakuzzakiyyah Fi Adabittholibil Mardliyah. Penelitian ini bertempat di MA Mazro atul Huda desa Wonorenggo Karanganyar Demak. Kegiatan yang diteliti dalam penelitian ini adalah pada pelaksanaan pembelajaran akhlak kitab Al-Akhlakuzzakiyyah Fi Adabittholibil Mardliyah yang diajarkan di kelas X. C. Rumusan Masalah ini adalah: Dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian 7 Hasil Observasi di kelas XA MA Mazro atul Huda ketika pelaksanakan pembelajaran kitab Al-akhlakuzzakiyah fi Adabittholibil mardliyah pada tanggal 24 November 2016

6 1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran akhlak kitab Al-Akhlakuzzakiyyah Fi Adabittholibil Mardliyah di MA Mazro atul Huda Wonorenggo Karanganyar Demak Tahun Pelajaran 2016/2017? 2. Apa saja faktor penghambat dan pendukung dalam pelaksanaan pembelajaran akhlak kitab Al-Akhlakuzzakiyyah Fi Adabittholibil Mardliyah di MA Mazro atul Huda Wonorenggo Karanganyar Demak Tahun Pelajaran 2016/2017? 3. Bagaimana hasil pelaksanaan pembelajaran akhlak kitab Al- Akhlakuzzakiyyah Fi Adabittholibil Mardliyah di MA Mazro atul Huda Wonorenggo Karanganyar Demak Tahun Pelajaran 2016/2017? D. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran akhlak kitab Al- Akhlakuzzakiyyah Fi Adabittholibil Mardliyah di MA Mazro atul Huda Wonorenggo Karanganyar Demak Tahun Pelajaran 2016/2017 2. Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung dalam pelaksanaan pembelajaran akhlak kitab Al-Akhlakuzzakiyyah Fi Adabittholibil Mardliyah di MA Mazro atul Huda Wonorenggo Karanganyar Demak Tahun Pelajaran 2016/2017 3. Untuk mengetahui hasil pelaksanaan pembelajaran akhlak kitab Al- Akhlakuzzakiyyah Fi Adabittholibil Mardliyah di MA Mazro atul Huda Wonorenggo Karanganyar Demak Tahun Pelajaran 2016/2017 E. Manfaat Penelitian Adanya manfaat penelitian yang penulis lakukan diharapkan mampu memberi manfaat bagi penulis sendiri ataupun pihak-pihak yang terkait, baik secara teoritis maupun praktis, sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis, yaitu mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran akhlak kitab Al-Akhlakuzzakiyyah Fi Adabittholibil Mardliyah di MA.

7 2. Manfaat Praktis Adapun manfaat yang bersifat praktis yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah : a. Madrasah Bagi madrasah, penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan masukan bagi lembaga pendidikan pada umumnya dan khususnya bagi lembaga pendidikan di mana tempat penelitian ini berlangsung, mengenai pelaksanaan pembelajaran akhlak kitab Al- Akhlakuzzakiyyah Fi Adabittholibil Mardliyah serta agar dapat mempertahankan adanya pembelajaran akhlak b. Guru Bagi guru pengampu, penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk membantu guru memperoleh pengalaman untuk meningkatkan kemampuan pedagogis dalam pembelajaran akhlak c. Peserta didik Penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan akhlak peserta didik, sehingga pada akhirnya akan banyak peserta didik yang tergerak hatinya untuk memperbaiki akhlak dan menjadi seorang yang berakhlakul karimah.