Labor and Industrial Relations

dokumen-dokumen yang mirip
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 21 TAHUN 2000 (21/2000) TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Undang-undang No. 21 Tahun 2000 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH

Serikat Pekerja/Serikat Buruh

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Setiap karyawan dapat membentuk atau bergabung dalam suatu kelompok. Mereka mendapat manfaat atau keun-tungan dengan menjadi anggota suatu kelompok.

UNDANG-UNDANG NO. 21 TH 2000

UNDANG-UNDANG KETENAGAKERJAAN DI INDONESIA

NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH

HUBUNGAN KERJA DAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA / SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PANDANGAN KARYAWAN TENTANG HAK BEKERJA: SEBUAH STUDI DESKRIPTIF DI KALANGAN KARYAWAN DI PERGURUAN TINGGI

Peran Serikat Pekerja Dalam Dinamika

Dr. Alimatus Sahrah, M.Si, MM FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003

FAQ HAK BURUH MELAKUKAN AKSI DEMONSTRASI 1

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan industrial menurut Undang Undang Ketenagakerjaan No. 13

FAQ HAK PEKERJA MELAKUKAN AKSI UNJUK RASA 1

PERLINDUNGAN,PENGUPAHAN DAN KESEJAHTERAAN

Serikat Pekerja dan Hubungan Industrial

MSDM Materi 13 Serikat Pekerja dan Hubungan Industrial

copyright by Elok Hikmawati 1

Kajian Teoritik Hukum dan HAM tentang Surat Edaran Kabaharkam Nomor B/194/I/2013/Baharkam, yang Melarang Satpam Berserikat

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian Perburuhan antara Serikat Buruh dengan Pengusaha/Majikan, Undangundang

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

*10099 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 25 TAHUN 1997 (25/1997) TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003

SALINAN. jdih.bulelengkab.go.id

BAB I KETENTUAN U M U M

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

III. Penyelesaian perselisihan hubungan industrial Pancasila. Dasar Hukum Aturan lama. Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR SUMATERA BARAT

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

- 1 - BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN KETENAGAKERJAAN

Undang-undang No 13 tahun 2003 POKOK-POKOK KETENTUAN NORMATIF HUBUNGAN INDUSTRIAL KETENAGAKERJAAN DAN SERIKAT PEKERJA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. serangkaian upaya pembangunan sumber daya manusia yang diarahkan. adanya perluasan lapangan kerja dan pemerataan kesempatan kerja,

KISI-KISI HUKUM KETENAGAKERJAAN

KOMPETENSI dan INDIKATOR

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MSDM Hubungan Industrial DOSEN : RACHMASARI PRAMITA, ST, MM MSDM II

GUBERNUR MALUKU PERATURAN GUBERNUR MALUKU NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

UU No. 2 Tahun 2004 Tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial

Anda Stakeholders? Yuk, Pelajari Seluk- Beluk Penyelesaian Sengketa di Pengadilan Hubungan Industrial

Undang-undang Ketenagakerjaan Indonesia. Major Labour Laws of Indonesia

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1997 TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PROSEDUR MENYAMPAIKAN PENGADUAN PENYELESAIAN KELUH KESAH DALAM HUBUNGAN INDUSTRIA

KONSEP KETENAGAKERJAAN dan KONSEP HUBUNGAN INDUSTRIAL. Rizky Dwi Pradana, M.Si

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

commit to user BAB II TINJAUAN PUSTAKA

NOMOR 25 TAHUN 1997 TENTANG KETENAGAKERJAAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 73, 1997 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3702)

- 1 - LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ( K3 ) DAN HUKUM KETENAGAKERJAAN

ETIKA BISNIS. Smno.tnh.fpub2013

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1997 TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pengertian Perjanjian Kerja Bersama (PKB)

CURRICULLUM VITAE. : Lucky Savitri Kusumaningtyas. : Komp. Kemang Pratama I, Jl. Utama II, Blok Bi-11, Bekasi

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

HUKUM KETENAGA KERJAAN BERDASARKAN UU NO 13 TAHUN 2003

: KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang selama ini dikesampingkan oleh perusahaan. Wadah itu adalah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 1 TAHUN 2011

BAB II PROSEDUR PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

BAB I PENDAHULUAN. Pengelompokkan manusia yang seperti ini biasanya disebut dengan masyarakat,

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1997 TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KERJA BERSAMA. Istilah Perjanjian Kerja Bersama (PKB) timbul setelah diundangkannya

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANA TORAJA PROVINSI SULAWESI SELATAN

Oleh: Arum Darmawati. Disampaikan pada acara Carrier Training Preparation UGM, 27 Juli 2011

BAB I PENDAHULUAN. menuntut kita untuk membuka diri terhadap perubahan-perubahan yang terjadi.

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENAGAKERJAAN

PERJANJIAN KERJA BERSAMA (PKB)

Christian Daniel Hermes Dosen Fakultas Hukum USI

Hubungan Industrial. Perjanjian Kerja; Peraturan Perusahaan; Perjanjian Kerja Bersama (PKB) Rizky Dwi Pradana, M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi

RARANCANGAN) (Disempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENAGAKERJAAN

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER-01/MEN/1994 TENTANG SERIKAT PEKERJA TINGKAT PERUSAHAAN MENTERI TENAGA KERJA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia,

Perselisihan Hubungan Industrial

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Konstitusi bangsa Indonesia adalah Undang-Undang Dasar 1945 yang menjadi

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

Transkripsi:

Labor and Industrial Relations Modul ke: 13 Mahasiswa memahani mengenai : 1. Hak dan kewajiban pekerja dan pengusaha 2. Membandingkan hubungan tenagakerja di Indonesia dan USA Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Magister Manajemen Dr. Kasmir, SE,MM

Materi Kuliah 1. Latar Belakang 2. Tujuan 3. Permasalahan Hubungan Industrial 4. Labor Relations di USA 5. Perjanjian Kerja Bersama di USA 6. Labor Relations di Indonesia 7. Kebebasan Berserikat 8. Perjanjian Kerja Bersama 9. Sarana Hubungan Industrial 10. Kesimpulan

Latar Belakang Bahwa di dalam pembangunan nasional Indonesia, tenaga kerja mempunyai kedudukan dan peranan yang sangat penting baik sebagai pelaku maupun tujuan pembangunan; Bahwa sesuai dengan kedudukan dan peranan tenaga kerja, diperlukan pembangunan ketenagakerjaan untuk meningkatkan kualitas dan peranan tenaga kerja serta peningkatan perlindungan dan kesejahteraan keluarganya demi peningkatan harkat dan martabat kemanusiaan; Bahwa perlindungan tenaga kerja dimaksudkan untuk menjamin terpenuhinya hak-hak dasar pekerja/buruh dan menjamin kesamaan perlakuan dan kesempatan yang sama tanpa diskriminasi untuk mewujudksan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya dengan tetap memperhatikan perkembangan dan kemajuan dunia usaha;

Latar Belakang Bahwa kemerdekaan berserikat, berkumpul, menyampaikan pendapat, memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan serta mempunyai kedudukan yang sama dalam hukum adalah merupakan hak setiap warga negara; Bahwa Serikat Pekerja/Buruh merupakakan sarana dan wadah untuk memperjuangkan, melindungi, dan membela kepentingan Pekerja/Buruh dan Keluarganya serta dalam rangka untuk mewujudkan hubungan industrial yang harmonis, dinamis, dan berkeadilan; Bahwa dalam rangka membangun dan mewujudkan hubungan industrial yang harmonis, dinamis, dan berkeadilan, diperlukan adanya peraturan dan sistim hubungan industrial yang mengatur hubungan, hak dan kewajiban serta peranan masingmasing anggota tripartite yaitu: Pemerintah, Pengusaha, dan Pekerja/Buruh.

TUJUAN Memahami prinsip dasar hak-hak Pekerja/Buruh dalam dunia kerja Memahami sistim dan budaya hubungn industrial yang berlaku di Indonesia Mampu menerapkan sistim hubunagn industrial di Perusahaan Meningkatkan harmonisasi dan dinamisasi serta keadilan di tempat kerja Meningkatkan ketenangan kerja dan berusaha untuk mencapai tujuan dan kelangsungan usaha

Permasalahan Hubungan Industrial Jangkauan progarm ILO bukan hanya hanya terbatas kepada hak-hak dasar melainkan sudah beralih kepada tujuan penciptaan pekerjaan yang layak untuk semua (decent work for all); Sejak era reformasi mulai bergeser dan mengarah kepada sistim hubungna industrial yang liberal sejalan dengan perkembangan demokratisasi dan reformasi hukum ketenagakerjaan; Sistim informasi pasar kerja (Labor Market Information System) yang masih perlu banyak diperbaiki; Sistim dan kondisi hubungan industrial serta politisasi pengupahan yang masih belum stabil dan sering menimbulkan gangguan terhadap kebijakan public dan bisnis; Rendahnya tingkat penerapan good governance pada lembagalembaga pemerintah serta penerapan etika bisnis pada dunia industry menyebabkan rendahnya ketidak-adilan bagi tenaga kerja Indon

Permasalahan Hubungan Industrial Labor Relations adalah merupakan isu kunci dan strategis di dalam sebuah organisasi bisnis mengingat sifat hubungan antara Pengusaha dan Pekerja/Buruh dapat berdampak secara signifikan terhadap moral, motivasi, dan produktifitas, konsekwensinya, bagaimana sebuah organisasi mengelola aspek-aspek hubungan ketenagakerjaan menjadi variable penting dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Memahami Hubungan Kerja sangat penting bagi Perusahaan khususnya pelaku manajemen sumberdaya manusia sedikitnya karena 3 alasan sbb: Saat ini di banyak industri bahkan di sector publik sudah banyak terbentuk Serikat Pekerja/Buruh, bahkan di Indonesia sendiri sedikitnya saat ini ada sekitar 140 Serikat Pekerja/Buruh; Keberadaan SP/SB di perusahaan-perusahaan pesaing akan mempengaruhi tingkat kompetisi dan proses perekrutan/seleksi karyawan; Keberadaan undang-undang yang mengatur kesamaan perlakuan yang sama bukan hanya bagi Perusahaan yang tidak mempunyai SP/SB melainkan juga bagi yang tidak mempunyai SP/SB.

Permasalahan Hubungan Industrial Ketika Pekerja/Buruh membentuk Serikat Pekerja, maka akan menjadi tantangan sendiri di dalam sumberdaya manusia di Perusahaan, dikarenakan Serikat Pekerja/Buruh mempunyai hak untuk berunding dan bahkan hak untuk mogok. Menurut terjemahan Wikipedia, Labor Relations adalah studi dan praktek mengenai pengelolaan ketenagakerjaan dalam situasi dimana terdapat Serikat Buruh, di dalam dunia pendidikan,

Labor Relations di USA Di negara Amerika Serikat, Labor Relations diatur dalam Undang- Undang Nasional Hubungan Buruh, 1935 (National Labor Relations Act, 1935 = NLRA), yang sudah beberapa kali direvisi, sedangkan sektor publik diatur dalam Undang-Undang Reformasi Pelayanan Sipil, 978 (Civil Service Reform Act.No.1978). NLRA memberikan hak kepada Pekerja/Buruh untuk berserikat dan mengatur Serikat Pekerja/Buruh dan pengelolaan Hubungan Buruh, membentuk Badan Nasional Hubungan Buruh (National Labor Relations Board) untuk mengawasi pelaksanaan NLRA, pemilihan pengurus Serikat Pekerja/Buruh (SP/SB), sertifikasi SP/SB, penanganan keluh kesah SP/SB, prosedur penyampaian pendapat, kode etik Pengusaha yang mempunyai SP/SB, dll. Secara umum, tingkat keanggotaan pekerja dalam SP/SB di USA terus menurun seiring dengan meningkatnya kesejahteraan dan perkembangan demokratisasi serta ketatnya pelaksanaan dan penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance).

Perjanjian Kerja Bersama di USA (COLLECTIVE LABOR AGREEMENT = CLA ) DI USA Isi CLA di USA dikategorikan menjadi 3 kategori: 1. Wajib (Mandatory): gaji pokok; Insentif; fasilitas (Benefits); lembur; penggantian hari libur; prosedur pemutusan hubungan kerja; kriteria promosi; jaminan keamanan bagi SP/SB; hak-hak prerogratif manajemen; prosedur keluh kesah; keselamatan dan kesehatan kerja; 2. Diperbolehkan (Permissive): representasi SP/SB dalam struktur direksi; manfaat pension; kesepakatan upah; kepemilikan saham pekerja; masukan SP/SB mengenai struktur harga; 3. Dilarang (Prohibited): ketidak-adilan; perlakuan yang tidak sama dan diskriminasi, dll.

Kebebasan Berserikat Pekerja/Buruh berhak membentuk dan/atau mengembangkan Serikat Pekerja/Serikat Buruh yang bebas, terbuka, mandiri, dan bertanggungjawab, UU_2_2000_Serikat Pekerja/Serikat Buruh mengatur: SP/SB menerima Pancasila sebagai dasar negara dan UUD 1945 sebagai dasar konstitusi NKRI Serikat Pekerja/Buruh, Federasi, dan Konfederasi bersifat terbuka, bebas, mandiri dan bertanggungjawab Serikat Pekerja/Buruh, Federasi, dan Konfederasi bertujuan untuk memberikan perlindangan, pembelaan hak dan kepentingan serta meningkatkan kesejahteraan Pekerja/Buruh dan Keluarganya Setiap Pekerja/Buruh berhak membentuk Serikat Pekerja/Buruh (SP/SB=min 10 orang; Federasi=Min 5 SP/SB, Konfederasi=min 3 Federasi) Pekerja yang karena jabatannya menimbulkan konflik kepentingan TIDAK BOLEH menjadi Pengurus Serikat Pekerja/Buruh Siapapun dilarang menghalang-halangi/memaksa Pekerja/Buruh untuk membentuk atau tidak membentuk, menjadi anggota atau tidak menjadi anggota, menjadi pengurus atau tidak menjadi pengurus SP/SB Pengusaha harus memberikan kesempatan kepada Pengurus SP/SB untuk menjsalankan kegiatan SP/SB Pegawai negeri Sipil mempunyai hak untuk berserikat yang diatur dengan undang-undang tersendiri Dalam satu perusahaan diperbolehkan terdapat satu/lebih SP/SB

Perjanjian Kerja Bersama PKB adalah perjanjian yang merupakan hasil perundingan antara SP/SB atau beberapa SP/SB dengan Pengusaha atau beberapa Pengusaha yang memuat syarat-yarat kerja, hak dan kewajiban kedua belah pihak. Ketentaun dan mekanisme PKB diatur dalam UUK No.13 Th.2003 bab VII Tentang Perjanjian Kerja Bersama, Pasal: 116-135.

POKOK-POKOK UUK_13_2003_PASAL:116-135 PKB disusun secara musyawarah dan dibuat tertulis dalam Bahasa Indonesia Bila terjadi ketidak-sepakatan dalam penyusunan PKB maka diselesaikan menurur prosedur penyelesaian hubungan industrial sesuai UU No.02 tahun 2004 SP/SB yang berhak mewakili pekerja harus mempunyai anggota/dukungan 50%/lebih dari jumlah pekerja Dalam hal terdapat SP/SB lebih dari satu SP/SB, maka yang berhak mewakili adalah yang mempunyai anggota/dukungan lebih dari 50 % jumlah pekerja PKB berlaku untuk masa 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang paling lama 1 (satu) tahun PKB paling sedikit harus memuat: Hak dan kewajiban masing-masing pihak Jangka waktu dan tanggal mulainya PKB Tanda tangan para pihak yang membuat PKB

POKOK-POKOK UUK_13_2003_PASAL:116-135 Ketentuan yang diatur dalam PBK tidak boleh bertentangan dengan UU yang berlku atau batal demi hukum Perubahan yang dibuat atas PKB merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari PKB Para pihak wajib memberitahukan isi dan melaksanakannya Perusahaan dilarang mengganti PKB dengan Peraturan Perusahaan (PP), kecuali SP/SB sudah bubar PKB mulai berlaku sejak ditandatangani kecuali ditentukan lain PKB yang sudah ditandatangani harus didaftarkan ke instansi yang bewenang di bidang ketenagakerjaan Pemerintah wajib melakukan pengawasan pelaksanaan dari PKB

Sarana Hubungan Industrial 1. Lembaga Kerja Sama Bipartit (LKS Bipartit) 2. Lembaga Kerja Sama Tripartit (LKS Tripartit) 3. Perjanjian Kerja (PK) 4. Peraturan Perusahaan (PP) 5. Perjanjian Kerja Bersama (PKB) 6. Dewan Ketenagakerjaan 7. Dewan Pengupahan 8. Pengadilan Hubungan Industrial (PHI) 9. Serikat Pekerja/Buruh 10. Asosiasi Pengusaha 11. Peraturan perundangan di bidang ketenagakerjaan dan Perdata 12. Dll.

Kesimpulan Labor Relations adalah merupakan isu kunci dan strategis di dalam sebuah organisasi bisnis, oleh karenanya memahami Hubungan Kerja sangat penting bagi Perusahaan khususnya pelaku manajemen sumberdaya; Berbicara mengenai hubungan kerja tidak bisa dilepaskan dari sistim hubungan industrial, yaitu sistim hubungan kerja yang terjalin dan mengatur hak dan kewajiban antara penerima kerja dan pemberi kerja yang juga di dalamnya mengatur hubungan dengan peranan pemerintah (tripartite); Bahwa kemerdekaan berserikat, berkumpul, menyampaikan pendapat, memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan serta mempunyai kedudukan yang sama dalam hukum adalah merupakan hak setiap warga negara; Bahwa Serikat Pekerja/Buruh merupakakan sarana dan wadah untuk memperjuangkan, melindungi, dan membela kepentingan Pekerja/Buruh dan Keluarganya serta dalam rangka untuk mewujudkan hubungan industrial yang harmonis, dinamis, dan berkeadilan; Bahwa dalam rangka membangun dan mewujudkan hubungan industrial yang harmonis, dinamis, dan berkeadilan, diperlukan adanya sarana dan sistim hubungan industrial yang mengatur hubungan, hak dan kewajiban serta peranan masing-masing anggota tripartite yaitu: Pemerintah, Pengusaha, dan Pekerja/Buruh.

SELAMAT BELAJAR SEMOGA SUKSES Terima Kasih Dr. Kasmir, SE,MM.