Kata Pengantar. Daftar Isi

dokumen-dokumen yang mirip
Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban

commit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat Kerja Didalam Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan

PROSEDUR PENANGANAN BAHAN BERACUN DAN BERBAHAYA. Pengertian. Tujuan. 1. Bahan Beracun dan Berbahaya

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/VII/2010 TAHUN 2010 TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI

UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN [LN 1992/49, TLN 3480]

ORIENTASI K3 UNTUK PEKERJA BARU

PROSEDUR KESIAPAN TANGGAP DARURAT

Tanggung Jawab Dasar Pengemudi

PENCEGAHAN KEBAKARAN. Pencegahan Kebakaran dilakukan melalui upaya dalam mendesain gedung dan upaya Desain untuk pencegahan Kebakaran.

SISTEM PENGELOLAAN KESELAMATAN KERJA KONTRAKTOR

SUBDIT PEMBINAAN LINGKUNGAN KAMPUS (PLK)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2002 TENTANG KESELAMATAN PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT

BAB II JENIS-JENIS KEADAAN DARURAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2002 TENTANG KESELAMATAN PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Subdit Pembinaan Lingkungan Kampus (PLK)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA.

BAB V PEMBAHASAN. PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

BAB 7 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil wawancara dengan berpedoman pada Internal Control

No Undang Nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayaran, Pasal 369 Undang- Undang Nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan, dan Undang- Undang Nomor 22

KUISIONER PENELITIAN

PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2002 TENTANG KESELAMATAN PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 20 TAHUN 2002 TENTANG KETERTIBAN DALAM KAWASAN PELABUHAN PEMERINTAH KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

SISTEM DETEKSI DAN PEMADAMAN KEBAKARAN

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PEMANFAATAN BAGIAN JALAN DAERAH

2012, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU

M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG KESELAMATAN PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF.

1. Menyiapkan upaya penyelamatan

BAB V PEMBAHASAN. keselamatan kerja yang diantaranya adalah program Lock Out Tag

Pelatihan Sistem PLTS Maret PELATIHAN SISTEM PLTS PROTEKSI DAN KESELAMATAN KERJA Serpong, Maret Oleh: Fariz M.

189. Setiap kuantitas yang lebih besar dari 50 liter harus dihapus dari ruang ketika tidak digunakan dan disimpan di toko yang dirancang dengan baik

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

PANDUAN MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK)

LAMPIRAN LAMPIRAN Universitas Kristen Maranatha

BAB III PELAKSANAAN MAGANG

CRITICAL CARE UNIT. Berfikir kritis bagaimana tanda-tanda shock yang selalu kita hadapi dalam kegawatdaruratan medis di Unit Gawat Darurat

Pedoman Penyusunan Program Kedaruratan PLB3

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

PERSYARATAN UMUM DAN PERSYARATAN TEKNIS GUDANG TERTUTUP DALAM SISTEM RESI GUDANG

128 Universitas Indonesia

Buku Petunjuk Nokia Bluetooth Headset BH-218

Nokia J (BH-806) Edisi 2.0

LANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 50 Tahun 2012) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel.

GAMBARAN PROMOSI KESEHATAN DI TEMPAT UMUM TERMINAL BRATANG, SURABAYA

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMANFAATAN BAGIAN JALAN

Petunjuk Keselamatan Umum Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro Pedoman berikut dibuat untuk meminimalkan atau menghilangkan bahaya di

PROSEDUR PERLENGKAPAN PEMADAM KEBAKARAN. A. Perlengkapan Pemadam Kebakaran 1. Sifat api Bahan bakar, panas dan oksigen harus ada untuk menyalakan api.

C. BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN

UU NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

Tujuan penggunaan ambulance

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

01 Apakah maksud gambar berikut ini? A. Jangan menghampiri pintu keluar. B. Awas kepala anda C. Pintu keluar kecemasan. D. Tidak dibenarkan berjalan.

PROSEDUR TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

TANGGAP DARURAT BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) Direktorat Pengelolaan B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

FORMULIR PEMANTAUAN SELAMA RENOVASI / KONSTRUKSI BANGUNAN

TATA KERJA ORGANISASI

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG

Ketentuan gudang komoditi pertanian

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1993 TENTANG KENDARAAN DAN PENGEMUDI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

P E N J E L A S A N ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN LAMONGAN

BAB VIII PENUTUP. bahan bakar berasal dari gas berupa: LPG. generator, boiler dan peralatan masak di dapur.

Tips Mencegah LPG Meledak

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PT. BINA KARYA KUSUMA

FORMULIR PROSEDUR OPERASI STANDAR RISIKO TINGGI

Buku Petunjuk Nokia Luna dengan Pengisian Daya Nirkabel (BH-220)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1975 TENTANG PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

A. KRITERIA AUDIT SMK3

Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas (confined spaces)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN REPUBLIK INDONESIA,


PEDOMAN TEKNIS PENYIMPANAN TABUNG LPG DI PENYALUR DAN PENGGUNAAN LPG UNTUK PENGGUNA

KEAMANAN DAN KESELAMATAN PENERBANGAN Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 200 Tanggal 15 Februari 2001 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH DI PELABUHAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2017 TENTANG KESELAMATAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Angka kecelakaan kerja di Indonesia tahun 2010 hingga Juli mencapai kasus.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAMPIRAN 1 PEDOMAN TEKNIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

2015, No. -2- untuk melaksanakan ketentuan Pasal 50 Undang- Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan dan Pasal 47 Peraturan Pemerintah Nomor

2015, No Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang

2013, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negar

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG

KRONOLOGI DOKUMEN Penyesuaian dengan PP No 50 Tahun 2012 DAFTAR ISI

WALI KOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 10 TAHUN 2015

Buku Petunjuk Nokia Bluetooth Headset BH-118

PROSEDUR KEADAAN DARURAT KEBAKARAN B4T ( BALAI BESAR BAHAN & BARANG TEKNIK)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Keselamatan Kerja. Garis Besar Bab Bab ini menjelaskan dasar-dasar pengoperasian yang aman. Keselamatan Kerja

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN,

Transkripsi:

Kata Pengantar Daftar Isi Oiltanking berkomitmen untuk menjalankan semua kegiatan usaha dengan cara yang aman dan efisien. Tujuan kami adalah untuk mencegah semua kecelakaan, cidera dan penyakit akibat kerja, dan untuk melindungi lingkungan. Kami mencapai tujuan ini dengan mempertimbangkan aspek-aspek Kesehatan, Keselamatan, Keamanan dan lindung Lingkungan (HSSE/K3LL) dalam semua kegiatan kami. Peraturan Dasar HSSE/K3LL di Oiltanking merumuskan prosedur standar HSSE/K3LL yang berfokus pada kegiatan-kegiatan beresiko tinggi. Standar tersebut menggambarkan praktik operasional dan pelajaran terbaik dalam rangka melaksanakan pekerjaan secara bertanggung jawab. 1 Tanggung Jawab... 5 2 Kesadaran Akan Bahaya... 7 3 Kebersihan Lingkungan Kerja Yang Baik... 9 4 Perlindungan Pribadi... 11 5 Isolasi Energi... 13 6 Pencegahan Tumpahan... 15 7 Perlindungan Kebakaran... 17 8 Kesehatan Kerja... 19 9 Memasuki Ruang Terbatas... 21 10 Bekerja di Ketinggian... 23 11 Operasi Pengangkatan... 25 12 Pengangkatan Secara Manual... 27 13 Peraturan Lalu Lintas... 29 14 Kesadaran Keamanan... 31 15 Mengelola Perubahan... 33 16 Tanggap Darurat... 35 3

Tanggung Jawab Kami mengetahui dan mematuhi aturan-aturan dan prosedur yang berlaku. Kami meminta penjelasan jika kami tidak memahami aturan-aturan keselamatan. Kami melaporkan permasalahan dan urusan keselamatan kepada pengawas kami. Kami mendengarkan orang lain dan menanggapi urusan keselamatan mereka dengan baik. Kami menjaga keselamatan rekan kerja dan menolak tindakan-tindakan tidak aman. 5

Kesadaran Akan Bahaya Kami memperbarui pengetahuan kami tentang bahaya secara teratur. Kami membahas risiko-risiko bahaya dengan rekan kerja untuk mengecek wawasan kami. Kami menerapkan Take 5 sebagai penilaian risiko dimenit terakhir sebelum melakukan pekerjaan. Kami mengatasi bahaya secara langsung jika kami diberi kuasa dan mampu menghadapinya. Kami memberitahukan bahaya kepada orang lain untuk mendapatkan bantuan dalam mengendalikan bahaya tersebut. 7

Kebersihan Lingkungan Kerja Yang Baik Kami menyimpan bahan dan limbah berbahaya dan beracun pada tempat khusus. Kami menandai dan mengasingkan peralatan yang rusak untuk mencegah penggunaannya. Kami menjaga tempat kerja tetap bersih dari benda atau bahan-bahan yang mudah terbakar. Kami menyingkirkan penghalang dan menjaga akses atau jalanan tetap bersih. Kami selalu memperbaiki, menyimpan dan menandai botol-botol berisi gas sebagaimana diharuskan. 9

Perlindungan Pribadi Kami memperhatikan ketentuan APD dalam prosedur dan label yang di pasang pada papan pemberitahuan. Kami memperbarui APD yang minim dengan APD tambahan jika dibutuhkan. Kami tidak segan untuk memperingatkan orang lain jika kami melihat mereka tidak memakai APD yang diwajibkan. Kami secara rutin memeriksa APD kami untuk melihat kerusakan-kerusakannya. Kami memberitahukan APD yang rusak, membuangnya, dan menggantinya dengan yang baru. 11

Isolasi Energi Kami dapat mengidentifikasi bahaya-bahaya terkait energi dan isolasi pada tempatnya. Kami mengetahui siapa yang diberi kuasa untuk mengisolasi dan mengaktifkan sistem kembali. Kami tidak menjalankan atau menyalakan alat yang terkunci atau diberi label. Kami hanya melepaskan label dan kunci jika kami diizinkan untuk melakukannya. Kami melaporkan kunci yang rusak dan label yang hilang atau tidak lengkap. 13

Pencegahan Tumpahan Kami melakukan pemeriksaan pada lokasi selama pemindahan produk secara teratur. Kami menanggapi tanda bahaya dari sistem dan juga penyebabnya dengan sungguh-sungguh. Kami senantiasa mengunci baut pipa, plat penutup, lubang palka, lubang masuk dengan benar. Kami menutup dan menyumbat saluran air dan katup ventilasi setelah operasi pengeringan. Kami memeriksa karatan pada instalasi untuk mencegah kebocoran. 15

Perlindungan Kebakaran Kami tidak pernah merokok di luar kawasan tempat merokok yang diizinkan. Kami tidak membawa atau menggunakan sumber-sumber nyala api sebagaimana dilarang. Kami mengikat/menyimpan peralatan dan kendaraan jika diperlukan. Kami memeriksa keadaan sekeliling kami untuk mendeteksi sumber-sumber potensi nyala api. Kami menggunakan pakaian antistatis dan peralatan intrinsik yang aman. 17

Kesehatan Kerja Kami mematuhi batas paparan terhadap produk-produk berbahaya. Kami menggunakan pelindung pendengaran yang tepat saat menghadapi paparan kebisingan. Kami menggunakan pelindung pernapasan yang benar supaya pekerjaan dapat dilakukan. Kami melaporkan permasalahan ergonomis dengan penanganan instalasi. Kami mematuhi aturan-aturan yang diatur dalam kebijakan alkohol dan obat-obatan. 19

Memasuki Ruang Terbatas Kami tidak pernah memasuki ruang terbatas tanpa melakukan pengujian gas terlebih dahulu. Kami membuktikan pengujian gas dilakukan secara rutin atau bahkan terus menerus. Kami memiliki personil siap sedia yang berada di luar ruang terbatas. Kami memiliki rencana penyelamatan dan peralatan darurat dan harus berada di tempatnya. Kami mencegah masuknya orang yang tidak diizinkan ke ruang terbatas. 21

Bekerja di Ketinggian Kami menggunakan alat pelindung jatuh untuk digunakan saat bekerja di ketinggian atau di atas dua meter. Kami melaporkan struktur alat pelindung jatuh yang rusak atau tidak memadai. Kami tidak menggunakan perancah yang belum diberi lebel berwarna hijau. Kami benar-benar memperbaiki dan menyimpan peralatan/perkakas pada perancah. Kami menggunakan tangga hanya sebagai sarana akses bukan sebagai perancah untuk tempat bekerja. 23

Operasi Pengangkatan Kami menandai/menghalangi kawasan pengangkatan untuk mencegah orang masuk. Kami melakukan inspeksi visual pada peralatan sebelum pengangkatan. Kami tidak berdiri atau berjalan di bawah muatan pada saat pengangkatan berlangsung. Kami menggunakan alat pengangkat yang sesuai dengan jenis muatan. Kami mengatur muatan yang bergerak setiap saat menggunakan tali kendali. 25

Pengangkatan Secara Manual Kami menggunakan alat penggerek dan/ atau bantuan transportasi untuk muatan yang berat. Kami mengikuti instruksi penggunaan alat penggerek yang benar. Kami meminta seseorang untuk membantu jika diperlukan karena berat atau ukuran yang berlebih. Kami menghindari memutar balik bagian belakang atau bersandar menyamping saat mengangkat. Kami menjaga beban tetap dekat pada bagian pinggang dan sisi terberatnya pada tubuh. 27

Peraturan Lalu Lintas Kami mengenakan sabuk pengaman dan memastikan semua penumpang juga mengenakannya. Kami tidak menggunakan telpon seluler atau radio saat berkendara. Kami menyesuaikan kecepatan dengan cuaca, jalan, dan kondisi cahaya. Kami memarkir mundur dan hanya di kawasan yang dikhususkan. Kami menggunakan juru parkir untuk mengatur kendaraan besar. 29

Kesadaran Keamanan Kami sadar akan ancaman-ancaman keamanan dan dampak potensial pada usaha kami. Kami menjaga integritas perimeter terminal dan memastikan bahwa semua pihak ketiga telah melewati proses penerimaan berkunjung yang benar. Kami melaporkan ancaman-ancaman atau pelanggaran keamanan segera ke HSSE dan/atau kepada pimpinan kami. Kami menerapkan peraturan-peraturan dalam Kode ISPS saat menangani kapal-kapal. Kami segera mendekati pihak ketiga yang bertindak mencurigakan. 31

Mengelola Perubahan Kami mengawasi keadaan sekeliling kami untuk mengenali dan melaporkan perubahan-perubahan yang mungkin mengakibatkan bahaya. Kami melaporkan perubahan yang ditujukan untuk kegiatan operasional. Kami tidak mengubah instruksi tanpa penilaian risiko sebelumnya. Kami melaporkan prosedur-prosedur yang tidak sesuai dengan kondisi kerja yang sebenarnya. Kami berhenti bekerja jika kami beranggapan bahwa melanjutkan kerja itu tidak aman. 33

Tanggap Darurat Kami memahami rencana tanggap darurat dan peran kami dalam hal tersebut. Kami tidak menghalangi penggunaan peralatan darurat atau menutup akses jalan keluar. Kami mengetahui bagaimana memperoleh bantuan jikalau kecelakaan di tempat kerja terjadi. Kami secara langsung melaporkan peralatan darurat yang hilang atau rusak. Kami berpartisipasi aktif dalam latihan tanggap darurat. 35