BAB 2 LANDASAN TEORETIS. menjadi hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat tertentu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Membaca puisi merupakan salah satu kemampuan dasar yang perlu

Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah.

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berkaitan dengan menulis puisi telah

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hasil Penelitian yang Relevan. Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh

MEDIA VIDEO EMOTIF SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN PUISI

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Tarigan(1985 : 4), kata puisi berasal dari bahasa Yunani poiesis

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN

bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna.

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan

P U I S I PENGERTIAN PUISI Pengertian Puisi Menurut Para Ahli

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran

BAB I PENDAHULUAN. yang berbudaya dan bermasyarakat. Tak ada kegiatan manusia yang tidak disertai

BAB I PENDAHULUAN. manfaat, serta definisi operasional yang berkaitan dengan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

BAB I PENDAHULUAN. cara pengungkapannya. Puisi merupakan karya sastra yang disajikan secara

ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU IWAN FALS SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS X

BAB I PENDAHULUAN. membicarakan secara langsung, menyampaikan lewat media-media elektronik,

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, identifikasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

DASAR-DASAR ANALISIS PUISI

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara

2015 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN (EXPERIENTIAL LEARNING)

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan

Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi Melalui Teknik Pemodelan Siswa Kelas IV SDN 05 Bunobogu

OPTIMALISASI PENGGUNAAN MODEL BENGKEL SASTRA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MAHASISWA PGSD MENULIS DAN MEMUSIKALISASI PUISI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sejauh pengetahuan peneliti, penelitian tentang pengajaran satra telah

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

BAB I PENDAHULUAN. seperti morfem, kata, kelompok kata, kalusa, kalimat. Satuan-satuan tersebut

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dalam rupa atau wujud yang indah. Pengertian indah, tidak semata-mata merujuk pada

BAB I PENDAHULUAN. Segala aktivitas kehidupan manusia menggunakan bahasa sebagai alat perantaranya.

BAB I PENDAHULUAN. sendiri mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Salah

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI. curahan perasaan pribadi, (2) susunan sebuah nyanyian (Moeliono (Peny.), 2003:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan baik. Sarana itu berupa bahasa. Dengan bahasa masyarakat

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN A.T. MAHMUD

BAB II LANDASAN TEORI. Lirik itu mempunyai dua pengertian yaitu (1) karya sastra (puisi) yang berisi curahan

BAB II LANDASAN TEORI. meneliti tentang lirik lagu Umi karya Hayashi Ryuuha dan Omocha No

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM WRITING

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia, baik komunikasi. kehidupan masyarakat. Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Wida Kartika Ayu, 2016

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bab 2. Landasan Teori. Dalam bab dua ini penulis akan membahas tentang teori-teori yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN PAK KASUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Puisi merupakan karya sastra tertua (Waluyo, 1987: 1). Waluyo juga

BAB I PENDAHULUAN. manusia sehingga menimbulkan kesan yang menarik. Sastra sering kali tercipta

BAB I PENDAHULUAN. sastra merupakan penjelasan ilham, perasaan, pikiran, dan angan-angan (cita-cita)

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Bahasa puisi mempunyai arti yang tersimpan dan ingin diungkapkan

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 1

PENGAJARAN PUISI BAHASA JERMAN DENGAN METODE JIGSAW. Bungaran Butarbutar Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperbaikinya. Tentu saja seseorang pengarang tidak harus menggurui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Sebagai hasil seni,

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pengajaran sastra yang tercantum dalam kurikulum pengajaran

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 11. PUISILatihan Soal Himne. Balada. Epigram. Elegi

BAB I PENDAHULUAN. baik, di antaranya disebabkan oleh kurangnya minat dan motivasi siswa. Salah satu

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU EBIT G. ADE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. berekspresi dan salah satunya adalah menulis puisi. Puisi dalam Kamus Besar. penataan bunyi, irama, dan makna khusus; sajak.

BAB II KAJIAN TEORI. yaitu tentang hakikat menulis puisi, hakikat puisi, hakikat metode pembelajaran. Selain itu,

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE NATURE LEARNING DI KELAS X-1 SMAN 2 CIKARANG PUSAT TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalin hubungan dengan dunia luar, hal ini berarti bahwa fungsi utama

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sastra diciptakan oleh para sastrawan untuk dapat dinikmati, dipahami, dan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan terutama pada

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI)

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang lainnya. Selain itu, pembelajar juga harus aktif dalam

Bab 2. Landasan Teori. mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan semantik adalah sebagai berikut:

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK BRAINWRITING PADA PESERTA DIDIK SD/MI KELAS V

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang lagu sehingga lirik-lirik lagunya menarik untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Puisi merupakan salah satu genre sastra yang lahir karena kecintaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir

KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL OLEH RUDY PRASETYO A1D111001

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Menurut Wibowo (2001:3) bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan potensi

89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PUISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 35 PADANG E- JURNAL ILMIAH YELCHI AMNUR NPM

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

Kajian Stilistika dalam Karya Sastra

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan

Unsur Musik. Irama. Beat Birama Tempo

BAB II KAJIAN PUSTAKA

7

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang tata rasa (sastra). Pengajaran sastra sebagai bagian dari sistem nasional

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB 2 LANDASAN TEORETIS 2.1. Puisi Pengertian puisi Secara etimologis istilah puisi berasal dari kata bahasa Yunani poites, yang berarti pembangun, pembentuk, pembuat. Dalam bahasa Latin dari kata poeta, yang artinya membangun, menyebabkan, menimbulkan, menyair. Dalam perkembangan selanjutnya, makna kata tersebut menyempit menjadi hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat tertentu dengan menggunakan irama, sajak dan kadang-kadang kata kiasan (Situmorang, 1980:10). Menurut Coulter, kata poet berasal dari kata bahasa Gerik yang berarti membuat, mencipta. Dalam bahasa Gerik, kata poet berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang yang hampir menyerupai dewa-dewa atau orang yang amat suka pada dewa-dewa. Dia adalah orang yang mempunyai penglihatan yang tajam, orang suci, yang sekaligus seorang filsuf, negarawan, guru, orang yang dapat menebak kebenaran yang tersembunyi (Situmorang, 1980:10). Ada beberapa pengertian lain sebagai berikut ini. a. Puisi mengajarkan sebanyak mungkin dengan kata-kata sesedikit mungkin. b. Puisi adalah peluapan yang spontan dari perasaan-perasaan yang penuh daya, memperoleh asalnya dari emosi atau rasa yang dikumpulkan kembali dalam kedamaian. c. Puisi adalah rekaman dari saat-saat yang paling baik dan paling senang dari pikiran-pikiran yang paling senang.

d. Puisi adalah ekpresi yang kongkret dan yang bersifat artistik dari pikiran manusia dalam bahasa emosional dan berirama. e. Puisi adalah ekspresi dari pengalaman imajinatif, yang hanya bernilai serta berlaku dalam ucapan atau pernyataan yang bersifat kemasyarakatan yang diutarakan dengan bahasa yang mempergunakan setiap rencana yang matang serta bermanfaat. (Situmorang, 1980:8-9) Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, rima, serta penyusunan larik, bait, ungkapan secara implisit, dan ekspresi dari pengalaman imajinatif yang bersifat artistik dari pikiran manusia dalam bahasa emosional dan berirama. 2.1.1 Unsur Puisi Puisi adalah sebuah struktur yang terdiri dari unsur-unsur pembangun. Unsur-unsur tersebut dinyatakan bersifat padu karena tidak dapat dipisahkan tanpa mengaitkan unsur yang lainnya. Unsur-unsur tersebut bersifat fungsional dalam kesatuannya dan juga bersifat fungsional terhadap unsur lainnya (Waluyo, 1987:25) 2.1.1.1 Unsur Batin Puisi a. Sense (tema, arti)

Sense atau tema adalah pokok persoalan (subjek matter) yang dikemukakan oleh pengarang melalui puisinya. Dengan latar belakang pengetahuan yang sama, penafsir-penafsir puisi akan memberikan tafsiran tema yang sama bagi sebuah puisi, karena tema puisi bersifat lugas, objektif, dan khusus. Tema puisi harus dihubungkan dengan penyairnya, dengan konsep-konsepnya yang terimajinasikan. Oleh sebab itu, tema bersifat khusus, tetapi objektif, dan lugas. Pokok persoalan dikemukakan oleh pengarang baik secara langsung maupun secara tidak langsung (pembaca harus menebak atau mencari-cari, menafsirkan) (Waluyo,1987:106). b. Feling (perasaan) Feeling adalah sikap penyair terhadap pokok persoalan yang dikemukakan dalam puisinya. Setiap penyair mempunyai pandangan yang berbeda dalam menghadapi suatu persoalan. Untuk mengungkapkan tema yang sama, penyair yang satu dengan perasaan yang berbeda dengan penyair lainnya, sehingga hasil puisi yang diciptakan berbeda. Perasaan yang diungkapkan penyair berpengaruh terhadap pemilihan bentuk fisik (metode) puisi (Waluyo, 1987:121). c. Tone (nada) Dalam menulis puisi, penyair mempunyai sikap tertentu terhadap pembaca, apakah dia bersifat menggurui, menasehati, mengejek, menyindir, atau nersikap lugas hanya menceritakan sesuatu kepada pembaca. Yang dimaksud tone adalah sikap penyair terhadap pembaca atau penikmat karyanya pada

umumnya. Terhadap pembaca, penyair bisa bersikap rendah hati, angkuh, persuatif, sugestif (Waluyo, 1987:125). d. Intention (tujuan, amanat) Intention adalah tujuan penyair dalam menciptakan puisi tersebut. Walaupun kadang-kadang tujuan tersebut tidak disadari, semua orang pasti mempunyai tujuan dalam karyanya. Tujuan atau amanat ini bergantung pada pekerjaan, cita-cita, pandangan hidup, dan keyakinan yang dianut penyair (Waluyo, 1987:130). 2.1.1.2 Unsur Fisik Puisi Untuk mencapai maksud tersebut, penyair menggunakan sarana-sarana yang disebut metode puisi. Metode puisi yang dimaksud adalah sebagai berikut ini. a. Diction (diksi) Diksi adalah pilihan atau pemilihan kata yang biasanya diusahakan oleh penyair dengan secermat mungkin. Penyair mencoba menyeleksi kata-kata baik kata yang bermakna denotatif maupun konotatif sehingga kata-kata yang dipakainya benar-benar mendukung maksud puisinya. b. Imageri (imaji, daya bayang) Yang dimaksud imageri adalah kemampuan kata-kata yang dipakai pengarang dalam mengantarkan pembaca untuk terlibat atau mampu merasakan apa yang dirasakan oleh penyair. Maka penyair menggunakan segenap kemampuan imajinasinya, kemampuan melihat dan merasakannya dalam membuat puisi.

Imaji disebut juga citraan, atau gambaran angan. Ada beberapa macam citraan, antara lain sebagai berikut ini. 1. Citra penglihatan, yaitu citraan yang timbul oleh penglihatan atau berhubungan dengan indra penglihatan 2. Citra pendengaran, yaitu citraan yang timbul oleh pendengaran atau berhubungan dengan indra pendengaran 3. Citra penciuman dan pencecapan, yaitu citraan yang timbul oleh penciuman dan pencecapan. 4. Citra intelektual, yaitu citraan yang timbul oleh asosiasi intelektual/pemikiran. 5. Citra gerak, yaitu citraan yang menggambarkan sesuatu yanag sebetulnya tidak bergerak tetapi dilukiskan sebagai dapat bergerak. 6. Citra lingkungan, yaitu citraan yang menggunakan gambaran-gambaran selingkungan 7. Citra kesedihan, yaitu citraan yang menggunakan gambaran-gambaran kesedihan c. The concrete word (kata-kata kongkret) Yang dimaksud the concrete word adalah kata-kata yang jika dilihat secara denotatif sama tetapi secara konotatif mempunyai arti yang berbeda sesuai dengan situasi dan kondisi pemakaiannya. Slamet Mulyana menyebutnya sebagai kata berjiwa, yaitu kata-kata yang telah dipergunakan oleh penyair, yang artinya tidak sama dengan kamus. d. Figurative language (gaya bahasa)

Adalah cara yang dipergunakan oleh penyair untuk membangkitkan dan menciptakan imaji dengan menggunakan gaya bahasa, perbandingan, kiasan, pelambangan dan sebagainya. Jenis-jenis gaya bahasa antara lain: 1. perbandingan (simile), yaitu bahasa kiasan yang menyamakan satu hal dengan hal lain dengan mempergunakan kata-kata pembanding seperti bagai, sebagai, bak, seperti, semisal, umpama, laksana, dan lain-lain. 2. metafora, yaitu bahasa kiasan yang menyamakan satu hal dengan hal lain tanpa mempergunakan kata-kata pembanding. 3. perumpamaan epos (epic simile), yaitu perbandingan yang dilanjutkan atau diperpanjang dengan cara melanjutkan sifat-sifat perbandingannya dalam kalimat berturut-turut. 4. personifikasi, ialah kiasan yang mempersamakan benda dengan manusia di mana benda mati dapat berbuat dan berpikir seperti manusia. 5. metonimia, yaitu kiasan pengganti nama. 6. sinekdoke, yaitu bahasa kiasan yang menyebutkan suatu bagian yang penting untuk benda itu sendiri. 7. allegori, ialah cerita kiasan atau lukisan kiasan, merupakan metafora yang dilanjutkan. e. Rhythm dan rima (irama dan sajak) Irama ialah pergantian turun naik, panjang pendek, keras lembutnya ucapan bunyi bahasa dengan teratur. Irama dibedakan menjadi dua, metrum, yaitu irama yang tetap, menurut pola tertentu. Ritme, yaitu irama yang disebabkan perntentangan atau pergantian bunyi tinggi rendah secara teratur. Irama

menyebabkan aliran perasaan atau pikiran tidak terputus dan terkonsentrasi sehingga menimbulkan bayangan angan (imaji) yang jelas dan hidup. Irama diwujudkan dalam bentuk tekanan-tekanan pada kata. Tekanan tersebut dibedakan menjadi tiga. Dinamik, yaitu tekanan keras lembutnya ucapan pada kata tertentu. Nada, yaitu tekanan tinggi rendahnya suara. Tempo, yaitu tekanan cepat lambatnya pengucapan kata. Rima adalah persamaam bunyi dalam puisi. Dalam rima dikenal perulangan bunyi yang cerah, ringan, yang mampu menciptakan suasana kegembiraan serta kesenangan. Bunyi semacam ini disebut euphony. Sebaliknya, ada pula bunyi-bunyi yang berat, menekan, yang membawa suasana kesedihan. Bunyi semacam ini disebut cacophony. (Waluyo, 1987:72-90) 2.1.2 Musikalisasi Puisi 2.1.2.1 Pengertian Musikalisasi puisi Musikalisasi puisi merupakan penggabungan dari musik dan puisi. Musikalisasi puisi adalah suatu kegiatan penciptaan musik berdasar sebuah puisi, sehingga pesan yang ada dipuisi tersebut makin jelas maknanya. Musikalisasi merupakan kegiatan menyanyikan puisi total dengan memberi melodi, pola ritme, pemilihan jenis tangga nada, hingga pemberian rambu-rambu dinamik dan ekspresi pada puisi tertentu. Pemusikalisasian puisi bukanlah sekedar untuk menampilkan saja. di dalamnya ada upaya yang lebih dari itu. benar bahwa tujuan seperti halnya musikalisasi puisi seperti halnya deklamasi atau pembacaan puisi adalah menyampaikan isi puisi kepada apresian. Hanya saja ada unsur yang menjadi

pembeda, yaitu musik. Musik ini sengaja diciptakan sebagai sarana komunikasi dari pemusikalisasi dengan audiensinya. komunikasi yang terbangun sebagai sarana dari penyampaian ini, pada musikalisasi tentunya tidak sekedar penampilan musik saja. Mengapa demikian? Karena musik ini dapat diciptakan tentunya setelah pemusikalisasi sudah sangat memahami, mengerti, dan menghayati isi dari puisi, sehingga segala penafsirannya pada puisi tersebit bisa ia lahirkan lewat aransemen musik. Tentulah hasil yang diperoleh pun akan merupakan suatu karya yang uth, menyatu (musik dengan puisi) dan bukan karya sendiri-sendiri. Mengacu pada hal di atas, dan juga pada keberagaman jenis musikalisasi puisi yang berkembang, musikalisasi puisi dapat didefinisikan sebagai sarana mengomunikasikan puisi kepada apresiator melalui persembahan musik (nada, irama, lagu, atau nyanyian). (Kpin, 2008:8). 2.1.2.2 Jenis-Jenis Musikalisasi Puisi Dilihat dari cara penyuguhan musikalisasi puisi, maka musikalisasi puisi bisa dikelompokkan menjadi 3 jenis musikalisasi puisi, yaitu: a. Musikalisasi Puisi Awal Yaitu, musikalisasi puisi yang dibawakan dengan cara pembacaan puisi yang dilatarbelakangi suatu komposisi musik, baik musik vokal maupun musik instrumental. b. Musikalisasi Puisi Terapan

Yaitu, musikalisasi puisi yang mana syair-syair puisi diterapkan menjadi lirik lagu, sebagaimana halnya lagu-lagu populer pada umumnya. c. Musikalisasi Puisi Campuran Yaitu, musikalisasi puisi yang ditampilkan dengan cara menyuguhkan komposisi musik, yang di dalamnya ada sebuah puisi yang syair-syairnya ada yang dilagukan dan dinarasikan. (Kpin, 2008:9) 2.1.2.3 Manfaat Musikalisasi Puisi A. Manfaat Bagi Masyarakat Mengomunikasikan puisi dengan jalan dimusikalisasi ini, mengandung banyak manfaat. Seperti pernah diungkapkan Nenden Lilis A. (2004), manfaat itu antara lain sebagai berikut ini. 1. Memudahkan upaya sosialisasi puisi kepada masyarakat. 2. Lebih merangsang minat masyarakat untuk memasuki dunia sastra. 3. Memberi alternatif penafsiran kandungan suatu puisi. 4. Memperkuat daya sentuh puisi lewat representasi musik. 5. Memperkuat aspek-aspek bunyi.

(Kpin, 2008:9-10) 2.1.2.4 Manfaat bagi Pembelajaran Apresiasi Puisi Musikalisasi puisi, selain dapat dijadikan sebagai salah satu materi pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia pada tingkat sekolah menengah, juga bisa digunakan para guru sebagai media pembelajaran apresiasi puisi. Sebagai materi, seperti tercantum dalam Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, musikalisasi puisi ditampilkan siswa dengan mengacu pada kesesuaian musik dengan isi puisi. (Kpin,2008:10-11) 2.2 Tangga Nada Minor Dalam teori musik, tangga nada minor atau tangga nada minor adalah salah satu tangga nada diatonik. Tangga nada ini tersusun oleh delapan not. Interval antara not yang berurutan dalam tangga nada minor (asli) adalah: 1, 1/2, 1, 1, 1/2, 1, 1. Sebagai contoh, tangga nada A minor adalah A, B, C, D, E, F, G, A'. Tangga nada minor dapat dilihat sebagai musik keenam dalam tangga nada mayor. Tangga nada minor kadangkala dianggap mempunyai bunyi yang cenderung lebih sedih dibandingkan dengan tangga nada mayor. Nada minor dibentuk dari dari tangga nada minor

Ciri-cirinya adalah: 1. Bersifat sedih 2. Kurang Bersemangat 3. Biasanya diawali dan diakhiri dengan nada La = A 4. Mempunyai pola interval : 1, ½, 1, 1, ½, 1, 1 2.2.1 Tonalitas Minor Nada minor memiliki kekhasan yang unik. Tonalitas minor memiliki karakter berlawanan dari tonalitas mayor. Tonalitas minor lebih cenderung memiliki karakter instabil atau tidak stabil, sehingga seolah-olah memiliki kesan gelap atau feminim atau berkelamin betina. Karakter tersebut disebabkan oleh relasi-relasi nadanya. (Firmansyah dan Syukur, 2011). 2.3 Media Pembelajaran 2.3.1 Pengerian Media Pembelajaran Media pembelajaran mereupakan salah satu faktor pendukung berhasilnya pembelajaran di kelas. Media pembelajaran juga dapat menarik minat siswa dan memotivasi siswa dalam kegiatan belajar di kelas. Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Kata media berasal dari bahasa latin yang adalah bentuk jamak dari medium batasan mengenai pengertian media yang sangat luas, namun kita membatasi pada media saja yakni

media yang digunakan sebagai alat dan bahan kegiatan pembelajaran. Proses belajar mengajar pada hakekatnya adalah proses komunikasi, penyampaian pesan dari pengantar ke penerima. Pesan berupa isi/ajaran yang dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi baik verbal maupun non verbal, proses ini dinamakan encoding. Panafsiran simbol-simbol komunikasi tersebut oleh siswa dinakaman decoding. (Daryanto, 2010:5) 2.3.2 Manfaat Media Pembelajaran Sadiman (2002:2) memberikan empat manfaat dari media pembelajaran, sebagai berikut 1. Pengajaran akan lebih menarik perhatian sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. 2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pembelajaran lebih baik. 3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga. 4. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapu juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain. 2.3.3 Musikalisasi Puisi Bernada Minor Sebagai Media Pembelajaran Apresiasi Puisi

Musikalisasi puisi bernada minor adalah suatu hasil karya dengan mengubah puisi menjadi seni musik tanpa merubah jiwa dan makna puisi seutuhnya. Media musikalisasi puisi bernada minor termasuk media audio visual yang ditampilkan secara langsung di kelas atau disebut juga media tiga dimensi. Media tiga dimensi merupakan sekelompok media tanpa proyeksi yang penyajiannya secara visual tiga dimensional. Kelompok media ini dapat berwujud sebagai benda asli baik hidup ataupun mati, dan dapt pula berwujud sebagai tiruan yang mewakili aslinya (Daryanto, 2010:29). Pembelajaran apresiasi puisi dengan menggunakan media musikalisasi puisi bernada minor merupakan salah satu cara guru untuk menarik minat dan motivasi siswa dalam memahami puisi. Selain itu penyajian secara audio visual dapat menarik perhatian siswa dalam kegiatan belajar mengajar. 2.4 Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut. 5. Jika hipotesis (H i ) yang berbunyi terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa kelas VII SMP 6 Pasundan Bandung tahun ajaran 2011/2012 dalam pembelajaran apresiasi puisi sebelum dan sesudah diberi perlakuan musikalisasi puisi bernada minor maka (H i ) dapat diterima secara signifikan dan (H o ) ditolak. Dengan kinerja uji hipotesis, jika t hitung >t tabel berarti Ho ditolak atau Hi diterima.

6. Jika hipotesis nol (Ho) yang berbunyi tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa kelas VII SMP 6 Pasundan Bandung tahun ajaran 2011/2012 dalam pembelajaran apresiasi puisi sebelum dan sesudah diberi perlakuan musikalisasi puisi bernada minor maka (H o ) dapat diterima secara signifikan dan (H i ) ditolak. Dengan kinerja uji hipotesis, jika t hitung >t tabel berarti Ho diterima atau Hi ditolak. berikut ini. Hipotesis yang dapat peneliti ajukan dalam penelitian ini adalah sebagai Terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat pemahaman siswa dalam mengapresiasi puisi sebelum dan sesudah diterapkan teknik pemodelan musikalisasi puisi nada minor.