BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, bertanggung

BAB I PENDAHULUAN. tertentu termasuk pendidikan yang ada di Indonesia. Tujuan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2000, hlm 38 2 Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Profesioanalisme

BAB I PENDAHULUAN. Cet VIII, 2001, hlm M. Arifin, M. Ed, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1993, hlm. 17.

peningkatan kompetensi guru melalui penataran-penataran, perbaikan saranasarana pendidikan, dan lain-lain. Hal ini dilaksanakan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung diluar kelas. Pendidikan tidak hanya bersifat formal, akan tetapi

BAB I PENDAHULUAN. yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau

BAB I PENDAHULUAN. negara yang yang demokratis dan bertanggung jawab. 1 Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. potensi kreatif dan tanggung jawab kehidupan, termasuk tujuan pribadinya. 1

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ilmuwan khususnya para ahli pendidikan. Hal ini karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani ke arah kedewasaan. Dalam artian,

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan intelektual dan moralitas yang tinggi. manusia yang berkualitas dalam menghadapi era globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. 1, pasal 1, butir 1 yang menyatakan bahwa : belajar dan proses pembelajaran agar paeserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. belum lagi ditemukan pada saat arus globalisasi dan Era pasar bebas terus

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB 1 PENDAHULUAN. evaluasi. Evaluasi merupakan alat untuk mengetahui atau proses belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Esa, berakhlak mulia, sehat Jasmani dan Rohani, berilmu, cakap, kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. dan menciptakan suasana kondusif yang mendorong siswa untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bangsa Indonesia yang salah satunya yaitu mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, keterampilan dan ilmu yang lebih tinggi, serta sikap dan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Agus Mahfud, Ilmu Pendidikan Islam Pemikiran Gus Dur, Nadi Pustaka, Yogyakarta, 2012, hlm. 73.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini telah menjadi perhatian yang sangat besar

BAB I PENDAHULUAN. Binti Maunah, Landasan Pendidikan, Sukses Offset, Yogyakarta, 2009, hlm. 3 2

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani kearah kedewasaan. 1 Dalam artian,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pikir seseorang untuk selalu melakukan inovasi dan perbaikan dalam segala aspek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. estafet perjuangan untuk mengisi pembangunan. Hal ini sesuai dengan rumusan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Sinar Grafika, Jakarta, 2003, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. Jogjakarta, 2013, hlm Daryanto, Inovasi Pembelajaran Efektif, Cv Yrama Widya, Bandung, 2013, hlm. 168.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. manusia karena tujuan yang dicapai oleh pendidikan tersebut adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. berkesimbungan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan. 1 Karena dalam

BAB. I. Pendahuluan. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. menciptakan pembelajaran yang kreatif, dan menyenangkan, diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Agama Islam sangat penting bagi siswa di mana pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan dilakukan agar pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena itu merupakan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan anak melalui bimbingan, mendidik, dan latihan

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB I PENDAHULUAN. yang menyenangkan dan mudah dipahami oleh siswa. Pendidikan berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemahaman yang mereka miliki dan mereka butuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi cita-cita bangsa Indonesia yang tertuang dalam pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Berbagai penemuan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2013, hlm Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Rasail Media Group, Semarang, 2008, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2014, Hlm Silfia Hanani, Sosiologi Pendidikan Keindonesiaan, AR-Ruzz Media, Jogjakarta, 2013, hlm.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. UNNES PRESS, 2005), hlm. 51. hlm.2. 1 Achmad Sugandi, dkk, Teori Pembelajaran, (Semarang: UPT

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Karya, Bandung, 2008, hlm Kamus Besar Bahasa Indonesia lengkap, CV Mini Jaya Abadi, Jakarta, 2000, hlm. 58.

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik merupakan masa depan bangsa. Jika peserta didik di didik

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. 2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm Undang-undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) (UU RI No.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. menyelenggarakan suatu kehidupan yang penuh kedamaian dan kebahagiaan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dalam menjalankan tugasnya dapat mencapai hasil dan tujuan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah pimpinan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna bagi diri sendiri dan bagi masyarakat. 1 Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan dirinya melalui proses pembelajaran. Dalam UU No. 20 tahun 2003 dijelaskan tentang fungsi dan tujuan dari pendidikan nasional yang berbunyi : Tujuan dari pendidikan nasional yang berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.2 Sesuai dengan firman Allah SWT : Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. 3 Jadi, pendidikan bukan hanya alih pengetahuan (transfer of knowledge) dan pembekalan keterampilan, tetapi lebih penting dari itu, adalah upaya 1 M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 10. 2 UU RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 3, Tentang Sitem Pendidikan Nasional, Departemen Pendidikan Nasional, 2004, hlm. 4. 3 Alqur an Surat Al-Alaq 1-5, Alqur an dan Terjemahnya, Yayasan Penyelenggara/ Pentafsir Al-Quran, Semarang, 1998, hlm. 1079. 1

2 pembentukan kepribadian yang baik sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat. Pembelajaran merupakan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru bersama dengan peserta didik. Oleh sebab itu, pembelajaran berarti adanya interaksi antara guru dan peserta didik dengan tujuan memberikan pemahaman materi pelajaran secara utuh. Berhasilnya pendidikan bagi siswa sangat bergantung pada pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan tugasnya.4 Pada intinya dalam proses pembelajaran guru merupakan salah satu komponen utama yang terpenting dalam proses pembelajaran dan pembelajaran merupakan kegiatan interaktif dan timbal balik antara pendidik dan peserta didik. Untuk mencapai kompetensi yang diharapkan maka seorang pendidik seharusnya menyiapkan kebutuhan berbagai setelah kebutuhan mengajar. mengevaluasi pembelajaran sebalum Merancang, merupakan mengajar termasuk melaksanakan, dan kegiatan wajib yang harus dilakukan oleh guru. Sejauh mana keberhasilan guru dalam memberikan materi dan sejauh mana peserta didik menyerap materi yang disajikan itu diperoleh informasinya melalui kegiatan evaluasi. Peran guru dalam proses belajar mengajar salah satu diantaranya adalah sebagai evaluator. Artinya guru bertugas mengevaluasi terhadap anak didiknya atas materi yang telah diajarkan, sehingga dengan demikian akan diketahui seberapa tingkat pemahaman siswa.5 Sedangkan tujuan utama dalam melakukan evaluasi dalam proses belajar mengajar adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan instruksional oleh siswa sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya.6 Pada intinya tujuan seorang guru melakukan evaluasi adalah untuk menghimpun informasi yang 4 Saekan Muchith, Pengembangan Kurikulum PAI, Nora Media Enterprise, Kudus, 2011, 5 Aan Hasanah, Pengembangan Profesi Guru, Bandung, CV Pustaka Setia, 2012, hlm. 6 Daryanto, Evaluasi Pendidikan, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2001, hlm. 11. hlm. 4. 193.

3 dijadikan dasar untuk mengetahui taraf kemajuan, perkembangan, dan pencapaian belajar siswa, serta keefektifan pengajaran guru. Seorang guru yang baik, tentu akan merasa berbahagia apabila dapat membantu siswanya sehingga dapat mencapai kemajuan secara maksimal sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Untuk mengetahui apakah bantuan yang diberikan sudah memadai, maka diadakan suatu penilaian. Namun, informasi hasil penilaian ini tidak akan ada gunanya seandainya tidak digunakan untuk bahan pertimbangan bagi tindakan selanjutnya. 7 Salah satu kompetensi yang mesti dikuasai oleh guru atau calon guru adalah kemampuan untuk melakukan evaluasi dalam proses kegiatan belajar mengajar. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melakukan proses evaluasi hasil belajar mengajar siswa agar perencanaan pendidikan dan proses belajar siswa dapat dipantau dengan baik. Kemampuan guru dalam melakukan evaluasi kegiatan belajar mengajar menjadi instrumen penilaian kompetensi guru. Tidak dikatakan guru yang baik apabila tidak mempunyai kompetensi melakukan evaluasi kegiatan belajar mengajar.8 Guru yang profesional harus mampu menguasai kompetensi pedagogis di antaranya yaitu guru harus mampu merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran. Pada sub kompetensi merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran memiliki indikator esensial yaitu merancang dan melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan berbagai metode, menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar, dan memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program pembelajaran secara umum. 9 Seorang guru yang profesional haruslah memiliki kompetensi memahami keseluruhan segala 7 Suharsimi Arikunto (Edisi Revisi) Cet. III, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2002, hlm. 33. 8 Sigit Pramono, Panduan Evaluasi Kegiatan Belajar Mengajar, DIVA Press, Jogjakarta, 2014, hlm. 9 9 Sudarwan Danin, Pengembanagn Profesi Guru: Dari Pra-Jabatan, Induksi, Ke Profesional Madani, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2012, hlm. 86.

4 hal yang berhubungan dengan tanggung jawabnya sebagai seorang guru. Dalam hal ini guru harus mampu memahami segala cara yang berhubungan dengan evaluasi mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring, sampai analisis hasil akhir. Evaluasi merupakan salah satu hal yang terpenting yang dilakukan oleh seorang guru dalam proses pembelajaran, karena dengan melakukan evaluasi maka guru akan mampu memahami kemampuan peserta didiknya dalam memahami materi pelajaran. Salah satu prinsip dasar yang harus senantiasa diperhatikan dalam rangka evaluasi hasil belajar yaitu bahwsannya seorang evaluator dalam melaksanakan evaluasi hasil belajar dituntut untuk mengevaluasi secara menyeluruh terhadap peserta didik, baik dari segi pemahamannya terhadap materi atau bahan pelajaran yang telah diberikan maupun dari segi penghayatan dan pengamalannya. Oleh karena itu seorang evaluator harus membuat perencanaan evaluasi dengan baik.10 Utamanya dalam penelitian kali ini merupakan evaluasi pembelajaran yang dilakukan guru dalam bidang kognitif dan psikomotorik artinya guru melakukan evaluasi terhadap siswa tentang sejauh mana siswa memahami materi sekaligus mengamalkan atau mempraktekkan materi yang telah diterima. Mata pelajaran Fiqih sebagai salah satu rumpun pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah salah satu mata pelajaran agama yang menjadi mata pelajaran penting di madrasah ataupun sekolah berlatar belakang agama Islam. Mata pelajaran ini berisi tentang pengkajian hukum-hukum dalam Islam utamanya hal yang berhubungan dengan Allah (hablum minallah), dan hubungan dengan sesama manusia (hablum minan nas).11 Maka, dalam belajar Fiqih siswa dituntut untuk mampu memahami materi yang telah diberikan oleh guru sekaligus bisa mengamalkannya. Untuk itu evaluasi merupakan suatu hal yang terpenting dalam 10 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, 11 Zakiah Darajat, Ilmu Fiqih, PT Dana Bhakti Wakaf, Yogyakarta, 1995, hlm. 1. hlm.89.

5 pembelajaran utamanya evaluasi dalam aspek kognitif dan psikomotorik. aspek kgnitif berisi tentang perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, keterampilan seperti pengetahuan, pemahaman, pengertian, dan berpikir. Pada aspek psikomotorik yaitu tentang pengamalan dari pengetahuan atau pemahaman yang telah didapat dalam pembelajaran. MI NU Roudlotut Tholibin merupakan salah satu sekolah tingkat dasar yang berlokasi di desa Japan Dawe Kudus. Madrasah tersebut mempunyai misi meningkatkan mutu dan menyiapkan lulusan yang siap bersaing dalam dunia pendidikan serta untuk menciptakan generasi yang kokoh akidahnya, mulia akhlaknya, cerdas pemikirannya, sehat dan kuat badannya terutama paham terhadap hukum-hukum agama yang utamanya berhubungan dengan hablum minallah dan hablum minan nas. Itu semua tidak terlepas dari pembelajaran Fiqih, bahwa keberhasilan pembelajaran Fiqih tidak lepas dari sistem evaluasi yang bertujuan dari pembelajaran Fiqih tersebut adalah membentuk kepribadian insan kamil, sehingga kita perlu mengkaji bentuk evaluasi yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran tersebut, dalam pembelajaran Fiqih guru tidak hanya mengevaluasi pembelajaran pada tahap akhir pembelajaran namun guru memberikan evaluasi tentang materi pelajaran yang diajarkan ketika tahap pembelajaran sedang berlangsung. Guru dalam evaluasi pembelajaran Fiqih lebih menekankan pada aspek pemahaman atau pengetahuan dan juga pengamalan dari materi tersebut. 12 Dari latar belakang di atas, mendorong penulis ingin mengetahui kenyataannya atau dengan mengamati secara teliti, sistematis, melalui penelitian tentang Analisis Strategi Guru Dalam Pelaksanaan Evaluasi Aspek Kognitif Dan Psikomotorik Pada Mata Pelajaran Fiqih di MI NU Roudlotut Tholibin Japan Dawe Kudus Tahun Pelajaran 2015/2016. 12 Hasil wawancara dengan Bapak Santoso S.Pd.I selaku kepala MI NU Roudlotut Tholibin Japan Dawe Kudus pada Kamis, 6 Mei 2016.

6 B. Fokus Penelitian Untuk memudahkan dalam melakukan penelitian, penulis merasa perlu membatasi masalah yang akan diteliti sehingga penelitian difokuskan pada pembahasan tentang evaluasi yang dilakukan dan juga strategi guru dalam pelaksanaan evaluasi aspek kognitif dan psikomotorik pada mata pelajaran Fiqih kelas VI MI NU Roudlotut Tholibin Japan Dawe Kudus tahun pelajaran 2015/2016. C. Rumusan Masalah 1. Bagaimana evaluasi yang dilakukan dalam pembelajaran Fiqih di MI NU Roudlotut Tolibin Japan Dawe Kudus tahun pelajaran 2015/2016?. 2. Bagaimana strategi guru dalam pelaksanaan evaluasi aspek kognitif dan psikomotorik pada mata pelajaran Fiqih di MI NU Roudlotut Tholibin Japan Dawe Kudus tahun pelajaran 2015/2016?. D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui tentang evaluasi yang dilakukan dalam pembelajaran Fiqih di MI NU Roudlotut Tolibin Japan Dawe Kudus tahun pelajaran 2015/2016. 2. Untuk mengetahui strategi guru dalam pelaksanaan evaluasi aspek kognitif dan psikomotorik pada mata pelajaran Fiqih di MI NU Roudlotut Tholibin Japan Dawe Kudus tahun pelajaran 2015/2016. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang terlibat baik siswa, guru, sekolah maupun penulis sendiri. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

7 1. Manfaat teoretis Secara teoretis penelitian ini dapat membantu untuk pengembangan ilmu dan sumbangan teori-teori kepada dunia pendidikan dalam pengembangan khasanah keilmuannya. 2. Manfaat praktis : a. Bagi guru Sebagai bahan untuk pembelajaran dan mengetahui tentang peserta didiknya dalam memahami materi pembelajaran. b. Bagi siswa 1) Mengamalkan ilmu yang telah didapat selamat proses pembelajaran. 2) Sebagai motivasi siswa untuk meningkatkan pembelajarannya. c. Bagi Madrasah Sebagai bahan dan masukan serta informasi bagi sekolah dalam meningkatkan tentang mengevaluasi pembelajaran. F. Sistematika Penulisan Skripsi Sistematika yang dimaksud di sini adalah penempatan unsur-unsur permasalahan dan urutannya di dalam skripsi sehingga membentuk satu kesatuan karangan ilmiah yang tersusun rapi dan logis. Sistematika ini digunakan sebagai gambaran yang akan menjadi pembahasan dan penelitian, sehingga dapat memudahkan, maka disusun sistematika sebagai berikut : 1. Bagian Muka Pada bagian ini terdiri dari: halaman judul, halaman sampul, halaman judul, halaman pernyataan, halaman motto dan persembahan, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, halaman kata pengantar, abstrak, halaman daftar isi, daftar tabel, daftar lampiran. 2. Bagian Isi Dalam bagian isi terdiri dari bab-bab sebagai berikut:

8 BAB I Pendahuluan Pada bab ini akan dibahas antara lain mengenai: latar belakang masalah, fokus penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan skripsi. BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini akan dibahas berbagai teori yang berkaitan dengan penelitian, pertama: strategi guru meliputi (pengertian strategi, pengertian guru, pengertian strategi guru, jenis strategi guru dalam belajar mengajar). Kedua: pelaksanaan evaluasi aspek kognitif dan psikomotorik terdapat sub-bab yaitu tinjauan tentang evaluasi meliputi: (pengertian evaluasi, tujuan evaluasi, manfaat evaluasi, fungsi evaluasi, teknik evaluasi pembelajaran), ranah kognitif, ranah psikomotorik (pengertian ranah psikomotorik, ciri-ciri ranah psikomotorik) ketiga: mata pelajaran fiqih madrasah Ibtidaiyah: (pengertian fiqih, madrasah Ibtidaiyah, tujuan mata pelajaran fiqih, ruang lingkup fiqih), keempat: hasil penelitian terdahulu, kelima: kerangka berpikir. BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini berisi hal-hal yang berkaitan dengan sistematika penelitian yang akan dipergunakan peneliti di lapangan meliputi: jenis dan pendekatan penelitian, sumber data, lokasi penelitian, teknik pengumpulan data, uji keabsahan data dan analisis data. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Di bagian ini terdiri dari: tinjauan umum lokasi penelitian meliputi: (sejarah pendirian, visi dan misi, letak geografis, struktur organisasi, keadaan guru dan siswa, keadaan sarana dan prasarana), deskripsi data penelitian meliputi:

9 (Evaluasi Yang Dilakukan Dalam Pembelajaran Fiqih di MI NU Roudlotut Tolibin Japan Dawe Kudus tahun pelajaran 2015/2016, Strategi Guru Dalam Pelaksanaan Evaluasi Aspek Kognitif dan Psikomotorik Pada Mata Pelajaran Fiqih di MI NU Roudlotut Tholibin Japan Dawe Kudus tahun pelajaran 2015/2016), analisis data penelitian meliputi: (analisis tentang Evaluasi Yang Dilakukan Dalam Pembelajaran Fiqih di MI NU Roudlotut Tolibin Japan Dawe Kudus tahun pelajaran 2015/2016, Strategi Guru Dalam Pelaksanaan Evaluasi Aspek Kognitif dan Psikomotorik Pada Mata Pelajaran Fiqih di MI NU Roudlotut Tholibin Japan Dawe Kudus tahun pelajaran 2015/2016). BAB V PENUTUP Bab ini berisi simpulan dan saran. 3. Bagian Akhir Pada bagian akhiri ini memuat daftar pustaka, lampiran-lampiran serta daftar riwayat pendidikan penulis. Demikian sistematika penulisan skripsi yang penulis ajukan dengan harapan dapat terhindar dari kemungkina terjadinya kesalahan dalam penyusunan sub-bab yang tertera dalam skripsi ini.