PERSEPSI SISWA SMA NEGERI 1 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK TERHADAP NARKOBA

dokumen-dokumen yang mirip
S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

BAB I PENDAHULUAN. menjadi masalah bagi sebagian besar negara di dunia. Hal ini dapat dimengerti

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA (P4GN) DI KABUPATEN BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN. Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif. Semua istilah ini baik narkoba atau napza

BAB I PENDAHULUAN. anastesi yang dapat mengakibatkan tidak sadar karena pengaruh system saraf

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan modus-modus kejahatan.

KATA PENGANTAR. Pendahuluan

MAKALAH. ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR (ISBD) Bahaya Narkoba Bagi Remaja. Teknik Komputer Golongan B Muh. An im Fatahna D

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pergaulan dalam hidup masyarakat merupakan hubungan yang terjadi

I. PENDAHULUAN. 1998, dimana banyak terjadi peristiwa penggunaan atau pemakaian barang-barang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak orang dan terus menerus dibicarakan dan dipublikasikan. Bahkan,

I. PENDAHULUAN. kita mengetahui yang banyak menggunakan narkoba adalah kalangan generasi muda

BAB VII ZAT ADIKTIF DAN PSIKOTROPIKA

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA REMAJA DI SMK NEGERI 2 SRAGEN KABUPATEN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dasar menimbang Undang-undang Nomor 5 Tahun 2009 tentang

BAB VI PENUTUP. penulis membuat kesimpulan sebagai jawaban dari rumusan masalah.

PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA DITINJAU DARI UNDANG- UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009

BUPATI BULUNGAN PROPINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN TUGAS AKHIR PANCASILA BAHAYA NARKOBA

BAB I PENDAHULUAN. sosialisasi, transisi agama, transisi hubungan keluarga dan transisi moralitas.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. mengancam hampir semua sendi kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara. Masalah

PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KALANGAN REMAJA Oleh: Bintara Sura Priambada, S.Sos, M.H Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta

Ratna Indah Sari Dewi 1. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Syedza Saintika Padang 1 ABSTRAK

PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN MAKSIAT

BAB I PENDAHULUAN. saja fenomena - fenomena yang kita hadapi dalam kehidupan sehari - hari dalam

REHABILITASI MEDIS DAN SOSIAL TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA. (STUDI KASUS PUTUSAN NOMOR 22/PID.B/2014/PN.

DUKUNGAN PSIKOSOSIAL KELUARGA DALAM PENYEMBUHAN PASIEN NAPZA DI RUMAH SAKIT JIWA PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA

Syahrial, Volume 1 Nomor 2 Tahun Pengetahuan Siswa Kelas X dan XI Tentang Narkoba di SMKN 1 Bangkinang Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. Psikotropika, dan Zat Aditif lainnya) semakin marak terdengar dari usia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterbatasan pengetahuan tentang narkoba masih sangat

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 288, 2012

BAB I PENDAHULUAN. hukum seperti telah diatur dalam Pasal 12 Undang-Undang No. 35 Tahun

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Psikotropika, dan Zat adiktif lainnya) adalah sejenis zat (substance) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjukkan gejala yang semakin memprihatinkan. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peredaran gelap narkotika di Indonesia menunjukkan adanya

BAB I PENDAHULUAN. modern. Ini ditandai dengan kemajuan di bidang Ilmu Pengetahuan dan

PENTINGNYA PERAN ORANGTUA DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA

BAB I PENDAHULUAN. makmur yang merata materiil dan spirituil berdasarkan Pancasila dan Undang-

BAB III METODE PENELITIAN

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN NARKOTIKA KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. dilihat atau dirasakan sebelumnya (Meliono, 2007). Budiningsih (2005) juga

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PECANDU NARKOBA DI PANTI REHABILITASI

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan kemajuan teknologi. Adanya perkembangan dan kemajuan

SKRIPSI. UPAYA REHABILITASI BAGI PENYALAHGUNA NARKOTIKA OLEH BADAN NARKOTIKA NASIONAL (BNNK/KOTA) PADANG (Studi Kasus di BNNK/Kota Padang)

BUPATI KULON PROGO Sambutan Pada Acara UPACARA BENDERA 17 JUNI 2013 TINGKAT KABUPATEN KULON PROGO Wates, 17 Juni 2013

persepsi atau mengakibatkan halusinasi 1. Penggunaan dalam dosis yang 2

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2010 TENTANG PREKURSOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 : PENDAHULUAN. remaja. Perubahan yang dialami remaja terkait pertumbuhan dan perkembangannya harus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyalahgunaan narkotika pada akhir-akhir tahun ini dirasakan

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia telah lahir beberapa peraturan perundang-undangan yang

Dwi Gita Arianti Panti Rehabilitasi Narkoba di Samarinda BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pertama kalinya konferensi tentang psikotropika dilaksanakan oleh The United

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar tahun 1945 yaitu melindungi segenap

BAB 1 PENDAHULUAN. dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu, tetapi persepsi itu kini

I. PENDAHULUAN. Permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (narkotika,

Aspek Medikologal LSD JENIS-JENIS NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA (NAPZA/NARKOBA)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. cepat dari proses pematangan psikologis. Dalam hal ini terkadang menimbulkan

PELAKSANAAN TUGAS INSTITUSI PENERIMA WAJIB LAPOR DI PUSKESMAS PERKOTAAN RASIMAH AHMAD BUKITTINGGI

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Adiktif lainnya. Kata lain yang sering dipakai adalah Narkoba (Narkotika,

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 80 an telah menjadi jalan bagi Harm Reduction untuk diadopsi oleh

STRATEGI BADAN NARKOTIKA NASIONAL (BNN) KOTA SAMARINDA DALAM PENANGGULANGAN PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA DI KOTA SAMARINDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Kegiatan Ceramah tentang Narkoba Tahap Kegiatan Kegiatan Peserta Media & Alat

I. PENDAHULUAN. Narkotika selain berpengaruh pada fisik dan psikis pengguna, juga berdampak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah


BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat dunia khususnya bangsa Indonesia, saat ini sedang dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. adiktif). Guna menanggulangi hal tersebut maka para pelaku pelanggaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peredaran narkotika semakin mengkhawatirkan di Indonesia karena

BAB I PENDAHULUAN. rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. 1. adanya pengendalian, pengawasan yang ketat dan seksama.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan atau pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BABI. Pada masa sekarang, diketahui bahwa banyak sekali larangan dan. himbauan yang berupa tulisan maupun lisan, baik di media cetak ataupun

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tindak pidana merupakan pengertian dasar dalam hukum pidana ( yuridis normatif ). Kejahatan

PENELITIAN PEMULA DANA PNBP TAHUN ANGGARAN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. segala bidanng ekonomi, kesehatan dan hukum.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA KLIEN REHABILITASI NARKOBA DI POLI NAPZA RSJ SAMBANG LIHUM

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam pergaulan di tengah kehidupan masyarakat dan demi kepentingan

Zat Adiktif dan Psikotropika

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

NARKOBA. Narkotika Psikotropika Bahan Adiktif

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi pengobatan, tetapi jika dikonsumsi secara berlebihan atau tidak. rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Narkoba merupakan istilah untuk narkotika, psikotropika, dan bahan

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Perancangan Interior Panti Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkoba

BAB 1 PENDAHULUAN. maka kesegaran jasmani akan semakin baik pula. Berdasarkan undang-undang yang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kronik (sulit disembuhkan) yang berulang kali kambuh yang hingga

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG NAPZA DI SMK BATIK 1 SURAKARTA SKRIPSI

Transkripsi:

PERSEPSI SISWA SMA NEGERI 1 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK TERHADAP NARKOBA Oleh: Dra. Helendra, M.S. Disampaikan pada Seminar dan Rapat Tahunan (SEMIRATA) Badan Kerjasama PTN Wilayah Barat Bidang Ilmu MIPA di Jakarta Tanggal 9-10 Juli 2007

PERSEPSI SISWA SMA NEGERI 1 PANTAI KABUPATEN SOLOK TERHADAP NARK Oleh: Dra. Helendra, M.S. ABSTRAK Permasalahan yang cepat atau lambat akan menghancurkan masyarakat kita adalah penyalahgunaan berbagai jenis narkotika, obat-obat berbahaya, zat adiktif, dan psikotropika atau yang lebih dikenal dengan sebutan narkoba (narkotika dan obat-obat berbahaya lainnya). Akhir-akhir ini keberadaan narkoba tidak hanya di kota-kota besar saja, tetapi sudah sampai ke pelosok tanah air. Kelompok masyarakat yang paling rentan sebagai sasaran utama narkoba adalah remaja usia produktif, termasuk siswa yang berada pada lingkungan pendidikan formal. Permasalahan yang pernah terjadi pada tahun 1999 di Kabupaten Solok adalah ditangkapnya lima orang pengedar dan pengkonsumsi narkoba, dua diantaranya adalah siswa SMA Negeri 1 Pantai Cermin. Selain itu ditemukan pula ladang ganja di wilayah Pantai Cermin Kabupaten Solok. Sehubungan dengan itu telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui persepsi siswa SMA Negeri 1 Pantai Cermin Kabupaten Solok terhadap narkoba. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 1 Pantai Cermin Kabupaten Solok yang terdahr pada tahun pelajaran 200612007 dan mengetahui tentang narkoba sebanyak 300 orang. Sampel ditentukan dengan teknik simple random sampling sebanyak 50% dari anggota populasi. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang persepsi siswa terhadap narkoba adalah angket yang terdiri dari 45 buah item. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan menggunakan rumus persentase. Dari hasil analisis data didapatkan persentase persepsi siswa terhadap narkoba sebesar 83,17. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa SMA Negeri 1 Pantai Cermin Kabupaten Solok tidak baik terhadap narkoba. Kata Kunci : Persepsi siswa dan narkoba. Narkoba merupakan singkatan dari narkotika dan obat-obat berbahaya lainnya. Nama lain narkoba adalah NAZA (narkotika dan zat adiktif) dan NAPZA (narkotika, alkohol, psikotropika dan zat adiktif). Dalam pasal 1 butir 1 Undangundang nomor 5 tahun 1997 tentang psikotropika, dijelaskan bahwa psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf yang menyebabkan perubahan khas pada I Disampaikan pada Seminar dm Rapat Tahunan (Semirata) Badan Kerjasama PTN Wilayah Barat Bidang llmu MIPA di Jakarta Tanggal 9-10 Juli 2007

aktifitas mental dan perilaku si pemakai. Contoh zat psikotropika yaitu ecstasy, shabu-shabu dan obat tidur (Anonimous, 1999). Setelah Undang-undang nomor 9 tahun 1976 tentang narkotika diberlakukan, istilah narkotika secara resmi digunakan dalam perundang-undangan Indonesia. Dalam pasal 1 undang-undang tersebut disebutkan bahwa narkotika adalah obat yang diperlukan dalam bidang pengobatan dan ilmu pengetahuan serta dapat pula menim bulkan ketergantungan yang sangat merugi kan apabi la dipergunakan tan pa pembatasan dan pengawasan yang seksama (Hamzah, 1994). Pengertian narkotika yang tercantum dalam Undang-undang nomor 22 tahun 1997 adalah suatu zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau penambahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi hingga menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Anonimous, 2001). NAPZA tergolong zat psikoaktif yaitu zat yang berpengaruh terutama pada otak sehingga menimbulkan perubahan pada perilaku, perasaan, pikiran, persepsi dan kesadaran. Zat adiktif lainnya termasuk nikotin (dari tembakau) dan kafein (dari kopi), merupakan suatu zat yang dapat mengakibatkan kecanduan atau ketergan- tungan baik secara fisik atau mental (Joewana dkk., 2001). Zat adiktif menurut Karsono (2004 dalam Rachman, 2007) adalah zat atau bahan aktif bukan narkotika dan psikotropika yang bekerja pada system saraf pusat dan dapat menimbulkan ketergantungan. Oleh karena itu, penggunaan narkoba untuk keperluan pengobatan dan pengetahuan haruslah dalarn pengawasan ahlinya. Penyalahgunaan narkoba oleh generasi muda (usia produktif), terutama oleh siswa dan mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan, cepat atau lambat akan menghancurkan masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Saat ini penggunaan narkoba sudah menyebar kemana-mana, mulai dari kota- kota besar sampai ke pelosok desa, dan sudah menjadi barang konsumsi sehari-hari bagi mereka yang sudah kecanduan. Di Jakarta, pada tahun 2000 ditemukan 200 pelajar SMA dan 180 pelajar SMP telah termasuk ke dalam daftar hitam penyalahgunaan narkotika-psikotropika (Sanusi, 2002). Hasil tes urin 1092 siswa SMA dari 64 sekolah ditemukan 35% (290 siswa) sebagai pecandu berat narkoba (Joewana dkk., 2001). 2 b Disampaikan pada Seminar dun Rapat Tahunan (Semirata) Badan Kerjasama PTN Wilayah Barat Bidang llmu MlPA di Jakarfa Tanggal 9-10 Juli 2007

Malapetaka yang ditimbulkan oleh narkoba sangat kompleks, tidak hanya kerusakan moral, sosial, dan ekonomi, tetapi juga secara fisik yang mengancam kehancuran para pelaku atau korban, dan juga berpengaruh langsung terhadap keluarga serta masyarakat lingkungannya (Joewana dkk., 2001). Penggunaan narkoba tanpa aturan akan menyebabkan si pemakai lama kelamaan tidak lagi toleran terhadap dosis yang sama, sehingga mereka cenderung menaikkan dosis sehingga pada suatu saat akan mengalami kelebihan dosis (over dose). Kelebihan dosis dapat menyebabkan keracunan, kerusakan pada jaringan otak yang pada akhirnya mengakibatkan kematian. Walaupun sudah diketahui dampak negatif dari penyalahgunaan narkoba, dan gencarnya himbauan pemerintah melalui media masa (televisi dan koran), dan banyak spanduk-spanduk dipasang di tempat-tempat umum agar masyarakat menjauhi penggunaan narkoba, namun masih banyak masyarakat yang tertangkap (terjaring) saat aparat yang berwajib melakukan razia. Bahkan banyak diantara mereka yang merupakan generasi muda harapan bangsa yang masih dalam pendidikan. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang polisi di Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Solok yang bernama Wendrizal pada tanggal 25 Agustus 2006, diperoleh data bahwa pada tahun 1999 ditangkap lima orang pengedar dan pengkonsumsi narkoba sejenis ganja. Dua diantaranya adalah siswa SMA Negeri I Pantai Cermin Kabupaten Solok. Pada tahun itu juga, di daerah tersebut ditemukan ladang ganja seluas satu hektar. Oleh karena itu penulis tertarik mengetahui persepsi siswa SMA Negeri 1 Pantai Cermin Kabupaten Solok terhadap narkoba. B. METODE PENELITIAN Sesuai dengan masalah yang diteliti, maka jenis penelitian yang dilaksanakan tergolong penelitian deskriptif untuk mengetahui persepsi siswa SMA Negeri 1 Pantai Cermin Kabupaten Solok terhadap narkoba. Pengumpulan data ke sekolah dilaksanakan pada tanggal 8-9 Mei 2007. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 1 Pantai Cermin Kabupaten Solok yang terdafir pada tahun pelajaran 200612007, dan mereka mengetahui tentang narkoba sebanyak 300 orang (102 orang siswa kelas X dan 198 3 Disampaikan pada Seminar dan Rapat Tahunan (Semirafa) Badan Kerjasama PTN Wilayah Barat Bidang Ilmu MlPA di Jakarta Tanggal 9-10 Juli 2007

orang siswa kelas XI). Siswa kelas XI1 tidak diikutkan sebagai anggota populasi karena sudah tamat sekolah (sudah selesai ujian akhir). Sampel ditentukan dengan teknik simple random sampling sebanyak 50% dari anggota populasi. Variabel penelitian adalah persepsi siswa SMA Negeri 1 Pantai Cermin Kabupaten Solok. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil pengisian angket oleh responden. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data ini adalah angket dengan menggunakan skala likert yang dikembangkan oleh Rachman (2007), dan telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Kisi-kisi angket disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Kisi-kisi Angket Tentang Persepsi Siswa SMAN I Pantai Cermin Kabupaten Solok terhadap Narkoba. Variabel Sub Variabel Indikator Nomor Item Jml. Item Persepsi siswa SMAN 1 Pantai Cermin Kabupaten Solok terhadap narkoba A. Pengetahuan Dasar 1. Penyebab memakai narkoba. 2. Akibat memakai narkoba. 3. Pencegahan terhadap narkoba. 1,2,3,4,5,6, 7, 8,9, 10, 11 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18 19,20,21,22, 23,24,25,26 1 1 7 8 B. Sosial Buday a I. Tatanan kehidupan keluarga. 27,28,29,30, 3 1,32,33,34 8 2. Tatanan kehidupan masyarakat. 35,36,37 3 3. Tatanan kehidupan bangsa dan Negara. 38,39,40,41 4 C. Ekonomi 1. Merugikan keluarga, masyarakat dan bangsa 42,43,44,45 4 Berdasarkan kepada tujuan dan jenis penelitian, maka teknik analisis data yang digunakan hanya analisis deskriptif dengan cara perhitungan persentase. Persentase dapat digunakan untuk penelitian yang bertujuan mendapatkan gambaran tentang suatu keadaan atau objek. Sebelum data dianalisis, terlebih dulu diperiksa angket yang sudah terkumpul, disiapkan tabel untuk tabulasi data, kemudian dihitung frekuensi dari jawaban yang diberikan responden. Setelah itu data dianalisis dengan menggunakan rumus persentase sebagai berikut: 4 L Disampaikun pada Seminar dm Rapat Tahunan (Semirata) Badan Kerjasama PTN Wilayah Barat Bidang Ilmu MIPA di Jakarta Tanggal 9- I0 Juli 2007

Keterangan : P = Nilai persentase yang diperoleh f = fiekuensi SM = Jumlah skor tertinggi 100% = Angka ketetapan untuk persentase Setelah nilai persentase diperoleh, untuk mengetahui persepsi siswa terhadap narkoba, nilai persentase ditafsirkan dengan kalimat yang bersifat kualitatif sebagai berikut: Nilai P 76-100% : persepsi siswa tidak baik terhadap narkoba Nilai P 51-75% : persepsi siswa kurang baik terhadap narkoba Nilai P 26-50% : persepsi siswa cukup baik terhadap narkoba Nilai P 0-25% : persepsi siswa baik terhadap narkoba (dimodifikasi dari Arikunto, 1997). C. HASLL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan analisis terhadap data yang diperoleh melalui angket tentang persepsi siswa SMAN 1 Pantai Cermin Kabupaten Solok, diperoleh hasil seperti pada Tabel 2. Tabel 2. Persentase Persepsi Siswa SMAN 1 Pantai Cermin Kabupaten Solok terhadap Narkoba. No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Indikator Penyebab memakai narkoba Akibat memakai narkoba. Pencegahan terhadap narkoba. Tatanan kehidupan keluarga. Tatanan kehidupan masyarakat. Tatanan kehidupan bangsa dan Negara Merugikan keluarga, masyarakat dan bangsa Jumlah Rata-rata Persentase (%) Pena fsiran 85,32 Persepsi siswa tidak baik 94,38 Persepsi siswa tidak baik 87,06 Persepsi siswa tidak baik 76,35 Persepsi siswa tidak baik 77,06 Persepsi siswa tidak baik 83,42 Persepsi siswa tidak baik 78,59 Persepsi siswa tidak baik 582,18 83,17 Persepsi siswa tidak baik Disampaikan pada Seminar dun Rapat Tahunan (Semirara) Badan Kerjasama PTN Wilaph Baraf Bidang llmu MlPA di Jakarta Tanggal 9-10 Juli 2007 t

Namun demikian, agar persepsi siswa yang akan datang tetap tidak baik terhadap narkoba dan tidak terpengaruh oleh masyarakat luar, pihak sekolah dan seluruh instansi yang terkait agar selalu mensosialisasikan dampak negatif penggunaan narkoba kepada siswa di sekolah dan masyarakat yang ada di lingkungan sekolah. Selain itu perhatian dan pengawasan orang tua di luar jam sekolah terhadap anak-anak mereka hams ditingkatkan. DAFTAR PUSTAKA Anonimous. 1999. Brosur Undang-undang Nomor 5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika. Padang: Kejaksaan Tinggi Sumatera Barat. Anonimous. 200 1. Brosur Masalah Narkotika. Padang: Kejaksaan Tinggi Sumatera Barat. Arikunto, Suharsimi. 1997. Penilaian Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Harnzah, Andi Surachman. 1994. Kelahatan Narkotika dan Psikotropika. Jakarta: Sinar Grafika. Joewana, Satya, Lusi Margiyani, Lina G. Padmohoedojo, Widayat, Clara Ajisukusmo dan Mangatas Tambunan. 2001. Narkoba: Petunjuk Praktis Bagi Keluarga untuk Mencegah Penyalahpnaan Narkoba. Yogyakarta: Media Pressindo. Rachman, Nurichwani. 2007. Persepsi Siswa SMA Negeri 1 Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan Terhadap Narkoba. Skripsi. Padang: STKIP PGRI Sumatera Barat. Disarnpaikan pada Seminar dun Rapat Tahunan (Semirata) Badan Kerjasama PTN U'ilayah Bmat Bidang Ilmu MIPA di Jakarta Tanggal 9-10 Juli 200 7 7 / Disampaikan I pada Seminar dan Rapat Tahunan (Semirata) Badan Kerjasama PTN Wilayah Barat Bidang llrnu MIPA di Jakarta Tanggal 9-10 Juli 2007