PENGARUH PEMOTONGAN AKAR TUNGGANG BENGKOK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT CENGKEH (Syzygium aromaticum) SKRIPSI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO

Pedoman Teknis Teknologi Tanaman Rempah dan Obat

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) terhadap objek. penelitian serta adanya kontrol penelitian.

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni Juli 2016 di Green House

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

BAB III METODE PENELITIAN. Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

CENGKEH (Syzygium aromaticum, syn. Eugenia aromaticum),

Budidaya Tanaman Obat. Elvira Syamsir

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescensl.)

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

TATA CARA PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Greenhouse Universitas Muhammadiyah

RESPON TANAMAN JAGUNG MANIS AKIBAT PEMBERIAN TIENS GOLDEN HARVEST. Oleh : Seprita Lidar dan Surtinah

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA KUNYIT. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

III. BAHAN DAN METODE

Metode Penelitian. commit to user 100% 13,33% 50% 26,67% 30% 46,67% 25% 60,00% 15% 66,67% 10% 73,33% 4% 80,00% 2% 86,67%

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Sumber : Manual Pembibitan Tanaman Hutan, BPTH Bali dan Nusa Tenggara.

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. Penah atau pensil, Buku pengamatan. C.

Cara Menanam Cabe di Polybag

PERSIAPAN BAHAN TANAM TEH

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

II. TINJAUAN PUSTAKA

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Yogyakarta.

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

PERBANYAKAN BAHAN TANAM LADA DENGAN CARA STEK

Benih panili (Vanilla planifolia Andrews)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

TUGAS LINGKUNGAN BISNIS

PENCAMPURAN MEDIA DENGAN INSEKTISIDA UNTUK PENCEGAHAN HAMA Xyleborus morstatii Hag. PADA BIBIT ULIN ( Eusideroxylon zwageri T et.

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

II. TINJAUAN PUSTAKA. Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

JUPE, Volume 1 ISSN Desember PENGARUH PARANET PADA SUHU DAN KELEMBABAN TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SELEDRI (Apium graveolens L.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

Pengaruh Pupuk Hayati Terhadap Produktivitas Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) Varietas Bhaskara di PT Petrokimia Gresik

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan September November 2016.

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

MENGENAL KELAPA DALAM UNGGUL LOKAL ASAL SULAWESI UTARA (Cocos nucifera. L) Eko Purdyaningsih,SP PBT Ahli Muda BBPPTPSurabaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA)

MATERI DAN METODE. dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pakcoy (deskripsi

BAB III METODE PENELITIAN. Ciparay, pada ketinggian sekitar 625 m, di atas permukaan laut dengan jenis tanah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Sumber : Setiadi (2005) Oleh : Ulfah J. Siregar. ITTO Training Proceedings, Muara Bulian 4 th -6 th May

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengamatan pertumbuhan tanaman kedelai Edamame dilakukan di rumah. B. Bahan dan Alat Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BUDIDAYA KELAPA SAWIT

PENGARUH ZAT PENGATUR TUMBUH TERHADAP PERTUMBUHAN JERUK KEPROK (CITRUS NOBILIS LOUR) VAR. PULAU TENGAH: Rensi Novianti dan Muswita

Transkripsi:

PENGARUH PEMOTONGAN AKAR TUNGGANG BENGKOK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT CENGKEH (Syzygium aromaticum) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi Diajukan oleh : IKE RIDHA RUSNANI A 420010076 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

PENGARUH PEMOTONGAN AKAR TUNGGANG BENGKOK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT CENGKEH (Syzygium aromaticum) Diajukan Oleh : IKE RIDHA RUSNANI A 420 010 076 Telah Disetujui Oleh : Pembimbing I Pembimbing II

PENGARUH PEMOTONGAN AKAR TUNGGANG BENGKOK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT CENGKEH (Syzygium aromaticum) Ike Ridha Rusnani, A 420 010 076, Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012 ABSTRAK Telah diadakan penelitian dengan judul Pengaruh Pemotongan Akar Tunggang Bengkok Terhadap Pertumbuhan Bibit Cengkeh (Syzygium aromaticum). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemotongan akar tunggang terhadap pertumbuhan benih tanaman Eugenia aromatic, untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan benih tanaman cengkeh dengan akar bengkok, akar lurus dan akar bengkok yang telah dilakukan pemotongan. Penelitian dilaksanakan di Desa Penggung, Kecamatan Nawangan, Kabupaten Pacitan. Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Februari April 2011. Pengamatan dilakukan setiap dua minggu, sampai tanaman berumur 2 bulan. Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah tumbuhan cengkeh (Zyzygium aromaticum) yang ditanam pada polybag, masing-masing berjumlah 5 pada benih tanaman cengkeh dengan akar tunggang bengkok, lurus dan bengkok yang dipotong. Umur cengkeh yang digunakan adalah 7 bulan. Dalam penelitian, parameter produktivitas yang diamati adalah jumlah daun cengkeh (Syzygium aromaticum) dan tinggi tanaman cengkeh (Syzygium aromaticum) Untuk menganalisa pertumbuhan tanaman cengkeh digunakan uji analisis varian satu jalan (One Way ANOVA). Hasil analisis menunjukkan bahwa benih cengkeh yang berakar tunggang bengkok mengalami penghambatan pertumbuhan. Benih cengkeh yang berakar tunggang lurus tidak mengalami penghambatan pertumbuhan. Pemotongan akar tunggang bengkok berpengaruh terhadap pertumbuhan benih cengkeh menjadi lebih baik.

PENDAHULUAN Cengkeh adalah tumbuhan asli Maluku, Indonesia. Cengkeh dikenal dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman asli Indonesia ini tergolong ke dalam keluarga tanaman Myrtaceae pada ordo Myrtales. Sampai saat ini, sebagian besar kebutuhan cengkeh dunia (80%) dipasok oleh Indonesia. Untuk mendapatkan tanaman yang sehat, bibit perlu diseleksi. Beberapa kriteria yang digunakan untuk seleksi bibit cengkeh adalah: Tinggi bibit minimal 60 cm (umur 1 tahun) dan 90 cm (umur 2 tahun), sehat (tidak terserang hama penyakit dan kekurangan hara), mempunyai akar tunggang yang lurus dan sehat dengan panjang ± 45 cm serta akar cabang 30-35 buah, mempunyai batang tunggal, jumlah rata-rata percabangan 7 pasang, jumlah daun 63 pasang dan warna daun dewasa hijau tua (Anonim, 2009). Menurut Aryulina (2004), akar merupakan bagian tumbuhan berbiji yang berada di dalam tanah, berwarna putih, dan bentuknya seringkali meruncing hingga lebih mudah menembus tanah. Akar memiliki tugas untuk memperkuat berdirinya tumbuhan, menyerap air dan unsur hara yang terlarut didalamnya dari dalam tanah, serta terkadang sebagai tempat untuk menimbun makanan. Cengkeh memiliki perakaran tunggang. Akar tunggang adalah akar utama yang berdaging dan sangat jauh masuk ke dalam tanah dengan hanya sedikit akar lateral yang tumbuh dari akar utama (Fried dan Hademenos, 1999). Perakaran pohon cengkeh relatif kurang berkembang, tetapi bagian akar yang dekat dengan permukaan tanah banyak tumbuh bulu akar. Bulu akar tersebut berguna untuk penghisapan zat-zat makanan. Karena perakarannya relative kurang berkembang, maka akar tersebut kurang kuat untuk menahan pohon bila dibandingkan dengan ketinggiannya. Hal ini karena pohon cengkeh berasal dari tempat-tempat yang kurang terbuka, sehingga habitat aslinya terlindung terhadap angin oleh pohon-pohon disekelilingnya. Pemotongan akar tunggang bengkok pada bibit cengkeh tersebut diharapkan mampu mengatasi permasalahan perhambatan pertumbuhan tersebut menjadi normal seperti pada bibit cengkeh yang memiliki akar tunggang lurus.

Tujuan Penelitian Dalam mengadakan penelitian ini penulis mempunyai tujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh pemotongan akar tunggang bengkok terhadap pertumbuhan benih tanaman Eugenia aromatica. 2. Untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan benih tanaman cengkeh dengan akar bengkok, akar lurus dan akar bengkok yang telah dilakukan pemotongan. LANDASAN TEORI Tinjauan tentang tanaman cengkeh Cengkeh dikenal dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia romaticum. Tanaman asli Indonesia ini tergolong ke dalam keluarga tanaman Myrtaceae pada ordo Myrtales. Sampai saat ini, sebagian besar kebutuhan cengkeh dunia (80%) masih dipasok oleh Indonesia, disusul oleh Madagaskar dan Tanzania. Tanaman cengkeh (Syzygium aromaticum) di Indonesia lebih kurang 95 % diusahakan oleh rakyat dalam bentuk perkebunan rakyat yang tersebar di seluruh propinsi. Sisanya sebesar 5% diusahakan oleh perkebunan swasta dan perkebunan negara. Cengkeh merupakan tanaman rempah yang termasuk dalam komoditas sektor perkebunan yang mempunyai peranan cukup penting antara lain sebagai penyumbang pendapatan petani dan sebagai sarana untuk pemerataan wilayah pembangunan serta turut serta dalam pelestarian sumber daya alam dan lingkungan. Pada mulanya bagian dari tanaman cengkeh yaitu bunga cengkeh hanya digunakan sebagai obat terutama untuk kesehatan gizi (Nurdjannah, 2007). Jenis-jenis cengkeh Menurut Aak (1981), jenis-jenis cengkeh yang banyak ditanam di Indonesia sekarang ini dapat dibedakan dalam tiga dasar, yakni: 1. Tipe siputih Daun bagian pucuk atau daun muda berwarna kuning sampai hijau muda. Sedangkan tangkai daun dan gagangnya yang muda berwarna kuning hijau, daun tua berwarna hijau, helaian daun hamper tidak mengkilat. Pohon tidak rindang, cabangcabang yang dekat dengan permukaan tanah mati dari bawah hingga 2 m tingginya,

maka batangnya kelihatan. Bunga berwarna kuning, berukuran besar, tetapi jumlah pertandan kurang dari 15 bunga. 2. Tipe sikotok Daun muda atau daun pucuk berwarna agak kemerah-merahan, tangkai daun dan cabang yang masih muda berwarna hijau. Sedangkan daunnya yang tua berwarna hijau, berukuran kecil dan sedikit mengkilat. Pohon sangat rindang, cabang tidak melandai, bahkan membentuk sudut, berdaun lebat, hingga ranting-rantingnya tertutup daun. Dan dari bawah tetap tumbuh cabang hingga batangnya sering tidak tampak. Jumlah bunga pertandan melebihi 15 bunga berwarna kuning sedangkan pada pangkalnya kadang-kadang sedikit merah. 3. Tipe Zanzibar/bunga lawang kiri Daun muda atau daun pucuk berwarna merah sampai merah muda, tangkai daun dan cabang-cabang yang masih muda juga berwarma merah. Sedang daunnya yang tua berwarna hijau tua menghitam, daun bentuknya kecil mengkilat. Pohon sangat rindang, percabangan dimulai dari bawah dan melandai hingga banyak daun yang terletak diatas tanah. Jumlah bunga pertandan lebih dari lima belas bunga, berwarna merah. Taksonomi tanaman Syzygium aromaticum Menurut Tjitrosoepomo (1993), kedudukan tanaman cengkeh dalam tata nama (sistematika) tumbuhan adalah sebagai berikut: Sub Divisio : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas : Rosidae Ordo : Myrtales Famili : Myrtaceae (suku jambu-jambuan) Genus : Syzygium Spesies : Syzygium aromaticum (L.) Merr. & L. M. Perry. Persemaian Persemaian dilakukan untuk menciptakan suatu kondisi yang paling baik agar benih dapat berkecambah dengan baik serta bersih dari hama dan penyakit. Cara melakukan persemaian adalah sebagai berikut

1. Persemaian memerlukan media tanam yang gembur untuk pertumbuhan benih selama 2 bulan. 2. Disiapkan bedengan dengan ukuran lebar 1,2 m dan panjang disesuaikan dengan kebutuhan serta keadaan tempat, melintang utara selatan. Jarak antar bedengan 30 50 cm. Setiap bedengan dibatasi oleh saluran pembuangan air (dalam 20 cm dan lebar 30 cm) untuk menghindari genangan dan memudahkan penanaman serta pemeliharaan. 3. Biji-biji ditanam dengan jarak 5 X 3 cm dengan ujung teratas benih tepat dipermukaan tanah, tidak boleh terbalik dan 2 atau 3 minggu kemudian biji akan mulai berkecambah. 4. Untuk mengurangi intensitas cahaya matahari dan siraman air hujan, bedengan diberi atap yang terbuat dari anyaman bambu, daun kelapa, jerami, alang-alang atau paranet yang dapat menahan intensitas matahari sebesar 75 %. Atap sebaiknya dibuat dengan ukuran yang lebih tinggi menghadap ke timur. 5. Tanah bedengan dicangkul dan digemburkan sedalam 20-30 cm, apabila kandungan liatnya terlalu tinggi dapat dilapisi pasir setebal 3-5 cm. Pemeliharaan bibit Pemeliharaan yang perlu dilakukan di pembibitan antara lain : 1. Penyiraman, dilakukan seperlunya dan diiusahakan agar tidak terlalu basah. 2. Menggemburkan tanah di sekitar batang tanaman. Penggemburan dilakukan secara hati-hati agar tidak merusak perakaran. 3. Menjaga agar saluran pembuangan air disekitar pesemaian tetap baik (air tidak sampai menggenang). 4. Kerapatan naungan sebaiknya dikurangi secara bertahap menurut kebutuhan dan perkembangan umur bibit (50% pada umur 6 bulan dan 40% pada umur 10 bulan), untuk mencegah timbulnya penyakit (jelaga, bercak daun kuning kecoklatan, bercak daun merah coklat) dan memperkokoh pertumbuhan bibit. 5. Gulma yang tumbuh di pembibitan disiang bersih. 6. Pemupukan diberikan setelah bibit berumur 3 4 bulan menggunakan pupuk NPK (15:15:15) dengan dosis 1 g/bibit dan pemupukan berikutnya 4 bulan sekali dengan

dosis 2 g/bibit. Dapat juga ditambah dengan menyemprotkan pupuk daun dengan dosis 6-8 g/liter air setiap 2 minggu sekali. 7. Pengendalian hama atau penyakit dilakukan apabila ada serangan. Pertumbuhan Untuk pertumbuhan terbaik, menghendaki lingkungan yang baik. Faktor lingkungan yang paling penting bagi cengkeh adalah iklim dan tanah. Tumbuh optimal pada ketinggian 300-600 m dpl, dengan suhu antara 22-30 C. Namun pada ketinggian 0-800 m dpl pun, cengkeh masih tumbuh baik. Menghendaki iklim panas dengan curah hujan yang cukup merata (1.500-4.500 mm/tahun). Bulan kering tidak lebih dari 3 bulan karena cengkeh tidak tahan terhadap kekeringan. Menghendaki tanah gembur dengan kedalaman solum minimal 2 m, tidak bercadas, berdraenase baik. Produksi akan lebih baik pada tanah latosol, andosol, dan podsolik merah. Sedangkan jenis tanah liat yang berwarna kuning atau kelabu kurang cocok, karena biasanya tanah tersebut berdraenase jelek (Setiawan, 1993). Menurut kanisius (1973), pohon cengkeh menghendaki tanah gembur dan dalam setidaknya 2 m dari permukaan tanah, serta mempunyai drainase (pembuangan air) yang baik, dan banyak mengandung bunga tanah. Cengkeh menghendaki iklim dengan curah hujan yang merata sepanjang tahun, karena tidak tahan musim kemarau yang panjang. Curah hujan yang dikehendaki pada musim kering antara 60-80 mm tiap bulan. Atau menghendaki bulan-bulan basah sembilan bulan dan bulan-bulan kering tiga bulan dengan hujan 2.000-6.000 mm tiap tahun. Musim kering yang agak panjang dapat diatasi dengan penyiraman. Banyak sedikitnya hujan selain besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan juga mempengaruhi adanya kualitas. ] METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Penggung, Kecamatan Nawangan, Kabupaten Pacitan. Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Februari April 2011. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian meliputi: polybag, cethok kecil, ember, gayung, kertas label, timbangan, kamera, penggaris, alat tulis, buku tulis.

Bahan yang digunakan dalam penelitian: tanah, pupuk kompos, air sumur, benih Eugenia aromatica berakar tunggang lurus dan bengkok. Pelaksanaan Penelitian Beberapa hal yang perlu dipersiapkan dalam penelitian adalah : 1. Persiapan media tanam a. Menyediakan media berupa kompos dan tanah, dengan ukuran 1:1. b. Memasukkan pupuk kandang dan tanah ke dalam polybag. c. Memberi kode huruf pada masing-masing perlakuan untuk memudahkan pengamatan. 2. Pelaksanaan penelitian a. Pemilihan benih 1) Membeli benih cengkeh langsung dari petani cengkeh. 2) Mencabut benih yang sudah dikecambahkan dengan usia tujuh bulan b. Penanaman 1) Menanam 5 benih cengkeh akar tungang lurus, 5 benih cengkeh akar tungang bengkok, 5 benih cengkeh akar tungang bengkok yang telah dipotong pada polybag masing-masing satu benih tiap polybag. 2) Menyiram tanaman tiap hari yaitu pagi hari dan sore hari. Penyiraman ini bertujuan untuk menjaga agar tanah tetap basah dan gembur. c. Pengamatan Pengamatan dilakukan setiap dua minggu, sampai tanaman berumur 2 bulan. Parameter produktivitas yang akan diamati adalah : 1) Jumlah daun cengkeh (Syzygium aromaticum) 2) Tinggi tanaman cengkeh (Syzygium aromaticum) Rancangan Percobaan Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu perlakuan yaitu pemotongan akar tunggang bengkok. Setiap perlakuan diulang 5 kali, sehingga terdapat 15 satuan perlakuan. Prosedurnya adalah sebagai berikut:

1. Kelompok A adalah cengkeh dengan akar tunggang lurus. 2. Kelompok B adalah cengkeh dengan akar tunggang bengkok. 3. Kelompok C adalah cengkeh dengan akar tunggang bengkok dipotong. Metode Pengumpulan Data 1. Metode eksperimen Metode eksperimen merupakan metode percobaan sehingga diharapkan dapat memperlancar dalam mendapatkan data karena penelitian mengadakan percobaan langsung terhadap tanaman cengkeh. 2. Metode observasi Metode observasi merupakan metode pengamatan yang paling membantu dalam pengumpulan data. Disini peneliti secara langsung mengamati keadaan dan kondisi tanaman cengkeh (Syzygium aromaticum). 3. Metode kepustakaan Selain dengan mengadakan eksperimen dan observasi untuk mendapatkan materi yang lengkap peneliti mencari dari buku, majalah, makalah, internet yang dapat menunjang pembuatan landasan teori dan pembahasan. 4. Metode dokumentasi Metode ini pada dasarnya adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan melihat keterangan yang telah didokumentasikan. Analisis Data Untuk menganalisa pertumbuhan tanaman cengkeh digunakan uji analisis varian satu jalan (One Way ANOVA). Rumus yang digunakan adalah: LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian 1. Hasil pengukuran Tinggi Tanaman Hasil pengukuran tinggi tanaman cengkeh dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1 Data Pengamatan Pengaruh Pemotongan Akar Tunggang Bengkok Pada Tinggi Tanaman Cengkeh Selama 2 Bulan Tinggi Tanaman Tinggi Tanaman Peningkatan Standar No Kelompok Awal 2 bulan Tinggi Tanaman Deviasi 1 A 13,0 13,7 0,7 0,49 2 A 15,1 15,9 0,8 0,57 3 A 13,4 14,2 0,8 0,57 4 A 11,9 12,5 0,6 0,42 5 A 15,3 16,0 0,7 0,49 6 B 8,0 8,0 0,0 0,00 7 B 8,2 8,3 0,1 0,07 8 B 11,1 11,3 0,2 0,14 9 B 7,4 7,5 0,1 0,07 10 B 8,9 9,1 0,2 0,14 11 C 7,9 8,3 0,4 0,28 12 C 8,9 9,3 0,4 0,28 13 C 10,2 10,8 0,6 0,42 14 C 7,3 7,8 0,5 0,35 15 C 11,5 12,1 0,6 0,42 Sumber: Data Primer diolah, 2011 Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari ketiga kelompok, peningkatan tinggi tanaman cengkeh paling tinggi adalah kelompok A, yaitu kelompok tanaman cengkeh dengan akar tunggang lurus. 2. Hasil penghitungan jumlah daun Hasil penghitungan jumlah daun tanaman cengkeh dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut: Tabel 4.2 Data Pengamatan Pengaruh Pemotongan Akar Tunggang Bengkok Pada Jumlah Daun Tanaman Cengkeh Selama 2 Bulan Daun Daun Standar Penambahan No Kelompok Tanaman Tanaman Deviasi Jumlah Daun Awal 2 Bulan 1 A 11 17 6 4,2 2 A 10 18 8 5,7 3 A 12 18 6 4,2 4 A 10 16 6 4,2

5 A 26 36 10 7,1 6 B 8 10 2 1,4 7 B 5 9 4 2,8 8 B 12 14 2 1,4 9 B 10 14 4 2,8 10 B 9 13 4 2,8 11 C 8 14 6 4,2 12 C 8 12 4 2,8 13 C 10 18 8 5,7 14 C 12 18 6 4,2 15 C 10 16 6 4,2 Sumber: Data Primer diolah, 2011 Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa dari ketiga kelompok, jumlah daun tanaman cengkeh paling banyak adalah kelompok A, yaitu kelompok tanaman cengkeh dengan akar tunggang lurus. Analisis Data 1. Analisis Pertumbuhan Tinggi Tanaman Untuk menganalisa pertumbuhan tanaman cengkeh digunakan uji analisis varian satu jalan (One Way ANOVA). Hasil uji One Way ANOVA dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut: Tabel 4.3 Hasil Uji One Way Anova Pertumbuhan Tinggi Tanaman PertumbuhanCengkeh ANOVA Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups.921 2.461 57.583.000 Within Groups.096 12.008 Total 1.017 14 Sumber: Data Primer diolah, 2011

Analisis Pertumbuhan Daun Untuk menganalisa pertumbuhan daun tanaman cengkeh digunakan uji analisis varian satu jalan (One Way ANOVA). Hasil uji One Way ANOVA dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut: Tabel 4.4 Hasil Uji One Way Anova Pertumbuhan Daun ANOVA PertumbuhanDaun Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 42.133 2 21.067 9.875.003 Within Groups 25.600 12 2.133 Total 67.733 14 Sumber: Data Primer diolah, 2011 Pembahasan Dilihat dari hasil penelitian, tanaman cengkeh dengan akar tunggang lurus memiliki tingkat pertumbuhan tinggi tanaman dan penambahan jumlah daun yang lebih baik dibandingkan tanaman cengkeh dengan akar tunggang bengkok. Dan setelah diadakan pemotongan akar tunggang bengkok tersebut maka pertumbuhannya menjadi lebih baik. Hal ini diperkuat dengan hasil analisis data dengan menggunakan uji analisis varian satu jalan (One Way ANOVA). Dengan bantuan program SPSS 17.00 for windows. Pada penghitungan pertumbuhan tinggi tanaman didapatkan hasil nilai F hitung > F tabel (57,583 > 3,885) yang berarti bahwa benih cengkeh yang berakar tunggang bengkok mengalami penghambatan pertumbuhan tinggi tanaman dan pemotongan akar tunggang bengkok berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi tanaman. Dalam perhitungan pertambahan jumlah daun didapatkan hasil F hitung > F tabel (9,875 > 3,885) yang berarti bahwa pemotongan akar tunggang bengkok berpengaruh terhadap pertumbuhan jumlah daun. Hal ini berarti tanaman yang berakar tunggang bengkok setelah dipotong sudah tidak mengalami penghambatan pertumbuhan (pertumbuhan normal).

PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan 1. Benih cengkeh yang berakar tunggang bengkok mengalami penghambatan pertumbuhan. 2. Benih cengkeh yang berakar tunggang lurus tidak mengalami penghambatan pertumbuhan. 3. Pemotongan akar tunggang bengkok berpengaruh terhadap pertumbuhan benih cengkeh menjadi lebih baik. Saran 1. Dalam penelitian tentang akar, seharusnya menyertakan dokumentasi data awal dan akhir perkembangan akarnya. 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pertumbuhan bibit cengkeh selanjutnya, seperti pengaruh ketinggian tempat, pengaruh media tanam dan masih banyak lagi yang dapat diteliti, selama ini peneliti belum menemukan penelitian yang berkaitan dengan tanaman cengkeh. 3. Dibutuhkan jumlah tanaman yang lebih banyak dan waktu yang lebih lama agar koefisien keragaman tidak tinggi 4. Bagi petani, sebaiknya tanaman cengkeh yang memiliki akar tunggang bengkok, dipotong dan ditanam lagi, tidak dibuang begitu saja, sehingga kerugian pembelian benih dapat diminimalisir. DAFTAR PUSTAKA Aak. 1981. Petunjuk Bercocok Tanam Cengkeh. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Aninom. 2004. Cengkeh (Syzygium aromaticum) 'Obat Bius' yang Menyehatkan Jantung http://cybermed.cbn.net.id/cbprtl/cybermed/detail.aspx?x=natural+healing&y=cy bermed 3 0 3 61 Anonim. 2005. Tanaman Obat. http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?mnu=2&id=9

Anonim. 2005. Khasiat Cengkeh. http://lenterahati.web.id/khasiat-cengkeh.html Anonim. 2009. Pedoman Praktis Budidaya Cengkeh. http://balittri.litbang.deptan.go.id/database/unggulan/bookletcengkeh.pdf Anonim. 2009. Pedoman Praktis Budidaya Cengkeh. Jakarta: Direktorat jenderal Perkebunan-Kementrerian Pertanian. http://ditjenbun.deptan.go.id/budtanreyar/index.php?option=com_content&view= article&id=27:pedoman-praktis-budidaya-cengkeh-2&catid=6:iptek&itemid=47 Aryulina, Diah, Ph.D, dkk. 2004. Biologi SMA dan MA untuk Kelas XI. Jakarta: Penerbit Erlangga Chaniago. 1980. Analisis permintaan cengkeh untuk industri rokok kretek. Bandung: Tesis SPS IPB. Clavey, Steven, Dan Bensky, Erich Stoger, and Andrew Gamble. 2004. Chinese Herbal Medicine: Materia Medica, Third Edition. http://www.apoteker.info/pojok%20herbal/cengkeh_tanaman_asli_indonesia.htm Crofton, R.H, 1936. A Peagent of the Spice Islands. London: John Bale, Sons and Danielson Ltd. Deselina. 1999. Respon Semai Ampupu (Eucalypthus Urophylla St Blake) Terhadap Pemotongan Akar, Input Fosfor dan Lama Tinggal Di Persemaian. Bengkulu: Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu Dwidjoseputro. 1985. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT. Gramedia. Fried, George H. Ph.D. dan Hademenos, George J. Ph.D. 1999. Schaum s Outlines of Theory and Problems of Biology Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit Erlangga. Hanafiah, Kiemas. 2001. Rancangan Percobaan. Jakarta: Raja Grafindo Persada http://www.plantamor.com/index.php?plant=551 http://www.tanindo.com/abdi9/hal3101.htm Perkebunan, Pertanian Non Organik Hartmann. H.T.,D.E Keiter and F.T. Davies. 1990. Plant Propagation. Principles and Practices Anatomical and Physiological Basis of Propagation by Cutting. Printice Hall International Inc. P 199-205 Iriawati. 2009. Struktur Dan Fungsi Akar. Bandung : SITH-ITB Kanisius, Aksi Agraris. 1973. Bagaimana Menanam Cengkeh. Yogyakarta: Penerbit Kanisius

Karmana. 1988. Penuntun Pelajaran Biologi. Bandung: Ganesa Exact. Lakitan, Benyamin. 1996. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. Jakarta: PT. Raja Grafindo Parsada. Mugnisjah, Wahyu Qamara, dkk. 1997. Pengaruh Pemotongan Akar dan Sifat Fisik Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Setek Panili (Vanilla Planifolia Andrews). Bandung: Seminar Mahasiswa Jurusan pertanian, Fakultas Pertanian, IPB. Nurdjannah, Nanan. 2007. Diversifikasi Penggunaan Cengkeh, Bogor: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen Pertanian Indonesian Center for Agricultural Postharvest Research and Development. Nurdjannah, N, S. Yuliani dan L. Yanti, 1997. Pengolahan dan diversifikasi hasil cengkeh. Monograf Tanaman Cengkeh. Bogor: Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Perry, L.M and Metzger, 1990. J Medicinal Plant of East and Southeast Asia. London: The MIT Press. Purseglove, J.W, E B. Brown, C. L green and S. R. J. Robbins. 1981. Spices. Vol I., London: Longman. Rizal, Modeli, Dr. Rusli, Meika S, Dr. dan Mulyadi, Ariato. 2009. Minyak Atsiri Indonesia. Bandung : Dewan Atsiri Indonesia dan IPB. Rosengarten, F, 1969. The Book of Spices. Wynnewood, Pensylvania: Livingstone Publishing Company Salisbury, FB and CW. Ross, 1992. Plant Physiology. In : DR. Lukman dan Sumaryono (trans), S. Iksolihin (Ed), 1995. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: ITB. Setiawan, Ade Iwan. 1993. Penghijauan dengan Tanaman Potensial. Jakarta: Penebar Swadaya. Sitompul, S.M. dan Bambang Guritno. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Sound, R.B. 1973. Teaching Science by Inquiry School and Ohio. Charles Meril: Publishing co. Thomas, A.N.S. 1992. Tanaman Obat Tradisional, jilid 2. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Tjitrosoepomo, Gembong. 1993. Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.