BERLAKUNYA HUKUM TIDAK TERTULIS YANG HIDUP DALAM MASYARAKAT DALAM KONTEKS ASAS LEGALITAS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V. K ita b Undang-undang Hukum P idana (ICUIIP) se b a g a i. suatu perundang-undangan p id a n a yang t e la h d ib e rla k u k a n

D e skrip to r K u a lifik a si M a g ister S a in s/s 2 (L e v el 7 )


PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG (PERPU)

F E A S I B I L I T Y F A T T E N I N G B E E F C A T T L E W I T H D I F F E R E N T F E E D

P U T U S A N. N o m o r / P d t. G / / P A. P a s B I S M I L L A H I R R A H M A N I R R A H I M

P U T U S A N. N o m o r / P d t. G / / P A. P a s B I S M I L L A H I R R A H M A N I R R A H I M

A. C O B O L R e se rv e d W o rd s

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 41 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA STAF AHLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

F a u z u l A liw a rm a n 1. M a s A n ie n d a T F.2

MEMB EK ALI DIR I S EJAK DINI DENG AN K EWIR AUS AHAAN Disampaikan dalam pelatihan Kewirausahaan Akademi Komunikasi Radio dan Televisi (AKOMRTV)

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN DIREKTORAT DANA PERIM BANGAN

KESIMPULAN DM SARAN. Dari uraian dan pembahasan ten tang stu d i kasus pada. Putra A s li Utarna dirnuka dapat d it a r ik kesimpulan seba-

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG TARIP ANGKUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BUPATI POHUWATO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN POHUWATO NOMOR 12 TAHUN 2015

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENYERTAAN MODAL PADA PT. BANK JATIM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil penelitian tentang Pendirian Bangunan untuk Rumah Tinggal di

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG TARIP TAKSI ARGOMETER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN TENTANG HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN PEMERINTAH KOTA MALANG TAHUN ANGGARAN 201 3

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 105 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MALANG TAHUN 2014 WALIKOTA MALANG,

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG TARIP TAKSI ARGOMETER

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA MALANG TAHUN

M E L A L U I G E R A K A N C IN T A A L -Q U R 'A N (G E N T A A L -Q U R 'A N )

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

PENGARUH KOM PETEN SI DAN M O T IV A S I TERHADAP KINERJA GURU SM A N E G E R I 101 JAKARTA

BUPATI POHUWATO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN POHUWATO NOMOR IOTAHUN 2015

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PENCAPAIAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 50 TAHUN 2013 TENTANG PENGATURAN BIAYA SATUAN PENDIDIKAN DASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA UJI AIR TANAH, LIMBAH CAIR DAN UDARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 29 TAHUN TENTANG RENCANA PENCAPAIAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, b. bahwa s eba ga i pela ksan a a n lebih la n ju t keten tu a n

Bahwa pada hari ini Kamis tanggal Dua puluh dua bulan Septem ber tahun Dua Ribu Enam Belas

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga ABSTRAK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, b. bahwa s eba ga i pela ksan a a n lebih la n ju t keten tu a n

1. Untuk menerima Penyata Kewangan Diaudit bagi tahun berakhir 31 Disember 2016 beserta Laporan Pengarah dan Juruaudit.

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 104 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERKOTAAN

1 0 0 m 2 BUDIDAYA PEMBESARAN IKAN NILA

USAHA KONVEKSI PAKAIAN JADI

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 97 TAHUN 2012 TENTANG REALOKASI KEBUTUHAN PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN KOTA MALANG TAHUN ANGGARAN 2012

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

Tempat dan Tanggal Lahir :MUGI, 19 OKTOBER 1983 : 03/DPRD-NDUGA/2015 : KETUA KOMISI C DPRD KAB. NDUGA : DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KAB.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GARAM BERYODIUM DENGAN PEMILIHAN GARAM DI KELURAHAN BANARAN KECAMATAN BOYOLALI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

0,8 9 0,9 4 1,2 4 7,1 6 %

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR SATUAN HARGA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MALANG TAHUN 2014

P r o f i l U s a h. a A s p e k P a s a r P e r m i n t a a n H a r g a...

REPUBLIK INDONESIA K E P U TU S A N M E N T E R I P E R M U K IM A N D A N P R A S A R A N A W I L A Y A H NOMOR 341 /K PTS/M/2002

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 23 / PRT / M / 2009 TENTANG PEDOMAN FASILITASI PENYELENGGARAAN FORUM JASA KONSTRUKSI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PENANGANAN ANAK JALANAN, GELANDANGAN DAN PENGEMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BUPATI POHUWATO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN POHUWATO NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 26 TAHUN TENTANG PENERTIBAN KEGIATAN TEMPAT USAHA REKREASI DAN HIBURAN UMUM PADA BULAN RAMADHAN DAN IDUL FITRI

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA MALANG

PENDEKATAN SISTEM. masalah. Solusi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 95 TAHUN TENTANG PETA ARAHAN PERSEBARAN MENARA TELEKOMUNIKASI BERSAMA UNTUK PENEMPATAN ANTENA MAKRO SELULER

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG LAGU MARS DAN HYMNE KOTA JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI,

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN DANA CADANGAN PEMILIHAN UMUM WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA MALANG TAHUN 2013

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERIKANAN DAN ANGKA KREDITNYA

BUPATI POHUWATO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN POHUWATO NOM OR4 TAHUN 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

USAHA PENANGKAPAN IKAN PELAGIS DENGAN ALAT TANGKAP GILLNET

Y a n a In d a w a ti1, D o d d y R id w a n d o n o 2, M o h a m m a d irw a n A fa n d i3

PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR: KEP.004 TAHUN 2010

PENGADILAN NEGERI METRO KELAS IB

1, 1 PENANGKAPAN IKAN DENGAN PURSE SEINE

BUPATI KARANGANYAR PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 76 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS TERMINAL PADA DINAS PERHUBUNGAN

~ 1 ~ BAB I PENDAHULU AN 1.1. LATAR BEL AK A NG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

Program Kerja TFPPED KBI Semarang 1

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

NOMOR : W 6.U 5 / 7 /S K /K P N /3 / TENTANG

KESIMPULAN BAN SARAN - SABAN. Pada lazimnya pengambilan kesimpulan pada akhir. lisa n sep erti in i dilakukan berdasarkan h a sil "comparative

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

USAHA PEMBUATAN GULA AREN

KEMENTERIAN RISTEK DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKTIK KERJA LAPANGAN. 3.1 Gambaran Singkat Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENETAPAN BESARAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN UANG PERSEDIAAN TAHUN ANGGARAN 2013

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

(Syzygium pholyanthum W).

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 113 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN DAN PENELITIAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERKOTAAN

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG

Transkripsi:

SKRIPSI : HAfll PURWADI BERLAKUNYA HUKUM TIDAK TERTULIS YANG HIDUP DALAM MASYARAKAT DALAM KONTEKS ASAS LEGALITAS FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA 1987

«*.-J KUtf- A ^ BEHLAIOJHTA. HUKUIf TIDAK. TERTULIS YANG HIDUP DALAM MASYARAKAT DALAH KDNTEKS ASAS LEGALITAS SKRIPSI DIAJUKAN U1TTUK MELE1TGKAPI TUGAS A. DAW MBMTOHI SYARAT-SYARAT OTTUK MENCAPAI GELAR SARJAJfA IiUKUM MILIK p e r p u s i a k a a n 'UNIVERSITAS AlRLANGGA' SUK a BAYA OLEH HAKI PURWADI 038311575 FAKULTAS HUKUM UNITERSITAS AIRLANGGA S U R A B A Y A 1987

MASYARAKAT DALAIN ICONTEKS ASAS LEGALITAS SKRIPSI DIAJUKAIT UNTUIC MELENGKAPI TUGAS DAN MEMENUHI SYARAT-SYARAT UNTUK MENCAPAI GELAR SARJANA HUKUM OLEH 033311575 M 1L 1 K. p e r p u s t a k a a n UNIVERSITAS AlRLAN O Q A' SURABAYA j DOS UJI DOSEN PENGUJI DARWOTO, S.H EAICULTAS HUICUM UNIVERSITAS AIRLANGGA S U R A B A Y A 1987

M otto t Hidup d i d u n ia i n i t id a k l a i n hanyalah senda gurau dan perm ain an. Sesungguhnya, a k h ir a t it u l a h keb id u p an yang seb en a rn y a, jik a mereka m engetahui* (Q.S. 29 : 64)

KATA PENGAHTAR M engingat bahv/a a sa s l e g a l i t a s se b a g a i sa la h satu a s a s yang fu ndam en tal dalain su atu negara hulaun, maka dalam rangka P o l i t i k Hukum N a sio n a l In d o n e s ia, a sa s t e r s e b u t te ta p d ip erta h a n k a n e k s is t e n s in y a. Namun, k o n s e p s i a sa s l e g a l i t a s yang k in i tem m us dalam p a s a l 1 a y a t (1 ) KUHP p e r lu d i t i n ja u kem bali dalam rangka pembentukan KUHP baru. H al t e r s e b u t d iseb a b k a n s e ca ra p r a k t is dalam siste m Hukum P idana I n d o n e s ia, Iiukum t id a k t e r t u l i s yang h idup dalam m asyarakat d ib e rla k u k a n s e ja l a n dengan berlakunya KUHP s e b a g a i Hulcum t e r t u l i s. Sedangkan p a s a l 1 a y a t (1 ) KUHP yang raengandung k o n s e p s i asa s l e g a l i t a s t e r s e b u t t id a k memungk in kan d itera p k a n n y a Hukum. t id a k t e r t u l i s. Id e p e n u lis a n i n i muncul s e t e la h saya mengadakan p e n g a n a lis is a n terh a d a p beb era p a putusan p e n g a d ila n dan Mahkamah Agung, yang d a r i semua putu san i t u dapat d ik e ta h u i bahwa p erbu atan pidan a yang didakwakan d i g a l i (d id a sa rk a n ) d a r i Hukum t id a k t e r t u l i s. A k ib a tn y a, k eten tu a n p a s a l 1 a y a t ( t ) KUHP t e la h d isim p an g i* Dalam kesem patan i n i, s e g a la p u j i syukur saya p e r - sembahkan kepada A lla h subhanahu w a ta f a la karena hanya d e ngan rahm at, k a ru n ia dan berkah-n ya semua p e k e rja a n b e r a t untuk p e n u lis a n s k r ip s i i n i dapat d i s e le s a ik a n. K iranya

semua cobaan-cob a a n s e r t a hambatan-ham batan yang d ib e r ik a n o le h A lla h subhanahu w a ta fa la dalam m en y elesa ik a n p e n u lis a n s k r i p s i I n i merupakan u ji a n kehidupan yang haru s saya t e rim a s e b a g a i tempaan untuk m erapertebal iman dan m e n ta l. Kepada yang terh orm at Bapak H arjon o M intaroem, S.H. yang berkenan m en jad i pem bim bing, saya mengucapkan terim a k a s ih s e b e s a r -b e s a rn y a dan semoga A lla h subhanahu w a t a 'a la berken an menerima s e g a la amal b a k ti b e lia u s e r t a m elim pahkan rahm at-nya yang b e r lip a t ganda* D i s e l a - s e l a kesibu k an yang sa n g a t pad'at, b e lia u t e la h berkenan untuk membimbing p e n u lis a n s k r i p s i i n i. Dalam kesem patan i n i p u la, saya m erasa w a jib mengucapkan terim a k a sih yang t u lu s kepada P r o f Herm ien H a d ia ti K o e sw a d ji, S.H* yang dengan caranya t e r s e n d i r i t e la h mend i d ik d i r i saya untuk dapat b e r p i k i r k r i t i s dan a n a l i t i s se h in g g a sampai s a a t -s a a t sekarang i n i m asih te r a s a buahnya* S eca ra k h u su s, saya menyampaikan terim a k a s ih yang s e b e s a r -b e s a r n y a kepada Y ayasan B easisw a Supersem ar yang selam a i n i t e la h memberikan bea sisw a kepada d i r i saya s e h in g g a banyak membantu dan m endorong semangat dalam s tu d i sa y a. Ucapan terim a k a sih ju g a saya sampaikan kepada Tim p en g u jii yang dengan t e l i t i t e la h m em eriksa dan memberikan sa ra n, n a s ih a t untuk l e b ih menyempurnakan s k r ip s i in i* Pada a k h ir p en gan ta r i n i, t id a k ada k a ta -k a ta l a i n

yang d a p a t saya ucapkan, s e l a i n p erasa a n b a h a g ia dan t e r i - ma k a s ih kepada segenap kexuarga yang t e la h memberikan pengorban an dan bantuan berupa apapun selam a waktu mempersia p k a n sampai m en yelesa ik a n s k r ip s i i n i, T iada g a d in g yang ta k r e t a k, s k r i p s i i n i saya p e r - sembahkan kepada aimamater dan Negaraku I n d o n e s ia, Semoga, s k r i p s i i n i betapapun k e c iln y a dapat memberikan sumbangan s e r t a m anfaat yang besar,. S urabaya, Mei 1987 H a ri Purv/adi

DAP TAR IS I KATA PENGANTAR DAFTAR I S I... BAB I :... 1... iv PENDAHULUAH 1. P eim asalahan : L a ta r B elakang dan Rumusannya...... 1 2* P e n je la s a n dan A la sa n P em ilih a n J u d u l............................ 8 3* Tujuan P e n u lis a n... 9 4. M e to d o lo g i P e n u lis a n........... 10 5* Pertanggungjav/aban S i s t e m a t i k a... 10 BAB I I HUKUM TIDAK TERTULIS YANG HIDUP DALAM MASYARAKAT 1. P e n g e r tia n...... 14 2. R e le v a n s i Hukum Tidak T e r t u lis yang Hidup dalam M asyarakat dengan D in a - mika S o s ia l.......... 20 3* E f e k t i f i t a s B erlakunya Hukum Tidak T e r t u lis yang Hidup dalam Masyarak a t......... 25 BAB I I I ASAS LEGALITAS DALAM ICITAB UHDANG-UNDANG HUKUM PIDAHA 1. S eja ra h D ibentuknya A sas L e g a lit a s 33 i v

V 2. K on sep si dan P e n g e rtia n Asas Legal i t a s (P a s a l 1: A yat (1 ) KUHP)... 40 BAB IV : PENGARUH BERLAKUNYA HUKUM TIDAK 'JWTULIS YANG HIDUP DALAM MASYARAKAT TERHADAP PA SAL 1! AYAT ( 1 ) KUHP 1. E f e k t i f i t a s P a s a l 1: A yat (1 ) KUHP 49 2. Suatu P e r s p e k t i f... 53 3. Pokok P ik ir a n D asar Hakim dalam Mengk o n k r it is a s i P a s a l 1 A yat (1 ) KUHP. 56 4* K r im in a lis a s i Terhadap P erbuatan Pidana yang Bersumber pada Hukum Tidak T e r t u l is dalam M o d ifik a s i IIukum P idana..... 60 BAB V : PENUTUP 1:* Kesim pulan... 66 2. S a ra n -sa ra n...... 69 DAPTAR BACAAN

BAS I P E N H A E U I i U A N 1» P eim asalahan : La t a r B elakang dan Rumusannya Perkembangan ilm u pengetahuan dan t e k n o lo g i (IPTEK) sudah barang te n tu akan d i i k u t i dengan perubahan-perubahan sosia l# - S e ja la n dengan h a l i t u, maka akan membowa pengaruh terh adap k eh a d ira n Hukum P id a n a, y a i t u, tim b u ln ya iceteganganketegangan a n ta ra s tr u k tu r undang-undang dengan pe:;tumbuhan m asyarakat# K etegan gan -ketegan gan t e r s e b u t a d a la h t e r j a d i - nya s i t u a s i k eja r-m en g e j a r a n ta ra undang-undang dengan perabaharuan-pembaharuan s o s ia l. s e r t a perubahannya. ' ada suatu s a a t akan. t e r j a d i ketegangan " e v o lu s i o n e r " 1v y a it u, undang-undang m en jadi te rb e la k a n g atau t e r k e ja r o le h k e ja - d ia n -k e ja d ia n kem asyarakatan, seh in g g a t e r j a d i k e tid a k s e im - bangan a n ta ra h a l - h a l yang d ia t u r o le h undang-undang dengan a sp e k -a sp e k keh idupan m asyarakat# Dengan. k a ta l a i n, Hulcum P idana t id a k l a g i dapat m encukupi kebutuhan m asyarakat dalam m en y elesa ik a n m asalah-m asalah yang tim b u l dalam masyarakat# A ta s d a sa r pokok p ik ir a n t e r s e b u t, malca dalam bid a n g **R o e sla n S a le h, Sefti L a in Hukum P id a n a, G h a lia In d o n e s ia, J a k a r ta, 1984 (s e la n ju tn y a d is in g k a t R oesla n Sale h I ), h*5 0. 1

2 p ela k sa n a a n Hulcum P id a n a, f a k t o r - f a k t o r pertunibuhan atau perkembangan m asyarakat dapat digunakan untuk mendatangkan keputusan hakim yang dapat memberikan kepuasan kepada p i - h a k -p ih a k yang bersan gku tan karena s e s u a i dengan ra sa k e a d ila n * H al te r s e b u t a ta s d a sa r bahv/a dalam p en y elen g g a ra a n p e r a d ila n o le h hakim, te n tu selu ru h m asyarakat mengharapkan bahv/a hakim i t u akan m enjalankan Hulaun yang b e rla k u te r h a dap p e rk a ra yang d ita n g a n in y a, t id a k hanya s e s u a i dengan Hukum s a ja, t e t a p i juga s e s u a i dengan kesadaran Hukum dan r a sa k e a d ila n m asynrakat* Sehubungan dengan h a l t e r s e b u t, maka peran an hakim se b a g a i penegak Hukum menentukan s e k a l i, y a i t u, pada sa a t k e te n tu a n -k e te n tu a n Hulcum ntid a k j e l a s " a tau "kurang j e l a s ", l e b i h - l e b i h k e t ik a belum ada k eten tu a n Hulaun P idana yang m engaturnya* P adahal d i b a g ia n l a i n, dalam k o n s is te n s in y a dengan perkem bangan te n ta n g panclangan-pandangan terh adap Hulcum dan fu n g s in y a, maka hakim d itu n t u t untuk memandang bahwa Hukum bukan se b a g a i " t o o l f o r s o c i a l e n g in e e r in g ", " a l a t untuk merubah m asyarakat" b ela lca, yang pada h a k ik a tn ya s e n a n tia s a mengukur norma-norma Hulcum berdasarlcan e f e k t i v i - ta sn ya (b e k e r ja n y a dalam ken yataan) s a ja. L ebih d a r i i t u, Hukum ju g a haru s merupakan "a s p.ir a s i untuk k e a d ila n " dan " l e g i t i m i t a s ". Pandangan i n i menentang pandangan Hulaun yang dogm atis t r a d i t i o n a l d i satu p ih a k dan menentang pandangan

3 te n ta n g Hulcum se b a g a i in stm in en b e la k a dalam melalcukan k e - b ija lcsa n a a n (b e le id s in s tr u m e n t) penguasa d i l a i n pihak* Pandangan te r s e b u t dimaksudkan untuk m enanggulangi p en yalahgunaan pengetahuan dan kekuasaan d a r i sekelom pok a h li y a n g k a re n a kedudukannya mempunyai kemampuan u n tu k menentukan sesu a tu yang "b a ik " c. q. yang " fu n g s io n a l 1 untuk map s y a r a k a t. O leh karena i t u, hakim harus b e r g u la t d i a n ta ra "kekakuan" undang-undang dan "k esim p a n gsiu ra n " yang mungk in d itim b u lk a n dan haru s d is e le s a ik a n. Dalam lapan gan Hulcum I n d o n e s ia, perkem bangan peru n dan g- undangan p id an a tampak d im u la i dengan k elu a rn y a undangundang Nomor 1 Tahun 1946 (s e la n ju tn y a d is in g k a t UU TTo.1 T h n.1946) yang mengandung k eten tu a n p e r a lih a n, p a s a l-p a s a l yang p r e s u m tif dan p r o v i s o r i s s e r t a t r a n s i t o i r s ifa t n y a, yang akan menghantarlcan k i t a pada K ita b Undang-undang Hulcum P idana (s e la n ju tn y a d is in g k a t KUHP) baru yang n a s io n a l s i " * fa t n y a. T e rn y a ta, dalam k a ita n n y a dengan perkembangan perundang-undangan sesudahnya banyak menlmbulkan problem a* S e ja ra h perundang-undangan raenunjukkan bajiv/a UU No*1 'S u d a r to, Hukum P idana dan P er kembangan M asyarakat; k a.jia n terh adap pembaharuan hulcum -pidana, S inarl-f aru, Bandung", 1 8 3, h. 1 2. 7 Ȯemar Seno A d ji, I-Iulcum P id a n a Pen^embangan, E r la n g - g a, J a k a r ta, 1985, li.3 4 «

4 T hn.1946 yang s e te la h melampaui pase " p lu r a lis m e " Hukum P idana d i raasing-m asing d a era h, y a it u daerah R ep u b lik In d o n e s ia yang m e lip u t i ; daerah Y ogyakarta (d a h u li;) dan daerali yang menggabungkan kepada R ep u b lik In d o n e s ia -Y o g y a k a rta, s e r t a d a era h -d a era h yang tid a k menggabungkan d i r i dengan R e p u b lik In d o n e s ia -Y o g y a k a rta, d ib e rla k u k a n untuk selu ru h In d o n e s ia s e ja k tahun 1958 dengan Undang-undang Nomor 73 Tahun 1958 Lerabaran Negara 1 9 5 8-1 2 7 ^ (s e la n ju tn y a d is in g k a t UU I'To.73 Thn.1958 LIT 1 9 5 8-1 2 7 ). Dengan adanya UU Uo.1 Thn. 1946 j o. UU N o.73 Thn.1958 tampak j e l a s adanya usaha pem e- r in t a h untuk mengadakan " u n i f i k a s i " Hukum p id a n a yang men itik b e r a t k a n pada "Hukum k o d i f i k a s i. Pada p a se b e r ik u tn y a, rauncul Undang-undang D aru rat ITomor 1 Tahun 1951 (s e la n ju tn y a d is in g k a t UU D ar. ITo.1 T h n.1951) yang m engatur ten ta n g ICesatuan Susunan, K ekuasaa n, dan A cara P e n g a d ila n S i p i l ; d i bid a n g Hukum P idana mat e r i i l m em ber! kesem patan b a g i berla k u n ya Hulaun yang " t i dak t e r t u l i s ". O leh karena i t u, dalam p ra k te k memberikan v/ev/enang pada hakim bahv/a disam ping h a ru s menerapkan Hukum yang " t e r t u l i s ", juga h a ru s menerapkan Hulcum yang " t id a k t e r t u l i s " yang b e n a r-b e n a r m asih hidup dalam m asyarakat. J a d i, u n i f i k a c i belum dapat d ik a ta k a n te la h t e r c a p a i dalam 4 I b i d., h.3 5.

5 Hukum P idana I n d o n e s ia, m engin gat d isam p ing m asih d ip e r t a - hankan b erlakunya 'Hukum P idana Adat untuk sem entara waktu b a g i k a u la -k a u la (d a h u lu ) sw apra ja d i d a era h -d a era h : Sum atra Tim ur, K alim antan B a ra t, In d o n e s ia Tim ur, dan b a g! o r a n g -o ra n g In d o n e s ia a s l i yang d ib e r b a g a i daerah tunduk a ta u dahulu tunduk pada p e r a d ila n a d a t, s e s u a i dengan k e te n tuan yang tercantum dalam p a s a l 5 a y a t ( 3 ) b UU D ar. No.1 T h n.1951, t e t a p i ju g a karena d i n eg ara k it a sampai ta n g g a l 29 Septem ber 1958 b erla k u JCitab Undang-undang Hulcum P idana 5 dan Hukum P idana Adat s e ca ra berdam pingan. B e rk a ita n d e ngan h a l te r s e b u t d i a t a s, maka p a s a l 14 Undang-undang Homo 14 Tahun 1970 (s e la n ju tn y a d is in g k a t UU No.1 4 T hn.1970) memberikan d o k tr in pada hakim khususnya, y a i t u, t id a k b o le h m enolak untuk m emeriksa dan m e n g a d ili suatu p erk a ra vang d ia ju k a n dengan d a lih bahwa Hulcum " t id a k " atau "leurang" je la s * Bahkan d i dalam p a s a l 27 a y a t (1 ) UU N o.14 Thn.1970 s e r t a p e n je la s a n n y a memberikan wewenang sepenuhnya kepada hakim untuk memutus p erk a ra yang dihadapkan kepadanya sesu a i dengan r a s a k e a d ila n yang hidup dalam m asyarak at. L ebih jauh l a g i, pada h a k ik a tn ya UU N o-14 T hn.1 970 hendak menempatkan hakim pada fu n g sin y a s e b a g a i "penemu" dan pem- ben tu k" Hulcum* Dengan d em ik ian, hakim merupakan p e n g is i Herm ien H a d ia ti ICoesw adji, B eberapa Perm asalahan Hulcumf B ina Ilm u, S urabaya, 1980 (s e la n ju tn y a disin gk at* H erm ien H a d ia ti ICoeswadji I ), h. 7 t.

6 k ek oson gan-k ek oson gan Hukum, sem entara bclum d i k e ja r o le h pembentuk undang-undang ( l e g i s l a t i f ) dengan p e n cip ta a n undang-undang baru* M enyadari keadaan-keadaan sebagaim ana d i a t a s, maka Tap MPR rv/r-ipr/1973 yang untuk pert'-ama k a lin y a memuat "p o - l i t i k hulcum n a s io n a l" dalam rangka pembentukan Ilulcura H a sio n a l In d o n e s ia, disam ping u n i f i k a s i dan k o d i f i k a s i, juga seja u h mungkin d ip e rh itu n g k a n Hulcum yang hidup dalam masyarakat* Berlalcunya Hukum tid a k t e r t u l i s yang hidup dalam m asyarak at, khususnya Hulcum P id ana Adat ke dalam lapangan Hulcum In d o n e s ia akan membav/a pengaruh terh adap Hulcum P idana N a s io n a l, dalam a r t i, mempengaruhi p ela k sa n a a n KUHP* KUHP s e b a g a i sa la h sa tu m a n ife s t a s i d a r i "HUICUM", sudah barang te n tu mengandung "V/atak Hukum" yang t e r s e n d i r i, yang m en ja d i ten d en s d a r i k eselu ru h a n sistem Hukum P idana i t u. Watak Hulcum te r s e b u t te rcerm in dalam a s a s -a s a s Hulcum, yang b e r fu n g s i m engurangi kesewenang-wenangan penguasa s e r t a m elin d u n g i hak-hak a s a s i m anusia. XUTiP yang te la h d ib e rla k u k a n s e ca ra n a s io n a l berd a sark an UU Ho.1 Thn.1946 j o. UU 3Jo*73 T hn.1958, mengandung beb erapa a s a s p ok ok, d i a n ta ranya adala h "a s a s l e g a l i t a s " yang d ik o n k ritk a n dalam p a s a l 1 a y a t (1 ) KUHP dengan mempergunakan i s t i l a h "a tu ra n p id an a dalam perundang-undangan" ( w e t t e l i jk e s t r a f b e p a lin g ) yang menunjuk pada "Hulcum t e r t u l i s " a tau yang dalam ilm u

7 Hukum dirum uskan dengan "Eullum d e lictu m n u lla poena s in e p r a e v ia le g e p o e n a l i ", "N u lla poena s in e l e g e ", "H u lla poena s in e c r im in e ", "Nullum crim en s in e l e g e ", atau "Nullum crim en s in e poena l e g a l i ". Sehubungan dengan p a s a l 14 dan 27 UU No.1 4 T h n.1970 s e r t a p a s a l 5 a y a t (3 ) b UU Dar* No.1 T h n.1951, yang memb e r! kesem patan b a g i berla k u n ya Hukum t id a k t e r t u l i s yang b e n a r-b e n a r h id u p dalam m asyarak at, dan sehubungan dengan p o l i t i k hukum n a s io n a l yang memberi arah kepada u n i f i k a s i dan k o d i f i k a s i Hukum P idana N a sio n a l s e r t a m em perhatikan Hukum yang h idup dalam m asyarak at, maka dalam k a ita n n ya dengan p a s a l 1 a y a t (1 ) ICuuP, menimbulkan perm asalahan. I d e n t i f i k a s i m asalah yang d a p a t dirum uskan a d a la h se b a g a i b e r ik u t : 1* Bagaimanakan daya laku a sa s l e g a l i t a s (p a s a l 1 a y a t (1 ) KUIIP) terh adap b erla k u n y a Hukum tid a k t e r t u l i s yang h id u p dalam m asyarakat? 2. Bagaimanakah p e r s p e k t if a sa s l e g a l i t a s dalam rangka te rca p a in y a p o l i t i k hukum n a s io n a l seb a gaimana Tap MPR IV/MPR/1973 ( y a it u, dalam rangka terb en tu k n ya KUIIP b a ru )? 3* Seberapajauhkah peranan Hukum' t id a k t e r t u l i s yang hidup dalam m asyarakat dalam rangka m o d ifik a s i (pengubahan) Hukum?

2. P en.jela sa n dan A la sa n P e m ilih a n Judul Yang dim aksud dengan "B erlalcu n ya Hulaun 'Tidak T e rtu l i s yang Hidup dalam M asyarakat" dalam ju d u l s k r ip s i i n i a d a la h e f e k t ifn y a k e te n ti.an -k eten tu a n Hukum tid a k t e r t u l i s yang h id u p dalam m asyarakat dalam m en yelesa ik a n m asalah *- m asalah yang tim b u l dalam m asyarakat* Dengan k a ta l a i n, b e r fu n g s in y a k e te n tu a n -k e te n tu a n Hulaun t id a k t e r t u l i s dalain p ra k te k p e r a d ila n p id a n a, a ta u d itera p k a n n y a k e te n tu a n - k eten tu a n Hulaun tid a k t e r t u l i s yang hidup dalain m asyarakat terh adap p e rb u a ta n -p erb u a ta n p id a n a, b a ik yang ada p a s a l bandingannya d i dalain KUHP, maupun yang t id a k mempunyai k ete n tu a n bandingan d i dalam KUHP. Yang dimaksud dengan "Dalam X onteks Asas l e g a l i t a s " a d a la h dalain rangka d ian u tn ya p a s a l 1 a y a t (1 ) KUIIP dalam la p an gan Hukum P idana In d o n e s ia. Atau dalam h a l p a s a l 1 a y a t ( 1 ) KUHP m asih d ija d ik a n a s a s (la n d a s a n ) pokok dalam rangka b erla k u n ya KUHP. Dalain k a ita n n y a dengan berla k u n ya Hulaun t id a k t e r t u l i s yang h idup dalain m asyarak at, maka asas l e g a l i t a s akan d i s o r o t i d a r i s e g i k o n sep sin y a... Digunakannya i s t i l a h "Hukum t id a k t e r t u l i s yang hidup dalam m asyarakat" dan tid a k digunakannya i s t i l a h "Hulaun P idana A d a t", m engingat p a s a l 14 dan 27 UU H o.14 T hn.1970 dan p e n je la sa n n y a s e r t a UU D ar. rto.-1 Thn.1951 m en g in trod u - s i r i s t i l a h "Hulaun tid a k t e r t u l i s yang hidup dalam m asyarak a t, dem ik ian ju g a Tap MPR IV/MPR/T973 yang rnemuat p o l i t i k

9 hulcum n a s io n a l. Sedangkan i s t i l a h Hukum P idana A dat" d i anggap s e b a g a i b a g ia n d a r i Hukum tid a k t e r t u l i s yang h id u p dalam m asyarakat, m engin gat Hukum tid a k t e r t u l i s yang h i dup, dalam m asyarakat dapat juga merupakan k e b ia s a a n, yang pada h a k ik a tn ya bukan Hulcum P idana A dat. D isam ping i t u, digunakannya i s t i l a h Hulcum t id a k t e r t u l i s yang hidup dalam m asyarak at 1 adala h untuk rnengkontradiksikan dengan p e n g e r t i an undang-undang, yang menunjuk pada Hukum t e r t u l i s, se b a g a i mana terumus dalam p a s a l 1 a y a t (1 ) KUHP. 5. Tu.juan P e n u lisa n P e n u lis a n i n i s e ca ra k eselu ru h a n dimaksudkan untuk m elen gk api tu g a s dan memenuhi s y a r a t -s y a r a t untuk m encapai g e la r "S a rja n a Hulcum". L ebih d a r i i t u, p e n u lis a n i n i dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran yang l e b ih j e l a s ten ta n g e k s i s t e n s i Hulcum tid a k t e r t u l i s yang hidup dalam m asyarak a t dalam sistem Hukum P idana I n d o n e s ia, dengan tu ju a n maksim a l : T* M encari pembenaran s e c a r a y u r id is dan r a s io n a l s e r t a e m p iris ten ta n g e k s i s t e n s i Hukum tid a k t e r t u l i s yang hidup dalam m asyarakat dalam rangka berla k u n ya p a s a l J\ a y a t (1 ) KUIiP; 2. M e n g id e n t ifik a s i h a l-h a l yang m en jadi penghambat berlakunya Hulcum tid a k t e r t u l i s yang hidup dalam m asyarakat dalam sistem Hukum P idana I n d o n e s ia ;

10 3«M encari korangka k o n s e p s io n a l te n ta n g a sa s le g a l i t a s, seh in gga menunjang atau memungkinkan b e r lakunya Hukum t id a k t e r t u l i s yang h idup dalam m asyarakat. Am M e to d o lo g i P e n u lis a n P en in ja u a n dalam s k r ip s i i n i merupakan a n a l i o i s s e ca ra i n t e r d i s i p l i n o r, dalaw a r t i, d isam p ing b era n ja k d a r i sudut pandang Ilukum P id a n a, ju ga memanfaatkan sudut pandang k r im in o lo g i maupun s o s i o l o g i, sebagaim ana tainpak pada perm ulaan u r a ia n d i bagia n l a t a r belakang dan kerangka t e - o r i t i s, s e b a g a i f a k t o r pen u n jan g. P e n y a jia n t u lis a n i n i banyak mengungkapkan h a s i l dar i s t u d i kepustakaan dengan membaca buku-bu.ku yang r e le v a n dengan tu ju a n p e n u lis a n i n i s e r t a a n a l i s i s beb era p a p u tu san p e n g a d ila n dan Mahkamah Agung, D ilakukannya s t u d i d o - kumen dimaksudkan untuk m emperoleh bahan-bahan ru ju k a n, seh in g g a diusahakan seja u h mungkin m emperoleh bahan berupa : k o n s e p s i-k o n s e p s i, a s a s -a s a s Hulcum dan d o k t r in ilm u p e n g e - tah u an. Dengan d em ik ian, pada dasarnya d a ta -d a ta yang d i - p e r o le h sehubungan h a l te r s e b u t d i a ta s b e r s i f a t "s e k u n d e r ". 5* Pertanftgung.iav/aban S lste m a tik a D i dalam s k r ip s i i n i, te rd a p a t 5 bab, yang m asin g- m asing b e r ju d u l : Pendahuluan, Hukum T idak T e r t u l is yang

11 Hidup dalam M asyarakat, Asas l e g a l i t a s dalam K ita b Undangundang Hukum P id a n a, Pengaruh B erlakunya Hulcum Tidak T ert u l i s yang Hidup dalam M asyarakat terh adap P a s a l 1 a y a t ( 1 ) KUIIP dan P ern tup* Pada b a g ia n Pendahuluan (Bab X) memuat a la s a n te n ta n g p e r lu n y a 'p e n u lis a n d ila k u k a n, yang d i s e r t a i dengan i d e n t i - f i k a s i m asala h, tu ju a n p e n u lis a n s e r t a p e n je la s a n dan a la s a n p e m ilih a n ju d u l. D em ikian p u la, d iu r a ik a n g a r is b e s a r met o d o l o g i dan s is te m a tik a p e n u lis a n dengan maksud a g a r memp e r j e l a s d a sa r p e n u lis a n s e r t a u ru ta n penuangan pokok k a - rangan yang t e r t u l i s dalam s k r i p s i i n i. M asalah Hukum tid a k t e r t u l i s yang h id u p dalain masyar a k a t, b a ik ten ta n g k o n s e p s i, maupun seja ra h n y a akan d ib a h a s dalam Bab I I. Kemudian, s e ca ra khusus memasuki ten ta n g r e le v a n s i berlalaxnya Hukum tid a k t e r t u l i s yang h idup dalam m asyarakat dengan dinam ika s o s i a l (su b 2), s e la n ju tn y a d i bahas te n ta n g e f e k t i f i t a s Hulcum tid a k t e r t u l i s yang hidup dalam m asyarakat (su b 3 )* B p r to la k d a r i s is te m a tik a i n i, d ih arapkan dapat d ik e ta h u i e k s i s t e n s i Hukum tid a k t e r t u l i s yang h idup dalam m asyarakat dalam' s i stem Hukum P idana In d o n e s ia. Pembahasan dalam Bab I I I te n ta n g A sas L e g a lit a s dalam KUHP, yang d id a h u lu i dengan u r a ia n te n ta n g k o n s e p s i dan p e n g e r tia n a s a s l e g a l i t a s (su b 1 ). S e la n ju tn y a, d i l a -

12 kukan kom parasi a n ta ra k o n s e p s i a sa s l e g a l i t a s dalam p a s a l 1 a y a t (1 ) KUHP dengan p a s a l 11 U n iv e r s a l D e c la r a t io a n o f Human R ig h ts s e r t a p a s a l 14 a y a t 2 ITUDS 1950, se b a g a i usaha untuk m eninjau kem bali ten ta n g k o n s e p s i a sa s l e g a l i t a s yang terumus dalam p a s a l 1 a y a t ( 1) KUHP. Dengan s e le s a in y a pembahasan dalam Lab I I dan Bab I I I, maka diharapkan d ip e r o le h ja lin a n kcrangka p em ik iran d a r i pem bahasan-pembahasan s e c a r a m akro. Dengan dem ik ian, cukup t e r s e d ia bahan a n a l i s i s untuk memulai pembahasan s e c a r a le b ih khusus. O leh karena i t u f dalam Bab XV, s e ca ra khusus merabahas te n ta n g pengaruh berlakunya Hukum tid a k t e r t u l i s yang hidup dalam m asyarakat terh adap p a s a l 1 a y a t (? ) KUHP, seh in gga pada b a g ia n b e rik u tn y a dapat dikem ukakan p e r s p e k t if Hukum t id a k t e r t u l i s yang hidup dalam masyara k a t dalam k on tek s a sa s l e g a l i t a s, ju g a d a p at dikem ukakan p e r s p e k t if a sa s l e g a l i t a s it u s e n d ir i. P e n ila ia n te n ta n g k o n s e p s i a sa s l e g a l i t a s terh adap berlalcunya Hukum tid a k t e r t u l i s yang hidup dalam m asyarakat t id a k la h cukup dengan sek ed ar membuat p erb a n d in g a n dengan rumusan-rumusan yang l a i n, ataupun hanya menggambarkan te n ta n g p e r s p e k t if a sa s l e g a l i t a s tanpa d ile n g k a p i dengan pokok p ik ir a n d a sa r d a r i hakim dalam m e n g k o n k r itis a s i pas a l 1 a y a t (l ) ICIJIIP seh in g g a d a p at memberlakukan Hukum tid a k t e r t u l i s yang hidup dalam m asyarakat, m engingat samp a i sa a t i n i rumusan p a s a l 1 a y a t (1 ) KUHP t id a k memungkin- I M I L I K PERPUSIAKAAN UNIVERSITAS AlRLANGGA* s U R A B A Y A

13 kan berla k u n ya Ilukum tid a k t e r t u l i s. Pada b a g ia n a k h ir d a - r i bab i n i, d ib a h a s ten ta n g b erla k u n ya Hukum t id a k t e r t u l i s yang h id u p dalam m asyarakat dalam k a ita n n y a dengan usaha k o d i f i k a s i dan u n i f i k a s i Ilukum P idana N a sio n a l. Pada a k h irn y a, d i dalam Bab V, d isu su n kesim pu lan umum bahv/a karena perkembangan ilm u pengetahuan dan te k n o - l o g i, k o n d is i s e r t a kenyataan m asyarakat; maka k o n s e p s i a sa s l e g a l i t a s sebagaim ana p a s a l 1 a y a t (1 ) KUHP t id a k memungkinkan untuk te ta p d ip erta h a n k a n, m engingat dalam s i s - tem Hukum P idana In d o n e s ia dim ungkinkan b erla k u n y a Hukum tid a k t e r t u l i s yang b e n a r-b e n a r h idup dalam m asyarakat. Kemudian, dikemukakan te n ta n g sa ra n -s a ra n dalam rangka t e tap dipertahan kan nya a sa s l e g a l i t a s dan d iberla k u k a n n ya Hukum t id a k t e r t u l i s yang hidup dalam m asyarakat.

BAB IX HUKUM TIDAIC TERTULIS YANG HIDUP DALAM MASYARAKAT T» P e n g e r tia n Untuk m emperoleh suatu gambaran yang J e la s ten ta n g Hukum. t id a k t e r t u l i s yang h idup dalam m asyarak at, maka pertam a-tam a haru s d iin e n g e rti dahulu te n ta n g p e n g e rtia n n y a a ta u d ik e ta h u i dahulu konsep Hulcuirr tid a k t e r t u l i s yang hid u p dalam m asyarakat.. B e r b ic a r a te n ta n g p e n g e r tia n (k o n sep ) Hukum tid a k t e r t u l i s yang h idup dalam m asyarak at, maka m ula-m ula yang m en jad i pokok pangk al b e r p ija k a d a la h k e te n tu a n -k e te n tu a n Hukum yang m engatur te n ta n g Hukum tid a k t e r t u l i s yang h i dup dalam m asyarak at. I r o n in y a, b a ik p a s a l 5 a y a t (3 ) b UU Dar* No»1: Thn.195T, maupun p a s a l 14 dan 27 UU No. 14 Thn. 1:970 s e r t a Tap. MPR IV/MPR/1 9 7 3, yang k e tig a n y a mengin t r o d u s i r i s t i l a h Hukum tid a k t e r t u l i s atau Hukum yang h id u p dalam m asyarak at, t id a k sa tu pun yang memberikan p e n je la s a n terh adap i s t i l a h t e r s e b u t. O leh karen a i t u, m asih belum te r d a p a t k esa tu an pen dapat te n ta n g p e n g e r t i annya* Pada umumnya p a ra s a r ja n a memahami (menamakan) Hukum t id a k t e r t u l i s yang h idup dalam. m asyarakat s e b a g a i 14

15 Hukum Adat* J ik a yang dimaksud Hukum. tid a k t e it t u lis yang h id u p dalam m asyarakat adala h Hukum A d a t, maka itu p u n t e r - dapat banyak p e n g e r tia n yang d ib e r ik a n o le h p a ra sarjan a* C. van V o lle n h o v e n, yang dian ggap s e b a g a i bapak llm u Hukum Adat membagi In d o n e s ia dalam 19 lin g k u n g a n Hukum A d a t, y a itu : lin gk u n gan Hukum. A ceh, Tanah G ayo, A la s dan B a tak, N ia s, Tanah M inangkabau, H entav/ai, Sumatra S e la ta n, Tanah M elayu, Bangka dan B e lit u n g, K alim antan, M inahasa, G o r o n ta lo, Tanah T o r a ja, S u la w esi S e la ta n, Kepu lau an T e rn a te, Maluku, Ambon, I r i a n, Kepulauan T im or, B a li dan Lombok, Java Tengah, Jav/a. Tiiraur s e r t a Madura, Daerah ICerajaan (S o lo dan Y o g y a k a r ta ), dan Jawa B a ra t. D i dalam buku "H et Adat R echt van N ederland I n d ie 11, van V o lle n h o v e n memberikan p e n g e r tia n te n ta n g Hukum Adat s e b a g a i Hukum yang t id a k bersum ber kepada p e r a tu r a n - p e ra tu ra n yang d ib u a t o le h pem erin tah H in d ia B elanda d a - h u lu atau a l a t - a l a t kekuasaan l a i n yang m en jad i sen d in ya 7 dan diadakan s e n d ir i o le h kekuasaan B elanda dahulu* Pada b a g ia n l a i n, d ik a ta k a n bahwa p e r a tu r a n -p e r a tu r a n a d a t it u b e r s i f a t Hukum a p a b ila p e r a tu r a n -p e r a turan tin g k a h laku ^Bushar Muhammad, A s a s -a sa s Hukum Adat (Suatu P e - n g a n t a r ), Pradnya P a ra m ita, J a k a r ta, 1 9 8 1, h. 99-100* ^ S u rojo W ig n jo d ip u r o, P en ga n tar dan A sa s-a sa s Hukum A d a t, (xunung Agung, J a k a r ta, 1 9 8 3, h.1 5 *

16 t e r s e b u t o le h v/arga m asyarakat dian ggap pa tu t dan m engikat p a ra v/arga m asyarakat, s e r t a ada p era sa a n urnum bahwa p e r a - tu r a n -p e r a tu r a n I tu h a ras d ip erta h a n k a n o le h k e p a la -k e p a la Q a d a t dan p e tu g a s -p e tu g a s Hukurrr la in n y a. Sedangkan B. t e r ffa a r, sa la h seora n g m urid van V o lle n h o v e n yang te r k e n a l dengan t e o r i keputusannya m enyatakan bahwa suatu a d a t i s - t i a d a t i t u d a p at d ik a ta k a n s e b a g a i Hukum A d a t, y a it u,, pada sa a t penguasa m asyarakat Hukum yang bersan gkuta n men- 9 jatu h k an p u tu san hukuman terh adap s i p e la n g g a r. Dengan k a ta l a i n, Hukum Adat i t u tim b u l s e ja k t e r ja d in y a p en eta pan o le h p a ra p e ja b a t Hukum* Dalam h a l i n i, k ira n y a l e b ih t e p a t a p a b ila raempergunakan kesim pulan sem inar Hukum Adat dan Pembinaan Hukum N a s io n a l" yang berla n gsu n g d i Y ogyakarta m u lai ta n g g a l 15 sampai 17 Januari 1975, yang d ise le n g g a ra k a n o le h Badan Pembinaan Hukum N a s io n a l b e k e r ja sama dengan F a k u lta s Hukum Gajah Mada. H al te r s e b u t a ta s d a s a r bahv/a p e n g e r tia n yang dikemukakan o le h C. van V o lle n h o v e n khususnya, t id a k memungkinkan untuk d i i k u t i l a g i, m engingat bahwa In d o n e sia yang t e r d i r i d a r i b e r ib u -r ib u pulau sudah barang ten tu o S o e rjo n o S oek a n to, B eberapa Perm asalahan I-Iukum dalam Kerangka Pembangunan d i I n d o n e s ia, c e t. I I I, UI P r e s s, J a k a r ta, 1 9 8 3, h.9 9, d ik u t ip d a r i C. van V o lle n h o v e n, H et A d a tre ch t van N e d e r la n s c h -I n d ie t d e e l I I, h.3 9 8. ^S u rojo W ig n jo d ip u ro, o p. c i t., h.1 '7. t

17 mempunyai Hukum Adat yang tid a k cukup dengan hanya m enge- lom pokkan dalam 19 lin gk u n gan Hukum. D isam ping i t u, juga karena t e la h t e r ja d in y a in t e r a k s i a n ta r m asyarakat Hukum yang le b ih kom pleks, ju g a dengan berkembangnya ilm u p en g e- tahuan dan t e k n o l o g i, maka te n tu akan sa n gat mempengaruhi e k s i s t e n s i Hulcum Adat d i suatu lin gk u n gan Hukum t e r t e n t u, y a i t u, d i sa tu p ih ak t e r ja d in y a keadaan melemahnya p e n e - gakan suatu kaidah Hulcum Adat t e r s e b u t. D i dalam. kesim pu lan Sem inar Hukum Adat dan Pem binaan Hukum N a sio n a l10 d in y a ta k a n bahwa Dengan m enghargai p e n g e r tia n yang diperkem bangkan mas in g -m a sin g p e s e r ta raengenai Hukum A d a t, s e s u a i dengan p e n g e r tia n hulcum yang d ia n u t s e r t a p e n a fs ir a n yang dipergu n akannya, dalam sem inar i n i Hulcum Adat d i a r t i - kan Hukum In d o n e s ia a s l i, yang tid a k t e r t u l i s dalam bentuk perundang-undangan R ep u b lik I n d o n e s ia, yang d i s a n a -s in i mengandung u nour agama. Sesungguhnya, d i dalam p a s a l 2 dan 5 Rancangan Undang-undang te n ta n g A s a s -a sa s dan D a s a r-d a s a r Pokok Tata Hukum P idana dan Hukum P idana In d o n e s ia s e r t a p e n je la s - annya t e la h d ib e r ik a n suatu gambaran yang l e b i h j e l a s te n tan g Hulcum t id a k t e r t u l i s yang hidup dalam m asyarakat. P a sa l 5 Rancangan Undang-undang t e r s e b u t m enyatakan, P e n g a d ila n hanya dapat m e n g k u a lifik a s ik a n suatu p e r - bu atan se b a g a i tin d a k p id a n a, a p a b ila pembuat undangundang atau hukum tid a k t e r t u l i s yang hidup dalam k a - Badan Pembinaan Hulcum N a s io n a l, H a s il-h a s.il P ertemuan Ilm ia h (Sim posium, Sem inar, Loka KaryaT Uadan Pembin aan Hukum Na3io n a l Tahun 1974-1977> BPIiN, J a k a r ta, h*38*

18 la n gan masyarakat In d o n e s ia dan yang tid a k menghambat periiemoangan masyarakat: a d i l dan raakmur t e ia n m enetapkan p erb u a ta n i t u se b a g a i tin d a k p id an a dan mengancamnya dengan p id a n a. D i dalam p e n je ia sa n n y a d in ya taica a banwu P a s a l i n i adala h penyerapumaan d a r i a sa s n u lla poen a. Yang m enetapkan suatu p erb u a ta n se b a g a i tin d a k pidana ad a la h pembuat undang-undang dan Hukum Tak T e r t u l i s. Untuk Hukum Tak T e r t u lis b e rla k u s y a ra t : 1 Hidup dalam kalan gan m asyarakat In d o n e sia 2. T idak menghambat perkembangan m asyarakat a d i l dan malonur. Pada h a k ik a tn y a, p e n g a d ila n la li yang akan mempertirabangkan kedua s y a r a t te r s e b u t pada waktu m e n g k u a lifik a sik a n suatu p erb u a ta n se b a g a i tin d a k p id a n a. A ta s d a s a r p a s a l 5 dan p e n je la s a n Kancangan Undang- undang t e r s e b u t d i a t a s, maka M o e lja tn o m engatakan bahv/a hakim ju g a d i b e r i v/ewenang untuk menentukan suatu p e rb u a t an s e b a g a i p erb u a ta n p id a n a. Dengan d em ik ia n, ada dua ma- cam p erb u a ta n p id a n a, y a itu : yang pertam a, p erb u a ta n p i dana menurut k eten tu a n perundang-undangan, dan yang kedua ad a la h p erb u a ta n p id an a menurut k eten tu a n hakim. J a d i, hakim dapat memutuskan bahwa suatu p erbu atan merupakan p erb u a ta n p id an a a p a b ila Hulcum t id a k t e r t u l i s yang h idup dalam kalan gan m asyarakat In d o n e s ia m enetapkan p erb u a ta n i t u s e b a g a i perbu atan p id a n a. 1 1 Moe 1 j a tno, Fung s i dan Tu.juan Hukum P idana In d o n e s ia * c e t. I I I, B ina A k sa ra, J a k a r ta, T985 'fsela n Jutnya d is in g k a t M o e lja tn o I ), h.2 4 *

19 Tentang yang dimaksud Hulcum t id a k t e r t u l i s dalam p a s a l 5 Rancangan Undang-undang t e r s e b u t, dapat dipaham i m e la lu i p e n je la s a n p a s a l 2 -n y a, yang raenyatakan bahv/a "Hukum t id a k t e r t u l i s, yang b ia sa n y a d is e b u t Hukum Adat (g a - r i s bawah d a r i s a y a ), mempunyai pikukuh-pikukuh ju g a ". J a d i, m enuiut Rancangan Undang-undang te n ta n g A s a s -a sa s dan D a sa r-d a sa r Pokok Tata Hukum P idana dan Hukum P idana I n d o n e s ia, yang dimaksud "Hukum tid a k t e r t u l i s " a d a la h "Hulcum A d a t". Terhadap h a l t e r s e b u t, M o e lja tn o memberikan tan g gapan bahv/a buicanlah Hukum A dat s a ja yan g dim aksud den gan Hukum t id a k t e r t u l i s dalam p a s a l 5 Rancangan Undang-undang t e r s e b u t. Namun, ju g a term asuk "penemuan Hukum s e c a r a b e - b a s" ( v r i j e r e c h t s v i n d i n g ), y a i t u, hakim berwenang untuk m enentukan bahwa suatu p erb u a ta n i t u s e b a g a i p erb u a ta n p id a n a, m engingat keadaan-keadaan t e r t e n t u s e r t a p era sa a n 1 2 seharu sn ya dipandang d em ik ian. A tas d a sa r k e te ra n g a n -k e te ra n g a n d i a t a s, maka dap a t d ip a k a i s e b a g a i pegangan terh adap p e n g e r tia n Ilulcum t id a k t e r t u l i s yang hidup dalam m asyarak at, y a it u : d i - samping "Hukum A d a t", dengan p e n g e r tia n sebagaim ana te la h d isim p u lk a n dalam sem inar Hulcum Adat dan Pembinaan Hukum 1 2I b i d., h. 27

20 N a s io n a l tahun 1975 d i Y o g y a k a rta, ju g a sebagaim ana p en dap a t M oelja tn o terh adap p a s a l 5 Rancangan Undang-undang te n ta n g A s a s -a sa s dan D a s a r-d a s a r Pokok T ata Hukum P idana dan Hukum P idana In d o n e s ia, y a k n i, "penemuan Hukum s e ca ra b e b a s ( v r i j e r e c h t s v in d in g ). P e n g e r tia n Hukum t id a k t e r t u l i s yang h idup dalam m asyarakat s e p e r t i te r s e b u t d i a ta s pada h a k ik a tn y a akan s e s u a i dengan jiw a UU No, 14 Thn.H970( y a it u : d isa m p in g memberikan p elu a n g kepada hakim s e b a g a i 'penemu" Hukum, ju g a s e b a g a i pembentuk" Ilukum* 2. R e le v a n s i Hukum T idak T e r t u lis yang Hidup dalam Masyar a k a t dengan Dinam ika S o s ia l K aid ah -k aid a h Hukum s e b a g a i k o n k r i t i s a s i d a r i n i l a i - n i l a i s o s i a l dan budaya t id a k akan mungkin d ile p a s k a n d a r i m a syara k a t. H al te r s e b u t d iseb a b k a n k a id a h -k a id a h, n i l a i - n i l a i s o s i a l, s e r t a budaya yang d ip e rlu k a n untuk m engatur m asalah-m asalah kem asyarakatan merupakan h a s i l ra sa d a r i kebudayaan. Sedangkan kebudayaan i t u s e n d ir i a d a la h semua h a s i l d a r i k a ry a, r a s a, dan c ip t a m asyarak at. O leh karena i t u, t e p a t la h yang d iik r a r k a n o le h C ic e r o pada kurang l e - 1"5 b ih 2000 tahun yang l a l u, y a i t u, nu bi s o c i e t a s, i b i i u s ". ^ Dengan dem ik ian d a p a tla h d ik a ta k a n bahwa Hulcum i t u t id a k 13 S o e rjo n o S oek a n to, o-p. c i t., h.4 1.

21 t e r l e p a s d a r i kemauan-kemauan yang hidup d a r i kalangan a n g g ota m asyarak at. M asyarakat se b a g a i sistera s o s i a l s e n a n tia s a menga- la m i p erubahan-p eru bahan. Dengan k a ta l a i n, perubahan da lam siste m s o s i a l adala h merupakan h a l yang w a ja r (n o rm a l). P eru bahan-perubahan te r s e b u t bukan b e r a r t i perubahan s tr u k - t u r dan fu n g s i m asyarakat b e la k a, t e t a p i juga te n ta n g n i l a i - n i l a i, k a id a h -k a id a h, p o l a - p o la tin g k a h la k u, i n t e r - a k s i s o s i a l dan se b a g a in y a. Perubahan n i l a i, s ik a p, s e r t a p o la tin g k a h la k u m asyarakat te r s e b u t d i satu p ih a k m enye- babkan adanya perubahan pandangan k r im in o lo g is terh adap seju m lah p erb u a ta n t e r t e n t u dalam keh idu pan dan penghidupan m a syara k a t. Sehubungan dengan h a l t e r s e b u t Friedm ann rae- ngatakan bahwa perubahan n i l a i menyebabkan sejum lah p e r buatan yang sem ula dian ggap ( d i n i l a i ) t id a k t e r c e l a dan tiidak d itu n t u t p id a n a, berubah m en ja d i p erb u a ta n yang d i - 1 4. pandang t e r c e l a dan p e r lu d ip id a n a * 1~ Dalam k on tek s masyar a k a t I n d o n e s ia, p ro k la m a si kem erdekaan yang kemudian d i i - k u t i dengan p e r is t iw a - p e r is t iw a s o s i a l p o l i t i k dan berraa- cam-macam p e r is t iw a la in n y a te la h menimbulkan suatu p e - ngubahan s o s i a l dalam kehidupan m asyarakat In d on esia * H al 1 4. ^ R u sli E ffe n d y, Andi Z a in a l A b id in F a r id, dan B e r- ny C* M anaroinsong, "M asalah K r im in a lis a s i dan D e k r im in a lis a s i dalam Rangka Pembaharuan Hukunr P idana", dalam BPHN, Simposium Pembaharuan Hukum P idana N a s io n a l, B ina C ip ta, J a k a r ta, 1 9 8 6, h. 65.

22 i n i dapat d ib u k tik a n terh adap KUHP. KUHP yang sekarang t e la h b e rla k u s e ca ra n a s io n a l, sesungguhnya te la h menirabulkan keadaan yang d is e b u t dengan "k etegan g a n e v o lu s io n e r ", y a it u, t e la h te rb e la k a n g atau t e r k e ja r o le h k e ja d ia n -k e ja d ia n kem asyarakatan. O leh k a r e - na i t u, m asyarakat yang pada umumnya memandang bahwa suatu perbuatan. it u ja h a t (s e b a g a i p erb u a ta n p id a n a ) yang p a tu t d ip id a n a, maka a p a b ila d ihadapkan kepada KUHP tid a k akan diancam ( d i k l a s i f i k a s i k a n ) s e b a g a i p erb u a ta n p id a n a. Sebag a i i l u s t r a s i : Sebelum k e lu a m y a p u tu san Mahkamah Agung W o.349 K /K r/1 9 8 0 ta n g g a l 29 Nopember 1980, yang kemudian d is u s u l o le h S u rat Edaran Mahkamah Agung ta n g g a l 31 Desemb e r 1'980, p a s a l 284 KUHP terh adap o ra n g yang b e rzin a h mengadakan d is k r im in a s i Hukum. P erla k u a n yang d i s k r im i n a t if t e r s e b u t tampak a p a b ila seora n g suami yang tid a k tunduk d i bawah p a s a l 27 BW m elakukan p e rzin a h a n, maka ia tid a k dapat; d ik e n a i p id a n a. Sedangkan seora n g i s t r i yang b e r z i nah dapat d isa n gk u tk a n dalam p erk a ra ek s p a s a l 284 ICQHP t e r s e b u t. Dengan perkembangan atau perubahan pandangan m asyarak a t, maka m e la ln i i n t e r p r e t a s i, "b y way in t e r p r e t a t i o n ", k e lu a r la h putu san Mahkamah Agung t e r s e b u t d i a ta s s e b a g a i ja la n k e lu a r untuk m enyesuaikan dengan pandangan 15 m asyarak at. J a d i, dengan k elu a rn y a p u tu san Mahkamah Agung 15 ^Oemar Seno A d ji, o n. c i t., h.2 7.

Ko*. 349 E /K r/1 '9 80, maka seora n g suami yang tid a k b e rla k u terhadapnya p a s a l 27 BW dapat d ik e n a i p a s a l 284 XUHP. D a ri h a l te r s e b u t dapat dipaham i bahwa dengan menempatkan Hukum t id a k t e r t u l i s dalam kerangka berla k u n ya KUHP se b a g a i Hukum. t e r t u l i s, maka akan membuat undang-undang t e r s e b u t t id a k kaku, m elain k a n luw es ( f l e k s i b e l ), m engingat pandangan-pandangan dalam' m asyarakat yang s e la l u b e rg e ra k akan d a p at d i r e a l i s i r *. D i l a i n p ih a k, d ia n u tn y a paham. "m a te r ie e le w e d e rre ch - t e l i j k h e i d " ( s i f a t melawan hukum' dalam a r t i m a t e r i i l ) o le h Mahkamah Agung sebagaim ana tampak pada pu tu san k a sa sin y a ta n g g a l 8 J a m a r i 1966 N o.42 K /K r/li9 6 5, sesungguhnya m erupakan upaya u n tu k raencapai ra sa k e a d ila n dalam m asyarakat dan m enyesuaikan dengan pandangan-pandangan m asyarak at, diisamping k e p a s tia n Hukum it u se n d 'iri* D i dalam p e rtim b a n g - an Hukum p u tu san Mahkamah Agung te r s e b u t d ik a ta k a n bahwa pada umumnya suatu tin d a k p id an a i t u dapat h ila n g s ifa t n y a s e b a g a i p erb u a ta n yang "melawan Hukum", disam ping b e rd a - sark an suatu k eten tu a n undang-undang, ju g a b erd a sark an a s a s -a s a s Hukum yang t id a k t e r t u l i s dan b e r s i f a t umum ( g a r i s bawah d a r i s a y a ), m isa ln y a : dalam h a l i n i, f a k t o r negara tid a k d ir u g ik a n, k ep en tin g a n umum te ta p dapat d i - la y a n i, dan terdakw a s e n d ir i tid a k m em peroleh keuntungan*1^ F. Lam intang, D a sa r-d a sa r Hukum P idana In d o n e s i a, S in a r B aru, Bandung, h -343*

24 Terhadap Hukum tid a k t e r t u l i s, dalam a r t i Hukum A d a t, t e ta p mempunyai peranan yang p e n tin g dalam p r o s e s m o d e rn is a s i atau dalam rangka t e r ja d in y a pengubahanpengubahan s o s i a l, m engingat a p a b ila Hukum Adat s e ca ra m utla k haru& d i g a n t i, maka h a l i t u akan s i a - s i a b e la k a sebab Hukum t e r s e b u t m asili hidup dengan kokohnya. O leh karena i t u, dalam kesim pu lan Seminar Hukum Adat dan Pembinaan Hukum N a s io n a l tahun 1:975 d i Y o g y a k a rta, te n ta n g kedudukan 17 dan peran an Hukum Adat d in y a ta k a n, Hukum a d a t merupakan sa la h sa tu sumber yang p e n tin g untuk m em peroleh bahan-bahan b a g i Perabangunan Hukum N a s io n a l, yang menuju kepada U n ifik a s i Hulcum dan yang terutam a akan d ila k u k a n m e la lu i pembuatan p e r a tu r a n - p e ra tu ra n perundangan, dengan t id a k m engabaikan tim b u l/ tumbuhnya dan berkembangnya hulcum k e b ia sa a n dan p en gad i la n dalam pembinaan hukum. D a ri h a l-h a l t e r s e b u t d a p at dipaham i bahwa Hukum t id a k t e r t u l i s ju g a merupakan sumber Hukum. O leh karena i t u, haru s d i g a l i dan dikem bangkan, seh in g g a dalam rangka k o d i f i k a s i, s e g a la sesu atu yang t id a k dan atau belum d ik o - d i f i s i r akan te ta p d ip e rh itu n g k a n. M asyarakat yang sedang membangun t id a k mungkin m eninggalkan u n su r-u n su r yang h i dup dan b e r u r a t a k a r, s e r t a m enggantinya dengan u n su r-u n su r 18 yang dica n gk okkan d a r i lu a r. "*^Badan Pembinaan Hulcum N a s io n a l, o~p. c i t», h, 3 8-3 9. ^:8Herrai;en H a d ia ti K oesw ad ji I, o p. c i t., h.2 8.

25 3» E f e k t i f i t a s B erlakunya Hukum T idak T e r t u lis yang Hidup dalam M asyarakat Hukum tid a k t e r t u l i s yang b e n a r-b e n a r h idup dalam m asyarak at, s e c a r a y u r i d i s, t e la h mempunyai la n d a sa n (d a s a r ) b e rla k u n y a, sebagaim ana d ia t u r o le h p a s a l 5 a y a t (3 ) b UU Dar*. No*i T h n.1 9 5 l:* Kesempatan t e r s e b u t d ib e r ik a n b a ik te r ^ hadap a tu ra n -a tu ra n Hukum P idana Adat yang mempunyai e k u i- v a l e n s i (b a n d in g a n ), maupun yang tid a k mempunyai k eten tu a n bandingan dalam KUHP* A p a b ila te rd a p a t suatu e k u iv a le n s i dalam KUHP, maka p erb u a ta n p id an a t e r s e b u t dianggap d ia n - cam dengan maksimum hukuman sebagaim ana d ia t u r dalam KUHP* Sedangkan a p a b ila tid a k te rd a p a t suatu e k u iv a le n s i dalam KUHP, maka h aru s te ta p dian ggap s e b a g a i p erb u a ta n p id an a yang diancam dengan hukuman yang t id a k le b ih d a r i t i g a bu - la n p e n ja r a dan atau denda lim a r a tu s ru p ia h b erd a sark an KUHP*. Dalam p a s a l 5 a y a t (3 ) b UU D ar. No.1 Thn.1951 d i - nyatakan bahwa Hukum m a t e r i i l s i p i l dan untuk sem entara waktu pun hu~ kura m a t e r i i l p id an a s i p i l jan g sampai k i n i b e rla k u untuk k a u la -k a u la daerah Swapradja dan o ra n g -o ra n g ja n g dahulu d i a d i l i o le h P e n g a d ila n A d a t, ada te ta p b e rla k u untuk k a u la -k a u la dan o ra n g i t u, dengan p e n g e r- t i a n : bahwa suatu p erb u ata n ja n g menurut hukum jan g hidup haru s dianggap p erb u ata n p id a n a, akan t e t a p i t ia d a band in g n ja dalam K itab Hukum P idana S i p i l, maka dianggap d ia n tja m dengan hukuman ja n g t id a k l e b i h d a r i t i g a bu~ la n p e n d ja ra dan atau denda lim a r a tu s r u p ia h, ja i t u s e b a g a i hulcuman p e n g g a n ti bilam ana hulcuman a d a t jan g d id ja tu h k a n tid a k d i i k u t i o le h p ih a k ja n g terhukum dan

26 p en g g a n tia n ja n g dimaksud dian ggap sepadan o le h Hakim dengan b e s a r k esa la h a n ja n g terhulcum bahv/a bilam ana hukuman a d a t Jang d id ja tu h k a n i t u menur u t f i k i r a n Hakim melampaui p adan ja dengan hukuman lcurungan a tau denda Jang dimaksud d i a t a s, maka a ta s kesa la h a n terdakw a dapat dikenakan hukumannja p e n g g a n ti s e t i n g g i 10 tahun p e n d ja r a, dengan p e n g e r tia n bahv/a hukum a d a t Jang menurut fa h a n Hakim tid a k s e la r a s l a g i dengan zaman s e n a n tia s a m e sti d i g a n t i s e p e r t i te r s e b u t d ia t a s dan bahwa su a tu p erb u a ta n Jang menurut hulcum Jang hidup h aru s dian ggap p erb u a ta n p id a n a dan Jang ada b a n d in g - an n ja dalam K ita b Hulcum. P idana S i p i l, maka dian ggap d ia n tja m dengan hukuman ja n g sama dengan hukuman band in g n ja ja n g p a lin g m ir ip kepada p erb u a ta n p id a n a i t u. D isam ping UU D ar. No*1. T hn..l951, dalam UU N o.14 Thn.1'970 yang m engatur te n ta n g IC etentuan-keten tu an Pokok Kekuasaan Kehakiman, ju g a dimunglcinkan berla k u n ya Hulcum t id a k t e r t u l i s yang b e n a r-b e n a r hidup dalam m asyarakat, sebagaim ana d ia t u r dalam p a s a l 14 dan 2 7 -n y a. Dalam p a s a l 14 a y a t (1 ) UU N o.14 T hn.1970 d in y a ta k a n bahwa "P e n g a d ila n t id a k b o le h m enolak untuk memeriksa dan m e n g a d ili suatu p e rk a ra yang d ia ju k a n dengan d a lih bahwa hukum t id a k atau kurang j e l a s, m elainkan v /a jib untuk m em eriksa dan m e n g a d ilin y a " * D i dalam: p e n je la s a n n y a, d iseb u tk a n bahwa Hakim s e b a g a i o rg a n p e n g a d ila n dian ggap memahami hulcum. P e n c a r i k e a d ila n datang padanya untuk mohon k e a d ila n. Andailcata i a tid a k menemukan hukum t e r t u l i s, ia w a jib m en ggali hulcum tid a k t e r t u l i s untuk memutus berd a sark an hulcum s e b a g a i seora n g yang b ija k s a n a dan bertanggung jawab penuh kepada Tuhan Yang Maha E sa, d i r i s e n d i r i, m asyarakat, Bangsa dan N egara. S e la n ju tn y a, l e b ih te g a s l a g i d ije la s k a n d i dalam

p a s a l 27 a y a t (1 ) UU N o,14 T h n.1 9 7 0, yang menyatakan bahwa "Hakim s e b a g a i penegak hukum dan k e a d ila n w a jib m e n g g a li. m en gik u ti dan memahami n i l a i - n i l a i hukum yang hidup dalam m asyarakat ( g a r i s bawah d a r i s a y a )11. Sedangkan dalam p en - je la s a n n y a d ise b u tk a n, Dalam m asyarakat yang m asih m engenal hukum tid a k t e r t u l i s, s e r t a berada dalam masa p e rg o la k a n dan p e r a lih a n, Hakim merupakan perumus dan p e n g g a li n i l a i - n i l a i hukum yang h id u p d ik a la n g a n m asyarakat. Untuk it u h aru s t e r ju n k eten g a h -ten g a h m asyarakat untuk m engenal, m erasakan dan mampu m enyelam i p era sa a n hukum dan r a s a k e a d ila n yang hidup dalam m asyarakat. Dengan dem ik ian Hakim d a p a t memberikan putu san yang se~ s u a i dengan hukum d a n,r a s a k e a d ila n m asyarakat. Dengan d ib e rik a n n y a d a sa r Hulcum b a g i berla k u n ya Hukum tid a k t e r t u l i s yang hidup dalara m asyarakat, maka akan m enjam in terw u judnya k e p a s tia n Hulcum. Bahkan dengan adanya p a s a l 27 UU Ho. 14 Thn.1970 t e r s e b u t, hakim d ib e b a n i k ew a jib a n untuk m en ggali n i l a i - n i l a i Hukum yang hidup dalam m asyarak at, dalam a r t i, Hulcum t id a k t e r t u l i s, terutam a dalam menghadapi p e rk a ra -p e rk a ra yang belum atau tid a k d i a t u r o l» h KUHP. Sebagaimana d isim p u lk a n dalam Sem inar Hukum N a sio n a l I I I tahun 1974 d i Surabaya te n ta n g "Peranan P e r a d ila n dalam Pembinaan Hukum N a s io n a l 1 bahwa p a s a l 27 UU K o.i;4 Thn. 1'970 culcup memberikan wewenang kepada hakim untuk meneraukan dan kemudian m e la lu i keputu san -keputu san nya m enetapkan n i l a i - n i l a i hulcum yang hidup dalam m asyarakat s e b a g a i Hukum. Dengan d em ik ia n, peran an p e r a d ila n m e lip u t i f u n g s i- f u n g s i penerapan kaidah Hukum dan pen etapan /pem ben - 27