BAB I PENDAHULUAN. pikir seseorang untuk selalu melakukan inovasi dan perbaikan dalam segala aspek

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang maju. Dalam Allah SWT berfirman Q.S. surah Ar-Ra du ayat 11,

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin mengglobal dan kompetitif memunculkan tantangan-tantangan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan seseorang menuju kearah kemajuan dan peningkatan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dikemukakan oleh Muhammad Noor Syam bahwa...nampaknya hubungan

9. Masalah matematika sintesis adalah suatu soal matematika yang memerlukan. kemampuan dalam menggabungkan unsur pokok ke dalam struktur baru.

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya adalah untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Berbagai penemuan

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan

BAB I PENDAHULUAN. hampir disemua aspek kehidupan manusia, dimana berbagai permasalahan hanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. bangsa maka akan semakin tinggi derajat atau kedudukan bangsa tersebu. mampu berkompetensi dalam persaingan global.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. menyelenggarakan suatu kehidupan yang penuh kedamaian dan kebahagiaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah peradaban manusia terlihat jelas bahwa kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, dituntut sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipecahkan dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. (Kunandar,

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. akan pentingnya pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. bertaqwa, berbudi luhur, terampil, berpengetahuan dan bertanggungjawab.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

BAB I PENDAHULUAN. estafet perjuangan untuk mengisi pembangunan. Hal ini sesuai dengan rumusan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu unit kerja tidak bisa terlepas dari kegiatan administrasi

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk berupaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Hal ini dikarenakan pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. potensi kreatif dan tanggung jawab kehidupan, termasuk tujuan pribadinya. 1

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan anak melalui bimbingan, mendidik, dan latihan

BAB I PENDAHULUAN. maju. Dalam Al-Qur an surah Ar-Ra du ayat 11 Allah SWT berfirman: ...

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengimbangi perkembangan tersebut dituntut adanya manusia-manusia

BAB I PENDAHULUAN. derajat dan kedudukan suatu negara tersebut menjadi lebih tinggi. Sebagaimana

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. dalam aspek fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual, sesuai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek yang mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan sebagaimana dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia yang individual

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia merupakan suatu kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. dimilikinya, dan mampu berkompetensi dalam persaingan global. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektual saja, akan

BAB I PENDAHULUAN. yang menyenangkan dan mudah dipahami oleh siswa. Pendidikan berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. seluruh kalangan, keberadaannya yang multifungsional menjadikan pendidikan. merupakan tolak ukur yang utama dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. dan Negara. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana firman Allah swt dalam surah Al-Mujadalah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. itu tidak lepas dari arus globalisasi dan aspeknya yang telah mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam kehidupan seseorang, keluarga maupun Bangsa dan Negara mengingat

BAB I PENDAHULUAN. anak menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa. Dalam konteks Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap

BAB I PENDAHULUAN. kearah peningkatan yang lebih positif. Agar usaha-usaha tersebut dapat terwujud

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. individu, pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat,

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, melatih kecakapan, keterampilan, memberikan bimbingan, arahan,

BAB I PENDAHULUAN. moralitas kehidupan pada potensi yang dimiliki oleh setiap manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. cara yang dipilih untuk meraih kemajuan (made of getting forward).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Meningkatkan kemajuan di negara Indonesia, maka ada berbagai langkah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan, karena pendidikan berperan dalam. Orang yang memiliki ilmu pengetahuan, kedudukan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lembaga pendidikan mampu mencetak sumber daya manusia yang handal tidak hanya secara

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

I. PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Melalui pendidikan, kualitas sumber daya. nasional. Sebagaimana dinyatakan dalam pasal 3 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut. diperlukannya sumber daya manusia yang berkualitas yaitu

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang sangat pesat, berbagai kemajuan yang dialami dapat terwujud

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. kemajuan suatu bangsa. Hal ini menjadi tujuan utama dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan adalah suatu uraian yang lengkap dan tersusun tentang

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil. Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 ditegaskan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan mutu pendidikan selalu dilaksanakan oleh pemerintah. Indonesia. Salah satu upaya yang ditempuh untuk meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan suatu Sistem Pendidikan Nasional yang dicantumkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan. kepribadian manusia melalui pemberian pengetahuan, pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan. Melalui berbagai pendekatan pembelajaran matematika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini yang dapat. membantu manusia untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN. sektor pendidikan sebagai andalan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses perubahan tingkah laku dan kemampuan seseorang menuju arah kemajuan dan peningkatan. Pendidikan dapat mengubah pola pikir seseorang untuk selalu melakukan inovasi dan perbaikan dalam segala aspek kehidupan kearah peningkatan kualitas diri. Penyelenggaraan pendidikan tidak lepas dari tujuan pendidikan yang akan dicapai karena ini akan menjadi tolak ukur dari keberhasilan penyelenggaraan pendidikan. Pemerintah yang menyadari hal ini menyelenggarakan suatu Sistem Pendidikan Nasional yang dicantumkan dalam Undang-undang No.20 tahun 2003 pada Bab II pasal 3 yang berbunyi : Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Pendidikan mencetak generasi yang berilmu dan bermartabat. Dalam Al- Quran surah Al Mujadalah ayat 11 Allah SWT berfirman mengenai keutamaan orangorang yang berilmu: 1 Departemen Pendidikan Nasional, Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung: Citra Umbara, 2003), h.12. 1

2. Salah satu upaya mewujudkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yaitu melalui jalur pendidikan. Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Jalur pendidikan yang dimaksud terdiri atas pendidikan formal, pendidikan nonformal, dan pendidikan informal. 2 Mengingat pentingnya pendidikan bagi suatu negara, serta fungsi pembelajaran dalam pendidikan, maka diperlukan panduan untuk merumuskan tujuan pembelajaran bagi para praktisi pendidikan. Untuk keperluan tersebut beberapa pakar mengklasifikasikan tujuan-tujuan pembelajaran dalam suatu model yang disebut taksonomi tujuan pendidikan. Taksonomi tujuan pendidikan adalah tujuan pendidikan yang di klasifikasikan berdasarkan kategori-kategori tertentu. Beberapa model taksonomi tujuan pendidikan diantaranya adalah taksonomi bloom. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujan instruksional, menggunakan taksonomi bloom. Taksonomi bloom secara garis besar terdiri dari tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Pembelajaran matematika lebih dominan kepada tujuan pendidikan ranah kognitif. Secara sederhana kemampuan kognitif dapat diartikan sebagai suatu proses 2 Departemen Agama RI, Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam,2006), h.8.

3 berpikir atau kegiatan intelektual seseorang yang tidak dapat secara langsung terlihat dari luar. Apa yang terjadi pada seseorang yang sedang belajar tidak dapat diketahui secara langsung tanpa orang itu menampakkan kegiatan yang merupakan fenomena belajar. Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, memegang peranan penting dalam mempercepat penguasaan ilmu teknologi. Hal itu dikarenakan matematika merupakan sarana berpikir menumbuhkembangkan cara berpikir logis, sistematis, dan kritis. 3 Matematika merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan mulai dari tingkat SD (sekolah dasar) sampai dengan tingkat SMA (sekolah menengah atas) bahkan saat kuliah menjadi mata kuliah tersendiri. Karena itu matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari maupun dalam menghadapi kemajuan IPTEK sehingga matematika perlu dibekalkan kepada setiap peserta didik sejak SD, bahkan sejak TK (Taman Kanak-kanak). Tujuan pembelajaran matematika adalah melatih cara berpikir dan bernalar misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan, mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi dan penemuan mengembangkan pemikiran rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan serta mencoba-coba, mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau 2012), h.159. 3 Isriani Hardini dan Devi Puspitasari, Strategi Pembelajaran Terpadu, (Yogyakarta: Familia,

4 mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, catatan, grafik, peta, diagram dalam menjelaskan gagasan. 4 Kemampuan pemecahan masalah bagi peserta didik sangat penting dan sangat diperlukan karena dapat digunakan atau dimanfaatkan para peserta didik ketika mereka terjun langsung di masyarakat. Hal ini sesuai dengan tujuan umum diberikannya matematika di jenjang pendidikan dasar dan pendidikan umum, yaitu: 1. Mempersiapkan peserta didik agar mampu menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dan dunia yang selalu berkembang, melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efektif dan efesien. 2. Mempersiapkan peserta didik agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan. 5 Dengan berbekal kemampuan memecahkan masalah yang diperoleh dari pembelajaran matematika, diharapkan peserta didik mampu menghadapi dan menyelesaikan masalah hidupnya sendiri. Inti dari belajar memecahkan masalah adalah para peserta didik mampu menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya ke dalam situasi baru yang belum dikenal. 4 http://digilib.uinsby.ac.id/10947/4/bab%201.pdf. di akses pada tanggal 25 mei 2015 5 R.Soedjadi, Kiat Pembelajaran Matematika Indonesia, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 1999/2000), h.43.

5 Mengingat pentingnya peranan matematika dan tujuan pendidikan matematika, Implikasi dari kedua hal tersebut adalah diperlukannya alat evaluasi yang dapat mengetahui kemampuan kognitif siswa terhadap materi matematika yang telah diajarkan dalam pembelajaran matematika. Selama ini untuk mengukur pencapaian hasil jenis kemampuan kognitif siswa tersebut salah satunya taksonomi yang digunakan adalah taksonomi bloom. Jadi taksonomi bloom digunakan untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa berdasar pada proses kognitif siswa (jenis kemampuan kognitifnya). Di dalam Al-Quran ada beberapa ayat yang bermuatan tentang kegiatan evaluasi kognitif diantaranya seperti Q.S. al-baqarah ayat 31 Klasifikasi Bloom secara logis dan sistematis menunjukkan bahwa awal suatu pembelajaran adalah pembelajaran tentang hal-hal yang mendasar (pengetahuan) sebelum hal-hal yang sangat rumit atau tujuan-tujuan yang lebih tinggi tingkat kesulitannya (pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi). 6 Mengingat kemampuan kognitif tiap siswa dan segala sesuatu yang terkait dengan berpikir berbeda-beda untuk setiap tahap perkembangan maka akan kurang efisien tujuan pembelajaran jika pengajaran konsep atau materi matematika diberikan sebelum siswa mencapai tahap perkembangan kognitif tersebut. 6 http://repo.iain-tulungagung.ac.id di akses pada tanggal 08 mei 2015

6 Gaya kognitif berkaitan dengan cara siswa menghadapi soal-soal. Menurut Hallahan, Kauffman, dan Llyod anak ada yang bertipe kognitif terikat pada lingkungan yang mudah terkecoh dan ada yang tidak terikat pada lingkungan sehingga bisa fokus. Selain itu ada juga anak yang bergaya kognitif impulsif dan reflektif. Anak yang impulsif cenderung menjawab persoalan secara cepat tetapi membuat banyak kesalahan, sedangkan anak reflektif cenderung menjawab persoalan secara lebih lambat tetapi hanya membuat sedikit kesalahan. 7 Trigonometri adalah salah satu materi matematika yang disajikan pada Madrasah Aliyah kelas XI IPA semester 1. Dalam trigonometri banyak sekali hal-hal yang perlu diingat dan dipahami. Materi trigonometri banyak terkait materi sebelumsebelumnya sebagai materi prasyarat untuk kemampuan awal, sehingga siswa mengalami kesulitan dalam mengingat dan memamahi materi trigonometri yang ada di kelas XI IPA semester 1. Berdasarkan pernyataan guru matematika ibu Nurlaila S.Pd., pada saat observasi awal yang peneliti lakukan di MA SMIP 1946 Banjarmasin. Beliau mengatakan bahwa kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal matematika masih rendah, hal sesuai data nilai UTS kelas XI IPA yang peneliti peroleh, sebagian besar siswa belum mencapai nilai 75, yang merupakan kriteria ketuntasan minimum (KKM) (lihat lampiran). Penelitian ini juga dilatarbelakangi oleh penelitian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu yang hasilnya telah dibuktikan kesahihannya. Diantaranya 7 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003), h. 172-174

7 adalah penelitian yang dilakukan oleh Desi Purwandari mahasiswi Universitas Negeri Semarang yang berjudul Keefektifan Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Portofolio Pada Pencapaian Aspek Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Peserta Didik Kelas X Semester II SMA Negeri 6 Semarang pada Materi pokok Trigonometri Tahun Pelajaran 2006/2007 menyatakan bahwa kemampuan pemecahan masalah pada materi pokok trigonometri diperoleh rata-rata nilai kemampuan pemecahan masalah untuk kelas eksperimen adalah 50,545 dan untuk kelas kontrol adalah 46,227. Selain itu, penelitian yang dilakukan Maulina Wijayanti yang merupakan mahasiswi Universitas Negeri Semarang yang berjudul Keefektifan Pembelajaran Kooperatif Tipe Circ dengan Penerapan Penilaian Kinerja terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik Materi Trigonometri menyatakan bahwa kemampuan pemecahan masalah pada materi pokok trigonometri menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar peserta didik kelas eksperimen 1 sebesar 76,94, kelas eksperimen 2 sebesar 70,14 dan kelas kontrol sebesar 63,60. Dapat dilihat dari penelitian-penelitian tersebut rata-rata nilai kemampuan pemecahan masalah sebagian besar tidak mencapai kriteria ketuntasan minimum yaitu 75. Berdasarkan uraian di atas maka penulis bermaksud untuk melakukan sebuah penelitian yang berjudul: Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa pada Materi Trigonometri Berdasarkan Taksonomi Bloom Kelas XI IPA MA SMIP 1946 Tahun Pelajaran 2015/2016.

8 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi trigonometri berdasarkan taksonomi bloom kelas XI IPA MA SMIP 1946 Banjarmasin tahun pelajaran 2015/2016. C. Definisi Operasional dan Lingkup Pembahasan 1. Definisi operasional Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran dalam penelitian ini, maka diberikan definisi sebagai berikut: a. Analisis Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dsb). 8 Analisis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah usaha untuk mengetahui bagaimana kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi trigonometri berdasarkan taksonomi bloom kelas XI IPA MA SMIP 1946 Banjarmasin tahun pelajaran 2015/2016 dengan menggunakan instrument yang telah dibuat. b. Kemampuan Pemecahan Masalah 8 Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 560

9 Kemampuan adalah kesanggupan; kecakapan; kekuatan. 9 Kata pemecahan berarti proses, cara, pembuatan memecah atau memecahkan/menyelesaikan. 10 Masalah berarti sesuatu yang harus diselesaikan (dipecahkan), soal, persoalan. 11 Sebagian besar ahli Pendidikan Matematika menyatakan bahwa masalah merupakan pertanyaan yang harus dijawab atau direspon. Namun mereka menyatakan juga bahwa tidak semua pertanyaan otomatis akan menjadi masalah. Suatu pertanyaan akan menjadi masalah hanya jika pertanyaan itu menunjukkan adanya suatu tantangan (challenge) yang tidak dapat dipecahkan oleh prosedur rutin (routin procedure) yang sudah diketahui peserta didik. 12 Jadi, kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan peserta didik untuk menyelesaikan pertanyaan yang menantang yang tidak dapat dipecahkan oleh prosedur rutin yang sudah diketahui peserta didik. Pada penelitian ini kemampuan pemecahan masalah yaitu kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal trigonometri, yang mana soal-soal yang diberikan adalah soal yang berdasarkan taksononomi bloom. c. Taksonomi Bloom 9 Ibid., h. 671. 10 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 1034. 11 Ibid., h. 883. 12 Fajar Shadiq, Pemecahan Masalah, Penalaran, dan Komunikasi, (Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2004), h. 10.

10 Taksonomi bloom merupakan model taksonomi yang digunakan dalam sistem pendidikan di Indonesia sebagai panduan dalam meningkatkan serta mengembangkan tujuan pembelajaran dalam suatu kurikulum tertentu. Secara garis besar taksonomi bloom diklasifikasikan menjadi tiga ranah yaitu: ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Adapun ranah kognitif pada taksonomi Bloom adalah sebagai berikut : pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. 13 Taksonomi Bloom adalah metode untuk untuk membuat urutan pemikiran dari tahap dasar ke arah lebih tinggi dari kegiatan mental, dengan enam tahap yakni pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation). 14 2. Lingkup Bahasan Agar pembahasan materi dalam penelitian ini tidak meluas, maka bahasan penelitian ini dibatasi sebagai berikut: a. Siswa yang diteliti adalah siswa kelas XI IPA MA SMIP 1946 Banjarmasin Tahun Pelajaran 2015/2016. b. Penelitian ini memfokuskan pada analisis kemampuan pemecahan masalah siswa berdasarkan Taksonomi Bloom. 13 http://digilib.uinsby.ac.id/10245/4/bab%201.pdf diakses pada tanggal 25 mei 2015 14 Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Jica-Imstep Project, 2003), h. 224.

11 c. Penelitian dilakukan pada pokok bahasan Trigonometri. D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi trigonometri berdasarkan Taksonomi Bloom kelas XI IPA MA SMIP 1946 Banjarmasin Tahun Pelajaran 2015/2016. E. Signifikansi Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Sebagai bahan informasi dan sumbangan pemikiran kepada semua pihak yang terkait dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di MA SMIP 1946 Banjarmasin. 2. Sebagai bahan informasi pada penelitian berikutnya. 3. Untuk Menambah khazanah ilmu pengetahuan, khususnya di IAIN Antasari Banjarmasin. F. Alasan Memilih Judul Adapun alasan yang mendasari penulis sehinggga tertarik untuk mengadakan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengingat berperannya pembelajaran matematika dalam kehidupan seharihari.

12 2. Mengingat bahwa pemecahan masalah merupakan bagian dari tujuan pembelajaran matematika. 3. Mengingat materi Trigonometri masih dianggap sebagai materi yang sulit sehingga perlu mendapat perhatian yang lebih dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa. 4. Taksonomi Bloom merupakan sebuah landasan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. 5. Sepengetahuan peneliti belum ada penelitian seperti ini dan yang meneliti masalah tersebut dilokasi yang sama. G. Sistematika Penulisan Sebagai gambaran dari penelitian ini, maka penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut : 1. Bagian awal, terdiri atas: halaman judul, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, halaman kata pengantar, daftar isi, dan daftar lampiran. 2. Bagian isi, terdiri atas: Bab I Pendahuluan, bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, definisi operasional, alasan memilih judul, signifikansi penelitian, sistematika penulisan.

13 Bab II tinjauan teoritis, bab ini berisi tentang deskripsi teori atau pendapat para ahli tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan judul penelitian. Bab III metode penelitian, bab ini berisi tentang jenis dan pendekatan penelitian, populasi dan sampel penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data dan analisis data serta prosedur penelitian. Bab IV hasil penelitian, bab ini berisi tentang laporan hasil penelitian, berisi deskripsi lokasi penelitian, deskripsi data hasil penelitian,dan analisis data. Bab V penutup, bab ini berisi tentang simpulan dan saran-saran. 3. Bagian akhir, terdiri atas daftar pustaka, lampiran, dan daftar riwayat hidup.