KAJIAN LAJUR KHUSUS SEPEDA MOTOR PADA JALAN JEND. AHMAD YANI PONTIANAK

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI U-TURN RUAS JALAN ARTERI SUPADIO KABUPATEN KUBU RAYA

PERENCANAAN JEMBATAN LAYANG UNTUK PERTEMUAN JALAN MAYOR ALIANYANG DENGAN JALAN SOEKARNO-HATTA KABUPATEN KUBU RAYA

ANALISA DAMPAK HAMBATAN SAMPING DAN U-TURN TERHADAP KECEPATAN KENDARAAN (STUDI KASUS DEPAN PASAR FLAMBOYAN JALAN GAJAH MADA KOTA PONTIANAK)

Doddy Cahyadi Saputra D y = 0,4371x + 496, PENDAHULUAN

ANALISIS KINERJA LALU LINTAS DI JEMBATAN LANDAK

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

ANALISA DAMPAK ANGKUTAN PETI KEMAS TERHADAP ARUS LALU LINTAS DI KOTA PONTIANAK

ANALISA KERJA RUAS JALAN S. TUBUN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu Penelitian yaitu pada jam-jam sibuk sekitar jam 06:00 sampai jam

ANALISIS KINERJA JALAN KOMYOS SUDARSO PONTIANAK

EVALUASI KINERJA JALAN DAN PENATAAN ARUS LALU LINTAS PADA AKSES DERMAGA FERRY PENYEBERANGAN SIANTAN

STUDI PERBANDINGAN ARUS LALU LINTAS SATU ARAH DAN DUA ARAH PADA RUAS JALAN PURNAWARMAN, BANDUNG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

ANALISIS KINERJA LALU LINTAS JAM SIBUK PADA RUAS JALAN WOLTER MONGINSIDI

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Data hasil pengamatan dari studi kasus Jalan Ngasem Yogyakarta

PENGENDALIAN LALU LINTAS 4 LENGAN PADA PERSIMPANGAN JL. RE. MARTADINATA JL. JERANDING DAN PERSIMPANGAN JL. RE. MARTADINATA JL. HARUNA KOTA PONTIANAK

RENCANA MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS ATAS DIBANGUNNYA CITIMALL DI JALAN GATOT SUBROTO KABUPATEN KETAPANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Permasalahan. Survei Pendahuluan. Pengambilan data. Analisis Data. Perubahan Kinerja

PENGARUH PARKIR ON-STREET TERHADAP KINERJA RUAS JALAN ARIEF RAHMAN HAKIM KOTA MALANG

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Data Hotel Malioboro. yang menampung sebanyak 12 unit kendaraan mobil penumpang. Luas lahan. B. Data Geometri Jalan

JURNAL ANALISA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN RUAS JALAN H.B YASIN BERDASARKAN MKJI Oleh RAHIMA AHMAD NIM:

BAB III LANDASAN TEORI

Gambar 4.1 Potongan Melintang Jalan

BAB III LANDASAN TEORI. karakteristik arus jalan, dan aktivitas samping jalan.

STUDI KAPASITAS, KECEPATAN, DAN DERAJAT KEJENUHAN JALAN PURNAWARMAN, BANDUNG

Analisis Kinerja Ruas Jalan Kaliurang KM 12 KM 14,5 Sleman Yogyakarta

BAB 3 METODOLOGI. untuk mengetahui pengaruh yang terjadi pada jalan tersebut akibat pembangunan jalur

ANALISIS KAPASITAS, TINGKAT PELAYANAN, KINERJA DAN PENGARUH PEMBUATAN MEDIAN JALAN. Adhi Muhtadi ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

DAMPAK PUSAT PERBELANJAAN SAKURA MART TERHADAP KINERJA RUAS JALAN TRANS SULAWESI DI KOTA AMURANG

EVALUASI GEOMETRIK DAN PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS PADA SIMPANG EMPAT POLDA PONTIANAK

MANAJEMEN LALU LINTAS DI PUSAT KOTA JAYAPURA DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PENATAAN PARKIR

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis perhitungan dengan MKJI 1997 terhadap faktor hambatan

Gambar 5.1. Geometrik Tinjauan Titik I Lokasi Penelitian.

MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA TERMINAL PESAPEN SURABAYA

PENGARUH PENUTUPAN CELAH MEDIAN JALAN TERHADAP KARAKTERISTIK LALU LINTAS DI JALAN IR.H.JUANDA BANDUNG

BAB III LANDASAN TEORI. Pengolongan jenis kendaraan sebagai berikut : Indeks untuk kendaraan bermotor dengan 4 roda (mobil penumpang)

RENCANA JALAN TOL TENGAH DI JL. AHMAD YANI SURABAYA BUKAN MERUPAKAN SOLUSI UNTUK PENGURANGAN KEMACETAN LALU-LINTAS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. berupa jalan aspal hotmix dengan panjang 1490 m. Dengan pangkal ruas

EVALUASI KINERJA JALAN TERHADAP RENCANA PEMBANGUNAN JALAN DUA JALUR

KAJIAN KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL DI KAWASAN PASAR TANAH MERAH BANGKALAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN RENCANA SIMPANG TAK SEBIDANG

ANALISIS KINERJARUAS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN JATI - PADANG

PENGANTAR TRANSPORTASI

BAB III LANDASAN TEORI. kapasitas. Data volume lalu lintas dapat berupa: d. Arus belok (belok kiri atau belok kanan).

STUDI KAPASITAS, KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN PADA JALAN LEMBONG, BANDUNG MENGGUNAKAN METODE MKJI 1997

Analisa Kapasitas Pada Ruas Jalan Jenderal Sudirman di Kota Martapura Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SIMPANG TANPA APILL. Mata Kuliah Teknik Lalu Lintas Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, FT UGM

JURNAL EVALUASI KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL PADA SIMPANG TIGA JALAN CIPTOMANGUNKUSUMO JALAN PELITA KOTA SAMARINDA.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bagan alir untuk penulisan tugas akhir ini terdiri dari : Mulai. Studi Pustaka. Idintifikasi Masalah.

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi Penelitian terletak di Kotamadya Denpasar yaitu ruas jalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PERSEMBAHAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL...

di kota. Persimpangan ini memiliki ketinggian atau elevasi yang sama.

DERAJAT KEJENUHAN JALAN DUA ARAH DENGAN MAUPUN TANPA MEDIAN DI KOTA BOGOR. Syaiful 1, Budiman 2

STUDI TINGKAT KINERJA JALAN BRIGADIR JENDERAL KATAMSO BANDUNG

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN DAN MOBILITAS KENDARAAN PADA JALAN PERKOTAAN (STUDI KASUS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah kawasan Jalan Teuku Umar Kota

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV METODE PENELITIAN

Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.1, Januari 2014 (29-36) ISSN:

Gambar 2.1 Rambu yield

PERHITUNGAN KINERJA BAGIAN JALINAN AKIBAT PEMBALIKAN ARUS LALU LINTAS ( Studi Kasus JL. Kom. Yos Sudarso JL. Kalilarangan Surakarta ) Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JALAN (Studi Kasus Jalan Medan Banda Aceh km s.d km )

STUDI KINERJA JALAN SATU ARAH DI JALAN KEBON KAWUNG, BANDUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA KINERJA SIMPANG TIDAK BERSINYAL DI RUAS JALAN S.PARMAN DAN JALAN DI.PANJAITAN

EVALUASI FAKTOR PENYESUAIAN HAMBATAN SAMPING MENURUT MKJI 1997 UNTUK JALAN SATU ARAH

BAB III LANDASAN TEORI. manajemen sampai pengoperasian jalan (Sukirman 1994).

JURNAL ANALISIS KINERJA RUAS JALAN STUDI KASUS : JALAN WATURENGGONG DI KOTA DENPASAR

TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja atau tingkat pelayanan jalan menurut US-HCM adalah ukuran. Kinerja ruas jalan pada umumnya dapat dinyatakan dalam kecepatan,

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSETUJUAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN

ANALISIS KAPASITAS JALAN TERHADAP KEMACETAN

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JALAN PADA RUAS JALAN SETIABUDI SEMARANG. Laporan Tugas Akhir

Irvan Banuya NRP : Pembimbing : Ir. Silvia Sukirman FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG ABSTRAK

ANALISIS KINERJA JALAN KOTA METRO BERDASARKAN NILAI DERAJAT KEJENUHAN JALAN


III. METODOLOGI PENELITIAN. pengamatan untuk mengumpulkan data akan dilaksanakan pada hari Senin dan

KAJIAN PELAYANAN FUNGSI JALAN KOTA BOGOR SELATAN (Studi Kasus Ruas Jalan Bogor Selatan Zona B)

Pengaruh Variasi Nilai emp Sepeda Motor Terhadap Kinerja Ruas Jalan Raya Cilember-Raya Cibabat, Cimahi ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jalan. Ketika berkendara di dalam kota, orang dapat melihat bahwa kebanyakan

BAB III LANDASAN TEORI

KARAKTERISTIK LALU LINTAS DI SEPANJANG PINGGIRAN KOTA PONTIANAK TANPA MEDIAN JALAN ( JALAN SUNGAI RAYA DALAM )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. studi yakni Jl. Laksda Adisucipto Simpang Janti antara lain :

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN ANALISA. kondisi geometrik jalan secara langsung. Data geometrik ruas jalan Kalimalang. a. Sistem jaringan jalan : Kolektor sekunder

Tugas Akhir. Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Yang Diperlukan untuk Memperoleh Ijazah Sarjana Teknik. Disusun Oleh; FITRA WAHYUZAN

PENGARUH PARKIR BADAN JALAN TERHADAP KINERJA RUAS JALAN ( Studi Kasus Jalan Brigjen Katamso Tanjung Karang Pusat )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertujuan untuk bepergian menuju arah kebalikan (Rohani, 2010).

ANALISIS KINERJA JALAN PERKOTAAN STUDI KASUS RUAS JALAN HR. SOEBRANTAS KM 3 PEKANBARU

KAJIAN MANAJEMEN LALU LINTAS SEKITAR KAWASAN PASAR DAN RUKO LAWANG KABUPATEN MALANG

III. METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

KAJIAN LAJUR KHUSUS SEPEDA MOTOR PADA JALAN JEND. AHMAD YANI PONTIANAK Erick Putra Pratama 1), Teddy Ariyadi 2), Siti Mayuni 2) Abstrak Sepeda Motor adalah jenis Kendaraan yang dikenal memiliki mobilitas yang tinggi untuk bergerak, serta mampu memanfaatkan ruang yang relatif sempit untuk dapat dilalui. Kemudian, di dalam pergerakannya, sepeda motor cenderung tidak mengikuti lajur yang sama. Perilaku pergerakannya dapat digambarkan, dimana bagian jalan yang seharusnya dilalui oleh satu mobil ternyata hanya dilalui oleh 1 sepeda motor. Sehingga terjadi ruang kosong pada jalan yang seharusnya dapat efektif apabila dilalui oleh 1 mobil. Kondisi inilah yang membuat pergerakan kendaraan menjadi kurang efektif dan perlu penanganan yang baik untuk meningkatkan efektitas dari kinerja jalan Jend. Ahmad Yani Pontianak. Serta memfasilitasi keberadaan kendaraan sepeda motor ini di dalam berlalu lintas di ruas jalan Jend. Ahmad Yani Pontianak. Studi ini diawali dengan mengumpulkan data-data arus lalu lintas pada lajur lurus, persimpangan tiga jalan minor, dan U-turn. Pada Lajur Lurus di jalan Jend. Ahmad Yani Pontianak Pengambilan data dilakukan perlajur, dimana masing-masing lajur dihitung arus lalu lintasnya dimulai dari lajur paling kiri, lajur tengah dan lajur paling kanan. Pada persimpangan tiga jalan minor pengambilan data arus lalu lintas diambil untuk kondisi sepeda motor pada bagian lajur lurus sedangkan kendaraan ringan dan berat diambil pada saat arah masuk maupun keluar dari persimpangan menuju jalan Jend. Ahmad Yani Pontianak. Sedangkan pada U-Turn data arus lalu lintas yang diambil ialah sepeda motor yang berputar arah pada U-Turn dan kendaraan ringan dan berat yang berada pada lajur lurus. Dari semua data arus lalu lintas tersebut kemudian dihitung dan dianalisa perubahan yang terjadi sebelum dibuat lajur khusus sepeda motor dan setelah dibuat lajur khusus sepeda motor serta akibat yang terjadi pada persimpangan tiga jalan minor dan U-turn dengan parameter derajat kejenuhan kurang dari 0,8. Hasil-hasil yang diperoleh dari penelitian adalah sebagai berikut : 1) Tingkat Kinerja jalan Jend. Ahmad Yani Pontianak pada lajur lurus sebelum dibuatnya lajur khusus sepeda motor didapat sebesar 0,37 untuk lajur paling kiri, 0,96 untuk lajur tengah, 0,67 untuk lajur paling kanan. Dengan lebar masing-masing lajur 3,38 m untuk lajur paling kiri, 3,18 untuk lajur tengah, 3,28 untuk lajur paling kanan; 2) Setelah dibuatnya lajur khusus sepeda motor pada jalan Jend. Ahmad Yani Pontianak tingkat pelayanan pada lajur lurus paling kiri mejadi 0,71, pada lajur tengah 0,49, pada lajur paling kanan 0,49. Dengan lebar masing-masing lajur 4 m untuk lajur kiri, 2,87 m untuk lajut tengah, 2,87 m untuk lajur paling kanan. Sedangkan pada persimpangan tiga jalan minor besarnya nilai jalinan jalan diperoleh sebesar 100 m dengan derajat kejenuhan sebesar 0,77 untuk jalinan 1 arah masuk ke jalan Veteran dan 0,79 untuk jalinan 2 arah keluar menuju jalan Jend, Ahmad Yani Pontianak dan 120 m untuk U-turn dengan derajat kejenuhan sebesar 0,8 untuk jalinan 3. Kata Kunci: Sepeda Motor, Lajur Khusus, Lajur Lurus, Persimpangan tiga jalan minor, U-turn. 1. Alumni Prodi Teknik Sipil FT Untan 2. Dosen Prodi Teknik Sipil FT Untan 1

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan Jend. Ahmad Yani Pontianak merupakan ruas jalan arteri yang menjadi jalan pusat kota. Ruas Jalan Jend. Ahmad Yani Pontianak sendiri memiliki 6 lajur kendaraan dengan 2 arah serta dipisah dengan median. Dari tahun ke tahun perkembangan jalan Jend. Ahmad Yani Pontianak tidaklah mengalami peningkatan infrastruktur secara signifikan. Berbanding terbalik dengan Meningkatnya jumlah maupun pergerakan kendaraan bermotor. Dimana telah mempengaruhi karakteristik lalu lintas dan tingkat pelayanan jalan Jend. Ahmad Yani Pontianak. Di dalam perancangan jalan, geometrik, dan pengaturan lalu lintas harus ditetapkan sedemikian rupa sehingga jalan yang bersangkutan dapat memberikan pelayanan yang optimum kepada lalu lintas sebagaimana fungsi jalan tersebut direncanakan. Keberadaan kendaraan bermotor jelas memberi pengaruh terhadap kinerja jalan tidak terkecuali sepeda motor yang setiap tahunnya mengalami peningkatan jumlah pengendaran. 1.2 Perumusan Masalah Mengacu pada latar belakang yang di bahas sebelumnya, diperoleh perumusan masalah untuk mengatasi masalah tersebut, antara lain: 1. Melakukan pengamatan terhadap lajur-lajur yang dilewati kendaraan pada jalan Jend. Ahmad Yani Pontianak. 2. Melakukan pengamatan terhadap ruas jalan yang berhubungan dengan jalan Jend. Ahmad Yani Pontianak dan U-Turn yang ada pada ruas jalan Jend. Ahmad Yani Pontianak. 3. Melakukan pengkajian terhadap lajur khusus untuk pengendara sepeda motor yang melewati ruas jalan Jend. Ahmad Yani Pontianak dengan cara mengoptimalkan ruas lahan yang ada. Dalam hal ini penulis akan mencoba mengkaji ruas jalan Jend. Ahmad Yani Pontianak dengan mengambil beberapa titik sample untuk dilakukan pengkajian. 1.3 Tujuan Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah membuat suatu kajian untuk perencanaan lajur khusus kendaraan roda dua ( sepeda motor ) dengan kondisi mengoptimalkan ruas jalan yang ada, sehingga kinerja jalan Jend. Ahmad Yani Pontianak dapat lebih baik dan efektif. 1.4 Pembatasan Masalah Agar dalam penulisan ini lebih terarah dan tidak terlalu luas untuk dibahas, maka di buat pembatasan masalah pada hal-hal sebagai berikut : 1. Tulisan merupakan suatu kajian, bukan merupakan suatu perencanaan. 2. Kajian dilakukan pada jalan Jend. Ahmad Yani Pontianak dari arah simpang empat jalan KH. Ahmad Dahlan menuju Bundaran Untan. 3. Pada kajian ini tidak meninjau pertumbuhan kendaraan dan Perkerasan jalan. 4. Kondisi tinjau pada hari tertentu yaitu hari Sabtu, Minggu dan Senin serta waktu tinjauan dari pukul 06.00 18.00 WIB pada hari tersebut. 2

2. METODOLOGI 2.1 Metedeologi Survei Kajian ini dilakukan untuk mengetahui situasi dan kondisi nyata yang terjadi di lokasi kajian, agar dapat mengidentifikasi permasalahan yang terjadi dengan benar. Lokasi yang dipilih untuk masing-masing tinjauan yang memiliki arus serta aktivitas lalu lintas kendaran yang besar. Lokasi yang ditinjau adalah: a. 1 titik tinjauan pada bagian ruas Jalan Jend. Ahmad Yani Pontianak. b. 1 titik tinjauan U-Turn pada Jalan Jend. Ahmad Yani Pontianak. c. 1 titik tinjauan persimpangan tiga jalan minor pada jalan Jend. Ahmad Yani Pontianak. d. Tinjauan Tata Guna Lahan Setempat 2.2 Tujuan Survei Adapun tujuan survei yang dilakukan dalam studi ini adalah untuk mendapatkan data primer yang diperlukan, berdasarkan fakta-fakta yang tampak dan sebagaimana adanya, sehingga diharapkan akan mendapatkan gambaran yang jelas mengenai volume lalu lintas dan data geometrik jalan yang selanjutnya digunakan dalam perencanaan. 2.3 Tempat dan Waktu Survei Lokasi survei pada sepanjang jalan Jend. Ahmad Yani Pontianak dan jalan yang berhubungan dengan jalan Jend. Ahmad Yani Pontianak serta U- Turn yang ada disepanjang Jalan Jend. Ahmad Yani Pontianak. Pola arus lalu lintas yang diharapkan atau disurvei adalah pola arus dengan pergerakan sebagai berikut: 1 titik tinjauan pada bagian ruas jalan Jend. Ahmad Yani Pontianak yaitu : Didepan Ayani Megamall Pontianak 1 titik tinjauan jalan yang berhubungan dengan jalan Jend. Ahmad Yani Pontianak yaitu : Jalan Veteran arah masuk ke jalan Veteran maupun arah keluar menuju jalan Jend. Ahmad Yani Pontianak ) 1 titik tinjauan U-Turn yang ada disepanjang jalan Jend. Ahmad Yani Pontianak sampai Bundaran Untan yaitu : U-Turn di depan GOR Pontianak Survei volume lalu lintas direncanakan dilakukan selama 3 (empat) hari yaitu sabtu, minggu, dan senin. Survei dilakukan dari pukul 06.00 sampai dengan pukul 18.00. Pada hari sabtu (diambil hari sabtu berdasarkan pada hari sabtu ini merupakan hari libur untuk pegawai negeri/swasta dan hari sabtu juga hari akhir pekan sehingga terjadi pergerakan lalu lintas yang berbeda), minggu (diambil hari minggu berdasarkan hari minggu merupakan hari libur), dan senin (diambil hari senin karena hari senin dianggap sama dengan hari selasa, rabu, kamis, dan jum at yang merupakan hari kerja ). 2.4 Metode Survei Survei dilakukan dengan cara manual menggunakan hand tally counter. 2.5 Alat Pengumpul Data Dalam kegiatan survei volume lalu lintas digunakan peralatan seperti formulir isian, alat tulis, jam tangan, dan 3

hand tally counter. Untuk mendapatkan data volume lalu lintas, ditempatkan dua pos pencatatan induk ditempatkan pada ruas jalan Jend. Ahmad Yani Pontianak, jalan yang berhubungan dengan jalan Jend. Ahmad Yani Pontianak dan U- Turn.Masing-masing pos beranggotakan 2 sampai 3 orang. 3. DATA DAN ANALISA DATA 3.1 Kondisi Umum Daerah Studi Jalan Jend. Ahmad Yani Pontianak merupakan jalan yang berada di pusat kota, dan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menunjang kegiatan masyarakat di Kota Pontianak. 3.2 Data Geometrik Data geometrik jalan Jend. Ahmad Yani Pontianak dapat dilihat pada tabel 4.1 dan gambar 4.1 berikut ini : Tabel 3.1 Data Geometrik Jalan Nama Jalan Jalan Jend. Ahmad Yani Pontianak Lebar Tipe Lebar Lebar Lebar jalan Jalan lajur jalur median (m) (m) (m) (m) 3,38 3,18 9,84 19,02 6/2D 3,28 2,88 6,4 3,62 9,18 2,68 Gambar 3.1 Gambar Potongan Melintang jalan Jend. Ahmad 4

4. RANCANGAN LAJUR KHUSUS SEPEDA MOTOR 4.1 Analisa Volume Lalu Lintas Dari data arus lalu lintas dari selama 12 jam dari 3 hari, dapat dihitung arus lalu lintas menjadi satuan mobil penumpang (smp). Besaran nilai emp yang diambil berdasarkan jumlah kendaraan selama 1 jam yang diambil dari data arus lalu lintas selama pengamatan langsung dilapangan. Contoh perhitungan arus lalu lintas kendaraan dari kendaraan/jam menjadi satuan mobil penumpang yang mengacu pada ekivalensi mobil penumpang (Emp) sebagai berikut : - Sepeda Motor (MC) : 1397 x 0,25 = 349 smp/jam - Kendaraan Ringan (LV) : 25 x 1 = 25 smp/jam - Kendaraan Berat (HV) : 6 x 1,2 = 7 smp/jam 4.2 Analisa Hambatan Samping Untuk mengetahui besaran tingkat hambatan samping Jalan Jend. Ahmad Yani Pontianak pada tahun 2014, dapat dianalisa dari beberapa jenis hambatan samping yang mempengaruhi kinerja jalan seperti : Pejalan kaki Kendaraan berhenti Kendaraan lambat (misalnya becak dan sepeda) Kendaraan keluar dan masuk dari lahan samping jalan Dalam menentukan kelas hambatan samping dilihat keempat hal yang mempengaruhi hambatan samping dalam kejadian per 200 meter setiap jam. Kemudian data hambatan samping per 200 meter di rata-ratakan. Pada kajian studi ini tidak memperhitungkan besaran hambatan samping pada jalan Jend. Ahmad Yani Pontianak, namun berdasarkan analisa dari pengamatan langsung dilapangan frekuensi berbobot hambatan samping pada jalan Jend. Ahmad Yani Pontianak masuk dalam kelas hambatan samping Rendah (L) yaitu Daerah Pemukiman, Beberapa angkutan umun dsb. 4.3 Kinerja Jalan Jend. Ahmad Yani Pontianak Pada Lajur Lurus 4.3.1 Analisa Tingkat Kinerja Jalan Existing Untuk mengetahui tingkat kinerja lalu lintas Jalan Jend. Ahmad Yani Pontianak sebelum dan sesudah di bangunnya lajur khusus sepeda motor, analisa dilakukan pada periode jam puncak arus lalu lintas. Hasil analisa dari tingkat kinerja jalan Jend. Ahmad Yani Pontianak terbagi dalam tiga lajur kendaraan. Perhitungan tingkat kinerja jalan untuk kondisi lalu lintas pada sebelum dan sesudah dibangunnya lajur khusus sepeda motor, dapat dilihat pada perhitungan berikut ini : 1. Analisa Perhitungan Kinerja Jalan Jend. Ahmad Yani Pontianak. - Volume puncak lalu lintas Q1 = 567 smp/jam. - Untuk analisa kapasitas didapat dari: Kapasitas dasar untuk enam lajur terbagi dua arah Co = 1650 (smp/jam). - FCw = faktor penyesuaian lebar lajur lalu lintas untuk enam lajur tak terbagi dengan dua arah, dengan lebar jalur lalu lintas efektif (Wc) = 3,38 m, didapat nilai = 0,98. - FCsp = faktor penyesuaian pemisah arah berdasarkan kondisi volume lalu lintas, dimana pemisah arah untuk 5

Jalan Jend. Ahmad Yani Pontianak lebar 50 50 sehingga didapat nilai = 1,00. - FCsf = faktor penyesuaian hambatan samping, untuk jalan dengan hambatan samping rendah perlu disesuaikan dengan faktor penyesuaian kapasitas untuk jalan enam lajur dapat ditentukandengan menggunakan nilai FCsf untuk jalan empat mengalikannya, (1650 x 0,98 x 1,00 x 1,02 x 0,94) = 1550 smp/jam, sehingga didapat kapasitas sebesar 1550 smp/jam. Untuk (Derajat Kejenuhan) didapat dari arus Puncak (Q) dibagi dengan kapasitas (C). Menurut C. Jotin Khisty dalam Tabel 4.1Tingkat Kinerja Jalan pada Jalan Ahmad Yani Pontianak Sebelum Dibangun Lajur Khusus Sepeda Motor No. Segmen Tipe Jalan C Q L (smp/jam) (smp/jam) (m) 1 Lajur Lurus Lajur Paling Kiri 1550 567 3,38 0,37 2 Lajur Lurus Lajur Tengah 1503 1448 3,18 0,96 3 Lajur Lurus Lajur Paling Kanan 1519 1024 3,28 0,67 (sumber: analisa,2014) lajur yang diberikan sehingga didapat nilai = 1,02. - FCcs = faktor penyesuaian untuk ukuran kota, dengan jumlah penduduk 0,5 1,0 juta jiwa didapat nilai = 0,94. Dari nilai-nilai tersebut kita dapat memperoleh nilai kapasitas dengan 4.3.2 Analisa Perhitungan Tingkat Kinerja Jalan pada Jalan Jend. Ahmad Yani Pontianak setelah dibuat lajur khusus sepeda motor. Dari nilai-nilai tersebut kita dapat memperoleh nilai kapasitas dengan mengalikannya, (1650 x 0,98 x 1,00 x 1,02 x 0,94) = 1550 smp/jam, sehingga didapat kapasitas sebesar 1550 smp/jam. bukunya Dasar-Dasar Rekayasa Transportasi Jilid I, untuk Derajat Kejenuhan 0,37 masuk kedalam kriteria tingkat pelayanan A yaitu arus bebas, volume rendah dan kecepatan tinggi dapat memilih kecepatan yang dikehendaki Untuk (Derajat Kejenuhan) didapat dari arus Puncak (Q) dibagi dengan kapasitas (C). Menurut C. Jotin Khisty dalam bukunya Dasar-Dasar Rekayasa Transportasi Jilid I, untuk Derajat Kejenuhan 0,97 masuk kedalam kriteria tingkat pelayanan E yaitu arus tidak stabil, kecepatan rendah yang berbedabeda, volume mendekati kapasitas. 6

Tabel 4.2 Tingkat Kinerja Jalan pada Jalan Ahmad Yani Pontianak Setelah Dibangun Lajur Khusus Sepeda Motor No. Segmen Tipe Jalan C Q L (smp/jam) (smp/jam) (m) 1 Lajur Lurus Lajur Paling Kiri 1550 1498 3,38 0,97 2 Lajur Lurus Lajur Tengah 1503 771 3,18 0,51 3 Lajur Lurus Lajur Paling Kanan 1519 771 3,28 0,51 (sumber: analisa,2014) Dari hasil perhitungan di atas untuk kondisi sebelum dan setelah dibuat lajur khusus sepeda motor di jalan Ahmad Yani Pontiank tingkat kinerja jalan tidak sesuai dengan yang disyaratkan oleh MKJI untuk jalan perkotaan yang derajat kejenuhan nya mencapai 0,97. Maka diperlukan manajemen dan rekayasa lalu lintas di Jalan Jend. Ahmad Yani Pontianak. Untuk mengatasi permasalahan yang ditimbulkan oleh pembangunan lajur khusus sepeda motor maka dibuatlah alternatif manajemen dan rekayasa lalu lintas pemecahan masalah agar tidak mengganggu beroperasinya Lajur khusus sepeda motor. 4.3.3 Alternatif Manajemen Lalu Lintas di Jalan Jend. Ahmad Yani Pontianak setelah dibuat lajur khusus sepeda motor. Volume lalu lintas yang terjadi di Jalan Jend. Ahmad Yani Pontianak melebihi kapasitas jalan yang sudah ada, maka dari itu dilakukan penelitian untuk menangani permasalahan yang terjadi. Penanganan yang dilakukan meliputi manajemen lalu lintas dan rekayasa lalu lintas menurut Peraturan Pemerintah no.32 tahun 2011 dan Pedoman Penanganan Praktis Kemacetan di jalan Perkotaan. 4.3.3.1 Manajemen Lalu Lintas Mengubah lebar lajur kiri menjadi 4,00 m, lajur tengah 2,87 m dan lajur kanan menjadi 2,87 m. Analisa perhitungan tingkat kinerja jalan Jend. Ahmad Yani Pontianak dengan menerapkan manajeman lalu lintas yang baru, sebagai berikut: Dari nilai-nilai tersebut kita dapat memperoleh nilai kapasitas dengan mengalikannya, (1650 x 1,08 x 1,00 x 1,02 x 0,94) = 1709 smp/jam, sehingga didapat kapasitas sebesar 7083 smp/jam. Untuk (Derajat Kejenuhan) didapat dari arus Puncak (Q) dibagi dengan kapasitas (C). Menurut C. Jotin Khisty dalam bukunya Dasar-Dasar Rekayasa Transportasi Jilid I, untuk Derajat Kejenuhan 0,88 masuk kedalam kriteria tingkat pelayanan D yaitu Mendekati arus stabil, kecepatan rendah. 7

Tabel 4.3 Tingkat Kinerja Jalan pada Jalan Ahmad Yani Pontianak Setelah Dibangun Lajur Khusus Sepeda Motor Tingkat Kepadatan 1 No. Segmen Tipe Jalan C Q L (smp/jam) (smp/jam) (m) 1 Lajur Lurus Lajur Paling Kiri 1709 1498 4,00 0,88 2 Lajur Lurus Lajur Tengah 1455 771 2,87 0,53 3 Lajur Lurus Lajur Paling Kanan 1455 771 2,87 0,53 (sumber: analisa,2014) Tabel 4.4 Tingkat Kinerja Jalan pada Jalan Ahmad Yani Pontianak Setelah Dibangun Lajur Khusus Sepeda Motor Tingkat Kepadatan 2 C Q L No. Segmen Tipe Jalan (smp/jam) (smp/jam) (m) 1 Lajur Lurus Lajur Paling Kiri 1709 1102 4,00 0,65 2 Lajur Lurus Lajur Tengah 1455 883 2,87 0,61 3 Lajur Lurus Lajur Paling Kanan 1455 883 2,87 0,61 (sumber: analisa,2014) Tabel 4.5 Tingkat Kinerja Jalan pada Jalan Ahmad Yani Pontianak Setelah Dibangun Lajur Khusus Sepeda Motor Tingkat Kepadatan 3 No. Segmen Tipe Jalan C Q L (smp/jam) (smp/jam) (m) 1 Lajur Lurus Lajur Paling Kiri 1709 974 4,00 0,57 2 Lajur Lurus Lajur Tengah 1455 886 2,87 0,61 3 Lajur Lurus Lajur Paling Kanan 1455 886 2,87 0,61 (sumber: analisa,2014) Tabel 4.6 Tingkat Kinerja Jalan pada Jalan Ahmad Yani Pontianak Setelah Dibangun Lajur Khusus Sepeda Motor Tingkat Kepadatan 4 C Q L No. Segmen Tipe Jalan (smp/jam) (smp/jam) (m) 1 Lajur Lurus Lajur Paling Kiri 1709 1219 4,00 0,71 2 Lajur Lurus Lajur Tengah 1455 706 2,87 0,49 3 Lajur Lurus Lajur Paling Kanan 1455 706 2,87 0,49 8

Kajian Lajur Khusus Sepeda Motor Pada Jalan Jend. Ahmad Yani Pontianak (Erick Putra Pratama, Teddy Ariyadi, Siti Mayuni) 4.4 Rancangan Akibat Lajur Khusus Sepeda Motor 4.4.1 Pola Arus Pada Persimpangan Tiga Jalan Minor Adapun pola arus lalu lintas kendaraan yang akan direncanakan adalah pola untuk Persimpangan Tiga Jalan Minor jalan Veteran yang berhubungan dengan jalan Jend. Ahmad Yani Pontianak. Pada Persimpangan Tiga Jalan Minor, arus lalu lintas dibagi menjadi 2 (dua) buah jalinan tunggal. Bagian jalinan diperoleh dengan cara menentukan terlebih dahulu arus lalu lintas kendaraan yang melewati persimpangan baik yang terjalin maupun Gambar 4.1 Bagian Jalinan Persimpangan Tiga Jalan Minor yang tidak terjalin seperti pada gambar 4.1 berikut. Gambar 4.1 Bagian Jalinan Persimpangan Tiga Jalan Minor Berikut hasil perhitungan parameter geometrik bagian jalinan,kapasitas, dan perilaku lalu lintas jalinan 1 dan jalinan 2 : Tabel 4.7 Parameter Geometrik Bagian Jalinan, Kapasitas, dan Perilaku Lalu Lintas Jalinan 1 Parameter Geometrik Jam Sibuk Lebar Masuk W a W b Lebar Masuk Ratarata W E 1 6 4 5 10 0.50 2 6 4 5 10 0.50 3 6 4 5 10 0.50 4 6 4 5 10 0.50 Lebar Jalinan W W E /W w Panjang Jalinan L w W w /L w w 100 100 100 100 0.10 0.10 0.10 0.10 KAPASITAS PERILAKU LALU LINTAS W w P W E /W w w W w /L w Kapasitas Dasar C o (Smp/Jam) Sebenarnya C (Smp/Jam) Ukuran Kota F cs Lingkungan Jalan F RSU Arus Bagian Jalinan Q (Smp/Jam) Derajat Kejenuhan 2694 1.84 0.82 0.84 3403 3039 0.94 0.95 2340 0.77 2694 1.84 0.82 0.84 3403 3039 0.94 0.95 2319 0.76 2694 1.84 0.82 0.84 3403 3039 0.94 0.95 2362 0.78 2694 1.84 0.82 0.84 3403 3039 0.94 0.95 2364 0.78 9

Tabel 4.8 Parameter Geometrik Bagian Jalinan, Kapasitas, dan Perilaku Lalu Lintas Jalinan 2 Parameter Geometrik Jam Sibuk Lebar Masuk W a W b Lebar Masuk Ratarata W E 1 6 4 5 10 0.50 2 6 4 5 10 0.50 3 6 4 5 10 0.50 4 6 4 5 10 0.50 Lebar Jalinan W w W E /W w Panjang Jalinan L w W w /L w 100 0.10 100 0.10 100 0.10 100 0.10 KAPASITAS PERILAKU LALU LINTAS W w P W E /W w w W w /L w Kapasitas Dasar C o (Smp/Jam) Sebenarnya C (Smp/Jam) Ukuran Kota F cs Lingkungan Jalan F RSU Arus Bagian Jalinan Q (Smp/Jam) Derajat Kejenuhan 2694 1.84 0.82 0.84 3403 3039 0.94 0.95 2409 0.79 2694 1.84 0.82 0.84 3403 3039 0.94 0.95 2319 0.76 2694 1.84 0.82 0.84 3403 3039 0.94 0.95 2343 0.77 2694 1.84 0.82 0.84 3403 3039 0.94 0.95 2121 0.70 4.4.2 Pola Arus Pada U-Turn Perhitungan besaran jalinan pada U-Turn yang diakibatkan dibangunnya lajur khusus sepeda motor. Perhitungan dilakukan untuk mengetahui besaran jalinan jalan yang aman dalam bermanuver untuk sepeda motor keluar dari lajur khususnya dan berpindah keruas jalan yang dilalui kendaraan ringan dan berat menuju U- Turn untuk berpindah keruas jalan dengan arah yang berbeda. Pada U-Turn, arus lalu lintas yang menjalin hanya 1 (satu) buah jalinan tunggal. Bagian jalinan diperoleh dengan cara menentukan terlebih dahulu arus lalu lintas kendaraan yang melewati U-Turn baik yang terjalin maupun yang tidak terjalin seperti pada gambar 5.2 berikut. Gambar 4.2 Bagian Jalinan Pada U-Turn Pada gambar 5.2 hanya terdapat 1 jalinan tunggal yaitu sepeda motor yang keluar dari lajur khusus yang ingin menuju ke U-Turn. Dimana sepeda motor harus memotong pergerakan kendaraan ringan dan berat yang melewati ruas jalan Jend Ahmad Yani Pontianak. Berdasarkan uraian diatas perlu diperhitungkan besaran jalinan jalan 10

untuk kemudahan dan keamanan manuver sepeda motor dalam memotong pergerakan kendaraan ringan dan berat yang berada pada ruas jalan Jend. Ahmad Yani Pontianak. Berikut hasil perhitungan parameter geometrik bagian jalinan,kapasitas, dan perilaku lalu lintas jalinan 3 : Tabel 4.9 Parameter Geometrik Bagian Jalinan, Kapasitas, dan Perilaku Lalu Lintas Jalinan 3 Parameter Geometrik Jam Sibuk Lebar Masuk W a W b Lebar Masuk Ratarata W E 1 4 6 5 10 0.50 2 4 6 5 10 0.50 3 4 6 5 10 0.50 4 4 6 5 10 0.50 Lebar Jalinan W w W E /W w Panjang Jalinan L w W w /L w 120 0.08 120 0.08 120 0.08 120 0.08 KAPASITAS PERILAKU LALU LINTAS W w P W E /W w w W w /L w Kapasitas Dasar C o (Smp/Jam) Sebenarnya C (Smp/Jam) Ukuran Kota F cs Lingkungan Jalan F RSU Arus Bagian Jalinan Q (Smp/Jam) Derajat Kejenuhan 2694 1.84 0.82 0.87 3498 3124 0.94 0.95 2409 0.80 2694 1.84 0.82 0.87 3498 3124 0.94 0.95 2185 0.70 2694 1.84 0.82 0.87 3498 3124 0.94 0.95 2220 0.71 2694 1.84 0.82 0.87 3498 3124 0.94 0.95 2210 0.71 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil studi yang telah dilakukan dan memperhatikan hasil-hasil analisa data, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Untuk lajur tengah yang merupakan lajur untuk kendaraan ringan dan berat besaran kinerja jalan mengalami penurunan menjadi 0,49 dimana sebelumnya besaran kinerja jalan 0,96 setelah dibuat lajur khusus sepeda motor. 2. Untuk lajur khusus sepeda motor dibuat lebih lebar yaitu 4m dengan kinerja lalu lintas sebesar 0,71. 3. Besaran bukaan pencapaian untuk masuk maupun keluar kendaraan disesuaikan dengan kondisi lingkungan bangunan sekitar. 4. Kinerja lalu lintas pada saat sebelum dibuat lajur khusus sepeda motor sebesar 0,37 untuk lajur kiri, 0,96 untuk lajur tengah, dan 0,67 untuk lajur kanan sedangkan kinerja lalu lintas setelah dibuat lajur khusus sepeda motor sebesar 0,71 untuk lajur kiri, 0,49 untuk lajur tengah, 0,49 untuk lajur kanan. 5.2. Saran 1. Perencanaan lajur khusus sepeda motor dapat diterapkan pada jalan Jend. Ahmad Yani Pontianak. 11

2. Bukaan pada lajur sepeda motor sebaiknya dibuat sesuai kebutuhan tata guna lahan di sekitar lingkungan 3. Bukaan harus disesuakan dengan putaran U-turn sehingga disaat sepeda motor menjalin untuk berpindah lajur dapat dilakukan dengan aman. 4. Perlunya pemasangan ramburambu lalu lintas pendukung didalam penerapan lajur khusus sepeda motor pada jalan Jend. Ahmad Yani Pontianak. Listiawati, H. 2005. Pengaruh U-turn Terhadap Karakteristik Arus Lalu Lintas Di Ruas Jalan Kota Palu. Jurnal SMARTek, Vol. 3, No. 3. Hlm. 146-159 Munawar, A. 2004. Manajemen Lalu Lintas Perkotaan. Jogjakarta: Beta Offset. Wells, G. R. 1985. Rekayasa Lalu Lintas. Diterjemahkan oleh Suwardjoko Warpani. Jakarta: Bharatara Karya Aksara. DAFTAR PUSTAKA Departemen, P. U., dan Bina Karya, P. T., (Persero). 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Indonesia: Departemen PU. Dirjen Bina Marga. Fakultas Teknik. 2012. Pedoman Penulisan Skripsi. Pontianak: Universitas Tanjungpura. Idris, Muhammad. 2010. Kriteria Lajur Sepeda Motor Untuk Ruas Jalan Arteri Sekunder. Bandung: Pustlitbang Jalan dan Jembatan Ismurdianto, Teddy. 2013. Rencana Alternatif Geometrik Persimpangan Jalan Jenderal Ahmad Yani, Jalan Daya Nasional, Dan Jalan Prof. Dr. H. Hadari Nawawi Kota Pontianak. Tugas Akhir. Pontianak : Fakultas Teknik Universitas Tanjung Pura. Khisty, C. J., dan Lall, B. K. 2005. Dasar-dasar Rekayasa Transportasi. Diterjemahkan oleh Fidel Miro. Jakarta: Erlangga 12