BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Raden Ayu Mantri guru, Den Bei Mantri gudang, Den Ayu Mantri gudang, Mantri Guru Kedungwuni, Istri Mantri Guru, Kerta, Kasna dan Salijem.

BAB I PENDAHULUAN. tutur. Kegiatan berinteraksi antara penutur dan mitra tutur dapat berupa dialog

BAB 1 PENDAHULUAN. wajib untuk Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Dasar. Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. interaksi sosial antara orang satu dengan yang lainnya. Dalam. komunikasi dibutuhkan alat komunikasi agar hubungan antarmanusia

BAB I PENDAHULUAN. interaksi jual-beli. Hal ini dapat ditemukan dalam setiap transaksi jual-beli di

BAB 1 PENDAHULUAN. Prinsip kerja..., Ratih Suryani, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pendapat dari seorang penutur kepada mitra tutur. mengemukakan pendapat, yang perlu diperhatikan bukan hanya kebahasaan

BAB I PENDAHULUAN. penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya. Menurut Kridalaksana

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Wujud pragmatik imperatif dipilih sebagai topik kajian penelitian ini karena di dalam kajian dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kartun sebagai bentuk komunikasi grafis yang menggunakan

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia karena bahasa adalah milik

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi baik secara lisan maupun tertulis.

BAB 6 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. tulis dalam berkomunikasi. Menurut Arifin (2000: 3), dalam wacana lisan,

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1. Kita harus melaporkan kejadian itu besok, tetapi mereka sekarang tidak berada di sini.

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena kurangnya minat dan motivasi belajar bahasa Jawa. lingkungan sekolah maupun luar sekolah.

I. PENDAHULUAN. komunikasi, melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan (berkomunikasi)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk sosial, di dalam dirinya

BAB I PENDAHULUAN. merupakan produk dari suatu kalimat dalam kondisi tertentu dan. wacana. Tindak tutur dapat pula disebut tindak ujar.

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan komponen terpenting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. dari kelompok bermain (0-4 tahun) dan Taman Kanak-kanak (4-6 tahun).

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dan situasi tidak resmi akan memberikan kesan menghormati terhadap keadaan sekitar.

BAB I PENDAHULUAN. Sastra tumbuh, hidup, dan berkembang seiring dengan kemajuan peradaban

I. PENDAHULUAN. Bagian pendahuluan dalam tesis ini terdiri dari, latar belakang yang berisi hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. Berbahasa merupakan aktivitas sosial bagi manusia. Seperti aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. mengkaji makna dalam hubungannya dengan situasi-situasi ujar.

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa kepaduan atau rasa kohesi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial manusia memerlukan alat komunikasi antar

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Rapat sudah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari. Rasanya tidak

BAB III METODE PENELITIAN. Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk. konvensi (kesepakatan) dari masyarakat pemakai bahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan lainnya. Manusia pasti menggunakan bahasa untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dapat digunakan manusia dalam menyampaikan ide, gagasan,

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 ANALISIS PRAANGGAPAN DALAM NOVEL NEGERI DI UJUNG TANDUK DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang ikut berperan dalam usaha pembentukan siswa atau peserta

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki fungsi yang terpenting yaitu sebagai alat komunikasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Manusia memerlukan bahasa sebagai alat komunikasi. Bahasa

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN EKSPRESIF PADA WACANA PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SUSILO BAMBANG YUDHOYONO MASA JABATAN SKRIPSI

STANDAR ISI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL BAHASA JAWA SD/SDLB/MI PROVINSI JAWA TENGAH

I. PENDAHULUAN. penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi sehingga bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekelilingnya. Menurut Oemarjati dalam Milawati (2011: 1) tujuan pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seseorang maka semakin besar kesempatan untuk meraih sukses hidup di

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan pendapat, gagasan, atau ide yang sedang mereka. muka bumi ini harus diawali dengan bahasa.

I. PENDAHULUAN. Manusia umumnya mempunyai bidang keahlian untuk menunjang kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk

DAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian... 31

PENGEMBANGAN PERENCANAAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAHASA DI SD BERBASIS BUDAYA LOKAL. Oleh Supartinah, M.Hum.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sesuai dengan norma norma dan nilai nilai sosial dan saling

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat yang gemar membaca memperoleh pengetahuan dan wawasan baru. menjawab tantangan hidup pada masa-masa mendatang.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

SILABUS MATA PELAJARAN : BAHASA JAWA

BAB I PENDAHULUAN. Suatu implikasi dari sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928,

keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada (Yamin, 2010:64). Tetapi terkadang dalam

I. PENDAHULUAN. Proses tersebut dapat ditemukan dalam lingkungan yang paling kecil,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan bahasa yang digunakan dalam kelompok terebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. mengadakan akumulasi data dasar. Metode penelitian deskriptif kualitatif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ide, gagasan, isi pikiran, maksud, realitas dan sebagainya. mengingat jumlah bahasa atau variabel bahasa yang digunakan.

I. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku manusia dengan adanya norma-norma tertentu yang harus

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu bagian penting dalam interaksi sosial manusia adalah komunikasi

KENDALA DAN SOLUSI PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI BERDASARKAN KTSP PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 SELOGIRI Tahun Ajaran 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial diharuskan saling berkomunikasi dan

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA DI KALANGAN MAHASISWA DALAM BERINTERAKSI DENGAN DOSEN DAN KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi keinginannya sebagai mahluk sosial yang saling berhubungan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA WACANA OPERA VAN JAVA DI TRANS 7

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama anak, tempat anak meniru

I. PENDAHULUAN. universal. Anderson dalam Tarigan (1972:35) juga mengemukakan bahwa salah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam percakapan sehari-hari di sekolah, siswa lebih banyak menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Oleh karena itu, kemampuan menguasai bahasa Indonesia sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbahasa adalah aktivitas sosial. Seperti halnya aktivitas-aktivitas sosial

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu kebutuhan manusia, sehingga memegang. pada keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Oleh : Wahyu Sriastuti program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa

Transkripsi:

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Dalam penelitian ini dapat disimpulkan dua hal yang merupakan jawaban dari perumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya. Simpulan dari penelitian ini dapat dilihat pada uraian berikut: 1. Dalam analisis yang dilakukan, wujud kesantunan dalam buku cerita rakyat Andhe-andhe Lumut karya Sunjaya, adalah: (a) tindak tutur asertif; (b) tindak tutur direktif; dan (c) tindak tutur ekspresif. Sebagian besar tuturan di dalam buku cerita ini adalah tuturan yang sangat santun yakni dalam wujud tindak tutur direktif. Hal ini dikarenakan sebagian besar tuturan yang dilakukan oleh penutur meminta tanggapan dari mitra tutur. 2. Relevansi cerita rakyat Andhe-andhe Lumut karya Sunjaya sebagai materi ajar memahami cerita rakyat siswa kelas VII SMP, yaitu (1) terdapat kesesuaian isi cerita sebagai materi pembelajaran apresiasi sastra, khususnya memahami cerita rakyat; (2) berdasarkan data hasil analisis kurikulum, cerita rakyat menjadi bagian dari kompetensi dasar siswa kelas VII SMP yang harus dicapai dalam kurikulum 2013; (3) mengacu pada aspek bahasa, psikologi dan latar belakang budaya, cerita ini sesuai dengan kemampuan siswa pada tahap pengajaran di jenjang SMP; (4) mengacu pada data hasil wawancara dari informan mengenai kesantunan berbahasa dan relevansi cerita rakyat Andhe-andhe Lumut karya Sunjaya sebagai materi ajar, dapat membuktikan bahwa cerita tersebut dapat digunakan sebagai alternatif materi pembelajaran apresiasi sastra, khususnya memahami cerita rakyat siswa kelas VII SMP. B. Implikasi Berdasarkan simpulan di atas, penelitian ini dapat memperkaya hasil penelitian kualitatif deskriptif bahasa, khususnya yang berkaitan dengan analisis kesantunan dan relevansinya sebagai materi ajar di SMP. Penelitian ini melakukan pengkajian terhadap buku cerita rakyat berjudul Analisis Kesantunan dalam Cerita Rakyat Andhe-Andhe Lumut Karya Sunjaya dan Relevansinya sebagai 207

208 Materi Ajar Memahami Cerita Rakyat Siswa Kelas VII SMP (Suatu Kajian Pragmatik). Hasil penelitian ini memiliki implikasi teoretis, dan implikasi praktis. Implikasi teoretis penelitian ini adalah mengingat di dalam cerita rakyat Andhe-andhe Lumut karya Sunjaya terdapat kalimat yang kurang santun, maka guru harus memberikan penjelasan kepada siswa mengenai unggah-ungguh bahasa Jawa yang baik dan benar. Hal ini dikarenakan materi dalam pengajaran apresiasi sastra khususnya memahami cerita rakyat tidak hanya sebatas guru memberikan materi cerita rakyat dan unsur-unsur pembangunnya, akan tetapi juga memberikan pemahaman mengenai penggunaan bahasa Jawa yang baik dan benar yang diajarkan sesuai dengan beberapa aspek pembelajaran. Selain menjelaskan mengenai hal tersebut, guru juga harus membimbing siswa menganalisis konteks cerita, sehingga antara konteks dan penerapan unggah-ungguh dapat saling disesuaikan. Berdasarkan hasil penelitian, di dalam cerita rakyat Andhe-andhe Lumut juga ditemukan beberapa kata-kata sulit. Oleh karena itu, guru seharusnya mengarahkan siswa untuk menemukan arti kata-kata sulit tersebut, dengan menggunakan kamus maupun metode pembelajaran yang lain dengan maksud mempermudah siswa untuk memahami isi teks cerita rakyat. Mengacu pada hasil wawancara, dapat dikatakan bahwa cerita rakyat Andhe-andhe Lumut adalah salah satu cerita rakyat yang menarik, akan tetapi ada nilai-nilai yang belum dapat diterima oleh siswa. Oleh karena itu, guru sebaiknya memberi arahan kepada siswa dengan bahasa yang mudah dimengerti dan pantas diterima oleh mereka. Penting bagi guru untuk memberikan penjelasan mengenai kesantunan berbahasa Jawa, serta pemaknaan terhadap peristiwa yang terdapat dalam cerita Andhe-andhe Lumut sehingga diharapkan tidak akan terjadi kesalahan pemaknaan oleh siswa. Hal tersebut bertujuan agar siswa mengerti apa yang pantas ditiru dan tidak dari cerita rakyat Andhe-andhe Lumut tersebut. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai langkah awal meneliti lebih lanjut tentang kesantunan berbahasa di dalam sebuah cerita tradisional yaitu cerita rakyat. Selain itu, setidaknya dengan penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang berarti dan tambahan ilmu bagi peneliti lain yang berminat untuk mengembangkan lebih lanjut mengenai kesantunan berbahasa di dalam cerita

209 rakyat dan relevansi cerita tersebut sebagai materi ajar. Hal ini dikarenakan kajian mengenai kesantunan berbahasa melibatkan bayak teori dan pengetahuan mengenai kehidupan. Berdasarkan pemaparan di atas maka penelitian ini dapat memperluas wawasan siswa bahkan mahasiswa terhadap cerita rakyat Andheandhe Lumut yang dapat dijadikan sebagai materi pembelajaran. Implikasi praktis penelitian ini adalah berdasarkan hasil penelitian, dapat dikatakan bahwa cerita rakyat Andhe-andhe Lumut termasuk cerita yang jarang digunakan untuk materi siswa kelas VII SMP, maka hasil penelitian ini dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh guru dan siswa sebagai materi pembelajaran apresiasi sastra Jawa berupa cerita rakyat. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa, cerita rakyat Andhe-andhe Lumut merupakan salah satu cerita rakyat yang menarik, sehingga minat siswa dalam mengikuti pembelajaran akan tinggi. Pembelajaran mengenai unggah-ungguh basa menjadi lebih menarik dan efektif karena disajikan di dalam pembelajaran apresiasi sastra. Cerita rakyat Andheandhe Lumut terdiri dari banyak dialog, sehingga dari dialog tersebut dapat dianalisis unggah-ungguh bahasanya. Selain itu, cerita tersebut berlatar istana sentris, sehingga menggunakan bahasa Jawa ngoko dan krama. Pembelajaran mengenai unggah-ungguh basa dapat lebih mudah untuk dipahami karena siswa dapat secara langsung mengetahui penerapan unggah-ungguh basa yang baik dan benar. Siswa akan lebih mudah memahami apabila secara langsung menganalisis dan mengetahui penerapan unggah-ungguh basa dalam dialog dari buku cerita rakyat Andhe-andhe Lumut tersebut. Adanya narasi yang selalu menyertai dialog dapat dijadikan landasan untuk menganalisis penggunaan unggah-ungguh basa yang harus disesuaikan dengan konteks ceritanya. Kesantunan berbahasa dalam cerita rakyat yang disajikan dalam pembelajaran apresiasi sastra khususnya memahami cerita rakyat memiliki manfaat praktis yang sangat banyak. Memahami isi teks cerita yang didukung dengan pemahaman akan penggunaan unggah-ungguh basa yang baik dan benar dapat menanamkan nilai-nilai karakter bagi siswa. Hal ini dibuktikan dari penggunaan bahasa yang santun serta amanat yang dapat diteladani oleh para siswa dalam buku cerita rakyat Andhe-andhe Lumut karya Sunjaya.

210 Hasil penelitian mengenai analisis kesantunan dan relevansinya sebagai materi ajar ini dapat dijadikan sarana dan modal, bagi para mahasiswa, dan pendidik yang bergelut dibidang pengajaran, bahasa dan sastra Jawa, maupun bidang studi kebahasaan. Bagi para mahasiswa penelitian mengenai kesantunan berbahasa merupakan bekal yang sangat penting untuk lebih menguasai ilmu mengenai kesantunan berbahasa khususnya bahasa Jawa. Selain itu, apabila mampu menganalisis kesantunan berbahasa maka para mahasiswa juga lebih memiliki kecakapan berbahasa yang lebih baik. Kecakapan berbahasa sangat diperlukan bagi para mahasiswa demi tercapainya target akademik yang diinginkan. Manfaat praktis kajian pragmatik mengenai kesantunan berbahasa dapat bermanfaat dalam kehidupan bermasyarakat khususnya masyarakat suku Jawa yang sangat mementingkan unggah-ungguh basa. Penggunaan unggahungguh basa yang baik dan benar merupakan wujud kesantunan berbahasa. Kesantunan berbahasa dapat menjaga keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat. Kajian pragmatik mengenai kesantunan berbahasa sangat jelas memiliki manfaat yang nyata bagi kehidupan bermasyarakat. Kajian pragmatik mengenai kesantunan berbahasa dalam buku cerita rakyat Andhe-andhe Lumut karya Sunjaya merupakan sesuatu yang masih jarang digunakan. Kenyataannya, kajian mengenai bahasa merupakan bekal yang sangat penting untuk menguasai ilmu yang lain. Mengkaji pragmatik merupakan salah satu kajian yang sangat menarik karena dapat menyadarkan kembali mengenai penggunaan bahasa Jawa yang kini salah kaprah. Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini memiliki implikasi dengan dunia pendidikan yang cenderung melupakan penerapan kesantunan berbahasa khususnya bahasa Jawa yang baik dan benar. Bagi pendidik yang mengajarkan kesantunan berbahasa berarti turut melaksanakan pendidikan karakter. Analisis mengenai kesantunan berbahasa dinilai berdasarkan maksim-maksim yang sebenarnya mengandung nilai-nilai karakter. Beberapa diantaranya, yaitu maksim kurmat, andhap-asor, empanpapan, dan maksim tepa-slira. Maksim-maksim tersebut merupakan wujud nilainilai karakter yang pantas untuk diteladani dalam kehidupan bermasyarakat

211 khususnya masyarakat suku Jawa. Hal ini dikarenakan, maksim kurmat memberi nasihat agar sebagai penutur harus menghormati mitra tutur yang disesuaikan dengan usia, kedudukan, dan status sosial. Maksim andhap-asor, memberi nasihat agar penutur memiliki sifat yang rendah hati. Sifat yang rendah hati berarti tidak menyombongkan kelebihannya, walaupun ia menyadari bahwa dirinya memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang lain. Sifat andhap-asor tersebut kemudian diwujudkan dalam setiap tuturannya. Maksim empan-papan memberi nasihat agar mampu menyadari situasi dan kondisi dimana dirinya berada, sehingga apa yang akan dituturkan dapat disesuaikan dengan keadaan tersebut. Maksim tepa-slira merupakan wujud nilai karakter yaitu tenggang-rasa. Maksim tersebut memiliki nasihat untuk berbicara yang baik kepada orang lain agar dirinya mendapatkan perlakuan yang sama. Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini memiliki implikasi dengan dunia pendidikan yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut menjaga ketertiban dalam kehidupan bermasyarakat. C. Saran Berdasarkan simpulan dan implikasi di atas dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Bagi guru bahasa Jawa a. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai contoh dalam mengkaji kesantunan berbahasa yang ada di dalam cerita rakyat. b. Cerita rakyat Andhe-andhe Lumut dapat dijadikan guru sebagai alternatif materi ajar apresiasi sastra Jawa di SMP karena di dalamnya mengandung ilmu kehidupan yang baik. c. Kesantunan berbahasa dalam cerita rakyat Andhe-andhe Lumut dapat dijadikan guru sebagai bahan yang perlu diajarkan dalam pembelajaran apresiasi sastra. d. Guru bahasa Jawa harus selektif dalam memilih cerita rakyat sebagai materi ajar, karena harus disesuaikan dengan kondisi siswa e. Guru harus membimbing siswa dalam memahami cerita rakyat Andheandhe Lumut agar tidak terjadi salah pemaknaan oleh siswa

212 2. Bagi peserta didik a. Kesantunan berbahasa yang terkandung di dalam cerita rakyat Andheandhe Lumut dapat menjadi dasar bagi siswa untuk menerapkan bahasa Jawa yang baik dan benar dalam kehidupan di masyarakat b. Nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam cerita rakyat Andhe-andhe Lumut dapat dijadikan renungan dan refleksi kehidupan sehingga diharapkan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari c. Membaca cerita rakyat dapat menambah wawasan dan pengetahuan siswa dalam mengenal karya sastra Jawa 3. Bagi peneliti lain Hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan lebih lanjut bagi peneliti lain untuk menganalisis kesantunan berbahasa yang terdapat dalam cerita rakyat