HUBUNGAN ANTARA GANGGUAN POLA TIDUR DENGAN HEART RATE VARIABILITY (HRV) PADA MAHASISWA SEMESTER VIII PSIK UMY NASKAH PUBLIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diwajibkan mengambil SKS setiap semester sesuai dengan ketentuan yang

PERBEDAAN HEART RATE VARIABILITY (HRV) antara PEROKOK dan TIDAK PEROKOK PADA MAHASISWA PSIK SEMESTER 6 dan 8 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. keadaan aktif dan berulang yang terjadi pada setiap individu (Salam dkk,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan kebiasaan penduduk Indonesia. World Health. Organization (WHO) melaporkan bahwa jumlah perokok meningkat 2,1% per

I. PENDAHULUAN. melakukan aktivitas fisik dan. Sehat adalah keadaan sejahatera. hanya melakukan aktifitas. dari badan, jiwa, dan sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehat segala aktivitas dapat dikerjakan dengan lancar. Menurut UU

BAB III METODE PENELITIAN. tidak perokok pada mahasiswa program studi ilmu keperawatan semester 6

BAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep

BAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah descriptive comparative, yang

KARYA TULIS ILMIAH PERBEDAAN HEART RATE VARIABILITY PADA MAHASISWA ANGGOTA DAN BUKAN ANGGOTA UKM BASKET DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini melibatkan 70 orang responden yang merupakan

DAN BUKAN LARI MENDAPA. Disusun oleh : IKA J FAKULTAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. canggih yang biasa digunakan selain pemakaian tenaga sumber daya manusia. Mesinmesin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat berfungsi secara normal. Pada kondisi istirahat dan tidur, tubuh melakukan

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dapat dikatakan stres ketika seseorang tersebut mengalami suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk dapat berfungsi secara optimal (Haryati, 2013). Tidur adalah suatu

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI

Kurnia Dwi Safitri 1, Nurvita Risdiana 2. Intisari. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyakit yang menduduki peringkat pertama penyebab

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

seseorang. Setiap individu membutuhkan jumlah yang berbeda untuk Kozier(2008) dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya adalah:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. hampir sepertiga masa hidup kita dihabiskan dengan tidur (Kryger, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat dihindari serta

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sel-sel baru, memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak, dan memberi

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. fisiologis maupun psikologis. Segala yang dibutuhkan manusia untuk

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI DESA TAMBAK MERANG GIRIMARTO WONOGIRI

B A B I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) dengan penyakit kardiovaskular sangat erat

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. Dunia atau World Health Organization (WHO) (2014), mendeklarasikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. maju, dan sampai dengan tahun 2020 diprediksikan merupakan penyebab kematian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Aktivitas fisik merupakan salah satu aktivitas yang didapatkan dari adanya pergerakan tubuh manusia.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN RAWAT ULANG PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUANG JANTUNG RSU dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG

METODOLOGI HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Karakteristik Responden

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. Fenomena yang terjadi sejak abad ke-20, penyakit jantung dan UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN. Gagal jantung (heart failure) adalah sindrom klinis yang ditandai oleh sesak

BAB 1 PENDAHULUAN. 11% dari seluruh jumlah penduduk dunia (± 605 juta) (World Health. meningkat menjadi 11.4% dibandingkan tahun 2000 sebesar 7.4%.

Naskah Publikasi Disusun Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta SRI MUHARNI

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dipungkiri bahwa dengan adanya perkembangan ini, masalah yang. manusia. Menurut National Institute of Mental Health, 20% populasi

SKRIPSI. Diajukan oleh : Enny Suryanti J

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA TAHUN YANG AKAN MENJALANI KHITAN MASSAL DI PENDAPA AGUNG TAMANSISWA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kesehatan di rumah sakit sangat bervariasi baik dari segi jenis

Reka Integra ISSN: Jurusan Teknik Industri Itenas No.02 Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2014

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR DENGAN TEKANAN DARAH PADA PERAWAT KELAS III DI RSUD DR. R. GOETOENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. diastolik yang di atas normal. Joint National Committee (JNC) 7 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tidur adalah kondisi istirahat alami yang. dilakukan oleh semua makhluk hidup, termasuk manusia.

GAMBARAN KARAKTERISTIK LANSIA DENGAN GANGGUAN TIDUR (INSOMNIA) DI RW 1 KELURAHAN BANGSAL KOTA KEDIRI

HUBUNGAN GANGGUAN TIDUR DENGAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Gizi lebih mulai menjadi salah satu masalah kesehatan di Indonesia. Data

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan World Health Organitation (WHO), di tahun 2008 tercatat

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN KESIAPAN REMAJA MENGHADAPI PUBERTAS DI SMP N 2 KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi internet telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari

EVALUASI BEBAN KERJA MENTAL DAN KUALITAS TIDUR OPERATOR CALL CENTER MENGGUNAKAN METODE HEART RATE VARIABILITY DAN SLEEP QUALITY INDEX *

EFEK POSISI TUBUH SETELAH BERLATIH TERHADAP MASA PEMULIHAN

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN ZAT GIZI MIKRO DAN MORBIDITAS TERHADAP STATUS GIZI SISWA SISWI DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN SINDROM PRAMENSTRUASI PADA SISWI KELAS XI DI SMAN 1 SENTOLO

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari

BAB I PENDAHULUAN. namun juga dapat menimbulkan kematian (Kementrian Kesehatan. Republik Indonesia, 2011). World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Prevalensi depresi pada populasi umum sekitar 4 % sampai 7 %.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA TATANAN RUMAH TANGGA

ALAT BANTU ANALISIS HEART RATE VARIABILITY

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. dengan sarana dan internet seperti yang terdapat pada smartphone (Sunarto,

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan oksigen miokard. Biasanya disebabkan ruptur plak dengan formasi. trombus pada pembuluh koroner (Zafari, 2011).

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR DENGAN KONSENTRASI BELAJAR DAN INDEKS PRESTASI MAHASISWA PROGRAM DIII KEBIDANAN STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari stres, masalahnya adalah

B A B I PENDAHULUAN. negara-negara maju maupun berkembang. Diantara penyakit-penyakit tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia melakukan pekerjaan yang berbeda setiap harinya,

HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian. promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada remaja biasanya disebabkan dari beberapa faktor

PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERPRETASI ELECTROCARDIOGRAM (ECG) PERAWAT DENGAN PEMBELAJARAN PELATIHAN DAN MULTIMEDIA DI RSUD DR.

ANALISIS FUNGSI FAKTOR KELUARGA DAN PERSEPSI FATWA HARAM MEROKOK PEGAWAI TERHADAP PERILAKU PELAKSANAAN SURAT KEPUTUSAN REKTOR UMY TENTANG MEROKOK

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM TABLET FE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kejadian yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia karena

BAB I PENDAHULUAN. insulin dependent diabetes melitus atau adult onset diabetes merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Prevention (CDC) memperkirakan jumlah penderita hipertensi terus

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ada, maupun timbulnya perubahan karena unsur-unsur yang baru. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah salah satu penyakit dengan risiko

BAB I PENDAHULUAN. dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Diabetes Association / ADA (2011) DM adalah suatu

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGANMEKANISME KOPING DAN SIKAP DALAM MENJALANKAN PROFESI NERS PADA MAHASISWA UNIVERSITASRESPATI YOGYAKARTAANGKATAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: JULIAN KOMALA DEIWI

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA GANGGUAN POLA TIDUR DENGAN HEART RATE VARIABILITY (HRV) PADA MAHASISWA SEMESTER VIII PSIK UMY NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Disusun oleh: R. MOHAMAD FACHRUR ROZY 20120320061 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016

I. PENDAHULUAN Hasil sensus 2011 melaporkan bahwa di Amerika pada tahun 2006 lebih dari 36% dewasa muda usia 18-29 tahun mengalami kesulitan untuk bangun di pagi hari dan mengeluh mengantuk ketika beraktivitas sekurangnya 2 hari dalam seminggu atau lebih. Disamping itu pada tahun 2011, juga dilakukan penelitian dan hasilnya meningkat dari 36% pada tahun 2006 menjadi 51% yang mengalami gangguan tidur pada usia 18-29 tahun. 1 Gangguan tidur yang buruk dapat menyebabkan kerugian kesehatan yang dapat menimbulkan penyakit jantung dan dapat dapat meningkatkan resiko penyakit jantung dan menyebabkan kematian sedangkan HRV yang rendah indikasi fungsi jantung yang tidak sehat serta tingginya angka mortalitas dan morbiditas pada sistem kardiovaskuar 10. II. METODE Jenis penelitian ini adalah Correlation yang bertujuan menunjukan hubungan antar variabel dalam penelitian ini 18. Pendekatan yang digunakan adalah cross sectional. Cross sectional adalah melakukan observasi atau pengukuran variabel pada satu waktu atau hanya satu kali 18. Penelitian ini dilakukan di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (PSIK UMY). Populasi dalam penelitian ini adalah jantung secara mendadak. 2 Kondisi ini diyakini sebagai mediasi dari ketidakseimbangan sistem saraf otonom yang biasanya ditandai dengan hiperaktif sistem saraf simpatis dari pada parasimpatis yang akan berdampak pada Heart Rate Variability (HRV) 10. Heart Rate Variability (HRV) merupakan variabilitas denyut jantung yang mencerminkan keseimbangan sistem saraf otonom yang mengatur keseimbangan antara saraf simpatis dan parasimpatis. 4 subjek yang telah memenuhi kriteriakriteria yang telah ditetapkan 18. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa PSIK Semester VIII UMY yang berjumlah 156. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 31 orang. Tehnik pengambilan sempel dalam penelitian ini adalah purposive sampling. 3 Gangguan pola tidur dalam penelitian ini diukur dengan kuesioner, sedangkan Heart Rate Variability responden diukur dengan Electrokardiogram (EKG). Heart Rate Variability yang sangat tinggi indikasi dengan fungsi jantung yang sehat, III. Hasil Penelitian

1. Gangguan pola tidur responden semester VIII PSIK UMY Tabel 4.1 Gangguan Pola Tidur pada tinggi sebanyak 4 orang (9,7%). Nilai rerata dan standar deviasi pada responden yang memiliki HRV dengan kategori mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Semester VIII UMY sangat tinggi adalah 57.75 kategori tinggi 48.33 ± 1.15. ± 4.57 dan tahun 2016 (n=31) 3. Hubungan antara Gangguan Pola Tidur dengan HRV Pada Mahasiswa Semester VIII PSIK UMY (n=31) Berdasarkan tabel 4.1 Gangguan Pola Tidur responden didominasi baik sebanyak 20 orang (64.5%), sedangkan cukup sebanyak 11 orang (35.5%). Nilai rerata dan standar deviasi pada responden yang memiliki dengan kategori baik adalah 86.25 ± 6.04 dan kategori cukup 73.63 ± 2.33. 2. Heart Rate Variability (HRV) responden semester VIII PSIK UMY Tabel 4.2 Heart Rate Variability (HRV) Pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Semester VIII UMY tahun 2016 (n=31) Nilai uji korelasi antara gangguan pola tidur dengan HRV menunjukan nilai p 0,210 (p > 0,05) berarti tidak terdapat korelasi yang bermakna antara gangguan pola tidur dengan HRV. IV. PEMBAHASAN 1. Gangguan Pola Tidur Pola tidur adalah suatu aktivitas yang dilakukan setiap hari oleh setiap individu. Individu yang mengalami gangguan pola tidur dapat berdampak pada kesehatan salah satunya adalah kematian jantung secara mendadak. 2 Kualitas tidur yang buruk dapat menyebabkan kerugian kesehatan yang dapat menimbulkan penyakit jantung, dan meningkatkan resiko penyakit kematian Berdasarkan tabel 4.2 HRV responden didominasi sangat tinggi sebanyak 27 orang (87,1%), sedangkan jantung secara mendadak. 2 Kondisi tersebut diyakini adanya ketidakseimbangan sistem saraf otonom

dan pelepasan sistem saraf simpatis yang dapat mengubah indeks Heart Rate Variability (HRV). Perubahan indeks HRV ini dapat mencerminkan adanya ketidakseimbangan sistem saraf otonom yang ditandai dengan hiperaktif sistem saraf simpatis dari pada sistem saraf parasimpatis. Hal tersebut mengatur fungsi dan kemampuan koping secara normal. Heart Rate Variability (HRV) pada penelitian ini memiliki mayoritas HRV dengan kategori yang sangat tinggi karena responden dalam penelitian tergolong dalam usia dewasa awal. Pada umumnya sistem saraf simpatis meningkat secara progresif dapat dilihat dengan pengukuran HRV dengan penuaan. 6 Usia yang lebih tua dikaitkan dengan penuaan High Frequency (HF) dan peningkatan Low Frequency/High frequency (LF/HF). Hal ini menunjukan bahwa aktivitas parasimpatis menurun dan kesimbangan simpatis meningkat secara progresif dengan penuaan, dimana usia yang lebih tua adalah penurunan HF dan peningkatan LF. Jika pada usia muda memiliki HRV yang rendah menunjukan tanda-tanda penuaan dini pada sistem saraf otonom. 7 Pada penelitian ini responden termasuk dalam usia dewasa awal dengan hasil HRV pada responden tergolong tinggi, rata-rata HRV rendah pada usia 33,8 tahun dengan para pekerja shif yang berkerja dimalam hari dapat mempengaruhi penyakit kardiovaskuler dan peningkatan resiko miokard infark. 7 3. Hubungan Gangguan Pola Tidur dengan Heart Rate Variability (HRV) yang rendah pada gangguan pola tidur. Individu yang memiliki gangguan pola tidur yang buruk dikaitkan dengan penurunan saraf parasimpatis dan peningkatan saraf simpatis 5. 2. Heart Rate Variability (HRV) Heart Rate Variability (HRV) adalah fenomena fisiologis yang mencerminkan indikator yang baik dari kontrol otonom yang berkaitan dengan kesehatan jantung. Berdasarkan hasil penelitian tabel 4.2 mayoritas responden mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Semester VIII memiliki HRV dengan kategori sangat tinggi. Heart Rate Varibility (HRV) dengan kategori sangat tinggi artinya sistem saraf otonom mengatur fungsi dan kemampuan koping stres dengan sangat baik. Selain itu ada 3 responden yang memiliki kategori HRV tinggi. Heart Rate Variability dengan kategori tinggi (midnormal) artinya sistem saraf otonom

Hal ini dikarenakan bahwa usia responden tergolong dewasa awal 20-24. Pada umumnya sistem saraf simpatis meningkat secara progresif dengan penuaan. Usia yang lebih tua dikaitkan dengan penuaan High Frequency (HF) dan peningkatan Low Frequency/High frequency (LF/HF). Hal ini menunjukan bahwa aktivitas parasimpatis menurun dan kesimbangan simpatis meningkat secara progresif dengan penuaan, dimana usia yang lebih tua adalah penurunan HF dan peningkatan LF. Jika pada usia muda memiliki HRV yang rendah menunjukan tanda-tanda penuaan dini pada sistem saraf otonom. 7 Pada penelitian ini responden adalah mahasiswa kesehatan yang memiliki umur rata-rata 22 tahun dengan HRV yang sangat tinggi pada responden yang belajar di bidang studi ilmu keperawatan yang memiliki pengetahuan baik dan lebih tahu cara Penurunan HRV telah terbukti berhubungan dengan faktor resiko untuk penyakit kardiovaskular, sehingga disfungsi otonom bisa menjadi mediator dari faktor resiko kardiovaskular dengan cardiovascular disease (CVD) 8 V. KESIMPULAN Berdasarkan uraian dari hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan dari penelitian hubungan gangguan pola tidur dengan Heart Rate Variability (HRV) mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Semester VIII Universitas Muhammadiyah Yogyakarta adalah : 1. Gangguan pola tidur pada mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Semester VIII Universitas Muhammadiyah Yogyakarta adalah baik (64.5%) dan cukup (35.5%). 2. Heart Rate Variability (HRV) pada mahasiswa Program Studi Ilmu menjaga pola tidur yang baik. 10 Keperawatan Muhammadiyah Pendidikan dapat mengembangkan kapasitas kehidupan yang efektif yang pada akhirnya akan mempengaruhi Yogyakarta adalah sangat tinggi (87.1%) dan tinggi (9.7%). Nilai rerata dan standar deviasi pada responden kesehatan. 7 Rata-rata HRV rendah pada yang memiliki HRV dengan kategori usia 33,8 tahun dengan para pekerja shift yang berkerja dimalam hari dapat mempengaruhi penyakit kardiovaskuler dan peningkatan resiko miokard infark. 2 sangat tinggi 57.75 ± 4.57 dan kategori tinggi 48.33 ± 1.15. 3. Tidak terdapat hubungan antara gangguan pola tidur dengan HRV

pada mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Semeste VIII Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dengan p value 0.210 (p < 0.05) dan r = 0.236 artinya kekuatan korelasi lemah dengan arah korelasi negatif. VI. DAFTAR PUSTAKA 1..National Sleep Foundation, (2011). Annual Sleep in America Poll Exploring Connections with Communications Technology Use and Sleep. 2. Jackowska, M., Dockray, (2014). Sleep problems and Heart Rate Variability over the Working Day. European Sleep Research Society, Vol 21, Juli 2012: 434-440 3. Nursalam (2013). Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika 4. Corrales M., M., Torres, C., B., Esquive, G., A., Salazar, G., M., Orellana, N., J, (2012). Normal values oh heart rate variability at rest in a young, healthy and active 5. Zhong, X., Hilton, H. J., Gates, G., J., (2014). Increased Sympathetic and Decreased Parasympathetic Cardiovascular Modulation in Normal Humans with Acute Sleep Deprivation. Appl. Physiol, June 2014: 2024 2032. 6. Corrales, M., M., Torres, C., B., Esquive, G., A., Salazar, G., M., Orellana, N., J., (2012). Normal values of heart rate variability at rest in a young, healthy and active Mexican population. Health, Vol. 4, No. 7, May 2012: 377-385 7. Pradono, J., Sulistyowati, N., (2013). Hubungan Antara Tingkat Pendidikan, Pengetahuan Tentang Kesehatan Lingkungan, Perilaku Hidup Sehat dengan Status Kesehatan. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. Vol. 17 No. 1 Januari 2014: 89 95 8. Kluttig, A., Schumann, B., Swenne, A., C., (2010). Association of Health Behaviour with Heart Rate Variability: a Population-based Study. BMC Cardiovascular Disorders 2010, 10:58. 9. Makivic, B., Nikic, D., M., Willis, S., M., (2013). Heart Rate Variability (HRV) as a Tool for Diagnostic and Monitoring Performance in Sport and Physical Activities. Journal of the American Society of Exercise Physiologists, Vol. 16, No. 3. June 2013: 103-131.