PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BALAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BANDUNG

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH STRES DAN KONFLIK TERHADAP KINERJA PADA PT. PINDAD BANDUNG

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan pendekatan deskriptif.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Pahlawan Seribu ITC BSD No. 33A&35 Serpong, Tangerang Selatan. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2013:2). Melalui penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. yang bersangkutan. Kondisi organisasi yang sedang dipimpin akan

BAB I PENDAHULUAN. para karyawan, namun pencapaian tujuan belum tentu benar-benar efektif. Jadi pada

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

BAB III METODE PENELITIAN. adalah karyawan di lingkungan PT Surya Toto Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin. Setiap pemimpin perlu memiliki aspek-aspek kepribadian yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. operasionalnya. Bagi perusahaan yang mempunyai banyak karyawan diperlukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) Pada Program Studi Manajemen OLEH :

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. diponorogo yang beralamat Jl. Raya Ponorogo-Madiun KM. 04 / Jl. Industri,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tentang manajemen sumber daya manusia dan perilaku organisasi yang relevan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di RM Sederhana Palembang, Sumatra Selatan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. BPK Perwakilan Provinsi Lampung selama bulan Desember Tahun 2013.

III. METODE PENELITIAN. Menurut Winarno Surakhmad (2001:139), metode deskriptif adalah ditujukan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PENEMPATAN TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN KINERJA KARYAWAN (Studi pada Karyawan PT. Astra International, Tbk-Daihatsu Malang)

BAB I PENDAHULUAN. Memasukin era globalisasi merupakan suatu tahap yang harus dilalui oleh

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT DELTOMED DI WONOGIRI

Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Kabupaten Tulang Bawang yang beralamat di Jalan Cemara Kompleks

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil populasi pada karyawan PT Kereta Api Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari di rumah

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan permasalahan yang telah ditetapkan sebelumnya, maka yang

III. METODE PENELITIAN

Bab 3 METODE PENELITIAN

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN POLITEKNIK NEGERI MEDAN. Oleh : Dr. Bambang Widjarnoko. SE.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif, karena

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan tingkat eksplanasi, adalah tingkat

BAB III METODE PENELITIAN. beralamat di Jalan Balam No. 13 Sukajadi Pekanbaru. Wika Pekanbaru, data-data tersebut menyangkut : 1.

III. METODE PENELITIAN. Riset sumber daya manusia (SDM), dikemukakan oleh Oei (2010) mengatakan

BAB II METODE PENELITIAN. karyawan. Data yang digunakan berupa jawaban responden yang pada dasarnya

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yang rasional, empiris, dan

HUBUNGANKARAKTER KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PENGUSAHA KECIL MAKANAN OLAHAN ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan verifikatif. Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada para pemimpin dan karyawan PT Wahana Persada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil populasi pada karyawan Hotel Nusantara Bandar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 19 september 2014 sampai dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dalam hal ini adalah pengguna (Dosen dan Operator) Sistem Informasi

BAB III METODE PENELITIAN. atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan untuk

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sejak Maret 2017 sampai dengan Agustus Semesta Jl. Kemanggisan raya no 19 Jakarta Barat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. dengan interpretasi yang bersifat kualitatif. Menurut Ghozali (2005 : 4) yang

DAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian... 45

Volume VII Nomor 1, Februari 2017 ISSN: Latar Belakang

PENGARUH SEMANGAT KERJA, LINGKUNGAN KERJA DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI PT. ASTRA INTERNATIONAL DAIHATSU CABANG TEGAL

BAB III METODE PENELITIAN. Didalam suatu penelitian, obyek penelitian merupakan hal yang sangat penting

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini hubungan antara variabel bersifat sebab-akibat serta

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN

36 Kompensasi. Variabel kompensasi ini terdiri dari Gaji, Reward dan Insentif. 1. Gaji Menurut Hasibuan (2007) gaji adalah balas jasa yang dibayar sec

BAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya berkembang menjadi gagasan, teori dan konseptualisme. Penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

MEDIA SOERJO Vol. 18 No. 1 April ISSN ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA DOSEN PADA UNIVERSITAS SOERJO NGAWI

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI PADA KARYAWAN PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA PELAYANAN DAN JARINGAN MALANG)

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Desain Penelitian. Metode. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pada riset sumber daya manusia (SDM), yang dikemukakan oleh Oei (2010: 26)

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. dengan menyajikan data, menganalisis dan menginterpretasikannya. Dalam. pengaruh kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan dua variabel yang diteliti, yaitu variabel

Bab 3 Kerangka Pemecahan Masalah

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN PADA PT TRADE SERVISTAMA INDONESIA-TANGERANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sincere Music Yamaha yang berlokasi di Jalan Bungur No 63, Jakarta Pusat.

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS EKONOMI

III. METODELOGI PENELITIAN. Data yang dikelompokan melalui penelitian yang diperoleh secara langsung dari

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN KUD MARGOREJO KABUPATEN PATI TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu. Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan

PENGARUH MOTIVASI CAMAT TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI KECAMATAN BONTANG UTARA

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013:2).

III. METODE PENELITIAN

PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SAROLANGUN. Dahmiri Kharisma Sakta Universitas Jambi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Kerangka Pemikiran B. Definisi Operasional C. Hipotesis D. Metode Penelitian...

BAB III. Metode Penelitian

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KOMPENSASI DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN CV. INDYFERYTO GROUP YOGYAKARTA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif (explanatory),

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan beserta definisi operasionalnya adalah sebagai berikut : 1. Variabel Independen atau Variabel Bebas (X)

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah salah satu unsur produksi selain itu juga faktor penting dan

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013.

Transkripsi:

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BALAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BANDUNG Eko Yuliawan STIE Mikroskil Jl. Thamrin No. 112, 124, 140 Medan 20212 eko_yuliawan@mikroskil.ac.id Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja pada perusahaan Balai Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bandung, Populasi dalam penelitian ini adalah para pegawai Balai Kesehatan dan Keselamatan Kerja dengan total populasi 27 orang. Alat uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan regresi linier berganda, pengujian hipotesis dilakukan secara serempak (Uji F) dan parsial (Uji t). Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja pada Balai Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bandung Y = 0.520 X 1 + 0.364 X 2 + ε. Atas dasar perhitungan tersebut dapat dikemukakan bahwa Kepemimpinan (X 1 ) akan mempengaruhi perubahan kinerja karyawan (Y) sebesar 42.80% dan Motivasi Kerja(X 2 ) akan mempengaruhi perubahan kinerja karyawan (Y) sebesar 29%. Sisanya sebesar 28.20% Kinerja karyawan dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel penelitian. Kata kunci : Kepemimpinan, Motivasi, Kinerja 1. Pendahuluan Lingkungan manajemen yang semakin dinamis ini menuntut peranan kepemimpinan (leadership) yang menerapkan fungsi manajemen secara berkesinambungan. Balai Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah lapangan ilmu dan teknologi beserta prakteknya yang bersifat multidisipliner dalam pengendalian efek sampingan kemajuan teknologi dengan tujuan untuk menciptakan tenaga kerja yang sehat, selamat, sejahtera dan produktif. Permasalahan yang sering terlihat di Balai Kesehatan dan Keselamatan Kerja berdasarkan informasi serta pengamatan sementara yang dilakukan ini menunjukkan adanya kekurang disiplinan pegawai dalam hal absensi kehadiran baik yang sering terlambat datang maupun tidak adanya keterangan izin apabila tidak bekerja. Di samping itu hal lainnya dikarenakan Balai Kesehatan dan Keselamatan Kerja para pegawainya hanya bekerja sesuai dengan prosedur yang ditetapkan pemerintah, sehingga dapat berdampak kepada penurunan kinerja pegawai, misalnya pegawai kurang memiliki dorongan untuk mengatasi tantangan dalam pekerjaan, kurangnya keinginan untuk maju dan berkembang, serta kurang bekerja keras dalam melaksanakan tugasnya sehingga penyaluran pelayanan kepada masyarakat yang kurang optimal. Fenomena tersebut akan sangat berpotensi menimbulkan konflik-konflik dan jika dibiarkan maka akan berpengaruh pada mekanisme operasional di lingkungan Balai Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bandung, terutama kinerja pegawai yang pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat output yang telah ditetapkan, sehingga upaya untuk mencapai produktivitas yang optimal akan sulit diwujudkan. Dengan adanya pengaruh kepemimpinan dan dorongan motivasi yang baik diharapkan mampu meningkatkan kinerja pegawai dan dapat meningkatkan produktivitas kerja perusahaan, sehingga dapat menjadi perusahaan yang berkinerja tinggi dan berkembang dengan baik serta memiliki nilai tambah pelayanan bagi masyarakat. Eko Yuliawan JWEM STIE MIKROSKIL 69

2. Kajian Pustaka 2.1 Pengertian Kepemimpinan Definisi-definisi yang dapat dikemukakan tentang kepemimpinan di antaranya yang dikemukakan oleh Wirjana [7]: Kepemimpinan adalah suatu proses yang kompleks di mana seorang mempengaruhi orangorang lain untuk mencapai suatu misi, tugas, atau suatu sasaran, dan mengarahkan organisasi yang membuatnya lebih kohesif dan lebih masuk akal. Artinya pemimpin membuat orang memiliki kemauan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang tinggi, sedangkan seorang kepala menyuruh orang untuk mencapai suatu tugas atau sasaran Wirjana [7]. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai kepemimpinan, berikut ini dikemukakan beberapa definisi dari para ahli antara lain menurut Terry yang dikutip oleh Thoha merumuskan Kepemimpinan itu adalah aktivitas untuk mempengaruhi orang-orang supaya diarahkan mencapai tujuan organisasi Thoha [5]. 2.2 Tipe-Tipe Kepemimpinan Beberapa ahli berpendapat bahwa seorang pemimpin dengan pemimpin lainnya tentu berbeda dalam sifat, kebiasaan dan temperamen, watak dan kepribadiannya, sehingga tingkah laku dan gaya kepemimpinannya tentu tidak sama di antara mereka, tetapi makna dan hakekatnya bertujuan untuk mendorong gairah kerja, kepuasan kerja dan produktifitas pegawai yang tinggi, agar dapat mencapai tujuan organisasi yang maksimal. Secara singkat dapat dijelaskan mengenai gaya kepemimpinan yang akan peneliti ambil dari pendapat Hasibuan 2003 [1], yaitu: a) Kepemimpinan Otoriter adalah jika kekuasaan atau wewenang, sebagian besar mutlak tetap berada tetap pada pimpinan atau kalau pimpinan itu menganut sistim sentralisasi wewenang. Pengambilan keputusan dan kebijaksanaan hanya ditetapkan sendiri pemimpin, bawahan tidak diikut sertakan untuk memberikan saran, ide, dan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan. b) Kepemimpinan Partisipatif adalah apabila dalam kepemimpinannya dilakukan dengan cara persuasif, menciptakan kerja sama yang serasi, menimbulkan loyalitas, dan partisipasi para bawahan. Pemimpin memotivasi bawahan agar merasa ikut memiliki perusahaan. Pemimpin dengan gaya pertisipatif akan mendorong kemampuan bawahan mengambil keputusan. Dengan demikian, pemimpin akan selalu membina bawahan untuk menerima tanggung jawab yang besar. c) Kepemimpinan Delegatif adalah apabila seorang pemimpin mendelegasikan wewenang kepada bawahan dengan agak lengkap, dengan demikian bawahan dapat mengambil keputusan dan kebijaksanaan dengan bebas atau kekuasaan dalam melaksanakan pekerjaannya. Pemimpin tidak peduli cara bawahan mengambil keputusan dan mengerjakan pekerjaannya sepenuhnya diserahkan kepada bawahannya. Pada prinsipnya pemimpin bersikap, menyerahkan dan mengatakan kepada bawahan. 2.3 Pengertian Motivasi Motivasi merupakan kondisi yang menggerakan diri individu agar terarah untuk mencapai tujuan kerja. Menurut Wahjosumidjo 2002 [6] : Motivasi merupakan daya dorong sebagai hasil proses interaksi antara sikap, kebutuhan, dan persepsi bawahan dari seseorang dengan lingkungan. Motivasi timbul diakibatkan oleh faktor dari dalam dirinya sendiri disebut faktor intrinsik, dan faktor yang dari luar diri seseorang disebut faktor ekstrinsik. 70 JWEM STIE MIKROSKIL Eko Yuliawan

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai motivasi, berikut ini dikemukakan beberapa definisi dari para ahli, antara lain menurut Rivai: Motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu Rivai [3]. Sikap dan nilai tersebut merupakan suatu invisible yang memberikan kekuatan untuk mendorong individu bertingkah laku dalam mencapai tujuan. Dorongan tersebut terdiri dari dua komponen, yaitu: arah perilaku (kerja untuk mencapai tujuan), dan kekuatan perilaku (seberapa kuat usaha individu dalam bekerja). Motivasi meliputi perasaan unik, pikiran dan pengalaman masa lalu yang merupakan bagian dari hubungan internal dan eksternal perusahaan. Selain itu motivasi dapat pula diartikan sebagai dorongan individu untuk melakukan tindakan karena mereka ingin melakukannya. Apabila individu termotivasi, mereka akan membuat pilihan yang positif untuk melakukan sesuatu, karena dapat memuaskan keinginan mereka. 2.4 Pengertian Kinerja Kinerja sumber daya manusia merupakan istilah yang berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang). Definisi kinerja pegawai menurut Mangkunegara [2]: Kinerja pegawai (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai motivasi, berikut ini dikemukakan beberapa definisi dari para ahli, antara lain menurut Kusriyanto yang dikutip oleh Mangkunegara: Perbandingan hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja persatuan waktu (lazimnya per jam) Mangkunegara [2]. Menurut Gomes yang dikutip oleh Mangkunegara Kinerja pegawai sebagai ungkapan seperti output, efisiensi serta efektivitas sering dihubungkan dengan produktivitas 2.5 Penilaian Kinerja Penilaian kinerja yang dikemukakan Mengginson yang dikutip oleh Mangkunegara adalah sebagai berikut: "Penilaian kinerja adalah suatu proses yang digunakan pemimpin untuk menentukan apakah seseorang pegawai melakukan pekerjaannya sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya Mangkunegara [2]. Menurut Sikula yang dikutip oleh Mangkunegara: Penilaian pegawai merupakan evaluasi yang sistematis dari pekerjaan pegawai dan potensi yang dapat dikembangkan. Penilaian dalam proses penafsiran atau penentuan nilai, kualitas atau status dari beberapa obyek orang ataupun sesuatu (barang) Mangkunegara [2]. 2.7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Menurut Mangkunegara [2] terdapat beberapa faktor kinerja sebagai standar penilaian prestasi kerja, yaitu: Kualitas kerja yang meliputi ketepatan, ketelitian, keterampilan serta kebersihan Kuantitas kerja yang meliputi output rutin serta output non rutin (ekstra) Keandalan atau dapat tidaknya diandalkan yakni dapat tidaknya mengikuti instruksi, kemampuan inisiatif, kehati-hatian serta kerajinan Sikap yang meliputi sikap terhadap perusahaan, pegawai lain, pekerjaan serta kerjasama. Eko Yuliawan JWEM STIE MIKROSKIL 71

Pengetahuan tentang pekerjaan. 2.8 Hipotesis Menurut Sugiyono [4] hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang di peroleh melalui pengumpulan data. Dengan demikian penulis mengemukakan hipotesis sebagai berikut : Kepemimpinan dan motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai Balai Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bandung. 3. Metode Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dan verifikatif analisis. Adapun metode deskriptif analisis adalah suatu metode penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan, memaparkan keadaan yang ada pada perusahaan berdasarkan fakta atau data yang dikumpulkan dan disusun secara sistematis, selanjutnya dianalisis untuk memperoleh kesimpulan. Sedangkan Metode verifikatif (pengujian hipotesis) membantu untuk pemahaman terhadap hubungan antar faktor yang diteliti. 3.1 Sumber dan Jenis Data Penelitian 1. Data primer, yaitu suatu data yang berkaitan dengan variabel yang diteliti. Dimana data ini diperoleh atau didapat dari para pegawai Balai Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bandung yang dijadikan sebagai objek dari penelitian. Antara lain seperti kuisioner, yaitu suatu kegiatan yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sudah dipersiapkan secara tertulis dengan menyebarkan angket dan disertai dengan alternatif jawaban yang telah disediakan. 2. Data sekunder, yaitu data yang berhubungan dengan objek penelititan. Dimana biasanya mencakup tentang sejarah perusahaan, struktur organisasi serta aktivitas perusahaan yang diperoleh dari data dan literatur yang berkaitan dengan penelitian. Antara lain seperti studi kepustakaan. 3.2 Populasi dan Sampel Dalam penelitian ini, sasaran pengambilan sampel adalah penilaian terhadap pegawai Balai Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bandung yang dijadikan objek penelitian. Teknik pengumpulan data yang dipakai adalah dengan menggunakan teknik sensus di mana yang dijadikan sampel adalah seluruh pegawai Balai Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bandung. Dengan metode ini maka diupayakan penyebaran kuesioner kepada seluruh pegawai yang ada di pegawai Balai Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bandung, yaitu sebesar 27 pegawai, yang merupakan kriteria total sampling. 3.3 Variabel Penelitian Seleksi variabel yang akan dikaji dalam penelitian adalah variabel kepemimpinan (X 1 ) dan motivasi kerja (X 2 ) sebagai independen variabel dan variabel kinerja (Y) sebagai dependen variabel. Variabel kepemimpinan didasarkan atas pendapat House yang dikutip oleh wirjana [7], Variabel motivasi kerja didasarkan atas pendapat Poter dan Mile yang dikemukakan oleh Wahjosumidjo [6]. 72 JWEM STIE MIKROSKIL Eko Yuliawan

4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Uji Validitas Pengujian validitas dilakukan untuk menunjukan sejauh mana suatu alat ukur mengukur apa yang ingin diukur. Validitas yang digunakan pada penelitian ini adalah untuk menilai kevalidan item-item kuesioner berdasarkan hasil jawaban sikap atau persepsi responden terhadap pernyataan yang diajukan. Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Kuesioner Kepemimpinan No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Item Pimpinan organisasi memiliki kapasitas kekuasaan yang tinggi terhadap setiap pegawainya Pimpinan tidak berupaya serius dalam memfasilitasi setiap pekerjaan yang pegawai lakukan dalam organisasi Pimpinan memiliki kemampuan untuk ikut serta dalam pekerjaan yang sifatnya teknis Pimpinan tidak berupaya serius dalam melakukan tindakan-tindakan yang mengarah pada pencapaian tujuan organisasi Setiap pegawai dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan jika terjadi permasalahan dalam organisasi Kemampuan setiap pegawai dapat diketahui dengan baik oleh organisasi Organisasi memberikan kejelasan tugas dan pekerjaan yang diberikan kepada setiap pegawainya Organisasi tidak memperlihatkan kejelasan dalam garis kewenangan tanggung jawab untuk setiap pegawainya Setiap pegawai ikut serja dalam mendorong kelompok kerjanya untuk menyelesaikan pekerjaan Pearson Correlation Signifikansi Ket. 0.803 0.000 Valid 0.768 0.000 Valid 0.839 0.000 Valid 0.800 0.000 Valid 0.784 0.000 Valid 0.809 0.000 Valid 0.851 0.000 Valid 0.798 0.000 Valid 0.903 0.000 Valid Tabel hasil uji validitas tersebut menunjukkan bahwa semua item pernyataan pada kuesioner kepemimpinan dikatakan valid, dengan taraf signifikansi (α) < 0,05; yang berarti setiap item pernyataan dapat dipergunakan untuk mengukur tingkat kepemimpinan pegawai Balai Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bandung. Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Kuesioner Motivasi Kerja No. 1 2 Item Saya tidak berupaya untuk memperoleh prestasi kerja terbaik di lingkungan organisasi Saya menginginkan memiliki kewenangan khusus (seperti mengeluarkan surat persetujuan) di lingkungan pekerjaan saya. Pearson Correlation Signifikansi Ket. 0.917 0.000 Valid 0.623 0.001 Valid Eko Yuliawan JWEM STIE MIKROSKIL 73

No. 3 4 5 6 7 8 9 Item Saya tidak berorientasi untuk menjalin hubungan kekeluargaan dengan pegawai lain di luar urusan pekerjaan Pekerjaan yang diberikan organisasi sesuai dengan kemampuan yang saya miliki Tanggungjawab pekerjaan yang diberikan organisasi dapat saya selesaikan namun seringkali tidak tepat waktu Beban pekerjaan yang diberikan organisasi dapat saya laksanakan dengan senang hati Lingkungan kerja dalam organisasi, tidak mendukung setiap pekerjaan yang saya lakukan Rekan kerja saya dalam organisasi tidak membantu saya jika terdapat permasalahan dalam penyelesaian pekerjaan yang dilakukan Organisasi memberikan fasilitas yang lengkap dalam menunjang pekerjaan yang saya lakukan Pearson Correlation Signifikansi Ket. 0.920 0.000 Valid 0.863 0.000 Valid 0.782 0.000 Valid 0.732 0.000 Valid 0.774 0.000 Valid 0.725 0.000 Valid 0.778 0.000 Valid Tabel hasil uji validitas tersebut menunjukkan bahwa semua item pernyataan pada kuesioner motivasi kerja dikatakan valid, dengan dengan taraf signifikansi (α) < 0,05; yang berarti setiap item pernyataan dapat dipergunakan untuk mengukur tingkat motivasi kerja pegawai Balai Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bandung. No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Kuesioner Kinerja Item Pearson Correlation Signifikansi Ket. Saya memiliki ketepatan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan baik 0.910 0.000 Valid oleh atasan maupun organisasi Saya seringkali tidak teliti dalam melaksanakan tugas pekerjaan yang 0.767 0.000 Valid diberikan organisasi Saya memiliki keterampilan khusus dalam 0.851 0.000 Valid mendukung penyelesaian pekerjaan Saya tidak memiliki kerapihan dalam proses penyelesaian pekerjaan dibandingkan pegawai lain Saya menyelesaikan tugas yang sesuai target penyelesaian dengan tepat waktu Pegawai mampu menyelesaikan tugasnya dengan cepat Saya seringkali mampu menyelesaikan tugas sesuai instruksi yang diberikan atasan tanpa kesalahan sedikitpun Saya memiliki inisiatif dalam menyelesaikan tugas tanpa harus disuruhsuruh Saya tidak memiliki kehati-hatian dalam menyelesaikan pekerjaan dibandingkan pegawai lain Saya merasa rajin dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh organisasi 0.853 0.000 Valid 0.826 0.000 Valid 0.687 0.000 Valid 0.758 0.000 Valid 0.814 0.000 Valid 0.887 0.000 Valid 0.760 0.000 Valid 74 JWEM STIE MIKROSKIL Eko Yuliawan

No. 11 12 13 14 15 16 Item Saya bersikap mendukung terhadap upaya-upaya dalam kemajuan organisasi Saya seringkali menghindar untuk membantu pegawai lain dalam menyelesaikan tugasnya Saya bersikap optimis dalam setiap pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan Saya memiliki upaya dalam mendukung pekerjaan yang sifatnya kerjasama tim Saya memiliki informasi yang lengkap tentang penyelesaian tugas yang diberikan oleh organisasi Saya memiliki pengetahuan yang lebih tinggi dibandingkan pegawai lain dalam menyelesaikan tugas yang diberikan organisasi Pearson Correlation Signifikansi Ket. 0.838 0.000 Valid 0.742 0.000 Valid 0.831 0.000 Valid 0.864 0.000 Valid 0.658 0.000 Valid 0.668 0.000 Valid Tabel hasil uji validitas tersebut menunjukkan bahwa semua item pernyataan pada kuesioner kinerja dikatakan valid, dengan dengan taraf signifikansi (α) < 0,05; yang berarti setiap item pernyataan dapat dipergunakan untuk mengukur tingkat kinerja pegawai Balai Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bandung. 4.3. Uji Reliabilitas Berikut ini ditampilkan tabel hasil uji reliabilitas variabel kepemimpinan, motivasi kerja dan kinerja pegawai Balai Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bandung, dilakukan dengan menggunakan bantuan alat pengolahan data software SPSS Versi 12, sebagai berikut: Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner No. Variabel Alpha Cronbach Ket. 1 Kepemimpinan (X 1 ) 0.934 Reliabel 2 Motivasi Kerja (X 2 ) 0.925 Reliabel 3 Kinerja (Y) 0.957 Reliabel Tabel hasil uji reliabilitas tersebut menunjukkan bahwa untuk setiap variabel penelitian yang dipergunakan telah memenuhi kategori reliabel, dengan kriteria reliabel Alpha Cronbach > 0.7. Hal ini memberikan informasi bahwa jawaban responden terhadap kuesioner yang dipergunakan memperlihatkan kekonsistenan, sehingga hasil perolehan skor jawaban kuesioner dapat dipergunakan dan dianalisis lebih lanjut. 4.4 Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Balai Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bandung Pada analisis jalur ini dapat dilihat hubungan antar variabel dengan istilah sebab akibat antara variabel kepemimpinan (X 1 ) dan motivasi kerja (X 2 ) sebagai variabel penyebab terhadap variabel kinerja pegawai (Y) sebagai variabel akibat, di mana antar variabel penyebab terdapat hubungan timbal balik (saling berkorelasi). Eko Yuliawan JWEM STIE MIKROSKIL 75

Dengan mempergunakan data hasil transformasi mempergunakan metoda successive interval, dan pengolahan data analisis jalur dilakukan dengan alat bantu software SPSS Versi 12 diperoleh hasil koefisien jalur, ρ YX = 0.520 dan ρ 1 YX = 0.364. Koefisien korelasi antar 2 variabel akibatnya, r x1x2 = 0.833. Koefisien determinasi, R 2 YX1X2 = 0.718. Berdasarkan hipotesis penelitian yang diajukan, dapat dirumuskan hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut: Ho : Tidak Terdapat pengaruh kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai Balai Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bandung. H 1 : Terdapat pengaruh kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai Balai Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bandung. Sebelum menguji hipotesis tersebut, terlebih dahulu dilakukan pengujian secara keseluruhan dengan perumusan sebagai berikut : 1. Pengujian Secara Keseluruhan Ho : ρ YX = ρ 1 YX 2 = 0 H1 : Sekurang- kurangnya ada sebuah ρ YX 0 ; dimana i = 1, 2 i Berdasarkan hasil pengolahan data analisis jalur mempergunakan alat bantu software SPSS Versi 12, diperoleh nilai F hitung = 30.579. Sedangkan nilai F tabel = F ((v1=2),(v2=27-2-1)) = F (2,24) = 3.40. Berdasarkan kriteria pengujian jika nilai F hitung > F tabel, maka H 0 ditolak yang menunjukkan bahwa apabila dari hasil pengujian Ho ditolak maka H 1 diterima yang berarti bahwa sekurang-kurang terdapat satu variabel penyebab berpengaruh terhadap varibel akibatnya, sehingga dilanjutkan dengan pengujian secara individu. 2. Pengujian Secara Individual H 0 : ρ YXi = 0, (di mana i = 1, 2) H 1 : ρ YXi 0, (di mana i = 1, 2) Pada pengujian secara keseluruhan H o ditolak, maka dilakukan pengujian secara individual. Untuk menguji pengujian secara individual, berdasarkan hasil pengolahan data analisis jalur mempergunakan alat bantu software SPSS Versi 12, diperoleh nilai t hitung. Untuk variabel kepemimpinan (X 1 ), nilai t hitung sebesar 2.653 dan untuk variabel motivasi kerja (X 2 ), nilai t hitung sebesar 1.857. Sedangkan nilai t tabel = t (0.05,27-2) = t (0.05,25) = 1.708. Berdasarkan kriteria pengujian jika t hitung > t tabel, maka H 0 ditolak yang menunjukkan bahwa apabila dari hasil pengujian Ho ditolak maka H 1 diterima yang berarti bahwa variabel kepemimpinan (X 1 ) dan motivasi kerja (X 2 ) berpengaruh terhadap kinerja pegawai (Y). Berdasarkan hasil perhitungan antar variabel dengan nilai-nilai parameter struktural, maka pengaruh dari variabel penyebab ke variabel akibat baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung dapat ditentukan sebagai berikut : 76 JWEM STIE MIKROSKIL Eko Yuliawan

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Pengaruh Langsung dan Tak langsung Variabel Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai No. X 1 rx 1 X j X j Pengaruh Pengaruh Tak Langsung Langsung 1 0.520 1.000 0.520 0.270 2 0.520 0.833 0.364 0.158 Jumlah 0.270 0.158 No. X 1 rx 1 X j X j Pengaruh Pengaruh Tak Langsung Langsung 1 0.364 0.833 0.520 0.158 2 0.364 1.000 0.364 0.132 Jumlah 0.132 0.158 Atas dasar perhitungan tersebut dapat dikemukakan bahwa kepemimpinan (X 1 ) akan mempengaruhi perubahan kinerja pegawai secara langsung adalah sebesar 27.00% dan motivasi kerja (X 2 ) akan mempengaruhi perubahan kinerja pegawai secara langsung adalah sebesar 13.20%. Sedangkan pengaruh tidak langsung kepemimpinan (X 1 ) terhadap kinerja pegawai melalui motivasi kerja (X 2 ) adalah sebesar 15.80% dan pengaruh tidak langsung motivasi kerja (X 2 ) terhadap kinerja pegawai melalui kepemimpinan (X 1 ) adalah sebesar 15.80%. Jumlah pengaruh langsung dan tak langsung variabel kepemimpinan (X 1 ) terhadap kinerja pegawai adalah sebesar 42.80% dan jumlah pengaruh langsung dan tak langsung variabel motivasi kerja (X 2 ) terhadap kinerja pegawai adalah sebesar 29.00%. Besarnya pengaruh variabel lain, yaitu sebesar 28.20%, menunjukkan bahwa terdapat pengaruh lain selain kepemimpinan (X 1 ) dan motivasi kerja (X 2 ) yang cukup besar terhadap perubahan kinerja pegawai Balai Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bandung. Variabel residu itu terdiri dari faktor-faktor yang tidak diteliti, seperti; kepuasan kerja, komitmen organisasi, budaya organisasi, sistem komunikasi, dan lainnya. 4.6 Kesimpulan Koefisien jalur merupakan besarnya pengaruh dari suatu variabel penyebab ke variabel akibat di mana dalam penelitian ini pengaruh kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai Balai Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bandung, sehingga diperoleh model persamaan struktural untuk diagram jalurnya, yaitu : Y = 0.520 X 1 + 0.364 X 2 + ε Hasil perhitungan menunjukkan bahwa untuk variabel kepemimpinan (X 1 ) berpengaruh terhadap kinerja pegawai sebesar 42.80%, sehingga dapat dikatakan pula bahwa kenaikan variabel kepemimpinan akan berpengaruh pada kenaikan kinerja pegawai Balai Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bandung. Untuk variabel motivasi kerja (X 2 ) berpengaruh terhadap kinerja pegawai sebesar 29.00%, sehingga dapat dikatakan pula bahwa kenaikan variabel motivasi kerja akan berpengaruh pada kenaikan kinerja pegawai Balai Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bandung. Besarnya pengaruh variabel lain adalah sebesar 28.20%, menunjukkan bahwa terdapat pengaruh lain selain kepemimpinan dan motivasi kerja yang cukup besar terhadap perubahan kinerja pegawai Balai Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bandung. Variabel residu itu terdiri dari faktor-faktor yang tidak diteliti, seperti; kepuasan kerja, komitmen organisasi, budaya organisasi, sistem komunikasi, dan lainnya. Eko Yuliawan JWEM STIE MIKROSKIL 77

Referensi [1]. Hasibuan, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi, Bumi Aksara, Jakarta. [2]. Mangkunegara, 2006. Evaluasi Kinerja SDM, Cetakan Kedua, Refika Aditama, Bandung. [3]. Rivai, Veithzal, 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan: Teori dan Praktek. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. [4]. Sugiyono, 2004. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Ke-7, CV. Alphabeth, Bandung. [5]. Thoha, 2007. Kepemimpinan Dalam Manajemen, Divisi Buku Perguruan Tinggi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. [6]. Wahjosumidjo, 2002. Kepemimpinan dan Motivasi, Ghalia Indonesia, Jakarta. [7]. Wirjana,2006. Kepemimpinan Dasar-dasar dan Pengembangannya, Edisi II, ANDI Yogyakarta. 78 JWEM STIE MIKROSKIL Eko Yuliawan