BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hanya sebagai kumpulan remaja-remaja yang mempunyai misi dan tujuan, namun

dokumen-dokumen yang mirip
NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat. Sarjana S-1. Pendidikan Pancasiladan Kewarganegaraan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Remaja adalah generasi penerus, dimana sosok remaja diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan dasar negara membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai Pancasila harus selalu

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial. Sebagai

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Prasyarat Guna Mencapai Derajat S-1. Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. terutama di Negara-negara berkembang. Indonesia merupakan Negara

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil enelitian yang telah dilakukan, penulis memperoleh beberapa

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beragam mempunyai perbedaan antar wilayah. Hubungan hidup antar sesama

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. Pemuda adalah generasi penerus dari generasi terdahulu, beban moral yang

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KOORDINASI PENYULUHAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk suatu profesi, tetapi mampu menyelesaikan masalah-masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. depan dipercayakan. Fenomena merebaknya anak jalanan di Indonesia merupakan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1974 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan nasional. Menurut Samani dan Harianto (2011:1) paling tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Demokrasi menjadi bagian bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu

KESEJAHTERAAN SOSIAL OLEH DAN UNTUK SEMUA MENINGKATNYA KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PERAN MASYARAKAT DLM PEMBANGUNAN BIDANG KESEJAHTERAAN SOSIAL

KETENTUAN-KETENTUAN POKOK KESEJAHTERAAN SOSIAL. ADMINISTRASI. SOSIAL. Kesejahteraan. Ketentuan Pokok.

DocuCom PDF Trial. Nitro PDF Trial BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DAN PENGEMBANGAN IPTEK

I. PENDAHULUAN. tinggi yang mencapai puncaknya. Seiring berkembangnya zaman, rasa. nasionalisme dikalangan pemuda kini semakin memudar.

BAB I PENDAHULUAN. menciptakaniklim budaya sekolah yang penuh makna. Undang-Undang

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 09 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT DENGAN RAHMAT T UHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. di ruang lingkup RT 33, RT 34, RT 35, dan RT 36 serta RW 09. 1) Luas Wilayah : Hektar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki harapan yang besar agar pada masa yang akan datang para pemuda dapat

Undang Undang No. 8 Tahun 1985 Tentang : Organisasi Kemasyarakatan

2015 PERANAN KARANG TARUNA DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP MENTAL GENERASI MUDA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Profesionalisme merupakan kompetensi yang harus ada pada setiap pelaku

STUDI TENTANG MINAT SEKOLAH DI TIGA DESA KABUPATEN KARANGANYAR TESIS

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang, sebagai negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dalam mengajar. Ketersediaan bahan ajar pada setiap satuan pendidikan diatur

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

BAB III STRATEGI KOMUNIKASI DAN KONSEP VISUAL

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terhadap kekuatan kekuatan penekan di segala bidang dan sektor kehidupan.

UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1985 Tentang ORGANISASI KEMASYARAKATAN. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Presiden Republik Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

BAB I PENDAHULUAN. negara ikut serta dalam memajukan kebudayaan nasional Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbagai suku, ras, adat istiadat, bahasa, budaya, agama, serta kepercayaan.

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa muda pada umumnya dapat dipandang sebagai salah satu tahap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai makhluk sosial manusia tidak lepas dari bantuan orang lain

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

kehidupan manusia yang lebih bermakna. Tujuan pendidikan itu sendiri adalah

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Tolok ukur keberhasilan pembangunan dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. paket kebijakan otonomi daerah berdasarkan UU No. 22 tahun 1999 tentang

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. afektif, maupun psikomotorik. Kenyataannya pendidikan yang dilakukan pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. IV, dapat ditarik beberapa kesimpulan, khususnya melalui pemanfaatan berita

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A.

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidilam Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Deskripsi Wilayah. 1. Profil Desa. Survei sangat perlu dilakukan sebelum penerjunan ke lokasi KKN

BAB I PENDAHULUAN. arti modal material yang cukup besar, tetapi sampai saat ini Indonesia masih

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA No. 4 Tahun T e n t a n g PENYANDANG CACAT

BAB V PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI KELURAHAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan amanah dari Allah SWT, Setiap orang tua menginginkan anakanaknya

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pencegahan terhadap penyakit dan gangguan kesehatan. Masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahasan utama dalam penelitian ini. Minimnya lapangan pekerjaan, pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dikenal sebagai satu wadah untuk membangun dan

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERANTASAN BUTA AKSARA DI KABUPATEN KOTABARU

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat yang berbunyi: Melindungi

IMPLEMENTASI TUGAS DAN FUNGSI KEPALA DESA. (Studi Kasus di Desa Gedangan Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI

TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA UNIVERSITAS WIDYA MATARAM YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kendali pemerintah sehingga meningkatkan efektifitas penyelenggaraan pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia untuk mempertahankan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

PROGRAM KERJA KELOMPOK KONTAK TANI NELAYAN ANDALAN (KELOMPOK KTNA) KOTA BUKITTINGGI TAHUN

WALIKOTA Pekanbaru DR. Firdaus, ST, MT secara resmi melantik dan mengukuhkan Pengurus

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 14 TAHUN 2000 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA / KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GRESIK

BUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

AD/ART RW 012 MUKADIMAH

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA. Pancasila Terhadap Dunia Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Negara Indonesia merupakan suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia hidup juga berbeda. Kemajemukan suku bangsa yang berjumlah. 300 suku hidup di wilayah Indonesia membawa konsekuensi pada

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dalam mengembangkan kreativitas generasi muda, peneliti dapat menarik

I. PENDAHULUAN. Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang didalam

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Dalam UU No. 17 Tahun 2012 Pasal 1 Ayat 1disebutkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ketamansiswaan merupakan kekhususan pendidikan di lingkungan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan masyarakat yang maju, timbul banyak kebutuhan akan pelayanan umum bagi kelangsungan hidup masyarakat sebagai kelompok, maupun sebagai perseorangan. Karang Taruna sebagai lembaga kemasyarakatan desa yang tidak hanya sebagai kumpulan remaja-remaja yang mempunyai misi dan tujuan, namun dapat membantu warga atau masyarakat sekitar yang keadaannya tidak menguntungkan. Karang Taruna merupakan salah satu organisasi sosial kemasyarakatan yang diakui keberadaannya dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial sebagaimana tercantum dalam Pasal 38 ayat (1-3), Bab VII tentang Peran Masyarakat Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial, ayat 1 masyarakat mempunyai kesempatan yang seluas-luasnya untuk berperan dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial, ayat 2 peran sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat dilakukan oleh perseorangan, keluarga, organisasi keagamaan, organisasi sosial kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat, organisasi profesi, badan usaha, lembaga kesejahteraan sosial dan lembaga kesejahteraan sosial asing, ayat 3 peran sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dilakukan untuk mendukung keberhasilan penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Kegiatan karang taruna di tingkat Desa Bangsri Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar sudah tidak aktif, Ketidak aktifan ini dimungkinkan karena sejak awal pembentukkannya pun sudah ada ketidak cocokan terutama dari kades lama. Kegiatan karang taruna kini hanya ada ketika 17 Agustus saja dan 1

2 tidak ada rencana kerja selanjutnya sebagai perilaku sosial. Tidak adanya pertemuan yang dilakukan rutin memungkinkan banyaknya aspirasi yang masih terselubung. Dana untuk pengadaan kegiatanpun hanya dilakukan ketika akan dilakukan kegiatan saja, padahal kalau iuran dilakukan secara rutin mungkin beban yang harus dipikul ketika akan melakukan kegiatan terasa ringan. Adanya kapital fisik berupa sekretariat karang taruna seharusnya juga bisa memotivasi para anggota dan pengurus karang taruna untuk bisa memanfaatkan dalam mengembangkan kegiatannya. Mengenai hubungan antara mahasiswa dengan pemuda juga kurang erat, padahal apabila mereka memiliki hubungan yang terkoordinasi dengan baik maka mereka bisa melakukan kegiatan yang bermanfaat bersama-sama. Kurangnya pengetahuan dan wawasan masyarakat menjadi salah satu sebab yang diyakini tidak dapat pengembangakan potensi sebuah desa tersebut, potensi sebuah desa harus dikembangkan untuk menwujudkan masyarakat yang sejahtera dan makmur dan bertujuan untuk menambah mendapatan suatu wilayah juga dapat mendorong atau dapat membantu keuangan negara dengan menyisihkan sebagian pendapat dari desa tersebut. Organisasi desa yang disebut Karang Taruna juga mempunyai peran yang penting dalam memajukan potensi desa guna menciptakan kesejahteraan bersama. Tidak semua warga hidup dengan keadaan yang memungkinkan dan serba kecukupan. Masih banyak warga yang kurang mampu dan dapat digolongkan kelas bawah yang kesejateraannya kurang. Kemiskinan seringkali dipahami sebagai gejala rendahnya kesejahteraan semata. Padahal, kemiskinan merupakan gejala yang bersifat kompleks dan multidimensi.

3 Rendahnya tingkat hidup, yang sering kali dijadikan sebagai alat pengukur utama kemiskinan, pada hakikatnya hanya merupakan salah satu mata rantai dari sejumlah faktor penyebab munculnya lingkaran kemiskinan. Menurut Musiyam, data statistik tentang kemiskinan yang tersedia umumnya disusun hanya berdasarkan indikator kesejahteraan bersifat agregat, karena itu tidak sepenuhnya dapat digunakan untuk mengungkap dengan memahami gejala kemiskinan secara memadai. Menurut Juanda (1994: 75), sesuai makna dan tujuan pasal 1 Undang- Undang nomor 6 Tahun 1974 tentang Ketentuan-Ketentuan pokok Kesejahteraan Sosial, yang menyatakan bahwa: setiap warganegara berhak atas taraf kesejahteraan sosial yang sebaik-baiknya dan berkewajiban untuk sebanyak mungkin serta dalam usaha-usaha kesejahteraan sosial, maka penanganan pembinaan Kesejahteraa Sosial Masyarakat Terasing perlu dilaksanakan secara berencana, terarah, terpadu, dan berkesinambungan hingga tidak terdapat lagi kelompok-kelompok masyarakat indonesia yang tidak terjangkau oleh proses pelayanan pembangunan. Peran karang taruna dalam meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat berkaitan dengan pembelajaran PKn yaitu kesejahteraan sosial yang terletak disalah satu sila Pancasila, yaitu sila kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, begitu pula dengan organisasi karang taruna juga bergerak di bidang sosial mementingkan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi dan menjunjung tinggi kesejahteraan bersama antar masyarakat. Karang taruna sebagai organisasi tingkat kelurahan atau desa, yag terdapat dalam salah satu mata kuliah Pkn yaitu pemerintahan desa.

4 Karang Taruna sebagai organisasi yang sangat penting dimasyarakat bukan hanya sebagai organisasi dibandang sebelah mata pada jaman sekarang kebanyakaan orang-orang menginterpretasikan sebagai organisasi yang tidak dapat berkembang, tidak mempunyai kegiatan dan tidak mempunyai peran, pemuda desa mempunyai potensi untuk dapat mensejahterakan desa dan warganya. Oleh sebab itu penulis tertarik meneliti tentang Peran Karang Taruna Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Sosial Masyarakat (Studi Kasus Desa Bangsri Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar Tahun 2013). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu: 1. Bagaimana profil Karang Taruna Mekar Pelangi di Desa Bangsri Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar Tahun 2013? 2. Bagaimana peran karang taruna dalam meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat Desa Bangsri Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar Tahun 2013? 3. Apa saja kendala yang di hadapi karang taruna dalam melakukan peran sosialnya di Desa Bangsri Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar Tahun 2013? 4. Bagaimana solusi yang diambil Karang Taruna dalam menjalankan peran sosial masyarakat di Desa Bangsri Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar Tahun 2013?

5 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan: 1. Mendeskripsikan profil Karang Taruna Mekar Pelangi di Desa Bangsri Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar Tahun 2013. 2. Mendeskripsikan peran karang taruna dalam meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat di Desa Bangsri Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar Tahun 2013. 3. Mendeskripsikan kendala yang di hadapi karang taruna dalam melakukan peran sosialnya di Desa Bangsri Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar Tahun 2013. 4. Mendeskripsikan solusi yang diambil Karang Taruna dalam menjalankan peran sosial masyarakat di Desa Bangsri Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar Tahun 2013. D. Manfaat Penelitian dan Kegunaan penelitian 1. Manfaat penelitian dan kegunan Teoriris a. Sebagai suatu karya ilmiah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan kehidupan sosial maupun pada masyarakat pada umumnya mengenai peran sosial karang tarun. b. Menambah pengetahuan dan wawasan khususnya mengenai gambaran kehidupan peran sosial karang taruna. c. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar penelitian berikutnya yang sejenis.

6 2. Manfaat atau kegunaan praktis a. Bagi Peneliti Diharapkan bagi peneliti lebih tahu bagaimana kegunaan suatu organisasi kemasyarakatan yang dapat berguna dan mensejahterakan semua lapisan masyarakat, dan sebagai generasi muda harus mempunyai jiwa dan semangat yang tinggi demi bangsa dan negara demi kepentingan bersama. b. Bagi Karang Taruna Sebagai organisasi desa menjadi lebih paham bagaimana tujuan dan fungsi organisasi karang taruna selain sebagai kumpulan remaja desa juga mempunyai tujuan dan peran dalam mengembangkan desa, sehingga organisasi tersebut mempunyai peran yang sesungguhnya sesuai yang dikehendaki. c. Bagi Masyarakat Umum Masyarakat akan paham bahwa sebagai organisasi karang taruna juga mempunyai peran dan tujuan dalam membantu mengembangkan sumber penghasilan masyarakat untuk dapat berkembang dan maju demi kesejahteraan bersama. E. Daftar istilah Daftar istilah adalah suatu penjelasan istilah-istilah yang terdapat dalam kata kunci yang ada pada judul penelitian, adapun istilah-istilah yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Karang taruna adalah organisasi sosial wadah pengembangan generasi muda yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial

7 dari, oleh, dan untuk masyarakat terutama generasi muda bergerak dibidang usaha kesejahteraan sosial. Menurut (Ikhsan 2009: 1) 2. Kesejaheraan sosial dalam arti luas mencakup tindakan yang dilakukan manusia untuk mencapai tingka kehidupan masyarakat yang lebih baik. Beberapa definisi yang mendukung pengertian ini antara lain dikemukakan oleh Walter Friedlander Kesejahteraan sosial merupakan sistem yang terorganisir, dari intitusi dan pelayanan sosial, yang dirancang untuk membantu individu ataupun kelompok agar dapat mencapai standar hidup dan kesehatan yang lebih memuaskan. Menurut Elizabeth Wickenden Kesejateraan sosial termasuk didalamnya adalah peraturan perundangan, program, tunjangan dan pelayanan yang menjamin atau memperkuat pelayanan untuk memenuhi kebutuhan sosial yang mendasar dari masyarakat serta menjaga ketentraman dalam masyarakat. Gertrude Wilson Kesejahteraan sosial merupakan perhatian yang terorganisir dari semua orang untuk semua orang. Menurut Irhardi (1994: 3-4) 3. Istilah Sosial berasal dari akar kata bahasa Latin Socius, yang artinya berkawan atau masyarakat. Sosial memiliki arti umum yaitu kemasyarakatan dalam arti sempit mendahulukan kepentingan bersama atau masyarakat. Di kehidupan kita sebagai anggota masyarakat istilah sosial sering dikaitkan dengan hal-hal yang berhubungan dengan manusia dalam masyarakat, seperti kehidupan kaum miskin di kota, kehidupan kaum berada, kehidupan nelayan dan seterusnya.