BAB I PENDAHULUAN. Di tahun 1958 Pemerintah Republik Indonesia melakukan kebijaksanaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV GAMBARAN UMUM PT. KIMIA FARMA TRADING AND DISTRIBUTION CABANG PEKANBARU. PT. Kimia Farma Trading & Distribution cabang Pekanbaru merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sektor industri merupakan unsur pokok dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya

BAB I PENDAHULUAN. Kebermaknaan seseorang boleh dikatakan hanya ada manakala ia berada

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian dan pedesaan merupakan dua sisi mata uang yang saling

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai sebagai salah satu negara berkembang yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan ekonomi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III TINJAUAN PERUSAHAAN. PT. Bio Farma (Persero) adalah salah satu Perusahaan yang bergerak di

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi mempunyai peranan yang sangat penting sebagai pelaku

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dalam suatu usaha secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB III TINJAUAN PERUSAHAAN/ INSTANSI. a. 6 Agustus 1890 Biofarma berdiri dengan nama "Parc Vaccinogene" pada tanggal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun ,

BAB III METODOLOGI. Pemulaan Perencanaan. Definisi Kebutuhan CRM. Merancang GQM (Goal Quistions Metric) Analisis CRM yang sedang berjalan

BAB I PENDAHULUAN. Setelah Indonesia merdeka secara de facto dan de jure, maka Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Hindia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara pertanian, artinya sektor tersebut memegang

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Bangka, Singkep dan Belitung merupakan penghasil timah terbesar di Indonesia.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemilihan lokasi penelitian adalah: (usaha perintis) oleh pemerintah. tersebut dipilih atas pertimbangan:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

2014 PERKEMBANGAN PT.POS DI KOTA BANDUNG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Kerja Praktek dilaksanakan karena diambilnya mata kuliah kerja praktek

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sejarah yang merupakan salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dari penelitian ini secara deskriptif naratif. Tujuan penelitian ini yaitu

III. METODE PENELITIAN. yang menyatakan bahwa metode merupakan suatu cara atau jalan yang

adalah dengan mengadakan kerja praktek di industri-industri yang berkaitan dengan bidang studi yang dipelajari di bangku kuliah.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam merekonstruksi fakta-fakta historis mengenai dinamika industri

BAB I PENDAHULUAN. Investasi kesehatan berperan penting dalam pembangunan ekonomi. Pada

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tedy Bachtiar, 2015

BAB I PENDAHULUAN. melestarikan dan mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. minyak mentah, batu bara, tembaga, biji besi, timah, emas dan lainnya. Dampak

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada Masyarakat Banten memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara pertanian, dimana pertanian memegang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA FARMASI DAN ALAT KESEHATAN "RAJA FARMA"

III. METODE PENELITIAN. teknik serta alat tertentu. (Winarno Surakhmad, 1982; 121).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. METODE PENELITIAN. masalah bagi sebuah penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Husin Sayuti

BAB I PENDAHULUAN. Kelompok industri kecil memiliki peran strategis dalam peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Brebes yang merupakan wilayah paling barat dari Propinsi Jawa

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan perkebunan besar baik milik negara maupun milik swasta.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan yang teratur dan runtut pada umumnya merupakan manifestasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perindustrian. Perkembangan industrialisasi di Indonesia ditandai dengan munculnya

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut.

bisa disebabkan oleh kurangnya laju ekspor barang maupun jasa di Indonesia. Selain itu, masyarakat kita cenderung lebih menyukai barang-barang import

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan

BAB III METODOLOGI. itu, dikumpulkan sumber-sumber yang berhubungan dengan tema

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan dihampir semua bidang membuat masyarakatnya nyaman. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat memenuhi tujuan lainnya yaitu pertumbuhan terus-menerus (going

BAB I PENDAHULUAN. produk baru bisa berlangsung dengan cepat. Kompetisi di pasar menjadi sangat ketat dan

BAB I PENDAHULUAN. Didalam suatu badan usaha, baik itu badan usaha yang dimiliki oleh pihak swasta

BAB III OBJEK PENELITIAN. pada pemerintahan Hindia Belanda tahun1817. Nama perusahaan ini awalnya adalah NV

III. METODE PENELITIAN. Untuk memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode, di mana

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya usaha budidaya benih ikan di Kecamatan Bojongpicung tidak

Pengesahan Akta Pendirian Perusahaan dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 16 Juli 2002 No. 57 Tambahan No.

BAB 1 PENDAHULUAN. Polisi pamong praja sebenarnya sudah ada ketika VOC menduduki Batavia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab III Metodologi Penelitian merupakan bagian penguraian metode penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya sebuah desa karena adanya individu-individu yang menggabungkan diri

BAB I PENDAHULUAN. dari 13 fakultas yang ada di USU.Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rinrin Desti Apriani, 2013

BAB III METODE PENELITIAN. Metode berasal dari bahasa Yunani : methodos yang berarti cara atau jalan.

BAB I PENDAHULUAN PATRON DAN KLIEN PETANI PADI DI RENGASDENGKLOK PADA TAHUN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini membahas secara rinci mengenai metode penelitian yang

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMAKASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR GRAFIK...

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan satu dari dua pabrik gula yang saat ini dimiliki oleh PT. Perkebunan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Sejarah dan Perkembangan PT Bio Farma (Persero) Farma (Persero) sebagai satu-satunya produsen vaksin untuk manusia di

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kajian tentang Perkembangan Perusahaan Dodol Pusaka Terhadap. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Suci Kaler Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. Ada tiga faktor penting dalam sejarah yaitu manusia, tempat, dan waktu 1.

III. METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. interpretasi, dan historiografi. Heuristik atau dalam bahasa Jerman

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini penulis mencoba untuk memaparkan berbagai langkah yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungan alam sekitarnya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Di tahun 1958 Pemerintah Republik Indonesia melakukan kebijaksanaan ekonomi yaitu dengan melakukan nasionalisasi terhadap perusahaan Belanda yang berjumlah tidak kurang 700 buah. Hal itu dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 23 Tahun 1958 pada bulan Desember 1958. Beberapa perusahaan negara didirikan melalui nasionalisasi dengan membayar ganti rugi, seperti beberapa perusahaan umum dan bank sentral De Javasche Bank yang kemudian diberi nama Bank Indonesia. Nasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda itu disusul oleh pengambilalihan perkebunanperkebunan, tiga bank dagang, dan perusahaan-perusahaan dagang yang memiliki anak perusahaan di sektor lain. Perusahaan-perusahaan pertanian besar dan perkebunan dimasukkan ke dalam pusat perkebunan negara yang bernama PPN (Perusahaan Pekebunan Negara). Perusahaan-perusahaan dagang dikelompokkan menjadi sembilan Perusahaan Dagang Negara yang pada 1960 dikelompokkan menjadi enam perusahaan negara (Muhaimin, 1991: 99). Nasionalisasi terhadap perusahaan milik Belanda oleh Pemerintah Republik Indonesia berarti menempatksn perusahaan tersebut dalam kekuasaan Republik Indonesia. Keuntungan dari perusahaan-perusahaan tersebut yang dahulu masuk ke

2 negeri Belanda, kini masuk ke Pemerintah Indonesia. Tindakan ini memberikan manfaat yang besar kepada rakyat Indonesia dan menjadi salah satu jalur untuk memperkokoh ketahanan nasional. Pengendalian oleh Pemerintah pun semakin mudah dilakukan. Perusahaan-perusahaan Belanda yang dinasionalisasikan adalah perusahaan milik badan hukum atau perseorangan warga negara Belanda dengan modal sebagian atau seluruhnya milik sebuah badan hukum atau milik perseorangan warga negara Belanda yang letaknya di wilayah Indonesia. Perusahaan-perusahaan Belanda itulah yang kemudian menjadi perusahaan-perusahaan negara melalui nasionalisasi. Nasionalisasi yang bermakna ekonomi dan politik telah menambah kekayaan bangsa Indonesia yang sebelumnya masuk ke negeri Belanda (Dustira, 1992:30). Perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang kesehatan juga tidak luput dari proses nasionalisasi oleh pemerintah. Pada 1960, pemerintah di bawah Kementrian Kesehatan Republik Indonesia mengeluarkan peraturan mengenai nasionalisasi beberapa perusahaan asing yang bergerak di bidang kesehatan. Berdasarkan PP No. 1 Tahun 1960, perusahaan-perusahaan farmasi Belanda yang dinasionalisasikan antara lain adalah Nederlandsche Vereeneging (NV) Chemicalienhandel Rathkamp Co. Jakarta, NV Bataviache Volks Stads Apotheek (Bavosta) Jakarta, NV Pharmaciutiche Handelsvereeniging J. Van Gorkom Co. Jakarta, NV Indonesiche Combinatie voor Chemische Industrie Bandung, NV Verbandstoffenfabriek Surabaya. Peraturan Pemerintah (PP) tersebut kembali ditambah dengan PP No.50/1960. PP tersebut menambah nama-nama perusahaan

3 farmasi Belanda yang dinasionalisasi, yaitu antara lain adala NV Pharmacetische Handelsvereniging De Gedeh Jakarta, NV Nederlandsche Aphoteek Jakarta, NV Buitenzorg Apotheek Bogor. Selanjutnya berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No.57959/BPH/Kab. Tanggal 8 Juli 1960, terjadi penggabungan perusahaanperusahaan farmasi yang dinasionalisasi tersebut menjadi lima perusahaan farmasi, yaitu Radjapharma, Nakula Farma, dan Bhineka Karya Farma, dan Surabaya Farma. Pada 1969, berdasarkan PP. No. 3/1969, kelima perusahaan farmasi tersebut kemudian dijadikan satu menjadi Perusahaan Negara Farmasi dan alat kesehatan Bhineka Kimia Farma yang disingkat PN Bhineka Kimia Farma. Ketika BPU Farmasi dan PN Farmasi dilebur menjadi satu ke dalam PT. Kimia Farma, kedudukan Perusahaan Negara Bio Farma berdiri sendiri sampai sekarang berada langsung di bawah pembinaan dan pengawasan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Tujuan pemerintah dalam menasionalisasi perusahaan farmasi Belanda di atas adalah perusahaan-perusahaan tersebut dinilai merupakan cabang produksi yang penting bagi masyarakat. Selain itu, perusahaan-perusahaan tersebut dinilai menguasai hajat hidup orang banyak, sehingga dipandang perlu untuk dinasionalisasi. Pada tahun 1961, pemerintah kembali mengeluarkan peraturan mengenai pembentukan lembaga kesehatan. Peraturan tersebut adalah Peraturan Pemerintah No 80 tahun 1961, tentang pendirian Perusahaan Negara Bio Farma. Dengan dikeluarkannya peraturan pemerintah ini, Perusahaan Negara Pembuatan vaksin dan Sera atau Lembaga Pasteur yang dibentuk pada tahun 1955 dan tahun 1961 dijadikan Perusahaan Negara Bio Farma. Terjadinya perubahan nama dari Lembaga Pasteur

4 menjadi Bio Farma dilakukan berdasarkan bidang produksi Bio Farma yang menggunakan bahan-bahan nabati (biologi) sebagai bahan baku produksinya. Sebagai perusahaan farmasi, maka nama Farma kemudian juga digunakan. Oleh karena itu, maka nama Bio Farma secara tidak langsung berasal dari pengertian sebuah perusahaan farmasi yang menggunakan bahan baku produksi nabati (biologi). Bio Farma merupakan nama sebuah perusahaan farmasi yang memproduksi vaksin dan sera untuk penanggulangan penyakit menular di Indonesia. Perusahaan ini pertama kali didirikan di Jakarta pada tanggal 6 Agustus 1890 sebagai Parc Vaccinogen yang bertugas untuk menanggulangi wabah cacar yang waktu itu melanda Indonesia. Berdirinya Parc Vaccinogenne sejak awal sangat erat kaitannya dengan vaksin cacar karena memang ditujukan sebagai tempat atau sarana dalam pengembangan dan produksi vaksin cacar. Oleh karena hal tersebut, maka pada perkembangannya lembaga ini kemudian bernama Landskoepoekinrichting atau gedung Cacar atau Lembaga Pembuat Vaksin Cacar. Pada tahun 1895 terjadi penggabungan Instituut Pasteur ke dalam Parc Vaccinogenne, maka pada tahun 1902 nama tersebut menjadi Landskoepoekinrichting en het Insiotuut Pasteur (SvNI, 1895 No.148). Instituut Pasteur merupakan lembaga pengembangan vaksin rabies, sehingga setelah penggabungan tersebut Parc Vaccinogenne terdapat dua bagian yang mengembangkan produk yang berbeda, yaitu vaksin cacar dan vaksin rabies. Sejak awal berdirinya, lembaga ini melakukan penelitian dan memproduksi berbagai vaksin yang sangat bermanfaat untuk menanggulangi penyakit, terutama

5 penyakit menular. Bio Farma memproses produknya dari bahan baku menjadi barang berbagai macam vaksin dan serum sepenuhnya merupakan karya para ahli dari bangsa sendiri sejak dinasionalisasikan di tahun 1955. Pada saat ini, Bio Farma merupakan satu-satunya produsen vaksin di Asia yang memproduksi secara lengkap seluruh vaksin (vaksin cacar, polio, campak, DPT, tetanus, dan BCG) untuk kebutuhan nasional. Hal ini membuat Bio Farma menjadi perusahaan yang sangat berkembang di Indonesia karena produksi vaksin yang dihasilkan sangat bermanfaat bagi negara-negara di Asia tenggara sehingga Bio Farma mendapat perhatian lebih dari badan kesehatan dunia yaitu WHO. Pemilihan tema mengenai Bio Farma ini didasarkan atas peranan Bio Farma yang begitu besar bagi penanggulangan penyakit menular di Indonesia. Dengan demikian penulis mengganggap penting untuk melakukan penelitian lebih jauh mengenai perusahaan yang menguasai hajat hidup orang banyak. Ketertarikan lainnya yaitu penulis ingin mengetahui lebih jauh mengenai perkembangan Bio Farma dari berbagai aspek serta kesiapan para tenaga ahli bangsa Indonesia dalam memproduksi Vaksin dan Sera tanpa bantuan dari orang-orang Belanda. Hal itulah yang menjadi ketertarikan penulis untuk meneliti lebih jauh mengenai dinamika serta perubahan-perubahan yang terjadi dalam perusahaan sebagai dampak dari nasionalisasi terhadap perkembangan Bio Farma. Untuk itu judul dari skripsi ini adalah Dampak Nasionalisasi Perusahaan Milik Belanda Terhadap Perkembangan PT. Bio Farma Di Tahun 1950-1965. Penelitian ini ruang lingkupnya dibatasi, yaitu dari tahun 1950 disebabkan cikal bakal kebijakan

6 Pemerintah Indonesia melakukan Nasionalisasi Perusahaan milik Belanda muncul di tahun ini. Selain itu sejak tahun 1951 Direktur dan karyawan bangsa Belanda kembali ke negerinya dan sejak itu direktur dan karyawan di lembaga Pasteur sampai sekarang terdiri dari bangsa Indonesia sendiri. Tahun 1965 dijadikan sebagai batasan akhir penulisan adalah karena pada tahun tersebut, Pemerintah Orde Lama berakhir sehingga dapat menunjukkan perkembangan Bio Farma dalam pemerintahan Orde Lama. 1.2 Rumusan Masalah Permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah dampak Nasionalisasi Perusahaan Milik Belanda Terhadap Perkembangan PT. Bio Farma? Untuk membatasi ruang lingkup penelitian maka peneliti terfokus membuat sebuah rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana latar belakang nasionalisasi PT. Bio Farma? 2. Bagaimana perbedaan struktur kelembagaan Bio Farma setelah nasionalisasi? 3. Bagaimana peran PT Bio Farma setelah nasionalisasi terhadap penanggulangan penyakit menular di Indonesia? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

7 1. Untuk mengungkapkan latar belakang Pemerintah Indonesia menasionalisasikan Bio Farma di tahun 1955. 2. Untuk mendeskripsikan perkembangan kelembagaan Bio Farma sete;ah nasionalisasi, dilihat dari aspek struktur organisasi, managemen, dan produksi di tahun 1955-1965. 3. Untuk mendeskripsikan peran PT. Bio Farma setelah nasionalisasi dalam penanggulangan penyakit menular di Indonesia. Selain tujuan yang berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan keilmuan yang ingin dicapai penulis yaitu untuk memperluas keilmuan kesejarahan di Indonesia yang secara tidak langsung penulisan sejarah di Indonesia kebanyakan bertemakan sejarah politik dan ekonomi. Dengan adanya skripsi ini untuk menambah wawasan kesejarahan yang bertemakan sejarah lembaga yang bergerak dalam bidang kesehatan di Indonesia. Tujuan lainnya penulis membuat karya ilmiah ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana. 1.4 Metode Dan Teknik Penelitian Penelitian adalah suatu usaha yang dilakukan untuk dapat menemukan jawaban atas masalah-masalah yang sedang dihadapi. Dalam melakukan penelitian, tentu kita menggunakan sebuah metode yang dapat membantu penelitian menjadi lebih mudah dilaksanakan. Metode dapat diartikan sebagai suatu cara untuk berbuat sesuatu, suatu prosedur untuk mengerjakan sesuatu, keteraturan dalam berbuat, berencana, atau suatu susunan atau sistem yang teratur. Dalam penelitian ini,

8 mengunakan metode historis yaitu suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan peristiwa yang terjadi di masa lampau. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Gottschalk (1986: 32) bahwa metode historis ialah proses menguji serta menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau. Adapun langkah-langkah penelitian ini mengacu pada proses metodologi penelitian dan penulisan sejarah sebagai berikut: 1. Heuristik adalah langkah awal yang dilakukan setelah menentukan topik atau masalah penelitian yang dilakukan. Tahapan ini ditandai dengan dilakukan proses penelusuran, pencarian, dan pengumpulan sumber-sumber sejarah yang dibutuhkan dalam penelitian. Sumber-sumber sejarah dapat diklasifikasikan dengan beberapa macam cara misalnya, sumber lisan atau sumber tertulis. Dalam hal ini proses heuristik yang dilakukan oleh penulis adalah dengan mencari sumber-sumber lisan yang relevan untuk dijadikan sebagai sumber primer dalam penelitian ini. Setelah menemukan beberapa sumber lisan yang dipandang relevan berupa buku dengan mengunjungi beberapa perpustakaan dan pencarian arsip-arsip yang berhubungan dengan nasionalisasi Perusahaan Negara Pasteur. Selanjutnya penulis juga melakukan penelitian di perpustakaan PT. Bio Farma untuk mencari sumber primer dan melakukan wawancara kepada tokohtokoh penting pensiunan Bio Farma yang menjadi pelaku sejarah perjalanan PT. Bio Farma dari tahun 1950-1965. 2. Kritik adalah suatu kegiatan untuk menilai dan menganalisis sumber-sumber yang telah diperoleh, dengan melakukan kritik ekstern dan intern. Kegiatan ini

9 ditujukan untuk mengetahui apakah sumber-sumber yang telah kita kumpulkan relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Hal ini perlu dilakukan agar fakta yang disajikan benar-benar dapat terpercaya. 3. Interpretasi adalah sebuah penafsiran yang diperoleh dari hasil pemikiran dan pemahaman terhadap keterangan-keterangan yang diperoleh dari sumber-sumber. Tahap ini dapat dilakukan melalui historical thingking, dimana penulis berusaha memahami lebih dalam sebuah peristiwa sejarah dengan memposisikan diri sebagi pelaku sehingga seolah-olah dapat menghidupkan kembali peristiwa sejarah tersebut. 4. Historiografi adalah tahapan terakhir dalam sebuah penelitian sejarah yang merupakan suatu kegiatan penulisan dan proses penyusunan hasil penelitian. Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penilitian. Berkaitan dengan hal tersebut, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Studi kepustakaan yaitu mempelajari data-data atau catatan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti dan memepelajari buku-buku untuk memperoleh informasi teoritis yang berkenaan dengan masalah penelitian. Dengan teknik ini diharapkan dapat membantu dalam mendapatkan sumber yang bersifat teoritis. 2. Wawancara adalah suatu alat pengumpul data yang digunakan untuk mendapatkan informasi yang berkenaan dengan pendapat, aspirasi, harapan, persepsi, keinginan dan lain-lain dari individu atau responden. Caranya melalui pertanyaan yang sengaja diajukan kepada responden oleh peneliti. Model

10 wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Patton (semi terbuka). 3. Studi dokumentasi yaitu penelitian yang dilakukan terhadap informasi yang di dokumentasikan dalam rekaman baik gambar, suara, tulisan atau lain-lain bentuk rekaman biasanya dikenal dengan penelitian analisis dokumen atau analisis isi ( content analisis ). 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi ini adalah : BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi mengenai uraian secara rinci mengenai latar belakang penelitian yang menjadi alasan penulis sehingga tertarik untuk melakukan penelitian yang ditujukan sebagai bahan penulisan skripsi. Rumusan masalah yang diuraikan dalam beberapa pertanyaan penelitian yang menjadi permasalahan dalam penelitian, tujuan penelitian dari penelitian yang dilakukan, metode penulisan serta sistematika penulisan dalam penyusunan skripsi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini penulis menguraikan mengenai kajian pustaka yang berhubungan dengan permasalahan-permasalahan dalam penelitian ini. Uraian materi-materi tersebut adalah informasi yang diperoleh dari hasil kajian pustaka. Adapun fokus penelitiannya meliputi pengertian kebijaksanaan nasionalisasi perusahaan-perusahaan milik Belanda yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia. Selain itu juga, dalam

11 tinjauan pustaka ini akan membahas mengenai buku-buku yang megkaji mengenai sejarah Bio Farma. BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini penulis menguraikan mengenai metode penelitian yang digunakan dalam melaksanakan penelitian. Lebih lanjut, dalam bab ini penulis menguraikan tahapan-tahapan yang dilakukan oleh penulis dalam merampungkan penelitian yang berisi langkah-langkah dari mulai persiapan sampai langkah terakhir dalam penyelesaian penelitian ini. BAB IV NASIONALISASI BIO FARMA 1950-1965 Dalam bab ini berisi mengenai hasil penelitian dan analisa seluruh informasi yang diperoleh oleh penulis mengenai dampak nasionalisasi perusahaan milik Belanda terhadap perkembangan PT. Bio Farma tahun 1950-1965. Pada bab ini akan akan dijelaskan mengenai latar belakang Bio Farma dinasionalisasikan oleh Pemerintah Indonesia, kondisi manajemen Bio Farma setelah dinasionalisasi tahun 1955-1965, produksi Bio Farma setelah dinasionalisasi, serta peranan Bio Farma dalam penanggulangan penyakit menular di Indonesia.. BAB V KESIMPULAN Pada bab terakhir ini penulis menuangkan kesimpulan dari hasil pembahasan, yang berisi mengenai interpretasi penulis terhadap kajian yang menjadi bahan penelitiannya yang disertai dengan analisis penulis dalam membuat sebuah kesimpulan atas jawaban-jawaban dalam rumusan masalah.

12