BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI DAN DATA PERANCANGAN. Mulai. Penentuan jalur pipa

BAB II DASAR TEORI 2.1 Motor Bensin Penjelasan Umum

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Spesifikasi motor bensin 4-langkah 125 cc

ANALISA KINERJA MESIN OTTO BERBAHAN BAKAR PREMIUM DENGAN PENAMBAHAN ADITIF OKSIGENAT DAN ADITIF PASARAN

KOMPOSISI MINYAK BUMI

ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC

SFC = Dimana : 1 HP = 0,7457 KW mf = Jika : = 20 cc = s = 0,7471 (kg/liter) Masa jenis bahan bakar premium.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

VARIASI PENGGUNAAN IONIZER DAN JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP KANDUNGAN GAS BUANG KENDARAAN

a. Ion c. Molekul senyawa e. Campuran b. Molekul unsur d. Unsur a. Air c. Kuningan e. Perunggu b. Gula d. Besi

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Bahan Bakar Bahan bakar Bensin

LEMBARAN SOAL 6. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : X ( SEPULUH )

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI CAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM DENGAN PERTAMAX 92 TERHADAP DAYA DAN EMISI GAS BUANG PADA HONDA VARIO TECHNO 125

BAB II TINJAUAN DASAR PUSTAKA LANDASAN TEORI. Observasi terhadap analisis pengaruh jenis bahan bakar terhadap unjuk kerja

PENGUJIAN PENGGUNAAN KATALISATOR BROQUET TERHADAP EMISI GAS BUANG MESIN SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH

Pengaruh Penambahan Senyawa Acetone Pada Bahan Bakar Bensin Terhadap Emisi Gas Buang

PENGOLAHAN LIMBAH KANTONG PLASTIK JENIS KRESEK MENJADI BAHAN BAKAR MENGGUNAKAN PROSES PIROLISIS

MINYAK BUMI DAN PETROKIMIA

I. PENDAHULUAN. Motor bensin dan diesel merupakan sumber utama polusi udara di perkotaan. Gas

Disampaikan Dalam Rangka Diskusi Meja Bundar Tinjauan Persiapan Penerapan Standard EURO II Kendaraan Type Baru 2005

kimia MINYAK BUMI Tujuan Pembelajaran

PENGARUH PORTING SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 200 cc BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX

Keunikan atom C?? Atom karbon primer, sekunder, tersier dan kuartener

Pengolahan Kantong Plastik Jenis Kresek Menjadi Bahan Bakar Menggunakan Proses Pirolisis

A. Pembentukan dan Komposisi Minyak Bumi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN.

ANALISIS CAMPURAN PERTAMAX PLUS 95 DALAM PREMIUM 88 TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG PADA MOTOR HONDA

KAJIAN TENTANG PERBANDINGAN PREMIUM-ETHANOL DENGAN PERTAMAX PADA MOTOR 4 LANGKAH 225 CC

HASIL DAN PEMBAHASAN. dicatat volume pemakaian larutan baku feroamonium sulfat. Pembuatan reagen dan perhitungan dapat dilihat pada lampiran 17.

Nama Kelompok : MUCHAMAD RONGGO ADITYA NRP M FIKRI FAKHRUDDIN NRP Dosen Pembimbing : Ir. IMAM SYAFRIL, MT NIP.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pemakaian bahan bakar minyak sebagai salah satu sumber energi. mengalami peningkatan yang signifikan sejalan dengan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III DATA DAN PEMBAHASAN

ANALISA PENGGUNAAN BAHAN BAKAR BENSIN JENIS PERTALITE DAN PERTAMAX PADA MESIN BERTORSI BESAR ( HONDA BEAT FI 110 CC )

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara

SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER 2 KIMIA KELAS X (SEPULUH) TP. 2008/2009

PENGHEMATAN BAHAN BAKAR SERTA PENINGKATAN KUALITAS EMISI PADA KENDARAAN BERMOTOR MELALUI PEMANFAATAN AIR DAN ELEKTROLIT KOH DENGAN MENGGUNAKAN METODE

Minyak Bumi. Proses pembentukan minyak bumi

Prarancangan Pabrik Isooktan dari Diisobutene dan Hidrogen dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

Materi Penunjang Media Pembelajaran Kimia Organik SMA ALKANA

Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Pertalite Terhadap Akselerasi Dan Emisi Gas Buang Pada Sepeda Motor Bertransmisi Otomatis

ANALISA PENGARUH CAMPURAN PREMIUM DENGAN KAPUR BARUS (NAPTHALEN) TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MESIN SUPRA X 125 CC

STUDI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK KINERJA SEPEDA MOTOR DENGAN VARIASI JENIS BAHAN BAKAR BENSIN

BAB II LANDASAN TEORI. didalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB 4 PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. 4.1 Pengujian Torsi Mesin Motor Supra-X 125 cc

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. M yang berupa cairan berwarna hijau jernih (Gambar 4.1.(a)) ke permukaan Al 2 O 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KAJIAN EKSPRIMENTAL PENGARUH BAHAN ADITIF OCTANE BOSTER TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MESIN DIESEL

BAB I PENDAHULUAN. campuran beberapa gas yang dilepaskan ke atmospir yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. gas nitrogen dan oksigen serta gas lain dalam jumlah yang sangat sedikit. Diantara

Jurnal FEMA, Volume 2, Nomor 1, Januari 2014

BAB II DASAR TEORI 2.1 Motor Bensin Prinsip Dasar Motor Bensin

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

PENGARUH VARIASI LARUTAN WATER INJECTION PADA INTAKE MANIFOLD TERHADAP PERFORMA DAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR DENGAN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap analisis pengaruh jenis bahan bakar terhadap unjuk kerja

SKRIPSI PENGARUH VARIASI RASIO KOMPRESI DAN PENINGKATAN NILAI OKTAN TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR EMPAT LANGKAH

1. Salah satu faktor yang menyebabkan senyawa karbon banyak jumlahnya adalah...

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4:1, MEJ 5:1, MEJ 9:1, MEJ 10:1, MEJ 12:1, dan MEJ 20:1 berturut-turut

berupa ikatan tunggal, rangkap dua atau rangkap tiga. o Atom karbon mempunyai kemampuan membentuk rantai (ikatan yang panjang).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran udara dewasa ini semakin memprihatinkan. Hal ini terlihat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

APAKAH LUMPUR DI SIDOARJO MENGANDUNG SENYAWA HIDROKARBON?

Selenoid valve 12 volt, suhu, torsi maksimum, daya maksimum, dan emisi gas buang

BAB 7 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR PADA RADIATOR TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN KADAR EMISI GAS BUANG DAIHATSU HIJET Suriansyah Sabaruddin 1)

I. PENDAHULUAN. aktifitas yang diluar kemampuan manusia. Umumnya mesin merupakan suatu alat

BAB I PENDAHULUAN. udara terbesar mencapai 60-70%, dibanding dengan industri yang hanya

Atom unsur karbon dengan nomor atom Z = 6 terletak pada golongan IVA dan periode-2 konfigurasi elektronnya 1s 2 2s 2 2p 2.

ANALISIS PERBANDINGAN KADAR GAS BUANG PADA MOTOR BENSIN SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIK (CDI) DAN PENGAPIAN KONVENSIONAL

KAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN MEDAN MAGNET TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN

BAHAN BAKAR BENSIN RAMAH LINGKUNGAN

PENGUJIAN EMISI GAS BUANG MOTOR BENSIN EMPAT TAK SATU SILINDER MENGGUNAKAN CAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM DENGAN ETANOL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kota lebih banyak mencerminkan adanya perkembangan

PENGARUH PEMANASAN AWAL GELAS BEKER PADA ANALISIS EXISTENT GUM ASTM D 381

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

83 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 DATA FISIK DAN KIMIA BBM PERTAMINA Data Fisik dan Kimia tiga jenis BBM Pertamina diperolah langsung dari PT. Pertamina (Persero), dengan hasil uji terakhir pada tahun 2007 untuk Premium dan Pertamax, dan 2015 untuk Pertalite. 4.1.1 Data Fisik dan Kimia BBM Pertamina Tabel 4.1 Spesifikasi BBM Pertamina No Karakteristik Satuan Premium Pertalite Pertamax Metode ASTM 1 Angka Oktana Riset RON 88.0 90.0 91.0 D 2699-86 2 Stabilitas Oksidasi (Periode Induksi) Menit min 360 min 360 min 480 D 525-99a 3 Kandungan Belerang % m/m max 0.05 max 0.05 max 0.05 D2622/D1266 4 Kandungan Timbal max max max gr/l (Pb) 0.013 0.013 0.013 D3237/D5069 5 Kandungan Phospor mg/l - D3231 99 6 Kandungan Logam mg/l - D3831-94 ilcp AES (merujuk 7 Kandungan Silikon mg/kg - metode in house dengan batas deteksi = 1mg/kg) 8 Kandungan Oksigen % m/m max 2.72 max 2.7 max 2.7 D4815-94a 9 Kandungan Olefin % v/v - D1319-99 10 Kandungan Aromatik % v/v Dilaporkan max 50.0 D1319-99 11 Kandungan Benzena % v/v D4420-94 max 5.0 D86-99a Lain

84 12 Distilasi : 10% vol penguapan 50% vol penguapan 90% vol penguapan Titik didih akhir Residu C C C C % v/v max 74 88-125 max 180 max 215 max 2.0 max 74 88-125 max 180 max 215 max 2.0 max 70 max 110 max 180 max 215 max 2.0 13 Sedimen mg/l max 1 max 1 D5452-97 mg/10 Unwashed Gum 14 0ml Max 70 max 70 D381-99 15 Washed Gum mg/10 0ml max 5 Max 5 max 5 D381-99 16 Tekanan Uap kpa max 62 45-69 45 60 D5191-99 / D323 17 Berat Jenis (Pada suhu 15 C) Kg/m 3 715 780 715 770 715 770 D4052-96 atau D1298 18 Korosi Bilah tembaga Merit Kelas I D130-94 19 Uji Doctor Negatif IP30 20 Belerang Mercaptan % max max max massa 0.002 0.002 0.002 D3227 21 Penampilan Visual Jernih & terang 22 Warna Merah Hijau Biru 23 Kandungan Pewarna g/100l 0.13 0.13 0.13 4.1.2 Definisi Berikut ini adalah penjelasan mengenai karakteristik pada BBM Pertamina : a. Angka Oktana Riset adalah ukuran atau kemampuan bahan bakar untuk menahan tekanan agar tidak terbakar dengan sendirinya atau bisa disebut titik nyala bahan bakar. Pegertian lainnya adalah kandungan bahan bakar itu sendiri, jika angka oktana riset nya 88 maka kandungan bahan bakar terdiri dari 88% isooktana dan 12% n-heptana. Dinyatakan dalam satuan RON. b. Stabilitas Oksidasi adalah lamanya Bahan bakar mampu menahan struktur kimia nya sebelum bahan bakar ter-oksidasi. Dinyatakan dalam satuan menit. c. Kandungan Belerang Belerang terdapat dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S), belerang bebas (S), merkaptan (R-SH, dengan R=gugus alkil), sulfida (R-S-R ), disulfida (R-S-S-R ) dan tiofen (sulfida siklik). Senyawa-senyawa belerang tidak dikehendaki karena : menimbulkan bau tidak sedap dan sifat korosif pada produk pengolahan, mengurangi efektivitas zat-zat bubuhan pada

85 produk pengolahan, meracuni katalis-katalis perengkahan, menyebabkan pencemaran udara (pada pembakaran bahan bakar minyak, senyawa belerang teroksidasi menjadi zat-zat korosif yang membahayakan lingkungan, yaitu SO2 dan SO3). d. Kandungan phosphor adalah jumlah senyawa phosphor didalam bahan bakar. Dinyatakan dalam satuan mg/l. e. Kandungan Logam Minyak bumi biasanya mengandung 0,001-0,05% berat logam. Kandungan logam yang biasanya paling tinggi adalah vanadium, nikel dan natrium. Logam-logam ini terdapat bentuk garam terlarut dalam air yang tersuspensi dalam minyak atau dalam bentuk senyawa organometal yang larut dalam minyak. Vanadium dan nikel merupakan racun bagi katalis-katalis pengolahan minyak bumi dan dapat menimbulkan masalah jika terbawa ke dalam produk pengolahan. f. Kandungan silicon adalah jumlah senyawa silicon didalam bahan bakar. Dinyatakan dalam satuan mg/kg. g. Kandungan Oksigen. Oksigen biasanya terikat dalam gugus karboksilat dalam asam-asam naftenat (2,2,6-trimetilsikloheksankarboksilat, C10H18O2) dan asam-asam lemak (alkanoat), gugus hidroksi fenolik dan gugus keton. Senyawa oksigen tidak menyebabkan masalah serius seperti halnya senyawa belerang dan senyawa nitrogen pada proses-proses katalitik. h. Kandungan olefin. Olefin adalah kelompok senyawa hidrokarbon tidak jenuh, CnH2n. Contohnya etilena (C2H4), propena (C3H6), dan butena (C4H8).

86 i. Kandungan Aromatik. Aromatik adalah hidrokarbon-hidrokarbon tak jenuh yang berintikan atom-atom karbon yang membentuk cincin benzen (C6H6). Contohnya benzen (C6H6), metilbenzen (C7H8), dan naftalena (C10H8). Minyak bumi dari Sumatera dan Kalimantan umumnya memiliki kadar aromat yang relatif besar. j. Kandungan Benzena. Benzena termasuk dalam aromatik. k. Kadungan Sedimen. Sedimen material atau pecahan dari batuan, mineral dan material organik yang melayang-layang di dalam air, udara, maupun yang dikumpulkan di dasar sungai atau laut oleh pembawa atau perantara alami lainnya. l. Tekanan Uap, adalah tekanan mutlak bahan bakar pada suhu 37,8 C, hal ini berpengaruh pada kemudahan mesin di nyalaka pada kondisi dingin.

87 4.2 HASIL UJI DAYA DAN TORSI MAKSIMUM Torque Daya Gambar 4.1 Grafik Daya dan Torsi Yamaha Mio M3 Hasil pengetesan daya dan torsi sepeda motor Mio M3 dapat dilihat pada grafik diatas. Grafik diatas menunjukan daya dan torsi sepeda motor Mio M3 dengan menggunakan tiga jenis bahan bakar yang berbeda. Jika dilihat dari hasil pengujian daya dan torsi maksimum sepeda motor Mio M3, terlihat jika menggunakan bahan bakar Pertamax RON 92 daya dan torsi yang didapatkan lebih tinggi jika dibandingkan dengan dua jenis bahan bakar yang lain. Berikut adalah penjelasan dari hasil uji tiap-tiap BBM. 4.2.1 Hasil Uji Daya dan Torsi Premium RON 88 Pada hasil pengujian daya dan torsi BBM Premium pada sepeda motor Yamaha Mio M3 di dapat hasil sebagai berikut : Tabel 4.2 Daya dan Torsi No Gasoline Daya Maksimum Torsi Maksimum 1 Pertamax RON 92 7.47 HP @6.760 rpm 7.88 N.M @6.425 rpm

88 2 Pertalite RON 90 7.42 HP @6.670 rpm 7.80 N.M @6.380 rpm 3 Premium RON 88 7.29 HP @6.650 rpm 7.81 N.M @6.340 rpm Yamaha Mio M3 yang menggunakan BBM Premium mampu mengeluarkan output daya maksimum sebesar 7,29 Horse Daya pada putaran mesin 6.650 rpm. Untuk output torsi yang dikeluarkan sebesar 7,81 N.M pada putaran mesin 6.380 rpm. Hasil ini didapat dari BBM Premium yang memiliki spesifikasi angka oktan 88, kandungan iso-oktana sebesar 88% dan sisanya mengandung heptane. Hasilnya daya lebih rendah 0,13 HP ; torsi lebih tinggi 0.01 NM jika dibandingkan dengan BBM Pertalite RON 90, dan daya lebih rendah 0,18 HP ; torsi lebih rendah 0,07 NM jika dibandingkan dengan BBM Pertamax RON 92. Kandungan iso-oktana yang rendah pada premium berpotensi menghasilkan ketidak mampuan mehanan kompresi tinggi pada putaran tinggi mesin, sehingga mengasilkan knocking dan menyebabkan daya dan torsi yang dihasilkan pun rendah. Hal tersebut juga dibuktikan pada puncak putaran mesin yang menghasilkan daya dan torsi maksimal, hasilnya lebih rendah jika dibandingkan dengan yang menggunakan BBM Pertalite dan Pertamax. Tabel 4.3 Komparasi puncak putaran mesin No BBM Rpm (Daya) Rpm (Torsi) 1 Premium RON 88 6.650 rpm 6.340 rpm 2 Pertalite RON 90 6.670 rpm 6.380 rpm 3 Pertamax RON 92 6.760 rpm 6.425 rpm 4.2.2 Hasil Uji Daya dan Torsi Pertalite RON 90 Pada hasil pengujian daya dan torsi BBM Pertalite pada sepeda motor Yamaha Mio M3 di dapat hasil sebagai berikut :

89 Tabel 4.4 Daya dan Torsi No Gasoline Daya Maksimum Torsi Maksimum 1 Pertamax RON 92 7.47 HP @6.760 rpm 7.88 N.M @6.425 rpm 2 Pertalite RON 90 7.42 HP @6.670 rpm 7.80 N.M @6.380 rpm 3 Premium RON 88 7.29 HP @6.650 rpm 7.81 N.M @6.340 rpm Yamaha Mio M3 yang menggunakan BBM Pertalite mampu mengeluarkan output daya maksimum sebesar 7,42 Horse Daya pada putaran mesin 6.670 rpm. Untuk output torsi yang dikeluarkan sebesar 7,80 N.M pada putaran mesin 6.380 rpm. Hasil ini didapat dari BBM Pertalite yang memiliki spesifikasi angka oktan 90, kandungan iso-oktana sebesar 90% dan sisanya mengandung heptane. Hasilnya daya lebih tinggi 0,13 HP ; torsi lebih rendah 0.01 NM jika dibandingkan dengan BBM Premium RON 88, dan daya lebih rendah 0,05 HP ; torsi lebih rendah 0,08 NM jika dibandingkan dengan BBM Pertamax RON 92. Dibandingkan dengan dua jenis BBM lainnya, angka RON pertalite berada di antara keduanya. Kemampuan BBM Pertalite menahan kompresi tinggi mesin cukup baik, terlihat dari hasil puncak putaran mesin yang lebih tinggi dibandingkan BBM Premium. Tabel 4.5 Komparasi Puncak Putaran Mesin No BBM Rpm (Daya) Rpm (Torsi) 1 Premium RON 88 6.650 rpm 6.340 rpm 2 Pertalite RON 90 6.670 rpm 6.380 rpm 3 Pertamax RON 92 6.760 rpm 6.425 rpm 4.2.3 Hasil Uji Daya dan Torsi Pertamax RON 92 Pada hasil pengujian daya dan torsi BBM Pertamax pada sepeda motor Yamaha Mio M3 di dapat hasil sebagai berikut :

90 Tabel 4.6 Daya dan Torsi No Gasoline Daya Maksimum Torsi Maksimum 1 Pertamax RON 92 7,47 HP @6.760 rpm 7,88 N.M @6.425 rpm 2 Pertalite RON 90 7.42 HP @6.670 rpm 7.80 N.M @6.380 rpm 3 Premium RON 88 7.29 HP @6.650 rpm 7.81 N.M @6.340 rpm Yamaha Mio M3 yang menggunakan BBM Pertamax mampu mengeluarkan output daya maksimum sebesar 7,47 Horse Daya pada putaran mesin 6.760 rpm. Untuk output torsi yang dikeluarkan sebesar 7,88 N.M pada putaran mesin 6.425 rpm. Pertamax mampu menghasilkan output Daya dan Torque tertinggi dibandingkan dengan dua jenis BBM lainnya yang turut di uji coba. BBM Pertamax yang memiliki angka oktan 92, yang artinya kandungan didalam nya terdapat iso-oktana 92% dan 8% untuk n-heptana, mampu memberikan output daya dan torsi pada puncak putaran mesin paling tinggi. Semakin tinggi kandungan iso-oktana dalam sebuah bahan bakar maka semakin tinggi pula ketahanan/titik nyala bahan bakar tersebut untuk menahan kompresi yang tinggi dari mesin, sehingga bahan bakar tidak terbakar sendiri akibat kompresi tinggi dan tidak mengakibatkan knocking yang dapat mengurangi daya dan torsi mesin. Tabel 4.7 Komparasi Puncak Putaran Mesin No BBM Rpm (Daya) Rpm (Torsi) 1 Premium RON 88 6.650 rpm 6.340 rpm 2 Pertalite RON 90 6.670 rpm 6.380 rpm 3 Pertamax RON 92 6.760 rpm 6.425 rpm

91 4.3 PERHITUNGAN DAYA MENGGUNAKAN RUMUS Jika disamakan dengan rumus daya, pada hasil Torsi dan Daya BBM Premium. Rumus : Daya (kw) = torsi (nm) x 2µ x putaran mesin (rpm)/60000 Diketahui : Torsi (Premium) = 7,81 Nm (torsi maksimum) Putaran mesin (rpm) = 6.650 rpm (rpm daya maksimum) maka : Daya (kw) = 7,81 Nm x 2 x 3,14 x 6.650 / 60000 = 5,436 kw à 5,436 kw x 1,341= 7,289 HP Konversi kw ke HP = daya (kw) x 1,341 Jika di bandingkan Daya hasil perhitungan = 7,289 HP dengan Daya hasil pengujian test Dyno 7,29 HP, hasilnya hampir 100% sesuai. No Gasoline Daya Maksimum Torsi Maksimum 1 Premium RON 88 7,29 HP @6.650 rpm 7,81 N.M @6.340 rpm

92 4.4 HASIL UJI EMISI GAS BUANG Dari hasil pengujian yang dilakukan, didaptkan data sebagai berikut : Tabel 4.8 Hasil Uji Emisi Gas Buang Jenis Bahan Bakar CO (%Vol) CO2 (%Vol) HC (ppm vol) O2 (%Vol) NOx (ppm vol) Premium RON 88 0,625 4,41 116 13,94 11 Pertalite RON 90 0,344 5,41 79 12,76 11 Pertamax RON 92 0,311 6,20 57 11,62 11 Dari data di atas untuk BBM Pertamax didapatkan hasil gas CO sebesar 0,311% vol, CO 2 sebesar 6,20 % vol, HC sebesar 57 ppm vol, O 2 sebesar 11,62 % vol, dan NOx 11 ppm vol. Perbedaan spesifikasi jika dibandingkan dengan dua jenis BBM lainnya yaitu Pertalite angka oktan 90, memiliki berat jenis yaitu max 770 kg/m 3. Untuk 10% vol penguapan, BBM Pertamax memiliki spesifikasi maksimal 70 C, hal tersebut mempengaruhi ke-homogenan campuran udara dengan bahan bakar. Campuran bahan bakar yang homogen mampu menghasilkan pembakaran yang lebih sempurna. Hal tersebut terbukti dengan daya dan torsi yang dihasilkan oleh pertamax lebih tinggi, untuk daya 0,05 HP dengan Pertalite ; 0,18 HP dengan Premium, dan Torsi 0,07 NM dengan Premium ; 0,08 NM dengan Pertalite. Data diatas menempatkan Pertamax sebagai BBM penghasil emisi gas buang terbaik.