BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini adalah upaya pembinaan yang. ditunjukkan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun

dokumen-dokumen yang mirip
NASKAH PUBLIKASI. SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S -1 Program Studi Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai pihak yaitu pemerintah, masyarakat, dan steakholder yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui. yang lebih lanjut.(yamin & Jamilah, 2012: 1)

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sangat menentukan bagi anak untuk mengembangkan seluruh. potensinya. Berdasarkan kajian dalam Ernawulan Syaodih dan Mubiar

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi. yang di selenggarakan di lingkungan keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan keluarga, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. tahun yang bertujuan untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. dalam perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

BAB I PENDAHULUAN. anak usia 0-6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebutuhan anak usia dini terlayani sesuai dengan masa. perkembangannya. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

PENDIDIKAN TPA & KB. Martha Christianti

Pendidikan TPA/ KB. Eka Sapti C

BAB I PENDAHULUAN. depan, jika pondasi lemah maka akan susah berharap bangunannya berdiri kokoh

BAB I PENDAHULUAN. yang sederajat) dan jalur pendidikan informal yang berbentuk pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14.

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Istilah kognitif sering kali dikenal dengan istilah intelek. Intelek

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA ANAK MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK ANAK KELOMPOK B DI TK TELADAN PPI KUWUNGSARI SRAGEN TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam UU RI NO.20 TH 2003 adalah:

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan orang lain baik yang lebih muda usianya, teman sebaya. Kanak-kanak kelompok B antara 5 6 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai salah satu syarat tujuan pembangunan. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. apabila ingin memenuhi kebutuhan anak dan memenuhi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. cepat di berbagai aspek perkembangannya dalam rentang perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia anak-anak merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah seorang laki-laki ataupun perempuan yang belum dewasa

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Artinya, pendidikan diharapkan dapat membuat manusia menyadari

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009

I. PENDAHULUAN. perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini adalah usia emas dimana anak memiliki karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan mendapat perhatian yang luar biasa terutama di negara-negara maju,

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan manusia yang memiliki karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa Pendidikan. Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. adanya pendidikan yang memadai untuk putra-putrinya, terlebih pada saat

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya fitrah yang suci. Sebagaimana pendapat Chotib (2000: 9.2) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 butir 1 tentang Sistem. Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

I. PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas, Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Anak adalah aset bangsa yang paling berharga. Karena anak adalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemerintah. Utamanya untuk Pendidikan anak Usia Dini. Menurut UU

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dalam perkembangannya,

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum memasuki

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan atau golden age (Slamet. Suyanto, 2005: 6). Oleh karena itu pendidikan pada masa ini merupakan

Oleh : Badru Zaman, M.Pd PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

PENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BERHITUNG DI TK GIRIWONO 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Anak bukanlah orang dewasa mini. Anak memiliki cara tersendiri untuk. lebih bereksplorasi menggunakan kemampuan yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini menurut NAEYC (National Association Educational

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Berdasarkan penelitian Benyamin S. Bloon (1992)

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan agar pribadi anak berkembang secara optimal. Tertunda atau

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi. Salah satu bentuk. pendidikan Taman Kanak-kanak (PP No.27 Tahun 1990).

BAB I PENDAHULUAN. melalui jalur pendidikan formal (Taman Kanak Kanak, Raudhatul Athfal,

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga

BAB I PENDAHULUAN. proses perubahan untuk membangunmanusia bermutu. Becker (Jasmansyah,

BAB I PENDAHULUAN. mulia serta ketrampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Anak Usia Dini adalah pendidikan yang diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang memberikan kesempatan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. (Pasal 1 UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003). Dari bagian-bagian itu tidak

I. PENDAHULUAN. mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang mampu mengembangkan akademik

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perubahan tidak akan terjadi dan tujuan tidak akan tercapai. Pendidikan

BAB I PANDAHULUAN. kehidupan selanjutnya dan memiliki sejumlah karakteristik tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah proses pembinaan tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan masa yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 1 : 14).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia yang unggul merupakan aset yang paling berharga bagi

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa. Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa :

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini adalah upaya pembinaan yang ditunjukkan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian stimulasi pendidikan agar membantu perkembangan, pertumbuhan baik jasmani maupun rohani sehingga anak memiliki kesiapan memasuki pendidikan yang lebih lanjut. (Martinis, 2013 : 1). Dalam Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukkan kepada anak sejak lahir sampai dengan enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Terdapat dua pendidikan pada Anak Usia Dini, yaitu pendidikan formal dan pendidikan non formal. Penyelengaraan PAUD jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak Kanak (TK) atau Raudhatul Athfal (RA). Sedangkan penyelengaraan PAUD jalur pendidikan non formal berbentuk Taman Penitipan Anak (TPA), Kelompok Bermain (KB) dan bentuk lain yang sederajat, menggunakan 1

2 program untuk anak usia 2 4 tahun dan 4 6 tahun. (Permediknas No. 58 Tahun 2009). Pendidikan Anak Usia Dini pada jalur formal berbentuk Taman Kanak Kanak (TK) atau Raudhatul Athfal (RA). Taman Kanak Kanak (TK) merupakan salah satu bentuk pendidikan anak usia dini. Di dalamnya terdapat Garis Garis Besar Program Kegiatan Belajar (GBPKB), bahwa Taman Kanak Kanak didirikan untuk mengetahui secara mendalam tentang kegiatan yang direncanakan untuk dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu, dalam rangka melekatkan dasar dasar pengembangan diri anak usia TK. Tujuannya adalah membantu anak mengembangkan berbagai potensi baik spikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai nilai agama, sosial, emosional, kognitif, bahasa, fisik motorik, kemandirian, dan seni untuk siap memasuki jejang pendidikan selanjutnya. (Mansur, 2007: 127 128). Taman Kanak Kanak (usia 4 6 tahun) merupakan masa peka bagi anak, dimana anak mulai sensitif untuk menerima berbagai upaya perkembangan seluruh potensi anak. Masa peka adalah masa terjadinya pematangan fungsi fungsi fisik dan spikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Dimana masa ini merupakan masa untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial emosional, konsep diri, kemandirian, seni, moral, dan nilai nilai agama. (Diknas 2005 dalam Martinis 2013 : 22). Oleh sebab itu suasana

3 belajar, strategi, dan stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan anak agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal. (Martinis, 2013 : 22). Permediknas No. 58 Tahun 2009 Standar PAUD terdiri atas empat kelompok, yaitu : (1) Standar tingkat pencapaian perkembangan; (2) Standar pendidik dan tenaga kependidikan; (3) Standar isi, proses, dan penilaian; (4) Standar sarana dan prasarana, pengelolaan dan pembiayaan. Permediknas No. 58 Tahun 2009 Standar tingkat pencapaian perkembangan menggambarkan pertumbuhan dan perkembangan yang diharapkan dicapai anak pada rentang usia tertentu. Perkembangan anak berlangsung secara berkesinambungan yang berarti bahwa tingkat perkembangan yang dicapai pada tahap yang diharapkan meningkat secara kuantitatif maupun kualitatif pada tahap perkembangan selanjutnya. Aspek yang dikembangkan dalam perkembangan anak usia taman kanak kanan adalah bidang pengembanganpembiasaan meliputi moral dan nilai nilai agama, sosial, emosional, dan kemandirian, serta bidang pengembangan kemampuan dasar yang dimiliki anak meliputi bahasa, kognitif, fisik motorik, dan seni. (Purwaningsih, 2011 : 13 14). Dalam mengembangkan lima aspek bidang pengembangan guru mengunakan pembelajaran bermain sambil belajar merupakan cara yang baik untuk mengembangkan kemampuan anak. Pada prinsipnya bermain

4 mengandung rasa senang dan lebih mementingkan proses daripada hasil akhir. Bermain sebagai cara pembelajaran yang disesuaikan dengan perkembangan dan kemampuan kognitif anak, yaitu berangsur angsur dikembangkan dari bermain sambil belajar menjadi belajar sambil bermain. Oleh karena itu dalam memberikan kegiatan belajar pada anak harus memperhatikan tahap tahap perkembangan anak, alat bermain, metode yang digunakan, waktu dan tempat serta teman bermain. (Mansur, 2007 : 133 134). Dalam kegiatan belajar sambil bermain dapat mengembangkan lima aspek bidang pengembangan salah satunya bidang pengembangan kemampuan kognitif anak. Kemampuan kognitif anak merupakan perubahan perkembangan secara natural pada anak bukan ditentukan oleh faktor genetik dan hanya mereprestasikan cara berfikir anak yang menyeluruh. Menurut Piaget, anak secara konstan mengeksplorasi, serta memanipulasi lingkungan, dan membangun struktur baru yang lebih elaboratif. (Fridani) dkk., 2003 : 3.4). Kemampuan kognitif anak melalui bermain memilki fungsi dan manfaat yang sangat penting bagi perkembangan anak. Bermain bukan hanya kesenangan belaka, namun sudah menjadi suatu kebutuhan yang harus terpenuhi. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi maka kelak jika anak itu dewasa akan ada sesuatu yang kurang dari dirinya dibandingkan dengan anak yang tercukupi kebutuhan bermainnya.

5 Bermain secara langsung akan mempengaruhi seluruh aspek perkembangan anak. Melalui bermain pula, anak akan mulai mencipta, berimajinasi, bereksplorasi dengan bebas tanpa adanya paksaan dari orang lain. (Astuti, 2010 : 1). Sujiono (2009 : 225) kegiatan pembelajaran melalui bermain eksplorasi dalam kegiatan pembelajaran ini dilakukan stimulator atau guru untuk menggali sebanyak banyaknya perilaku yang muncul dari anak agar semua potensi yang tersembunyi dapat segera muncul sesuai dengan masa peka atau perkembangan yang ditunjukkan oleh masing masing anak. Bermain eksplorasi di dalam kegiatan ini adalah anak bebas mengisi gelas dengan biji bijian yang telah disediakan oleh guru sebagai usaha meningkatkan kemampuan kognitif anak. Dalam usaha peningkatan kemampuan kognitif anak guru mempunyai peranan penting. Oleh karena itu hendaknya seorang guru memilih metode dalam pembelajaran yang mengoptimalkan perkembangan anak dan dapat mengurangi kebosanan anak. Melalui beberapa metode yang dapat dipilih guru untuk disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan anak dan sesuai dengan kemampuan anak. Selain itu guru juga harus dapat melakukan perubahan yang kreatif, inovatif, aktif, menyenangkan, dan bermakna bagi anak untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

6 Berdasarkan observasi awal permasalahan kognitif anak kelompok A TK Pertiwi Segaran Delanggu Klaten rendah maka salah satu cara untuk dapat meningkatkat kemampuan kognitif anak melalui bermain eksplorasi. Dengan bermain eksplorasi secara tak langsung anak dapat mengeluarkan gagasan gagasan yang ada pada dirinya sehingga anak dapat memperoleh pengetahuan kognitif yang lebih kongkrit. Bermain eksplorasi tentunya juga perlu teknik pembelajaran yang bervariasi untuk mengurangi kebosan anak dalam kegiatan supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Teknik bermain ekplorasi yang digunakan adalah membedakan konsep penuh kosong melalui mengisi gelas dengan biji bijian. Teknik tersebut untuk mengetahui kemampuan kognitif anak satu dengan anak yang lain. Atas dasar permasalahan tersebut maka peneliti terdorong untuk melakuka penelitian dengan judul Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Melalui Bermain Eksplorasi Pada Anak Kelompok A di TK Pertiwi Segaran Delanggu Klaten Tahun Ajaran 2013 / 2014. B. Indentifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat didefinisikan masalah sebagai berikut : 1. Rendahnya kemampuan kognitif pada anak karena kurangnya stimulasi dalam bermain eksplorasi.

7 2. Pengunaan model pembelajaran yang kurang menarik yang digunakan guru dalam pembelajaram bermain ekplorasi. 3. Pemilihan materi pembelajaran peningkatan kemampuan kognitif yang kurang sesuai dengan kemampuan anak. C. Pembatasan Masalah Kemampuan kognitif dibatasi pada pembelajaran membedakan konsep penuh kosong melalui mengisi gelas dengan biji bijian (kacang tanah, kedelai, jagung) untuk meningkatkan cara berfikir anak. D. Perumusan Masalah Apakah melalui bermain eksplorasi dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak kelompok A di TK Pertiwi Segaran Delanggu Klaten Tahun Ajaran 2013 / 2014. E. Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum Untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak melalui bermain eksplorasi. b. Tujuan Khusus Untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak melalui bermain eksplorasi pada anak kelompok A di Tk Pertiwi Segaran Delanggu Klaten Tahun Ajaran 2013 / 2014.

8 F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini secara umum dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan di bidang Pendidikan Anak Usia Dini terutama pada peningkatan kemampuan kognitif anak kelompok A. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru 1) Sebagai masukan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi pada anak dalam pembelajaran membedakan konsep penuh kosong. 2) Sebagai tambahan informasi dalam meningkatkan kemampuan kognitif anak. 3) Membantu guru dalam mengatur lingkungan belajar anak. 4) Membantu guru dalam membuat perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. 5) Mempermudah guru dalam memberi bantuan ketika anak belum berada pada tahap perkembangan yang umumnya dicapai oleh kelompok usia sebayanya. b. Bagi anak

9 Supaya anak dapat meningkatkan kemampuan kognitif dengan media dan sumber belajar dari guru, teman, orang tua dan lingkungan sekitar. c. Bagi sekolah Sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam mendidik anak.