BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sesuai dengan norma norma dan nilai nilai sosial dan saling

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran sebagai penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya. Menurut Kridalaksana

I. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan lainnya. Manusia pasti menggunakan bahasa untuk

BAB I PENDAHULUAN. kesehariannya manusia saling membutuhkan interaksi dengan sesama untuk

1. PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang arbitrer yang dipergunakan oleh masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekitar, sosial budaya, dan juga pemakaian bahasa. Levinson

BAB I PENDAHULUAN. sedang mengalami perubahan menuju era globalisasi. Setiap perubahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi atau alat interaksi yang digunakan oleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi keinginannya sebagai mahluk sosial yang saling berhubungan untuk

BAB I PENDAHULUAN. langsung. Hubungan langsung akan terjadi sebuah percakapan antarindividu

BAB I PENDAHULUAN. yaitu bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa lisan dan bahasa tulis salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, konsep, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai

BAB I PENDAHULUAN. interaksi sosial antara orang satu dengan yang lainnya. Dalam. komunikasi dibutuhkan alat komunikasi agar hubungan antarmanusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial manusia memerlukan alat komunikasi antar

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dan perguruan tinggi pasti terdapat tenaga kependidikan. Dalam tenaga

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain, Bahasa adalah

ANALISIS TINDAK TUTUR TIDAK LANGSUNG TIDAK LITERAL ANTARA PEMBELI DENGAN PENJUAL BUAH DI MOJOSONGO, SURAKARTA

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN. Tesis ini membahas tentang pelanggaran maksim-maksim prinsip

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kartun sebagai bentuk komunikasi grafis yang menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32)

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah pemikiran rancangan suatu karya dasar yang ada diluar bahasa

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk. konvensi (kesepakatan) dari masyarakat pemakai bahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi baik secara lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. interaksi jual-beli. Hal ini dapat ditemukan dalam setiap transaksi jual-beli di

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis dan bahasa lisan. Variasi bahasa tulis tidak sedinamis variasi bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk sosial, di dalam dirinya

BAB I PENDAHULUAN. merupakan produk dari suatu kalimat dalam kondisi tertentu dan. wacana. Tindak tutur dapat pula disebut tindak ujar.

BAB I PENDAHULUAN. tutur. Kegiatan berinteraksi antara penutur dan mitra tutur dapat berupa dialog

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesopanan merupakan adat sopan santun, tingkah laku (tutur kata) yang baik

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DAN DAYA PRAGMATIK PADA IKLAN PRODUK KOSMETIK DI TELEVISI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial diharuskan saling berkomunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan kegiatan yang menjadi konteks dan tempat tuturan itu tejadi.

BAB I PENDAHULUAN. lambang berupa bunyi yang bersifat sewenang-wenang (arbitrer) yang dipakai oleh

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan sebuah alat komunikasi. Alat komunikasi tersebut digunakan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra karena di dalamnya terdapat media untuk berinteraksi antara

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan mengkaji tentang proses penyampaian dan penerimaan. informasi. Melalui bahasa kita dapat menyampaikan pendapat atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA WACANA OPERA VAN JAVA DI TRANS 7

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk menjaga kesopanan dalam bertutur atau mengucapkan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Wujud pragmatik imperatif dipilih sebagai topik kajian penelitian ini karena di dalam kajian dapat

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki fungsi yang terpenting yaitu sebagai alat komunikasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. tuturanlisan adalah media elektronik, seperti televisi dan radio. Adapun, untuk

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam berkomunikasi, sebagai salah satu kegiatan utama manusia alam

I. PENDAHULUAN. universal. Anderson dalam Tarigan (1972:35) juga mengemukakan bahwa salah

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

KESANTUNAN DAN FUNGSI PRAGMATIK WACANA TANYA JAWAB KONSULTASI REMAJA RUBRIK DEAR MBAK PIPIET KORAN SUARA MERDEKA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan melalui bahasa. Di dunia terdapat bermacam-macam bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi bisa terjadi apabila ada korelasi yang baik antara penutur dan

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA DI KALANGAN MAHASISWA DALAM BERINTERAKSI DENGAN DOSEN DAN KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan

PRAGMATIK. Penjelasan. Sistem Bahasa. Dunia bunyi. Dunia makna. Untuk mengkaji pragmatik... Contoh-contoh sapaan tersebut...

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tingkah laku sosial (social behavior) yang dipakai dalam komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. masalah dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan penelitian. Tujuan penelitian ini

ANALISIS BENTUK TINDAK TUTUR PADA NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE-LIYE. Naskah Publikasi

ANALISIS PESAN BAHASA KELUHAN WARGA DESA PILANG KECAMATAN RANDUBLATUNG KABUPATEN BLORA SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahasa mereka, atau bahasa-bahasa mereka bila mereka berbahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Mereka saling berinteraksi dengan orang di sekitarnya maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sarana komunikasi, maka segala yang berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana dalam Chaer, 2003:

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dilahirkan di dalam dunia sosial yang harus bergaul dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa pada prinsipnya merupakan alat untuk berkomunikasi dan alat

IMPLIKATUR PERCAKAPAN MAHASISWA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS ANDALAS. Tinjauan Pragmatik. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan alat pertukaran informasi. Namun, kadang-kadang

APPENDIX I. Koesioner

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan. Keberadaan bahasa ditengah-tengah manusia sangatlah berperan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. digunakan sebagai alat komunikasi oleh masyarakat untuk menunjang

BAB I PENDAHULUAN. beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengkaji makna dalam hubungannya dengan situasi-situasi ujar.

TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA PERCAKAPAN PARA TOKOH OPERA VAN JAVA DI TRANS7. Naskah Publikasi Ilmiah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesantunan dalam berbahasa di lingkungan masyarakat dan sekolah sangatlah penting, karena dengan bertutur dan berkomunikasi dengan santun dapat menjaga nilai diri sebagai makhluk sosial, pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Agar kita dapat hidup bersama sama dalam masyarakat dan diterima oleh masyarakat tersebut, maka kita juga harus dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sesuai dengan norma norma dan nilai nilai sosial dan saling menghormati yang dianut oleh masyarakat tersebut termasuk diantaranya nilai kesantunan dalam berbicara. Penelitian tentang kesantunan sangatlah penting, seperti yang dikemukakan (Prayitno dalam Riyanto, 2011: 2) bahwa penelitian kesantunan itu pada dasarnya mengkaji penggunaan bahasa dalam suatu masyarakat bahasa tertentu. Kesalahan-kesalahan dalam berbahasa sering terjadi dalam proses komunikasi dan interaksi antara manusia satu dengan lainnya. Interaksi itu dapat terjadi pada proses pembelajaran. Kesalahan-kesalahan berbahasa tersebut sering terjadi karena disegaja maupun tidak disengaja yang dilakukan oleh Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Sibolga. Adapun contoh bahasa yang disengaja oleh siswa dalam kegiatan diskusi dapat kita lihat pada contoh dialog berikut ini. 1

2 Contoh bahasa yang disengaja oleh siswa dalam diskusi sebagai berikut: Siswa (1) : Hei Anto, da siap kau disuruh ibu guru maju kedepan! Siswa (2) : Untuk apa? Siswa (3) : Kau lupa kita hari ini disuruh ibu guru untuk maju kedepan untuk memperkenalkan diri. Siswa (2) : Oh ia aku lupa Siswa (1) : Kog kau bisa lupa itukan PRnya sudah lama dikasih ibu guru. Siswa (3) : Entah nih si anto ini lupa aja kerja ni terus, tak ada pun kerjanya di rumah. Siswa (2) : Maaf deh teman-teman, lain kali aku nggak akan lupa lagi soal PR kita. Dari contoh penggalan dialog di atas dapat dilihat sering sekali siswa menggunakan bahasa-bahasa yang tidak sopan. Adapun penggunaan bahasa yang tidak sopan sebagai berikut: penggunaan bahasa kau, kog, entah ni, nggak. Contoh bahasa yang tidak di sengaja oleh siswa dalam diskusi sebagai berikut: Siswa (1) : Eeh sini dulu kau pauk! Siswa (2) : Apa sih! Siswa (3) : Ngomong apa sih klen kog bising kali! Siswa (1) : Suka-suka kamilah mau ngomong apa, kog marah kau! Siswa (2) : Entah nih ikut campur aja Dari contoh penggalan dialog di atas dapat kita lihat sering sekali siswa menggunakan bahasa-bahasa yang tidak sopan. Adapun penggunaan bahasa yang tidak sopan sebagai berikut: penggunaan bahasa pauk, kau, kog, bising kali, sukasuka kamilah, entah ni. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Manusia mempergunakan bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi. Berbahasa berkaitan dengan pemilihan jenis kata, lawan bicara, waktu dan tempat diperkuat dengan cara pengungkapan yang menggambarkan nilai nilai budaya masyarakat. Dewasa

3 ini, masyarakat sedang mengalami perubahan menuju era globalisasi. Setiap perubahan masyarakat melahirkan konsekuensi-konsekuensi tertentu yang berkaitan dengan nilai dan moral, termasuk pergeseran bahasa dari bahasa santun menuju kepada bahasa yang tidak santun. Kesantunan berbahasa terkait langsung dengan norma yang dianut oleh masyarakatnya. Jika masyarakat menerapkan norma dan nilai secara ketat, maka berbahasa santun pun menjadi bagian dari kebiasaan masyarakat. Dalam kaitan dengan pendidikan, maka masyarakat yang menjunjung tinggi nilai kesantunan akan menjadi berbahasa santun sebagai bagian penting dari proses pendidikan, khususnya pendidikan persekolahan. Pembelajaran di kelas merupakan salah satu peristiwa tutur yang dapat diamati. Peristiwa tutur ini melibatkan peran aktif guru dan siswa dalam berinteraksi. Seorang guru diharapkan dapat menyampaikan idenya secara singkat, jelas, lengkap dan benar, serta tertata, sedangkan siswa diharapkan dapat berkomunikasi dengan baik sebagai respon terhadap apa yang disampaikan oleh guru. Kualitas, kuantitas, relevansi, dan kejelasan pesan akan terganggu jika guru dan siswa kurang memerhatikan hal tersebut. Hal ini akan berakibatkan tidak maksimalnya berkomunikasi yang dilakukan sehingga interaksi menjadi kurang efektif. Dalam berkomunikasi akan terjadi interaksi jika ada yang bertanya dan yang menjawab, ada yang meminta dan ada yang memberi, ada yang memerintah dan ada yang melakukan, ada yang memberi tahu dan ada yang menanggapi, dan sebagainya (Sumarsono dalam Yuni, 2004: 706). Sebuah interaksi sosial akan

4 terjalin dengan baik jika syarat-syarat tertentu terpenuhi, salah satunya adalah kesadaran akan bentuk sopan santun. Bentuk sopan santun dapat diungkapkan dengan berbagai hal. Salah satu penanda sopan santun adalah penggunaan bentuk pronominal dalam percakapan (Kushartanti dalam Yuni, 2005: 706). Sopan santun berbahasa disebut pula tata krama berbahasa atau etiket berbahasa. Dasar terciptanya sopan santun berbahasa adalah sikap hormat penutur kepada mitratutur yang terwujud dalam penggunaan bahasanya. Sopan santun berbahasa merupakan sikap hormat penutur kepada mitratutur yang diwujudkan dalam tuturan yang sopan dilahirkan dari sikap yang hormat pula. (Suwadji dalam Yuni, 2013: 707) mengemukakan bahwa sopan santun berbahasa adalah seperangkat prinsip yang disepakati oleh masyarakat bahasa untuk menciptakan hubungan yang saling menghargai antara anggota masyarakat pemakai bahasa yang satu dengan anggota yang lain. Bentuk lain dari sopan santun adalah pengungkapan suatu hal dengan cara tidak langsung. Salah satu bentuk ketidaklangsungan dapat ditemukan di dalam maksud yang tersirat di dalam suatu ujaran. Di dalam hal ini, ketidaklangsungan mensyaratkan kemampuan seseorang untuk menangkap maksud yang tersirat, misalnya menanggapi sebuah kalimat yang diujarkan orang lain sebagai sebuah perintah. Maksud yang terkandung di dalam ujaran itu disebut implikatur (Kushartanti dalam Yuli, 2013: 707). Memahami apa yang terjadi di dalam sebuah percakapan, misalnya, kita perlu mengetahui siapa saja yang terlibat di dalamnya, bagaimana hubungan dan jarak sosial di antara mereka, atau status relatif di antara mereka. Pembicaraan di

5 dalam percakapan juga harus berusaha agar apa yang dikatakannya relevan dengan situasi di dalam percakapan itu, jelas dan mudah dipahami oleh pendengarnya. Sehingga orang lain juga dapat menangkap maksud tersirat yang terkandung di dalam ujaran tersebut. Kegiatan berbahasa dengan santun sangatlah bermanfaat dalam proses interaksi dalam berbagai kegiatan komunikasi yang santun, maka berjalannya komunikasi akan terasa membosankan dan menyedihkan bahkan membuat lawan tutur menjadi marah, dari sekian banyak interaksi komunikasi yang terjadi melalui kegiatan berbahasa, komunikasi yang santun merupakan hal yang sangat penting dalam memperoleh pengetahuan yang maksimal. Seseorang dikatakan santun apabila dalam berkomunikasi bisa (1) menjaga suasana perasaan lawan tutur, (2) mempertemukan perasaan dengan perasaan lawan tutur, (3) menjaga agar tuturan dapat diterima oleh lawan tutur, (4) menjaga posisi lawan tutur (Chaer dalam Zahid, 2015: 2). Berdasarkan contoh percakapan Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Sibolga, pada saat kegiatan diskusi kelas sering ditemui kesalahan-kesalahan dalam berbahasa siswa. Di dalam berkomunikasi umumnya ada yang memperhatikan aspek kesantunan berbahasa tetapi ada juga yang tidak. Saat para siswa melakukan kegiatan berdiskusi dalam proses pembelajaran di kelas, beberapa di antaranya ada yang tidak memperhatikan kesantunan dalam berbahasa. Masih terlihat kesalahan dalam pemilihan kata dan cara berdiskusi yang santun ketika di dalam kelas. Tuturan yang dipakai terkadang berupa sindiran, ejekan, atau bantahan yang dapat menyinggung perasaan orang lain. Oleh karena itu, melalui

6 keterampilan berbicara pada mata pelajaran bahasa Indonesia, dapat digunakan untuk melatih kesantunan berbahasa siswa ketika melakukan kegiatan berdiskusi atau berbicara kepada orang lain. Dengan penjelasan di atas tersebut peneliti tertarik untuk meneliti kesantunan berbahasa oleh Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Sibolga dilihat dari prinsip kesantunan dan relevansinya pada pembelajaran bahasa. 1.2 Fokus Penelitian Untuk mempermudah dalam mengadakan penelitian, maka permasalahan dalam penelitian ini perlu difokuskan secara terperinci hal ini dilakukan agar masalah dalam penelitian ini lebih terarah. Berdasarkan hal di atas, maka fokus penelitian ini adalah Prinsip Kesantunan dalam Diskusi dan Relevansinya pada Pembelajaran Bahasa Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Sibolga. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dipaparkan di atas, masalah yang akan dijawab dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut. 1. Prinsip kesantunan apakah yang digunakan oleh siswa dalam diskusi? 2. Bagaimana kesantunan berbahasa dalam diskusi oleh siswa berdasarkan prinsip kesantunan? 3. Mengapa prinsip kesantunan itu digunakan dalam diskusi? 4. Apakah prinsip kesantunan dalam diskusi itu ada relevansinya pada pembelajaran bahasa?

7 1.4 Tujuan Penelitian Sejalan dan sekaitan dengan masalah penelitian di atas, tujuan penelitian ini dapat dibedakan atas tujuan umum dan tujuan khusus. Kedua tujuan tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut. 1.4.1 Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini ialah menemukan, mendeskripsikan, dan menganalisis penggunaan bahasa yang dilakukan oleh siswa dalam berdiskusi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada guru dan siswa bahwa penggunaan bahasa semestinya mengikuti aturan yang ada. Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan, yaitu siapa mitra tuturnya, topik apa yang sedang dibicarakan, dan di mana mereka melakukan komunikasi. 1.4.2 Tujuan Khusus Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mendeskripsikan prinsip kesantunan yang digunakan oleh siswa dalam diskusi. (2) Mendeskripsikan kesantunan berbahasa dalam disukusi oleh siswa berdasarkan prinsip kesantunan. (3) Mendeskripsikan prinsip kesantunan digunakan dalam diskusi. (4) Mendeskripsikan prinsip kesantunan dalam diskusi itu ada relevansinya pada pembelajaran bahasa.

8 1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperoleh data dan informasi yang dapat dipergunakan untuk menguji kesantunan berbahasa siswa di lingkungan sekolah, sehingga penelitian ini dapat memberi manfaat baik secara teoretis maupun secara praktis. Secara rinci manfaat teoretis dan praktis tersebut disampaikan berikut ini: 1.5.1 Manfaat Teoretis Secara teoretis penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: (1) Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan terutama dalam bidang Pragmatik khususnya dalam kajian kesantunan berbahasa. (2) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk melaksanakan penelitian lainnya. (3) Bermanfaat bagi ilmu pengetahuan pada bidang pendidikan bahasa Indonesia yang berkaitan dengan masalah kesantunan berbahasa.

9 1.5.2 Manfaat Praktis Sedangkan secara praktis Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Bagi peserta didik, hasil penelitian ini dapat membantu peserta didik meningkatkan kesantunan berbahasa di lingkungan sekolah pada saat proses pembelajaran bahasa. (2) Bagi Guru, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu bahan masukan bagi guru dalam proses pembelajaran di kelas. (3) Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pengambilan kebijakan sekolah berkaitan dengan bahan ajar.