PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUPANG NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUPANG,

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PASIR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASIR NOMOR 9 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 17 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 17 TAHUN 2001 PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 18 TAHUN 2000 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1649);

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 38 SERI D

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOBA SAMOSIR NOMOR: 9 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DES DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 4 TAHUN 2008 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR: 4 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA NOMOR 01 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA / KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN SE KABUPATEN JEMBRANA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 17 TAHUN 2002 TENTANG

Perda No. 5 / 2002 tentang Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan Di Desa dan atau Kelurahan. PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2002

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 08 TAHUN 2002 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 32 TAHUN 2001 SERI D NOMOR 4 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 32 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUPANG NOMOR 13 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUPANG

PERATURAN DAERAH NOMOR 17 TAHUN 2000

PERATURAN DESA KLARI KECAMATAN KLARI KABUPATEN KARAWANG NOMOR. TAHUN Tentang : LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

BUPATI BANYUMAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 13 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA ADAT DAN/ATAU KEMASYARAKATAN DI DESA

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 18 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN (LPMK) DI KOTA MALANG

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 18 TAHUN 2002

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2003 NOMOR 4 SERI D

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 8 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT,

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 06 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1649);

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN RUKUN TETANGGA DALAM DAERAH KOTA BONTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR : 3, TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 8 TAHUN 2007 T E N T A N G PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN BUPATI BARITO KUALA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 10 TAHUN 2001 PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 9 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA ( BPD ) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA PEMPERDAYAAN MASYARAKAT

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PERATURAN DESA KIARASARI NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA KIARASARI

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

PERATURAN DESA NANGGUNG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA NANGGUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2007 NOMOR 10 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR : 10 TAHUN 2007 T E N T A N G

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR: 10 TAHUN 2000 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA PEKON (APBP) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR 10 TAHUN 2000 T E N T A N G ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA PEKON (APBP)

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 28 TAHUN 2001 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT

KEPALA DESA SIPAYUNG KECAMATAN SUKAJAYA KABUPATEN BOGOR PERATURAN DESA SIPAYUNG NOMOR 04 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 10 TAHUN 2001 PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG

WALIKOTA SAWAHLUNTO PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA DI KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 18 TAHUN 2000 SERI D NOMOR SERI 13

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Lembaga Kemasyarakatan.

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA/KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 7 TAHUN 2002 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 3 Tahun : 2017

TAHUN : 2005 NOMOR : 06

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 64 TAHUN 1999 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGATURAN MENGENAI DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERDAYAAN PELESTARIAN, PENGEMBANGAN ADAT ISTIADAT DAN KEDAMANGAN

NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI MUSI RAWAS,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI FLORES TIMUR,

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA BANJARMASIN

SALINAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 9 TAHUN 2004 SERI : E PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 10 TAHUN 2000 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 12 TAHUN 2001 T E N T A N G PERATURAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N K E N D A L NOMOR 20 TAHUN 2000 SERI D NOMOR 19

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR : 5 TAHUN 2000 T E N T A N G SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

LEMBARAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR 20 SERI D. 20 =================================================================

Transkripsi:

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUPANG NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUPANG, Menimbang : Dalam rangka upaya pemberdayaan masyarakat Desa untuk mempercepat perencanaan, dan pelaksanaan pembangunan Desa, dibutuhkan satu wahana yang berfungsi menggerakkan kepentingan masyarakat, maka dipandang perlu untuk menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Kupang tentang Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan di Desa. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1655); 2. Undang-undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II dalam wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Timur (Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1649); 3. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintaha Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);

4. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 63 Tahun 1999 tentang Petunjuk Pelaksanaan dan Penyesuaian Peristilahan dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan Kelurahan; 5. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 1999 tentang Pedoman Umum Pengaturan Mengenai Desa; 6. Peraturan Daerah Kabupaten Kupang Nomor 13 Tahun 2000 tentang Pembentukan Badan Perwakilan Desa; 7. Peraturan Daerah Kabupaten Kupang Nomor 16 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa; Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KUPANG, MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUPANG TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: a. Daerah adalah Kabupaten Kupang. b. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta perangkat daerah otonom yang lain sebagai badan eksekutif daerah. c. Kepala Daerah adalah Bupati Kupang. d. Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan

masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan nasional dan berada di Daerah Kabupaten. e. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai Perangkat Daerah Kabupaten dan daerah Kota. f. Tugas pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada daerah dan Desa dan dari daerah ke Desa untuk melaksanakan tugas tertentu yang disertai pembiayaan, sarana dan prasarana serta sumber daya manusia dengan kewajiban melaporkan pelaksanaannya dan mempertanggungjawabkannya kepada yang menugaskan. g. Pemerintahan Desa adalah kegiatan pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Desa dan Badan Perwakilan Desa. h. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dan Perangkat Desa. i. Badan Perwakilan Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah Badan Perwakilan yang terdiri atas pemuka-pemuka masyarakat yang ada di Desa yang berfungsi mengayomi adat istiadat, membuat Peraturan Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat, serta melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan desa. j. Lembaga kemasyarakatan Desa adalah lembaga yang tumbuh dari, oleh dan untuk masyarakat, merupakan wahana partisipasi masyarakat dalam pembangunan di Desa dan menjadi mitra pemerintahan Desa dalam aspek perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan. BAB II TUJUAN DAN FUNGSI LEMBAGA KEMASYARAKATAN Pasal 2 (1). Pembentukan lembaga kemasyarakatan bertujuan untuk memberdayaan masyarakat dalam pembangunan desa.

(2). Lembaga Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud ayat (1) berkedudukan di Desa dan dapat dibentuk sesuai dengan kebutuhan Desa yang ditetapkan dengan Peraturan Desa. (3). Lembaga Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud ayat (2) tumbuh dari, oleh dan untuk masyarakat, merupakan wahana partisipasi masyarakat dalam pembangunan di Desa dan menjadi mitra Pemerintah Desa dalam aspek perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan. Pasal 3 Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 mempunyai fungsi sebagai berikut: a. Sebagai wahana partisipasi masyarakat dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan. b. Menggali, memanfaatkan potensi dan menggerakkan swadaya gotong royong masyarakat dalam pembangunan. c. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat. d. Membina dan menggerakkan potensi pemuda untuk pembangunan. e. Meningkatkan peranan wanita dalam mewujudkan keluarga sejahtera. f. Membina kerjasama antar lembaga yang ada dalam masyarakat untuk pembangunan. g. Menanamkan pengertian dan kesadaran masyarakat agar menjaga kestabilan pelaksanaan pembangunan desa dan secara dini turut serta bersama-sama mengatasi apabila ada permasalahan yang terjadi. BAB III BAGIAN PERTAMA NAMA, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA

Pasal 4 Nama, Susunan Organisasi, Tata Kerja serta wewenang dan kewajiban Lembaga Kemasyarakatan tersebut lebih lanjut disesuaikan dengan kondisi desa masingmasing. BAGIAN KEDUA KEANGGOTAAN PENGURUS Pasal 5 (1). Pembentukan Badan Lembaga Kemasyarakatan dan keanggotaannya dimusyawarahkan dan dimufakatkan oleh Pemerintah Desa dengan pemukapemuka masyarakat di Desa. (2). Hasil musyawarah sebagaimana dimaksud ayat (1) oleh Kepala Desa disampaikan kepada Badan Perwakilan Desa untuk mendapat persetujuan, kemudian ditetapkan dalam Peraturan Desa. Pasal 6 (1). Yang dapat menjadi anggota Lembaga Kemasyarakatan adalah warga negara Republik Indonesia yang : a. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. b. Setia dan taat kepada Pancasila dan UUD 1945. c. Berkelakuan baik, jujur, adil, cakap, berwibawa dan penuh pengabdian terhadap masyarakat. d. Sebagai penduduk desa dan bertempat tinggal tetap di Desa yang bersangkutan. e. Mempunyai kemampuan dan kemauan untuk bekerja dan membangun. f. Bukan perangkat desa atau anggota Badan Perwakilan Desa. (2). Jumlah anggota Lembaga Kemasyarakatan sebanyak-banyaknya 20 (dua puluh) orang dengan susunan kepengurusan sebagai berikut: a. Ketua b. Wakil Ketua c. Sekretaris

d. Bendahara e. Ketua Saksi yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan. (3). Masa bakti Pengurus Lembaga Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan 5 (lima) tahun dan dapat dipilih kembali untuk sekali masa jabatan berikutnya. Pasal 7 (1). Pengurus berhenti/diberhentikan karena: a. Meninggal dunia b. Mengundurkan diri c. Pindah tempat tinggal dan menjadi penduduk desa lainnya. d. Berakhir masa baktinya. e. Tidak memenuhi lagi syarat-syarat sebagai anggota pengurus f. Tidak sedang menjalani hukuman badan (2). Pengurus yang diberhentikan karena alasan-alasan sebagaimana tersebut pada ayat (1) dapat diganti dengan pengurus yang selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah disepakati secara bersama-sama dengan pemerintah dan tokoh-tokoh masyarakat. BAGIAN KETIGA TATA KERJA Pasal 8 (1). Lembaga Kemasyarakatan yang dibentuk berkewajiban membina hubungan kerja dengan lembaga kemasyarakatan lain di Desa guna memberdayakan masyarakat dalam pembangunan. (2). Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Lembaga Kemasyarakatan selalu berkoordinasi dengan Kepala Desa.

Pasal 9 (1). Dalam melaksanakan tugas para anggota Pengurus Lembaga Kemasyarakatan mengutamakan azas musyawarah untuk mufakat dengan memperhatikan prinsip keterpaduan, prioritas dan transparan. (2). Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud ayat (1): a. Ketua bertanggung jawab kepada Kepala desa dan b. Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara dan Ketua-ketua Seksi bertanggung jawab kepada Ketua. BAB IV TUGAS DAN FUNGSI PENGURUS Pasal 10 (1). Ketua mempunyai tugas sebagai Pimpinan dan Penanggung Jawab Lembaga Kemasyarakatan. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Ketua mempunyai fungsi: a. Memimpin dan mengendalikan semua kegiatan. b. Melaksanakan koordinasi terhadap seksi-seksi dengan Pemerintah Desa. c. Membina kader-kader pembangunan, Seksi-seksi maupun kelompokkelompok masyarakat. (2). Wakil ketua mempunyai tugas: a. Melaksanakan tugas-tugas tertentu yang diberikan oleh Ketua. b. Melaksanakan tugas dan fungsi Ketua, apabila Ketua sedang berhalangan. (3). Sekretaris mempunyai tugas membantu Pimpinan dalam menyelenggarakan administrasi dan pelayanan. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Sekretaris mempunyai fungsi: a. Menyelenggarakan administrasi umum. b. Melaksanakan tugas-tugas tertentu yang diberikan oleh Ketua. (4). Bendahara mempunyai tugas menyelenggarakan administrasi keuangan termasuk benda-benda bergerak atau tidak bergerak dan menyimpan uang. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bendahara mempunyai fungsi: a. Menyelenggarakan pembukuan, penyusunan laporan keuangan dan menyimpan uang.

b. Mengadakan pencatatan swadaya gotong royong masyarakat yang dinilai dengan uang. (5). Ketua-ketua Seksi mempunyai tugas memimpin dan mengendalikan Seksi masing-masing. Dalam melaksanakan tugas tersebut dalam ayat (1) Ketua-ketua Seksi mempunyai tugas: a. Menyusun rencana pembangunan sesuai bidang masing-masing. b. Menyelenggarakan kegiatan pembangunan sesuai dengan rencana. c. Melakukan koordinasi dengan Seksi-seksi lain untuk terwujudnya keserasian pelaksanaan pembangunan d. Mengendalikan kelompok-kelompok kerja yang dibentuk berdasarkan wilayah dan jenis kegiatan. e. Mengadakan pengawasan terhadap kegiatan bidang masing-masing. f. Mengikuti perkembangan dan mencatat segala kegiatan dalam jenisnya. g. Mengadakan evaluasi terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan. h. Menyusun laporan secara berkala. i. Memberikan saran dan pendapat kepada Ketua. j. Menyelenggarakan tugas-tugas tertentu yang diberikan oleh Ketua. Pasal 11 (1). Kelompok-kelompok kerja dapat dibentuk berdasarkan pembagian atau jenis kegiatan. (2). Setiap kelompok kerja hanya melaksanakan jenis kegiatan bersangkutan. (3). Kelompok-kelompok kerja tersebut dikoordinasikan oleh Seksi-seksi bidang tugas masing-masing Seksi. BAB V PEMBINAAN DAN PEMBIAYAAN Pasal 12 (1). Dalam rangka memberdayakan lembaga kemasyarakatan, dinas/instansi yang memiliki program/proyek dalam batas-batas untuk dapat menyerahkan pelaksanaannya kepada Desa.

(2). Kepala Desa selaku pembina langsung Lembaga Kemasyarakatan bersangkutan, hasilnya dilaporkan kepada Badan Perwakilan Desa, bahan pertanggung jawaban Kepala Desa setiap akhir tahun anggaran. (3). Camat atas nama Bupati selaku Pembina Program mengadakan kerjasama dengan instansi terkait yang mempunyai kegiatan/tugas pembangunan desa. Pasal 13 (1). Sumber dana Lembaga Kemasyarakatan di Desa diperoleh dari: a. Swadaya masyarakat baik berupa uang maupun tenaga. b. Bantuan Pemerintah, Pemerintah Propinsi, Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Desa. c. Bantuan lain yang sah dan tidak mengikat. (2). Pengelolaan dana dimaksud ayat (1) dilakukan oleh Bendaharawan diprogramkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa. BAB VI KETENTUAN PERALIHAN Pasal 14 (1). Selama belum ditetapkannya instruksi, petunjuk atau pedoman pelaksanaan yang baru mengenai Lembaga Kemasyarakatan yang ada di Desa dan masa transisi pasca pelaksanaan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 maka Organisasi yang telah tumbuh dan berkembang di masyarakat seperti LKMD dan PKK tetap melaksanakan tugas sebagaimana biasa. (2). Ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (1) yang bertentangan dan atau tidak sesuai dengan Peraturan Daerah ini diadakan penyesuaian. Pasal 15 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Bupati.

BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 16 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan, pengundangan Peraturan Daerah dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Kupang. Ditetapkan di : Kupang Pada tanggal : 28 Juni 2001 BUPATI KUPANG DRS. IBRAHIM AGUSTINUS MEDAH Diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Kupang Nomor : 313 Seri D No. 303 Tanggal: 7 Juli 2001 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KUPANG BARNABAS B. NDJURUMANA, SH PEMBINA UTAMA MUDA NIP. 620016018

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUPANG NOMOR: 11 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN I. UMUM Bahwa untuk kelancaran roda pemerintahan Desa/Kelurahan yang berdaya guna dan berhasil guna dan dalam upaya memberdayakan masyarakat Desa serta menuju perencanaan pembangunan desa, maka sangatlah perlu membentuk Lembaga Kemasyarakatan Desa. Pembentukan lembaga kemasyarakatan di Desa merupakan mitra dari Pemerintah Desa dalam aspek perencanaan dan pengendalian pembangunan yang bertumpu pada masyarakat. Bahwa sehubungan dengan hal-hal tersebut diatas maka perlu untuk menetapkan peraturan daerah tentang pembentukan lembaga kemasyarakatan di Desa. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 s/d pasal 16: cukup jelas.

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUPANG NOMOR : 11 TAHUN 2001 TANGGAL : 28 JUNI 2001 BAGAN STRUKTUR ORGANISASI LEMBAGA KEMASYARAKATAN LURAH/ KEPALA DESA KETUA WAKIL KETUA SEKRETARIS BENDAHARA SEKSI-SEKSI POKJA POKJA POKJA POKJA POKJA POKJA BUPATI KUPANG DRS. IBRAHIM AGUSTINUS MEDAH